ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN ELEKTROLISER TERHADAP DAYA DAN PENGHEMATAN KONSUMSI BAHAN BAKAR BENSIN PADA MESIN SEPEDA MOTOR

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI


Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

PENGARUH TEMPERATUR BAHAN BAKAR BIO-SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Peningkatan Performance dengan Pendingin Udara Masuk pada Motor Diesel 4JA1

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN OLI MESIN TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin

Nugrah Rekto P 1, Eka Bagus Syahrudin 2 1,2

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

OPTIMALISASI KINERJA MOTOR DIESEL DENGAN SISTEM PEMANASAN BAHAN BAKAR

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

OPTIMASI DAYA MELALUI VARIASI BAHAN BAKAR BIODIESEL MESIN DIESEL 2500 CCKENDERAAN RODA EMPAT

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH. Toni Dwi Putra 1) & Budyi Suswanto 2)

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

PENAMBAHAN ADITIF PRESTONE, REDEX DAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL, TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR CAIR SPESIFIK.

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

PENGARUH PENAMBAHAN UAP AIR KERING PADA LANGKAH HISAP TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN

ANALISA PERBANDINGAN DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR ANTARA PENGAPIAN STANDAR DENGAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER PADA MESIN TOYOTA KIJANG SERI 7K

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

KARAKTERISASI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL DIESEL FUEL CHARACTERIZATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

BAB III METODE PENELITIAN. Daya motor dapat diketahui dari persamaan (2.5) Torsi dapat diketahui melalui persamaan (2.6)

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Temperatur Pendingin Mesin terhadap Kinerja Mesin Induk di KM TRIAKSA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

OPTIMASI DAYA MESIN DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN TOYOTA SERI 5K MELALUI PENGGUNAAN PENGAPIAN BOOSTER

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN:

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR DAN BIODIESEL B20 TERHADAP PERFORMANSI ENGINE VOLVO D9B 380

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS PADA MESIN SEPEDA MOTOR DITINJAU DARI ASPEK DAYA dan TORSI

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

ANALISA UNJUK KERJA MESIN DIESEL KAPASITAS 132cc PADA PROTOTIPE CULA SATU UNTIRTA

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Kata kunci : ECU BRT, Remot Juken, STD, Performa, Efesiensi.

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

: ENDIKA PRANNANTA L2E

PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR DAN SOLAR DEX

Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 TAK

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Transkripsi:

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER Imron Rosyadi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jendral Sudirman, Km. 03 Cilegon Banten * Email: imron_hrs@yahoo.co.id Abstrak Tingginya konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor pada dasarnya dapat dikendalikan dan dikurangi. Salah satu cara yang paling tepat adalah dengan memperbaiki proses pembakaran yang terjadi di dalam mesin. Langkah ini penting mengingat ketersediaan bahan bakar konvensional yang semakin terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanasan bahan bakar solar sebelum masuk ruang bakar dan membandingkannya dengan tanpa pemanas terhadap performa mesin dan konsumsi bahan bakar pada motor diesel satu silinder. Bahan bakar yang digunakan pada penelitian ini yaitu solar murni yang dipanaskan dengan electric heater dengan variable temperatur yaitu (40 0 C, 45 0 C, 50 0 C) dan dibandingkan dengan pengujian tanpa electric heater. Bahan bakar akan di uji dengan menggunakan motor diesel dong feng dengan daya maksimal 7 Hp. Hasil penelitian menunjukkan konsumsi bahan bakar yang paling rendah terdapat pada temperature 50 0 C pada putaran 1000 rpm, sementara dengan tanpa pemanas konsumsi bahan bakar lebih tinggi bila dibandingkan dengan menggunakan pemanasan electric heater. Hasil uji performa mesin menunjukkan bahwa torsi dan daya mesin pada bahan bakar solar murni yang dipanaskan lebih tinggi di bandingkan pada bahan bakar solar murni yang tidak dipanaskan Kata kunci : motor diesel, electric heater, daya mesin, konsumsi bahan bakar, 1. PENDAHULUAN Kandungan polutan gas buang dari kendaraan bermotor paling banyak dipengaruhi oleh kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder. dengan cara menghemat sebanyak mungkin pemakaian bahan bakar terutama untuk bahan bakar mesin pembakaran dalam. Tingginya konsumsi bahan bakar dan kadar polusi dari kendaraan bermotor pada dasarnya dapat dikendalikan dan dikurangi. Salah satu cara yang paling tepat adalah dengan cara memperbaiki proses pembakaran yang terjadi di dalam mesin. Motor Diesel adalah pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan suatu prinsip bahan bakar tersebut disemprotkan (diinjeksikan) ke dalam silinder yang di dalamnya sudah terdapat udara dengan tekanan dan suhu yang tinggi sehingga bahan bakar tersebut secara spontan terbakar Motor Diesel biasa disebut juga sebagai motor penyalaan kompresi compression ignition engine. Motor Diesel mempunyai langkah yang lebih panjang dari motor bensin, dalam hal ini besar silinder dan pistonnya lebih besar dari pada motor bensin, sehingga tenaga yang dihasilkan lebih besar dan mampu bertahan lama. Oleh karena itu motor Diesel harus dibuat lebih kuat dan kokoh, sehingga lebih berat dan tahan lama.prinsip kerja mesin Diesel hampir sama dengan mesin bensin empat langkah yaitu terdiri dari langkah hisap, langkah kompresi, langkah pembakaran dan langkah buang. Panas tinggi yang dimiliki oleh udara yang dikompresi sanggup untuk membakar sendiri bahan bakar yang disemprotkan. Namun karena hasil yang kurang memuaskan, maka bahan bakar diganti dengan bahan bakar cair yang disemprotkan kedalam silinder pada akhir langkah kompresi, dengan menggunakan udara tekan. Perbedaan antara mesin diesel dan mesin bensin terutama pada langkah isap dan kompresi, dimana pada mesin bensin pada langkah tersebut fluida yang digunakan adalah campuran udara danbahan bakar. Sedangkan pada mesin diesel pada langkah tersebut fluida yang dipakai hanya udara saja. Oleh karena itu proses pembakaran yang sempurna sulit dicapai disebabkan karena waktu terjadinya interaksi antara udara dan bahan bakar lebih pendek dibandingkan dengan mesin bensin yaitu hanya pada langkah ekspansi. Oleh karena itu beberapa upaya untuk mencapai pembakaran yang sempurna dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanasan bahan bakar solar sebelum masuk ruang bakar dan 420

membandingkannya dengan tanpa pemanas terhadap performa mesin dan konsumsi bahan bakar pada motor diesel satu silinder. Kedua variabel tersebut dianggap dapat mengindikasikan kualitas pembakaran di ruang bakar mesin diesel tersebut. 2. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan pada mesin diesel satu silinder dengan pemanasan bahan bakar solar menggunakan electric heater dan memvariasikan suhu awal bahan bakar sebelum masuk ruang bakar. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada diagram alir (Gambar 1). Mulai Perumusan Masalah Pengumpulan data Buku / Jurnal /Internet Pendesainan Alat Cek Motor Diesel Persiapan Motor Diesel T= (40 0 C) Pemasangan electric heater pada motor diesel T= (45 0 C) Uji viskositas dan density Solar dengan varian temperatur Pengujian performa mesin diesel dan konsumsi bahan bakar dengan variasi temperature electric heater. T= (50 0 C) Analisa data hasil pengujian Analisa Data Kesimpulan SELESAI Gambar 1. Diagram alir prosedur penelitian 421

Sebelum dilakukan pengujian ke mesin diesel terlebih dahulu diuji nilai viskositas dan density bahan bakar dengan temperatur yang di variasikan untuk melihat pengaruh temperatur terhadap sifat bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan dalam pengujian adalah solar di SPBU kota Cilegon. Pada penelitian ini, alat uji mesin diesel yang digunakan adalah mesin diesel satu silinder yang terdapat di Laboratorium Prestasi Mesin Fakultas Teknik Untirta dengan spesifikasi sebagai berikut: Tabel 1. Spesifikasi alat uji yang digunakan untuk penelitian Diskripsi Spesifikasi Model Dong Feng 175a Type 1 Cyilinder, 4 Cycles Combustion System Precombution Chamber Bore x Stroke (mm) 75 x 80 Displacement (L) 0,353 Maximum Output (hp) 7 Hp Rated Speed (rpm) 2600 Fuel Consuption (g/hp.h) 206 Cooling System Evaporative Net Weight (kg) 65 G Alat tersebut sudah dilengkapi dengan load cell untuk menguji besar torsi yang dihasilkan dari mesin diesel ini. Selain load cell, alat ukur yang dipakai pada penelitian ini adalah : tachometer, thermocouple, stopwatch, gelas ukur. Adapun skema kerja mesin diesel yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 2 berikut : Gambar 2. Skema Kerja Mesin Diesel Pengujian performa dan konsumsi bahan bakar dari motor diesel pada varian putaran yaitu : 1000,1500,2000 Rpm, dengan beban tetap. 422

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pengujian viskositas dan density ( a ) ( b ) Gambar 3. (a) Grafik hubungan antara temperatur dan density, (b) Grafik hubungan antara temperatur dan density Dari Gambar 3a di atas dapat kita lihat bahwa penggunaan pemanas air (electric heater) dapat mempengaruhi nilai density, semakin tinggi temperatur solar maka semakin rendah nilai density. Nilai density tertinggi dicapai pada temperatur 30 0 C, sedangkan nilai density terendah terdapat pada temperatur 50 0 C. Hubungan antara temperatur dan viskositas dapat dilihat pada Gambar 3b. Semakin tinggi temperatur bahan bakar solar maka semakin rendah nilai viskositasnya. Perubahan sifat bahan bakar tersebut diprediksi berpengaruh pada hasil kualitas pembakaran pada ruang bakar sehingga diharapkan ada peningkatan performa dan pemakaian bahan bakar yang lebih irit. 3.2. Torsi Motor Untuk mengetahui nilai torsi mesin, kita memerlukan data perhitungan gaya pengereman pada pulley seperti gambar 4 di bawah ini. Gambar 4. Gaya Pengereman Pada Pulley 423

Dimana : f = gaya pengereman (N) F = gaya normal ( m.g ) Q= gaya tekan blok rem =, µ= koefisien gesek = 0,35 a= 0,17 m, b = 0,78 m, c= 0,11 m, = 80, r= 0,1625 m, Jika Mo = 0, maka F (a+b) sin θ - Q (a) f (c) = 0, sehingga didapat nilai f. Apabila sudut kontak lebih dari 60 atau 2θ >60, maka koefisien gesek yang digunakan adalah koefisien gesek ekuivalen (µ ), yaitu: µ 1 = = 0,34 Setelah mendapatkan nilai gaya gesek pada pulley, torsi mesin dapat dihitung yaitu menggunakan rumus berikut: T =. Nm Karena sudut kontak blok rem dengan pulley lebih dari 60, maka untuk mencari torsi dikalikan dengan koefisien gesek ekuivalen, jadi: T = µ 1. Dari persamaan diatas didapatkan hubungan putaran mesin dan besarnya torsi yang dihasilkan seperti terlihat pada gambar 4. Gambar 5. Grafik hubungan putaran mesin dan torsi yang dihasilkan Pada grafik perbandingan torsi mesin di atas dapat di peroleh bahwa torsi mesin pada bahan bakar solar murni yang dipanaskan lebih tinggi di bandingkan pada bahan bakar solar murni yang tidak dipanaskan yaitu 27,55Nm pada 1000 rpm, 35,24 Nm pada 1500 rpm, dan 74,31 pada 2000 rpm. 424

