BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan kreativitas siswa dalam matematika. Ulangan Harian Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 SD Negeri No.



dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PENGAJUAN MASALAH 1. Tatag Yuli Eko Siswono Jurusan Matematika FMIPA Unesa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PROBLEM POSING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan suatu bangsa. Melalui pendidikan akan lahir generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pembangunan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi harus

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran membutuhkan strategi yang tepat. Kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan siswa yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Menilai Kreativitas Siswa dalam Matematika 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kehidupan sehari-hari. Matematika terdiri dari beberapa komponen yang. serta sifat penalaran matematika yang sistematis.

I. PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Seperti halnya ilmu lain, matematika

BAB I PENDAHULUAN. Memecahkan masalah merupakan pekerjaan rutin manusia, sebab. dalam kehidupan sehari-hari sering dihadapkan pada masalah.

PROSIDING ISSN:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan selama ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Drs. H. Nawawi, M. Si

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. Komala Dewi Ainun, 2014

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,

PEMBELAJARAN BANGUN DATAR (2)

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan zaman, siswa dituntut menjadi individu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar

PEMECAHAN MASALAH TIPE WHAT S ANOTHER WAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang semakin maju, menyadarkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari anak-anak sampai dengan orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Mata pelajaran matematika memiliki tujuan umum yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan tuntutan untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM)

I. PENDAHULUAN. yang lain. Kedua kegiatan tersebut merupakan proses pembelajaran. Dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya

2016 PENERAPAN PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

meggunakan metode penemuan. Secara umum, manfaat metode penemuan dalam proses pembelajaran matematika konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan

BAB I PENDAHULUAN. matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang. pendidikan mulai dari SD hingga SLTA ataupun SMK.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS. matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pengembangan Soal-Soal Open-Ended pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX A SMP Negeri 2 Tolitoli

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam pendidikan matematika yang pertama kali diperkenalkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh guru matematika, kesulitan siswa dalam menalar dan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Prodi Pend. Mat. FKIP UNPATTI Ambon. ISSN: Buletin Pendidikan Matematika Volume 6 Nomor 2, Oktober 2004.

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang dikehendaki dunia kerja (Career Center Maine Department

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Kemudian

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

BABI PENDAHULUAN. Tuntutan dalam dunia pendidikan telah mengalami banyak perubahan.

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (TKBK) SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN. Balitbang Depdiknas (2003) menyatakan bahwa Mata pelajaran

PENGEMBANGAN SOAL-SOAL OPEN-ENDED

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang dapat bersaing secara nasional dan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. butuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari baik dalam sains, teknologi,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mulyati, 2013

Suwarno SMP Negeri 2 Blitar

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN Pada kurikulum 2013 siswa berperan penuh dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. merasakan kenyamanan dalam menerima pelajaran. Sebagaimana pengajaran. hanya bermakna apabila terjadi proses belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Strategi Pemecahan Masalah (Problem Solving)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tumpuan peradaban manusia, karena matematika mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dari siswa, pengajar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. problematika kehidupannya dalam arti yang luas maupun sempit. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PERKULIAHAAN ALJABAR DAN TRIGONOMETRI

BABI. yang mengungk:apkan kemampuan pemahaman. Setelah itu, diberikan soalsoal

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pemahaman siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS (SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong dan memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII-D SMP NEGERI 19 MALANG DALAM MENGAJUKAN MASALAH DENGAN SITUASI SEMI TERSTRUKTUR PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan kepada seseorang dengan tujuan agar orang tersebut mampu menghadapi perubahan akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu mata pelajaran yang sangat berperan dalam perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah matematika. Matematika diberikan sebagai mata pelajaran di sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas siswa serta kemampuan tingkat tinggi lainnya. Akan tetapi, pada kenyataannya kreativitas siswa terutama dalam pemecahan masalah matematika kurang terperhatikan karena seringkali siswa hanya diberi soal-soal konvergen dengan tujuan memperlancar algoritma siswanya, namun mengabaikan kemampuan berpikir divergen siswa atau yang biasa disebut dengan kreativitas siswa dalam matematika. Permasalahan dalam pembelajaran matematika SD adalah rendahnya kemampuan siswa dalam pemecahan masalah soal luas segi banyak, khususnya soal menghitung luas segi banyak sebagai gabungan dari dua bangun datar secara divergen. Sebagai gambaran untuk soal menghitung luas segi banyak dalam Ulangan Harian Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 SD Negeri No. 105321 Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang, hasilnya dari 21 orang siswa kelas VI A SD Negeri No. 105321 Tumpatan Nibung 1

