BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Walter T Harrison JR. (2011:03) Mulyadi (2009:5)

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Keuangan Agribisnis: KLASIFIKASI BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi pengertian sistem dalam buku Sistem Akuntansi. yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

Penggolongan Biaya. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial. keputusan. Salah satu informasi akuntansi diferensial sangat diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetapkan. Pengertian menurut Hansen dan Mowen (2004 : 40) adalah :

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

Perbandingan Metode Full Costing dengan Metode Activity Bassed Costing untuk Menentukan Harga Pokok Produksi di UD. Tiga Rasa Kraksaan Probolinggo

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

TUGAS MAKALAH AKUNTANSI BIAYA

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertiandan Klasifikasi Biaya Produksi

BAB II LANDASAN TEORI

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengan Harga Pokok Proses. Keterangan Harga Pokok Pesanan Harga Pokok Proses Pengumpulan Biaya Produksi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Witjaksono (2013:3) akuntansi biaya meupakan salah satu dari sekian banyak disiplin ilmu dalam akuntansi. Akuntansi biaya secara sederhana dapat diartikan dari istilahnya sebagai akuntansi yang khusus digunakan untuk pengukuran dan pelaporan biaya. Menurut Carter (2009:11) akuntansi biaya adalah perhitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikan kualitas dan efesiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis. Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan peringkasan, dan penyajian biaya-biaya pembuatan dan penjualan produk atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu beserta penafsiran terhadap hasilnya (Surjadi, 2013:1) Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, pringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara tertentu. Serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam perusahaan. Dalam hal ini biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi manajemen. Dengan demikian akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi manajemen. (Mulyadi, 2015:7) a. Tujuan akuntansi biaya 4

Akuntansi biaya mempunyai 3 tujuan pokok : penentuan kos produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus. Untuk memenuhi tujuan penentu kos produk, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi dimasa yang lalu atau biaya yang historis. Pegendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk. Jika biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan, akuntansi biaya bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan biaya yang seharusnya tersebut. Akuntansi biaya kemudian melakukan analisis terhadap penyimpangan biaya sesungguhnya dengan biaya seharusnya dan menyajikan informasi mengenai penyebab terjadinya selisih tersebut. (Mulyadi, 2016:7) Tujuan akuntansi biaya adalah menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen guna membantu mereka mengelola perusahaan dan bagian-bagiannya, yaitu 1) Perencanaan laba melalui budget. 2) Pengendalian biaya melalui responsibility accounting. 3) Menghitung laba untuk setiap periode, termasuk penilaian terhadap persediaan akhir. 4) Membantu menetapkan harga jual dan kebijakan harga harga. 5) Memberikan data biaya yang relevan untuk proses analisis pada pengambilan keputusan. (Surjadi, 2013:2) 2. Biaya Pengertian biaya yang penulis kutip menurut beberapa ahli yaitu : a. Firdaus dan Wasilah (2012) Menurut Firdaus dan Wasilah (2012:22) Mendefinisikan biaya sebagai berikut : Biaya adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang. b. Mulyadi 5

Menurut Mulyadi (2015:8) dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang disebut dengan istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan. c. Supriyono Menurut Supriyono (2011:12) biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau yang digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan akan di pakai sebagai pengurang penghasilan. Dari pengertian biaya di atas menurut para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya dapat diartikan sebagai pengurang atau pengorbanan ekonomi yang dapat diukur dengan satuan mata uang yang dikeluarkan suatu perusahaan atau suatu badan usaha untuk mencapai tujuan tertentu untuk mendapatkan penghasilan (revenue) dan memperoleh pendapatan (laba) yang maksimal. 3. Penggolongan Biaya Pengklasifikasin biaya atau penggolongan biaya dilakukan sesuai dengan tujuan biaya itu sendiri. Untuk tujuan yang berbeda, diperlukan cara yang berbeda menurut Mulyadi (2015:13-16) penggolongan biaya dapat di golongkan sebagai berikut : a. Objek pengeluaran Cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Contohnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar. b. Fungsi pokok dalam perusahaan. Dalam perusahan manufaktur, ada tiga fungsi pokok yaitu, fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok : 1) Biaya produksi 6

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluaran, secara garis besar biaya produksi ini di bagi menjadi : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik (factory overhead cost). 2) Biaya pemasaran Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan perusahaan produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli dan gaji karyawan bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran. 3) Bagian administrasi dan umum Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran. Misalnya biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian produksi, keuangan, prosonalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan. c. Hubungan biaya dengan suatu yang dibiayai Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubunganya dengan sesuatu yang dibiayai dapat dikelompokan menjadi dua golongan : 1) Biaya langsung (Direct Cost) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu satunya karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. 2) Biaya tidak langsung (Inderect Cost) Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan produk, disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. 7

d. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi : 1) Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Misalnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. 2) Biaya semivariabel Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan, biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. 3) Biaya semifixed Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. 4) Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume kegiatan tertentu. Misalnya biaya tetap adalah gaji direktur. e. Atas dasar jangka waktu manfaatnya Dasar jangka waktu manfaatnya biaya bisa dibagi menjadi dua, antara lain : 1) Pengeluaran modal (capital expenditures) Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (satu tahun di kalender). Pengeluaran modal pada saat terjadinya dibebankan sebagai kos aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi, atau dideplesi. Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu produk. 2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. pada saat 8

terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contohnya biaya iklan, biaya teleks, dan biaya tenaga kerja. 4. Metode Penentuan Biaya Produksi Metode penentuan biaya produksi adalah cara meperhitungkan unsurunsur kedalam biaya produksi. Dalam meperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi, terdapat dua metode, yaitu : full costing dan variabel costing. a. Full costing Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini: Tabel 2. 1 Kos Produksi Metode Full Costing Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Variabel Biaya Overhead Pabrik Tetap Kos Produksi Sumber: Mulyadi (2015: 18) Biaya produk yang dihitung dengan metode full costing terdiri dari unsur produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum). b. Variabel costing Variabel costing merupakan penentuan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi berperilaku variabel ke dalam biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja 9

langsung, dan biaya overhead pabrik. Dengan demikian biaya produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini: Tabel 2. 2 Biaya Produksi Metode Variabel Costing Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Variabel Kos Produksi Sumber: Mulyadi (2015: 19) Biaya produk yang dihitung dengan metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap) (Mulyadi, 2015: 17-19). 5. Metode Penentuan Harga Pokok Produk a. Metode harga pokok pesanan (Job Order Method) Metode harga pokok pesanan merupakan metode pengumpulan biaya produksi untuk menetapkan harga pokok produksi yang dibuat oleh perusahaan berdasarkan pesanan. Dalam Metode ini biaya- biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Total biaya produksi yang di dalamnya dibebankan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. b. Metode harga pokok proses Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen produksi yang diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produknya secara massa. Dalam 10

metode harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu,dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu,selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan. Karakteristik metode harga pokok proses antara lain : 1) Produksi yang dihasilkan merupakan produksi produk standar. 2) Produksi yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama. 3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu. (Mulyadi, 2016:63) Berikut ini penjelasan perhitungan menggunakan metode harga pokok proses yang disajikan pada tabel dibawah ini : Tabel 2. 3 Perhitungan Harga Pokok Produksi per Satuan Unsur Biaya Produksi Total Biaya (Rp) Unit Ekuivalen Biaya produksi per Satuan (Rp) Bahan Baku X E = p + (q x r) X Bahan Penolong X E = p + (q x r) X Tenaga Kerja X E = p + (q x r) X Overhead Pabrik X E = p + (q x r) X Total Biaya x E = p + (q x r) X Sumber : (Mulyadi, 2016:70) Setelah biaya produksi per satuan dihitung harga pokok jadi ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses dihitung dalam tabel 2.2 yaitu : Tabel 2. 4 Perhitungan Harga Pokok Produksi Jadi dan Persediaan Produk Dalam Proses Harga pokok produk jadi : Harga pokok produk dalam proses 2 Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik Jumlah biaya produksi Perhitungan diatas kemudian disajikan dalam produksi pada tabel dibawah ini : Rp x Rp x Rp x Rp x Rp x Rp x Rp x laporan 11

Tabel 2. 5 Laporan Biaya Produksi bukan Januri 2XXX PT. ABC Data produksi : Dimasukan dalam proses Rp. x Produk jadi yang ditransfer ke gudang Rp. x Produk dalam proses akhir Rp. x Jumlah produk yang dihasilkan Rp. x Biaya yang dibebankan dalam bulan Januari 2x Biaya bahan baku Total Per bungkus Biaya bahan penolong Rp. X Rp. x Biaya tenaga kerja Rp. X Rp. x Biaya overhead pabrik Rp. X Rp. x Jumlah Rp. X Rp. x Perhitungan biaya Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang Rp. X Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir : Biaya bahan baku Rp. X Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik Jumlah harga pokok produk dalam proses Jumlah biaya produksi yang dibebankan yang dibedakan dalam bulan Januari 2019 12 Rp. X Rp. X Rp. X Rp. x Rp. x Sumber: (Mulyadi, 2016:71 dari tugas akhir Henny Susilowati) c. Perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan Berikut ini adalah perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan yaitu: 1) Pengumpulan biaya produksi Dalam metode harga pokok pesanan pengumpulan biaya produksi berdasarkan pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi. 2) Perhitungan harga pokok produksi per satuan Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi persatuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan telah

selesai diproduksi. Sedangkan metode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi persatuan degan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produksi yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi, biasanya pada akhir bulan. 3) Penggolongan biaya produk Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Di dalam metode harga pokok proses, pembebanan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk. Karena harga pokok persatuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya sesungguhnya terjadi. 4) Unsur yang digolongkan dalam biaya overhead pabrik Dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Di dalam metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja (baik yang langsung maupun yang tidak langsung). Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu. (Mulyadi, 2016: 63-65). Dari uraian diatas metode penentuan harga pokok produk ada 2 yaitu metode dengan menggunakan metode harga pokok proses dan dengan metode harga pokok pesanan. Metode harga 13

