'- I S~ftIMAR IPTEK NUKlI.t DAN PfNGELOIAAN SUMiEft DAY1- TAi4BANG



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

POTENSI SUMBERDAYA AIR TANAH DI SURABAYA BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Gambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (

Raden Ario Wicaksono/

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.

PEMODELAN AKUIFER AIR TANAH UNTUK MASYARAKAT PESISIR LINGKUNGAN BAHER KABUPATEN BANGKA SELATAN. Mardiah 1, Franto 2

BAB II TINJAUAN UMUM

POTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB II TINJAUAN UMUM

SURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI KAMPALA KABUPATEN SINJAI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang baik dan tahan lama. Bandara merupakan salah satu prasarana

ANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

PENYEBARAN AKUIFER DI FORMASI NANGGULAN PADA SISI TIMUR DOME KULON PROGO BERDASARKAN DATA SOUNDING RESISTIVITY

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan

IDENTIFIKASI KEDALAMAN MUKA AIR TANAH MENGGUNAKAN STUDI GEOLOGI DAN GEOFISIKA UNTUK PERENCANAAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH DUSUN SILUK II, IMOGIRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV STUDI SEDIMENTASI PADA FORMASI TAPAK BAGIAN ATAS

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan

I.1 Latar Belakang I.2 Maksud dan Tujuan

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV GEOLOGI PANTAI SERUNI DAERAH TAPPANJENG. pedataran menempati sekitar wilayah Tappanjeng dan Pantai Seruni. Berdasarkan

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Perumusan Masalah

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang bukan hanya dalam hal kuantitas, namun juga terkait kualitas

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

INFORMASI DETEKSI SUMBERDAYA AIR TANAH ANTARA SUNGAI PROGO SERANG, KABUPATEN KULON PROGO DENGAN METODE GEOLISTRIK

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap barang ini pun kian meningkat seiring bertambahnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki wilayah sangat luas dan

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Jurnal APLIKASI ISSN X

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II TINJAUAN UMUM

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

Jurnal Kelautan Tropis Maret 2017 Vol. 20(1):35 41 ISSN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK UNTUK MENGIDENTIFIKASI AIRTANAH ASIN DI WILAYAH KEPESISIRAN KECAMATAN REMBANG, KABUPATEN REMBANG

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

Eksplorium ISSN Volume 34 No. 1, Mei 2013: 11-22

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, baik untuk kebutuhan sehari-hari yang bersifat individu maupun

STUDI POTENSI AIRTANAH BEBAS DI DAERAH KEBUMEN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

BAB IV Kajian Sedimentasi dan Lingkungan Pengendapan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

POLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG

BAB II TINJAUAN UMUM

Bab III Geologi Daerah Penelitian

Gambar 1.1. Peta Potensi Ikan Perairan Indonesia (Sumber

BAB 2 METODOLOGI DAN KAJIAN PUSTAKA...

Oleh : Tyas Putri Maharani ( ABSTRACT

GEOMETRI AKUIFER BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK DAN SUMUR PEMBORAN DI DAERAH JASINGA, KECAMATAN JASINGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Foto 3.21 Singkapan Batupasir Sisipan Batulempung Karbonan pada Lokasi GD-4 di Daerah Gandasoli

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PROSPEK DAN POTENSI AIR TANAH DI DAERAH LAPANGAN GOLF BADDOKA KOTA MAKASSAR BERDASARKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY

Berkala Fisika ISSN : Vol 10., No.1, Januari 2007, hal 1-5

Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur

POTENSI AIR TANAH DAERAH KAMPUS UNDIP TEMBALANG. Dian Agus Widiarso, Henarno Pudjihardjo *), Wahyu Prabowo**)

BAB IV ANALISIS SEDIMENTASI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Identifikasi Akuifer Dangkal dan Akuifer Dalam dengan Metode Geolistrik (Kasus: Di Kecamatan Masaran)

METODE GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POTENSI AIRTANAH DI DAERAH BEJI KABUPATEN PASURUAN - JAWA TIMUR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III STRATIGRAFI 3. 1 Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan

APLIKASI GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN POTENSI AKUIFER AIR TANAH: STUDI KASUS DI KECAMATAN MASARAN, KEDAWUNG DAN SIDOHARJO, KABUPATEN SRAGEN

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8).

Studi Hidrogeologi dan Identifikasi Intrusi Air asin pada Airtanah di Daerah Samas, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

DAFTAR ISI. BAB II. GEOLOGI REGIONAL...12 II.1. Geomorfologi Regional...12 II.2. Geologi Regional...13 II.3. Hidrogeologi Regional...16.

ANALISIS TAFONOMI MOLUSKA PADA FORMASI DAMAR DI KALI SIWUNGU TEMBALANG SEMARANG

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

Transkripsi:

'- I S~ftIMAR IPTEK NUKlI.t DAN PfNGELOIAAN SUMiEft DAY1- TAi4BANG I PUSAT PENGEMBAHGAN BAHAN GALL4N DAN GEOlOGI NUKLIR -BATAN." -~ jakar:fa, 02 H i 2002 PENYELlDIKAN GEOHIDROLOGI DAERAH PANTAI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Manto Widodo, Hariy Jusron, Siamet Sudarto, Supardjo AS, Hen Prabowo Pusat Pengembangan Bahan Galian dan Geologi Nuklir-BATAN ABSTRAK PENYELlDIKAN GEOHIDROLOGI DAERAH PANTAI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIM~/A YOGYAKARTA. Dalam rnngka meningkatkan kesejahternan masyarnkat, Pemerintah Propinsi Daernh Istime1Na Yogyakarta merencanakan mernanfaatkan secarn optimallahan marginal sepanjang pantai selatan. Lahan ini berupa gumuk pasir pantai yang tandus, akan dikembangkan menjadi kawasan agrowisata pantai sehingga harus didukung dengan sistern pertanian dan pengelolaan air yang baik. Hingga saat ini kebutuhan air untuk pertanian pada sebagian kecillahan pantai Pandan Simo-Samas masih dapat dicukupi dari alirnn sungai Winongo Kecil dan salurnn Trihudadi. Kebutuhan air alahan pantai tersebut akan rneningkat sejalan dengan peningkatan pemanfaatan lahan dan bila teqcldi kekurnngan air, salah satu jalan untuk mencukupinya adalah dengan memanfaatkan air tanah. Agar sistern hidrologi di kawasan tersebutidak terganggu, maka alakukan penyelidikan geohidrologi antarn lain berupa: pernetaan geologi, pengukurnn geofisika, dan pengamatan geohidrologi. Tujuan dati penyelidikan ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang kondisi geoiogi lapisan-lapisan bawah tanah, tennasuk lapisan pernbaw air (akuifer), sroagai salah satu masukan dalam perencanaan pengelolaan pemanfaatan air tanah. Dari hasil penyelidikan diketahui bah1na litologi daernh kelja berupa: lelr.,ung, lempung pasirnn, pasir iempungan, dan pasir; berturui-turut dengan tahanan ignis < 10 Om, 10-40 Om, 40-70 Om, > 70 Om. Diantarn keernpat litologi tersebut, pasir rnerupakan lapisan pen"t>awa air yang terbaik, kedalamannya bervariasi dati 10-50 m dengan kisarnn ketebalan 7-125 m. Akuifer yang terdapat di bagian utarn umumnya rnenjari ke selatan (ke arnh pantai) dan ditutupi oleh lapisan lempung atau lempung pasirnn sehingga relatif aman terhadap kemungkinan pengaruh intrjsi air laut. ABSTRACT STUDY ON GEOHYDROLOGY AT COASTAL AREA BANTUL, OJ. YOGYAKARTA. Looal Government of Yogyakarta has a plant to make use the marginal area along the southern coast optimaliy, in order to improve the farmer economic live. The studied area composed almost dry sand dunes and it will be utilized for coastal agricultljre and agro tourism. According to those purposes it is necessary to have an appropriate irrigation system. This resealrch aim is to gain the subsurface geological information as input for the planning of pioper ground water utilization. The rer.ult is the lithology composed of clay, sandy clay, clayey sand and sand with apparent resistivity <10 Om, 10-40 Om, 40-70 Om and> 70 Om respectively. Sand is the best aquifer among the lithology, within 10-50 m depth andl7-125 m thick. Those aquifers wedging out and facing to the south and it covered by clay and sandy clay, so, the area relatively save from seawater intrusion. PENDAHULUAN Dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani, Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merentjanakan memanfaatkan lahan maqinal yang berupa lahan pasir <i Pantai Selatan untuk dijadikan kawasan agrowisata pantai. Penyelidikan ini dilakukan di daerah Pandan Simo-Samas, Pantai Selatan Kabupaten Bantul, Daerah I sti mewa Yogyakai'L8. Penyelidikan ini merupakan realisasi ciari salah satu kegiatan dalam rangka Ke~asama BA T At~ - Pemerintah Propinsi DIY yang ditandatangani pada tanggai 12 Agustus 1999, Menurut Wartono Raharqo d<k.. 1977111 <mall

pantai selatan Kabupaten Bantul disusun oieh aluvial pantai, aluvial sungai dan aluvial rombakan Merapi muda. Aluvial pantai ini ~ gumuk pasir dan merupakan lahan maqinali2j.oi daerah Pandan Simo mengalir Saluran Trihudadi, sedang di daerah Samas mengalir Sungai Winongo Kecil. Sebagian dari kedja aliran air sungai termlt tejah dimanfaatkan untuk menge/ala petak-petak pertanian, petemakan, dan tambak udang di daerah gumuk pasir. PT. Rrama Citra Utama, 2000PJ tejah mejakukan inventarisasi lapisan-lapisan bawah tanah, termasuk lapisan pembawa air (akuifer), sebagai salah satu masukan dalam perencanaan pengelolaan pemanfaatan air tanah. Sarnas K~ten Lokasi penyelidkan terietak di Pandan Sima dan Bantul, mencakup areal seluas 10 km2 (Gambar 1) yang dapat dcapai oongan menggunakan kendaraan roda ~t sejauh sekitar 25 km. da" Yogyakarta kearah selatan tataguna lahan dan air d daerah ini. Hasilnya adalah sffiagai berikut: d daerah Pandan Simo, luas petak pertanian dan tant>ak udang adalah 77 ha, kebutuhan air 52,85 I/dt, air diartdil dari Saluran Tlihudad; d daerah Samas luas petak pertanian 135,45 ha, kebutuhan air 94,8151/ootik, surrm air Sungai Winongo Kecil. Pada saat ini kebutuhan air untuk pertanian di lahan pasir pantai selatan masih dapat dicukupi oleh Sungai Winongo Kecil dan Saluran Trihudadi, sedangkan kebutuhan air bagi masyarakat pantai dipenuhi dart air tanah melalui sumur-sumur gali. Peningkatan pemanfaatan lahan pantai menjadi kawasan agrowisata pantai atau industri terkait lainnya akan meningkatkan pemakaian air. Salah satu altematif untuk mengatasi peningkatan kebutuhan air tersebut adalah memanfaatkan air tanah dan agar sistem hidrologinya tidak terganggu, harus dikelola secara baik dan bener. Untuk dapat mengelola air tanah secara baik dan benar, maka diperlukcln pengetahuan sistem geohidrologi di daerah tersebut. Untuk mendapatkan pengetahuan tersebut perlu dilakukan kegiatan antara lain: -Pemetaan -Pengamatan -Pengukuran geologl geohidrologi geofisika T ujuan penyejidikan air tanah ini adalah untuk mengetahui korl(]~~ogi ~ litologi dan stra~~fi, Gambar 1 : Lokasi Daerah Penyelidikan METODOLOGI DAN PERALATAN Metodologi yang penyelidikan ini adalah sebagai berikut. 1. Persiapan dan orientasi lapangan 2. Pemetaan geologi digunakan dalam 3. Pengukuran geofisika (geolistrik) dengan konfigurasi Schlumberger 4. Pengamatan muka air tanah melalui sumur penduduk

SEMINAR IPT!K NUKU3 DAN PENGELOLAAN SUNBER DAYA TAMBANG PUSAT PENGEHSANGAN BAHAN GALlA!: DAN GEOlOGI NUKLIR -BATAN 2. KctJeI baja/gul~ 400 meter: 4 gulung penyelidikan yang merupakan dataran banjir Sungcli 3. Kabel baja/gulung 30 meter: 4 gu!ung 4. Kompas : 3 buah 5 Meteran I ~ meter: 4 gulung 6. Seperangkat komputer Notebook: 1 unit 7. Palu Geologi : 3 buah 8. Teodolit : 1 unit HASIL DAN PEMBAHASAN Geologi Pengamatan geoiogi dilakukan di seluruh daerah kelja yang mencakup areal seluas sekitar 14,00 km2. Singkapan batuan sangat langka dijumpai, hanya dijumpai di satu lokasi, yaitu di dinding Sungai Winongo Kecil di bawah pintu air Desa Ngepet. Singkapan tersebut berupa batupasir yang belum ierkonsolidasi dengan baik dan telah mengatami pelapukan. Daerah penyelidikan merupakan sebaran aluvial dan berdasarkan ukuran butir, dapat dibedakan menjadi: lempung, pasir -lempung, lempung -lempung pasiran, dan pasir lempungan, dan pasir, penyebarannya dapat dilihat pada Peta Geologi (Lampi ran 1). Struktur geologi yang dijumpai berupa struktur primer, yaitu: penapisan/laminasi, silang-siur. Lempung Berwama hitam hingga kelabu kehitaman, kadang-kadang mengandung pasir dalam jumlah sangat sedikit, tersebar luas di bagian utara dan sedikit di Pasir, berwama abu-abu hingga hitam, beiukuran dari pasir halus hingga pasir kasar, kadang-kadang mengandung kerikil atau kerakal yang merupakan fragmen batuan andesit. Setempat-setempat pada pasir ini dijumpai struktur sedimen berupa laminasi dan perlapisan silang-siur. Lempung, berwama abu-abu kecoklatan, berukuran butir lempungan, umumnya berupa lapisan-lapisan tipis diantara pasir atau sebagai lapisan paling atas (muda). Sebagian dari sebaran aluvial ini merupakan areal pertanian dan sebagian lainnya merupakan areal penambangan pasir. Lempung -Lempung pasiran AI uvial ini terdiri dari!empung dan iemputlg pasiran, sebaran lempung jauh lebih dominan daripada sebaran lempung pasiran, lempung pasiran hanya dijumpai pada lokasi yang berbatasan dengan sebaran pasir; berwama hitam, abu-abu kehitaman hingga abuabu kecoklatan; tersebar di muara Saluran Trihuda(ji dan merupakan areal persawahan. Pasir lempungan Pasir lempungan ini berwc:m2 abu-abu kehitamaln hingga hitam, ukuran butimya bervariasi dati pasir haius hingga lempung, kadang-kadang dijurnpai mengandurlg cangkang moluska; tersebar di hulu Saluran Trihudadi dan merupakan areal persawahan. bagian tenggara daerah penyelidikan, dan umumnya merupakan areal persawahan yang subur atau peri<ampungan. Pasir -Lempung Aluvial ini terdiri dati selang-seling lapisan pasir dan lempung, tersebar di bagian barat daerah 18 AI uvial pasir ini berwama abu-abu hingga hitarn, berukuran pasir sedang hingga kasar, kadang-kadarlg mengandung kerikil andesit, merupakan endapan pantai, pada beberapa lokasi memperlihatkan struktur silang-siur dan periapisan laminasi. pada beberapa Ickas!. Secara umum komposisi dati pas!r ini terdiri dati - PROSIDING -ISBN 979-8769 -II -1

magnetit, piroksen, felspar dan kuarsa, kadang-kadang hamatit dan amfibol. Sebagian dari sebaran pasir ini telah dimanfaatkan sebagai areal obyek wisata, perianian dan petemakan, tempat pelelangan ikan, dan tambak udang. Kedalaman Muka Air Tanah Dan pengamatan pada 42 sumur diketahui bahwa muka air tanah di daerah penyelidikan berkisar antara 0,40 hingga 7,00 m. Di bagian utara atau di luar sebaran pasir, kedalaman muka air tanah relatif dangkal, yaitu berkisar antara 0,40-2,00 m, umumnya sekitar 1,00 m, sedangkan di bagian selatan (pada sebaran pasir) realtif dalam, yaitu berkisar antara 1,0-7,0 m, umumnya sekitar 3,0 m. Bila dilihat pada Gambar Penampang Permukaan Air tanah (Lampi ran 3) terdapat indikasi adanya gerakan air tanah dan utara ke selatan Geofisika Pengukuran geofisika yang dilakukan di daerah penyelidikan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis, dilakukan pada 116 titik, terletak pada 151intasan Oalur) yang terdistribusi pada daerah seluas 10,00 km2, jarak antar titik pengukuran sekitar 200 m dan jalak antar lintasan sekitar 500 m (Lampi ran 2). Dari pengukuran geolistrik tersebut diperoleh harga tahanan jenis lapisan batuan bawah tanah yang bervariasi dati 1,2-5768,4 ohm-m. Dari infonnasi geologi regional, hasil pengamatan geologi di sekitar lokasi pengukuran dan harga tahanan jenis yang diperoleh dati pengukuran pada lokasi pemboran di sekitar daerah ke~a (di sebelah barat Kali ProgO)(4'~1 maka dapat dilakukan pendekatan penamaan lapisan batuan bawah tanah berdasar1<an pada harga tahanan jenisnya adalah sebagai berikut: < 10 ohm m : lempung 10-40 ohm m : lempung pasiran PROSIDING -ISBN 979-8769 -11-2 40-70 ohm m : pasir lempungan > 70 ohm m : pasir Lapisan-lapisan tersebut ber1<edudukan subhorizontal, hubungan antar lapisan umumnya menjari (Lampi ran 4a-e). Pengukuran yang dilakukan pada pasir kering (Jalur H dan I), kadang-kadang tidak berhasil, karena material tidak dapat menghantar1<an arus listrik, pengukuran yang berhasil harga resistivity yang diperoleh untuk pasir kering sekitar 1000-5768,4 ohm m. Pada beberapa titik (B1, J8-11), pada kedalaman lebih dari 60 m diperoleh harga resistivity ber1<isar antar 792,5-1866 ohm m, dengan berdasar1<an pada geologi regional, maka litologinya diinterpretasikan sebagai breksi. Diantara keempat lapisan yang ada, lapisan pasir merupakan lapisan akuifer yang relatif paling baik dengan nilai tahanan jenis sekitar 70 hingga 430 ohm-m. Lapisan-lapisan akuifer dijumpai pada kedalaman sekitar 10,0-50,0 m dengan ketebalan mulai dari 7,0-125,0 m; berbentuk tabuler atau lensa, umumnya lapisan akuifer tersebut diapit oleh lapisan lempung, lempung pasiran, atau pasir lempungan. Lapisan akuifer di bagian utara daerah pengukuran geolistrik umumnya menjari kearah selatan (kearah laut) dan ditutupi oleh lapisan-lapisan lainnya (Iempung, lempung pasiran atau pasir lempungan), sedangkan yang terdapat dibagian selatan umumnya masih membuka keselatan. Secara stratigrafi, terdapatnya lapisan-lapisan penutup baik yang berupa lempung maupun lempung pasiran pada akuifer tersebut, lapisan akuifer yang terdapat di bagian utara relatif lebih aman terhadap kemungkinan pengaruh intrusi air laut dibanding yang terdapat di bagian selatan daerah pengukuran geolistrik, atau sekurang-kurangnya lapisan-lapisan penutup tersebut dapat berperan sebagai penghambat masuknya 19

air laut kelapisan akuifer. Pengukuran geojistrik pada pasir I~, terutama pada kondsi kering, hingga kini masih mengalami kesulitan, karela pasir kering tidak dapat berfungsi sebagai penghantar listrik yang baik. Untuk mengatasi kesulitan tersoo.lt, telah dlakukan pel{;d)aan pengukuran geoiistrik d pasir I~s (pasir pantai) pada beberapa titik OO"Igan periakuan khusljs. Pnnsip periakuan khusus ini adalah mengkondsikan pasir I~ dan pemlukaan hingga kei)awah pemlukaan pada lokasi pemasangan porouspot dan batang elekiroda selalu basah, sehingga ~t berfungsi sebagai penghantar listrik yang baik. Dan perc<:f)aan yang dlakukan pada 4 titik, dja titik berada d selatan jalur A dan <ija titik d selatan jalur H dperoieh hasil yang baik. Harga tahanan jenis hasil pengukuran ini relatif sarna OO"Igan hasil-hasil pengukurd.'1 pada jalur A dan jalur H, sehingga dapat dkorelasikan. KESIMPULAN Dari hasil penyeiicikan mengenai air tanah d Pantai Selatan K~ten Bantu! ~t dam! kesirt1julan sebagai berikut 1. ~san batuan yang t~ d daerah penyeiidkan tertin dan lert1jung, pasir -le/t1:jung, 1ef1l)Ung - I~ pasiran, pasjr I~ngan, clan pasir. 2. ~san yang ber~ akuifer ada!3h pasir c'b1gan harga tar.anan jenis sekitar 70-430 ohmm, t~t cikedataman antara 10,00-50,00 m clan ketet>alannya antara 7,00-125,00 m, berbentlj( Iensa atau tabuler, umumnya d~t pada bagian baw'cr1 clan atasnya oieh lapisan lert1jung atau I~ng pasiran. 3. ~san akuifer yang t~t d bagian ut.ara secara umum menjan kearah selatan (kearah laut) clan d~ oieh Japisan lempung atau I~ng pasiran sehir.gga re!atif aman teftladap kemu~nan pengaruh intrusi air laut atau setidak-tirnknya masuknyair laut k~am I~san akuifer menglam SARAN harrmtan. Bila suatu ketika pengerrm~n wilayah pertanian d daeiah Pantai Selatan K~ten Bantu! memer1ukan air tanah untuk rnenarrmh pasokan air pefltlukaan dan ag3r sistern hidrologi air tanah d daerah tersoojt tidak t~ju serta untuk melacak adanya intrusi air laut, ma~;a dsarankan untuk dlakukan: 1. Pengukuran geoiistril< pada lahan pasir pantai unb.j mengetahui ekstensi akuifemya 2. Karakterisasi ~san ekspk>rasi dan uji ~. DAFTAR PUSTAKA akuifer melalui pen"t)orc 1. WARTOOO RAHARD.K>, SUKANDARRUMI[J H.M.D. ROSIDI; Peta GeoI~i Leitmr Yogyakart3 Jawa, Skala 1:100.000, Oirektorat GeoIogi Depaltemen Pertanmngan Replbiik Indaonesi,3 Bandung, 1977 2. SUBDINAS PE~K;AlRAN DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA; Pengembangan Pertanian T eipadj d Lahan Pantai Selatan Oaerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta, 2000 3. FlRAMA CITRA UTAMA. PT -PROYEK IRlGA~)1 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA; Ex~re Summary -Perancangan Jaringan lrigasi Lahclfl Pantai ~nsi DIY, Yogyakarta, 2000 4. SUHARYADI; Penyusunan Rencana Zona Tal:a Guna Air Bawah Tanah di Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Oaerah Istirnewa Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Fakultas Teknik, Jurusan TekniK Geologi, Yogyakarta, 1998 5. AIDA FITRIANY, Air Tanah di Oaerah Gumuk Pasir Pantai Kebupaten Kulon Progc Propinsi

.~ Duerah IsUmewa Yogyakarta, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta, 1999 lal!1pil an PH A GEt'-OGI DAERAH P ANDANSr~O SAMAS Lampiran 2 PETA l~si PENGUKURAN GEcx.ISTRIK DAERAH PANDMSlt.tO SA\1AS -- PROSIDING -ISBN 979-8769 -II -2

I:::::. I ".' I, ~ lamplrali 3 PenomponQ Muko Airtonoh POdo Jolur A Doerah Pan:j"n Sima) NI 12m 10 8 6 04 2 0 Penompong Muko Alrfonoh Podo Jolur H (Doeroh Somas) I I:~~ "c : Lampirara4r....,., ~. 1...v '...,.,C'.'.'. I'.--:~.Io.~:';.!;~:;~.~~ /" " -I..,.-"'- ~ ".'!.u I""~ I KETF:RANGAN'r p.paoir(> 7801. a) PI.-PW~_(4.-7t oi.a\ LP' LM8I"81g po-.. (1' -4f 01._/ L '~«1'-.1 1,4-1ioIg8 T"--"'" (oiw al PENAMPANGE<X.OGI BERDAsARKAN DATAGEa'ISIKA LINT ASAN M, A DAN P 22

J5iMIHAR IPfEK NUKUR DAN PENGELOLAAN SUflDER DAYA TAMBANG '- JAKARTA, [J l~pusat PENGEH~ANGAN BAHAN ~ALIAN DAN GEOLOGI NUKUR. ~H 02 HEI ~~- LampUar\ 4 b S "",.'" I..",.1,,..." "., 1.0",,; ". ( '. I" ".,,.-.,...)".,.,..",.,. o..-_!.~. ':--L!... -"I "' -'- ~ -' }" N 50 -:;:r-,. '"' i'"~':-1 '-- ~..., "','- -;.:~~.-=." "..::.'.'.::. "..,..,.:,.::; :" ij~,-- ' 100.:::,'.',','..:,2 I:~.-L"C.. ".' --1:','-'" 150J~-'.,.,',.'...';',..,'.., """""".,...' "','..,., ", ~.';.., I ".'.. ' 2W.? '...:: :, : :,..". ~--;' F~ 5 "",f" "'." \0 -,'" --I,, 0- '"'--'-':' --""'~~ CI I" "'," 0,,",' j"::=---" ~.:'" tv."'f" :Lo ~I'I.'..., f--'--"- "':-:;.-- "'= ~"!."'-=~._-=~ ~ f,i '. ".' =---'" ---;;;Z'---lrL,.,,, " --=-- -.",.1:"-00-' 100~ -or-"",.,:.-'-' :--:..~..,~.'-:'il"'::-"~ '/,' :.': '. ""'" "~.' r-':-"~' 0'" I '.f~'" - 200':."".,:",.' '.-:-:::::~":'.:.~':')'.,.if".. p.p... () 70--1 PL. P... Ie..,..-oon ( 4')- 70 --J L LP. -L_«10 ) L- (10-40 --I 2.4 -H.~ T"'-"n ~""'lo'--1 ", I ;. ".,"~'_=_-:'T-~ '",",..'.." ~"" "... "...::i-:::;-;'-=~,.. " ",,",~".:,,..,":, : Ii:... ;;.: ~ PENAMPANGEOLOGI6ERDASARKAN DATA GEOFISlKA Lli,iASAN 8,0 DAN C ~ L~iran4c PENAMPANGEOLOGI BERDASARKAN DATA GEOFI$IKA LINTASAN D,E DAN F

LampiraJl " e.../"'~...,., ".~;,;,~~ I'", II'".. _ ~"""~'l., ::.."" "'.' a.a/'....."",--." " ".1..,": ::.~t~j~:.'::::. " I.,.... '7 1"0 '1~.,' t. ",' I KETEPANG.AN "/, --(>7tol.-1 PI. --l8mijungcn(4(-7t 018-1 L'-~~(1'-.' 018_) L -~«1'01...' -.2,4-,,- t--jelw.fa/i8-1 PENAMPANG ~a.oo 8ERDASAKKAN TA ~a:isjl\a LMASAN K. L DAN M LaJopiran 4 d 24

., rseminar Imn NUKUR DAN PENGELOLAAN SUNSEt DAYA TAM BANG I PUSAT PENGEHBANGAN BAHAN GALIAN DAN GEOlOGI NUKLIR -BArAN JAKARTA, 02 HE12002 niskus, : 1. Lilik Subiantoro (P2BGGN-BAT AN) : -Penghalang intrusi air laut berupa batuan apa? -Sejauh mana kemampuan batu lempung sebagai penghambate~adinya intrusi air laut? Manto Widodo : -BatlJan penghalang : lempung, lempung pasiran yang menutupi bagian selatan lapisan akifer. -Kernampuan batu lempung termasuk batuan lainnya untuk menghambat intrusi dapat diidentifikasi dengan melakukan pemboran, uji pemompaan, stepdraw, down test, longterm. Kegiatan-kegiatan tersebut baru sampai tahap identifikasi akuifer, sehingga belum dapat menentukan pengaruh intrusi terhadap penghalang. 2. Neneng Laksmining purl (P3TIR -BATAN) -Bagaimanakah cara/teknik apa yang digunakan untuk mengetahui arah akuifer.? -Apakah akuifer yang di utara tersebut merupakan asalusul dati akuifer yang di selatan (berhubungan).? Manto Widodo : T eknik untuk mengetahui arah akifer : -.Pengukuran elevasi muka air tanah (elevasi muka tanah dikurangi kedalaman air pada sumur gali); membuat penampang yang melalui beberapa sumur dan mengidenufikasi tinggi rendahnya muka air tanah. -Akuifer yang di utara daerah ke~a sebagian sampai ke pantai sebagian lagi Udak dan yang dimulai dati tengah sampai pantai. --- PROSIDIIJG -ISBN 979-87&9 -II.2 2~