KEGIATAN PENDAHULUAN. Abstrak: Kampung. Islam. the centre of Islam. comprehend social. as a unique. village. Teknik PWK; Vol. 2; No.



dokumen-dokumen yang mirip
c. Preferensi Fiqih Dalam Beragama di Demak Dipengaruhi oleh Kondisi Lokal dan Keikutsertaan Pada Ormas Islam d. Budaya Ziarah Makam Wali yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN

AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN MASJID AGUNG PADANG BAB I PENDAHULUAN

PERUBAHAN FASADE DAN FUNGSI BANGUNAN BERSEJARAH (DI RUAS JALAN UTAMA KAWASAN MALIOBORO) TUGAS AKHIR. Oleh: NDARU RISDANTI L2D

BAB I PENDAHULUAN. adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi

TUGAS AKHIR (TKA 490) MASJID RAYA JOHOR ARSITEKTUR ISLAM

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat bagi masyarakat pada sebuah destinasi. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

STUDI POLA MORFOLOGI KOTA DALAM PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA DI KABUPATEN KENDAL TUGAS AKHIR

ABSTRAK. Kata Kunci : Ruang publik, Yaroana Masigi, Pelestarian

BAB I PENDAHULUAN. tersebar di berbagai pemukiman masyarakat muslim, maka masjid adalah

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

STUDI PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA TEGAL MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA TUGAS AKHIR. Oleh : PRIMA AMALIA L2D

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

PUSAT KEBUDAYAAN ISLAM DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dari aspek politik, sosial, budaya, teknologi, ekonomi dan fisik (Yunus, 2000).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masjid Quba sebagai wakaf pertama, kemudian beliau membangun masjid Nabawi

BAB I PENDAHULUAN. a. Perkembangan morfologi Kawasan Alun-alun Lama Kota Semarang. Kawasan Alun-alun Lama Kota Semarang berada di bagian pusat kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS SEMPENA MENYAMBUT 1 RAMADHAN 1437 H TAHUN 2016 BENGKALIS, 5 JUNI 2016

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

ISLAMIC CENTRE BAB I PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

BAB I PENDAHULUAN. Winda Inayah W L2B

MASJID RAYA SUMATERA BARAT PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kawasan yang memiliki m nilai arti kesejarahan ataupun aupun nilai seni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini berkembang pesat begitu juga dengan teknologi

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

EVALUASI PURNA HUNI MASJID ULIL ALBAB KAMPUS 2 UMS

PENGARUH REVITALISASI TERHADAP KAWASAN ALUN-ALUN SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh : APIT KURNIAWAN L2D

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA

PEDOMAN WAWANCARA DAN JAWABANNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

PENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG

PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Khutbah Jum'at. Keutamaan Muharam. Bersama Dakwah 1

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

ANALISIS MATERI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI SKALA SEDANG DAN BESAR YANG TERAGLOMERASI TERHADAP PERMUKIMAN DI MOJOSONGO-TERAS, KABUPATEN BOYOLALI

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW MAJELIS TA LIM AHAD PAGI MASJID AGUNG KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

BAB III PROFIL UMUM LOKASI PENELITIAN

PONDOK PESANTREN TERPADU. DAAR EL-ISHLAH PUTRA, ingin BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kelompok budaya khususnya di Jawa (Rakhmawati, 2009: 161).

KAJIAN POLA STRUKTUR RUANG KOTA LASEM DITINJAU DARI SEJARAHNYA SEBAGAI KOTA PANTAI TUGAS AKHIR. Oleh: M Anwar Hidayat L2D

Pembaharuan.

PERANSERTA STAKEHOLDER DALAM REVITALISASI KAWASAN KERATON KASUNANAN SURAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: YANTHI LYDIA INDRAWATI L2D

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa

BAB I PENDAHULUAN. Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa where once. usaha lainnya (http;//pariwisata.jogja.go.id).

NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA

KAJIAN PERKEMBANGAN KOTA BATANG BERDASARKAN STRUKTUR RUANG KOTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

POLA PERGERAKAN KOMUTER BERDASARKAN PELAYANAN SARANA ANGKUTAN UMUM DI KOTA BARU BUMI SERPONG DAMAI TUGAS AKHIR

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH

BAB I PENDAHULUAN. dua bagian dalam melihat fungsi masjid. Sebagian memandang fungsi mesjid

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. 1. Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah. 2. Alamat : Jln. Pramuka No.43 Kemiling Raya 3. NSS/NPSN : /

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya

PENDAHULUAN. Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan. ditandai batas-batasnya, beratapkan ranting dan dahan kering, hanya di

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Malang sebagaimana umumnya wilayah Jawa Timur lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya sebagai tempat untuk ibadah mahdhah semata. Tapi fungsi

TRADISI METHIL SEBAGAI SALAH SATU WARISAN KEARIFAN LOKAL DI DESA KARANGMALANG KECAMATAN KASREMAN KABUPATEN NGAWI. Inka Septiana. Sosiologi Antropologi

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faiz Urfan,2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah agama yang

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-32, 12 Juni 2010 Sabtu, 12 Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah

BAB V PENUTUP. Masjid Agung Demak mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan

Transkripsi:

Jurnal Teknik PWK Volume 2 Nomor 3 2013 Online :http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk KEGIATAN ISLAMI DI KAMPUNG KAUMAN KOTA SEMARANG Dian Sandri¹ dan Hadi Wahyonoo ² 1 Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro email : dian.sandri1988@gmail.com Abstrak: Kampung Kauman merupakan salah satu cikal bakal pertumbuhan kota Semarang. Dahulunyaa Kampung Kauman dikenal sebagai pusat peradaban Islam. Kampung Kauman K sangat berperan penting dalam penyebaran agamaa Islam di kota Semarang dan merupakan tempat tinggal atau hunian para pemuka Agamaa Islam. Kini, pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan Islam dipengaruhi oleh akulturasi dengann kebudayaan setempat dan inkulturasi dengann budaya luar. Secara eksternal Kampung Kauman memiliki posisii yang sangat sulit, terjepit diantara pesatnya perkembangan fungsi komersial di kawasan Johar, sementara s itu semangat untuk mempertahankan suatu sejarah kota di kawasan ini semakin memudar. Melihat kondisi k seperti itu maka penelitiann ini bertujuan pada mengkaji Kegiatan Islami dan keberlangsungannya di Kampung Kauman Kota Semarang. Penelitian ini pada dasarnya menggunakan pendekatan kualitatif yang mana untuk memahami fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkann pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinyaa menjadi variabel variabe yang saling terkait. Melalui penelitiann ini maka hasil yang diharapkan adalah fakta yang ada dalam bentuk kegiatan Islamii dan keberlangsungannya, menurut rukun Islam, kegiatan Islami tahunan dan kegiatan Islami lainnya, begitupula bentuk pengaruh kawasan sekitarnya terhadap kegiatan islami di Kampung Kaumann ini. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam bentuk keunikan Kampungg Kauman dari segi kegiatan Islami dan keberlangsungannya yang telah ada sejak turun temurun. Kata Kunci: Kegiatan Islami, Keberlangsungan, Kampung Kauman, Kawasan Islami Abstract: Kauman village is onee of embryo growth in Semarang city. previously, kauman village was known as the centre of Islam civilization and had a great role in spreading Islam in Semarang city and it was the settlement of some religious leaders. This village externally has been faced to a difficult position, between the rapid growth of commercial function in Joharr and the spirit to maintain the urban history which iss fading away day by days. Regarding the situations, this research aims to find out Islamic I activities and theirr continuity in Kauman village, Semarang city. basically,, this research used qualitative method which had a role to comprehend social phenomena more focusing to detail images about examined phenomena than detailing to variables involved each other. The research findings are Islamic activities in the Village Kauman that continues as a tradition. The tradition is supported by Islamic institutions which facilitate f its activities. It makes Kauman village as a unique region with values v and socio cultural history of the Islamic community in terms of activities that still survive from the past until now. Supported Islamic activities and settlements around the market so users are not affected the Neighborhood (Johar) and make continuity Islamic I activities Kauman village v can be maintained. Need to establish policies which kauman village as heritagee area, increasing the role of community institutions and community participation, especially those living in the village as well as the user Kauman Neighborhood (Pasar Johar) to support the preservation of the Islamic tradition. Keywords: Islamic Activity, Continuity, Kauman Village, Islamic Area. PENDAHULUAN Nama Kauman adalah nama sebuah kampung yang selalu ada dalam tata ruang kota kota Jawa. J Sistemm setting kota kota Jawaa pada umumnya mempunyai bentuk dasar Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 749-755 749

yang hampir sama, yaitu selalu dibentuk dengan adanya alun alun dengan dikelilingi pusat pemerintahan dan masjid besar. Pada masjid besar tersebut, biasanya selalu dikelilingi rumah rumah tinggal yang kemudian disebut dengan nama kampung Kauman. Ditinjau dari kata Kauman, berasal dari kata kaum sing aman, artinya kaum yang aman. Sedangkan kaum berasal dari bahasa Arab yaitu qo um muddin yang artinya tempat tinggal atau hunian para pemuka Agama Islam (Winarjaka, 2001). Kampung Kauman merupakan kelengkapan dari Masjid Agung merupakan pusat syiar agama Islam, yang berperan mengurusi keagamaan dan kemakmuran Masjid Agung, yang dikelola para ulama yang bertempat tinggal disekitar Masjid Agung. Menurut sejarahnya yang membangun masjid di Pedamaran tersebut adalah Ki Ageng Pandan Arang. Misi utama Ki Ageng Pandan Arang adalah menyebarkan agama Islam. Oleh karenanya Ki Ageng Pandan Arang tersebut tidak membangun dalem terlebih dahulu akan tetapi membangun masjid sebagai pusat penyebaran agama Islam. Atas dasar ini, masjid dibangun lebih awal daripada dalem. Sepeninggal Ki Ageng Pandan Arang, kedudukannya digantikan oleh putranya. Dengan lokasi yang dekat dengan pelabuhan dan masjid, kampung Kauman saat itu mampu menarik pedagang muslim dari penjuru Nusantara dan mancanegara. Sebagian di antara mereka menikah dengan warga setempat dan tinggal menetap. Lambat laun kawasan kemasjidan tersebut menjadi ramai. Hal ini menjadi perhatian Sultan Demak, dan pada akhirnya putra Ki Ageng Pandan Arang tersebut dinobatkan menjadi bupati pertama dengan memperoleh gelar Ki Ageng Pandan Arang II. Karena telah dinobatkan menjadi bupati, Ki Ageng Pandan Arang II membangun dalem (Winarjaka, 2001). Meskipun Masjid Kauman telah menjadi objek pelestarian budaya, tetapi Kampung Kauman yang telah mempertahankan masjid tersebut beserta nilai budaya Islami yang terkandung didalamnya belum menjadi objek pelestarian budaya di kota Semarang. Bagi masyarakat Kampung Kauman, sejarah yang panjang dan merupakan satu satunya alasan mengapa masih bertahan dari derasnya arus perubahan (Supriyo, 2004). Namun perubahan demi perubahan menguji kebertahanan tradisi kebudayaan yang sudah ada sejak dahulu kala ini. Dinamika dari Kampung Kauman ini dapat dilihat dari perubahan fungsi bangunan dan lahan serta kegiatan masyarakatnya. Secara eksternal Kampung Kauman memiliki posisi yang sangat sulit, terjepit diantara pesatnya perkembangan fungsi komersial di kawasan Johar, sementara itu semangat untuk mempertahankan suatu sejarah kota di kawasan ini semakin memudar (Supriapti, 1997). Dari pengaruh dibangunkannya Pasar Johar, secara tidak langsung membawa pengaruh yang besar bagi kawasan Kampung Kauman ini. Keberadaan Kampung Kauman sebagai kawasan di pusat kota memiliki nilai historis yang berkaitan dengan Kota Semarang. Sejarah terbentuknya Kampung Kauman di Kota Semarang hampir bersamaan dengan terbentuknya Kota Semarang yang keberadaannya mempengaruhi pertumbuhan kota. Kampung Kauman sebagai pusat kota merupakan vitalitas kota tempat kota hidup dan dihidupi (Yeates dan gardner, 1988), dimana memiliki pusat berkegiatan yang biasanya disebut sebagai pusat kota. Kawasan pusat kota berpengaruh dan berperan penting dalam pertumbuhan suatu kota. Pertumbuhan serta perkembangan kota berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan sarana prasarana serta berpengaruh terhadap kebutuhan ruang yang akan digunakan menampung perkembangan kegiatan perkotaan. Melihat kenyataan yang seperti ini, maka dibutuhkan suatu tindakan yang nyata untuk mengembalikan nilai nilai ke Islaman didalam masyarakat Kampung Kauman (Hendro, 2011). Salah satunya adalah dengan membalikan peran dan fungsi Kampung sebagaimana tujuan awal dibangunkan yakni sebagai pusat pengembangan ajaran (syariat) Islam atau sebagai pusat kegiatan keagamaan di Kota Semarang pada khususnya. Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 749-755 750

Sumber: RTRW Kota Semarang 2011 2031 GAMBAR 1 KAMPUNG KAUMAN KOTA SEMARANG KAJIAN LITERATUR Definisi Kegiatan Islami Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan. Kegiatan merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus. Lev Vyogtsky (1896 1934) dan rekan kerjanya A.N. Leont Ev dan A.R.Luria dalam Amalia (2012) bahwa mereka mendefenisikan aktivitas sebagai suatu hubungan antara manusia dan lingkungannya yang di mediasi oleh budaya, peralatan dan pertanda. Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok besar yang masih dapat dipecah pecah lagi dalam sub sub aktivitas yaitu antara lain aktivitas ekonomi, aktivitas sosial, aktivitas keagamaan, aktivitas pendidikan, aktivitas budaya, aktivitas politik dan sebagainya (Tietiek, 2007 dalam Amalia, 2010). Adapun bentuk dari Kegiatan Islami berdasarkan prinsip prinsip dalam agama Islam yaitu Rukun Islam. Isi dari Rukun Islam Rifa i (1976) sebagai berikut: Mengucap Dua Kalimat Syahadat. Menunaikan ibadah Shalat Lima Waktu Mengeluarkan Zakat. Berpuasa pada Bulan Ramadhan. Melaksanakan Haji bagi mereka yang mampu. Adapun Kegiatan Islami yang setiap tahunnya dirayakan oleh Umat Islam disesuaikan dengan tanggalan Hijriyah atau hari besar islam. Berikut merupakan kegiatan islami mengikut hari hari besar keagamaan, yaitu: TABEL 1 KEGIATAN ISLAMI KAMPUNG KAUMAN YANG BERSIFAT TAHUNAN Tanggal Kegiatan 1 Muharam Tahun baru Islam 10 Muharam Hari Asyura 12 Rabiul Awal Maulid Nabi Muhammad SAW Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 749-755 751

(hari kelahiran Nabi Muhammad) 27 Rajab Isra Mi raj 15 Syaban Malam dimana pintu pintu langit dan pintu pintu rahmat dibukakan 300 pintu rahmat. Bulan Ramadhan Satu bulan penuh umat Islam menjalankan Puasa di bulan Ramadhan. 17 Ramadhan Nuzul Qur an (pertama kali diturunkan ayat Al qur'an ketika Rasulullah SAW) 10 hari ganjil terakhir di Bulan Ramadhan Lailatul Qadar 1 Syawal Hari Raya Idul Fitri. 10 Dzulhijjah Hari Raya Idul Adha. Sumber:http://www.dzikir.org/index.php/hari besarislam Sistem Kegiatan Sistem kegiatan adalah sekumpulan cara manusia atau kelompok manusia yang saling berhubungan dan terkait satu sama lain dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan mereka yang terjadi dalam suatu ruang tertentu (Kamus Tata Ruang). Pendekatan sistem aktivitas merupakan salah satu langkah untuk melihat dan memahami pola pola perilaku dari individu atau perorangan, lembaga lembaga dan firmafirma yang menciptakan pola pola keruangan di dalam kota (Capin, 1965 dalam Yunus, 2000). Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam Istilah masjid berasal dari kata sajada, yasjudu yang artinya tempat sujud atau menyembah. Sebagai rumah Allah (Baitullah), masjid adalah tempat turunnya rahmat Allah SWT dan Malaikat. Oleh karena itu, masjid dalam pandangan Islam merupakan tempat yang paling baik dan mulia di muka bumi ini. Di masjid pula kaum muslimin menemukan ketenangan dan ketentraman hidup serta kesucian jiwa, karena di tempat ini dilaksanakan forum forum terhormat (Dyayadi, 2008) Masjid merupakan suatu wadah atau institusi yang paling penting untuk membina masyarakat Islam. Kesatuan dan persatuan umat Islam ditumbuhkembangkan. Seluruh strata sosial bertemu baik miskin maupun kaya, baik pejabat maupun rakyat, mereka bertemu dalam derajat dan status yang sama sebagai hamba Allah SWT. Sebab bagi Allah SWT, yang paling terhormat di antara manusia bukan diukut dari status sosial namun seseorang diukur dari ketakwaannya. Pengertian kawasan Kawasan merupakan bagian dari kota yang berukuran medium sampai besar tersusun seperti mempunyai luas dan dimensi dan para pengamat secara mental merasakan berada di serta dikenal memiliki beberapa kesamaan atau karakter identitas tertentu. Dengan kata lain, kawasan merupakan suatu kesatuan ruang atau wilayah yang besarannya ditentukan berdasarkan fungsi yang dimiliki atau karena terdapat suatu ciri khas tertentu yang dimiliki pada wilayah tersebut (Liynch, 1960). Permukiman Islam Menurut Muhammad Djarot, 1986 (dalam Suprapti, 1997) mengemukakan tentang permukiman Islam. Pandangan Islam menyebutkan bahwa permukiman merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan makna Islam dalam kenyataan. Masyarakat Islam memerlukan tempat yang dapat menunjukkan keberadaan, makna, fungsi, status, dan hasil konkrit dari usahanya sendiri. Permukiman Islam disebut juga Darussalam berarti permukiman yang dapat menimbulkan kesejahteraan dan keselamatan karena rasa patuh pemukimnya melakukan hukum Islam. Sarana dan prasarana Undang Undang No 4 Tahun 1992 (Pasal 1) mendefenisikan fasilitas menjadi istilah prasarana lingkungan. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman lingkungan dapat perfungsi sebagaimana mestinya. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk menyelenggarakan pengembangan kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya. METODE PENELITIAN Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 749-755 752

Penelitian kegiatan Islami di Kampung Kauman Kota Semarang menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena penelitian ini difokuskan pada upaya mengidentifikasi kondisi di lapangan dengan memperhatikan juga aspekaspek lainnya seperti opini dan teori yang meliputi kajian kegiatan Islami di Kampung Kauman, kajian Kampung Kauman sebagai kawasan Islami dan kajian terhadap pengaruh kawasan sekitar terhadap Kampung Kauman. Pendekatan ini berusaha menguraikan fenomena yang terjadi di lapangan dalam bentuk deskriptif. Walaupun dilakukan tanpa pengukuran yang baku pasti, sasaran dalam penelitian ini tetap mengacu pada teori tertentu. Penelitian ini dibatasi oleh variabelvariabel tertentu yakni hanya dengan memahami kondisi kondisi yang ada di Kampung Kauman. Selain itu, pada penelitian ini juga didasari pada variabel dasar yang ada dari teori yang sudah ada seperti teori mengenai kegiatan Islami dan sistem kegiatan Islami, sehingga nantinya penelitian yang dilakukan sudah memiliki landasan dan arahan dalam proses kajiannya. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu pengambilan sample yang tidak dapat ditentukan jumlah sample karena disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Adapun pemilihan narasumber dengan menggunakan teknik Snowballing Sampling, yaitu dengan menentukan key person yang kemudian akan memberikan rekomendasi ke informan sesuai dengan kebutuhan informasi. TEMUAN PENELITIAN Kegiatan Islami di Kampung Kauman Kegiatan Islami mengikut Rukun Islam berpusat di Masjid Agung Semarang. Kegiatan umumnya dilaksanakan oleh Takmir Masjid Agung Semarang dan berlangsungnya kegiatan Islami sesuai dengan tradisi yang ada sejak turun temurun tetap berlangsung. Begitu pula halnya kegiatan Islami tahunan berpusat di Masjid Agung Semarang, namun ada pula yang berlangsung di musholla musholla, berlangsung sekali setahun mengikut kalender Islam (Hijriyah). Kegiatan tahunan ini diselenggarakan oleh Takmir Masjid Agung Semarang diikuti oleh masyarakat Kampung Kauman maupun masyarakat luar Kampung Kauman dan berlangsung beragam mengikut peringatannya. Kegiatan Islami lainnya juga berpusat di Masjid Agung Semarang, kegiatan pengajian berlangsung sekali seminggu, namun kegiatan khitan dan kursus pemandian jenazah dilaksanakan dalam waktu yang tidak dapat diprediksi, kegiatan diselenggarakan Takmir Masjid Agung Semarang, diikuti oleh masyarakat Kampung Kauman dan luar Kampung Kauman, berlangsung dengan baik mengikuti ketentuan tradisi yang ada sejak turun temurun. Begitu pula halnya pengajian yang mana materi pengajiannya berupa ilmu Tafsir, Hadist, Tauhid, Fiqih, Tasawwuf dan sebagainya. Kegiatan Penyebaran/Pengetahuan tentang Agama Islam di Kampung Kauman Berlangsungnya kegiatan penyebaran/pengetahuan tentang Agama Islam di Kampung Kauman sudah ada sejak dulu melalui PPPA Raudhathul Qur an yang tertua, kemudian diikuti dengan munculnya Yayasan Madrasah Badan Wakaf pada tahun 1953 yang melahirkan sekolah Islam yang bernama Sekolah Dasar Sultan Agung. Begitu pula dengan Lembaga Pendidikan Ma arif Nahdlatul Ulama 1957 melahirkan sekolah Islam yang bernama Sekolah Dasar Islam Nahdlatul Ulama dan Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama. Kemudian pada tahun 1972 muncul PPPA Tahhafudul Qur an. Terakhir Yayasan Al Iman pada tahun 1983 yang melahirkan sekolah Islam yang bernama Sekolah Dasar Islam Al Iman. Kesemua sekolah dan pesantren di Kampung Kauman ini masih eksis sampai saat ini baik itu dibidang Tafsir, Hadist, Tauhid, Fiqih, Tasawwuf dan sebagainya. Jika dikaitkan dengan pengaruh sekitar, maka rumusan tema utama adalah Kampung Kauman masih giat menyebarkan ajaran Agama Islam seiring perkembangan zaman. Itu artinya rumusan kajian kegiatan penyebaran/pengetahuan tentang Agama Islam di Kampung Kauman bahwa masih giat menyebarkan ajaran Agama Islam baik itu Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 749-755 753

dibidang Tafsir, Hadist, Tauhid, Fiqih, Tasawwuf dan sebagainya seiring perkembangan zaman. Kelembagaan Kegiatan Islami di Kampung Kauman Kelembagaan kegiatan Islami yang berupa pengajian di Kampung Kauman terus berlangsung dan didukung dengan adanya kelompok pengajian dalam menampung kegiatan Islami. Kegiatan kegiatan pengajian yang sifatnya umum maupun tersendiri mengikut golongan umur, dan berbagai kepentingan tersebut diwadahi dengan adanya kelompok pengajian Kauman yang telah ada sejak tahun 1970. Itu artinya Pengajian di Kampung Kauman terus berlangsung dan didukung dengan adanya kelompok pengajian dalam menampung kegiatan Islami. Pengaruh Kawasan Sekitar Kampung Kauman Terhadap Keberlangsungan Kegiatan Islami Kajian pengaruh kawasan sekitar Kampung Kauman terhadap keberlangsungan Kegiatan Islami diketahui bahwa Kegiatan islami Kampung Kauman yang berhubungan langsung dengan kawasan perdagangan dan jasa Johar karena letaknya yang berdekatan, tidak terpengaruh oleh adanya kegiatan perdagangan dan jasa kawasan Johar. Bahkan dengan adanya kawasan perdagangan dan jasa Johar, Kegiatan Islami Kampung Kauman menjadi lebih beragam yang dibuktikaan dengan adanya Pengajian Ahad Pagi yang dibentuk oleh para pedagang kawasan perdagangan Johar bekerjasama dengan Masyarakat Kampung Kauman. Dengan temuan keberlangsungan kegiatan islami ini, diharapkan Kampung Kauman dapat dipertahankan. KESIMPULAN & SARAN Kesimpulan Kegiatan Islami di Kampung Kauman berlangsung sebagai tradisi yang ada sejak turun temurun. Tradisi tersebut didukung oleh lembaga lembaga Islami yang mewadahi kegiatan tersebut. Hal ini menjadikan Kampung Kauman sebagai kawasan yang unik dengan nilai sejarah dan sosial budaya yang ditunjukan dengan kegiatan islami masyarakat yang masih bertahan dari dulu hingga sekarang dan masih mempunyai sifat kekaumanan yang kuat. Kegiatan Islami umumnya dilaksanakan oleh Takmir Masjid Agung Semarang dan berlangsungnya berpusat di Masjid Agung Semarang. Namun ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan di musholla musholla dan dirumah rumah warga. Penyebaran Agama Islam sering dilakukan seiring perkembangan zaman, baik itu dibidang Tafsir, Hadist, Tauhid, Fiqih, Tasawwuf dan sebagainya dengan difasilitasi/didukung adanya berbagai sarana penunjang yang berupa pondok pesantren, lembaga pendidikan maupun yayasanyayasan. Kegiatan Islami didukung permukiman sekitar dan masyarakat pengguna pasar sehingga tidak terpengaruh adanya kawasan sekitar (johar) dan menjadikan keberlangsungan kegiatan islami Kampung Kauman dapat dipertahankan. Rekomendasi Adapun rekomendasi yang dapat dijadikan masukan bagi pihak pihak yang terkait dengan Kampung Kauman sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain : 1. Pemerintah Perlu menetapkan kebijakan kebijakan dimana kampung kauman sebagai kawasan cagar budaya. Hal ini penting mengingat Kampung Kauman merupakan kawasan yang unik dengan nilai kesejarahan dan ketradisionalan yang perlu dilindungi sehingga pada nantinya kawasan tersebut dapat mempertahankan karakternya sebagai kawasan islami dan sifat ke kaumanannya. 2. Tokoh Masyarakat Perlu meningkatkan peran kelembagaan masyarakat untuk mendukung pelestarian tradisi Islami. Dalam hal ini tokoh masyarakat mempunyai peranan penting dalam menghimbau lembaga lembaga masyarakat untuk berperan aktif dalam melestarikan kegiatan/tradisi islami di Kampung Kauman. Selain itu, tokoh masyarakat bersama sama Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 749-755 754

dengan lembaga lembaga masyarakat yang ada di Kampung Kauman mampu mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam melestarikan tradisi turun temurun yang bertujuan untuk mempertahankan identitas kawasan Islami yang sudah ada di Kampung Kauman yang membedakan Kampung Kauman dengan kampung lainnya. Hal ini dikarenakan keduanya merupakan kekuatan yang dapat memberikan pengaruh kepada masyarakat. 3. Masyarakat Meningkatkan peran serta masyarakat terutama yang tinggal di Kampung Kauman dan pengguna kawasan sekitar (Pasar Johar) dalam kegiatan kegiatan Islami. Masyarakat perlu meningkatkan pemahaman dan peran serta dalam upaya mempertahankan Kampung Kauman sebagai kawasan islami. Hal ini didukung dengan adanya potensi kawasan yang mempunyai nilai sejarah dan sosial budaya sehingga perlu dilestarikan sebagai kawasan cagar budaya di Kota Semarang. Selain itu perlu kesadaran tinggi dari masyarakat terhadap pentingnya pelestarian bangunan tradisional dan nilai nilai sosial budaya serta tradisi kampung Kauman. DAFTAR PUSTAKA Amalia, Desty. 2012. Pengaruh Aktivitas Keagamaan Terhadap Ruang Publik di Kawasan Pecinan Semarang. Tugas Akhir tidak diterbitkan, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang. Dyayadi. 2008. Tata Kota Menurut Islam: Konsep Pembangunan Kota yang Ramah Lingkungan, Estetik dan Berbasis Sosial. Jakarta: Khalifa. Hendro, Eko P. 2011. Konservasi Masjid Agung Kauman Semarang Sebagai Benda Cagar Budaya. Semarang: Universitas Diponegoro. Suprapti, Atik. 1997. Kajian Pola Spatial Kampung Kauman Semarang Sebagai Suatu Place. Masterthesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Wijanarka. 2000. Ekspresi Islam dalam Rumah Tinggal Kauman Semarang dalam Proceedings Tectonic Dimention in Islamic Arcitectural Tradision in Indonesia. Jurusan UII. Yogyakarta.. 2001. Teori Desain Kawasan Besejarah: Suatu Dasar Mewujudkan Pelestarian dan Pengembangan Kawasan Bersejarah Dengan Semarang Sebagai Objek Kajian. Palangkaraya: Program Studi Teknik Arsitektur. Yunus, Hadi S. 2000. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Undang Undang No.26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Hari Besar Islam. http://www.dzikir.org/. Diakses 19 Januari 2013 Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 749-755 755