Minyak dan gas bumi merupakan sumber energi yang. tidak dapat diperbaharui. Kebutuhan minyak bumi tidak hanya



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG TATA LAKSANA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

PEDOMAN PEMBUATAN ALAT PERAGA KIMIA SEDERHANA UNTUK SMA

BAHAN AJAR SISWA PERALATAN DAN PEMANFAATAN BIOBRIKET DAN ASAP CAIR

BAB 7 PRINSIP DASAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN TEKNIS DAN TATACARA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Internet sebagai salah satu media pembelajaran sangat dibutuhkan saat ini,

RINGKASAN DISERTASI. Oleh : Sayid Syarief Fathillah NIM 06/240605/SPN/00217

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Oktober 2010 Kepala PPPTMBG LEMIGAS. Ir. Rida Mulyana, M.Sc. Proses Pembuatan Bahan Bakar Bensin dan Solar Ramah Lingkungan

KONDISI UMUM PARAMETER FISIKA PERAIRAN PULAU SEKATAP KELURAHAN DOMPAK KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Komposisi Jenis, Kerapatan, Persen Penutupan dan Luas Penutupan Lamun di Perairan Pulau Panjang Tahun

Bab 1. Manfaat penggunaan biomassa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah, misalnya tentang hal hal yang berkaitan dengan tugas perkembangan remaja

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat mendukung untuk pengembangan usaha perikanan baik perikanan

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dari Mana Datangnya Minyak Bumi

Peran dan Arti AMDAL DR. IR. RIRIEN PRIHANDARINI, MS

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Laporan Pemeriksaan Atas Penanganan Semburan Lumpur Panas Sidoarjo. Ringkasan Eksekutif

Transkripsi:

BAB PENDAHULUAN Minyak dan gas bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Kebutuhan minyak bumi tidak hanya sebagai sumber energi saja, tetapi juga sebagai bahan baku plastik, pupuk, pestisida dan bahan lain. Minyak dan gas bumi di ndonesia di temukan di berbagai cekungan sedimen yang tersebar baik di darat maupun di lepas pantai. Minyak bumi ini belum semuanya dieksploi tasi. Hal ini berkai tan," dengan eksplorasinya yang sulit karena membutuhkan banyak data dan harus dilakukan dengan seksama untuk memperoleh gambaran yang jelas sebelum dilakukan pengeboran (Russel, Sutton dan Meyers, 1976) Eksplorasi minyak bumi pada mulanya hanya mempertimbangkan data geologi dan geofisika saja. Pada dua dekade terakhir, data geokimia organik mulai dipergunakan untuk mendukung eksplorasi minyak bumi. Geokimia organik adalah ilmu yang mempelajari transformasi bahan organik akibat pengaruh makhluk hidup maupun lingkungannya selama terendapkan pada periode geologi tertentu. Selama proses pengendapannya, terdapat sebagian keeil senyawa organik 1

yang masih dapat dihubungkan dengan senyawa asalnya. Senyawa inilah yang disebut dengan biomarka. Pengkajian biomarka merupakan bagian dari pengkajian geokimia organik Biomarka dapat memberikan informasi mengenai asalusul bahan organik juga sebagai petunjuk lingkungan purba (Albrecht dan Ourisson, 1971) sehingga lebih lanjut dapat digunakan untuk korelasi antara sumur minyak dengan sumur rninyak yang lain serta sumur minyak dengan batuan sumber (Philp, 1986). nformasi rnengenai biomarka merupakan variabel penting yang apabila digabungkan dengan informasi geologi dan geofisika akan menghasilkan gambaran nyata mengenai evaluasi cekungan yang akan dieksploitasi.,. Biomarka yang ditemukan pada sedimen secara urnum dapat berupa fraksi netral, asam dan fraksi polar (Burhan, dkk., 2002). Fraksi netral dapat dipisahkan menjadi jenis alifatik, aromatik serta alkohol dan keton. Biomarka jenis alkohol seperti dinosterol merupakan petunjuk mengenai kornunitas biologis pada sistem lingkungan berair. Biomarka jenis keton seperti friedelin diternukan pada sedimen lakustrin dan rnerupakan konstituen yang ada pada kulit batang dan daun dari sejurnlah angiospermae (Hanisch, 2003). Alkohol polisiklik rnerniliki kontribusi distribusi yang hampir sarna dengan keton polisiklik pada serpih messel. Hal 2

ini menunjukkan kemungkinan kesetimbangan antara dua golongan senyawa tersebut (Albrecht dan Ourisson, 1971). Analisa biomarka didukung oleh perkembangan teknik analisa senyawa organik yaitu Kromatografi Gas-8pektrometri Massa (KG-8M). Teknik analisa ini dapat melakukan pemisahan dan identifikasi senyawa organik individu pada senyawa organik yang sangat kompleks. Pada contoh geologi, campuran kompleks dari biomarka yang diinginkan terdapat dalam konsentrasi rendah dan hanya teridentifikasi oleh KG-8M (Philp, 1986). Salah satu cekungan yang terdapat di ndonesia adalah cekungan Ombilin. Cekungan ini merupakan satu- satunya cekungan tersier antar pegunungan yang ada di ndonesia. Formasi 8angkarewang merupakan salah satu penyusun tertua cekungan Ombilin. 8edimennya terdeposit pada lingkungan danau yang stabil (Gunther, 1876 dan Musper, 1935). Keberadaan sedimen danau ini sangat kaya akan sumber hidrokarbon yang belum ditemukan, sebab batuan lingkungan danau dikenal sebagai batuan sumber minyak burni yang bai k yang beberapa cekungan lain yang ada di dunia (Fouch, 1983). Formasi ini pernah dieksplorasi oleh PT. Caltex Pasific ndonesia dalam usaha pencarian rninyak dan gas burni, saat itu belum dikaji aspek geokimianya sehingga evaluasi sedimen untuk menetapkan formasi Sangkarewang 3

sebagai batuan sumber minyak bumi terutama secara geokimia tidak ada, dan belum dilaporkan profil biomarka alkohol dan ketonnya. Sedimen formasi Sangkarewang diduga merupakan batuan sumber yang potensial minyak bumi dan akan memiliki biomarka jenis alkohol dan keton. Hal ini dikarenakan sedimennya merupakan sedimen danau, dimana pada lingkungan danau terdapat kontribusi tanaman tingkat tinggi serta organisme aquatik dan lingkungan beroksigen yang merupakan sumber biomarka alkohol dan keton ( Apriyani, 2000). Peneli tian ini mengungkapkan potensi batuan sumber dari tujuh titik pada formasi Sangkarewang berdasarkan data Toe dan analisa pirolisis. Dua titik yang memiliki persen karbon organik total (% TOe) yang tinggi akan di kaji biomarkanya, khususnya biomarka alkohol dan keton melalui analisa dengan menggunakan KG-SM. Data biomarka tersebut,, digunakan untuk mengetahui asal-usul lingkungan pengendapan, kondisi lingkungan pengendapan dan organisme yang berperan selama proses pengendapan. Data-data tersebut dapat digunakan sebagai bagian yang menunjang penerapan geokimia organik dalam mengoptimalkan eksplorasi sumber minyak dan gas bumi pada formasi Sangkarewang. 4