MOTIF PEMILIH MUSLIM DALAM MEMILIH CALON PRESIDEN (STUDI FENOMENOLOGI DALAM KONTESTASI PEMILIHAN PRESIDEN DI SUMATERA SELATAN)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

PERILAKU MEMILIH GENERASI MUDA KELUARGA ANGGOTA POLRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 Studi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang

BAB IV PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN Secara umum partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotanya

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIK. Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa. Dalam komunikasi massainformasi disampaikan melalui media massa.

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengaruh, sosialisasi politik, orientasi politik, pemilih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertambah. Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total jumlah pemilih tetap

ABSTRACT. Key Words : Direct local election, determinant factor of the triumph of candidate, personality factor

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Perguruan tinggi layaknya sebuah miniatur negara, mempunyai tatanan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

Survei Opini Publik Toleransi Sosial Masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon

Jl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) , Fax (021) Website:

BAB VII PENUTUP. pendeskripsian, uji Chi-square dan uji koefisien kontingensi maka peneliti dapat

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum melalui penggunaan media berbayar (surat kabar, radio, TV, dll)

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

Visi & Misi Kepemimpinan Nasional dalam Pembangunan

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 3, Agustus Desember 2016,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang pemilihan umum

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. Marketing politik adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasal 18 Undang - Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa, Negara Kesatuan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

PERILAKU MEMILIH PEMILIH PEMULA MASYARAKAT KENDAL PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

LAPORAN EKSEKUTIF SURVEI NASIONAL MEI 2014

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

IMAGOLOGI POLITIK SKRIPSI. Oleh : WAHYUDI AULIA SIREGAR NIM : : Drs. P. Anthonius Sitepu, MSi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MEMPERKUAT PENGORGANISASIAN MASYARAKAT SIPIL UNTUK MEMPERCEPAT DEMONOPOLISASI DI POLITIK DAN EKONOMI

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

xiv digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

KONSTRUKSI PEMIMPIN NASIONAL DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS. (Analisis Framing Laporan Jajak Pendapat KOMPAS dengan Topik

Firmanzah, PhD. Pasca Sarjana Ilmu Manajemen University of Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media massa di Indonesia, sejak zaman reformasi meningkat

BAB I PENDAHULUAN. ideologi. Bagi Boediono dalam praktek kebijakan ekonomi tidak ada satu pun

Bab V. Kesimpulan. 1. Product tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pemilih, dengan. persentase pengaruh sebesar -0,0029 atau -0.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ABSTRACT. Keywords: Political Marketing, Decision to choose. viii Universitas Kristen Maranatha

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. historisnya, dipersoalkan oleh pemeluk agama, serta

PROBLEMATIKA CALON INDEPENDEN DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH Oleh : Ni Putu Eka Martini AR Ibrahim R. Program Kekhususan : Hukum Pemerintahan,

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian

MUHAMMAD ARIF SYUHADA Program Studi Magister

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,

POLA KOMUNIKASI POLITIK ANGGOTA DPRD KOTA KOTAMOBAGU. Oleh Kenny R. Carundeng Ridwan Paputungan J.P.M Tangkudung

BAB V PENUTUP. yang melibatkan birokrat masuk dalam arena pertarungan politik yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tiga Isu Menanti Kabinet Jokowi. LSI DENNY JA Oktober 2014

ZULHEFI Berubah untuk Menang? Strategi Pemasaran yang Digunakan Partai Buruh Brazil pada Pemilu Tahun Josiane Cotrim-Macieira

TESIS RESISTENSI IDENTITAS KEMADURAAN PADA WARGA KANGEAN KABUPATEN SUMENEP

STUDI PERBANDINGAN PARTISIPASI POLITIK PEMILIH DI KOTA TEGAL DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DAN PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

Strategi Pemenangan Ir. Mangindar Simbolon dan Ir. Mangadap Sinaga dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Samosir Tahun

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk mewujudkan partisipasi rakyat. Pemilihan umum

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56

BAB I PENDAHULUAN. lebih mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan fungsinya. Internet

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

PRIJANTO: TANGAN KEDUA YANG SETIA DAN BISA DIANDALKAN. Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah

Jusuf Kalla dan Wiranto: Perpaduan progresitas dan loyalitas. Oleh: Nurlyta Hafiyah, Niniek L. Karim, Bagus Takwin, dan Dicky Pelupessy

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

RELASI RELAWAN DEMOKRASI DAN PEMILIH PADA PEMILU TAHUN Muryanto Amin 2

Transkripsi:

CORE Provided by TAMADDUN: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk MOTIF PEMILIH MUSLIM DALAM MEMILIH CALON PRESIDEN 2019-2024 (STUDI FENOMENOLOGI DALAM KONTESTASI PEMILIHAN PRESIDEN DI SUMATERA SELATAN) Ahmad Muhaimin, Eraskaita Ginting, Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poliyik UIN Raden Fatah Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poliyik UIN Raden Fatah Email : ahmadmuhaimin.uinrf@gmail.com Abstract This study departs from the researchers' curiosity related to the motives of Muslim voters in seeing presidential candidates. Many reasons and the background of a voter to elect a president who is deemed worthy of leading Indonesia. Before choosing and deciding on a choice, voters will usually get information from other people, mass media, and social media, but the problem is that many voters only look at the candidates in a fundamental way and from the outside. Ideally, there is a lot to be considered and known so that a voter gets the right information.furthermore, by looking at the candidates to be selected in detail, voters can get to know more deeply, and mistakes in choosing potential candidates can be minimized. This study focuses on the motives of Muslim voters by using motive theory to sharpen the analysis of Muslim voter motives in determining the presidential candidate to be elected. In addition to interviews and observations, questionnaires are also a data collection tool. The results of the study found that the primary motive for Muslim voters to choose Jokowi-Ma aruf is because they love the small people. Furthermore, the reasons are wise, intelligent, and straightforward. The symbol of the success of infrastructure development during Jokowi's previous leadership also influenced Muslim voters to choose this pair.meanwhile, the motive of Muslim voters towards the Prabowo-Sandi candidate is that they are considered to have a firm, authoritative, and robust character. Then the voters are interested in the vision and mission of the couple, then because the couple has the support of the scholars, people, and from the military. Keywords:Motives; Muslim; Election. Abstrak Penelitian ini berangkat dari keingintahuan peneliti terkait dengan motif pemilih muslim dalam melihat calon presiden. Banyak alasan dan yang melatarbelakangi seorang pemilih untuk memilih presiden yang dianggap layak untuk memimpin Indonesia. Sebelum memilih dan memutuskan pilihannya biasanya pemilih akan mendapatkan informasi baik dari orang lain, media massa maupun media sosial, tetapi masalahnya banyak pemilih yang hanya melihat calon kandidat secara mendasar dan sisi yang terlihat dari luar. Padahal idealnya banyak yang harus diperhatikan dan diketahui sehingga seorang pemilih mendapatkan informasi yang benar. Selanjutnya dengan melihat kandidat yang akan dipilihnya secara 60

detail, pemilih dapat mengenal lebih dalam dan kesalahan memilih calon kandidat dapat diminimalisir. Penelitian ini difokuskan kepada motif pemilih muslim dengan menggunakan teori motif guna mempertajam analisis motif pemilih muslim dalam menentukan calon presiden yang akan dipilih.selain wawancara dan observasi, angket jugamenjadi alat pengumpulan data. Hasil penelitian didapati motif utama pemilih muslim memilih Jokowi- Ma aruf adalah karena mereka sangat mencintai rakyat kecil, Selanjutnya, alasan bijaksana, cerdas dan sederhana. Simbol keberhasilan pembangunan infrastruktur pada masa kepemimpinan Jokowi sebelumnya juga mempengaruhi pemilih muslim memilih pasangan ini. Sementara itu, motif pemilih muslim terhadap calon kandidat Prabowo-Sandi yaitu dinilai memiliki karakter tegas, gagah dan berwibawa. Kemudian pemilih tertarik dengan visi misi pasangan ini, selanjutnya karena pasangan ini didukung oleh ulama, merakyat dan dari militer. Keywords:Motivasi,Muslim, Pemilu A. PENDAHULUAN Pemilihan secara langsung Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesiayang ke 4 kali dipilih langsung oleh rakyat diselenggarakn pada 17 April 2019, dimana ada dua kandidat yang memiliki fanatik yang kuat yaitu Jokowi-Ma aruf dan pasangan Prabowo-Sandi. Kedua kandidat ini memiliki kesempatan yang sama meskipun salah satu pasangan kandidat merupakan petahana yaitu Jokowi. Peranan media sosial dan media massa yang sangat besar mempengaruhi tingkat popularitas kedua calon pasangan. Hampir semua kalangan mengetahui informasi mengenai mereka sehingga karakter mereka sudah terbentuk di mata masyarakat. Walaupun terkadang tidak bisa dipungkiri pembentukan karakter kedua calon pasangan ini dikenal karena informasi yang didapat dari mulut ke mulut sehingga besar kemungkinan sebagian masyarakat tidak mengenai kedua calon pasangan dengan mendalam. Penelitian mengenai pemilihan calon presiden telah banyak diteliti oleh peneliti sebelumnya salah satunya penelitian dari Mohamad Khoirul Fata yang meneliti mengenai membaca polarisasi santri dalam kontestasi pilpres 2019. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa perubahan sistem yang diinginkan oleh umat Islam dari sistem demokrasi menuju khilafah diharapkan mampu dilakukan oleh kubu Prabowo-Sandi, sementara itu wacana-wacana Islam Nusantara dan pewacanaan Islam ramah terhadap ideologi negara. Tampak jelas disini bahwa instrumen agama masih digunakan oleh kedua belah pihak. 1 Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Prayudi mengenai pemikiran politik islam liberal dan perkembangannya di Indonesia dewasa ini. Dalam penelitian ini dijelaskan Dinamika pemikiran politik Islam memiliki peran strategis dalam kehidupan kenegaraan, dengan segala perdebatan yang mengiringinya di tingkat 1 Fata, M. K., Membaca Polarisasi Santri dalam Kontestasi Pilpres 2019, Jurnal Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Sosial Keagamaan, 18 (2), 325 346, 61

pelaksanaan. Salah satu di antara yang berkembang di Indonesia, antara lain adalah aliran pemikiran politik Islam Liberal. Aliran ini mencoba menawarkan kebebasan gagasan rasionalitas ajaran Islam yang sangat berlawanan dengan model pemahaman secara literal. Kehadirannya justru menjadi kontroversi politik tersendiri terkait dengan sistem politik demokrasi di Indonesia yang sedang berusaha menuju transisi ke arah konsolidasi, dalam peta jalan secara kelembagaan sebagaimana diinginkan oleh sebagian elit dan mayoritas publik. Substansi perdebatan yang penting dicermati dalam warna pemikiran politik Islam Liberal bersentuhan erat dengan berbagai hal, antara lain adalah mengenai isu sekularisasi di satu sisi dan isu pluralisme di sisi lainnya. 2 Dari kesimpulan penelitian di atas masih sangat terbuka besar peluang untuk meneliti motif pemilih Islam dalam pemilihan calon presiden 2019-2024. B. KAJIAN PUSTAKA Menurut Gerungan motif selalu mencerminkan semua pengertian yang melengkapi semua penggerak alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri seseorang yang menyebabkan ia melakukan suatu dakan tersebut. Menurut Atkinson mengartikan motif suatu disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk menuju tujuan tertentu, tujuan ini dapat berupa prestasi, afiliasi ataupun kekuasaan. 3 Dalam penelitian yang dilakukan oleh Leeper & Slothuus berkaitan dengan menggali pemahaman tentang pendapat publik yang didasarkan pada: sifat-sifat kepribadian, nilai-nilai, prinsip-prinsip, afiliasi kelompok, dan kepentingan material individu yang membuat warga Negara cenderung atau cenderung lebih suka satu kebijakan daripada yang lain atau memilih satu kandidat daripada yang lain. 4 Penelitian tersebut dapat dilihat secara ringkas dan dapat dipahami secara luas sebagai "model kecenderungan" dari proses pembentukan dan penyebaran opini publik. Model kecenderungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Individual Predispositions: - Values - Ideology - Attachments - Interest - Personality - Biology Citizen s Choice In a Democracy - Evaluate - Vote Gambar 1. model kecenderungan" dari proses pembentukan dan penyebaran opini publik 2 Prayudi, Pemikiran Politik Islam Liberal, Jurnal Politica (Trial) 4.2 ( Juni 2013)., Vol. 4 No., 197 224. 3 Abu Ahmadi,, (2009). PsikologiSosial. (Jakarta: RinekaCipta, 2009) 177. 4 Thomas J. Leeper and Slothuus. Political Parties, Motivated Reasoning, and Public Opinion Formation Advances in Political Psychology, no 35, (June 2014) : 45, accsessed September 1 204 http://doi:10.1111/pops.12164. 62

Model kecenderungan tersebut menjelaskan secara garis besar bahwa sebelum pemilih mengambil keputusan memilih kandidat dalam proses demokrasi akan melibatkan tahapan evaluasi. Tahapan evaluasi tersebut bergantung pada kecenderungan individu masing-masing dalam melihat aspek-aspek tertentu yang dijadikan sebagai alasan dalam menentukan pilihan. Aspek-aspek tersebut bisa saja tidak semua terpenuhi atau bahkan harus terpenuhi semuanya dalam kerangka pikir pemilih. Karena bisa jadi ada pemilih yang hanya tertarik memilih karena faktor agama kontestan, atau faktor personaliti. 5 Senada menurut McGraw, 6 bahwa keputusan politik tidak pernah dibuat dalam ruang hampa dan bebas dari nilai-nilai individual maupun sosial. Karena tindakan manusia dalam setiap fase perkembangannya selalu diasosiasikan ke dalam kecenderungan. Keputusan politis tidak dilahirkan dari informasi politik, melainkan muncul dari kecenderungan dalam diri manusia atas apa yang mereka rasakan dari kebijakan politik yang sudah ada dan menaruh harapan untuk kehidupan politik di masa yang akan datang lebih baik, atau hanya sekedar lahir karena kecenderungan individu untuk sekedar kepuasan diri karena yang dipilih sesuai dengan apa yang disukai oleh pemilih, misalnya seagama, mempesona, dll. Lebih jelas lagi bahwa sesorang dalam melakukan tindakan baik berupa tindakan individual maupun tindakan yang bersifat social memiliki alasan yang mendorong dirinya untuk melakukan tindakan tersebut. Begitu juga dengan perilaku seseorang dalam menentukan pilihan pada saat Pemilihan Umum Presiden Republik Indonesia 2109-2024. Ada beragam motif yang mendasari para pemilih dalam menentukan pilihannya. Dalam kajian teoritis fenomenologi Alfred Schutz (2009:111) 7 yang menitikberatkan pada unsur motif, dia berpendapat bahwa sulit untuk menentukan secarapasti motif (account) seseorang melakukan suatu tindakan. Untuk menggambarkan keseluruhan tindakan seseorang atau untuk mengidentifikasi motif seseorang melakukan suatu tindakan, maka perlu untuk membuat fase historis. Dua fase yang diusulkan Schutz diberi nama in-order-to motive (Um-Zu-Motive), yang merujuk pada masa yang akan datang; dan tindakan because motive (Weil-Motive) yang merujuk pada masa lalu. Schutz mencontohkan jika seseorang membuka payung ketika hujan turun, maka motif pertama (motif untuk) akan berupa pernyataan menjaga baju tetap kering ; sedangkan motif kedua (motif sebab) dengan melihat pengalaman dan pengetahuan sebelumnya tentang bagaimana akibatnya pada baju jika hujan tanpa payung, misalnya digambarkan sebagai pernyataan agar baju tidak basah. 5 S. Nageeb Ali and Charles Lin American Economic Journal: Microeconomics Vol. 5, No. 2 (May 2013), pp.73-https://www.aeaweb.org/articles?id=10.1257/mic.5.2.73 6 McGraw, K. M. (2000). Contributions of the cognitive approach to political psychology. Political Psychology, 21(4), 805 832. https://psycnet.apa.org/record/2000-16922-007 7 Engkus Kuswarno, Metodologi Penelitian Komunikasi Fenomenologi: Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitian. (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009),111. 63

Dalam fenomena pemilihan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024dimana terdapat dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden kita perhatikan ada jutaan orang melakukan tindakan prilaku dalam proses menentukan pilihan. Bahkan tidak jarang juga melakukan tindakan pembelaan kepada kandidat yang dinilainya baik dari isu-isu negatif yang menerpa kandidat, atau bahkan dengan sukarela mempromosikan kandidat yang dia sukai kepada orang lain agar memiliki kesamaan dalam pilihan. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan fenomenologi dan pendekatan teori motif untuk menganalisis pemilih muslim dalam pemilihan calon presiden. Pendekatan fenomenologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perspektif fenomenologi Alfred Schutz yang lebih menekankan pada pentingnya intersubjektivitas. Menurut Schutz, phenomenology makes actual lived experience the basic data of reality. Jadi dalam fenomenologi, pengalaman hidup yang sesungguhnya sebagai data dasar dari realita. Sehingga dalam kajian fenomenologi yang penting ialah pengembangan suatu metoda yang tidak memalsukan fenomena, melainkan dapat mendeskripsikannya seperti penampilannya. Untuk tujuan itu fenomenolog hendaknya memusatkan perhatiannya kepada fenomena tersebut tanpa disertai prasangka sama sekali. 8 Inti dari fenomenologi Schutz adalah memandang bahwa pemahaman atas tindakan, ucapan, dan interaksi merupakan prasyarat bagi eksistensi sosial apapun. 9 Dalam pengumpulan data metode yang digunakan yaitu wawancara, observasi juga menyebarkan angket Jumlah responden 800 dengan metode Stratified random sampling ( margin of error ± 3,5% pada tingkat kepercayaan 95%). Responden yang tersebar secara proporsional di provinsi Sumatera Selatan untuk memaksimalkan data yang diperoleh sehingga hasil analisis data menjadi lebih valid. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Selatan. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Pesta demokrasi terbesar memang sudah dilewati dan sudah diketahui siapa pemenangnya tetapi fenomena-fenomena yang muncul masih banyak yang menarik untuk dianalisis. Salah satunya mengenai motif dari pemilih muslim dalam memutuskan calon presiden yang akan dipilihnya. Hasil wawancara, observasi dan 8 Stephen W Littlejohn, Theories of Human Communication. (Belmont: Thomson Learnig Academic Resource Center. 1996), 204. 9 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2001), 62. 64

angket yang disebar di banyak informan yang berdomisili di Provinsi Sumatera Selatan didapati sebagai berikut : Gambar 2. Alasan Memilih Jokowi-Ma aruf Gambar 3. Alasan Memilih Prabowo-Sandi Dari hasil pengumpulan data di atas terlihat bahwa kecendrungan para informan melihat kandidat presiden dan mengambil keputusan untuk memilih Jokowi-Ma aruf ada beberapa alasan. Setidaknya ada enam alasan dari sekian banyak alasan yang diungkapkan oleh Pemilih Jokowi-Ma ruf yang paling signifikan. Urutan pertama karena Jokowi-Ma ruf dianggap sangat mencintai rakyat kecil. Selanjutnya, alasan bijaksana, cerdas dan sederhana. Disusul dengan simbol keberhasilan pembangunan infrastruktur. Jokowi terlihat sangat mencintai rakyat kecil. Hal ini karena Jokowi telah menjabat sebagai presiden pada periode sebelumnya sehingga masyarakat dapat menilai bagaimana karakter diri Jokowi melalui beberapa program yang telah dilakukannya. Hal menarik yang dapat ditemui dari hasil pengumpulan data di atas terlihat bahwa alasan religius dan kerja keras bukan menjadi gambaran dari karakter kandidat Jokowi-Ma aruf. Berbeda dengan Jokowi-Ma ruf bahwa lebih dari separuh informan muslim mengungkapkan alasan memilih Prabowo-Sandi dikarenakan gambaran penampilan mereka terlihat tegas, gagah dan berwibawa. Selain itu, pasangan ini dinilai memiliki visi dan misi yang baik dan bisa direalisasikan. Dua hal ini menjadi poin terbesar pemilih cenderung memilih Prabowo-Sandi. 65

Latar belakang kemiliteran Prabowo terkesan gagah dan memilitik karisma yang kuat ditopang oleh keberadaan Sandi yang dinilai oleh kalangan perempuan millenial dan kalang ibu-ibu sebagai sosok yang energik dan tampan menjadi pertimbangan pemilih. Begitu juga dengan dukungan ulama yang selama ini menjadi salah satu kekuatan dari pasangan ini. Dari beberapa alasan yang diungkapkan oleh informan di atas, baik dari pendukung Jokowi-Ma ruf maupun pendukung Prabowo- Sandi dapat dideskripsikan dalam konteks motif tindakan sosial yang ditawarkan oleh Schutz. Masing-masing pemilih mengungkapkan alasan mereka memilih masingmasing kandidat yang dipilihnya atas dasar motif in-order-to-motive (Um-Zul- Motive), yang merujuk pada tindakan memilih karena masa yang akan datang; selanjutnya alasan memilih karena motif because motive (Weil-Motive) yang merujuk pada tindakan memilih karena aspek pengalaman yang dirasakan di masa lalu. Motif in-order-to-motive dari pemilih Jokowi-Ma ruf adalah menginginkan periode 2019-2024 Indonesia kembali dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden yang mencintai rakyat kecil, bijaksana, mampu membangun infrastruktur yang adil dan merata hingga ke pelosok, anti korupsi, religius dan kerja keras. Motif in-orderto-motive tersebut dilatarbelakangi oleh motif Because Motive bahwa pemahaman dan pemaknaan masa lalu mereka terhadap lawan Jokowi-Ma ruf yakni Prabowo- Sandi masih terdapat rekam jejak yang selalu diasosiasikan ke orde baru, yakni Presiden Republik Indonesia ke-2 Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun yang terkesan otoriter dan tidak mencintai rakyat kecil. Selanjutnya presiden-presiden sebelumnya dipahami oleh informan selalu berasal dari keluarga yang mampu, tidak pernah terdengar oleh mereka presiden lahir dari keluarga biasa saja kecuali Jokowi. Alasan motif masa lalu juga belum ada presiden yang dinilai bisa membangun infrastruktur yang merata ke seluru pelosok Indonesia, sehingga Jokowi layak untuk dipilih kembali karena diyakini kerja keras selama 5 periode sebelumnya telah membuahkan hasil yakni terwujudnya infrastruktur yang merata ke seluruh penjuru negeri. Lain halnya dengan motif informan yang memilih Prabowo-Sandi. Motif inorder-to-motive para pemilih pasangan Prabowo-Sandi berharap Indonesia kedepan memiliki Presiden dan Wakil Presiden yang bisa dihormati dan disegani oleh bangsa lain. Memiliki visi misi yang baik dan ideal serta mampu diwujudkan. Motif inorder-to-motive tersebut ternyata dari ungkapan para informan menyatakan bahwa seorang presiden jika mau dihargai oleh bangsa indonesia dia harus tegas dan berwibawa. Bisa berkomunikasi dengan baik. Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan informan di masa lalu menjelaskan bahwa setiap kepala negara harusnya tegas dan berkarisma. Dan yang paling penting menguasai bahasa asing. Mereka berharap presiden Republik Indonesia memiliki kemampuan sama seperti presiden sebelumnya yang dipandang dihargai oleh bangsa lain. Selanjutnya informan beralasan memilih pasangan Prabowo-Sandi karena motif masa lalu dilihat dari because motive selama kepemimpinan Jokowi bangsa 66

Indonesia terpecah belah, bangsa Indonesia kehilangan wibawa di mata bangsa lain karena Jokowi dianggap tidak cakap dalam berkomunikasi di forum-forum dunia. Selanjutnya dari sisi visi-misi yang tidak direalisasikan sesuai janji. Seperti masih mengimpor produk pertanian, hutang luar negeri makin membengkak, harga jual karet terendah selama 4 tahun terakhir, subsidi BBM dicabut, BPJS tidakmemberikan pelayanan prima dan lain sebagainya. Kontruksi motif pemilih Jokowi-Ma ruf lebih ditekankan pada aspek citra personal Jokowi yang dikenal sebagai merakyat, sederhana, bukan dari kalangan elit. Meminjam istilah Firmaszah bahwa tipologi pemilih tersebut merupakan pemilih tradisional. Pemilih dalam jenis ini memiliki orientasi ideologi yang sangat tinggi dan tidak terlalu melihat kebijakan politik atau kebijakan seorang kontestan sebagai suatu yang penting dalam pengambilan keputusan memilih. Pemilih tradisional sangat mengutamakan kedekatan sosial-budaya, nilai asal-usul, paham, dan agama sebagai ukuran untuk memilih sebuah partai/kandidat politik. Biasanya pemilih jenis ini lebih mengutamakan figur dan kepribadian pemimpin, mitos dan nilai historis seorang kandidat atau sebuah partai politik. Salah satu karakteristik mendasar jenis pemilih ini adalah tingkat pendidikan yang rendah dan konservatif dalam memegang nilai serta paham yang dianut. 10 PEMILIH BERDASARKAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN JOKOWI-MA'RUF PRABOWO-SANDI Gambar 4. Pemilih Berdasarkan Pendidikan Sedangkan kontruksi motif pemilih Prabowo-Sandi tergambar dalam pemaknaan informan sebagai sosok yang memiliki personal yang tegas dan berwibawa dam memiliki visi misi baik.tipologi pemilih tersebut seperti yang diungkapkan oleh Firmanzah sebagai Pemilih Rasional juga Pemilih Kritis. Pemilih jenis ini memiliki ciri khas yang tidak begitu mementingkan ideologi kepada suatu partai atau seorang kontestan. Faktor seperti paham, asal-usul, nilai tradisional, budaya, agama, dan psikografis memang dipertimbangkan juga, tetapi bukan hal yang signifikan. Hal yang terpenting bagi jenis pemilih ini adalah apa yang dapat (dan 10 Firmanzah, Marketing Politik; Antara Pemahaman dan Realitas. (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia,2012),113. SD / Sederajat 58% 42% SLTP / SMP 58% 42% SLTA / SMA 51% 49% D3 / Diploma 50% 50% S1 / Lebih Tinggi 41% 59% 67

yang telah) dilakukan oleh sebuah partai atau seorang kandidat, daripada paham dan nilai partai atau kontestan. Pemilih Kritis Pemilih jenis ini merupakan perpaduan antara tingginya orientasi pada kemampuan partai politik atau seorang kontestan dalam menuntaskan permasalahan bangsa maupun tingginya orientasi mereka akan hal-hal yang bersifat ideologis. Pentingnya ikatan ideologis membuat loyalitas pemilih terhadap sebuah partai politik atau seorang kontestan cukup tinggi dan tidak semudah rational voter untuk berpaling ke partai lain. Pemilih jenis ini adalah pemilih yang kritis, artinya mereka akan selalu menganalisis kaitan antara sistem nilai partai (ideologi) dengan kebijakan yang akan dibuat. E. KESIMPULAN Dari pemaparan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa motif pemilih muslim di Sumatera Selatan dalam pemilihan calon presiden 2019 lebih dilatarbelakangi oleh motif pemaknaan masa lampau dan pemaknaan akan harapan-harapan atas masa depan dari dampak memilih. Pemilih tradisional menginginkan Jokowi sebagai presiden karena pengalaman masa lampau mereka merasa bahwa Jokowi begitu merakyat dan lahir dari keluarga biasa sehingga harus dipertahankan agar kedepan banyak muncul pemimpin dari orang biasa. Sedangkan kontruksi motif pemilih Prabowo-Sandi dikarenakan aspek masa lampau mereka merasakan listrik mahal, harga karen cenderung anjlok, ekonomi lemah sehingga mereka berharap kedepan kondisi berubah di tangan Prabowo-Sandi. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. (2009). PsikologiSosial. Jakarta: RinekaCipta Fata, M. K. (2019). Membaca Polarisasi Santri Dalam Kontestasi Pilpres 2019. Jurnal Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Sosial Keagamaan, 18(2), 325 346. Firmanzah. (2012). Marketing Politik; Antara Pemahaman dan Realitas. Kakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Prayudi. (2013). Pemikiran Politik Islam Liberal Dan. Jurnal Politica (Trial) 4.2 (2013)., Vol. 4 No., 197 224. Retrieved from https://jurnal.dpr.go.id/index.php/politica/article/view/325/259 Kuswarno, Engkus. (2009). Metodologi Penelitian Komunikasi Fenomenologi: Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitian. Bandung: Widya Padjadjaran Littlejohn, Stephen W. 1996. Theories of Human Communication. Belmont: Thomson Learnig Academic Resource Center Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya 68

S. Nageeb Ali and Charles Lin American Economic Journal: Microeconomics Vol. 5, No. 2 (May 2013), pp. 73-98 Thomas J. Leeper&Slothuus. (2014). Political Parties, Motivated Reasoning, and Public Opinion Formation Advances in Political Psychology, Vol. 35, Suppl. 1, 2014 doi: 10.1111/pops.12164 McGraw, K. M. (2000). Contributions of the cognitive approach to political psychology. Political Psychology, 21(4), 805 832. 69