Analisa Unjuk Kerja Jaringan Operator 3G(WCDMA-UMTS) Menggunakan Metode Drivetest



dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G

ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS KUALITAS RF PADA JARINGAN SELULER 2G & 3G DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

ANALISIS KUALITAS VOICE CALL PADA JARINGAN WCDMA DENGAN DRIVE TEST MENGGUNAKAN TEMS INVESTIGATION

Analisis Benchmarking Jaringan 3G Operator HCPT dan XL di Area Jakarta

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 3G/UMTS. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia teknologi telekomunikasi dan informasi sejalan dengan kebutuhan akan kecepatan dan

ANALISIS LAYANAN VOICE CALL DAN DATA PACKET PADA OPERATOR TELEPON SELULER DI WILAYAH BALI INNER CITY

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks

Analisa Unjuk Kerja Layanan 3G di Surabaya

Analisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi

TUGAS AKHIR ANALISA OPTIMASI COVERAGE AREA NODE B CIANGSANA BOJONG DI TELKOMSEL

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN 3G (UMTS) MENGGUNAKAN METODE DRIVE TEST VOICE MODE

PENGUKURAN LANGSUNG (DRIVE TEST) JARINGAN 3G DENGAN METODE BENCHMARK DI AREA TEBET

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

Evaluasi Performansi Jaringan UMTS di Kota Semarang menggunakan Metode Drive Test

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman kebutuhan manusia akan bidang telekomunikasi juga semakin meningkat,

OPTIMASI KUALITAS DAN AREA CAKUPAN JARINGAN 3G STUDI KASUS KLUSTER AREA TASIKMALAYA

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

BAB III PERENCANAAN PARAMETER BSS UNTUK OPTIMALISASI BTS INDOOR

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

BAB IV ANALISIS DESKRIPTIF IMPLEMENTASI GFP

OPTIMASI KUALITAS PENERIMAAN SINYAL DARI ANTENA NODE B PADA SISTEM UMTS 3G DENGAN PHYSICAL TUNING ABSTRAK

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA. Devi Oktaviana

BAB III PERENCANAAN DAN SIMULASI

PERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Pengaplikasian MCPA pada Perusahaan Provider GSM di Daerah Sumatera Utara

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG

APLIKASI TEMS INVESTIGATION SEBAGAI TOOL UNTUK DRIVE TEST PADA SISTEM SELLULER DI PT.INDOSAT, TBK SEMARANG

Optimasi Jaringan Wideband Code Division Multiple Access Untuk Meningkatkan Throughput Internet

ABSTRACT. Keyword : GSM, 3G, Hierarchical Cell Structures (HCS)

BAB IV HASIL DAN ANALISA

ANALISIS PERMASALAHAN OPTIMALISASI VOICE CDMA X UNTUK MENGURANGI KEGAGALAN KONEKSI STUDI KASUS DIVISI TELKOM FLEXI SEMARANG

ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNJUK KERJA LOAD BASED CALL ADMISSION CONTROL (LB-CAC) PADA SISTEM MULTI-TRAFIK WCDMA. Aries Tri Prawijaya Putra

Abstract A. PENDAHULUAN. Sistem komunikasi semakin berkembang dengan tingginya kontinuitas

Modul 8 Drive Test Analysis (DTA) 4G LTE Lanjut

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

OPTIMASI JARINGAN UMTS UNTUK LAYANAN VOICE DAN DATA PADA WILAYAH TOL CILEUNYI-PASTEUR, KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. diharapkan akan diikuti semakin tingginya jumlah trafik.

PENANGANAN BLOCK CALL DAN DROP CALL PADA JARINGAN UMTS BERDASARKAN PENGUKURAN PARAMETER ACCESSIBILITY, COVERAGE AND QUALITY

OPTIMASI JARINGAN DAN INVESTIGASI SITE WCDMA 3G MENGGUNAKAN PROGRAM MAP INFO PROFFESIONAL 8.5 DAN TEMS DATA COLLECTION 8.1

BAB I PENDAHULUAN. ini dan bertambah ketat persaingan diantara operator telepon bergerak membuat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS OPTIMASI JARINGAN 3G WCDMA PADA RUTE PINTU TOL PASTEUR PARIS VAN JAVA

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

Drive Test and RF Optimization Overview. Alfin Hikmaturokhman.,ST.,MT

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS-

BAB III IMPLEMENTASI GLOBAL FREQUENCY PLANNING

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3

ANALISIS AVAILABILITY DAN RSSI TERHADAP TINGGINYA DROP RATE DI JARINGAN 3G UMTS (STUDI KASUS PT.XL Axiata Jakarta)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


ANALISA CALL SUCCES RATE PADA JARINGAN CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS ( CDMA )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN FITUR ADAPTIVE MULTI RATE (AMR) PADA JARINGAN GSM

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN GSM

LAPORAN KERJA PRAKTIK OPTIMASI ANTENA DAERAH WONOSARIUTARA UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH USER PT. TELEKOMUNIKASI SELULER YOGYAKARTA

BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL

OPTIMASI JARINGAN 3G (UMTS/WCDMA) PADA AREA ALUN-ALUN KANTOR GUBERNUR PROVINSI LAMPUNG UNTUK OPERATOR TELKOM

Pengaruh Overshooting Coverage Terhadap Kualitas Layanan pada Universal Mobile Telecommunication System (UMTS)

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) 1800 MHz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN PADA SISTEM CDMA (STUDI KASUS TELKOM FLEXI MEDAN)

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung. Tabel 3.1. Jadwal kegiatan Penelitian

Cell boundaries (seven cell repeating pattern)

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB CAC)

BAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana 1, 2,

ANALISA PERFORMANSI INTERNET BROADBAND LONG TERM EVOLUTION INNER CITY DAN RURAL DI KOTA PALEMBANG (STUDY KASUS : PT. TELKOMSEL)

ANALISA DAN OPTIMASI QUALITY OF SERVICE (QOS) LAYANAN VOICE DALAM JARINGAN SELULAR CDMA X TELKOM FLEXI REGIONAL OPERATION SEMARANG

ANALISIS KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) JARINGAN TELEKOMUNIKASI GSM PADA PT. HUTCHISON 3 INDONESIA (H3I) PONTIANAK

HALAMAN PERNYATAAN. : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

TEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

Makalah Seminar Tugas akhir ANALISIS KUALITAS VOICE CALL PADA JARINGAN WCDMA MENGGUNAKAN TEMS INVESTIGATION

ANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Analisa Unjuk Kerja Jaringan Operator 3G(WCDMA-UMTS) Menggunakan Metode Drivetest Heri Kiswanto 1, Arifin ST, MT 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya 60111 e-mail : heri@student.eepis-its.edu e-mail : arifin@eepis-its.edu Abstrak Saat ini tiap operator telekomunikasi masih gencar melakukan penambahan BTS 3G/UMTS di Surabaya yang bertujuan untuk menambah kapasitas kanal trafik dan memperluas coverage. Di sisi lain, penambahan BTS 3G/UMTS berdampak positif terhadap peningkatan kapasitas kanal trafik dan luas coverage, tapi disisi lain penambahan BTS 3G/UMTS menuntut kebutuhan frekuensi yang semakin hari semakin berkurang. Penggunaan frekuensi yang terlalu banyak tanpa diikuti oleh pengaturan frekuensi yang baik, malah akan memicu timbulnya interferensi yang secara tidak langsung dapat menurunkan kualitas sinyal. Hal ini secara langsung berdampak terhadap kualitas sinyal yang dirasakan pelanggan. Dalam tugas akhir ini, akan dibahas kualitas sinyal RF 3G/UMTS yang dirasakan oleh setiap pelanggan operator tersebut dengan menggunakan metode drive test. Dimana dengan drive test bisa diketahui informasi RSCP (Receive Signal Code Power), Ec/No (Energy Carrier Per Noise), jarak BTS dan MS,interferensi dan proses handover. Dari informasi hasil drive test tersebut, kita dapat mengetahui kinerja dari masingmasing operator 3G/UMTS, sehingga bisa kita simpulkan apakah keadaan keadaan radio suatu BTS 3G/UMTS masih layak atau perlu dilakukan suatu perbaikan. Berdasarkan pengukuran di area Surabaya Tengah, Timur, Utara, Selatan, dan Barat dengan metode normal(dapat menangkap sinyal GSM dan 3G/UMTS) dan metode lock(hanya menerima sinyal 3G/UMTS). Prosentase nilai RSCP terbaik (-85 dbm s/d 0 dbm) dari operator Telkomsel yang paling tinggi sebesar 80,2% saat menggunakan metode normal dan dari operator Telkomsel juga yang paling tinggi sebesar 52,6 % saat menggunakan metode lock, prosentase nilai Ec/No terbaik (-6 db s/d 0 db) dari operator Telkomsel yang paling tinggi sebesar 71,6 % saat menggunakan metode normal dan dari operator Excelcomindo yang paling tinggi sebesar 47 % saat menggunakan metode lock, selanjutnya prosentase nilai SQI terbaik (18 s/d 30) dari operator Excelcomindo sebesar 71,6% saat menggunakan metode normal dan dari operator Excelcomindo juga saat menggunakan metode lock sebesar 64,6%. Kata kunci : QOS, RSCP, Ec/No, SQI, 3G /UMTS 1. Pendahuluan Seiring pentingnya menjamin kepuasan pelanggan 3G/UMTS bagi para operator di kota-kota besar seperti Surabaya, maka kualitas pelayanan (Quality of Service) harus dijaga dan terus ditingkatkan. Operator juga harus peka terhadap setiap keluhan pelanggan yang menginginkan terjaminnya kualitas akses data dan sinyal yang kuat untuk komunikasi. Metode drive test perlu dilakukan secara berkala untuk mencapai kualitas 3G(UMTS) yang baik. Dengan memakai mapserver data hasil pengukuran dapat ditampilkan dalam web browser sehingga dapat di akses dengan cepat oleh para operator untuk melakukan tindakan selanjutnya tentang kualitas 3G mereka, apakah perlu dilakuakan perbaikan atau tidak. 2. Teori Penunjang UMTS UMTS merupakan suatu revolusi dari GSM yang mendukung kemampuan generasi ketiga (3G). UMTS menggunakan teknologi akses WCDMA dengan system DS-WCDMA (Direct Seqence Wideband CDMA). Terdapat 1

dua mode yang digunakan dalam WCDMA dimana yang pertama menggunakan FDD (Frequency Division Duplex) dan kedua dengan menggunakan TDD (Time Division Duplex). FDD dikembangkan di Eropa dan Amerika sedangkan TDD dikembangkan di Asia. Pada WCDMA FDD, digunakan sepasang frekuensi pembawa 5 MHz pada uplink dan downlink dengan alokasi frekuensi untuk uplink yaitu 1945 MHz 1950 MHz dan untuk downlink yaitu 2135 MHz 2140 MHz. Parameter Kerja Jaringan (QoS) Beberapa parameter yang dijadikan referensi umum untuk dapat melihat performansi dari 3G/UMTS adalah seperti : RSCP, EcNo, Speech Quality Index (SQI), Call Setup Success Ratio, Call Drop Ratio, Successfull Call Ratio, Call Congestion Ratio, dan Handover Success Ratio. RSCP Reception Level (RxL) adalah tingkat kekuatan sinyal di 2G yang diterima ponsel, sedangkan untuk 3G(UMTS) menggunakan istilah Received Signal Code Power (RSCP). Skala RxL antara -47 dbm s.d. -110 dbm (bila menunjuk angka lebih besar dari -85 dbm Sangat Baik, -92 s.d. -85 Baik, - 105 s.d. -92 Cukup Baik, dan <-105 Kurang Baik). Untuk RSCP menggunakan skala -47 dbm s.d. -112 dbm (>-85 dbm Sangat Baik, - 98 s.d. -85 Baik, -108 s.d. -98 Cukup Baik, dan <-108 Kurang Baik). Energy Carrier Per Noice (Ec/No) Ec/No adalah kualitas data atau suara di operator 3G/UMTS, Fungsinya sama dengan RxQual di 2G. Skala 0 s.d. -6 dbm sangat baik, -6 s.d -11 dbm baik, - 11 s.d -16 dbm buruk dan <-16 dbm sangat buruk. Speech Quality Index (SQI) Secara tradisional, kualitas data atau suara di 3G/UMTS di ukur dengan parameter Ec/No, bagaimanapun tidak akurat digunakan sebagai indikator kualitas sinyal. SQI adalah pengukuran yang lebih canggih dikhususkan untuk menggambarkan kualitas suara. Seperti halnya EcNo, SQI diupdate 0,5 detik. Call Setup Success Ratio (CSSR) CSSR adalah prosentase tingkat keberhasilan melakukan setup panggilan sehingga diperoleh kanal yang dipergunakan pada saat awal signaling. Pada perhitungan CSSR menggunakan rumusan sebagai berikut: callsetup CSSR 100 x...(1) callattemp t Call Drop Ratio Call Drop Ratio adalah prosentase banyaknya panggilan yang jatuh atau putus setelah kanal pembicaraan digunakan. Pada perhitungan call drop ratio ini digunakan menggunakan rumus sebagai berikut : CallDropped CallDropRa tio(%) 100x..(2) CallSetup Call drop dapat disebabkan beberapa hal, antara lain: Rugi-rugi frekuensi radio Co Chanal interferensi dan Adjacent interferensi Kegagalan proses handover Successful Call Ratio Successfull Call Ratio adalah prosentase dari keberhasilan proses panggilan yang dihitung dari MS si penelepon melakukan panggilan sampai dengan panggilan tersebut terjawab oleh penerima. Pada perhitungan successful call ratio ini menggunakan rumusan sebagai berikut : Successful Call(%) = 100 x (CSSR x(1-call drop rate)) (3) Call Congestion Ratio Call Congestion Ratio adalah prosentase kepadatan panggilan yang disebabkan karena keterbatasan kanal. Pada perhitungan call congestion ratio ini menggunakan rumusan sebagai berikut : BlockCall...(4) CallConges tionratio (%) 100x CallAttemp t Handover Success Ratio Handover Success Ratio adalah prosentase tingkat keberhasilan proses per- 2

pindahan sel pada MS selama melakukan percakapan secara mobile tanpa terjadi pemutusan hubungan. Adapun kriteria yang menyebabkan terjadinya handover antara lain : level penerimaan (RSCP), kualitas penerimaan(ec/no), jarak MS-BTS, power budget, Fast Upling handover (penurunan level sinyal secara drastis) dan trafik percakapan. Pada Handover Success Ratio ini menggunakan rumusan sebagai berikut : HandoverSuccess HSR(%) 100x...(5) HandoverAttempt 3. Pengukuran (Perancangan) Metode Pengukuran Survey Lokasi BTS Pemilihan Rute Pengukuran 4. Pengujian dan Analisa Dari hasil pengukuran kemudian diproses didapatkan hasil call sequence, RSCP, EcNo dan SQI. Call sequence yang meliputi meliputi call setup success ratio (CSSR), call drop ratio, successful call, call congestion ratio dan Handover success ratio. 4.1 Call Setup Success Ratio (CSSR) Pada perhitungan Call Setup Success Ratio ini menggunakan rumusan seperti pada persamaan (1). Setelah dilakukan perhitungan CSSR sidapatkan hasil perbandingan gambar 2, dimana prosentase CSSR bila menggunakan normal (dapat menerima 2G dan 3G), dimana operator Indosat memiliki prosentase keseluruhan yang sangat baik diikuti oleh Excelcomindo. Sedangkan operator Telkomsel memiliki prosentase keseluruhan yang kurang baik terutama di daerah Surabaya selatan yang hanya memiliki prosentase 66,67%. Drive Test Pengolahan Data Mapping Data MapServer Gambar 1. blok diagram sistem Metode pengambilan data dengan membandingkan 3 operator (Telkomsel, Indosat dan Excelcomindo) dengan rute yang sama dan data yang diambil juga sama yang meliputi : 1. Metode Normal Mobile Station dapat menerima 2G dan 3G 2. Metode lock Mobile Station hanya dapat menerima 3G Pengkuran dilakukan diseluruh daerah Surabaya yang sudah mendukung 3G/UMTS dengan pembagian daerah menjadi 5 bagian yaitu Surabaya tengah, timur, barat, utara, dan selatan. Gambar 2 prosentase CSSR, normal Selanjutnya ketika dilakukan menggunakan metode lock (hanya oleh gambar 3, prosentase CSSR menunjukkan nilai yang baik. Hanya pada operator Excelcomindo pada daerah Surabaya tengah memiliki nilai dibawah rata-rata yaitu 84,87%. Gambar 3 prosentase CSSR, lock 3

4.2 Call Drop Ratio Pada perhitungan call drop ratio ini menggunakan rumusan seperti pada persamaan (2). Setelah dilakukan perhitungan call drop ratio didapatkan hasil perbandingan seperti gambar 4, dimana prosentase call drop ratio bila menggunakan normal (dapat menerima 2G dan 3G), dimana pada daerah surabaya selatan hampir keseluruhan operator memiliki prosentase yang buruk terlebih operator Telkomsel call drop rationya melebihi 50% yaitu 62,5%. Lebih dari separuh panggilan mengalami drop call. prosentase successful call ratio bila menggunakan normal (dapat menerima 2G dan 3G), dimana pada daerah surabaya selatan pada operator telkomsel memiliki prosentase successful call ratio paling kecil yaitu 25%, sedangkan operator Excelcomindo memiliki prosentase yang paling stabil dari ketiga operator. Gambar 4 prosentase call drop, normal Selanjutnya ketika dilakukan menggunakan metode lock (hanya oleh gambar 5, prosentase call drop ratio menunjukkan nilai yang baik. Terutama pada operator Exelcomindo hampir diseluruh daerah di Surabaya. Seangkan nilai prosentase call drop ratio paling tinggi ditunjukkan oleh operator Indosat didaerah surabaya tengah dan barat sebesar 7,27% dan 6,7%. Gambar 6 prosentase successfull call, normal Selanjutnya ketika dilakukan menggunakan metode lock (hanya oleh gambar 7, prosentase successful call ratio menunjukkan nilai yang baik dari ketiga operator. Terutama pada operator Exelcomindo di Surabaya timur yang memiliki prosentase 100% tetapi pada daerah Surabaya tengah memiliki prosentase yang paling kecil. Sedangkan operator Telkomsel memiliki successful ratio yang paling stabil diatas 90%. Gambar 7 prosentase successful ratio, lock Gambar 5 prosentase call drop, lock 4.3 Successfull Call Ratio Pada perhitungan successful call ratio ini menggunakan rumusan seperti pada persamaan (3). Setelah dilakukan perhitungan successfull call ratio didapatkan hasil perbandingan seperti gambar 6, dimana 4.4 Congestion Ratio Pada perhitungan congestion ratio ini menggunakan rumusan seperti pada persamaan (4). Setelah dilakukan perhitungan congestion ratio didapatkan hasil perbandingan seperti gambar 8, dimana prosentase congestion ratio bila menggunakan normal (dapat menerima 2G dan 3G). pada operator 4

Excelcomindo memiliki prosentase yang stabil yaitu dibawah 2% di seluruh daerah surabaya, sedangkan pada operator Telkomsel pada daerah Surabaya selatan memiliki nilai yang rendah (8,3%), selajutnya pada operator Indosat memiliki prosentase Congestion yang rendah yaitu pada Surabaya tengah (3,6%), utara(3,8%) dan selatan (9%), hanya pada Surabaya timur dan barat memiliki prosentase yang baik yaitu 0%. operator memiliki nilai prosentase yang baik terutama operator indosat yang memiliki ratarata handover success ratio diatas 99%. Gambar 8 prosentase congestion ratio, normal Selanjutnya ketika dilakukan menggunakan metode lock (hanya oleh gambar 9, prosentase congestion ratio menunjukkan nilai yang baik dari ketiga operator. Hanya pada daerah Surabaya utara operator Telkomsel dan indosat memiliki prosentase congestion ratio diatas 5% tepatnya 5,2%(Telkomsel) dan 5,7(indosat). Gambar 10 prosentase handover success ratio, normal Selanjutnya ketika dilakukan menggunakan metode lock (hanya oleh tabel 10 dan gambar 11, prosentase handover success ratio menunjukkan nilai yang baik dari ketiga operator. Pada daerah Surabaya selatan dan barat memiliki nilai handover success ratio 100%. Nilai terkecil dari handover success ratio berada di daerah Surabaya utara operator Indosat yaitu 95,7%. Gambar 9 prosentase congestion ratio, lock 4.5 Handover Success Ratio Pada perhitungan handover success ratio ini menggunakan rumusan seperti pada persamaan (5). Setelah dilakukan perhitungan congestion ratio didapatkan hasil perbandingan seperti tabel 9 dan gambar 10, dimana prosentase handover success ratio bila menggunakan normal (dapat menerima 2G dan 3G). semua 5 Gambar 11 prosentase handover success ratio, lock 4.6 RSCP Pada gambar coverage plot RSCP terdapat 4 indikator warna yang mana setiap warna mempresentasikan nilai level sinyal yang diterima oleh mobile station selama proses drive test. Pada gambar 12 dibawah merupakan salah satu contoh coverage plot dari hasil pengukuran RSCP pada daearah Surabaya Tengah dengan metode lock (hanya menerima 3G/UMTS) untuk operator Excelcomindo. Dari coverage plot tersebut dapat diketahui bahwa level sinyal yang diterima oleh MS hampir didominasi oleh

gambar hijau tua dan hijau, meski ada sedikit warna kuning dan merah dibeberapa titik. Selanjutnya untuk data plot coverage area lainnya terlampir. Gambar 12 RSCP Excelcomindo, Surabaya Tengah, metode lock Dari coverage plot diatas di diatas didapatkan data RSCP, dimana RSCP dengan indikator warna hijau tua memiliki prosentase sebesar 57%, warna hijau sebesar 36%, warna kuning sebesar 6%, dan warna merah 1%. Sehingga dapat dikatakan bahwa level sinyal (RSCP) Excelcomindo yang diterima oleh MS di area Surabaya Tengah dengan hanya menerima sinyal 3G/UMTS sangat baik. 4.7 EcNo Pada gambar 13 dibawah merupakan salah satu contoh coverage plot dari hasil pengukuran EcNo pada daearah Surabaya Tengah dengan metode lock (hanya menerima 3G/UMTS) untuk operator Excelcomindo. Dari coverage plot tersebut dapat diketahui bahwa level sinyal yang diterima oleh MS hampir didominasi oleh gambar hijau dan hijau tua, meski ada sedikit warna kuning dan merah dibeberapa titik. Selanjutnya untuk data plot coverage area lainnya terlampir. Gambar 13 EcNo Excelcomindo, Surabaya Tengah, metode lock Dari coverage plot diatas di diatas didapatkan data EcNo, dimana EcNo dengan indikator warna hijau tua memiliki prosentase sebesar 41%, warna hijau sebesar 48%, warna kuning sebesar 9%, dan warna merah 2%. Sehingga dapat dikatakan bahwa level kualitas sinyal (EcNo) Excelcomindo yang diterima oleh MS di area Surabaya Tengah dengan hanya menerima sinyal 3G/UMTS sangat baik. 4.8 SQI Pada gambar 14 dibawah merupakan salah satu contoh coverage plot dari hasil pengukuran SQI pada daearah Surabaya Tengah dengan metode lock (hanya menerima 3G/UMTS) untuk operator Excelcomindo. Dari coverage plot tersebut dapat diketahui bahwa level sinyal yang diterima oleh MS hampir didominasi oleh gambar merah dan hijau, meski ada sedikit warna kuning dibeberapa titik. Selanjutnya untuk data plot coverage area lainnya terlampir. 6

Gambar 14 SQI Excelcomindo, Surabaya Tengah, metode lock Dari coverage plot diatas di diatas didapatkan data SQI, dimana SQI dengan indikator warna hijau sebesar 45%, warna kuning sebesar 10%, dan warna merah 45%. Sehingga dapat dikatakan bahwa level kualitas suara Excelcomindo yang diterima oleh MS di area Surabaya Tengah dengan hanya menerima sinyal 3G/UMTS dibeberapa titik sangat baik dan di titik lain sangat buruk. 5. Kesimpulan Dari analisa yang dilakukan dari hasil pengukuran kinerja dari operator 3G/UMTS di area Surabaya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai Successfull Call Ratio berhubungan erat dengan CSSR dan drop call. Makin tinggi nilai CSSR dan makin rendah nilan drop call, maka tingkat kesuksesan panggilan akan semakin bagus. Seperti pada daerah Surabaya Barat pada operetor Excelcomindo mode normal prosentase CSSR 100%, call drop 0% didapat nilai successful ratio sebesar 100%. 2. Tingkat kesuksesan dari handover pada 3G/UMTS tidak semata-mata dipengaruhi oleh RSCP dan EcNo, melainkan masih banyak parameterparameter lainnya seperti jarak, power budget dan kondisi daerah. Seperti pada Surabaya Tengah nilai RSCP terbaik pada operator Telkomsel sebesar 68%(pada range -85dBm s/d 0 dbm) dan EcNo 46% (-6dB s/d 0 db), nilai handover success ratio hanya 97%, lebih redah dari Indosat yang hanya memiliki nilai RSCP dan EcNo yang lebih kecil. 3. Tingginya nilai EcNo belum tentu mempengaruhi kualitas suara(sqi) yang diterima oleh MS. Seperti pada daerah Surabaya Utara nilai EcNo Telkomsel 48%(pada range -6 db s/d 0 db) nilai SQI hanya 55%(pada range 18 s/d 30), lebih rendah Excelcomindo nilai EcNo hanya 45%(pada range -6 db s/d 0 db) tapi nilai SQI 61%(pada range 18 s/d 30). Daftar Pustaka : [1] Tandibura Frendy. Analisa Perbandingan Kinerja Jaringan Operator GSM di area Surabaya.ITS. 2008. [2] ERICSSON software. TEMS investigation user guide. Ericsson 2008. [3] Global Sinergi. Pengenalan TEMS. http://globalsinergi.com/news/ 2/Pengenalan-TEMS di akses pada 18 juli 2009. [4] Budi Aswoyo, Antena dan Propagasi, 2006. [5] Dirjen Postel, Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi tentang Standar Kualitas Pelayanan Jaringan Teleponi Dasar Pada Jaringan Bergerak Seluler, 2007 [6] Dirjen Postel, Hasil Pengukuran Kinerja Operasi Penyelenggara Seluler dan FWA, 2009 [7] Goksel Somer, Optimization and Log File Analysis in GSM, 2003. [8] European Comission. Cost Action 231.1999. [9] Regents of the University of Minnesota. Mapserver. http://mapserver.org/ diakses pada 2 agustus 2009. [10] Qualcomm, UMTS University, 2005 (DVD) 7