KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 237/MENKES/SK/IV/1997

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

2012, No Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. 2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanju

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2014

2016, No Undang Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Neg

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 329/t4en.Kes/Pet/XII/76 tentang Produksi dan Peredaran Makananl

Menimbang : Mengingat :

2016, No Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK N0M0R 382/MENKES/PER/VI/ 1989 TENTANG PENDAFTARAN MAKANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.345, 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN. Cemaran Radioaktif. Pangan. Batas Maksimum.

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab 5. Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

2 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Indonesia Nomor 5360); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN SUPLEMEN KESEHATAN

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

Menimbang : Mengingat :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdaga

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG SUSU FORMULA BAYI DAN PRODUK BAYI LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TENTANG KOSMETIK

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEAMANAN DAN MUTU MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG ACUAN LABEL GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEREDARAN OBAT TRADISIONAL IMPOR BAB I KETENTUAN UMUM.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 722/MENKES/PER/IX/88 TENTANG BAHAN TAMBAHAN MAKANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

PP 72/1998, PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN. Tentang: PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER

BAB III PENGAWASAN TERHADAP PELAKU USAHA ROKOK ATAU PRODUSEN ROKOK YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN PELABELAN ROKOK MENURUT PP NO.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 722/MENKES/PER/IX/88 TENTANG BAHAN TAMBAHAN MAKANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556, 2009 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Label. Pencantuman.

Mata Kuliah - Etika Periklanan-

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556, 2009 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Label. Pencantuman.

Peraturan Menteri Kesehatan No. 472 Tahun 1996 Tentang : Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016

Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/M-DAG/PER/8/2012 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 02/MEN/2010 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN PAKAN IKAN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063]

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peruba

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 808/Kpts/TN.260/12/94 TENTANG SYARAT PENGAWAS DAN TATACARA PENGAWASAN OBAT HEWAN MENTERI PERTANIAN,

Lampiran 1. Decision tree kelompok pelanggaran umum. A. Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan Penggunaan Kata-Kata atau Ilustrasi yang Berlebihan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-22/BC/2001 TANGGAL 20 APRIL 2001 TENTANG KEMASAN PENJUALAN ECERAN HASIL TEMBAKAU

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2014

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 131,

SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : Kep- 2833/LK/2003 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

Analisa Kebijakan PP Nomor 33 Tahun 2012 Tentang PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Lampiran 1. Checklist Survei Pencantuman Label pada Produk Susu Formula dan Makanan Bayi

: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG LARANGAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN BERBAHAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TENTANG PENGAWASAN PEMASUKAN BAHAN KOSMETIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 237/MENKES/SK/IV/1997 TENTANG PEMASARAN PENGGANTI AIR SUSU IBU MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa air susu ibu makanan yang paling baik dan tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi bayi dan anak, oleh karena itu penggunaannya perlu dilindungi dan ditingkatkan; b. bahwa pemberian air susu ibu secara eksklusif bagi bayi sampai dengan berumur 4 bulan, yang diteruskan hingga umur 2 tahun dengan pemberian makanan pendamping air susu ibu harus dilakukan dengan baik dan benar, dalam upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia; c. bahwa penggunaan air susu ibu yang banyak diproduksi, dipromosikan dan diedarkan harus dilakukan dengan baik dan benar, sebab jika penggunaannya tidak tepat dapat merugikan kesehatan; d. bahwa pengaturan pengganti air susu ibu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 240/MENKES/PER/V/1985 perlu disesuaikan dengan perkembangan dan kebijaksanaan dalam rangka meningkatkan penggunaan air susu ibu; e. bahwa sehubungan dengan huruf a, b, c, dan d, di atas perlu ditetapkan peraturan perundang-undangan tentang pemasaran pengganti air susu ibu; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara tahun 1996 No. 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); downloaded from www.selasi.net 1

M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMASARAN PENGGANTI AIR SUSU IBU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : a. Pengganti air susu ibu adalah produk makanan yang dipasarkan atau dengan cara lain dinyatakan sebagai makanan untuk bayi yang digunakan sebagai pengganti air susu ibu baik sekuruhnya atau sebagian. b. Makanan pendamping air susu ibu dalah produk makanan yang dipasarkan atau dengan cara lain dinayatakan sebagai makanan bayi di atas 4 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi di samping air susu ibu. c. Susu formula bayi adalah produk makanan yang formulanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dari lahir sampai umur antara 4 dan 6 bulan sesuai dengan karateristik fisiknya. d. Susu formula lanjutan adalah produk makanan yang formulanya dimaksudkan untuk bayi setelah berumur 6 bulan. e. Bayi adalah anak berumur 0-12 bulan f. Botol adalah wadah khusus untuk memberikan pengganti air susu ibu kepada bayi. g. Dot adalah bagian penutup botol susu yang dibuat dari karet atau bahan lainny yang cocok, yang berfungsi sebagai pelengkap dari botol susu. h. Pemasaran adalah promosi, peredaran, penjualan, dan perikalnan produk. downloaded from www.selasi.net 2

I. Promosi adalah segala bentuk kegiatan dalam upaya memperkenalkan dan menjual produk. Pasal 2 Pengganti air susu ibu yang dipasarkan meliputi : 1. a. Susu formula bayi b. Susu formula lanjutan c. Makanan pendamping air susu ibu yang diberikan dengan mempergunakan botol dan dot. 2. Alat perlengkapan bagi penggunaan pengganti air susu ibu meliputi botol dan dot. BAB II PEREDARAN Pasal 3 (1) Pengganti air susu ibu dapat doedarkan setelah dapat persetujuan pendaftaran dari Drektur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. (2) Persetujuan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada aya (1) berlaku juga bagi produk luar negeri Pasal 4 (1) penggangti air susu ibu harus memenuhi persyaratan mutu (2) Botol dan dot yang dipergunakan untuk pemberian pengganti air susu ibu harus memenuhi persyaratan mutu. Pasal 5 Persyaratan mutu sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB III LABEL Pasal 6 Label pada pengganti air susu ibu harus mengikuti ketentuan tentang label sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. downloaded from www.selasi.net 3

Pasal 7 Label pada susu formula bayi harus mencantumkan : a. Nama produk antara l ain : :susu bayi, susu formula bayi, atau infant formula. b. Pernyataan yang memuat k eunggulan air susu ibu. Penggunakan susu formula bayi hanya atas nasihal tenaga kesehatan c. Petunjuk cara penyiapan dan penggunaannya d. Pernyataan bahwa bila susu formula bayi digunakan tidak sesuai dengan petunjuk akan membahayakan kesehatan bayi e. Tanggal kadaluarsa f. Petunjuk cara penyimpanan dan cara penyimpanan setelah wadah dibuka g. Kandungan zat gizi h. Penjelasan tanda-tanda yang menunjukan bilamana susu formula bayi sudah tidak baik lagi. Tidak boleh diberikan kepada bayi i. Nama dan alamat jelas inportir yang dicetak langeung j. Sumber protein yang digunakan dengan urutan menurun sesuai dengan beratnya yang letaknya berdekatan dengan nama produk k. Persyaratan khusus bagi produk untuk bayi memerlukan persyaratan gizi khusus l. Informasi bahwa bayi telah berumur 6 bulan harus diberi makan pendamping ASI. m. Tulisan dengan zat besi untuk produk yang mengandung zat besi tidak kurang dari 1 mg besi (fe) per 100 kalori n. Informasi lain yang dapat dicantumkan pada masing-masing jenis yang ditetapkan pada standar. Pasal 8 Label pada susu formula lanjutan harus mencantumkan : a. Nama susu formula lanjutan, follow up formula atau follow on formula. b. Sumber protein yang digunakan dengan urutan menurun sesuai dengan beratnya yang letaknya berdekatan dengan nama produk. c. Tulisan yang berbunyi dengan bahan dasar susu hanya digunakan jika sekurang-kurangnya 90% dari jumlah protein berasal dari susu. d. Tulisan yang berbunyi tidak cocok untuk bayi berumur kurang dari 6 bulan. e. Pernyataan agar bayi dan anak yang diberi susu formula lanjutan diberi juga makanan pendamping air susu ibu f. Petunjuk cara penyiapan dan penggunaannya. g. Tanggal kadaluarsa h. Petunjuk cara penyimpanan dan cara penyiapan setelah wadah dibuka. i. Kandungan zat gizi j. Penjelasan tanda-tanda yang menunjukan bilamana susu formula lanjutan sudah tidak baik lagi, tidak boleh diberikan kepada bayi. k. Nama dan alamat jelas inportir yang dicetak langsung. l. Informasi lain yang dapat dicantumkan pada masing-masing jenis yang ditetapkan pada standar. downloaded from www.selasi.net 4

Pasal 9 Label pada makanan penadmping air susu ibu harus mencantumkan : a. Nama produk b. Kandungan zat gizi c. Petunjuk cara penyiapan, pengunaannya, dan penanganan d. Tanggal kadaluarsa e. Pentunjuk cara penyimpanan dan cara penyimpanan setelah wadah dibuka f. Penjelasan tanda-tanda yang menunjukan bilamana produk tersebut sudah tidak baik lagi. Tidak boleh diberikan kepada bayi. g. Nama dan alamat jelas importir yang dicetak langsung h. Petunjuk bahwa pengenceran harus dilakukan dengan susu atau susu formula bayi bila produk mengandung protein kurang dari 15% dan mutu kasein kurang dari 70% i. Petunjuk bahwa pengenceran dapat dilakukan dengan air atau susu atau susu formula bayi bila produk mengandung lebih dari 15%. j. Petunjuk bahwa produk digunakan untuk bayi berumur diatas 4 bulan. Pasal 10 (1) Iklan susu formula lanjutan harus mencantumkan pernyataan keunggulan air susu ibu dan tulisan yang berbunyi tidak cocok untuk bayi b erumur kurang dari 6 bulan. (2) Iklan makanan pendamping air susu ibu harus mencantumkan pernyataan bahwa produk hanya diberikan kepada bayi berumur diatas 4 bulan. BAB IV LARANGAN Pasal 11 (1) dilarang mengimport dan mengedarkan pengganti air susu ibu, botol dan dot yang tidak terdaftar pada direktorat jenderal pengawasan Obat dan Makanan. (2) Dilarang mencantumkan pada label susu formula bayi dan susu formula lanajutan sebagai berikut : a. Gambar bayi b. Gambar atau tulisan yang menyatakan bahwa produk ini dapat digunakan sebagai pengganti air susu ibu c. Tulisan semutu air susu ibu atau tulisan yang semakna d. Gambar botol dan dot e. Kalimat atau gambar atau pernyataan atau hal lain yang memberi dorongan agar ibu tidak menyusui (3) Dilarang mengiklankan susu formula bayi. Selain hanya dalam media ilmu kesehatan yang mendapat persetujuan dari menteri. (4) Dilarang mengiklankan susu formula lanjutan yang memakai nama dagang dengan ciri-ciri yang menyerupai nama dagang susu formula bayi, selain downloaded from www.selasi.net 5

hanya dalam media ilmu kesehatan yang mendapat persetujuan dari Menteri. BAB V INFORMASI DAN EDUKASI Pasal 12 (1) Informasi dan edukasi tentang susu formula bayi dan susu formula lanjutan yang diberikan kepada tenaga kesehatan harus bersifat ilmiah dan objektif. (2) Perlengkapan yang digunakan untuk memberikan informasi dapat dicantumkan nama dan logo perusahaan tetapi tidak boleh nama dagang (3) Materi ifnormasi dan edukasi harus mengutamakan manfaat air susu ibu dan cara menyusui yang baik dan benar/menejemen laktasi serta kerugian bagi ibu dan bayi apabila tidak menyusui. BAB VI PROMOSI Pasal 13 (1) Sara pelayanan kesehatan dilarang digunakan untuk kegiatan promosi susu formula bayi dan susu formula lanjutan. (2) Sarana pelayanan kesehatan dilarang menyediakan pelayanan di bidang kesehtan atas biaya yang disediakan oleh Badan Usaha dengan imbalan promosi susu formula dan susu formula lanjutan. (3) Sara pelayanan kesehatan dilarang menerima sampel ataupun sumbangan susu formula bayi dan susu formula lanjutan untuk keperluan rutin atau penelitian. Pemberian sampel atau sumbangan hanya boleh dilakukan dalam keadaan darurat atas persetujuan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan setempat. (4) Sarana pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan dilarang meminta ataupun menerima pemberian apapun dari Badan usaha yang memberi peluang untuk promosi susu formula bayi dan susu formula lanjutan. BAB VII PEMASARAN Pasal 14 (1) Badan usaha dilarang melakukan kegiatan : a. Memberikan sampel secara Cuma-Cuma atau sesuatu dalam bentuk apapun kepada sarana pelayanan kesehatan atau wanita hamil atau ibu yang melahirkan, atau b. Menjajakan, menawarkan atau menjual langsung ke rumah-rumah, atau c. Memberikan potongan harga atau tambahan atau sesuatu dalam bentuk apapun atas pembelian pengganti air susu ibu sebagai daya tarik dari penjual, atau downloaded from www.selasi.net 6

d. Menggunakan tenaga kesehatan untuk memberikan informasi tentang pengganti air susu ibu kepada masyarakat. (2) Karyawan Badan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilarang memakai pakaian atau identitas lainnya yang menyeupai dokter, bidan, perawat atau petugas sarana pelayanan kesehatan. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 15 Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan ini dilaksanakan oleh Direktur Jenderal POM, Direktur Jenderal Binkesmas, Direktur Jenderal Pelayanan Medik sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Pasal 16 Untuk melaksanakan pengawasan di lapangan terhadap pelaksanaan ketentuan ini, setiap petugas pengawas harus membawa surat perintah dari instansi sebagaimana dimaksud dalam pasal 15. Pasal 17 Pengawasan terhadap pelaksanaan pemasaran pengganti air susu ibu dikoordinasikan oleh Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan makanan. Pasal 18 Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Direktur Jenderal Pelayanan Medik secara sendirisendiri atau bersama-sama menetapkan petunjuk pelaksanaan dari keputusan ini. BAB IX SANKSI Pasal 19 Pelanggaran terhadap ketentuan keputusan ini dapat dikenakan sanksi administratif dari mulai peringatan lisan sampai dengan pencabutan izin sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB X ATURAN PERALIHAN Pasal 20 Ketentuan pelaksanaan dari peraturan menteri kesehatan nomor 240/MENKES/PER/V/1985 tentang pengganti air susu ibu tetap berlaku selama ketentuan tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan yang ditetapkan dalam keputusan ini atau belum dicabut dengan ketentuan yang baru. downloaded from www.selasi.net 7

BAB XI PENUTUP Pasal 21 Dengan berlakunya Keputusan menteri ini, maka peraturan Menteri Kesehatan Nomor 240/MENKES/PER/V/1985 tentang pengganti Air Susu Ibu dinyatakan tidak berku lagi. Pasal 22 Perusahaan yang telah memproduksi, mengimpor dan mengedarkan pengganti air susu ibu pada saat dikeluarkannya keputusan ini diberi jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan untuk memenuhi ketentuan keputusan ini. Pasal 23 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan keputusan ini dalam berita negara republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal : 10 April 1997 ---------------------------- METERI KESEHATAN RI TTD Prof. Dr. SUJUDI downloaded from www.selasi.net 8