pokok proses merupakan perhitungan yang digunakan untuk menghasilkan produk secara massa (diproduksi secara banyak) sedangkan metode harga pokok pesanan merupakan perhitungan yang digunakan untuk produk yang hanya berdasarkan pesanan. Metode harga pokok proses berbeda dengan metode harga pokok pesanan dalam hal pengumpulan biaya produksi, perhitungan harga pokok per satuan, penggolongan biaya produk, dan unsur yang digolongkan dalam biaya overhead pabrik. Dalam hal perhitungan metode harga pokok proses diperlukan perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh suatu departemen. Untuk menghitung biaya per satuan produk yang dihasilkan oleh suatu departemen, perlu ditentukan unit ekuivalensi. Unit ekuivalensi ini dipengaruhi oleh jumlah produk selesai yang di transfer ke departemen selanjutnya atau ke gudang, tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses pada akhir periode, dan ada tidaknya produk yang hilang dalam proses. 6. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi Berdasarkan informasi yang disajikan dalam laporan biaya produksi, biaya produksi yang terjadi dalam bulan Januari 2019, dicatat dengan jurnal berikut ini: 1) Jurnal mencatat biaya bahan baku: Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Persediaan Bahan Baku Rp x Rp x 2) Jurnal mencatat biaya bahan penolong: Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Penolong Persediaan Bahan Penolong Rp x Rp x 3) Jurnal mencatat biaya tenaga kerja: Barang Dalam Proses Biaya Tenaga Kerja Gaji dan Upah Rp x Rp x 4) Jurnal mencatat biaya overhead pabrik: Barang dalam proses biaya overhead pabrik Berbagai rekening yang dikreditkan Rp x Rp x 14

5) Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang: Persediaan produk jadi Rp x Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Rp x Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Penolong Rp x Barang Dalam Proses Biaya Tenaga Kerja Rp x Barang dalam proses biaya overhead pabrik Rp x 6) Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan dalam proses yang belum selesai diolah pada akhir bulan: B. Penelitian Terdahulu Persediaan produk dalam proses Rp x Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Rp x Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Penolong Rp x Barang Dalam Proses Biaya Tenaga Kerja Rp x Barang dalam proses biaya overhead pabrik Rp x (Mulyadi, 2016:71-72 Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sama, yaitu menggunakan perhitungan metode harga pokok proses disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 3. 1 Penelitian Terdahulu Judul Aspek Institusi yang diteliti Periode Analisis Rumusan Masalah Taufik Rahmat (2019) Henny Susilowati (2019) Akhmad Renaldi (2020) Penentuan Harga Pokok Perhitungan Harga Pokok Perhitungan Harga Pokok Produk Roti per Bungkus Produk Per Bungkus Roti Produk Sasiangan Dengan Dengan Menggunakan Dengan Menggunakan Menggunakan Metode Metode Harga Pokok Metode Harga Pokok Harga Pokok Proses Pada Proses pada Aisyah Bakery Proses Pada Sabita Bakery Irma Sasirangan Banjarmasin Banjarmasin Banjarmasin Aisyah Bakery Sabita Bakery Banjarmasin Irma Sasirangan Banjarmasin Banjarmasin January 2019 Januari 2019 Oktober-Desember 2019 Bagaimana penggolongan biaya yang ada pada Asiyah Bakery Banjarmasin yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya? Bagaimana perhitungan harga pokok produk roti per bungkus pada Aisyah Bakery Banjarmasin dengan menggunakan harga pokok proses? 15 Bagaimana perhitungan harga pokok produk per bungkus roti pada Sabita Bakery Banjarmasin dengan menggunakan metode harga pokok proses? Bagaimana perhitungan harga pokok produksi Produk pada Irma Sasirangan Banjarmasin dengan menggunakan metode harga pokok proses sesuai dengan konsep akuntansi biaya? Tujuan Untuk mengetahui Untuk mengetahui Untuk mengetahui

Lanjutan : Penelitian Metode Penelitian penggolongan biaya pada Aisyah Bakery Banjarmasin yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produk roti per bungkus pada Aisyah Bakery Banjarmasin dengan menggunakan metode harga pokok proses perhitungan harga pokok per bungkus roti pada Sabita Bakery Banjarmasin dengan menggunakan metode harga pokok proses Studi kasus Studi kasus deskriptif Studi kasus perhitungan harga pokok produk yang di produksi di Irma Sasirangan Banjarmasin dengan menggunakan metode harga pokok proses yan sesuai dengan akuntansi biaya Hasil Penelitian Aisyah Bakery Banjarmasin belum melakukan penggolongan biaya produksi yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya hal ini dapat menyebabkan harga pokok produk tidak efisien dan akan berpengaruh terhadap harga jual produk serta laba atau rugi yang akan dicapai perusahaan. Sabita Bakery Banjarmasin tidak menggolongkan biaya-biaya produksi sesuai penggolongan akuntansi biaya yang seharusnya. Hal ini mengakibatkan perusahaan kurang tepat dalam menentukan harga pokok produk, Sumber Tugas Akhir Taufik Rahmat (2019) dan Tugas Akhir Henny Susilowati (2019) 16