PT PP Properti Tbk. ( Perseroan )

dokumen-dokumen yang mirip
- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

30 Juni 31 Desember

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

PEMBELI SIAGA. PT Danareksa Sekuritas (Terafiliasi)

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

PT PP PROPERTI Tbk INVESTOR SUMMIT. Jakarta, 10 November

30 September 31 Desember Catatan

PT Fortune Mate Indonesia Tbk. Materi Paparan Publik dalam rangka HUT pencatatan saham fmii Surabaya, 23 Juni 2016

PT Fortune Mate Indonesia Tbk. Materi Paparan Publik dalam rangka HUT Pencatatan Saham FMII Surabaya, 9 Juni 2017

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/9/PBI/2017 TENTANG PENERBITAN DAN TRANSAKSI SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

PT Fortune Mate Indonesia Tbk. Materi Paparan Publik dalam rangka HUT Pencatatan Saham FMII Surabaya, 26 Juni 2018

PROSPEKTUS RINGKAS. Berkedudukan Di Jakarta Timur, Indonesia

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.08/2017 TENTANG

Kuartal III 2015 TINS Membukukan Kenaikan Pendapatan 17,95% YoY

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar,

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Kamus Istilah Pasar Modal

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Nilai Nominal Rp100,- per saham Sebelum Penawaran Umum. Setelah Penawaran Umum Keterangan Jumlah Nilai % Jumlah Nilai Jumlah Saham

LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI DAERAH

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS V ( PUT V ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD )

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2016 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Efisiensi dan Strategi yang Tepat Berbuah Kinerja Positif pada Semester I-2015

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROSPEKTUS RINGKAS. PT PP PROPERTI Tbk.

Yth. Pengurus Dana Pensiun di Indonesia

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

Laba PT TIMAH (Persero) Tbk Naik sebesar 141% pada Laporan Keuangan s/d Kuartal III Tahun 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

FAQ TERKAIT SURAT BERHARGA KOMERSIAL (SBK)

No Pembiayaan OJK selain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga berasal dari Pungutan dari Pihak. Sebagai pelaksanaan dari

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT J RESOURCES ASIA PASIFIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Manunggal yang bergerak di bidang property developer, didirikan. Alam Sutera Realty Tbk pada 19 September 2007.

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /POJK. /2015 TENTANG

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

2016, No Harta Wajib Pajak ke dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Penempatan pada Instrumen Investasi di Pasar Keuangan dala

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

PT LIPPO SECURITIES Tbk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN I INDOMOBIL FINANCE TAHAP I TAHUN 2012

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

. ( Perseroan ) INDIKASI STRUKTUR Emiten : ( Perseroan ) Nama Emisi : Medium Term Notes XV PP Properti Tahun 2022 (selanjutnya disebut MTN ) Jumlah : Sebanyak-banyaknya sebesar Rp850.000.000.000,- (delapan ratus lima puluh miliar Rupiah) Jangka Waktu : 3 (tiga) tahun Kisaran Kupon : 9,0% - 9,5% per tahun Peringkat MTN : Perseroan telah memperoleh rating hasil pemeringkatan MTN dari PT Kredit Rating Indonesia (KRI) A (Single A) Pembayaran bunga : Setiap 3 (tiga) bulan dengan basis 30/360 Rencana Penggunaan Dana : Akan ditentukan kemudian Metode Penetapan Harga : Penawaran Awal (bookbuilding) Agen Pembayaran : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Konsultan Hukum : Tumbuan & Partners Wali Amanat : PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk Notaris : Vita Cahyojati, Sarjana Hukum, Magister Humaniora Dokumentasi : Transaksi terdokumentasi secara lengkap dengan persyaratan yang baku untuk transaksi ini sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 30/POJK.04/2019 tentang Penerbitan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk yang dilakukan Tanpa Melalui Penawaran Umum. INDIKASI JADUAL No AKTIVITAS HARI TANGGAL 1 Periode Bookbuilding - Mulai Jumat 17-Jun-22 2 Periode Bookbuilding - Selesai Jumat 1-Jul-22 3 Finalisasi Kupon dan Struktur MTN Jumat 1-Jul-22 4 Pembayaran dari Investor ke Arranger Kamis 14-Jul-22 5 Pembayaran dari Arranger ke Emiten Jumat 15-Jul-22 6 Distribusi MTN secara elektronik (KSEI) Jumat 15-Jul-22 Catatan: Indikatif masih dapat berubah sesuai dengan kesiapan dokumen dan review oleh KSEI dan OJK. SEKILAS MENGENAI PERSEROAN Perseroan melakukan kegiatan usahanya sebagai salah satu divisi PT PP (Persero) Tbk. sejak tahun 1991 dan menjadi sebuah entitas pada tahun 2013. Perseroan merupakan salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia, mengembangkan berbagai proyek termasuk proyek internal maupun melalui joint venture dengan pihak ketiga, baik dengan pihak swasta maupun pihak Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ). Perseroan saat ini fokus terhadap pengembangan hunian bertingkat di segmen menengah, peningkatan pendapatan berulang (recurring income), peningkatan lahan baru di berbagai daerah strategis. Proyek-proyek Perseroan mengkombinasikan variasi residensial, perkantoran, retail, trade centre, dan bisnis hotel, yang pada umumnya fokus dalam penjualan properti residensial, tetapi masih mempertahankan kepemilikan dan kegiatan operasional dari properti perkantoran, retail, trade centre, dan bisnis hotel 1

Perseroan memiliki target konsumen yang bervariasi, mulai dari masyarakat yang berpenghasilan rendah sampai kelas atas, yang disesuaikan dengan masing-masing properti yang dikembangkannya. Perseroan memfokuskan pada penawaran properti yang meningkatkan kenyamanan dan kesehatan hidup konsumen, dengan berbagai fasilitas dan inovasi lainnya, dengan konsep Beyond Space. Perseroan adalah Perusahaan Anak dari PT PP (Persero) Tbk., perusahaan BUMN yang bergerak di bidang properti, infrastruktur, investasi, energi, konstruksi, Engineering Procurement Construction ( EPC ), pra-cetak dan peralatan. Berdiri pada tahun 1953, PT PP (Persero) Tbk. merupakan salah satu perusahaan konstruksi dan investasi terbesar di Indonesia, berpengalaman dalam konstruksi bangunan bertingkat, pembangkit listrik, jembatan, jalanan, sistem irigasi, dan pelabuhan laut di Indonesia. PT PP (Persero) Tbk. telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2010. Pada Oktober 2013, sebagai hasil dari Restrukturisasi PT PP (Persero) Tbk, Perseroan telah mengukuhkan diri menjadi perusahaan properti yang mandiri. Kegiatan usaha Perseroan terbagi atas 3 (tiga) segmen yaitu Residensial, Komersial dan Hospitality. Berdasarkan akta perubahan susunan kepengurusan terakhir Perseroan, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen Direksi Direktur Utama Direktur Pengembangan Bisnis & HCM Direktur Keuangan Direktur Operasi : Agus Purbianto : Aryanto Sutadi : Wahyu Indro W : Yuyus Juarsa : Fajar Saiful Bahri : Deni Budiman : Daniel Rinsani Pakpahan 2

