MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK TRANSFORMASI PUISI PADA S1SWA KELAS X SMA NEGERI 1 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2010

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX

RANI HANDAYANI NIM

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)

M A K A L A H. Disusun oleh : IRNA IRAWATI NIM

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI PADA SISWA KELAS IX

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

DANI KURNIA NIM

MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X SMAN 1 KRANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

MAKALAH. Oleh IWAN HERAWAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI

Oleh Dian Surya Ningsih

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CERITA PENDEK DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING and LEARNING DI KELAS VII SMPN II TAROGONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (KERJASAMA) DALAM MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS X SMA KARTIKA SILIWANGI 4 CIMAHI

Oleh Anggrianne Anastasia Panjaitan ABSTRAK

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

M A S I D A H NPM PROGRAM STUDI PBS INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING. Oleh : Cece Gosul NIM

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN WHOLE LANGUANGE PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHOW NOT TELL DI MTs CAHAYA HARAPAN

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS, KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS V SDN SUKASENANG 1 BANYURESMI GARUT MAKALAH.

ANALISIS KEMAHIRAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

M A K A L A H. Disusun oleh : NURHAYATI NIM

MODEL PEMBELAJARAN CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DI KELAS VIII SMPN 2 KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB 3 METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LAGU DAERAH SUMBAWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMAN 1 SEKONGKANG

L I S N I A W A T I NPM

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FAST WRITING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

MODEL PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DEKLAMASI DI KELAS X MA. MUHAMMADIYAH KARANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

MAKALAH OLEH: DEDE SUPRIATNA NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK QUANTUM LEARNING SISWA DI KELAS VII SMP YPI SUKAWENING GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

MAKALAH. Oleh DINI NURHAYATI NPM

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

Kemampuan Mengubah Wacana Narasi Menjadi Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Girsang

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2

Rama Wadi. NIM

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

Oleh : ATENG SUDRAJAT NIM

Nikke Permata Indah Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3

MALAKAH. Oleh : WIWIN WIDANINGSIH

MAKALAH. Oleh MIA KUSMIATI NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMATIK DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS TOKOH CERPEN PADA PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

(Sugiyono,2013hlm.76) Keterangan : E = kelas eksperimen yang dipilih secara acak K = kelas kontrol yang dipilih secara acak

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA ALAM DAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 DARMA

MAKALAH. Oleh RINA HERLINA NPM :

BAB 3 METODE PENELITIAN. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK TRANSFORMASI PUISI PADA S1SWA KELAS X SMA NEGERI 1 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2010 M A K A L A H Oleh: YATI ROHAYATI NIM.1021.0247 PROGRAM STUDI PBS INDONESIA DAN DAERAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK TRANSFORMASI PUISI PADA S1SWA KELAS X SMA NEGERI 1 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2010 Yati Rohayati NIM.1021.0247 Program Studi PBS Indonesia Dan Daerah Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah: mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan teknik transformasi puisi, mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen tanpa teknik transformasi puisi. Sedangkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah "terdapat perbedaan yang signifikan antara teknik transformasi puisi dan tanpa teknik transformasi dalam pembelajaran menulis cerpen". Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk meneliti hubungan sebab akibat. Teknik penelitian yang digunakan adalah: studi pustaka, teknik observasi, teknik tes, teknik uji coba, dan wawancara. Sedangkan pengolahan data peneliti menggunakan pretes dan postes perhitungan skor serta perhitungan statistik dengan uji t. Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang terkumpul, dapat kita lihat bahwa rata-rata nilai yang dihasilkan pada kelompok eksperimen yang menggunakan teknik transformasi sebesar 65,5, sedangkan rata-rata yang dihasilkan pada kelompok kontrol tanpa menggunakan teknik transformasi sebesar, 55,5. Oleh karena itu, dapat kita simpulkan bahwa penggunaan teknik transformasi lebih baik jika dibandingkan dengan yang tidak menggunakan teknik transformasi pada pembelajaran menulis cerpen. PENDAHULUAN Kita menyadari bahwa kebutuhan dan tantangan bangsa Indonesia dalam memasuki milenium ketiga adalah ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Ketiga hal itu untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya dalam abad 21. Manakala pengamatan itu dapat dibenarkan, jelaslah peranan dan fungsi bahasa Indonesia sangat menonjol, Indonesia memerlukan ratusan ribu bahkan jutaan ilmuwan, budayawan dan teknolog. Pengadaan ke arah pengadaan tenaga yang berkualifikasi ilmuwan, budayawan, dan teknolog itu mutlak digalakkan dan dikembangkan. Oleh karena itu, tradisi keilmuwan dan budaya akademik harus diciptakan dan dikembangkan. Sebagaimana salah satu fungsi pengajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah sebagai sarana pengembangan penalaran, dan dalam hal ini menulis memegang peranan penting dalam pengembangan penalaran. Penalaran itu berada dalam otak manusia dan tidak dapat diketahui siapapun. Penalaran baru dapat diketahui oleh sesama manusia jika sudah dinyatakan dan diaktualisasi dalam salah satu bahasa, baik lisan maupun tulisan (Santoso, 1987 :10-11). Menulis sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa melalui lambang-lambang berupa tulisan, merupakan keterampilan alih kode yang tepat dan seksama dari bentuk ujaran, bertekanan dan berintonasi ke bentuk tulisan yang dilengkapi tanda-tanda baca, hingga keseluruhan bentuk yang ditulis itu mampu menampung perasaan dan pikiran sebagaimana dimaksud penulisnya. Dengan menulis kita dapat menyampaikan berbagai tujuan seperti a. Mengungkapkan ekspresi diri b. Menyampaikan informasi imajinatif maupun objektif c. Menjelaskan suatu kebenaran d. Mendesak dan mempengaruhi e. Menyajikan suatu kebenaran f. Memuji dan menghibur Menulis harus mempunyai tujuan yang baik sehingga siswa tidak asal menulis tetapi mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang berlaku, sehingga menghasilkan bahasa yang a. Efektif, benar-benar mencerminkan maksud b. Efisien, meskipun secara kuantitatif relatif kecil babasa tersebut memiliki kemampuan mengungkapkan maksud yang luas dan benar, hemaf kata, tetapi padat isinya c. Popular, bahasa yang digunakan akrab dengan pembaca d. Langsung, tidak berbelit-belit atau berputar-putar (Natasasmita, 199530-31) Adapun kaidah-kaidah itu adalah

a. Kaidah sintaksis, meliputi pola-pola klausa, frase, pembentukan morfem menjadi kata (bentuk komplek), penggunaan kata-kata lugas, penggunaan huruf kapital, tanda-tanda baca, hingga keseluruhan pemakainya membentuk kesatuan yang utuh. b. Kaidah makna, meliputi makna konotatif atau makna konseptual, dan makna asosiatif atau makna yang dipengaruhi oleh makna sampingan disamping makna denotatifnya. c. Kaidah sosial, berhubungan dengan norma-norma berbagai tingkatan sosial, maupun ragam pemakainya. Penulis memilih pembelajaran menulis dengan apresiasi puisi, keterampilan menulis cerpen dipilih karena cerpen bersifat fiksi, berupa cerita, bersifat didaktis, relatif tidak panjang, dan pada umumnya mempunyai kesan yang tersembunyi. Sedangkan puisi merupakan karya sastra yang memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh karya sastra lain. Puisi adalah karya sastra yang dapat dikaji dari bermacam-macam aspek, puisi bersifat multiinterpretabel, subyektif, tergantung perasaan dan selera penikmatnya. Berdasarkan hal di atas penulis terdorong untuk memadukan pembelajaran yang tepat dan dianggap cocok, dan penulis tuangkan dalam judul penelitian "Model Pembelajaran Menulis Cerpen Dengan Teknik Transformasi Puisi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Singajaya Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2011/2012 KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. (Tarigan, 1986:21) Pengertian Cerita Pendek Berikut ini pengertian cerita pendek menurut para ahli: 1. Edgar Allan Poe (dalam Nurgiantoro, 1995:10) "Cerita pendek adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira kira berkisar antara setengah sampai dua jam" 2. Cerita pendek adalah cerita fiksi berbentuk prosa yang singkat, padat, yang unsur ceritanya terpusat pada satu cerita pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas dan keseluruhan cerita memberikan kesan tunggal (Jabrohim, 1994:165) 3. Notosusanto (dalam Tarigan, 1993:176) "cerpen adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan cerita pendek adalah cerita narasi fiktif yang singkat, berkonsentrasi pada satu peristiwa, memuat realita kehidupan dengan hanya ada satu peristiwa untuk memberikan efek khusus bagi pembacanya. Pengertan Puisi Berikut ini beberapa pengertian puisi menurut para ahli: Puisi adalah karangan ikatan yang terikat oleh ketentuan bait atau kuplet, ketentuan larik atau baris dalam bait, dan ketentuan jumlah suku kata dalam larik (Natasasmita, 1995:257) Istilah puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu poiesis ysng berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula itu lama kelamaan semakin sempit ruang lingkupnya menjadi " hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan" (Tarigan, 1984:4) Pengertian Teknik Transformasi Puisi Salah satu teknik yang digunakan dalam pembelajaran menulis cerita pendek adalah teknik transformasi puisi. Transformasi adalah perubahan bentuk, rupa (sifat clan sebagainya) (Imron, 1992 : 201). Teknik transformasi puisi adalah suatu teknik memindahkan atau mengalih bentukan suatu karya sastra ke dalam bentuk yang sama atau bentuk lain. Dalam penelitian ini teks yang digunakan adalah puisi yang memberikan kapada pembelajar sarana-sarana linguistik, struktur, butir-butir leksikal, yang dapat membantu siswa menyusun ke bentuk lain yaitu cerita pendek. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu metode penelitian yang bertujuan meneliti saling hubungan sebab akibat cara menggunakan suatu perlakuan kepada suatu kelompok dan membandingkan hasilnya dengan kelas kontrol. Eksperimen yang digunakan adalah quasi eksperimen. Dalam ini terdapat dua kelompok subyek, yaitu kelompok eksperimen dan pembanding (kontrol). Kelompok eksperimen yaitu kelompok yang dikenal perlakuan. Dalam kelompok eksperimen sebelum diberi dilakukan pengukuran tes terlebih dahulu (pra tes) dan setelah dilakukan pengukuran kembali (pasca tes), untuk mengetahui perlakuan yang diberikan. Desain prates dan pascates sebagai berikut: Tabel 1 Rancangan eksperimen Kelompok Prates Perlakuan Pascates E Y 1 X Y 2 C Y 1 Z Y 2

Keterangan: E = Kelompok Eksperimen C = Kelompok Kontrol Y 1 = Hasil Konservasi sebelum perlakuan Y 2 = Hasil Observasi setelah perlakuan X = Perlakuan dikelompok eksperimen, yaitu pembelajaran menulis cerpen dengan teknik transformasi puisi Z = Perlakuan dikelompok kontrol, yaitu pembelajaran menulis cerpen tanpa teknik transformasi (dengan teknik pengembangan paragraf) Teknik Penelitian Teknik yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data sebagai berikut: a. Studi kepustakaan Teknik ini merupakan langkah awal sebelum penulis melakukan penelitian, untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan teori yang menunjang penelitian. Informasi ini didapat dari buku-buku dan sumber lain. b. Observasi Teknik ini digunakan untuk persiapan pembelajaran menulis dengan teknik transformasi. Penulis melakukan tinjauan ke sekolah, untuk mengetahui keadaan sekolah dan kelas mana yang akan digunakan. Selain itu penulis berhubungan langsung dengan guru kelas untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan materi pelajaran dan kesiapan untuk dilakukan tes. c. Tes Penulis melakukan dua kali tes. Prates dilakukan sebelum proses belajar mengajar untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum perlakuan dan pascates dilakukan setelah proses belajar. d. Uji coba Uji coba merupakan proses pelaksanaan dilapangan berupa uji coba menulis pada siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Karangan Siswa Kelas Eksperimen Pretes Nama : Dede Aisyaturrodiah skor : 59 Periode tes : Prates dari P1 :60 Kategori : Tinggi Judul dalam karangan ini sudah cukup menggambarkan isi karangan. Hanya saja penyajiannya kurang menarik. Dari segi alur, rangkaian cerita tersusun kurang logis, kurang jelas, dan kurang menarik. Rangkaian cerita terasa datar, pengarang kurang memaparkan peristiwa sehingga pembaca kurang terbawa ke dalam cerita yang dikisahkan pengarang. Cerita terlalu singkat tanpa ada klimaks dan penyelesaian. Dari segi latar, pengarang kurang menggambarkannya sehingga tulisan ini kurang menarik. Dalam cerita ini sudut pandang yang digunakan pengarang tidak jelas, misalnya pada paragraf pertama pengarang berperan sebagai pencerita, pada paragraf berikutnya pengarang menjadi "aku" sebagai tokoh. Pengarang kurang menggambarkan tokoh dalam cerita dan kurang memiliki karakter. Demikian juga amanat, pengarang kurang jelas menyampaikan amanat karena cerita yang disusun terlalu singkat. Bahasa yang digunakan dalam karangan ini cukup baik. Hanya saja masih terdapat kesalahan yang sifatnya tetap, misalnya penempatan titik dan koma yang kurang tepat dan penggunaan huruf kapital yang sembarangan, namun hal itu tidak terlalu mengganggu. Kemudian dari segi diksi, pilihan kata kurang tepat dan kurang menarik. Misalnya, pada kalimat "Perahu pun berjalan menuju gadis manis" lebih tepat jika digunakan kata melaju menggantikan kata berjalan. Jumlah kata dalam dalam karangan ini sekitar 142 kata, sehingga kurang memenuhi kriteria. Untuk kuantitas skoryang diperoleh adalah satu. Nama : Iis Solihat skor :49 Periode tes : prates dari PI :48 Kategori : sedang Karangan ini bedudul "Menunggu Sang pujaan Hati", judul tersebut sudah cukup menggambarkan isi cerita. dan sesuai dengan isi puisi.namu dari segi penyajian judul maupun isi kurang menarik dan kurang memenuhi kriteria sebuah cerpen. Dalam cerita ini pengarang sama sekali tidak menggambarkan latar sehingga sehingga cerita ini tidak menarik. Alur dalam dalarn cerita ini disusun kurang logis, kurang jelas, dan kurang menarik Pengarang tidak menggambarkan kejadian dengan rinci hanya berupa ringkasan-ringkasan saja, sehingga pembaca kurang dapat menikmati cerita. Sebuah cerita dibawa oleh tokoh, sedangkan dalam cerita ini tokoh tidak digambarkan dengan jelas dan kurang memiliki karakter, sehingga isi cerita tidak menarik Sudut pandang yang digunakan pengarang cukup jelas dan konsisten pengarang hanya berperan sebagai pencerita. Dalam cerita ini amanat kurang digambarkan dengan jelas. Pada karangan ini terdapat kesalahan yang sifatnya tetap. Namun kesalahan ini tidak terlalu

mengganggu, misalnya penggunaan huruf kapital yang kurang tepat, selalu diletakkan ditengah kalimat, contoh pada kalimat "dia mencoba Sabar dan Tabah menunggu" Cerita ini dipaparkan dengan menggunakan bahasa yang sederhana bahkan tidak menggunakan gaya bahasa sehingga kurang mernenuhi kriteria pemaparan sebuah cerpen. Penempatan kata dan makna kata dalam cerita ini sudah tepat namun kurang menarik. Jumlah kata pada karangan ini kurang memenuhi kriteria, bahkan kurang dari 100 kata, sehingga nilai yang didapat untuk kuantitas hanya satu. Nama : Ryan Budhi Prasetya Skor : 43 Periode tes : prates dari P1 : 42 Kategori : rendah Karangan ini bedudul "Kasih Tak Sampai", judul ini cukup menggambarkan isi cerpen, hanya saja dari segi penyajiannya kurang menarik, judul yang dibuat kurang berbobot dan dan isi cerita terlalu singkat, sehingga kurang menggambarkan suatu kejadian. Alur dalam cerita ini dipaparkan kurang jelas, kurang logis, dan kurang menarik. Pengarang kurang memaparkan cerita sehingga karangan pun menjadi datar dan tanpa ada klimaks. Pengarang kurang jelas menggambarkan latar, sehingga pembaca tidak larut dalam suasana yang ingin diciptakan pengarang. Sudut pandang yang digunakan pengarang cukup jelas, yaitu sebagai pencerita. Namun dalam karangan ini tokoh kurang digambarkan baik nama maupun karakter. Ada ketidak jelasan mengenai tokoh dalam cerita. Pada paragraf pertama disebutkan tokoh sebagai "seorang gadis" namun gadis itu disebutkan dalam paragraf berikutnya hingga akhir cerita. Amanat dalam cerpen ini kurang digambarkan dengan jelas. Dalam karangan ini banyak terdapat kesalahan ejaan yang sifatnya tetap, misalnya penggunaan huruf kapital yang kurang tepat dan penggunaan titik dan koma yang tidak tepat. Selain itu banyak penulisan kata yang ditulis yg,hal tersebut menyalahi aturan ejaan yang disempurnakan. Cerita ini dipaparkan dengan gaya bahasa yang sederhana, dalam karangan ini tidak terdapat makna kata yang menyimpang, banyak terdapat susunan. kata yang rancu. Dalam karangan ini gaya bahasa kurang menggambarkan isi sebuah cerpen sehingga pembaca kurang merasa tertarik. Jumlah kata dalam karangan ini adalah 80 kata, kurang dari kriteria sehingga skor yang diperoleh untuk kuantitas hanya satu. Pascates Nama : Dede Aisyaturrodiah Skor : 89 Periode tes : pascates dari P1 : 86 Kategori : Tinggi Tema yang diungkapkan pengarang sesuai dengan tema yang ada dalam puisi, demikian juga dengan judul "Gadis Tepi Pantai" cukup meluiskan isi puisi dan isi cerpen. Namun, judul tersebut masih kurang menarik untuk menjadi judul sebuah cerpen. Dari segi pemaparan isi sudah cukup menarik dan memenuhi kriteria sebuah cerpen. Rangkaian cerita terjalin dengan logis dan teratur. Setiap kejadian dipaparkan dengan menarik namun akhir cerita dapat ditebak. Dalam menggambarkan tokoh, pengarang menggambarkan dengan cukup jelas dan berkarakter. Tokoh utama digambarkan memiliki kesetiaan pada kekasihnya hingga akhir hayat masih menantikan kedatangan kekasihnya yang tidak diketahui apakah hidup atau mati, sementara didekatnya ada pria lain yang bersedia membahagiakannya. Dalam karangan ini penulis menggambarkan suasana atau situasi tempat terjadinya cerita dengan jelas namun kurang menarik. Dilihat. dari judul peristiwa ini terjadi disebuah pantai contohnya pada kalimat "Saat sang surya tenggelam. Disebuah pulau didekat pantai terlihat seorang gadis yang memakai kebaya berwarna merah muda dengan angin yang semilir sehingga membuat rambut yang panjang dan terurai dimainkan oleh angin". Dalam cerita ini sudut pandang yang digunakan pengarang cukup jelas yaitu sebagai pencerita atau orang ketiga. Dalam cerita ini amanat yang disampaikan pengarang cukup jelas yaitu tentang kesetiaan yang harus dimiliki oleh setiap orang. Dari segi isi, cerita ini cukup menarik, karena dipaparkan dengan menggunakan gaya bahasa yang sederhana. Namun ada kerancuan pada kalimat yang dibuat misalnya "Seorang gadis yng memakai kebaya berwama merah muda dengan angin yang semilir sehingga membuat rambut yang panjang dan terurai dimainkan oleh angin", agar lebih efektif sebaiknya diubah menjadi "Seorang gadis yang memakai kebaya merah muda duduk ditemani semilir angin yang mempermainkan rambutnya". Pengarang terlalu banyak menggunakan kata itu yang kadang-kadang mengganggu proses membaca. Dari segi ejaan, ada kesalahan yang sifatnya tetap dan tidak tetap contohnya pada kata angel yang seharusnya pada awal kata menggunakan huruf kapital menjadi Angel. Selain itu masih terdapat kesalahan penempatan tanda titik dan koma yang kurang tepat.

Karangan ini terdiri dari 400 kata lebih sehingga memenuhi kriteria dan memperoleh nilai 5. Nama : lis Solihat skor : 73 Periode tes : pascates dari P1 : 70 Kategori : sedang Secara keseluruhan cerita yang dibuat pengarang sesuai dengan tema yang diungkapkan, cukup menarik dan membuat penasaran pembaca. Judul yang dipilih pengarang yaitu "Kerinduan Astuti" cukup menggambarkan isi dan penyajiannya menarik Tokoh digambarkan jelas namun kurang berkarakter. Dari segi alur cerita tersusun kurang logis namun menarik dengan akhir cerita yang mengejutkan. Latar ternpat, waktu, dan keadaan digambarkan cukup jelas dan menarik oleh pengarang misalnya "Angin tajam sekali. Kelam menyelubungi gubuk doyong itu. Dingin menerpa". Ada sedikit kerancuan pada sudut pandang yang digunakan pengarang, pada awalnya pengarang berperan sebagai orang ketiga atau pencerita, namun pada paragraf berikutnya berperan sebagai tokoh. Hal ini cukup mengganggu pemahaman pembaca. Amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang adalah manusia hanya bisa berniat namun Tuhanlah yang kuasa mengabulkan. Diksi yang digunakan dalam karangan ini sudah cukup menarik dan tidak ada kesalahan pilihan kata yang membuat makna yang berbeda. Hanya saja pengarang terlalu banyak menggunakan kata maka hampir pada setiap kalimat. Misalnya "maka dilihatnya sang merpati, maka Astuti pun tertegun". Dari segi ejaan masih banyak terdapat kesalahan yang sifatnya tetap misalnya penggunaan huruf kapital di tengah kalimat, penulisan nama orang yang seharusnya menggunakan huruf kapital dan pada awal kata, penggunaan tanda titik dan koma yang kurang tepat selain itu Penulisan kata yang tidak benar misalnya "bathin" seharusnya "batin", Karangan ini terdiri dari 365 kata, masih kurang memenuhi kriteria yang ditentukan. Nama : Ryan Budhi Prasetya skor : 50 Periode tes : pascates dari P1 : 48 Kategori : rendah Pengarang tidak melukiskan tema dari tulisan yang dibuatnya, narnun dari judul yang ditulisnya yaitu "Kerinduan Kekasih cukup menggambarkan isi. Cerita ini berkisah tentang seorang gadis yang merindukan kekasihnya. Namun gaya pemaparannya kurang menarik. Latar digambarkan namun kurang jelas sehingga pembaca kurang mendapat bayangan suasana yang terdapat dalam cerita. Alur tersusun kurang logis dan kurang menarik, cerita berlangsung terlalu cepat dan pengarang kurang bisa menciptakan suasana yang bisa mengajak pembaca menikmati cerita. Contoh ketidak logisan cerita, pada paragraf terakhir pengarang berperan sebagai tokoh dan pencerita tiba-tiba si tokoh meninggal tapi masih bisa bercerita. Dalam cerita ini tokoh digambarkan namun kurang berkarakter. Pengarang berperan sebagai tokoh sekaligus pencerita. Amanat yang ingin disainpaikan pengarang adalah bahwa 103 manusia hanya bisa berkehendak namun Tuhan jualah yang berkuasa mengabulkan. Dalam karangan ini banyak penggunaan kata yang tidak tepat dan menimbulkan makna lain contohnya "Aku bilas rambutnya yang begitu anggun sambil dia menatapku dengan tersenyum manis". Kata Mas kurang tepat digunakan sebaiknya digunakan kata belai. Dalam karangan ini banyak terdapat kesalahan ejaan yang sifatnya tetap misalnya awal kalimat yang tidak menggunakan huruf kapital. Kata dalam karangan ini hanya berjumlah seratus kata, sehingga tidak memenuhi kategori yang ditentukan. Uji Signifikan Perbedaaan Pertambahan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Kedua Kelompok. Statistik, L hitung harus lebih kecil dari L tabel pada uji normalitasteknik transformasi diperoleh L hitung awal = 0,0692 < L tabel = 0,1418, dan L hitung akhir = 0,0623 < L tabel = 0,1418. Pada uji nonnalitas teknik pengembangan paragraf didapatkan L hitung awal = 0, 1078 < L tabel = 0, 16 1, dan L hitung akhir = 0,1456 < L tabel = 0,161. Dari hasil penghitungan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa data berdistribusi normal. Setelah uji normalitas penulis melakukan uji homogenitas untuk mengetahui kehomogenan data. Dari hasil penghitungan uji homogenitas diperoleh datadata tersebut homogen. Hal ini terbukti pada hasil tes awal teknik transformasi dan teknik pengembangan paragraf dengan perolehan F hitung = 1,29 dan hasil tes akhir kedua metode tersebut dengan perolehan F hitung = 1,45 dengan F tabel, =1,85. Sehingga F hitung < F tabel, dan hipotesis diterima. Penghitungan terakhir adalah uji signifikansi perbedaan pertambahan rata-rata untuk mengetahui peranan tiap teknik terhadap pembelajaran menulis cerpen. Setelah data tersebut diolah maka diperoleh rata-rata teknik transformasi = 17,15 dan teknik pengembangan paragraf = 10,26 dan t tabel = 2,00. Dari perhitungan diperoleh t hitung = 3,31 sehingga t hitung > t tabel. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi "Ada perbedaan yang signifikan antara teknik transformasi

dengan teknik pengembangan paragraf dalam pembelajaran cerpen diterima dengan perbedaan ratarata kelas eksperimen dan kelas pembanding adalah 3,31 pada taraf signifikan 0,05. SIMPULAN Penelitian yang telah dilakukan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang hasilnya berupa angka, kemudian dikategorikan dalam kata-kata, tidak dalam bentuk angka. Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik transformasi puisi yang telah dilaksanakan memperoleh hasil yang cukup memuaskan, hal ini dapat dilihat dari perubahan nilai rata-rata prates yang diperoleh kelas eksperimen 48,22. sedangkan nilai pascates sebesar 65,5, artinya kelas eksperimen mampu menulis cerita pendek dengan baik. 2. Pembelajaran menulis cerita pendek tanpa menggunakan teknik transformasi yaitu dengan menggunakan teknik pengembangan paragraf yang dilaksanakan memperoleh hasil yang cukup memuaskan pula, hal ini dapat dilihat dari perubahan nilai rata-rata prates yang diperoleh kelas kontrol sebesar 45,5, sedangkan nilai rata-rata pascates sebesar 55,5, artinya kelas pembanding mampu menulis cerita pendek dengan baik. 3. Dari hasil prates dan pascates 100% siswa baik dari kelas eksperimen atau kelas pembanding mengalami peningkatan skor. Selain hal di atas penulis juga memperoleh kesimpulan sebagai jawaban atas hipotesis yang telah dinyatakan pada bagian pendahuluan. Pembuktian hipotesis tersebut adalah: Dari perbedaan rata-rata kelas eksperimen dengan kelas kontrol diperoleh t tabel < t hitung. Hal ini dibuktikan dari hasil penghitungan signifikan dengan menggunakan rumus t tes, diperoleh t hitung = 3,31 sedangkan t tabel, pada db (dk) 67 dan taraf kepercayaan 0,05 maka hipotesis yang berbunyi "Ada perbedaan yang signifikan antara teknik transformasi dengan teknik pengembangan paragraf dalam pembelajaran cerpen diterima. DAFTAR PUSTAKA Aminuddin (2004).Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Bam Algensindo Arikunto, S (1996). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Atmadilaga, D (1997). Panduan Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung : Pionir Jaya Depdiknas (2003). Kurikulum 2004 SMA Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta Hidayat, K (1991). Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Bina Cipta Ibrahim, R dan Syaodih, SN (1991). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta Imron (1992). Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya : Karya llmu Irkham, AM (2005) Ajari Aku Mencintai Kala. Semarang : Fastabiq Media Kumiawan, K (2006). Bahasa Indonesia Sebagai Sarana Pengembangan Penalaran. Bandung : Suara Daerah Muchlisoh (1993). Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Universitas Terbuka Natasasmita, H (1995). Panduan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung Humaniora Press Nurgiantoro, B (1995). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Nurgiantoro, B (1995). Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE Pradopo, RJ (2002). Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Poerwadailninta, W.J.S (1985) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN. Balai Pustaka Sudjana (2001). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito Surakhmad, W (1982). Dasar-Dasar Metode Teknik Research. Bandung : Tarsito Sumardjo, J dan Saini KM (1986). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Tarigan, HG (1993). Prinsip-Prinsip DasarSastra. Bandung: Angkasa Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2003). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia