PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA MURID KELAS III SD NEGERI 30 MAROS

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. komponen keterampilan yang harus diperhatikan dan dilatih, yaitu keterampilan

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak (listening

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

Transkripsi:

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA MURID KELAS III SD NEGERI 30 MAROS THE RULE OF SCHOOL AREA AS LEARNING MEDIA IN WRITING POETRIES FOR TRIERD CLASS SD NEGERI 30 MAROS Tesis Oleh: Hj. SYAMSURYANI Nomor Induk Mahasiswa: 04.08.872.2013 PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA MURID KELAS III SD NEGERI 30 MAROS Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Pendidikan Kekhususan: Bahasa dan Sastra Indonesia Disusun dan Diajukan oleh Hj. SYAMSURYANI Nomor Induk Mahasiswa: 04.08.872.2013 Kepada PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015 i

TESIS PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAIMEDIA PEMBELAJARANMENULIS PUISI PADA MURID KELAS III SD NEGERI 30 MAROS yang disusun dan diajukan oleh Hj. SYAMSURYANI NIM. 04.08.872.2013 Telah dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 28 Mei 2015 Menyetujui Komisi Pembimbing Pembimbing 1 Pembimbing 2 Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum. NBM. Dr. H. Bahrun Amin, M.Hum. NBM. Mengetahui Ketua Program Studi Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum. Prof. Dr. H. M. Ide Said DM., M.Pd. NBM. NBM. 988 463 ii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI Judul: : Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Media Pembelajaran Menulis Puisi pada Murid Kelas III SDN No.30 Maros Nama : Hj. Syamsuryani NIM : 04.08.872.2013 Program Studi : Bahasa dan Sastra Indonesia Konsentrasi : - Telah diuji dan dipertahankan di depan panitia penguji tesis pada tanggal 22 Mei 2015 dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan dan dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar. Makassar, 28 Mei 2015 TIM Penguji: 1. Dr. Abdul Rahman Rahim, M.Hum. (...) (Ketua/Pembimbing/Penguji) 2. Dr. H. Bahrun Amin, M.Hum. (...) (Sekretaris/Penguji) 3. Prof. Dr. H. M. Ide Said DM., M.Pd. (...) (Penguji) 4. Sulfasyah, M.A., Ph.D. (...) (Penguji) iii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Hj. Syamsuryani Nomor Pokok : 04.08.872.2013 Program Studi : Bahasa dan Sastra Indonesia Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benarbenar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Makassar, 28 Mei 2015 Yang menyatakan, Hj. Syamsuryani iv

KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah, penulispanjatkanatasberkatrahmat danhidayah Allah Swt, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Media Pembelajaran Menulis Puisi pada Murid Kelas III SD Negeri 30 Maros. Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Makassar.Selain itu, tulisan ini merupakan tolok ukur identitas penulis, baik sebagai insan akademik maupun insan sosial yang menjadi abdi masyarakat, negara,bangsa dan agama. Penulis menyadari bahwa banyak kendala dan hambatan yang dihadapi dalam penyelesaian tesis ini, namun berkat dukungan dan bimbingan pembimbing, penguji, keluarga, teman sejawat, dan rekan mahasiswa pascasarjana sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasihkepada Dr.Abd Rahman Rahim, M. Hum., dosen pembimbing 1 dan Dr. H.Bahrun Amin, M. Hum., dosen pembimbing II atas segala bantuan, bimbingan, dan arahan dengan penuh keikhlasankepada penulis mulai dari penyusunan proposal hingga selesainya tesis ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Dr. Irwan Akib, M. Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M, M.Pd., Direktur Program Pascasarjana v

Universitas Muhammadiyah Makassar. Terima kasih pula kepada Dr. Abd. Rahman Rahim, M. Hum, KetuaProgram StudiPascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tidaklupapenulismenyampaikanterimakasih yang sedalamdalamnyakepadaseluruhtenagapengajar dan stafpadaprogram Studi PascasarjanaBahasadanSastraIndonesia, yang telahmembekalipenulisdenganberbagaiilmupengetahuanselamaperkuliaha nsampaipadapenyusunan tesisini. Ucapan terima kasih, juga penulis sampaikan kepada Kepala SD Negeri 30 Maros, Dra.Hj.Mambua Goccang, M.M., khususnya Hj. Megawati, S.Pd guru kelas III SDN 30 Maros, para guru, staf dan seluruh siswa kelas III yang turut membantu dan berpartisipasi secara maksimal dalam penelitian ini. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada Hj. Halimah Tahang, M.Pd. Kepala SD Negeri 2 Unggulan Maros beserta teman sejawat dan staf.tidaklupa pula sahabatkurosdiana Mangatta,Bahtiar, H.Jufri Matta, Abdul Halik, Meysa, Diah yang setiamemberi motivasi, menemaniberdiskusidanmembersolusiterhadapmasalah yang dihadapi, sertatemankelas A Program Studi Pascasarjana BahasadanSastra Indonesia Angkatan2013atassegalabantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung, perhatian, vi

dankebersamaannyaselamamenjalanialurperkuliahanhinggapenyelesaiant esisini. Kepada kedua orangtua, Achmad Saleh (Almarhum) dan Ibunda Siti Hafsah (Almarhumah) penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus dan ikhlas serta mengirimkan doa kepada beliau. Secarakhususucapanterimakasih yang tidakterhinggakepadabunda Hj. Jamarro Dg Singara dan Ibu Mertua Hj.Hasniah Dg Te ne atas motivasi dan do a yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Ucapan terima kasih pula kepada kakakku Ni no/mimin dan adik-adikku :,Syahrir/atiek, Sinar/Halik, Ancu/Idha, Anca/Dina dan Amran/sri serta keponakan yang telah mendukung dan mendoakan penulis. Teristimewa ucapan terima kasih kepada suami tercintamuhammad Israk Halimsyah, S.E., sebagai motivator dan penasihatku yang selalu setia antarjemput ke kampus.doa restu dan harapan Inilah sebagai bukti pengorbanan dan kasih sayangmu yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada jenjang S-2 Akhirnya, penulis berharap semoga bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu mendapatkanpahala yang berlipatgandadari Allah Swt. Amin Ya Rabbal Alamin. Makassar,Mei 2015 Hj. Syamsuryani vii

ABSTRAK HJ.SYAMSURYANI,2015. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Media Pembelajaran Menulis Puisi pada Murid Kelas III SDN No.30 Maros.( Dibimbing oleh Abd.Rahman Rahim sebagai pembimbing pertama dan H.Bahrun Amin sebagai pembimbing kedua ). Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan Lingkungan Sekolah sebagai media pembelajaran menulis puisi,(2) mendeskripsikan pelaksanaan proses pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan Lingkungan Sekolah sebagai media pembelajaran menulis puisi dan (3) mendeskripsikan tentang hasil pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan Lingkungan Sekolah sebagai media pembelajaran menulis puisi.pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.data penelitian berupa observasi,wawancara,dan lembar kerja siswa. Teknik pengumpulan datanya berupa hasil lembar observasi,wawancara,dan dokumentasi.data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.hasil penelitian menunjukkan: Pemanfaatan Lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran menulis puisi pada siswa murid kelas III SDN No.30 Maros sangat bermanfaat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan perencanaan, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Dari aspek perencanaan pada pertemuan bagian pertama, mmasih banyak aspek kegiatan yang berada pada kategori cukup. Sedangkan pada bagian kedua semua aspek kegiatan sudah berada pada kategori baik dn sangat baik. Aktivitas siswa dan guru yang sebelumnya kurang aktif dan kurang serius menjadi aktif dan serius. Pada pertemuan bagian pertama masih ada beberapa kegiatan yang belum terlaksana, sedangkan pada pertemuan bagian kedua semua kegiatan telah terlaksana dengan baik. Peningkatan hasil menulis puisi dari pencapaian target semula berada pada nilai rata-rata 61,37 menjadi rata-rata 90,56. Dari aspek KKM siswa yang tuntas pada tes bagian pertama hanya 3 orang saja atau 10%, sedangkan pada tes akhir bagian kedua siswa yang tuntas secara KKM sebanyak 29 orang siswa atau 96,67%.Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi murid kelas III SDN 30 Maros dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran.selanjutnya, disarankan peneliti berikutnya hendaknya dapat meneliti lebih lanjut tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran menulis puisi lebih mendalam lagi sehingga dapat diperoleh hasil temuan yang baru dan inovatif. viii

Kata kunci: media, lingkungan, puisi. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 9 A. Tinjauan Hasil Penelitian... 10 B. Tinjauan Teori dan Konsep... 12 C. Kerangka Pikir... 57 BAB III METODE PENELITIAN... 59 A. Pendekatan Penelitian... 69 B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 60 C. Unit Analisis dan Penentuan Informan... 60 ix

D. Teknik Pengumpulan Data... 61 E. Teknik Analisis Data... 65 F. Pengecekan Keabsahan Temuan... 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 67 A. HasilPenelitian... 67 B. PembahasanHasilPenelitian... 89 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 94 B. Saran... 96 DAFTAR PUSTAKA... 97 RIWAYAT HIDUP... 100 LAMPIRAN... 101 x

DAFTAR TABEL No. Tabel Nama Tabel Hal. Tabel. 3.1 Pedoman Penilaian puisi 64 Tabel. 4.1 Tabel. 4.2 Tabel. 4.3 Tabel. 4.4 Tabel. 4.5 Tabel. 4.6 Tabel. 4.7 Tabel. 4.8 Tabel. 4.9 Tabel. 4.10 Hasil observasi perencanaan pembelajaran menulis puisi Hasil observasi perencanaan pembelajaran menulis puisi kelas III SDN No.30 Maros Hasil pengamatan aktivitas guru pembelajaran menulis Puisi pada kelas III SDN No.30 Maros (pertemuan 1) Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pembelajaran Menulis Puisi pada Kelas III SDN No.30 Maros (pertemuan 2) Hasil pengamatan aktivitas guru pembelajaran menulis puisi pada kelas III SDN No.30 Maros (pertemuan 3) Hasil pengamatan aktivitas guru pembelajaran menulis puisi pada kelas III SDN No.30 Maros (pertemuan 4) Hasil Menulis Puisi Siswa Kelas III SD No. 30 Maros Perolehan skor tiap aspek penilaian puisi siswa kelas III SDN 30 Maros Hasil Menulis Puisi Siswa Kelas III SD No. 30 Maros Perolehan skor tiap aspek penilaian puisi siswa kelas III SDN 30 Maros 71 73 76 79 81 84 86 87 88 88 xi

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Judul Lampiran Hal. Lampiran. 1 Lampiran. 2 Lampiran. 3 Lampiran. 4 Lampiran. 5 Lampiran. 6 Lampiran. 7 Lampiran. 8 Lampiran. 9 Pedoman wawancara sebelum pelaksanaan pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pedoman observasi perencanaan pembelajaran Pedoman Penilaian Puisi Lembar Kegiatan Siswa Hasil observasi perencanaan pembelajaran menulis puisi pada murid kelas III SDN No.30 Maros Hasil pengamatan aktivitas guru pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas III SDN No.30 Maros Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN No. 30 Maros Dokumentasi Penelitian 101 102 121 122 123 124 126 132 134 xii

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa merupakan suatu pemberian kemampuan dan keterampilan berbahasa melalui pendidikan formal mulai dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi. Pembelajaran bahasa sangat kompleks, sebab diperlukan adanya guru, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, media pembelajaran (gambar), dan evaluasi. Tujuan pembelajaran bahasa itu untuk membentuk penutur bahasa yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif terhadap bahasa yang digunakan (Ambo Enre, 1994: 7). Bahasa merupakan sistem lambang bunyi dan urutan bunyi terstruktur yang digunakan atau dapat digunakan dalam komunikasi interpersonal. Bahasa juga dapat digunakan oleh kelompok manusia untuk mengungkapkan peristiwa dan proses kejadian lainnya yang terdapat di lingkungan sekitarnya. Bahasalah yang menandakan manusia sebagai makhluk yang berakal. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer dan digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi untuk mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 1993: 21). Berbahasa pada dasarnya merupakan pencetusan pikiran, gagasan dan maksud. Pencetusan ini dijelmakan secara konkret ke dalam bentuk ucapan atau tulisan. Seperti dikatakan Nierwenhius (dalam Nafiag, 1981:

2 4) bahwa bahasa itu kadang-kadang berupa bunyi, kadang-kadang berupa tanda. Akan tetapi, senantiasa berupa pikiran. Kedua bentuk ini, yaitu bunyi dan tanda mempunyai kedudukan sejajar dan merupakan aspek produktif. Pada saat tertentu digunakan bentuk lisan, pada saat lain mungkin lebih efektif menggunakan bentuk tulisan. Memang keduanya mempunyai kedudukan sejajar, tetapi keefektifan dan keefesienan masing-masing bersifat situsional. Menurut Tarigan (2008:2) keterampilan berbahasa (languae arts, languae skills) dalam kurikulum sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu menyimak (listening skill), berbicara (speaking skill), membaca (reading skill), dan menulis (writing skill). Menyimak merupakan keterampilan berbahasa awal yang dikuasai oleh manusia. Keterampilan menyimak menjadi dasar bagi keterampilan berbahasa lain. Pada awal kehidupan manusia lebih dulu belajar menyimak, setelah itu belajar berbicara, kemudian membaca, dan menulis. Tariganjuga menyatakan bahwa dalam keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir. Mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut merupakan satu kesatuan yang disebut caturtunggal. Dalam proses belajar menulis (mengarang), berbagai kemampuan itu tidak mungkin dikuasai seseorang secara serentak. Semua kemampuan itu dapat dikuasai oleh para penulis yang sudah profesional

3 mulai satu proses, setahap demi setahap. Proses penguasaan berbagai kemampuan berjalan cepat atau lambat bergantung pada besarnya potensi yang dimiliki dan ketekunannya dalam menulis. Menulis atau mengarang merupakan suatu proses yang menggunakan lambang-lambang atau sejumlah huruf untuk menyusun, mencatat, dan mengomunikasikan, serta dapat menampung aspirasi atau makna yang ingin disalurkan kepada orang lain (Darmadi, 1996: 21). Selanjutnya, pesan yang ingin disampaikan itu dapat berupa tulisan yang dapat menghibur, memberi informasi, mempengaruhi, dan menambah pengetahuan. Hasil kegiatan mengarang seperti ini dapat berwujud karangan argumentasi, eksposisi, deskripsi, narasi, dan persuasi (Darmadi, 1996: 21). Dalam setiap pembelajaran, ada tujuan yang harus dicapai. Tujuan proses belajar mengajar dapat dicapai dengan berbagai cara. Salah satunya adalah pemanfaatan media lingungan sekolah. Penggunaan media lingungan sekolah dalam pengajaran yang diintegrasikan dengan tujuan dan isi pelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi mutu belajarmengajar, merangsang minat dan menimbulkan kesiapan mental murid untuk terlibat dalam situasi belajar. Media sebagai sarana yang efektif dalam menyampaikan pelajaran. Walaupun itu hanya sederhana, tetapi sangat membantu komunikasi menjadi efektif. Seperti dikemukakan oleh Sujana dan Rivai (1990: 3) bahwa: Tahap berpikir manusia adalah tahap perkembangan dimulai dari

4 berpikir konkret menuju berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana hingga berpikir kompleks. Penggunaan media sangat erat kaitannya dengan taraf berpikir tersebut, sebab melalui media pengaruh hal yang abstrak dapat dikongkretkan, dan hal yang kompleks dapat disederhanakan. Media lingkungan merupakan salah satu bentuk media yang sering digunakan guru dalam menyampaikan pesan kurikulum bahasa Indonesia kepada murid. Tujuannya tentu untuk mengefektifkan pencapaian tujuan pengajaran. Munculnya inisiatif guru untuk menggunakan media pengajaran seperti media lingkungan dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar di kelas menjadi indikasi adanya keinginan yang kuat untuk lebih meningkatkan prestasi belajar murid. Karena selama ini, masih sering terdengar keluhan tentang kemampuan berbahasa Indonesia para murid, baik di sekolah dasar maupun di perguruan tinggi. Setelah melakukan survei awal di sekolah, diperoleh informasi bahwa pembelajaran menulis khususnya menulis puisi di SD Negeri 30 Maros masih kurang maksimal. Oleh karena itu, guru perlu melakukan pembaruan-pembaruan dalam penerapan metode-metode pembelajaran ataupun penggunaan media pembelajaran yang tepat. Berdasarkan pengamatan, ada lima hambatan dalam pembelajaran menulis puisi yaitu: pertama, pemahaman murid terhadap keterampilan menulis masih kurang. Kedua, murid merasa kurang mendapatkan

5 manfaat dari belajar menulis puisi sehingga kurang motivasi untuk belajar. Ketiga, metode pembelajaran menulis yang kurang bervariasi. Keempat, media pembelajaran menulis puisi kurang mencukupi dan belum dimanfaatkan secara efektif. Kelima, jumlah murid terlalu besar. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini difokuskan pada peningkatan menulis bagi murid kelas III Sekolah Dasar. Untuk membangkitkan semangat belajar menulis bagi anak kelas III SD, perlu dibantu dengan menerapkan media pembelajaran yang menarik sesuai dengan karakter anak, seperti media lingkungan sekolah. Kemampuan menulis merupakan salah satu tujuan dan tuntutan dalam Kurikulum KTSP, khususnya pada tingkat pendidikan SD kelas III. Tujuan yang dimaksud, yaitu mengungkapkan informasi dalam bentuk tulisan. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2009: 3) menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Berdasarkan uraian tersebut, maka pembelajaran menulis puisi sangat perlu diajarkan di sekolah. Kenyataan menunjukkan bahwa kompetensi murid menulis sampai saat ini tergolong rendah. Hal ini diketahui berdasarkan hasil observasi awal di lapangan yang menunjukkan bahwa murid tidak mampu menulis dengan baik yang

6 disebabkan oleh berbagai kendala. Oleh karena itu, peneliti menerapkan media lingkungan sebagai media yang dapat membantu murid dalam menulis. Mencermati fenomena pembelajaran menulis tersebut yang masih kurang, peneliti berinisiatif melakukan penelitian kualitatif sebagai upaya meningkatkan pembelajaran menulis. Upaya pengembangan tersebut dilakukan dengan menerapkan media pembelajaran yang belum lazim digunakan selama ini. Media yang dimaksud yaitu media lingkungan. Oleh karena itu, peneliti mengangkat sebuah judul yaitu Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Media Pembelajaran Menulis Puisi pada Murid Kelas III SD Negeri 30 Maros.Melalui penelitian ini, peneliti berharap menemukan adanya pemerolehan hasil yang beragam untuk dideskripsikan. Penelitian yang relevan pernah dilakukan oleh Jumadi (2009) dengan judul Efektivitas Metode Inquiri dalam Setting Lingkungan terhadap Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Makassar. Penelitian ini menunjukkan hasil analisis yang memperlihatkan bahwa kelas yang menggunakan metode inquiri dalam setting lingkungan memperoleh nilai rata-rata 8,90. Sedangkan kelas yang tidak menggunakan metode inquiri dalam setting lingkungan memperoleh nilai rata-rata 6,00.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dirumuskan seperti yang diuraikan berikut ini. 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran menulis puisi di kelas III SD Negeri 30 Maros? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran menulis puisi di kelas III SD Negeri 30 Maros? 3. Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran menulis puisi di kelas III SD Negeri 30 Maros? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah yang diuraikan di atas maka tujuan penelitian ini seperti yang diuraikan berikut ini. 1. Untuk mendeskripsikan tentang perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran menulis puisi di kelas III SD Negeri 30 Maros. 2. Untuk mendeskripsikan tentang pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran menulis puisi di kelas III SD Negeri 30 Maros.

8 3. Untuk mendeskripsikan tentang hasil pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran menulis puisi di kelas III SD Negeri 30 Maros. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, dapat dijadikan acuan dan teori baru bagi lembaga atau guru tentang penggunaan media lingkungan sekolah yang dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi murid kelas III SD Negeri 30 Maros.. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis yang dapat diperoleh, sebagai berikut: a. Bagi murid yaitu mengembangkan kemampuan menulis puisi melalui media lingkungan sekolah murid kelas III SD Negeri 30 Maros. b. Bagi akademisi/lembaga pendidikan, dan guru akan menjadi bahan informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penerapan media lingkungan sekolah pada mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada pembelajaran menulis puisi. c. Bagi peneliti; menjadi masukan dalam meneliti dan mengembangkan penelitian lebih lanjut berkenaan dengan media lingkungan sekolah pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Penelitian tentang penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran dalam menulis puisi pernah dilakukan oleh Jumadi pada tahun 2009. Dengan judul Efektivitas Metode Inquiri dalam Setting Lingkungan terhadap Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Makassar. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan efektivitas metode inquiri dalam setting lingkungan terhadap pembelajaran keterampilan menulis puisi siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Makassar. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian eksperimen yang bersifat statistik inferensial jenis uji t. Populasi adalah seluruh siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Makassar semester genap tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 240 siswa. Sampel penelitian berjumlah 80 siswa. Penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampel kluster, artinya penentuan sampel dilakukan secara sengaja dengan jumlah yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes. Dengan instrumen yang berupa tes menulis puisi. Data yang dikumpul dianalisis dengan menggunakan rumus uji t.

Dari penelitian yang dilakukan, hasil analisis memperlihatkan bahwa kelas yang menggunakan metode inquiri dalam setting lingkungan 10 memperoleh nilai rata-rata 8,90. Sedangkan kelas yang tidak menggunakan metode inquiri dalam setting lingkungan memeperoleh nilai rata-rata 6,00. Pengolahan data penelitian dengan menggunakan uji t, menunjukkan bahwa t hitung bernilai 1,70 sedangkan harga t tabel menunjukkan 1,66 pada taraf signifikansi 5 % dengan taraf kebebasan (db) 78. Jadi harga t hitung lebih besar dari pada harga t tabel maka hipotesis nol (H 0 ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) di terima. Dengan demikian dilihat dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa metode inquiri dalam setting lingkungan efektif dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Makassar. Penelitian serupa juga pernah dilaksanakan oleh Novita Angra (2010) Efektivitas Penggunaan Media Lingkungan dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas X5 SMA Negeri 1 Watansoppeng. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yaitu hasil penelitian yang dinyatakan dalam bentuk angka untuk mengukur efektivitas penggunaan media lingkungan dalam pembelajaran menulis paragraf deskriptif siswa kelas X5 SMA Negeri 1 Watansoppeng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa dengan menggunakan media lingkungan (postes) lebih efektif dibandingkan sebelum menggunakan media lingkungan

11 (pretes). Hal ini tampak berdasarkan perolehan nilai rata-rata siswa sebelum menggunakan media, nilai rata-rata yang diperoleh yaitu: 6,56 dan meningkatkan menjadi 7,36; (2) penggunaan media lingkungan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa khususnya menulis paragraf deskriptif. Nurfaedah (2009) juga pernah meneliti tentang pembelajaran menulis puisi dengan judul Keefektifan Media Audiovisual dalam Meningkatkan Kompetensi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar dalam Menulis Puisi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keefektifan media audiovisual dalam meningkatkan kompetensi siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar menulis puisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media audiovisual efektif diterapkan dalam meningkatkan kompetensi siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar menulis puisi. Hal ini tampak pada nilai yang diperoleh siswa sebelum menggunakan menggunakan media audiovisual yang masih kurang dan dapat meningkat setelah menggunakan media audiovisual. Keefektifan media ini diketahui pula berdasarkan hasil perhitungan uji t. Perbandingan hasil kompetensi menulis puisi pada pretes dan postes menunjukkan bahwa nilai t hitung sebanyak 7,20> nilai t tabel 1,70. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu media audiovisual efektif diterapkan dalam meningkatkan kompetensi siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar menulis puisi.

12 Sri Darmayanah (2009) dengan judul Penerapan Strategi Pembelajaran Puisi Model Sinektik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Puisi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar puisi melalui penerapan strategi pembelajaran puisi model sinektik pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Makassar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus 1 hasil belajar puisi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Makassar berdasarkan interval nilai yang ditetapkan (75% ke atas), yakni 28 siswa mendapatkan nilai di bawah 75% dan 8 siswa mendapatkan nilai di atas 75%. Ini berarti penerapan strategi pembelajaran puisi model sinektik pada siklus 1 belum berhasil. Pada siklus 2 seluruh siswa mendapatkan nilai 75% ke atas. Dari 36 siswa yang hadir saat itu, semuanya mendapatkan nilai sesuai interval yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran puisi model sinektik dapat meningkatkan hasil belajar puisi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Makassar. B. Tinjauan Teori dan Konsep 1. Pembelajaran Bahasa Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan lebih diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta

13 menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia (Depdiknas, 2006). Pembelajaran adalah proses, cara, dan perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar, (Depdikbud, 1997: 14). Pembelajaran secara umum berarti meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Pembelajaran juga merupakan suatu kegiatan untuk membelajarkan siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Pembelajaran bahasa adalah kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia secara real di dalam kelas. Pembelajaran bahasa Indonesia melibatkan guru, murid, buku pelajaran bahasa, media, pengajaran bahasa, lingkungan sekolah dan situasi belajar. Pembelajaran bahasa Indonesia meliputi bidang kebahasaan, pemahaman dan penikmatan karya sastra, dan penggunaan bahasa. Tujuan pembelajaran sangat penting karena merupakan sasaran yang ingin dicapai dalam suatu pembelajaran, dan juga menjadi tolok ukur keberhasilan seorang guru dalam mengajar. Ada tiga tujuan yang harus dicapai dalam proses belajar, yaitu: a. Tujuan kognitif, yaitu tujuan yang berhubungan dengan pengertian dan pengetahuan (konsep ilmu). Domain kognitif terdiri atas enam bagian, yaitu: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. b. Tujuan afektif, yaitu tujuan yang berhubungan dengan upaya mengubah nilai, sikap, atau alasan. Tujuan ini terbagi dalam lima

14 kategori, yakni: penerimaan, pemberian respon, penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi. c. Tujuan psikomotorik, yaitu tujuan yang berkaitan dengan keterampilan menggunakan tangan, mata, telinga, dan alat indra yang lainnya. Tujuan ini terbagi dalam lima kategori, yaitu; peniruan, manipulasi, ketetapan, artikulasi, dan pengalaman. Menurut Sardiman (1996: 7), pembelajaran adalah usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses dalam diri siswa. Pembelajaran merupakan upaya terencana dalam membina pengetahuan, sikap, dan keterampilan anak didik melalui interaksi dengan lingkungan belajar. Pelaksanaan pembelajaran secara formal melibatkan dua unsur, yaitu guru sebagai penyampai pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Oleh karena itu, guru dituntut agar dapat berperan sebagal fasilitator yang baik dan dapat memberi pelajaran yang optimal (Arifin, dkk, 2000: 12). Untuk menghasilkan pembelajaran yang maksimal, guru harus dapat mengelola lingkungan belajar yang menarik dan kondusif bagi siswa. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh seorang guru untuk menghidupkan suasana pembelajaran bahasa Indonesia adalah merancang materi pembelajaran sehingga anak didik dapat menciptakan karya sendiri yang sangat bermakna. Gagne (dalam Haling, 2004: 9) mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru yang bertujuan untuk menolong siswa belajar. Pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi

15 terjadinya proses belajar siswa. Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi terjadniya proses belajar siswa, tidak selamanya berada di luar diri siswa, tetapi berada dalam diri siswa itu sendiri. Pembelajaran yang efektif dalam hal ini dapat ditunjang oleh beberapa tujuan seperti yang diuraikan berikut ini. a. Merinci hasil yang diharapkan bagi siswa dan menyusun tujuan pembelajaran yang tepat. b. Mengimplementasikan struktur tujuan yang tepat, kooperatif, komparatif atau individualistik. c. Merakit/menyeleksi materi sumber belajar yang dibutuhkan. d. Menciptakan iklim pembelajaran yang memperlancar tipe interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan belajarnya untuk mencapai tujuan. Suasana belajar yang kondusif itu mengandalkan prinsip-prinsip ilmu psikologi. Davis dan Brumfit (Nurgiyantoro, 1995: 7) mengemukakan beberapa prinsip sebagai berikut. a. Pengajaran akan memberikan hasil apabila isi suatu unit aktivitas dikaitkan dengan kebutuhan dan pengalaman siswa. b. Pengajaran bisa terjadi jika para siswa termotivasi penuh. c. Pengajaran akan lancar apabila pelajaran dan latihan tentang unsurunsur bahasa dibuat bermakna karena dapat bermanfaat di dalam kehidupan sehari-hari (atau bahkan disimulasikan).

16 d. Siswa harus diberi kesempatan luas untuk dapat berpartisipasi secara aktif di dalam proses belajar. e. Siswa harus dibantu untuk dapat mengamati dan memahami hubungan antara unsur-unsur bahasa, situasi komunikasi dan budaya lewat diagram, grafik, dan visualisasi yang beragam dan sederhana sehingga mudah dipahami. f. Aktivitas di kelas harus mempertimbangkan kenyataan bahwa setiap individu memiliki gaya belajar dan laju kecepatan belajar yang berbedabeda. g. Transfer belajar tidak selalu otomatif. 2. Pembelajaran Menulis Puisi di SD Pembelajaran menulis di SD dilaksanakan sejak kelas I sampai dengan kelas VI. Kegiatan menulis tidak dapat terlepas dari kegiatan bahasa lainnya seperti kegiatan membaca, menyimak dan berbicara. Untuk itu dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus dapat memadukan keempat unsur kebahasaan tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pelaksanaan pembelajaran menulis di SD terutama di kelas I dan II tidak dapat dipisahkan dengan pelajaran membaca permulaan, walaupun membaca dan menulis merupakan dua kemampuan yang berbeda. Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif. Kemampuan menulis siswa tidak diperoleh dengan sendirinya, melainkan melalui proses belajar mengajar. Untuk dapat menuliskan huruf

17 sebagai lambang bunyi, siswa harus berlatih dari cara memegang alat tulis serta menggerakkan tangannya dengan memperhatikan apa yang harus dituliskan. Siswa harus dilatih mengamati lambang bunyi itu, memahami setiap huruf sebagai lambang bunyi tertentu, sampai menuliskannya dengan benar. Agar bermakna proses belajar menulis permulaan ini dilaksanakan setelah siswa mampu mengenali huruf-huruf itu. Kemudian dalam kegiatan menulis lanjut siswa berlatih menungkapkan gagasannya secara tertulis. Pembelajaran menulis di kelas tinggi diarahkan pada kegiatan menulis lanjutan. Dalam kegiatan menulis lanjutan siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan menulisnya dalam bentuk yang lebih beragam. Jenis tulisan yang bisa dikembangkan pada kegiatan menulis lanjutan ini adalah menulis pantun, puisi, surat, dan prosa. Pengembangan kemampuan menulis di SD banyak bergantung kepada kreativitas seorang guru. Oleh karena itu, guru harus membekali dirinya dengan kemampuan menulis. Guru juga dituntut mampu memilih metode yang sesuai sehingga dapat merangsang kreativitas siswa. Latihan yang intensif dan terarah akan dapat membimbing siswa memiliki kemampuan menulis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini setiap guru hendaknya menyadari bahwa pembelajaran menulis tidak ditekankan pada pengetahuan kebahasaan tetapi bagaimana menerapkan pengetahuan tersebut.

18 Materi pembelajaran bahasa Indonesia dalam KTSP (2006) memuat beberapa standar kompetensi yang berisi pengembangan kemampuan menulis siswa baik dalam segi kebahasaan maupun nonkebahasaan. Menulis puisi terdapat dalam silabus mata pelajaran bahasa Indonesia tingkat SD kelas III semester 2 dengan standar kompetensi (SK) 8, yaitu : Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi. Berdasarkan SK tersebut maka kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa dan materi pokok yang diajarkan oleh guru adalah menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik sesuai dengan kompetensi yang ada pada silabus pada bagian 8.2. Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis meliputi: a. Pendekatan komunikatif Pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran, pendekatan komunikatif tampak pada pembelajaran, misalnya: mendeskripsikan suatu benda, menulis surat, dan membuat iklan. b. Pendekatan integratif Pendekatan integratif menekankan keterpaduan empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam pembelajaran. Pendekatan ini tampak pada butir pembelajaran,

19 misalnya: menceritakan pengalaman yang menarik, menuliskan suatu peristiwa sederhana, membaca bacaan kemudian membuat ikhtisar, dan meringkas cerita yang didengar. c. Pendekatan keterampilan proses Pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan siswa dalam mengamati, mengklasifikasi, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses ini tampak pada butir pembelajaran, misalnya: melaporkan hasil kunjungan, menyusun laporan pengamatan, membuat iklan, dan menyusun kalimat acak menjadi paragraf yang padu. d. Pendekatan tematis Pendekatan tematis menekankan tema pembelajaran sebagai payung/pemandu dalam pembelajaran.pendekatan tematis, tampak pada butir pembelajaran, misatnya: menulis pengalaman dalam bentuk puisi, dan menyusun naskah sambutan. Pendekatan-pendekatan tersebut pada hakikatnya mempunyai karakteristik yang sama dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu memandang siswa di dalam pembelajaran sebagai subjek pembelajaran bukan sebagat objek pembelajaran. Dalam hal ini, peran guru sebagai motivator dan fasilitator di dalam membangkitkan potensi siswa dalam membangun/mengkonstruksi gagasan/ide masmg-masing di dalam pembelajaran.

20 3. Menulis a. Pengertian Menulis Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain, melainkan dengan cara mengungkapkan ide atau gagasan produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan kosakata dan struktur kalimat dengan lebih baik sehingga karya tulisnya dapat dimengerti orang lain. Alwi (2001: 1219) menjelaskan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Tarigan (2008: 21) mengemukakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut sepanjang mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Enre (1994: 2) mengatakan bahwa menulis merupakan kemampuan mengungkapkan pikiran dan juga perasaan dalam tulisan yang efektif. Menulis berarti melahirkan atau mengungkapkan pikiran dan atau perasaan melalui suatu lambang (tulisan). Tentu saja segala lambang (tulisan) yang dipakai haruslah merupakan hasil kesepakatan para pemakai bahasa yang satu dengan yang lainnya saling memahami. Apabila seseorang diminta untuk menulis, maka berarti ia akan

21 mengungkapkan perasaannya ke dalam bentuk tulisan. Jadi, menulis itu berarti melakukan dengan tulisan.menulis sebagai salah satu bentuk peristiwa komunikasi pada hakikatnya menuangkan gagasan,pendapat,perasaan,keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan kemudian mengirimkannya kepada orang lain ( Syafi ie,1988:45)kegiatan menulis memerlukan suatu perencanaan. Setiap kali seseorang akan memulai menulis ia harus mempunyai perencanaan penulisan. Perencanaan itu mungkin ada dalam pikiran saja atau mungkin pula dituangkan secara rinci di atas kertas.selain itu, menulis juga merupakan aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Wujud berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan semua kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Menulis juga merupakan suatu proses penyampaian pesan,gagasan,sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan simbolsimbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh pembaca. Menurut De Porter dan Hernacky (2004:179) menulis merupakan aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Otak kanan berhubungan dengan emosi, perasaan, sedangkan otak kiri berhubungan dengan logika dan ilmu pengetahuan. Belajar menulis harus memanfaatkan kedua belahan otak itu. Menulistidak hanya berhubungan dengan kalimat, paragraf,ejaan,gagasan,larik,bait, dan tema, tetapi juga berhubungan

22 dengan semangat,spontanitas,emosi,warna,gairah,kegembiraan,inspirasi dan lain-lain. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa menulis adalah pengungkapan pikiran dan perasaan melalui tulisan. Tentu saja tulisan yang dipakai harus dipahami dan merupakan kesepakatan pemakai bahasa. b. Kemampuan Menulis Kemampuan menulis adalah keterampilan seseorang menggunakan bahasa tulis sebagai alat, baik wadah maupun media untuk memaparkan isi jiwanya, penghayatan, dan pengalamannya secara teratur. Halim (2004: 23) mengemukakan bahwa indikator keterampilan menulis ini, yaitu: 1) kemampuan memilih ide yang akan dipaparkan; 2) kemampuan menata atau mengorganisasikan ide pilihannya secara sistematis; 3) kemampuan menggunakan bahasa menurut kaidah-kaidah serta kebiasaan pemakaian bahasa yang telah umum sifatnya; 4) kemampuan menggunakan gaya bahasa, yaitu pilihan struktur dan kosakata untuk memberikan nada atau makna terhadap karangan itu; 5) kemampuan mengatur mekanisme tulisan, yaitu tata cara penulisan lambang-lambang bahasa tertulis (ejaan) yang dipaparkan dalam bahasa tersebut.

23 Hairston (dalam Halim, 2004: 23) menyatakan bahwa ada beberapa alasan yang menyebabkan kemampuan menulis itu menjadi penting, yaitu: 1) Kegiatan menulis adalah suatu sarana untuk menemukan sesuatu. Dalam hal ini, dengan menulis kita dapat merangsang pemikiran kita dan kalau itu dilakukan dengan intensif, maka akan dapat membuka penyumbat otak kita dalam rangka mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita. 2) Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru. Ini terutama terjadi kalau kita membuat hubungan antara ide yang satu dengan yang lain dan melihat keterkaitannya secara keseluruhan. 3) Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang kita miliki. Dengan menuliskan berbagai ide itu berarti kita harus dapat mengaturnya di dalam suatu bentuk tulisan yang padu. 4) Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang. Dengan menuliskan ide-ide itu ke dalam suatu tulisan berarti akan melatih diri kita untuk membiasakan membuat jarak tertentu terhadap ide yang kita hadapi dan mengevaluasinya. 5) Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk menyerap dan memproses informasi. Bila kita akan menulis sebuah topik, maka hal itu berarti kita harus belajar tentang topik itu dengan lebih baik. Apabila kegiatan seperti itu kita lakukan terus-menerus, maka berarti akan

24 dapat mempertajam kemampuan kita dalam menyerap dan memproses informasi. 6) Kegiatan menulis akan memungkinkan kita untuk berlatih memecahkan beberapa masalah sekaligus. Dengan menempatkan unsur-unsur masalah dalam sebuah tulisan berarti kita akan dapat menguji dan, kalau perlu, memanipulasinya. 7) Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu memungkinkan kita untuk menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi. c. Persiapan Awal Belajar Menulis Dalam proses belajar menulis, berbagai kemampuan itu tidak mungkin dikuasai seseorang secara serentak. Semua kemampuan itu dapat dikuasai oleh para penulis yang sudah profesional melalui suatu proses, setahap demi setahap. Proses penguasaan berbagai kemampuan dapat berjalan cepat atau lambat tergantung pada besarnya potensi yang dimiliki dan ketekunannya dalam menulis. Adapun tingkat penguasaan berbagai kemampuan itu, selain dipengaruhi oleh kedua faktor tadi, juga sangat dipengaruhi oleh lama waktu seseorang telah berlatih menulis. Semakin lama ia melakukan kegiatan menulis, semakin tinggi pula tingkat penguasaan berbagai kemampuan yang dimilikinya. Karena kemampuan itu tidak bisa dikuasai secara serentak, maka untuk mempermudah mempelajarinya perlu dibuat skala prioritas. Penentuan prioritas ini diharapkan dapat digunakan sebagai strategi dasar untuk memulai belajar menulis.

25 Menurut Hairston (dalam Darmadi, 1996: 23-24), skala prioritas dalam belajar menulis tidak hanya berupa suatu rangkaian kemampuan yang mengarah pada terbentuknya sebuah tulisan. Rangkaian kemampuan yang dimaksud, adalah: 1) kemampuan untuk mengingat dan mengapresiasi tulisan yang baik,2) kemampuan untuk memahami proses penulisan, 3) kemampuan mempelajari tentang bagaimana sebuah tulisan itu dimulai, 4) kemampuan mengorganisasi tulisan, dan 5) kemampuan menyatukan tulisan. Untuk dapat mengapresiasi tulisan yang baik, pertama-tama kita harus mengetahui kriteria utama tulisan yang baik. Kriteria itu sangat penting karena akan sangat menentukan sikap kita dalam menilai suatu tulisan, termasuk tulisan yang telah kita susun. Kriteriai utama itu adalah apakah tulisan itu telah benar-benar mencapai sasaran yang dimaksud (baik dari segi pembaca dan tujuannya)? Jika jawabannya ya, itu berarti bahwa tulisan yang kita baca sudah merupakan tulisan yang baik dan efektif. Akan tetapi, jika jawabannya tidak, itu berarti bahwa tulisan yang kita evaluasi itu belum merupakan tulisan yang baik dan efektif walaupun dari sisi lain tulisan itu mungkin cukup menarik. d. Teknik Pengajaran Menulis Halim (2004: 16) mengemukakan bahwa indikator keterampilan menulis ini, yaitu: 1) kemampuan memilih ide yang akan dipaparkan; 2) kemampuan menata atau mengorganisasikan ide pilihannya secara sistematis; 3) kemampuan menggunakan bahasa menurut kaidah-kaidah

26 serta kebiasaan pemakaian bahasa yang telah umum sifatnya; 4) kemampuan menggunakan gaya bahasa, yaitu pilihan struktur dan kosakata untuk memberikan nada atau makna terhadap karangan itu; 5) kemampuan mengatur mekanisme tulisan, yaitu tata cara penulisan lambang-lambang bahasa tertulis (ejaan) yang dipaparkan dalam bahasa tersebut. Baradja (dalam Nurhadi, 2004: 343) menyebutkan lima tahap dalam latihan menulis, yaitu: 1) mencontoh, yakni pembelajaran menulis melalui atau sesuai contoh; 2) reproduksi, yakni pembelajaran menulis tanpa model; 3) rekombinasi atau transformasi, yakni pembelajar mulai menggabungkan kalimat yang pada mulanya berdiri sendiri menjadi gabungan beberapa kalimat; 4) menulis terpimpin, pembelajar mulai berkenalan dengan penulisan alinea; 5) menulis, yakni pembelajar mulai menulis bebas untuk mengungkapkan ide dalam bentuk tulisan yang sebenarnya. Rivers (dalam Parera dan Tasai, 1996: 14-15) menganjurkan beberapa teknik secara berjenjang untuk keterampilan menulis, yaitu: 1) menyalin naskah dalam bahasa,2) menulis kembali (mereproduksi) hal yang telah didengar atau dibaca,3) melakukan kombinasi antara hal yang telah dibaca dan didengar dengan adaptasi kecil, 4) menulis terpimpin, dan 5) menyusun karangan atau komposisi dengan tema, topik, atau judul yang dipilih murid sendiri. 2. Pembelajaran Menulis Puisi di SD

27 Pembelajaran menulis di SD dilaksanakan sejak kelas I sampai dengan kelas VI. Kegiatan menulis tidak dapat terlepas dari kegiatan bahasa lainnya seperti kegiatan membaca, menyimak dan berbicara. Untuk itu dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus dapat memadukan keempat unsur kebahasaan tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pelaksanaan pembelajaran menulis di SD terutama di kelas I dan II tidak dapat dipisahkan dengan pelajaran membaca permulaan, walaupun membaca dan menulis merupakan dua kemampuan yang berbeda. Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif. Kemampuan menulis siswa tidak diperoleh dengan sendirinya, melainkan melalui proses belajar mengajar. Untuk dapat menuliskan huruf sebagai lambang bunyi, siswa harus berlatih dari cara memegang alat tulis serta menggerakkan tangannya dengan memperhatikan apa yang harus dituliskan. Siswa harus dilatih mengamati lambang bunyi itu, memahami setiap huruf sebagai lambang bunyi tertentu, sampai menuliskannya dengan benar. Agar bermakna proses belajar menulis permulaan ini dilaksanakan setelah siswa mampu mengenali huruf-huruf itu. Kemudian dalam kegiatan menulis lanjut siswa berlatih menungkapkan gagasannya secara tertulis. Pembelajaran menulis di kelas tinggi diarahkan pada kegiatan menulis lanjutan. Dalam kegiatan menulis lanjutan siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan menulisnya dalam bentuk yang lebih

28 beragam. Jenis tulisan yang bisa dikembangkan pada kegiatan menulis lanjutan ini adalah menulis pantun, puisi, surat, dan prosa. Pengembangan kemampuan menulis di SD banyak bergantung kepada kreativitas seorang guru. Oleh karena itu, guru harus membekali dirinya dengan kemampuan menulis. Guru juga dituntut mampu memilih metode yang sesuai sehingga dapat merangsang kreativitas siswa. Latihan yang intensif dan terarah akan dapat membimbing siswa memiliki kemampuan menulis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini setiap guru hendaknya menyadari bahwa pembelajaran menulis tidak ditekankan pada pengetahuan kebahasaan tetapi bagaimana menerapkan pengetahuan tersebut. Materi pembelajaran bahasa Indonesia dalam KTSP (2006) memuat beberapa standar kompetensi yang berisi pengembangan kemampuan menulis siswa baik dalam segi kebahasaan maupun nonkebahasaan. Menulis puisi terdapat dalam silabus mata pelajaran bahasa Indonesia tingkat SD kelas III semester 2 dengan standar kompetensi (SK) 8, yaitu : Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi. Berdasarkan SK tersebut maka kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa dan materi pokok yang diajarkan oleh guru adalah menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik sesuai dengan kompetensi yang ada pada silabus pada bagian 8.2.

Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis meliputi: 29 e. Pendekatan komunikatif Pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran, pendekatan komunikatif tampak pada pembelajaran, misalnya: mendeskripsikan suatu benda, menulis surat, dan membuat iklan. f. Pendekatan integratif Pendekatan integratif menekankan keterpaduan empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam pembelajaran. Pendekatan ini tampak pada butir pembelajaran, misalnya: menceritakan pengalaman yang menarik, menuliskan suatu peristiwa sederhana, membaca bacaan kemudian membuat ikhtisar, dan meringkas cerita yang didengar. g. Pendekatan keterampilan proses Pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan siswa dalammengamati,mengklasifikasi, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses ini tampak pada butir pembelajaran, misalnya: melaporkan hasil kunjungan, menyusun laporan pengamatan, membuat iklan, dan menyusun kalimat acak menjadi paragraf yang padu. h. Pendekatan tematis

30 Pendekatan tematis menekankan tema pembelajaran sebagai payung/pemandu dalam pembelajaran.pendekatan tematis, tampak pada butir pembelajaran, misatnya: menulis pengalaman dalam bentuk puisi, dan menyusun naskah sambutan. Pendekatan-pendekatan tersebut pada hakikatnya mempunyai karakteristik yang sama dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu memandang siswa di dalam pembelajaran sebagai subjek pembelajaran bukan sebagat objek pembelajaran. Dalam hal ini, peran guru sebagai motivator dan fasilitator di dalam membangkitkan potensi siswa dalam membangun/mengkonstruksi gagasan/ide masmg-masing di dalam pembelajaran. 3. Puisi a. Pengertian Puisi Secara etimologis, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau poeisis pembauatan, dan dalam bahasa Inggris puisi disebut poem atau poetry. Kemudian Hudson mengungkapkan bahwa puisi merupakan ilusi dan imajinasi yang dituangkan oleh penulis dengan media berupa kata-kata. Puisi juga merupakan salah satu cabang sastra (Aminuddin, 2009: 134). Waluyo (2007: 25) menyatakan puisi adalah karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan kekuatan bahasa dan struktur fisik serta struktur batin.