2 hanya 5 orang siswa atau kira-kira 24% siswa yang mampu menjawab dengan langkah-langkah yang benar soal Uraian tentang luas segi banyak di kelas VI A. Ada siswa yang tidak menjawab sama sekali soal-soal menghitung luas segi banyak yang berbentuk uraian tersebut. Ada siswa yang salah prosedur dalam penerapan rumus mencari luas segibanyak misalnya menerapkan rumus luas segitiga, trapesium, belahketupat dan layang-layang meskipun proses perhitungannya sudah benar. Lebih bermasalah lagi apabila soal yang diberikan menghitung luas segibanyak sebagai gabungan dari dua bangun datar. Sebagai contoh ketika siswa kelas VI SD Negeri No. 105321 Tumpatan Nibung menyelesaikan soal menghitung luas segibanyak gabungan dua bangun datar berikut ini.

3 Dari jawaban siswa terhadap soal nomor satu di atas, kelihatan siswa menjumlahkan sisi persegi 5 m dengan lebar persegipanjang 8 m kemudian mengalikannya dengan sisi panjang persegipanjang 25 m dan hasilnya 325, tanpa mencantumkan satuan luas m 2. Perhitungan siswa memang tidak salah, namun tampak bahwa pemahaman siswa terhadap masalah menghitung luas segibanyak sebagai gabungan dari dua bangun datar sederhana masih bermasalah. Siswa terbiasa bekerja dengan angka-angaka tanpa penalaran terhadap masalah. Demikian juga halnya pada soal nomor dua di atas, yaitu menghitung luas segibanyak sebagai gabungan dari persegipanjang dan segitiga. Dari jawaban siswa tersebut terlihat siswa belum mampu menentukan bangun datar pembentuk segibanyak tersebut walaupun perhitungan siswa sudah benar. Permasalahan di atas dapat diatasi bila guru merancang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai. Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah di atas adalah pendekatan problem posing. Penndekatan problem posing adalah pendekatan yang menekankan pembuatan soal sendiri oleh siswa dan menyelesaikannya berdasarkan pengalaman yang dimilikinya. Hasil diskusi dengan teman sejawat guru kelas VI B yang mengajar di SD Negeri No. 105321 Tumpatan Nibung mengidentifikasi beberapa kelemahan siswa, antara lain: kurang memahami kalimat-kalimat dalam soal, tidak lancar menggunakan pengetahuan-pengetahuan atau ide-ide yang diketahui, mengubah kalimat soal menjadi kalimat matematika, menggunakan cara-cara atau strategistrategi yang berbeda-beda dalam merencanakan penyelesaian suatu masalah,

4 melakukan perhitungan-perhitungan, dan mengambil kesimpulan atau mengembalikan ke masalah yang dicari. Apabila dipersempit kelemahan itu terutama terjadi pada kemampuan siswa dalam memahami masalah dan merencanakan suatu penyelesaian. Memahami suatu masalah dalam soal matematika tentang menghitung luas segi banyak ditunjukkan dengan mengetahui apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Sedang merencanakan penyelesaian suatu masalah ditunjukkan dengan mengorganisasikan informasi atau data-data yang ada secara kreatif dengan menggunakan strategi-strategi tertentu untuk menemukan kemungkinan penyelesaian. Siswa dapat membentuk model matematika, membuat diagram/tabel, menemukan pola tertentu atau bekerja mundur. Dalam memahami maupun merencanakan penyelesaian masalah diperlukan kreativitas siswa yang memadai, karena kemampuan tersebut merupakan kemampuan berpikir (bernalar) tingkat tinggi setelah berpikir dasar (basic) dan kritis (Karulik, 1995:3). Melihat hasil itu menunjukkan kreativitas matematika siswa masih rendah. Diskusi dengan teman sejawat dalam penelitian ini, menguraikan penyebab kelemahan siswa dalam memecahkan masalah matematika pada materi menghitung luas segi banyak, antara lain: (1) pembelajarkan pemecahan masalah luas segi banyak tidak dilatihkan secara khusus bagaimana memahami informasi masalah. Guru mengajarkan dengan memberi contoh soal dan menyelesaikannya secara langsung, serta tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan ide atau representasinya sendiri. (2) Pola pembelajaran selama ini masih dengan tahapan memberikan informasi tentang materi-materi pembelajaran, memberikan contoh-contoh soal dan selanjutnya memberi siswa latihan-latihan

5 soal, tapi jarang menggunakan soal pemecahan masalah. Hal ini karena ada anggapan bahwa soal pemecahan masalah pasti akan sulit dipahami oleh siswa, sehingga tidak diprioritaskan untuk diajarkan. (3) Dalam merencanakan penyelesaian masalah tidak diajarkan strategi-strategi yang bervariasi atau yang mendorong kreativitas siswa untuk menemukan jawaban masalah. Memperhatikan akar masalah tersebut, maka perlu dipikirkan cara-cara mengatasinya. Apalagi dalam Kurikulum 2006 atau lazim disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyebutkan tujuan pembelajaran matematika yang menitikberatkan pada melatih cara berpikir dan bernalar, mengembangkan aktivitas kreatif, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan mengkomunikasikan gagasan. Upaya yang dilakukan dapat dari segi materi pembelajaran, proses pembelajaran, perbaikan dan dukungan sarana dan prasarana, peningkatan kemampuan guru dalam mengajar melalui penataran atau pelatihan, pengurangan atau pembagian materi menjadi bagian-bagian yang sederhana atau peningkatan mutu siswa di sekolah. Pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut lebih ditekankan pada proses pembelajarannya, karena proses tersebut merupakan tanggung jawab professional guru sehari-hari dan akan berdampak pada tugas-tugas di kelas berikutnya. Bila mengacu pada identifikasi penyebab kelemahan tersebut, maka dalam proses pembelajaran diperlukan cara yang mendorong siswa untuk memahami masalah, meningkatkan kreativitas siswa dalam menyusun rencana penyelesaian dan melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan sendiri penyelesaian masalah, serta mendorong pembelajaran yang berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator.

6 Bila meninjau cara pembelajaran yang diharapkan itu, maka salah satu pendekatan pembelajaran yang memiliki sifat dan karakter tersebut adalah pembelajaran dengan problem posing. Problem posing intinya meminta siswa untuk mengajukan atau membuat soal baru sebelum, selama atau sesudah menyelesaikan masalah awal yang diberikan. Problem posing antara lain bermanfaat untuk membantu siswa mengembangkan keyakinan dan kesukaan terhadap matematika, sebab ide-ide matematika mereka dicobakan untuk memahami masalah yang sedang dikerjakan dan dapat meningkatkan kinerjanya dalam pemecahan masalah. Problem posing merupakan tugas kegiatan yang mengarah pada sikap kritis dan kreatif, sebab dalam problem posing siswa diminta untuk membuat pertanyaan dari informasi yang diberikan. Padahal bertanya merupakan pangkal semua kreasi. Orang yang memiliki kemampuan mencipta atau berkreasi dikatakan memiliki sifat kreatif (Nasoetion,1991: 33). Dunlap (2001:43) menjelaskan bahwa problem posing sedikit berbeda dengan problem solving, tetapi masih merupakan suatu alat valid untuk mengajarkan berpikir matematis. Moses (dalam Dunlap,2001:43) membicarakan berbagai cara yang dapat mendorong berpikir kreatif siswa adalah menggunakan pengajuan masalah. Pertama, memodifikasi masalah-masalah dalam buku teks. Kedua, menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang mempunyai jawaban ganda. Masalah yang hanya mempunyai jawaban tunggal tidak mendorong berpikir matematika dengan kreatif, siswa hanya menerapkan algoritma yang sudah diketahui. Penelitian tentang kreativitas matematika telah dilakukan Haylock (dalam Leung, 1997: 44) yang melihat kemampuan pengajuan masalah (problem posing)

7 sebagai suatu kemampuan kreatif. Dengan demikian kreativitas dapat dilihat melalui tugas pengajuan masalah (problem posing). Karena pengajuan masalah dipandang sebagai sebagai suatu tes kreativitas, Balka (dalam Leung 1997: 47) menskor tugas pengajuan masalah (problem posing) menurut kefasihan, fleksibilitas dan keasliannya. Problem posing telah lama dipandang sebagai karakter aktivitas kreatif atau bakat-bakat khusus dalam pembelajran matematika. Kegiatan pengajuan masalah dan pemecahan masalah merupakan suatu sarana untuk mencapai kreativitas siswa. Dengan demikian apabila dalam kelas pembelajaran matematika diterapkan problem posing, maka akan meningkatkan kreativitas matematika siswa sekaligus pemahamannya terhadap soal cerita yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Untuk menilai kreativitas matematika siswa peneliti menggunakan acuan yang dibuat oleh Silver (1997:7) yang meliputi kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan. Kefasihan merupakan kemampuan siswa mengajukan soal dengan lebih dari satu jawaban, fleksibilitas merupakan kemampuan siswa menjawab soal dengan berbagai cara, kebaruan berarti kemampuan siswa menjawab soal dengan caranya sendiri. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas teridentifikasi permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika di kelas VI SD Negeri No. 105321 Tumpatan Nibung sebagai berikut: 1. Siswa memiliki kelemahan menghitung luas segibanyak matematika. 2. Siswa tidak dapat membedakan yang diketahui dan ditanyakan dalam soal menghitung luas segibanyak. 3. Siswa tidak lancar menggunakan pengetahuan atau ide yang diketahui.

8 4. Siswa tidak lancar mengubah kalimat soal menjadi kalimat matematika. 5. Kreativitas siswa memecahkan soal luas segibanyak matematika masih rendah. 6. Hasil belajar matematika siswa tentang luas segibanyak masih rendah. 7. Penggunaan metode pembelajaran adalah metode pembelajaran langsung. 9. Penggunaan pendekatan pembelajaran problem posing belum dilaksanakan oleh guru SDN 105321 Tumpatan Nibung. 1.3. Pembatasan Masalah Untuk memecahkan masalah rendahnya kreativitas dan hasil belajar matematika siswa dalam memecahkan masalah soal matematika divergen dan konvergen materi menghitung luas segibanyak diterapkan dengan pendekatan problem posing. Penelitian tindakan kelas ini mengkaji pendekatan problem posing dalam materi menghitung luas segibanyak di kelas VI SD Negeri No. 105321 Tumpatan Nibung. Masalah penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Kreativitas siswa memecahkan soal matematika divergen pada materi menghitung luas segi banyak di kelas VI SD Negeri No. 105321 Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang masih rendah. 2. Hasil belajar matematika memecahkan soal matematika konvergen materi menghitung luas segibanyak siswa kelas VI SD Negeri No. 105321 Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang masih rendah. 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini adalah rendahnya kreativitas dan hasil belajar matematika siswa. Kreativitas siswa dalam memecahkan soal matematika materi menghitung luas segibanyak tersebut meliputi kemampuan: (1) menyelesaikan soal matematika divergen dengan dua

9 jawaban (kefasihan); (2) menyelesaikan soal matematika divergen dengan dua cara penyelesaian (fleksibilitas); (3) menyelesaikan soal matematika divergen dengan ide baru siswa (kebaruan). Masalah tersebut akan dipecahkan dengan pendekatan problem posing. Dengan demikian, rumusan masalah penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Apakah terjadi peningkatan kreativitas matematika siswa pada materi menghitung luas segi banyak dengan pendekatan problem posing pada siswa kelas VI SD Negeri 105321 Tumpatan Nibung? 2. Apakah terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa pada materi menghitung luas segibanyak dengan pendekatan problem posing pada siswa kelas VI SD Negeri 105321 Tumpatan Nibung? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Meningkatkan kreativitas siswa memecahkan soal matematika divergen pada materi menghitung luas segibanyak dengan pendekatan problem posing pada siswa kelas VI SD Negeri No. 105321 Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. 2. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam memecahkan masalah matematika konvergen pada materi menghitung luas segibanyak melalui pendekatan problem posing pada siswa kelas VI SD Negeri No. 105321 Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuiis Kabupaten Deli Serdang.

10 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat hasil penelitian tindakan ini adalah: 1. Bagi Guru, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan bagi guru kelas SD khususnya mata pelajaran matematika agar menerapkan pendekatan problem posing sebagai alternatif guna memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas. Melalui penelitian tindakan kelas guru terbiasa melakukan penelitian yang bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran dan karir guru. 2. Bagi siswa, hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi siswa guna meningkatkan kreativitas siswa dan hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah matematika khususnya menghitung luas segibanyak yang berguna bagi siswa kelak. 3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini bermanfaat bagi sekolah sebagai inovasi pembelajaran matematika guna perbaikan mutu pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah.