ASPEK HUKUM PERBANKAN SYARIAH PERJANJIAN DALAM BANK SYARIAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB I PENDAHULUAN. Ini pun dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bersedia untuk

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Budi Asmita SE Ak, MSi. Bengkulu, 13 Februari 2008

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB II Landasan Teori

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

MAPPING PERBANDINGAN KHES FATWA DSN-MUI

Materi 5 Operasional Lembaga Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

Prinsip prinsip Islam

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

PRODUK PERBANKAN SYARIAH. Imam Subaweh

HUKUM PERJANJIAN SYARIAH DAN PENERAPANNYA DALAM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS SEWA

Jawaban UAS PLKS 2014/2015

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BABI PENDAHULUAN. Sistem perbankan syariah merupakan bagian dari konsep ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan prinsip syariah. penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat). 2. Instrumen Kebijakan Bank Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. masalah perekonomian. Allah SWT berfirman QS;17:9 Sesungguhnya Al Qur an ini

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK SYARIAH, PEMBIAYAAN SYARIAH, DAN JAMINAN. diperkenalkan dengan istilah bagi hasil dalam sistem perbankan Indonesia.

LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-./BL/. Tanggal : PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Perjanjian Penarikan Tarif Retribusi Parkir Wisata. 1. Menjaga kelancaran Arus Lalu Lintas di kawasan Wisata;

BAB I PENDAHULUAN. negara maka semakin baik pula perekonomian negara tersebut. Mengingat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahasa, 2007:207) pengertian prosedur adalah tahap-tahap kegiatan untuk

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2015 TENTANG AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ada perbedaan hanya nampak pada tugas atau usaha bank. Bank dapat didefinisikan

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

AKAD-AKAD DI DALAM PASAR MODAL SYARIAH

Mura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang

BAB I PENDAHULUAN. sejauh ini perbankan syariah telah menunjukkan eksistensinya dalam roda

BAB IV ANALISIS BAGI HASIL PADA AKAD APLIKASI MULTI SUKUK DALAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis tidak lepas dari peran bank selaku pelayan sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

HILMAN FAJRI ( )

dasarnya berlandaskan konsep yang sesuai dengan Syariat agama Islam. perubahan nama di tahun 2014 Jamsostek menjadi BPJS (Badan

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

MENGENAL BANK SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN UNTUK UMUM

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

Konversi Akad Murabahah

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP MURABAHAH DALAM PERJANJIAN ISLAM ( Kajian operasional Bank Syariah dalam modernisasi hukum ) Oleh LINA MAULIDIANA

Pengelolaan Harta PRIORITAS KONSUMSI KONSUMSI TABDZIR TAQTIR TARAF

Transkripsi:

ASPEK HUKUM PERBANKAN SYARIAH PERJANJIAN DALAM BANK SYARIAH Dina Khairunnisa, M.H Dosen Aspek Hukum Perbankan Syariah dinakhairunnisa@iainptk.ac.id Aulia Tari (11907129) Mahasiswi Perbankan Syariah 5C auliaxap2@gmail.com Distie Firsta Putri Rahmadani (11907101) Mahasiswi Perbankan Syariah 5C distiefirsta.12@gmail.com Popy Vironika (11907088) Mahasiswi Perbankan Syariah 5C popyvironika22@gmail.com Abstrack The agreement in Islamic banks discussed in this study is an explanation of the activities of Islamic banks where this agreement includes murabahah, mudharabah, wa'diah, ijarah contracts, etc. Indonesia, which is predominantly Muslim, is expected to be able to use Islamic banks where in Islamic banks there are contracts and we know that Islamic banks do not use interest. The agreement in Islamic banks discussed in this study is to examine various kinds of contracts based on Islamic law in Islamic banks. In this study there is also the formulation of the first problem of the contract agreement, the two legal bases and principles in the contract, the three types of contracts, and finally the terms and expiration of the contract. The research used is descriptive

research method, this descriptive research qualitatively which takes sources from books and journals. By producing an orderly, logical description of words. Abstrak Perjanjian dalam bank syariah yang dibahas dalam penelitian ini merupakan penjelasan pada kegiatan bank syariah dimana perjanjian ini di dalamnya terdapat akad murabahah, mudharabah, wa diah, ijarah, dll. Indonesia yang mayoritas nya orang beragama muslim diharapkan dapat menggunakan bank syariah yang dimana di dalam bank syariah terdapat akad dan kita tahu bahwa bank syariah tidak menggunakan bunga. Perjanjian dalam bank syariah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengkaji berbagai macam akad berdasarkan hukum islam dalam bank syariah. Pada penelitian ini terdapat juga rumusan masalah pertama perjanjian akad, kedua dasar hokum dan asas dalam akad, ketiga macam macam akad, dan yang terkahir syarat dan berakhirnya akad. Penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode penelitian deskriptif, penelitian deskriptif ini secara kualitatif yang dimana mengambil sumber dari buku dan jurnal. Dengan menghasilkan uraian kata yang teratur, logis. Kata Kunci : Perbankan Syariah, Perjanjian Akad Pendahuluan Belakangan ini aktivitas ekonomi dan keuangan syariah telah memasuki tahapan perkembangan secara signifikan, sehingga kajian terhadap konsep dan teori keuangan syariah mencuat pula. Pada umumnya, perkembangan teori perjanjian dalam perbankan syariah banyak didasarkan oleh pasar keuangan dan perusahaan. Perjanjian dalam perbankan syariah dilakukan untuk mewujudkan atau memilih keputusan keuangan yang tepat bagi individu maupun perusahaan. Kekuatan dan vitalitas kondisi perekonomian masyarakat adalah sangat tergantung pada kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan akan barang dan jasa. Proses produksi dan distribusi barang barang dan jasa ini pada dasarnya tidak dapat terlepas dari tersedianya sumber daya (resources), tidak hanya uang

(modal), akan tetapi juga sangat dibutuhkan adanya keterampilan dan manajemen yang mendukungnya. Kenyataannya tidak semua orang memiliki sumber daya ini secara optimum dan komplit. Dengan demikian dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa tersebut, sangatlah perlu kiranya adanya usaha yang dilakukan untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan sumber daya ini. Dengan berbagai cara yang ada, dan tentunya harus sesuai dengan nilai nilai religious (syariah) yang mengaturnya (khususnya terkait dengan hukum muamalah). Oleh karenanya pengumpulan sumber daya ini harus diorganisasikan ke dalam suatu cara yang lebih bersifat saling menguntungkan. Tentunya dalam syariah ini adanya akad yang dimana berfungsi sebagai alat pembanding yang jelas dari suatu transaksi keuangan yang berlaku pada saat ini. Pembahasan 1. Perjanjian Akad Akad adalah termasuk salah satu perbuatan hokum (tasharruf) dalam hokum islam. Dalam terminology fiqih akad diartikan sebagai pertalian antara ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan qabul (pernyataan penerimaan ikatan) sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh terhadap objek perikatan. Sesuaikehendak syariat maksudnya bahwa seluruh perikatan. Sesuai kehendak syariat maksudnya bahwa seluruh perikatan yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih tidak dianggap sah apabila tidak sesuai dengan kehendak syariat. Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah akad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua belah pihak atau lebih untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan hukum. Dalam Undang Undang Perbankan Syariah dinyatakan akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah kepada pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing masing pihak sesuai dengan prinsip syariah. Akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hokum islam. Seringkali nasabah berani melanggar kesepakatan / perjanjian yang telah dilakukan bila hokum itu hanya berdasarkan hokum positif belaka, tapi tidak demikian bila perjanjian tersebut memiliki pertanggungjawaban hingga yaumil qiyamah nanti. Adapun ketentuan akad, seperti hal hal berikut. 1. Rukun

Seperti: Penjual, pembeli, barang, harga, akad / ijab qabul 2. Syarat Seperti - Barang dan Jasa harus halal sehingga transaksi atas barang dan jasa yang haram menjadi batal demi hokum syariah - Harga barang dan jasa harus jelas - Tempat penyerahan (delivery) harus jelas karena akan berdampak pada biaya transportasi. - Barang yang ditransaksikan harus sepenuhnya dalam kepemilikan 2. Dasar Hukum dan Asas Dalam Akad Secara terminplogi, yang dimaksud dengan asas ialah nilai-nilai dasar (al-qiyam al asasiyah) yang menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan perbuatan. Karena nilai-nila dasar tersebut itu sangat berpengaruh terhadap perbuatan atau perilaku manusia secara lahiriyah (akhlak), maka nilai-nilai dasar tersebut harus mengandung unsur-unsur kebenaran hakiki. Rumusan asas-asas dalam hukum kontrak syariah bersumber dari Al-qur an dan sunnah. Upaya ini dimaksudkan agar asasasas dalam hukum kontrak atau akad syariah yang dijadikan sebagai dasar hukum penyusunan kontrak mengandung kebenaran yang bersumber dari Allah SWT. Asas berarti dasar, basis dan pondasi. Apabila asas dikaitkan dengan hukum maka kebenaran yang dipergunakan adalah sebagai tumpuan berfikir dan alasan pendapat terutama dalam penegakan dan penegasan hukum kontrak syariah adalah kebenaran. Kontrak dalam islam disebut dengan akad yang berasal dari Bahasa arab al-aqd yang berarti perikatan, perjanjian, kontrak, atau pemufakatan dan transaksi. Fungsi dan peranan asas yaitu: pertama, asas-asas hukum memberikan keterjalinan dan aturan-aturan hukum yang tersebar. Kedua, asas-asas hukum dapat difungsikan untuk mencari pemecahan atas masalahmasalah baru yang muncul dan membuka bidang-bidang liputan masalah baru. Asasasas hukum juga menjustifikasikan prinsipprinsip etika, yang merupakan substansi dari aturan-aturan hukum. Ketiga yakni asasasas hukum dalam hal demikian dapat digunakan untuk menulis ulang bahanbahan hukum yang ada sedemikian rupa, sehingga dapat memunculkan solusi terhadap persoalan baru yang berkembang. Asas-asas Akad Dalam Hukum Syariah 1. Asas Ibadah (Mabda al-ibadah)

Asas ibadah adalah asas umum hukum islam dalam bidang muamalat secara umum. Asas ini merupakan kebalikan dari asas yang berlaku dalam ibadah. Dalam hukum islam, untuk Tindakan-tindakan ibadah berlaku dalam masalah ibadah. Dalam hukum islam, untuk tindakan ibadah berlaku asas bahwa bentuk-bentuk ibadah yang sah adalah bentuk-bentuk yang disebutkan dalam dalil-dalil Syariah 2. Asas Kebebasan Berakad (Mabda Hurriyah at Ta aqud) Asas kebebasan ini menjadi prinsip dasar dalam hukum islam. Kebebasan ini berarti kemerdekaan secara umum, baik kebebasan individual maupun komunal. Asas ini merupakan prinsip dasar dari akad atau hukum perjanjian. Pihak-pihak yang melakukan akad mempunyai kebebasan untuk membuat perjanjian, baik dari segi materi atau isi yang diperjanjikan, menentukan pelaksanaan persyaratanpersyaratan lainnya, melakukan perjanjian dengan siapapun, maupun bentuk perjanjian (tertulis atau lisan) termasuk menetapkan cara-cara penyelesaian bila terjadi sengketa. Kebebasan membuat akad dalam hukum islam tidaklah mutlak, melainkan dibatasi. Dalam hukum islam, pembatasan itu dikaitkan dengan larangan memakan harta sesama dengan jalan yang batil sebagaimana dinyatakan dalam QS. 4:29 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara yang batil kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah maha penyayang kepadamu. Yang dimaksud dengan memakan harta sesama dengan cara yang batil adalah makan harta orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan dan tidak sah menurut hukum Syariah, baik yang dilarang secara langsung di dalam nas maupun berdasarkan ijtihad atas nas. 3. Asas Konsensualisme (Mabda ar- Radha iyyah) Segala transaksi yang dilakukan harus berdasarkan keridhaan diantara masingmasing pihak. Asas ini menyatakan bahwa semua kontrak yang dilakukan oleh para pihak didasarkan kepada kerelaan semua pihak yang berkontrak adalah jiwa setiap kontrak yang islami yang dianggap sebagai syarat terwujudnya semua transaksi. Jika dalam suatu kontrak asas ini tidak terpenuhi, maka kontrak yang dibuatnya telah dilakukan dengan cara yang batil. Hukum islam mempunyai padangan yang berbeda dengan hukum perdata umum dalam

hal kerelaan dalam membuat kontrak. Dalam hukum perdata umum, kontrak dianggap sah apabila dibuat atas dasar sukarela, meskipun tidak memperhatikan nilai-nilai agama. Adapun hkum islam, nilai-nilai agama sangat diperhatikan. 4. Asas Janji Itu Mengikat Dalam Al-qur an dan hadis terdapat banyak perintah agar memenuhi janji. Dalam kaidah ushul fiqh, perintah itu pada asasnya menunjukkan wajib. Ini berarti bahwa janji itu mengikat dan wajib dipenuhi. Diantara ayat dan hadis dimaksud adalah Firman Allah Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai dia dewasa, dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya 5. Asas Keseimbangan (Mabda at- Tawazum fi al-mu awadhah) Asas keseimbangan para pihak dalam perjanjian sering dinamakan juga asas persamaan atau kesetaraan. Sebagaimana asas equality before the law, maka kedudukan para pihak dalam perjanjian adalah seimbang. Asas ini memliki landasan bahwa kedua yang melakukan perjanjian mempunyai kedudukan yang sama antara satu dengan yang laini. 6. Asas Kemaslahatan Akad yang dibuat oleh para pihak bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan bagi mereka yang tidak boleh menimbulkan kerugian atau keadaan memberatkan. Asas kemaslahatan atau asas kemanfaatan ini antara lain berkenaan dengan objek akad. Tidak semua objek dalam pandangan islam dapat dijadikan objek akad. Dasar hukum dari objek yang bermanfaat antara lain, Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-nya. Pada hakekatnya, tujuan mengadakan akad ialah untuk mencapai kemaslahatan bagi masing-masing pihak. Pengertian maslahat dalam islam meliputi dimensi kehidupan dunia dan akhirat. 7. Asas Amanah Merupakan bentuk kepercayaan yang timbul karena adanya itikad baik dari masing-masing pihak untuk mengadakan akad. Dalam hukum kontrak atau perjanjian islam, terbentuk akad yang bersifat Amanah. Dengan asas amanah dimaksudkan haruslah beritikad baik dalam bertansaksi ataupun dalam perjanjian di dunia perbankan. Suatu bentuk perjanjian yang disebut perjanjian amanah, satu diantara pihaknyanyang bergantung kepada informasi jumur dari pihak lainnya untuk mengambil keputusan

untuk menutup perjanjian bersangkutan. Contoh sederhana dalam hukum islam adalah akad murabahah, yang merupakan satu diantara akad Amanah. Pada zaman sekarang wilayah akad amanah tidak saja hanya dibatasi pada akad seperti murabahah, tetapi juga meluas ke akad tafakul atau asuransi bahkan juga banyak akad yang dikuasi oleh satu diantara pihak saja. 8. Asas Keadilan Adalah tujuan yang hendak diwujudukan oleh semua hukum. Dalam hukum islam, keadilan langsung merupakan perintah Al- Qur an yang menegaskan, Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa (QS. 5:8) 9. Asas Kepribadian Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan dan membuat kontrak hanya kepentingan perseorangan. Asas ini menegaskan bahwa akibat hukum yang timbul dari suatu akad hanya berlaku bagi pihak yang membuatnya. 1 3. Macam Macam Akad Masing-masing akad memiliki kekhususan dan karakteristiknya tersendiri. Selain itu masing-masing akad memiliki objek transaksi berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dalam transaksi itu sendiri. 1) Murabahah Akad jual beli ini menekankan mengenai harga jual dan keuntungan yang disepakati oleh para pihak, baik itu penjual atau pembeli. Selain itu, jumlah dan jenis produknya diperjelas secara detail. Nantinya, produk akan diserahkan begitu akad jual beli diselesaikan. Untuk pihak pembeli, bisa menunaikan kewajibannya secara cicilan atau membayar tunai. 2) Salam Salam adalah akad jual beli berdasarkan cara pemesanan. Prosesnya, pembeli akan memberi uang terlebih dahulu untuk membeli barang yang spesifikasinya sudah dijelaskan secara rinci, lalu baru produk akan dikirimkan. Akad salam biasa diterapkan untuk produk-produk pertanian. Dalam praktiknya, akad Salam menempatkan pihak bank syariah sebagai pembeli dan menyerahkan uangnya kepada petani sebagai nasabah. 3) Istishna Istishna mengatur transaksi produk dalam bentuk pemesanan di mana pembuatan 1 https://books.google.co.id/books?id=wf4xeaaaqb AJ&printsec=frontcover&dq=hukum+perjanjian+dala m+perbankan+syariah&hl=id&sa=x&redir_esc=y#v= onepage&q=hukum%20perjanjian%20dalam%20per bankan%20syariah&f=false

barang akan didasari dari kriteria yang disepakati. Dalam akad ini, proses pembayarannya juga sesuai kesepakatan dari pihak yang berakad, baik itu dibayar ketika produk dikirim atau dibayar di awal seperti akad salam. 4) Mudharabah Akad ini lebih mengatur antara shahibul mal atau pemilik modal dengan mudharib-nya, atau pengelola modal. Nantinya, pengelola mudharib dan pemilik modal akan membagi hasil keuntungan dari usaha yang dilakukan. Jika ada kerugian, hanya pemilik modal yang menanggung kerugiannya. 5) Musyarakah Sedikit berbeda dengan Mudharabah, akad ini dilakukan oleh dua pemilik modal atau lebih yang menghimpun modalnya untuk proyek atau usaha tertentu. Nantinya, pihak mudharib atau pengelolanya akan ditunjuk dari salah satu pemilik modal tersebut. Biasanya, akad ini dilakukan untuk proyek atau usaha dimana modalnya dibiayai sebagian oleh lembaga keuangan, dan sebagian lainnya dimodali oleh nasabah. 6) Musyarakah Mutanaqisah Akad jual beli barang ini mengatur dua pihak atau lebih yang berkongsi untuk suatu barang. Nantinya, salah satu pihak akan membeli bagian dari kepemilikan barang pihak lainnya dengan cara mencicil atau bertahap. Akad ini biasa dilakukan jika ada proyek yang dibiayai oleh nasabah dan lembaga keuangan yang kemudian dibeli oleh pihak lainnya secara bertahap atau cicilan. 7) Wadi ah Wadi ah adalah akad di mana salah satu pihak akan menitipkan suatu produk untuk pihak kedua. Akad ini cukup sering dilakukan dalam perbankan syariah dalam produk rekening giro. 8) Wakalah Akad ini lebih mengatur untuk mengikat antara perwakilan satu pihak dengan pihak yang lain. Akad ini biasa diterapkan dalam pembuatan faktur atau invoice, penerusan permintaan, atau pembelian barang dari luar negeri. 9) Ijarah Akad Ijarah mengatur mengenai persewaan barang yang mengikat pihak yang berakad. Biasanya, akad ini dilakukan jika barang yang disewa memberikan manfaat. Biasanya, penerapan akad dalam bank syariah ini adalah cicilan sewa yang terhitung sebagai cicilan pokok untuk sebuah harga barang. Nantinya, di akhir perjanjian, penyewa atau nasabah bisa membeli barang yang dicicilnya tersebut dengan sisa harga yang ditetapkan oleh bank syariah. Oleh sebab itu, Ijarah ini

juga dikenal sebagai al Ijarah waliqtina ataupun al ijarah almuntahia Bittamiliiik. 10) Ju alah Ju alah itu memiliki kesamaan dengan akad ijarah (jual jasa) yaitu adanya upah karena mendapatkan manfaat atau jasa. Perbedaannya, akad ju alah transaksi mulai mengikat ketika pekerjaan dimulai. Pada saat itu, tidak boleh ada pihak yang membatalkan transaksi secara sepihak. Dalam akad ju alah hanya disyaratkan adanya kejelasan jasa atau manfaat yang menjadi objek transaksi. 11) Kafalah Akad kafalah lebih menekankan mengenai jaminan yang diserahkan oleh satu pihak ke pihak lainnya. Biasanya, hal ini diterapkan untuk pembayaran lebih dulu (advance payment bond), garansi sebuah proyek (performance bond), ataupun partisipasi tender (tender bond). 12) Hawalah Akad Hawalah mengatur mengenai pemindahan utang maupun piutang dari pihak satu ke pihak lainnya. Biasanya akad ini dilakukan oleh bank syariah kepada nasabah yang ingin menjual produknya kepada pembeli dalam bentuk giro mundur atau biasa disebut Post Dated Check. Tentunya, akad ini harus dilakukan sesuai dengan prosedur syariah. 13) Rahn Rahn merupakan akad gadai yang dilaksanakan oleh penggadai barang kepada pihak lainnya. Biasanya penggadai barang ini akan mendapatkan uang sebagai ganti dari barang yang digadaikan. Pada bank syariah, akad ini biasa diterapkan jika ada pembiayaan yang riskan dan perlu akan adanya jaminan tambahan. Dalam akad Rahn, bank syariah tidak mendapatkan manfaat apapun terkecuali jika hal tersebut dimanfaatkan sebagai biaya keamanan atau pemeliharaan barang tersebut. 14) Qardh Akad Qardh mengatur mengenai pemberian dana talangan kepada nasabah dalam kurun waktu yang cenderung pendek. Tentunya, dana ini harus diganti secepatnya. Besaran nominal harus sesuai dengan dana talangan yang diberikan, atau bisa diartikan nasabah hanya harus melakukan pengembalian pinjaman pokoknya saja. 2 4. Syarat dan Berakhirnya Akad Akad berakhir di sebabkan oleh beberapa hal, di antaranya sebagai berikut : 2 Muhammad.2016.Manajemen Keuangan Syariah.Yogyakarta:UPP STIM YKPN

a.berakhirnya masa berlaku akad tersebut, apabila akad tersebut tidak mempunyai tenggang waktu. b.di batalkan oleh pihak-pihak yang berakad, apabila akad tersbeut sifatnya tidak mengikat. c.dalam akad sifatnya mengikat, suatu akad dapat dianggap berakhir jika : 1) Jual beli yang di lakukan fasad, seperti terdapat unsur-unsur tipuan salah satu rukun atau syaratnya tidak terpenuhi, 2) Berlakunya khiyar syarat, aib, atau rukyat, 3) Akad tersebut tidak di lakukan oleh salah satu pihak secara sempurna, 4) Salah satu pihak yang melakukan akad meninggal dunia. 3 Kesimpulan Akad menurut bahasa artinya ikatan atau persetujuan, sedangkan menurut istilah akad adalah transaksi atau kesepakatan antara seseorang (yang menyerahkan) dengan orang lain (yang menerima) untuk pelaksanaan suatu perbuatan. Pembagian macam-macam akad memiliki masing-masing kriteria/ cara tersendiri dalam akadnya tergantung pada proses atau perjanjian pada suatu masalah pokok tertentu seperti utang- piutang, pembiayaan dan tabungan. Sistem ekonomi syariah dalam membangun jaringan transaksinya yang disebut akad-akad syariah memiliki suatu standar istilah yang bersumber dari Al-Qur an dan Hadis. Dalam transaksi lembaga keuangan syariah, khususnya perbangkan syariah ada. Daftar Pustaka https://books.google.co.id/books?id=wf4xeaaaqb AJ&printsec=frontcover&dq=hukum+perjanjian+dala m+perbankan+syariah&hl=id&sa=x&redir_esc=y#v= onepage&q=hukum%20perjanjian%20dalam%20per bankan%20syariah&f=false Muhammad.2016.Manajemen Keuangan Syariah.Yogyakarta:UPP STIM YKPN Abdul Rahman Ghazaly, Op.,Cit, h. 58-59. 3 Abdul Rahman Ghazaly, Op.,Cit, h. 58-59.