3.3 Daya Motor Saat proses pembakaran berlangsung, motor menghasilkan gerakan mesin yang menghasilkan kerja. Kerja yang dihasilkan per satuan waktu dinamakan daya. Ukuran daya dari suatu mesin penggerak biasanya dinyatakan dalam hp (horse power), atau kw (kilowatt). Besarnya daya motor dipengaruhi oleh besarnya putaran mesin dan torsi yang dihasilkan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin tinggi putaran mesin maka daya yang dihasilkan juga semakin besar. Gambar 6 Perbandingan daya mesin Pada grafik perbandingan daya mesin diatas, dapat diperoleh bahwa daya mesin tertinggi terdapat pada temperatur 40 o C pada putaran mesin 2000 (rpm) dan nilai terendah terdapat pada tanpa pemanasan, pada putaran mesin 1000 (rpm). 3.4 Konsumsi bahan bakar spesifik Konsumsi bahan bakar (Fuel Consumption) adalah parameter yang menunjukkan banyaknya bahan bakar yang digunakan dalam satu satuan waktu. Semakim tinggi putaran mesin maka konsumsi bahan bakar juga semakin tinggi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konsumsi bahan bakar tertinggi terjadi pada bahan bakar tanpa pemanasan, sedangkan konsumsi bahan bakar terendah terjadi pada bahan bakar yang dipanaskan pada temperature 50 o C. Semakin tinggi temperature pemanasan maka pemakaian bahan bakar juga semakin irit. 425

Parameter prestasi yang lain adalah pemakaian bahan bakar spesifik (Specific Fuel Consumption). Parameter ini biasa dipakai sebagai ukuran ekonomi pemakaian bahan bakar, pada umumnya dinyatakan dalam jumlah massa bahan bakar per satuan keluaran daya atau dapat juga didefinisikan dengan jumlah bahan bakar yang dikonsumsi oleh motor bakar untuk menghasilkan tenaga sebesar satu hp (horse power) dalam waktu satu jam. Dari grafik perbandingan konsumsi bahan bakar spesifik di atas, dapat diperoleh bahwa motor diesel dengan bahan bakar solar murni memiliki nilai bahan bakar yang paling tinggi, terdapat pada tanpa pemanas dengan putaran mesin 2000 Rpm sedangkan nilai bahan bakar yang terendah terdapat pada motor diesel dengan bahan bakar solar yang dipanaskan pada temperatur 50 o C, dengan putaran mesin 1000 Rpm 4. KESIMPULAN Pemakaian alat pemanas bisa di aplikasikan pada motor diesel, karena dapat menghemat konsusmsi bahan bakar. Nilai viskositas dan densitas bahan bakar solar menurun dengan meningkatnya temperatur bahan bakar tersebut. Setelah dilakukan pengujian pada mesin diesel. Konsumsi bahan bakar yang paling irit terjadi pada temperatur 50 0 C pada putaran mesin 1000 (rpm), sedangkan konsumsi bahan bakar yang paling boros terjadi tanpa pemanasan pada putaran 426

mesin 2000 (rpm). Performa mesin diesel juga mengalami peningkatan pada torsi dan daya setelah bahan bakar solar dipanaskan. DAFTAR PUSTAKA Heywood John B.L., 1988, Internal Combustion Engine Fundamentals, McGraw-Hill, Inc.,New York. Wiranto Aris Munandar, 1998, Pemggerak Mula Motor Bakar Torak, Institut Teknologi Bandung, Bandung.Tsuda Koichi, (2002), Motor Diesel Putaran Tinggi, pradya aramita 1 jakarta. Akhmad Ali Fadoli, Mustaqim, Zulfah, Analisa Perbandingan Daya Dan Konsumsi Bahan Bakar Antara Pengapian Standar Dengan Pengapian Menggunakan Booster Pada Mesin Toyota Kijang Seri 7k, Universitas Pancasakti,Tegal. Anonimus,http:www.scribd.com/doc/45920835/Bahan-Bakar-solar-diesel-fuel, dakses pada tanggal 19 juli 2013. Arends BPM, Berenchot H. 1980. Motor Bensin. Jakarta : Erlangga. Arijanto, Toni Suryo, 2010, Pengujian Prestasi Mesin Isuzu Panther Menggunakan Alat Penghemat BBM Elektrolizer Air, Rotasi, Semarang. Agarwal Deepak, Agarwal Avinas K., 2007, Performance and emissions characteristic of jatropha oil (pre-heated and blends) a direct injection compression ignition engine, Applied thermal engineering, 27, pp. 2314-2323. 427