FUNGSI Zone Pesisir dan Kelautan. Pelabuhan Perikanan. Perdagangan Jasa. Zone Perdagangan dan Jasa. Zone Permukiman. Zone Pertanian Campuran

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA CIREBON REKAPITULASI PER DINAS LAPORAN REALISASI ANGGARAN PERIODE 1 Januari s.d 30 Juni 2015

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

Drs. H. ARMAN SURAHMAN, M.Si Plt. Sekretaris Daerah. Drs. SUTISNA MSi

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR : 8 TAHUN 2001 NOMOR : 8 TAHUN 2001

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON

Kata kunci : Toponimi, Fenomena geografis, Persepsi masyarakat terhadap toponimi.

BAB IV ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA CIREBON

EVALUASI TATA LETAK PASAR MODERN DI KOTA CIREBON (KAJIAN EVALUASI PERATURAN WALIKOTA CIREBON NO. 23 TAHUN 2010) Oleh : Diana Djuwita.

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

Penentuan Rute Kendaraan dalam Pendistribusian Beras Bersubsidi Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus Perum Bulog Sub Divre Cirebon) *

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 35 TAHUN 2004 NOMOR 35 TAHUN 2004

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

BAB III GAMBARAN UMUM DAN KEBIJAKAN KOTA CIREBON

LAPORAN KINERJA INTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

DAFTAR ISI. Hal. DELINEASI WILAYAH 2 ISU DAN PERMASALAHAN 6 KEUNGGULAN WILAYAH 19 KONSEP AWAL PENGEMBANGAN 22

IV. GAMBARAN UMUM SEKTOR HOTEL DAN RESTORAN KOTA CIREBON Kondisi Umum dan Perekonomian Kota Cirebon.

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses untuk mengoptimalkan sumber daya

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...x. DAFTAR LAMPIRAN...xii. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..1

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEUANGAN DAERAH KOTA CIREBON

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan transportasi menjadi

Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Cirebon Tahun 2013

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Cirebon berada pada posisi ' BT dan 6 4' LS, dari Barat ke Timur 8

Pemerintah Kota Cirebon

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

PENGEMBANGAN KAWASAN GUA SUNYARAGI SEBAGAI TAMAN WISATA BUDAYA DI CIREBON

2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

SEA SIDE MALL PADA KAWASAN WATERFRONT KOTA BENGKALIS-RIAU (Studi Kasus pada Pantai Andam Dewi Bengkalis) Penekanan Desain Arsitektur Morphosis

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT)

Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Cirebon Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang tabel 1.1

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

PERENCANAAN BLOK PLAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibahas dalam tesis ini. 1 Subkawasan Arjuna pada RTRW kota Bandung tahun merupakan kawasan Arjuna

7.1. KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA CIREBON

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BAB 5 RTRW KABUPATEN

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

KAWASAN STRATEGISS KOTA BUKITTINGGI

BAB III PROFIL SANITASI KOTA

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

PROPOSAL PENGAJUAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) KHUSUS BIDANG SARANA PERDAGANGAN TAHUN ANGGARAN 2017

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Cirebon Sebagai Kota Tujuan Wisata

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 03 TAHUN 2004 TENTANG

BAB III TINJAUAN LOKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PASAR INDUK CENGKARENG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis

DAMPAK REKLAMASI PANTAI MARINA KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

No. BWK / LUAS 1 BWK I Luas =346 ha LINGKUP ADMINISTRASI Kec. Kejaksan - Kel Kesenden - Kel Kebon Baru Kec. Lemahwungkuk - Kel. Lemahwungkuk - Kel. Panjunan - Kel. Kesepuhan - Kel. Pegambiran FUNGSI Zone Pesisir dan Kelautan UTAMA Pelabuhan Perikanan ELEMEN PENUNJANG Perumahan Pemerintahan Perdagangan / Jasa Industri / Pergudangan Fasilitas Sosial / Umum Ruang Terbuka Hijau 2 BWK II Luas = 1.343 ha Kec. Kejaksan - Kel. Sukapura - Kel. Kesenden - Kel. Kebonbaru Kec. Kesambi - Kel. Drajat - Kel. Pekiringan - Kel. Kesambi - Kel. Panjunan Kec. Pekalipan - Kel. Pekalangan Kec. Lemahwungkuk - Kel. Lemahwungkuk Zone Perdagangan dan Jasa Perdagangan Jasa Perumahan Pemerintahan Industri / Pergudangan Fasilitas Sosial / Umum Ruang Terbuka Hijau 3 BWK III Luas = 1.716 ha 4 BWK IV Luas = 405 ha Kec. Kesambi - Kel. Karyamulya - Kel. Sunyaragi Kec. Harjamukti - Kel. Kalijaga - Kel. Harjamukti - Kel. Kecapi - Kel. Larangan Kec. Lemahwungkuk -Kel. Pegambiran Kec. Harjamukti - Kel. Argasunya Zone Permukiman Zone Pertanian Campuran Perumahan Pertanian Pemerintahan Perdagangan / Jasa Pendidikan Tinggi Industri / Pergudangan Fasilitas Sosial / Umum Ruang Terbuka Hijau Perumahan Fasilitas Sosial / Umum

No. BWK / LUAS LINGKUP ADMINISTRASI FUNGSI UTAMA ELEMEN PENUNJANG Agrobisnis Ruang Terbuka Hijau Hankam Mitigasi Bencana Kota Cirebon Luas = 3.810 ha Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan Pengembangan pusat kegiatan maupun pelayanan di Kota Cirebon untuk 20 tahun ke depan diperlukan beberapa pusat kegiatan baik skala nasional, regional, maupun lokal. Hal ini untuk perlu direncanakan untuk pengembangan struktur Kota Cirebon yang lebih terarah, yaitu : Pusat Pelayanan Kota, berfungsi sebagai kawasan initi kota yang terletak di Kawasan Siliwangi Kejaksan. Sub Pusat Pelayanan Kota, berfungsi sebagai pusat dari setiap BWK yang mendukung fungsi pusat pelayanan kota yang terletak di Kawasan Pelabuhan (BWK I), Gunung Sari-Cipto (BWK II), Perumnas dan Majasem (BWK III), dan Argasunya (BWK IV) Pusat Lingkungan, berfungsi sebagai kawasan yang melayani skala lingkungan yang terletak di Kawasan Samadikun, Cangkol, Kejawanan dan Siapi-api (BWK I), Kawasan Sukapura, Karanggetas, Kesambi, Keraton, Perumnas Burung dan Pronggol (BWK II), Kawasan Majasem, Kalitanjung, Penggung, Kalijaga, Petireman (BWK III) dan Kawasan Cibogo dan Kopiluhur (BWK IV) Keterkaitan antara pusat pelayanan kota dengan sub-pusat pelayanan kota dan dengan pusat lingkungan adalah dilihat dari skala pelayanan dan fungsinya sebagai pendukung kegiatan diatasnya.

Kawasan Perdagangan dan Jasa Terdapat 2 (dua) tipologi kegiatan perdagangan dilihat dari sisi skala pelayanan, yaitu; perdagangan; skala lokal / setempat dan regional / nasional. Termasuk dalam kelompok perdagangan skala lokal/setempat misalnya; rumah toko (ruko), toko/ warung, rumah makan kecil, pasar tradisional kecil, dan lain-lain. Kegiatan perdagangan skala lokal/setempat dapat dikembangkan di setiap BWK / Sub BWK. Termasuk dalam kelompok perdagangan dan jasa skala regional/nasional misalnya; pusat-pusat perbelanjaan (mall), pertokoan, rumah makan besar, pasar tradisional besar, perbankan. Kegiatan perdagangan dan jasa skala regional/nasional dikembangkan di BWK I (Kawasan Yos Sudarso), diutamakan di BWK II (Kawasan Pekiringan, Kawasan Pasuketan, Kawasan Pekalipan, Kawasan Karanggetas, Kawasan Siliwangi, Kawasan Gunung Sari Cipto, Kawasan Jagasatru, Kawasan Kanoman), dan BWK III (Kawasan Kanggraksan, Kawasan Perumnas). Termasuk dalam kelompok jasa misalnya; hotel / penginapan, lembaga keuangan, dan lain-lain). Pada prinsipnya kegiatan jasa diarahkan pengembangannya untuk menunjang pengembangan kegiatan perdagangan. Rencana pengembangan fasilitas ekonomi / perdagangan adalah: i. Pengembangan / pembangunan pusat-pusat perbelanjan / mal / yang mengakomodir kegiatan pedagang kaki lima secara proporsional. Pembangunan diarahkan ke 3 (tiga) kawasan, yaitu ; koridor Jalan dr. Cipto Mangunkusumo, koridor Jalan Kalijaga, dan Koridor Jalan By Pass. ii. iii. iv. Pembangunan pasar induk di BWK III dan relokasi kegiatan grosir Pasar Jagasatru dan Pasar Pagi ke Pasar Induk Relokasi Pasar Burung Gunungsari dan Lemahwungkuk ke Pasar Pangan Harjamukti Penataan pasar besi Sunyaragi dan Katiyasa, serta relokasi pasar besi Pamitran v. Revitalisasi pasar-pasar tradisional yang dinilai mengalami penurunan kualitas fisik lingkungan

