Lebih Dekat Dengan Pajak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 BUKU SAKU PERPAJAKAN BAGI UMKM

LAPOR SPT TAHUNAN PPh OP MELALUI INTERNET

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

SEKILAS PAJAK DAERAH DI INDONESIA

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

BAB XXI AKUNTANSI PERPAJAKAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

PENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

1

ekonomi K-13 PERPAJAKAN K e l a s A. PENGERTIAN PAJAK Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

Definisi. SPT (Surat Pemberitahuan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

DIREKTORAT PENYULUHAN, PELAYANAN, DAN HUBUNGAN MASYARAKAT

SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARAA PENGAJUAN KEBERATAN DAN BANDING

BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018

BAB II TEORI PERPAJAKAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI, PENGADILAN PAJAK DAN BANDING PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

MANFAAT MEMBAYAR PAJAK DAN PENGISIAN SPT BAGI WAJIB PAJAK. Oleh: Amanita Novi Yushita, M.Si.

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-06/PJ/2018 TENTANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pasal satu (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16

PENGERTIAN DAN DEFINISI CIRI CIRI YANG MELEKAT PADA DEFINISI PAJAK ISTILAH-ISTILAH PERPAJAKAN

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak. SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi. Tahun Pajak 2014 PJ.091/KUP/S/006/

SURAT SETORAN PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SSP. 25 April STIE Widya Praja Tanah Grogot

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DAERAH (SSPD)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Mengenal Lebih Dekat Pajak Pertambahan Nilai

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu

Sama seperti pajak, namun terdapat imbalan (kontra-prestasi) secara langsung yang dapat dirasakan oleh pembayar retribusi

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 32 /PJ/2017 TENTANG

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan Pancasila dan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BENDAHARA SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 BAB III

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI

BAHAN MATERI MATA PELAJARAN EKONOMI DAN BISNIS KOMPETENSI DASAR KETENTUAN PERPAJAKAN KELAS XI AP TAHUN PELAJARAN 2014/2015

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Rochmat Soemitro (Mardiasmo 2011:1), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu bagian dari pendapatan yang diterima oleh negara. Di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Secara Umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Pembedaan dan Penggolongan Pajak didasarkan pada suatu kriteria,seperti:

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

TINJAUAN HUKUM MEKANISME PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN.

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan tanpa imbalan jasa secara langsung untuk. membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

Transkripsi:

Lebih Dekat Dengan Pajak Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Account Representative KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan 12190 Telepon Fax email website : (021) 5250208, 5251608 ext. 51658, 51601, 51608 : (021) 5736088 : penyuluhan@pajak.go.id : www.pajak.go.id Panduan ini hanya bersifat informasi untuk memudahkan pemahaman masyarakat atas peraturan terkait. Beberapa ketentuan dalam panduan ini dapat berubah mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tahun pencetakan 2013. Nomor: PJ.091/PL/B/003/2013-00 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat

1 Lebih Dekat Dengan Pajak

2 Apa itu pajak? Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk apa sih pajak itu? Pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan Negara tidak dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi: Pembayaran gaji aparatur negara seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia, dan Polisi Negara Republik Indonesia sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan; Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), Subsidi Listrik, Subsidi Pupuk, Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) atau sejenisnya, Pengadaan Beras Miskin (Raskin), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas); Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi; Pembiayaan lainnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.

3 Apa yang saya peroleh dari Negara sebagai imbalan (kontraprestasi) atas pajak yang telah saya bayar? Uang pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran publik, sehubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan Sejak bayi kita telah menikmati Pajak Contoh : Imunisasi Sejak sekolah dasar kita telah menikmati pajak yang telah terkumpul sehingga biaya sekolah dapat terjangkau sampai ke perguruan tinggi Transportasi umum disediakan untuk memudahkan kita dalam mencapai tujuan (sekolah, tempat kerja). Hal ini pun disubsidi oleh pemerintah Keamanan dan ketertiban dapat terjaga sehingga kita merasa aman selama bepergian Biaya berobat di Rumah Sakit menjadi jangkau karena biaya kesehatan dibiayai pemerintah dari pajak Fasilitas & infrastruktur umum dibangun untuk kenyamanan kita seperti: jalan, jembatan, kebersihan, taman, pasar, dan sebagainya, juga dibiayai oleh pemerintah Siapa sih yang memungut pajak itu? Berdasarkan lembaga yang mengelolanya, pajak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

4 I. Pajak Pusat Pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat, yang dalam hal ini dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak antara lain: 1. Pajak Penghasilan (PPh); 2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN); 3. Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM); 4. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan (P3); 5. Bea Meterai. II. Pajak Daerah Pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah, dalam hal ini ditangani oleh Dinas Pendapatan Daerah atau instansi yang menangani pemungutan pajak daerah, antara lain: Provinsi: 1. Pajak Kendaraan Bermotor; 2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

5 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; 4. Pajak Air Permukaan; 5. Pajak Rokok. Kabupaten/Kota: a. Pajak Hotel; b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame; e. Pajak Penerangan Jalan;

6 f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g. Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah; i. Pajak Sarang Burung Walet; j. Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan (mulai tahun 2011 atau selambat-lambatnya tahun 2014); k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) (mulai berlaku 1 Januari 2011).

7 Siapa sih yang wajib bayar pajak? Pada dasarnya setiap orang pribadi baik Warga Negara Indonesia/Warga Negara Asing yang bertempat tinggal di Indonesia dan badan yang didirikan/berkedudukan di Indonesia merupakan Wajib Pajak, kecuali ketentuan peraturan perundang-undangan menentukan lain. Mengingat sifatnya yang wajib, maka orang atau suatu badan yang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan disebut sebagai Wajib Pajak (WP). Lalu, siapa saja yang menjadi Wajib Pajak? Wajib Pajak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Orang Pribadi Adalah mereka yang telah mempunyai penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sesuai batasan PTKP telah ditentukan oleh Undang-Undang Pajak Penghasilan. Badan Adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang

8 tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan Iainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. Bagaimana Sistem Perpajakan yang berlaku di Indonesia? Pajak sebenarnya sudah dikenal dan dipraktikkan sejak zaman dahulu oleh nenek moyang kita pada masa kerajaan. Setiap rakyat diwajibkan menyerahkan upeti yang sudah ditentukan besarnya kepada raja. Upeti dimaksud dapat berupa hasil bumi ataupun harta benda Iainnya. Pemungutan upeti ini atau pajak terus berlanjut hingga zaman penjajahan Belanda. Setelah Indonesia merdeka, pajak ditetapkan dan dipungut oleh negara, bukanlah seperti upeti atau hal lain yang membebani warganya. Namun pajak merupakan kontribusi pembangunan dari warga. Hal ini sebagai bentuk dari komitmen rakyat Indonesia dan konsekuensi dari mendirikan suatu negara yang merdeka dan

9 berdaulat. Membayar pajak juga merupakan bentuk dari partisipasi warga dalam mengisi kemerdekaan. Sistem pemungutan pajak ada beberapa macam. Pada awal kemerdekaan, sistem pemungutan pajak Indonesia berdasarkan Official Assesment System yaitu pihak yang penentuan jumlah pajak terutang dari Wajib Pajak ditetapkan oleh aparat pajak. Sejak reformasi perpajakan di Indonesia pada tahun 1984, sistem pemungutan pajak yang baru diperkenalkan di Indonesia yaitu Self Assessment System. Sistem pemungutan ini memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk mendaftarkan diri, menghitung, memperhitungkan utang pajaknya sendiri, membayar pajak terutang ke bank tempat pembayaran pajak dan kantor pos serta melaporkan hasil perhitungan pajaknya ke Kantor Pelayanan Pajak. Pada sistem ini aparat pajak bertugas untuk mengawasi, melakukan pelayanan dan penyuluhan kepada Wajib Pajak. uang pajak anda sangat berarti bagi pembangunan negeri ini

10 Kenapa Wajib Pajak harus ber-npwp? Sesuai dengan sistem self assessment maka Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang diberikan kepada Wajib Pajak mempunyai fungsi, yaitu: sebagai sarana dalam administrasi perpajakan, sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan Kewajiban perpajakannya, menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan administrasi perpajakan. Mengingat fungsinya sebagai tanda pengenal diri, maka Orang Pribadi dan Badan yang telah memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak wajib memiliki NPWP. Kini Wajib Pajak diberikan kemudahan untuk mendaftarkan diri melalui menu aplikasi di internet yang bernama e-registration dengan alamat www.pajak.go.id

11 Cara memperoleh NPWP melalui internet Pendaftaran melalui e-registration http://www.pajak.go.id/ 1a 1b 5 Email 2 Kantor Pusat DJP si Form ra gist Re SKTS Form Registrasi KTP 1c 3a 1. SKTS 2. Form Registrasi 3. KTP 3b 4a SKT 4b 1. SKT 2. NPWP KPP SKTS : Surat Keterangan Terdaftar Sementara SKT : Surat Keterangan Terdaftar NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak Cara Memperoleh NPWP Dengan Datang Langsung Ke KPP rm Fo Orang Pribadi aran aft nd P NPW Pe Form Pendaftaran KTP TA AN AK SAHA rm Fo aran aft nd P NPW Pe RU PE Akta Form Pendaftaran KPP an rang ha te Ke Usa rat atan gi Ke Su Badan Surat Keterangan KTP Pengurus Kegiatan Usaha Layanan pendaftaran untuk mendapatkan NPWP tidak dipungut biaya (gratis).

12 Contoh NPWP NPWP : 09.967.955.7-034.000 Setelah memiliki NPWP, Wajib Pajak memiliki kewajiban untuk melaksanakan 3M yaitu : Menghitung pajak; Menyetor/membayar pajak; Melaporkan pajak. Gimana cara bayar pajak yang benar? Membayar pajak dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) sebanyak 4 rangkap yang terlebih dahulu telah diisi/ditulis dan ditandatangani. Pembayaran Pajak dapat dilakukan di : - - Bank tempat pembayaran pajak; Kantor Pos PERHATIAN: Uang untuk pembayaran pajak harus disetor ke bank tempat pembayaran pajak atau kantor pos, bukannya ke kantor pajak baik itu KPP ataupun KP2KP. Batas waktu Pembayaran Pajak: PPh Pasal 21, 23 dan 26 yang dipotong oleh Pemotong PPh harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir; PPh Pasal 25 harus dibayar paling lama

13 tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir; PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang dalam satu Masa Pajak harus disetor paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa PPN disampaikan. - SPT Tahunan Orang Pribadi paling lambat dibayar akhir bulan ke tiga setelah akhir tahun pajak (31 Maret). Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan harus dibayar lunas sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan. Bayarlah pajak tepat waktu agar terhindar dari denda. Skema cara pembayaran pelaporan pajak P SS 2 Wajib Pajak P SS 1 SSP Lembar 1 dan 3 yang telah divalidasi oleh Bank/ Kantor Pos dikembalikan ke Wajib Pajak (WP) Surat Setoran Pajak (SSP) Lembar 1 s.d. 4 diserahkan ke Bank/Kantor Pos PS 5 B 4 WP menerima Bukti Penerimaan Surat T SP WP melaporkan Surat Pemberitahuan + SSP Lembar 3 dan 3 Bank/Kantor Pos Bank/Kantor Pos menyalurkan SSP Lembar 3 ke KPP melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) P SS SSP Lembar 3 P SS KPP Kantor Pelayanan Pajak SSP Lembar 3 = SSP Lembar 2

14 Apa saja yang dilaporkan dalam proses pelaporan pajak? Pajak dilaporkan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan. Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk: melaporkan jumlah penghasilan yang menjadi objek pajak dan/atau bukan objek pajak; melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak; melaporkan harta dan kewajiban dan susunan anggota keluarga (tanggungan). Terdapat 2 macam SPT yaitu: 1 SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu masa pajak (dilaporkan setiap tanggal 20 setelah saat terutangnya pajak atau masa pajak berakhir). Untuk SPT Masa PPN harus disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak. Dalam hal akhir bulan adalah hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, maka SPT Masa PPN dapat disampaikan pada hari kerja berikutnya. 2 SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak dilaporkan paling lambat akhir bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir untuk WP Orang Pribadi dan paling lambat akhir bulan keempat setelah tahun pajak berakhir untuk WP Badan.

15 SPT dapat disampaikan: 1. Secara langsung yaitu melalui KPP dan KP2KP terdekat, Pojok Pajak, Mobil Pajak, atau Drop Box di tempat publik yang ditentukan. 2. Melalui pos, jasa ekspedisi atau jasa kuriri yang dapat meberikan tanda bukti pengiriman. 3. Secara Elektronik (e-filing) melalui jalur internet. Cara mendapatkan/memperoleh formulir SPT : - datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama; datang langsung ke Kantor Pelayanan - Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP); - mendownload melalui web site Ditjen Pajak (www.pajak.go.id) Pengisian SPT sebaiknya harus: Benar Jelas Mata Uang Rupiah Huruf Latin Lengkap Ditandatangani Setiap Wajib Pajak wajib menyampaikan SPT yang telah diisi terlebih dahulu.

16 Struktur Organisasi Kantor Pajak Modern Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP KPP Madya (200 Wajib Pajak Terbesar) KPP Pratama Account Representative (AR) Account Representative (AR) Dalam struktur Kantor Pajak Modern setiap Wajib Pajak dilayani oleh satu orang Account Representative (AR) yang akan melayani seluruh kebutuhan Wajib Pajak secara personal. Account Representative PPN PPh Pengawasan Konseling PBB SPT

17 Lebih Dekat Mengenal Pajak Pusat Undang-Undang yang mengatur tentang pemungutan pajak pusat: Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Undang-Undang KUP) Pajak Penghasilan (Undang-Undang PPh) Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang yang tergolong Mewah (Undang-Undang PPN/PPnBM) Pajak Bumi dan Bangunan (Undang-Undang PBB) Bea Meterai (Undang-Undang Bea Meterai) Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Undang-Undang PPSP) Definisi Tiap Jenis Pajak Pusat Pajak Penghasilan (PPh) Pajak yang dikenakan atas setiap penghasilan yang diterima yang diperoleh Wajib Pajak. Penghasilan dimaksud adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi dan menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.

18 Dengan demikian penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, hasil sewa rumah, bunga, deviden, royalti, komisi, gratifikasi, bonus dan lain sebagainya. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pajak yang dipungut dari konsumen atas konsumsi setiap barang dan/atau jasa di dalam negeri. Pada prinsipnya setiap barang dan jasa dikenai PPN, kecuali ditetapkan lain oleh Undang-Undang, misalnya kebutuhan pokok seperti beras. Pajak Penjualan atas Barang yang tergolong Mewah (PPnBM) Pajak yang dikenakan terhadap konsumsi barang-barang yang tergolong mewah. Barang yang tergolong mewah adalah: 1. Barang tersebut bukan merupakan kebutuhan pokok; 2. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; 3. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; dan/atau 4. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status. Pajak Bumi dan Bangunan Pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan bumi dan/atau bangunan. Contoh: apabila A memiliki tanah perkebunan, dan tanah tersebut disewakan

19 kepada PT X maka dalam hal ini PT X yang mendapat manfaat langsung dari tanah tadi wajib membayar PBB-nya, kecuali perjanjian menentukan lain. Bea Meterai Pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen-dokumen tertentu. Contoh: surat berharga, kuitansi pembayaran yang menyebutkan jumlah uang, surat perjanjian, akta-akta notaris termasuk salinannya, akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah, surat-surat lain yang digunakan sebagai alat pembuktian di depan pengadilan, dan sebagainya.

20 Apa itu pendompleng pembangunan? Tujuan negara sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat antara lain adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa secara berkeadilan. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya negara membutuhkan dana yang tidak sedikit sebagaimana dituangkan dalam APBN. Sumber pembiayaan negara dari pajak merupakan sumber dana yang paling memungkinkan dan sekaligus menunjukkan kemandirian pembangunan suatu negara. Dari tahun ke tahun, penerimaan pajak yang ditargetkan selalu meningkat. Untuk mewujudkan hal tersebut, selain tergantung pada faktor pertumbuhan ekonomi, juga sangat tergantung pada kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban sebagai warga negara. Pajak memiliki aspek strategis yang bukan semata-mata sebagai sumber penerimaan negara tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab dan wujud kebersamaan (kegotong-royongan) semua warga negara demi keberlangsungan bangsa. Tentunya yang dimaksud masyarakat di sini adalah masyarakat yang sadar dan peduli melaksanakan kewajiban perpajakan. Kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya peranan pajak

21 serta kecenderungan ketidakrelaan untuk membayar pajak ketika memperoleh penghasilan sering menimbulkan sikap penghindaran pajak. Ironisnya, masyarakat tersebut banyak menuntut pemerintah agar menyediakan berbagai fasilitas. Sikap semacam ini sesungguhnya dapat dikatakan sebagai pendompleng (free rider) pembangunan. Ilustrasi berikut ini untuk memudahkan pemahaman mengenai hal tersebut di atas. Negara dengan masyarakat didalamnya dianalogikan sebagai kelompok siswa yang sedang mengerjakan tugas bersama. Negara mempunyai cita-cita sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945, demikian juga dengan kelompok siswa yang mempunyai cita-cita untuk menyelesaikan tugas kelompok. Ketika ada siswa yang hanya numpang nama dan tidak memberi kontribusi dalam pengerjaan tugas kelompok, siswa tersebut bisa disebut sebagai free rider. Atau contoh lainnya, negara dianalogikan sebagai kereta api yang berangkat membawa penumpang (rakyat) untuk menuju stasiun pemberhentian sesuai dengan yang dicita-citakan dalam Pembukaan UUD 1945. Namun didalam kereta api tersebut terdapat penumpang gelap (free rider) yang menikmati jasa angkutan tanpa membayar tiket perjalanan kereta api dimaksud.

22 Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, warga negara yang mampu tetapi tidak berkontribusi dalam pembangunan melalui pembayaran pajak dan hanya mau ikut menikmati hasil pembangunan tidak ada bedanya dengan free rider. Jadi, sebagai warga negara yang baik, harus menjaga keseimbangan antara pelaksanaan kewajiban dan penuntutan hak kepada negara.

23 Yang mampu membayar pajak lebih banyak kepada negara untuk disalurkan kepada yang lebih membutuhkan. Banyak sarana umum yang dipergunakan bersama juga dibiayai dari uang pajak. Jadi semua orang merasakan manfaat pajak. Berbagi itu indah, bukan?