ANALISA PENGARUH KAPASITAS UDARA UNTUK CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL MITSUBHISI L300

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PENGARUH KAPASITAS UDARA UNTUK CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL

ANALISIS KANDUNGAN KARBON MONOKSIDA (CO) PADA MESIN DIESEL DAN BENSIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin


Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

PENGARUH KINERJA MESIN DIESEL YANMAR L-40-E-DT TERHADAP EMISI GAS BUANG

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MAKALAH THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK AWAL PROSES SIKLUS DIESEL OLEH : NICOBEY SAHALA TUA NAIBAHO NPM : KK2 TEKNIK ELEKTRO

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 3.2 Hukum Utama Termodinamika Penjelasan Umum

BAB I LATAR BELAKANG. setiap orang menikmati manfaat yang dihasilkan oleh motor bakar. Pada tahun 1960 seorang Perancis bernama Lenoir berhasil

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti mesin uap, turbin uap disebut motor bakar pembakaran luar (External

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, Desember Penyusun

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

PENGARUH PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 TAK

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

Pengaruh modifikasi diameter venturi dan pemasangan turbo cyclone terhadap daya mesin pada sepeda motor FIZR 2003

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

Pengaruh Temperatur Pendingin Mesin terhadap Kinerja Mesin Induk di KM TRIAKSA

BAB II LANDASAN TEORI

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

SEJARAH MOTOR BAKAR DALAM/INTERMAL

PERENCANAAN BATANG TORAK MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 100 CC

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

BAB II DASAR TEORI. Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak yang bila bekerja dapat

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

Program Studi DIII Teknik Otomotif JPTM FPTK UPI BAB I PENDAHULUAN

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

Transkripsi:

ANALISA PENGARUH KAPASITAS UDARA UNTUK CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL MITSUBHISI L300 Kusnadi, Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Parameter prestasi dari suatu mesin sangat dipengaruhi oleh sistem yang berkerja pada mesin itu sendiri. Olehnya itu sistim-sistim yang bekerja didalamnya kiranya perlu diperhatikan agar tercipta kinerja mesin yang optimal. Salah satu sistim yang sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu mesindintentukan oleh sistim pembakaran dalam silinder, karena campuran bahan bakar dengan udara sangatmempengaruhi kesempurnaan pembakaran. Penelitian ini akan mengkaji sejauh mana pengaruh kapasitas udara pada minyak bakar (solar) terhadap prestasi mesin Diesel. Motor bakar adalah salah satu jenis mesin konversi energi yang dapat mengubah energi kimia yang bersumber dari bahan bakar menjadi energi panas yang dihasilkan melalui proses pembakaran antara udara dan bahan bakar dalam suatu ruang bakar, yang selanjutnya diubah lagi menjadi energi mekanis (energi kerja). Kata kunci : Prestasi, Kapasitas Udara, Bahan Bakar. 1. Pendahuluan Mesin pembakaran luar merupakan proses pembakaran yang terjadi diluar mesin. Energi thermal dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah. Seperti pada mesin uap, semua energi yang diperlukan oleh mesin itu mula-mula meninggalkan gas hasil pembakaran yang tinggi temperaturnya, melalui dinding pemisah kalor atau ketel uap, energi itu kemudian masuk ke dalam fludia kerja yang kebanyakan terdiri dari air atau uap. Dalam proses ini temperatur uap dan dinding ketel harus jauh lebih rendah daripada temperatur gas hasil pembakaran untuk mencegah kerusakan material. Jadi dalam hal ini tinggi fluida kerja dan efektifitasnya sangat dibatasai oleh kekuatan material yang dipakai. Mesin Pembakaran Dalam adalah Proses pembakaran berlangsung di dalam motor itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Seperti pada motor bakar, torak mempergunakan beberapa silinder yang didalamnya terdapat torak yang bergerak translasi (bolak-balik). Didalam silinder itulah terjadi pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen dari udara. Gas pembakaran yang dihasilkan oleh proses tersebut mampu menggerakkan torak yang oleh batang penghubung (batang penggerak) dihubungkan dengan proses engkol, gerak translasi torak tadi menyebabkan gerak rotasi pada poros engkol dan sebaliknya gerak tersebut menimbulkan gerak translasi pada torak. Seperti pada motor empat tak dengan bahan baker bensin, motor disel empat tak juga bekerja dalam empat langkah, dua putaran atau 7200. Berturut-turut dalam silinder terdapat langkah masuk (isap), langkah kompresi, langkah usaha dan langkah keluar (pembuangan). 2. Landasan Teori a. Prinsip Kerja Motor Diesel 1) Langkah masuk (hisap) Katup masuk membuka,torak bergerak dari TMA (titikmatiatas) ke TMB (titik mati bawah). Jadi porosengkol memutar (terus) 180º Tekanan di dalam silinder rendah. Disebabkan selisih tekanan antara udara luar dan tekanan rendah di dalam silinder, maka udara mengalir ke dalam silinder. Tidak terdapat katup pengatur seperti pada motor bensin. Udara dapat mengalir masuk tidak terbatas. Motor diesel bekerja dengan sisa udara. Pada motor-motor besar dengan muatan penuh kira-kira mencapai jumlah 100%. Pada motor-motor kecil sekitara 40%

Gambar 1. Pusaran udara selama langkah masuk 2) Langkah kompresi Selama langkah kompresi katup masuk dan katup keluar tertutup. Torak bergerak dari TMB ke TMA. Poros engkol berputar terus 180 º lagi. Udara yang ada dalam silinder, dimampatkan kuat di atas torak dan menyebabkan temperatur enaik. 3) Langkah Usaha Selama langkah usaha, katup masuk dan katup keluar dalam keadaan tertutup. Pada akhir langkah kompresi, pompa penyemprotan bertekanan tinggi itu menyebabkan sejumlah bahan bakar dengan ketentuan sempurna kedalam udara yang dimampatkan panas oleh sebuah pengabut. Bahan bakar itu terbagi sangat halus dan bercampur dengan udara panas. Karena temperature tinggi dari udara yang dimampatkan, maka bahan baker itu langsung terbakar. Akibatnya, tekanan naik dan torak bergerak dari TMA ke TMB. Poros engkol terus berputar lagi 180 º. Untuk pembakaran bahan baker 1 gram, secara toritis diperlukan 15,84 gramudara. Secara praktis, untuk pembakaran yang baik campuran bahan bakar udara yang sempurna memerlukan perbandingan sempurna 20-25 gramudara. 4) Langkah keluar (Pembuangan) Pada akhir langkah keluar katup pembuangan membuka. Torak bergerak dari TMB ke TMA dan mendorong gas gas pembakaran keluar melalui katup buang yang terbuk. Jadi, dipandang secara toritis pada motor di sel empat tak, katup masuk (isap) dan katup keluar (buang) bersama - sama menutup dan hanya selama 180 º menghasilkan usaha. Semakin banyak silinder sebuah motor, maka langkah usahaakan semakin banyak setiap 720 º atau membuat dua putaran. Gambar 2. Diagram katup motor diesel 4 langkah b. Proses Pembakaran Pada Motor Diesel Proses pembakaran dibagi menjadi 4 periode : 1) Periode 1: Waktu pembakaran tertunda (ignition delay) (A -B) Pada periode ini disebut fase persiapan pembakaran, karena partikel-partikel bahan bakar yang diinjeksikan bercampur dengan udara di dalam silinder agar mudah terbakar. 2) Periode 2: Perambatan api (B-C) Pada periode 2 ini campuran bahan bakar dan udara tersebut akan terbakar di beberapa tempat. Nyala api akan merambat dengan kecepatan tinggi sehingga seolah-olah campuran terbakar sekaligus, sehingga menyebabkan tekanan dalam silinder naik. Periode ini sering disebut periode ini sering disebut pembakaran letup. 3) Periode 3: Pembakaran langsung (C-D) Akibat nyala api dalam silinder, maka bahan bakar yang diinjeksikan langsung terbakar. Pembakaran langsung ini dapat dikontrol dari jumlah bahan bakar yang diinjeksikan, sehingga periode ini sering disebut periode pembakaran dikontrol. 4) Periode 4: Pembakaran lanjut (D-E) Injeksi berakhir di titik D, tetapi bahan bakar belum terbakar semua. Jadi walaupun injeksi telah berakhir, pembakaran masih tetap berlangsung. Bila pembakaran lanjut terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi menyebabkan efisiensi panas turun.] Gambar 3. Proses Pembakaran Mesin Diesel Bentuk ruang bakar mesin diesel Ruang bakar pada motor diesel lebih rumit disbanding ruang bakar motor bensin.bentuk ruang bakar pada motor diesel sangat menentukan kemampuan mesin, sebab ruang bakar tersebut direncanakan dengan tujuan agar campuran