vi. mengembangkan Kawasan Wisata Kuliner (Pujawangi) di Pasar Pagi, Jalan Karanggetas, Jalan Pekiringan dan Jalan Pasuketan, dengan mengutamakan para pedagang makanan / minuman yang selama ini berjualan di tempat-tempat terlarang. Perindustrian Terdapat 2 (dua) tipologi kegiatan perindustrian, yaitu ; industri skala usaha menengah ke atas (besar) dan skala kecil (rumah tangga). Industri-industri dengan skala usaha menengah ke atas (besar), padat modal, dan rawan menimbulkan polusi tidak lagi dikembangkan di Kota Cirebon. Dengan kata lain diarahkan ke wilayah Kabupaten Cirebon sesuai RTRW Kabupaten Cirebon. Sedangkan industri menengah kecil (rumah tangga), padat karya dan relatif kecil menimbulkan polusi secara khusus diarahkan pengembangannya di setiap BWK dan dapat bersatu dengan lingkungan perumahan. Akan tetapi untuk jenis-jenis tertentu tetap diarahkan pengembangannya di BWK I Sub BWK I-D dan I- E(Kawasan Kejawanan, Kawasan Siapi-Api), BWK II Sub BWK II-H (Kawasan Pronggol), dan BWK III III-E (Kawasan Petireman). Terdapat 2 (dua) tipologi pariwisata di Kota Cirebon, yaitu ; pariwisata alam dan buatan. buatan terdiri atas ; pariwisata bersejarah dan biasa. Pengembangan pariwisata alam diarahkan pengembangannya di BWK III berupa Pantai Kejawanan dan Pantai Kesenden. Sedangkan pengembangan pariwisata buatan (bersejarah) diarahkan di BWK II berupa; Keraton Kesepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan, Gua Sunyaragi dan Taman Kera Kalijaga. Adapun pariwisata buatan yang lain adalah pengembangan Taman Ade Irma Suryani di BWK I dan potensi wisata bahari di sepanjang pantai.

Selain itu terdapat pengembangan wisata budaya pesisir Cirebon meliputi Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, Taman / Gua Sunyaragi dan Taman Kera / Petilasan Sunan Kalijaga. Pengembangan wisata buatan dikembangkan di setiap BWK sesuai kebutuhan; dan pelestarian kawasan dan atau bangunan yang memiliki nilai historis / bersejarah tinggi yang didukung oleh pengembangan wisata / rekreasi. Pergudangan/Perbengkelan Terdapat 2 (dua) tipologi kegiatan pergudangan, yaitu: 1. Gudang dengan kapling besar, sebagai tempat khusus penyimpanan / penimbunan barang-barang dan memerlukan angkutan jenis kendaraan besar. Kegiatan pergudangan ini diarahkan di BWK I Sub BWK I-B (Kawasan Pelabuhan), Sub BWK I-C (Kawasan Cangkol), dan Sub BWK I-D (Kawasan Kejawanan), BWK II Sub BWK II-H (Kawasan Pronggol), dan BWK III Sub BWK III-C dan III-E (Kawasan Penggung, Kawasan Petireman). 2. Gudang dengan kapling kecil, biasanya bersatu dengan kantor / toko dan hanya memerlukan angkutan kendaraan kecil. Kegiatan pergudangan ini diarahkan mengikuti pengembangan kegiatan perdagangan, sepanjang keberadaannya tidak mengganggu kepentingan umum / lingkungan. Sedasngkan untuk kegiatan perbengkelan terdapat 3 (tiga) tipologi yaitu ; 1. Kegiatan perbengkelan dengan luas kapling besar dan mengutamakan pelayanan kendaraan-kendaraan besar / angkutan berat. Kegiatan perbengkelan semacam ini diarahkan pengembangannya mengikuti kegiatan pergudangan di BWK I Sub BWK I-B (Kawasan

Pelabuhan), Sub BWK I-C (Kawasan Cangkol), dan Sub BWK I-D (Kawasan Kejawanan), BWK II Sub BWK II-H (Kawasan Pronggol), dan BWK III Sub BWK III-C dan III-E (Kawasan Penggung, Kawasan Petireman). 2. Kegiatan perbengkelan luas kapling sedang, melayani kendaraan-kendaraan ukuran sedang / kecil, dan dibangun dengan konstruksi permanen. Kegiatan perbengkelen semacam ini diarahkan di setiap BWK kecuali di lingkungan / kawasan pemerintahan, pendidikan, dan etalase kota Cirebon yang mengutamakan kebersihan dan ketertiban, atau sepanjang keberadaan kegiatan perbengkelan ini tidak mengganggu kepentingan umum / lingkungan di sekitarnya, 3. Kegiatan perbengkelan dengan luas kapling kecil, melayani kendaraan-kendaraan kecil, dan biasanya diusahakan di tempat-tempat yang tidak semestinya dengan konstruksi bangunan semi permanen / temporer. Kegiatan semacam ini pada prinsipnya tidak diperkenankan karena tidak memenuhi syarat / kelayakan teknis, sehingga diperlukan pembinaan dan penertiban. Pertanian Pengembangan kegiatan pertanian termasuk tanaman pangan, perikanan dan peternakan darahkan di BWK IV (Kawasan Argasunya). Pengembangan kegiatan pertanian di BWK I, II, dan III bersifat temporer (memanfaatkan adanya potensi lahan kosong yang nantinya akan berubah menjadi kawasan terbangun). Kegiatan pertanian di BWK I, II, dan III diperbolehkan sepanjang tidak mengganggu kepentingan umum / lingkungan sedangkan untuk kawasan perikanan laut diarahkan di BWK I

Arahan Pemanfaatan Ruang No Program Utama Lokasi Instansi Pelaksana 2009-2013 2009 2010 2011 2012 2013 Waktu Sumber Dana Pemerintah Sumber APBD APBD Dana 2013-2018 2018-2023 2023-2029 APBN Kota Provinsi Swasta Pengembangan Fasilitas Perdagangan Relokasi Pasar Besi Pamitran ke Jalan Penggung Raya (Katiyasa) Relokasi Pasar Burung Gunungsari dan Lemahwungkuk ke Pusat Perdagangan Harjamukti Revitalisasi / Penataan Sentra PKL di Kawasan Kali Sukalila Penataan Sentra PKL di Jalan Nyimas Gandasari (Gudang Stasiun Prujakan) Relokasi Garasi Bis Perum DAMRI Jalan dr. Cipto MK ke wilayah Kabupaten Cirebon Cirebon Disperindag Cirebon Disperindag Cirebon Disperindag Cirebon Disperindag Cirebon DPUPESDM Pengembangan Pembangunan obyek wisata pantai (kawasan Pantai Kesenden Sukalila) berbasis hasil-hasil kelautan Cirebon DPUPESDM, Disporabudpar Pengembangan obyek wisata Taman Kera / Petilasan Sunan Kalijaga Cirebon DPUPESDM, Disporabudpar Pencanangan Pusat Jajan Wayah Bengi (Pujawangi) di Jalan Karanggetas, Jalan pasuketan, dan Jalan Pekiringan Cirebon Disperindag

Pengembangan Taman Ade Irma Suryani (TAIS) sebagai obyek wisata yang berorientasi pada pemanfaatan potensi air laut Cirebon DPUPESDM, Disporabudpar Pengembangan obyek wisata Gua Sunyaragi Cirebon Disporabudpar Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi adalah : 1 Kawasan Strategis Pelabuhan Cirebon merupakan pelabuhan yang memiliki peranan yang penting sebagai akses barang dan penumpang dengan skala pelayanan nasional. Kawasan ini diprioritaskan menjadi kawasan yang dapat mendorong perekonomian wilayah Ciayumajakuning terletak di Kelurahan Panjunan Kecamatan Lemahwungkuk. 2 Kawasan Strategis Kejawanan, merupakan pelabuhan perikanan terpadu yang memiliki peran juga sebagai kawasan nelayan, perdagangan/pelelangan ikan dan wisata bahari terletak di Kelurahan Pegambiran Kecamatan Lemahwungkuk.! 3 Kawasan Strategis Gunung Sari-Cipto, merupakan kawasan pusat pertumbuhan baru untuk fungsi perdagangan dan jasa terletak di Kelurahan Pekiringan Kecamatan Kesambi.