Struktur Kepemilikan Perseroan dan Anak Usaha Shareholders Employees Cooperative PT PP Republic ofindonesia Public 0.03% 51.00% 48.97% Employee Cooperative of PTPP Shareholders Public 8.51% 5.33% 64.96% 0.06% 21.14% PT GSN 99.99% PT HKM 99.00% PT PPP 97.50% PT JPRO 49.00% PT SPRO 49.00% PT APRO 49.00% PT PGI 15.00% PT SC 10.00% PT JRB 10.00% PT GPR 99.00% PT PBAD 80.00% PT PPSJ 80.00% PT MPA 49.00% PT PRIA 40.00% PT HKI 25.00% PT PPSB 10.00% PT MPCS 4.68% PT LRC 70.00% PT PPSM 60.00% PT WSS 55.00% PT PJR 52.60% KETERANGAN: SUBSIDIARIES PT GSN : PT Gitanusa Sarana Niaga PT HKM : PT Hasta Jresimandiri PT PPSJ : PT PPRO Sampurna Jaya PT PBAD : PT PPRO BIJB Aerocity Develomment PT WSS : PT Wisma Seratus Sejahtera PT PJR : PT PP Property Jababeka Residence PT LRC : PT Limasland Realty Cilegon PT GPR : PT Grahaprima Realtindo PT PPP : PT Pekanbaru Permai Propertindo ASSOCIATES PT JPRO : PT Jababeka PP Properti PT SPRO : PT Sentul PP Properti PT APRO : PT Aryan Pembangunan Perumahan Properti PT PRIA : PT Perusahaan Resort Indonesia Amerika PT HKI : PT Hotel Karya Indonesia PT MPA : PT Mikroland Payon Amartha OTHERS PT PGI : PT Pankarya Grahatama Indonesia PT SC : PT Sinergi Colomadu PT MPCS : PT Mitracipta Polasarana PT JRB : PT Jasamarga Restarea Batang PT PPSB : PT Pembangunan Perumahan Sinergi Banjaratma 3

Pengendali Perseroan adalah PT PP (Persero) Tbk sebesar 64,96%. Struktur permodalan Perseroan per November 2019 adalah sebagai berikut Nilai Nominal Rp25,- per saham Keterangan Jumlah Nilai Nominal Jumlah Saham (lembar) (Rp) % Jumlah Modal Dasar 146.112.960.000 3.652.824.000.000 100,00 Modal Ditempatkan dan Disetor - PT PP (Persero) Tbk. 40.063.119.098 1.001.577.977.450 64,96 - PT Asuransi Jiwasraya (Persero) 5.247.243.770 131.181.094.250 8,51 - PT Asabri (Persero) 3.284.680.836 82.117.020.900 5,32 - Masyarakat 13.080.628.179 327.015.704.475 21,21 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 61.675.671.883 1.541.891.797.075 100,00 Saham Dalam Portepel 84.437.288.117 2.110.932.202.925 STRATEGI USAHA PERSEROAN Berorientasi pada security dan stability Berkomunikasi secara online tatap muka (video call) Keputusan keuangan sangat bergantung pada rekomendasi online 27,94% GenZ 8-23Tahun 10,88% Post GenZ < 7 Tahun 270,2 Jiwa 1,87% Pre-Boomer >75 years Berorientasi pada job security Komunikasi ideal adalah komunikasi tatap muka. Telepon atau e-mail bila diperlukan Membuat keputusan keuangan tatap muka, namun mulai bergeser ke online 11,56% Baby Boomer 56-74 Tahun 21,88% GenX 40-55 Tahun Berorientasi pada work-life balance Berkomunikasi melalui pesan singkat atau e-mail Membuat keputusan keuangan online tatap muka bila ada waktu Karakteristik millenial yang menjadi emerging market saat ini serta perubahan customer behavior post-pandemic menjadi tantangan dan peluang perusahaan properti untuk menyesuaikan produk serta strategi pemasarannya: Apartment & LandedHouse Rumah tapak lebih diminati daripada apartemen. Adapun masa depan konstruksi rumah tapak adalah modular house Hotel Mayoritas wisatawan cenderung memilih akomodasi yang lebih luxury seperti hotel bintang 3 ke atas, villa atau resort yang dianggap lebih aman dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat Mall Office Keunggulan Kompetitif 25,87% Milenial 24-39 Tahun Berorientasi pada freedom dan flexibility Berkomunikasi secara pesan online (chat) Membuat keputusan keuangan tatap muka Omnichannel strategy akan menjadi standar industri dan menjadi mainstream strategy pasca pandemi, seiring dengan masifnya konsumen yang berbelanja online dan naiknya tuntutan seamless digital experience Dikarenakan remote and flexible working, pasar serviced office dan coworking space diperkirakan akan menjadi alternatif. Kedepannya, hybrid office diperkirakan dapat menjadi alternatif lainnya.. Keunggulan bersaing Perseroan yang utama terletak pada faktor-faktor berikut: a. Dukungan kuat dari PT PP (Persero) Tbk, perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia; b. Portofolio properti berlokasi strategis menjamin keterhubungan dan keleluasaan akses; c. Komitmen terhadap inovasi untuk penawaran produk yang terdiferensiasi kepada konsumen; dan d. Rekam jejak manajemen yang solid serta jaringan hubungan baik yang mapan. Strategi Usaha Tujuan dari Perseroan adalah untuk memperkuat posisi Perseroan sebagai Perseroan pengembang nasional yang terkemuka dan berkelanjutan serta berdaya saing global, serta fokus pada pengembangan hunian bertingkat untuk segmen menengah dan meningkatkan pendapatan berulang (recurring income). Untuk mencapai tujuannya, Perseroan menerapkan strategi usaha berikut, yaitu: a. Memanfaatkan hubungan kerja sama PT PP (Persero) Tbk dengan pelanggannya untuk mendapatkan akses kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki lahan di daerah strategis, terutama perusahaan BUMN, dengan menawarkan solusi pengembangan properti yang lengkap melalui kerjasama strategis; b. Melakukan strategi penetrasi pasar dengan fokus pada segmen pasar menengah dan selektif terhadap pasar kelas atas; 4

c. Fokus pada hunian bertingkat untuk segmen menengah di area infrastruktur yang sangat intensif dan meningkatkan pendapatan berulang (recurring income); d. Strategi pertumbuhan tiap lini bisnis Perseroan: Residensial: memprioritaskan pengembangan di lahan milik sendiri, menjadi master developer dan cashflow leadership; Hospitality: Pengembangan dilahan milik sendiri, sebagai inhouse operator yang kuat dan strategic partnership; Komersial: Pengembangan dilahan milik sendiri yang terintegrasi dengan kawasan residensial dan strategic partnership; Kantor: Strategic partnership dengan land owner yang telah memiliki captive market. e. Melakukan strategi diversifikasi produk dengan terus berinovasi dalam meningkatkan penawaran produk berkonsep beyond space kepada konsumen; dan f. Efisiensi biaya proyek-proyek Perseroan dengan memanfaatkan skala, keahlian dan relasi dengan perusahaan induk yaitu PT PP (Persero) Tbk. PROSPEK USAHA Sejak tahun 1991 hingga saat ini, baik pada saat Perseroan masih menjalankan fungsinya sebagai Divisi Properti dari PT PP (Persero) Tbk hingga menjadi perusahaan properti sebagai hasil dari Proses Restrukturisasi, saat ini Perseroan telah mengembangkan sekitar 50 (lima puluh) proyek pada ketiga segmen yang terdiri dari 33 (tiga puluh tiga) proyek residensial, 11 (sebelas) proyek komersial dan 6 (enam) proyek hospitality. Proyek-proyek yang dikembangkan oleh Perseroan sampai November 2019 adalah sebagai berikut: RENCANA PEMBANGUNAN LUAS TANAH LUAS LANTAI BANGUNAN LUAS AREA YANG DIJUAL/DISEWA (APART + RETAIL) JUMLAH UNIT (APARTEMEN) NO NAMA PROYEK LOKASI MULAI SELESAI (M2) (M2) (M2) A PROYEK REALTI WILAYAH JABODETABEK 1 GRAND KAMALA LAGOON BEKASI a TOWER EMERALD 2014 2018 8.274 109.395 70.332 1.621 b TOWER BARCLAY 2015 2018 12.830 116.007 63.928 1.904 c TOWER VICTORIA 2017 2020 3.088 42.127 26.946 1.111 d TOWER ISABELA 2017 2020 5.199 16.961 14.636 639 e TOWER VERTUE 2019 2021 3.687 28.097 20.251 943 2 GUNUNG PUTRI SQUARE BOGOR a TOWER PINUS 2015 2017 2.980 27.952 20.873 927 b TOWER PALEM 2016 2018 2.821 28.117 21.642 865 c RUKO 2017 2020 6.108 5.220 5.220 29 LUAS AREA YANG RENCANA LUAS LUAS LANTAI DIJUAL/DISEWA NO NAMA PROYEK LOKASI PEMBANGUNAN TANAH BANGUNAN JUMLAH UNIT (APART + RETAIL) (APARTEMEN) MULAI SELESAI (M2) (M2) (M2) A PROYEK REALTI 3 THE AYOMA SERPONG a TOWER WEST 2017 2020 3.423 36.420 19.121 341 b TOWER EAST 2024 2026 3.127 33.493 17.586 313 4 EVENCIIO DEPOK 2017 2020 4.913 59.567 38.452 1.240 5 RIVERVIEW RESIDENCE JABABEKA a.1 TOWER (MAHAKAM) 2016 2019 1.280 26.532 20.539 935 a.2 RUKO MAHAKAM 2018 2019 2.964 2.964 39 1.404 a.3 KIOSK MAHAKAM 2017 2019 1.283 256,51 35 b.1 TOWER (BENGAWAN) 2021 2023 1.931 31.030 20.696 874 b.2 RUKO BENGAWAN 2022 2023 2.000 2.000 20 960 b.3 KIOSK BENGAWAN 2022 2023 1.306 442 45 6 VERDURA SENTUL a TOWER EAST 2018 2021 3.333 39.116 22.951 601 7 GREEN PARK TERRACE CILEGON a TOWER 1 2018 2021 5.388 42.500 33.498 1.022 8 LOUVIN - JATINANGOR SUMEDANG a TOWER 1 2017 2021 4.413 34.072 22.206 720 9 MA-ZHOJI DEPOK a TOWER MA 2020 2022 2.148 30.727 19.709 664 b TOWER SHOJI 2019 2022 2.505 27.700 15.859 685 WILAYAH JABAR. JATENG & DIY 1 PAYON AMARTHA SEMARANG 5

a AMARTHA RESIDENCE 2015 2020 19.455 6.136 6.136 74 b AMARTHA VIEW 1 2016 2020 4.788 33.313 21.408 800 c AMARTHA VIEW 2 2022 2024 3.917 34.291 21.646 800 2 THE ALTON SEMARANG a TOWER 1 2017 2020 1.425 27.006 15.425 666 b TOWER 2 2017 2020 1.425 28.151 15.425 665 c TOWER 3 2017 2021 1.425 27.331 15.979 678 3 TANA BABARSARI JOGJA a TOWER ABIYASA 2018 2021 2.091 10.568 7.476 293 4 GRAND ANILA KERTAJATI a TOWER 1 2019 2021 14.573 68.865 40.251 845 WILAYAH JATIM & WIL. TIMUR 1 APARTEMENT PAVILION PERMATA (APP) SURABAYA a APP 1 2013 2015 1.865 13.500 8.756 334 b APP 2 2015 2017 2.385 19.530 13.107 521 2 GRAND SUNGKONO LAGOON SURABAYA a TOWER VENETIAN 2014 2017 5.700 54.971 31.455 516 b TOWER CASPIAN 2017 2020 3.619 68.346 40.820 539 c TOWER ORLIN 2019 2022 7.312 103.567 73.787 1.009 d TOWER 4 (Hotel) 2022 2024 9.962 30.102 17.674 225 GRAND 3 DHARMAHUSADA LAGOON SURABAYA a TOWER OLIVE 2015 2020 4.687 58.078 35.782 948 b TOWER QUIVER 2020 2024 4.428 54.709 35.468 859 4 GRAND SHAMAYA SURABAYA a TOWER AUBREY 2017 2021 3.329 51.074 34.514 409 b TOWER RISHLEY 2019 2022 3.329 48.711 32.455 382 5 BEGAWAN MALANG a TOWER 1 2017 2020 10.955 55.384 29.939 959 6 WESTOWN VIEW SURABAYA a TOWER LA CHIVA 2018 2021 4.363 50.645 31.210 936 b TOWER SANDBRIDGE 2018 2022 4.430 44.392 32.637 968 7 GRAND SAGARA SURABAYA a TOWER ADRIATIC 2018 2023 3.494 52.132 34.970 1040 NO NAMA PROYEK LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN LUAS TANAH LUAS LANTAI BANGUNAN NLA MULAI SELESAI (M2) (M2) (M2) B PROYEK KOMERSIAL 1 KAZA CITY SURABAYA 2017 2019 7.630 28.838 18.067 2 LAVE BEKASI BEKASI 2015 2018 17.601 35.404 20.867 3 LAVE SUNGKONO SURABAYA 2017 2019 5.844 29.198 19.468 4 BALIKPAPAN OCEAN SQUARE (BOS) BALIKPAPAN 2016 2018 28.000 50.250 31.182 C PROYEK HOTEL 1 PARK HOTEL JAKARTA 2008 2009 3.332 12.723 156 2 PRIME PARK HOTEL BANDUNG 2011 2012 3.552 12.931 127 3 SWISS-BELHOTEL BALIKPAPAN 2011 2012 3.163 18.695 233 4 PRIME PARK HOTEL PEKANBARU 2014 2016 4.964 15.264 151 5 PALM PARK HOTEL SURABAYA 2017 2019 7.761 10.420 101 6 PRIME PARK HOTEL LOMBOK - MATARAM 2018 2020 6.100 17.303 164 Sebaran Land Bank dan Lokasi Project - Lebih dari 30 projects tersebar di Indonesia 6

Medan Pekanbaru Balikpapan Serpong Jakarta Bekasi Padang Bandung Semarang Bengkulu Surabaya Lampung Lombok Cilegon Depok Bogor Kertajati Bali Yogyakarta Malang FAKTOR RISIKO Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha dan laba Perseroan apabila tidak diantisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Beberapa risiko di bawah ini yang dapat mempengaruhi usaha serta laba yang dihasilkan Perseroan diurutkan berdasarkan bobot dari yang tertinggi hingga bobot yang terendah, adalah sebagai berikut: A. Risiko Yang Berhubungan Dengan Kegiatan Usaha Perseroan Dan Perusahaan Anak 1. Risiko fluktuasi pada industri properti di Indonesia dan faktor lainnya yang berada diluar kendali Perseroan Sejumlah faktor di luar kendali Perseroan, termasuk kinerja pasar properti Indonesia pada umumnya, tingkat pengangguran, ketersediaan dana, suku bunga, indeks kepercayaan konsumen dan permintaan produk properti, baik ritel, kantor atau perumahan, pada dasarnya tidak dapat diprediksi dan mungkin dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan kondisi ekonomi global dan lokal pada umumnya. Setiap penurunan kondisi pasar industri properti di Indonesia, atau faktor eksternal lainnya, mungkin memiliki bahan dampak negatif terhadap kegiatan bisnis, pendapatan, hasil operasi dan prospek usaha Perseroan. 1. Perseroan menghadapi risiko umum yang terkait dengan pengembangan dan investasi pada industri properti Properti pada umumnya tidak likuid sehingga hal ini membatasi kemampuan pengembang atau pemilik untuk mengkonversi aset dalam bentuk properti menjadi aset tunai dalam waktu singkat dengan konsekuensi bahwa aset tersebut dijual dengan harga diskon untuk menjamin penjualan dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Kondisi tidak likuid ini juga membatasi kemampuan Perseroan dalam pengelolaan portofolio sebagai tanggapan atas terjadinya perubahan kondisi ekonomi atau kondisi lainnya. Selain itu, Perseroan mungkin dapat menghadapi kesulitan dalam memperoleh pembiayaan tepat waktu dan secara komersial menguntungkan bagi Perseroan atas transaksi pinjaman berbasis aset dengan jaminan berupa properti, akibat tidak likuidnya properti tersebut atau adanya berbagai pembatasan yang dikenakan terhadap pinjaman Perseroan. 7

Kegiatan Perseroan juga dapat dipengaruhi oleh perubahan dalam perundang-undangan maupun peraturan Pemerintah terkait dengan properti, termasuk yang mengatur mengenai peruntukkan zoning, pajak dan retribusi Pemerintah. Perubahan dalam perundang-undangan maupun peraturan Pemerintah terkait tersebut dapat mengakibatkan meningkatnya biaya manajemen atau belanja modal yang tak terduga untuk memastikan seluruh ketentuan yang ada dapat dipenuhi oleh Perseroan. Hak terkait dengan kepemilikan sebuah properti juga dapat dibatasi oleh adanya tindakan hukum, seperti perubahan dalam perundang-undangan yang berkaitan dengan standar bangunan atau hukum perencanaan kota, atau berlakunya peraturan baru yang terkait dengan kebijakan Pemerintah. 2. Risiko kompetisi bisnis Industri properti di Indonesia sangat kompetitif. Sebagai pengembang properti di Indonesia, Perseroan pada umumnya menghadapi persaingan dari berbagai aspek yakni sebagai berikut: Persaingan dari pemilik lahan lain ketika berusaha untuk memperoleh lahan untuk pengembangan sendiri; Persaingan dari pengembang properti lain disatu kawasan; dan Berkaitan dengan pelanggan, Perseroan menghadapai persaingan dari pengembang properti lain dan pemilik properti di sekitar lokasi pengembangan Perseroan. Para pesaing tersebut, yang mungkin berasal dari pengembang atau pemilik tanah berskala domestik maupun internasional, mungkin memiliki sumber daya keuangan yang lebih besar, skala produksi yang lebih besar, teknologi yang lebih handal, pengakuan merek yang lebih baik, hubungan yang lebih baik dengan pemasok, pemilik dan regulator, dan penjualan dan jaringan distribusi yang lebih mapan. Agar Perseroan dapat mengelola bisnisnya, mempertahankan pangsa pasar dan tetap kompetitif, Perseroan mungkin harus membayar harga yang lebih tinggi, menunggu lebih lama untuk memperoleh persetujuan dari regulator, menawarkan insentif yang lebih besar untuk karyawan dan kontraktor pihak ketiga, dan meningkatkan belanja modal, yang masing-masing dapat mempengaruhi marjin keuntungan dan kinerja operasional Perseroan. Selanjutnya, karena ekonomi terus bertumbuh di Indonesia dan dengan terus berkembangnya faktor ekonomi makro tertentu, konsumen diharapkan untuk mengumpulkan daya beli yang lebih besar dan lebih selektif dalam memilih properti yang akan mereka beli. Tidak ada jaminan bahwa di masa depan Perseroan akan mampu bersaing secara efektif dengan pesaing yang ada atau pesaing potensial lainnya, juga tidak ada jaminan apapun bahwa meningkatnya persaingan tidak akan memberikan dampak negatif terhadap kinerja operasional, pendapatan dan prospek usaha Perseroan. 3. Risiko pendanaan Proyek pembangunan properti Perseroan didanai, seluruhnya atau sebagian, melalui pendanaan pihak ketiga, yang mengandung berbagai risiko. Secara khusus, selama pembangunan proyek Perseroan, terdapat risiko bahwa dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek-proyek tersebut akan tersedia tidak tepat waktu atau tidak tersedia sama sekali. Dalam hal memperoleh pendanaan dari perbankan, Perseroan diuntungkan dengan posisinya sebagai perusahaan anak dari PT PP (Persero) Tbk. Perseroan tidak ada jaminan bahwa hal tersebut tetap berlangsung di masa depan, terutama apabila Perseroan dalam keadaan tidak lagi menjadi perusahaan anak PT PP (Persero) Tbk. Ketidakmampuan Perseroan untuk memperoleh pendanaan secara tepat waktu dan secara komersial bagi Perseroan dapat menyebabkan terhambatnya bahkan sampai terhentinya proyek tersebut. Terhambatnya atau terhentinya proyek yang sedang dilaksanakan oleh Perseroan akan berdampak negatif pada kinerja operasional, pendapatan dan prospek usaha Perseroan. 8

4. Risiko keterlambatan penyelesaian sebagian atau seluruh proyek Perseroan Pengembangan properti melibatkan banyak risiko yang terkait dengan proyek-proyek konstruksi, diantaranya adalah: Pembangunan tidak dapat selesai sesuai jadwal, atau berjalan sesuai anggaran karena, antara lain, kondisi cuaca buruk; Mungkin membutuhkan lebih banyak waktu dan sumber daya dari yang diperkirakan untuk memperoleh persetujuan dari Pemerintah dan peraturan terkait lainnya; Proyek dari para pesaing mungkin dapat dikembangkan di lokasi dekat dengan proyek Perseroan; Kelebihan pasokan properti, sehingga menurunkan tingkat permintaan; Kontrak pihak ketiga mungkin tidak dapat memenuhi kewajibannya secara tepat waktu, atau sesuai anggaran, atau tidak dapat memenuhi kewajibannya sama sekali; Properti tersebut mungkin tidak mencapai tingkat penjualan, tingkat penyewaan atau tingkat hunian sebagaimana yang diperkirakan; dan Spesifikasi pembangunan mungkin dapat diubah karena beberapa alasan di luar kendali Perseroan. Proyek properti, yang pada umumnya merupakan proyek-proyek jangka panjang, melibatkan sejumlah tahapan, dimulai dengan pembebasan lahan, memperoleh perijinan dan legalitas, pengembangan konsep dan konstruksi, hingga akhirnya menyewakan dan menjual hasil pengembangan Perseroan. Meskipun selama ini Perseroan tidak pernah mengalami keterlambatan penyelesaian sebagian atau seluruh proyek-proyeknya, tidak ada jaminan bahwa hal tersebut tetap berlangsung di masa depan. Keterlambatan penyelesaian proyek dapat menyebabkan biaya investasi membengkak dan pada akhirnya dapat menambah jumlah pendanaan yang diperlukan hingga masa penyelesaian proyek. Selain itu keterlambatan penyelesaian proyek juga mengakibatkan memburuknya reputasi Perseroan dan hilangnya kepercayaan nasabah terhadap kinerja Perseroan. Hal-hal tersebut dapat memberikan dampak material yang merugikan terhadap kinerja operasional, pendapatan dan prospek usaha Perseroan. 5. Risiko sumber daya manusia Kesuksesan Perseroan bergantung pada komitmen yang berkelanjutan dari manajemen dan para tenaga teknis serta kemampuan Perseroan dalam memotivasi dan mempertahankan pegawai yang berkualitas. Perseroan menjalankan sebuah struktur dimana manajer proyek dan tim manajemen khusus dialokasikan untuk setiap proyek, yang harus dapat membuat keputusan penting yang berkaitan dengan proyek tersebut untuk memastikan bahwa proyek tersebut berhasil diselesaikan tepat waktu dan sesuai anggaran. Selain itu, Perseroan juga menghadapi persaingan dari pengembang properti lain yang juga berusaha untuk mempekerjakan pegawai yang bermotivasi dan berkualitas tinggi. Mempertahankan sekelompok manajemen proyek profesional yang cukup berkualitas dan berpengalaman adalah kunci untuk kinerja Perseroan. Dalam hal Perseroan tidak dapat menarik atau mempertahankan tenaga profesional yang memadai, kinerja operasional, pendapatan dan prospek usaha Perseroan dapat terpengaruh dan dapat menimbulkan risiko bahwa Perseroan tidak dapat mengidentifikasi dan menghasilkan manfaat dari potensi peluang atau dari bisnis yang telah ada. Selanjutnya, faktor eksternal seperti tingkat pengangguran nasional dan regional, perubahan demografi, perubahan peraturan, termasuk hal-hal seperti upah minimum dan peraturan ketenagakerjaan lainnya dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan biaya tenaga kerja. 6. Risiko keterbatasan lahan untuk rencana pembangunan Walaupun Perseroan berencana untuk mengembangkan usahanya dengan mengakuisisi lebih banyak tanah pada area yang tingkat pertumbuhannya tinggi dan di sekitar Jabodetabek dan Surabaya, ketersediaan tanah di area tersebut terbatas dan sangat dicari. Tidak ada jaminan bahwa di masa depan Perseroan mampu untuk mengakuisisi tanah yang sesuai untuk pembangunan properti yang telah direncanakan dengan harga yang menguntungkan. Kegagalan dalam mengakuisisi tanah pada lokasi-lokasi strategis seperti yang direncanakan Perseroan akan memberikan dampak material yang merugikan terhadap kegiatan usaha, pendapatan usaha dan prospek usaha Perseroan. 9

7. Risiko terkait dengan usaha patungan (joint venture) Perseroan memiliki, dan memperkirakan akan memiliki, minat untuk mendirikan usaha patungan sehubungan dengan pengembangan dan investasi di proyek tertentu. Usaha patungan tersebut mungkin melibatkan risiko khusus yang terkait dengan kemungkinan bahwa mitra usaha patungan tersebut: Memiliki kepentingan ekonomi atau bisnis yang tidak sesuai dengan Perseroan; Mengambil tindakan bertentangan dengan instruksi atau permintaan dari Perseroan, atau bertentangan dengan kebijakan atau tujuan Perseroan; Tidak mampu atau tidak mau memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian joint venture yang berlaku; atau Memiliki kesulitan keuangan. Meskipun Perseroan memiliki kendali untuk mengelola usaha patungan yang bertanggung jawab untuk membangun propertiproperti, namun dalam hal-hal tertentu mungkin memerlukan persetujuan dari mitra usaha patungan. Meskipun hingga saat ini Perseroan belum menghadapi masalah tertentu sehubungan dengan mitra usaha patungan, tidak ada jaminan bahwa Perseroan tidak akan mengalami masalah tersebut di masa depan. Terjadinya masalah tersebut dapat memberikan dampak negatif yang material pada kegiatan usaha dan prospek Perseroan. 8. Risiko perubahan peraturan pemerintah, legalitas dan perizinan Bagi Perseroan yang bergerak di bidang pembangunan properti, legalitas dan perizinan merupakan faktor penting bagi keberhasilan pembangunan proyek Perseroan. Kegiatan Perseroan dapat dipengaruhi oleh perubahan dalam perundangundangan maupun peraturan Pemerintah terkait dengan pemilikan dan pengembangan dari proyek properti, yang mana dapat memberikan dampak material yang merugikan terhadap kegiatan usaha, pendapatan usaha dan prospek usaha Perseroan. Termasuk dalam risiko peraturan pemerintah, legalitas dan perizinan diantaranya adalah: a. Hak Guna Bangunan ( HGB ) Beberapa proyek Perseroan berada di atas tanah yang dimiliki berdasarkan SHGB. Pada awalnya SHGB akan diberikan untuk jangka waktu maksimum 30 tahun. Pada saat SHGB telah habis jangka waktunya, maka HGB tersebut dapat diperpanjang untuk jangka waktu tambahan maksimum 20 tahun dengan melakukan permohonan ulang kepada Pemerintah. Namun apabila Pemerintah tidak menyetujui permohonan perpanjangan HGB tersebut, maka hak atas tanah tersebut akan hilang. Dengan hilangnya hak atas tanah tersebut dapat mempengaruhi kegiatan usaha, pendapatan usaha dan prospek usaha Perseroan. b. Perizinan Lingkungan Hidup Terdapat risiko dimana Perseroan mungkin tidak memperoleh izin dan/atau perpanjangan izin terkait lingkungan hidup yang dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan. Dampak negatif tersebut adalah tidak dapat dimulainya pembangunan atau perhentian pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh Perseroan, sehingga dapat memberikan dampak material yang merugikan terhadap kegiatan usaha, pendapatan usaha dan prospek usaha Perseroan. c. Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) Sampai dengan saat Memorandum Informasi ini diterbitkan, Perseroan telah memperoleh Izin Pendahuluan Struktur Menyeluruh (IPSM) sebagai dasar untuk melakukan pembangunan struktur. Setelah pembangunan struktur selesai dilaksanakan, pelaksanaan pekerjaan pembangunan selanjutnya hanya diperkenankan setelah memiliki IMB. Pembangunan yang tidak disertai dengan izin tersebut di atas akan dikenakan Surat Perintah Penghentian Pekerjaan Pembangunan (SP4) yang dapat berlanjut dengan tindakan penyegelan oleh pemerintah setempat. d. Build Operate Transfer ( BOT ) BOT adalah perjanjian antara pemilik tanah dengan pihak tertentu dalam hal pemberian hak pengusahaan atas tanah pada kurun waktu tertentu ( Perjanjian BOT ). 10

Selama kurun waktu tertentu tersebut, pihak yang diberi hak pengusahaan atas tanah berhak untuk memanfaatkan tanah yaitu untuk disewakan kepada pihak ketiga. Adapun saat ini GSN memiliki proyek dengan status BOT. e. Koefisien Lantai Bangunan ( KLB ) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung mengatur bahwa pelaksanaan persyaratan teknis bangunan gedung diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah. Oleh karenanya dalam pengembangan properti oleh Perseroan beserta Perusahaan Anak dan Perusahaan Asosiasi harus memperhatikan ketentuan mengenai Koefisien Lantai Bangunan masing-masing daerah. Lebih lanjut, Perseroan, Perusahaan Anak dan Perusahaan Asosiasi terlebih dahulu mengkaji Koefisien Lantai Bangunan berdasarkan peraturan yang berlaku pada lokasi properti sehingga pengembangan dapat maksimal.. 9. Risiko ketergantungan pada PT PP (Persero) Tbk Perseroan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari PTPP. Setelah selesai Penawaran Umum Berkelanjutan ini, PTPP diperkirakan akan terus memiliki, baik langsung atau tidak langsung, tidak kurang dari 64,96% dari modal ditempatkan Perseroan. PTPP adalah sebuah perusahaan milik negara Indonesia, yang memiliki 6 (enam) pilar bisnis yakni konstruksi, properti, Peralatan Engineering Procurement & Construction (EPC), Pracetak dan investasi. Setelah selesainya Penawaran Umum Berkelanjutan ini, transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa antara Perseroan dan PTPP akan tetap terjadi, termasuk namun tidak terbatas pada ganti rugi, jaminan, pinjaman, sewa properti, dan konstruksi. Perseroan menganggap bahwa hubungannya yang dekat, dan kemampuannya untuk memanfaatkan sumber daya dari induk perusahaan, PTPP, memberikan keuntungan bisnis, dan manajemen Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan tidak akan terlalu bergantung pada PTPP karena semua services yang disediakan oleh PTPP kepada Perseroan dalam segala hal dapat digantikan. Tidak ada jaminan bahwa di masa mendatang PTPP akan terus memberikan assistance kepada Perseroan dengan persyaratan yang sama, tidak mendapatkan assistance atau sama sekali. 10. Risiko sistem dan teknologi Penyebab dari munculnya risiko sistem dan teknologi ini adalah ketidakseragaman sistem dan teknologi dalam operasional Perseroan. Kompleksitas sistem yang belum terintegrasi penuh antara Perseroan dan unit usaha, dapat menimbulkan gangguan terhadap sinkronisasi bisnis satu sama lain. Perseroan meminimalkan potensi masalah ini dengan menetapkan mitigasinya yaitu bahwa unit usaha tetap mengacu pada kebijakan penetapan sistem dan teknologi Perseroan yang berlaku. 11. Risiko pasokan bahan baku Perseroan melakukan perhitungan dengan cermat kebutuhan bahan baku yang diperlukan dengan menggunakan project management software untuk memastikan bahan baku yang diperlukan oleh proyek dapat terpenuhi sesuai dengan waktu dan mutu yang disyaratkan. Pembuatan kontrak payung di awal proyek dengan para pemasok dilakukan untuk menjamin ketersediaan bahan baku dan kestabilan harga yang terkendali. tidak akan terjadi lagi di masa yang akan datang. Apabila hal ini terjadi dalam waktu yang berkepanjangan, maka akan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan. 1. Risiko perubahan kebijakan atau peraturan Pemerintah Hukum dan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh institusi Pemerintah, terutama peraturan yang berlaku di Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Peraturan Daerah dapat mempengaruhi Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya. 11

Dalam menjalankan proses produksinya, kegiatan pemasaran dan distribusi produk-produknya, Perseroan wajib mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan-peraturan tersebut mengatur hal-hal yang berkaitan dengan standar produk, lingkungan, kesehatan, ketenagakerjaan, perpajakan dan keamanan. Perseroan juga wajib mengikuti peraturan yang berhubungan dengan persyaratan perizinan, praktek perdagangan, penetapan harga, serta pajak. Meskipun Perseroan berkeyakinan bahwa kegiatan usaha Perseroan pada saat ini telah mematuhi seluruh peraturan yang berlaku, pemenuhan kewajiban atas peraturanperaturan baru atau perubahannya atau interpretasinya maupun pelaksanaannya, serta perubahan terhadap interpretasi atau pelaksanaan hukum dan peraturan perundang-undangan yang telah ada dapat berdampak material dan negatif terhadap kinerja operasional Perseroan. Selain itu, apabila Perseroan tidak mematuhi hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka Perseroan dapat dikenakan sanksi perdata, termasuk denda, hukuman atau penarikan produk serta sanksi-sanksi pidana lainnya. Risiko ini dapat timbul untuk proyek-proyek yang berasal dari Pemerintah (BUMN/BUMD), swasta, ataupun pelanggan luar negeri. Hal ini akan berpengaruh terhadap tertundanya pekerjaan/proyek tersebut, sehingga dapat mengurangi pendapatan usaha Perseroan. Selain itu perubahan peraturan ketenagakerjaan, perubahan hukum dan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai upah minimum dan kebebasan serikat pekerja juga dapat mengakibatkan meningkatnya permasalahan dalam hubungan industrial, yang mana hal tersebut dapat berdampak material pada kegiatan operasional Perseroan apabila terjadi pemogokan kerja secara masal. 2. Risiko Fluktuasi Mata Uang dan Suku Bunga Acuan Pinjaman Salah satu risiko yang dihadapi oleh Perseroan adalah risiko pelemahan mata uang Rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing. Risiko ini dapat mengakibatkan adanya kerugian ataupun keuntungan selisih kurs. Pada umumnya risiko ini dihadapi oleh Perseroan karena adanya kegiatan operasional di luar Indonesia, sementara pencatatan laporan keuangan dilakukan dalam mata uang Rupiah. Selain di Indonesia, Perseroan juga memiliki kegiatan operasional di Dubai, Malaysia dan Timor Leste. Dalam menyiapkan laporan keuangan, Perseroan mencatatkan dengan menggunakan mata uang dari lingkungan ekonomi utama di mana entitas beroperasi. Mata uang fungsional kantor cabang di Dubai, Malaysia dan Timor Leste adalah Arab Emirat Dirham, Saudi Arab Real, Ringgit dan Dolar Amerika Serikat. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas kantor cabang di Dubai dan Timor Leste, pada tanggal laporan keuangan dijabarkan ke mata uang Rupiah, Perseroan menggunakan kurs penutup yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata. Untuk tujuan penggabungan, laporan keuangan kantor cabang luar negeri dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan kurs Reuters, sedangkan kantor cabang Malaysia dan Timor Leste menggunakan mata uang Ringgit dan Amerika Dolar (USD) dengan kurs Bank Indonesia (BI). Selisih kurs yang dihasilkan diakui dalam penghasilan komprehensif lain. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang Rupiah dengan kurs spot antara Rupiah dan valuta asing pada tanggal transaksi. Dengan demikian, adanya penguatan ataupun pelemahan mata uang Rupiah terhadap mata uang asing akan memiliki dampak terhadap kondisi keuangan Perseroan. Mengingat Perseroan tidak memiliki exposure dalam mata uang asing yang signifikan, Perseroan tidak melakukan transaksi lindung nilai. Di samping itu sesuai dengan bidang usahanya, Perseroan juga tidak melakukan transaksi derivatif yang terkait dengan perubahan nilai mata uang. Perseroan terekspos risiko tingkat suku bunga yang terutama berasal dari pinjaman jangka pendek dengan tingkat suku bunga mengambang. Dengan demikian, adanya kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga acuan pinjaman jangka pendek Perseroan akan berdampak terhadap kondisi keuangan Perseroan. 12

3. Indonesia merupakan wilayah yang rentan terhadap bencana alam Kegiatan usaha Perseroan terletak di Indonesia, di mana sebagian dari wilayahnya rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, letusan gunung berapi, kekeringan atau peristiwa-peristiwa lainnya. Sejumlah bencana alam terjadi di Indonesia, termasuk tsunami, gempa bumi dan banjir telah terjadi di beberapa propinsi di Indonesia. Dengan banyaknya kejadian bencana alam, hal ini dapat memberikan potensi kerusakan pada bangunan dan proyek khususnya berkaitan dengan proyek pembangunan properti yang sedang dalam proses pengerjaan oleh Perseroan sehingga hal ini dapat mempengaruhi secara negatif pada kinerja operasional dan pada akhirnya pada kinerja keuangan Perseroan. Tidak terdapat kepastian bahwa semua proyek-proyek tersebut memiliki pertanggungan asuransi yang memadai untuk mengganti kerugian akibat bencana alam tersebut. 4. Risiko tuntutan atau gugatan hukum Dalam proses bisnis Perseroan pasti terdapat keterlibatan pihak ketiga, dan di dalam berjalannya proses tersebut dapat timbul potensi sengketa atau perkara hukum. Dan apabila hal tersebut terjadi dan bernilai material, maka dapat mempengaruhi kegiatan usaha dan pencapaian target laba Perseroan. Selanjutnya, adanya perubahan kebijakan hukum atau regulasi yang tetap harus dipatuhi, juga dapat menimbulkan risiko hukum bagi Perseroan. Untuk meminimalisasi dampak risiko hukum, maka Perseroan selalu mengikuti semua peraturan yang berlaku dan memastikan bahwa semua proyek atau lini bisnis telah memenuhi seluruh unsur hukum. Segala risiko tuntutan hukum masyarakat terhadap dampak lingkungan telah diminimalisir melalui pemenuhan seluruh persyaratan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan dampak lingkungan. 5. Risiko ketentuan negara lain atau peraturan internasional Perseroan senantiasa memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku baik itu di Indonesia maupun Internasional dan bersama pelaku industri sejenis melalui wadah asosiasi akan menjalin komunikasi secara proaktif dengan pihak-pihak pembuat peraturan tersebut. C. RISIKO INVESTASI BAGI PEMEGANG MTN Risiko yang dihadapi investor pembeli MTN adalah: a. Risiko gagal bayar disebabkan kegagalan dari Perseroan untuk melakukan pembayaran Bunga MTN serta Pokok MTN pada waktu yang telah ditetapkan atau kegagalan Perseroan untuk memenuhi ketentuan lain yang ditetapkan dalam Perjanjian Penerbitan MTN yang merupakan dampak dari memburuknya kinerja dan perkembangan usaha Perseroan. b. Risiko tidak likuidnya MTN yang ditawarkan dalam Penawaran Terbatas ini yang antara lain disebabkan karena tujuan pembelian MTN sebagai investasi jangka panjang. KINERJA KEUANGAN Tabel berikut ini menggambarkan Ikhtisar Data Keuangan Penting Perseroan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2021 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 dan 2020. Data-data keuangan penting tersebut berasal dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Perusahaan Anak untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal pada tanggal 31 Juni 2022 dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2021 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dengan opini wajar untuk semua hal yang material dalam laporan tanggal 1 Maret 2022 yang ditandatangani oleh Ali Hery. Sebagai akibat dari pembulatan, penyajian jumlah beberapa informasi keuangan berikut ini dapat sedikit berbeda dengan penjumlahan yang dilakukan secara aritmatik. 13

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian (dalam Rupiah) Keterangan 31 Maret* 31 Desember 2022 2021 2020 ASET ASET LANCAR Kas dan bank 1.725.201.177.278 1.689.094.320.891 400.710.364.759 Piutang usaha - pihak ketiga 1.899.717.642.858 1.600.425.187.971 485.511.550.998 Piutang usaha - pihak berelasi 143.508.023.974 143.508.023.974 76.641.726.796 Piutang lain-lain - pihak ketiga 30.315.365.231 28.229.715.176 19.579.444.982 Piutang lain-lain - pihak berelasi 63.880.047.573 63.848.450.535 192.536.841.174 Persediaan 9.345.713.330.020 9.449.749.873.735 6.720.248.059.021 Pajak dibayar dimuka 241.809.251.029 274.028.775.839 378.608.337.310 Biaya dibayar dimuka 63.538.492.530 52.969.991.267 62.288.153.623 Uang muka 68.849.631.041 66.236.928.480 98.246.242.720 Aset lancar lainnya 24.882.749 24.882.749 32.382.736 Jumlah Aset Lancar 13.582.557.844.283 13.368.116.150.617 8.434.403.104.119 ASET TIDAK LANCAR Piutang usaha pihak ketiga 698.445.078.941 698.445.078.941 1.441.834.870.425 Piutang usaha pihak berelasi 143.276.125.230 143.276.125.230 210.142.422.408 Tanah akan dikembangkan 3.654.638.757.515 3.567.103.689.902 5.317.523.574.095 Investasi pada entitas asosiasi 144.158.395.825 144.077.975.344 229.266.103.422 Investasi ventura bersama 164.115.184.586 174.239.284.535 175.056.895.055 Investasi jangka panjang lainnya 21.234.026.000 21.234.026.000 21.234.026.000 Aset hak guna 890.074.565 890.074.565 1.300.878.209 Properti investasi 1.539.831.115.368 1.541.917.364.000 1.101.546.820.000 Aset tetap bersih 1.414.074.628.895 1.393.557.773.191 1.530.468.924.000 Aset tidak berwujud 33.429.304.831 33.569.541.250 34.043.430.926 Jumlah Aset Tidak Lancar 7.814.092.691.756 7.718.310.932.958 10.062.417.944.540 Jumlah Aset 21.396.650.536.039 21.086.427.083.575 18.496.821.048.659 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha Pihak berelasi 1.388.795.419.750 569.567.900.516 789.809.780.662 Pihak ketiga 889.759.894.216 1.428.001.979.330 186.792.417.923 Utang lain-lain - pihak ketiga 297.049.422.668 323.276.963.301 322.510.517.403 Utang lain-lain - pihak berelasi 295.000.000.000 295.000.000.000 295.000.000.000 Utang pajak 156.150.661.779 138.933.576.021 125.952.598.067 Utang bank 1.029.418.568.246 115.679.828.837 339.947.093.506 Biaya yang masih harus dibayar 523.513.585.715 511.569.631.182 165.957.271.880 Uang muka pelanggan 992.846.443.308 990.749.438.609 987.993.343.547 Pendapatan diterima dimuka 26.816.118.062 13.612.219.897 24.171.739.556 Uang jaminan 12.533.805.049 11.666.923.132 7.987.154.796 Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas sewa 400.062.855 400.062.855 400.062.855 Utang bank 566.055.820.252 748.720.255.738 178.905.980.000 Utang obligasi 709.308.803.026 1.809.308.803.026 923.000.000.000 Surat berharga jangka menengah 120.000.000.000 120.000.000.000 680.000.000.000 Total Liabilitas Jangka Pendek 7.007.648.604.926 7.562.356.662.423 6.056.997.852.049 LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas program imbalan kerja 6.297.194.539 5.782.639.317 6.436.003.782 Uang muka pelanggan 860.083.969.660 767.933.398.387 703.194.817.477 Utang lain-lain Pihak berelasi 6.076.213.175.830 5.710.528.969.941 2.851.641.117.902 Pihak ketiga 88.118.817.971 88.109.315.316 76.435.198.449 Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Liabilitas sewa 616.329.487 616.329.487 1.016.392.342 Utang bank 1.768.807.465.487 1.703.257.465.485 2.313.264.588.000 Utang obligasi 1.057.576.573.160 719.698.509.899 1.885.765.414.970 Surat berharga jangka menengah 30.000.000.000 30.000.000.000 150.000.000.000 14

Total Liabilitas Jangka Panjang 9.887.713.526.134 9.025.926.627.832 7.987.753.532.922 Total Liabilitas 16.895.362.131.060 16.588.283.290.255 14.044.751.384.971 EKUITAS Modal Saham - nilai nominal Rp25 per saham Modal dasar - 146.112.960.000 saham Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 61.675.671.883 saham 1.541.891.797.075 1.541.891.797.075 1.541.891.797.075 Tambahan modal disetor 1.745.915.355.605 1.745.915.355.605 1.745.915.355.605 Penghasilan Komprehensif Lain 505.956.591.261 505.956.591.261 481.171.338.104 Saldo Laba Ditentukan penggunaannya 105.975.514.164 105.975.514.164 101.523.074.712 Belum ditentukan penggunaannya 64.101.185.264 62.807.526.438 46.902.359.259 Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 3.963.840.443.369 3.962.546.784.543 3.917.403.924.755 Kepentingan non pengendali 537.447.961.610 535.597.008.777 534.665.738.933 Jumlah Ekuitas 4.501.288.404.979 4.498.143.793.320 4.452.069.663.688 Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 21.396.650.536.039 21.086.427.083.575 18.496.821.048.659 *)Setelah Penyajian Kembali (unaudited) Tabel berikut menyajikan informasi mengenai hasil operasional historis Perseroan: (dalam Rupiah) Keterangan 31 Maret* 31 Desember 2022 2021 2021 2020 Pendapatan Usaha 380.965.957.992 221.183.148.734 862.464.587.830 2.075.242.421.357 Beban Pokok Penjualan (346.150.735.874) (198.394.675.298) (766.019.821.079) (1.689.005.461.015) Laba Kotor 34.815.222.118 22.788.473.436 96.444.766.751 386.236.960.342 Beban usaha (12.585.487.449) (12.806.678.530) (56.417.681.215) (57.495.202.501) Beban keuangan (12.098.591.265) (9.000.000.000) (135.552.203.283) (99.785.526.000) Beba cadangan kerugian penurunan nilai - (8.424.009) (1.116.112.935) (5.281.634.554) Keuntungan pembelian diskon - - 51.792.546.573 - Penghasilan (beban) lain-lain 1.275.926.826 7.180.431.860 45.320.855.220 6.405.889.850 Bagian laba ventura bersama 80.420.482 - (681.282.407) (7.237.205.438) Surplus revaluasi properti investasi - - 44.956.510.104 (42.571.549.318) Bebak pajak final (9.459.968.150) (5.807.657.715) (22.021.978.289) (52.621.018.435) Laba Sebelum Pajak Penghasilan Tidak Final 2.027.522.562 2.346.145.042 22.725.420.519 127.650.713.946 Beban (Penghasilan) Pajak Pajak Penghasilan Tidak Final (566.334.848) (761.187.679) (1.705.522.592) (1.155.868.090) Laba Bersih Tahun Berjalan 1.461.187.714 1.584.957.363 21.019.897.927 126.494.845.856 Penghasilan Komprehensif Lain Pos-pos yang Tidak Akan Direklasifikasi ke Laba Rugi Peningkatan Revaluasi Aset Tetap - - 25.085.473.043 (2.382.292.985) Pengukuran kembali atas kewajiban program imbalan pasti - - (31.241.338) 276.559.324 Pos-pos yang Akan Direklasifikasi Kemudian ke Laba Rugi - - - - Penghasilan Komprehensif Lain Periode Berjalan - - 25.054.231.705 (2.105.733.661) LABA KOMPREHENSIF PADA PERIODE BERJALAN 1.461.187.714 1.584.957.363 46.074.129.632 124.389.112.195 LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik Entitas Induk 1.293.658.826 1.012.508.160 20.357.606.631 109.330.258.542 Kepentingan Nonpengendali 167.528.888 572.449.203 662.291.296 17.164.587.314 LABA PERIODE BERJALAN 1.461.187.714 1.584.957.363 21.019.897.927 126.494.845.856 LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik Entitas Induk 1.293.658.826 1.012.508.160 45.142.859.788 107.026.912.939 Kepentingan Nonpengendali 167.528.888 572.449.203 931.269.844 17.362.199.256 JUMLAH LABA KOMPREHENSIF PADA PERIODE BERJALAN 1.461.187.714 1.584.957.363 46.074.129.632 124.389.112.195 Laba per Saham: - Dasar 0,02 0,02 0,35 1,86 *)Setelah Penyajian Kembali 15

DEBT CAPITAL MARKET TEAM Ditto Pramudya ditto.pramudya@mandirisek.co.id Ph. 5296 9559 Sita Arvianti sita.arvianti@mandirisek.co.id Ph. 5296 9561 Inge Kencana inge.kencana@mandirisek.co.id Ph. 5296 9558 Aldri Partamaputra Suyoso aldri.suyoso@mandirisek.co.id Ph. 5296 9638 Syarif Edwin syarif.edwin@mandirisek.co.id Ph. 5296 9641 INVESTMENT BANKING TEAM Juwita Lestari juwita.lestari@mandirisek.co.id Ph. 5296 9577 Mardhika Rinaldi mardhika.rinaldi@mandirisek.co.id Ph. 5296 9414 Novi Triyogawati novi.triyogawati@mandirisek.co.id Ph. 5296 9656 Nadyana F. Siswanto nadyana.siswanto@mandirisek.co.id Ph. 5296 9401 Teddy Hariyanto teddy.hariyanto@mandirisek.co.id Ph. 5296 9408 FIXED INCOME RESEARCH TEAM Handy Yunianto handy.yunianto@mandirisek.co.id Ph. 5296 9568 Ali Hasanudin ali.hasanudin@mandirisek.co.id Ph. 5296 9629 Ariestya Putri Adhzani ariestya.adzhani@mandirisek.co.id Ph. 5296 9465 Yudistira Yudadisastra yudistira@mandirisek.co.id Ph. 5296 9698 DISCLAIMER: Informasi yang terdapat dalam dokumen ini diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya. Meskipun demikian Mandiri Sekuritas dan atau afiliasinya dan atau pegawainya tidak bertanggung jawab terhadap akurasi ataupun kelengkapan informasi ataupun pendapat yang terdapat dalam dokumen ini. Dokumen ini bukan dan tidak dimaksudkan sebagai penawaran umum atau undangan umum kepada pihak manapun. Informasi ini hanya ditujukan sebagai pre-marketing dari Mandiri Sekuritas. Pihak manapun yang menerima dokumen ini, dilarang untuk menyebarluaskan, menduplikasi, atau memperbanyak dengan cara apapun tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Mandiri Sekuritas. Untuk keterangan lebih lanjut, mohon menghubungi telepon kami: 021-526 3445 atau faksimili kami: 021-527 5701. 16