bahan udara dan bahan bakar menjadi homogen dan mudah terbakar sekaligus.ruang bakar motor diesel digolongkan menjadi 2 tipe, yaitu: Tipe ruang bakar langsung (direct combustion chamber). Tipe ruang bakar tambahan (auxiliary combustion chamber) Tipe ruang bakar tambahan terdapat 3 macam, yaitu: Ruang bakar kamar muka (precombustion chamber). Ruang bakar pusar (swirl chamber). Ruang bakar air cell (Air cell combustion chamber) Gambar 4. Ruang Bakar Lansung c. Perbandingan Kompresi Perbandingan kompresiberpengaruh besarterhadap tekananyang dapat dihasilkan, dantekanan berpengaruhterhadap daya yang dihasilkan olehmotor. Pada motorpembakaran dalamperbandingan kompresinya adalah 12 sampai 25 Gambar 5. Skema Perbandingan Kompresi d. Pengisian Tekanan Melihat kondisi dan tempat pengoperasian mesin diesel sangat bervariasi, maka terjadi perubahan tekanan udara yang mengakibatkan perubahan kinerja mesin. Berat volume udara sangat tergantung pada kondisi udara atmosfer yang dihisap. Pada tekanan udara yang lebih tinggi dan temperature lebih rendah, berat udara yang dihisapakan bertambah, maka diperoleh daya poros yang lebih besar, sebaliknya pada tekanan udara yang lebih rendah dan temperatur tinggi, berat udara yang diisapakan berkurang maka efisiensi termalakan menurun, sementara gas buang akan berasap lebih tebal e. Siklus Thermodinamika Motor Diesel Dalam usaha menganalisa proses motor bakar umumnya digunakan siklus udara sebagai siklus ideal, dimana siklus udara menggunakan beberapa keadaan yang sama dengan siklus yang sebenarnya, yaitu urutan proses, perbandingan kompresi dan pemilihan temperature dan tekanan. Siklus toritis untuk penyalaan kompresi 4 langkah dapat dilihat pada gambar 5 dengan pemanasan pada tekanan kontstant, diman udara dikompresikan sampaimen capai temperatur nyala bahan bakar, kemudian bahan bakar diinjeksikan dengan laju penyemprotan sedemikian rupa sehingga dihasilkan proses pembakaran pada tekanan constant, dimana penyalaan bahan bakar diakibatkan oleh suatu kompresi. 3. Metode Penelitian 1. Prosedur Pengujian. Untuk Mencari Nilai Cd 1) Pasang pipa saluran udara di depan orifice yang berdiameter30,1 mm 2) Jalankan mesin,atur putaran hingga mendekati putaran maksimal. 3) Ukur kecepatan udara yang masuk ke orifice. 4) Ulangi pointa hingga pint c pada setiap pergantian orifice. Untuk Prestasi Mesin Pasang orifice yang berdiameter 7,5 mm 5) Jalankan mesin 6) Atur pembebanan mesin pada beban 500 gram 7) Ukur putaran mesin 8) Ukur waktu pemakaian bahan bakar 9) Ukur beda tekanan orifice 10) Ulangi poin a hingga poinb untuk setiap pergantian orifice. Pada setiap penggantian orifice, putaran dan pembebanan tetap constant 2. Alat Penelitian Peralatan Penelitian yang digunakan: 1) Plant Fuel Gauge Alatini adalah suatu tabung (alat

ukur volume bahan bakar) yang berkapasitas 10cc, 20cc, dan 30cc. Dalam pengujian ini digunakan volume10cc. 2) Tachometer menampilkan putaran mesin per menit sebagai indikator untuk pengemudi. Dengan memperhatikan kecepatan putaran mesin, pengemudi dapat segera mematikan mesin saat mesin bekerja berlebihan. Tachometer juga dapat meyakinkan bahwa turbocharger dan mesinbekerja dengan selaras. 3) Orifice Orifice yang dipakai pada penelitian ini berfungsi sebagai alat ukur kapasitas udara yang masuk kedalam silinder. Orifice yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 5 jenis yang berbeda diameter lubangnya maka, masing masing Orifice dicari nilai Cdny aterlebih dahulu. 4) Anemomo Meter. Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan udara yang masuk kedalam selinder melalui lubang Orifice. 4. Hasil dan Analisa 1. Hasil Perhitungan Pengujian 1) Tabel 1. Perhitungan Pengujian daripada udara (campuran kaya). Kemudian pada Qa = 6,64x10-4 didalam ruang bakar volume silinder didominasi oleh bahan bakar sehingga terjadi lagi pembakaran tidak sempurna. Kemudian pada Qa =9,83 x10-4 pemakaian bahan bakar turun, karena ruang bakar didominasi oleh udara. Pada Qa ini terjadi lagi pembakaran tidak sempurna, kemudian pada Qa = 6,64x10-4. Pemakaian bahan bakar turun dititik ini terjadi pembakaran yang sempurna, karena pada Qa ini terjadi efisiensi thermal (ηth) yang tertinggi (gambar 6). Pada perubahan Qa selanjutnya ruang silinder didominasi oleh udara terjadi lagi ketidak seimbangan bahan bakar dan udara, halini ditandai dengan terjadinya penurunan efisiensi thermal. Gambar 7 Grafik Hubungan Kapasitas Udara dengan Efisiensi Volumetrik ηv 2) Hubungan KapasitasUdara(Qa) dengan Pemakaian Bahan Bakar FC Gambar 6. Grafik hubungan antara kapasitas udara dengan pemakaian bahan bakar. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 1, kemudian digambarkan pada gambar 6.Pada gambar tersebut menjelaskan bahwa pemakaian bahan bakar pada beberapa kapasitas udara, turun kemudian naik kembali. Hal ini disebabkan, pada kapasitas udara Qa = 6,62x10-4 pembakaran tidak sempurna bahan bakar lebih mendominasi 2. Pembahasan 1) Hubungan Kapasitas Udara (Qa) dengan Efisiensi Thermal (ηth) Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3, kemudian digambarkan pada gambar 8. Dari gambar tersebut menjelaskan bahwa pada kapasitas udara = Qa 6,64x10-4 naik dan penambahan kapasitas udara selanjutnya efisiensi thermal semakin menurun. Hal ini disebabkan pada Qa 6,64x10-4 terjadi pemakaian bahan bakar yang terendah kemudian naik kembali seiring dengan kenaikan kapasitas udara (gambar3.3) pada penelitian ini diperoleh efisiensi thermal yang terrtinggi yaitu η th =12,328% pada FC=0.107 kg/jam dan Qa=6,64 x 10-4.m 3 /s

5. Kesimpulan Semakin besar kapasitas udara, semakin menaikkan Efisiensi Volumetrik tetapi tidak selamanya menaikkan Efisiensi thermal, Karena pada kapasitas udara tertentu efisiensi thermalnya menurun pada daya mesin 0,162 kw diperoleh efisiensi thermal yang tertinggi η th =11,57%. Efisiensi volumetrik 39,94%, pada diameter orifice 10 mm dengan kapasitas udara (Qa) = 6,64x10-4. m 3 /s. 6. Daftar Pustaka [1] Petrovesky.N,MarineInternalCombust ionengie,translatedfromtherussionb yhorace,e.isakson MirPublisher Moscow. [2] StreeterVictorL,WylieBenjaminE,Prij onoarko,mekanikafluida,edisidelapa njilid2,penerbit Erlangga,Jakarta. [3] Trommelmans.J,Prinsip-Prinsip Mesin Diesel untukotomotif,penerbit PT Rosda Jayaputra Jakarta [4] Wiranti Arismunandar, MotorDieselPutaranTinggi, EdisiIV, PenerbitITB, Bandung,1983 [5] Wiranto Arismunandar, PenggerakMula MotorBakarTorak,EdisiIII,Penerbit ITB, Bandung,1980.

6