KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT



dokumen-dokumen yang mirip
1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam:

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam:

Materi-3 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. -

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. -

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

Analog to Digital Converter (ADC)

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Tujuan Belajar 1. Peserta mengetahui definisi, representasi matematis, dan pengertian dasar tentang sinyal, sistem, dan pemrosesan sinyal

Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1

PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi.

SIMULASI KONVERTER A/D DELTA-SIGMA TINGKAT-1 DENGAN MENGGUNAKAN SIMULINK MATLAB

TEORI ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan

MODUL 4 SAMPLING SINYAL

1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut. 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada

SINYAL DAN SISTEM DALAM KEHIDUPAN

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL

Pengolahan Sinyal Elektronik (PENDAHULUAN)

Investigasi Terhadap Kemampuan 2 Tipe ADC

SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

Elektronika Lanjut. Sensor Digital. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sistem Kontrol Digital

2.1. Filter. Gambar 1. Bagian dasar konverter analog ke digital

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa

MODUL 2 PEMBANGKITKAN SINYAL

SIGNAL & SPECTRUM O L E H : G U TA M A I N D R A. Rangkaian Elektrik Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik 2017

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan.

DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter

ANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 4230

1. Pendahuluan. 2. Tujuan. 3. Gambaran Disain. MODUL 2 Codec dan Sampling

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Fritz Bauer, yang menerapkan

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

Control II ( ADC DAC)

Gambar 3. 1 Diagram blok system digital

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

ADC dan DAC Rudi Susanto

MODUL 4 SAMPLING DAN ALIASING

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

MODULASI DELTA ADAPTIF

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.

Bab 2 Pengenalan Tentang Sistem

2. Sinyal Waktu-Diskret dan Sistemnya

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh

RANGKAIAN DIGITAL TO ANALOG CONVERTER (DAC) DAN ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

Sistem Multimedia. Materi : Audio/Suara

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB I PENGENALAN KONSEP DIGITAL

Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 2 Penjamakan Digital

ENCODING DAN TRANSMISI. Budhi Irawan, S.Si, M.T

CONVERSION. 1. Analog To Digital Converter 2. Digital To Analog Converter 3. Voltage to Frequency 4. Current To Pneumatic

BAB I PENDULUAN 1.1 Pengertian Digital

Teknologi Multimedia. Suara dan Audio

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

DTG2F3. Sistem Komunikasi. Siskom Digital ADC, SOURCE CODING, MULTIPLEXING. By : Dwi Andi Nurmantris

MODUL. Nyquist dan Efek Aliasing, dan Transformasi Fourier Diskrit

Pengukuran Teknik STT Mandala 2014

SINYAL & RANGKAIAN DIGITAL

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

Analisis Sinusoida. Dibuat Oleh : Danny Kurnianto Diedit oleh : Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

BAB 2 LANDASAN TEORI. input mengendalikan suatu sumber daya untuk menghasilkan output yang dapat

PRINSIP UMUM. Bagian dari komunikasi. Bentuk gelombang sinyal analog sebagai fungsi waktu

SINYAL. Adri Priadana ilkomadri.com

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

Modul #10 ADC / PCM. Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Departemen Teknik Elektro - Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung 2007

BAB III METODE PENELITIAN

Praktikum Pengolahan Sinyal Analog to Digital Converter Modul 2

Beberapa istilah dalam ADC

ADC ( Analog To Digital Converter Converter konversi analog ke digital ADC (Analog To Digital Convertion) Analog To Digital Converter (ADC)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

AUDIO DIGITAL. Kualitas Audio Digital. Kualitas Audio ditentukan oleh Sample rate dan Bit Rate. Sample Rate

Modulasi Digital. Levy Olivia Nur, MT

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz

SOAL UAS PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL WADARMAN JAYA TELAUMBANUA

REPRESENTASI ISYARAT ISYARAT FOURIER

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK)

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER IV TH 2010/2011

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 1 ISYARAT DAN SISTEM

Komunikasi Data POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA. Lecturer: Sesi 5 Data dan Sinyal. Jurusan Teknik Komputer Program Studi D3 Teknik Komputer

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

Tujuan dari Bab ini:

Kelebihan pada sinyal sistem digital Signal digital memiliki kelebihan dibanding signal analog; yang meliputi :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB II LANDASAN TEORI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Transkripsi:

KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT

Sinyal Sinusoidal Waktu Kontinyu T=/F A A cos X Acos Ft a 0 t t Sinyal dasar Eksponensial dng α imajiner X Ae a j t Ω = πf adalah frekuensi dalam rad/s F = frekuensi dalam putaran per detik (Hz) A= Amplitudo sinusoida θ = fase dalam radian

Sinyal Sinusoida Waktu-Diskrit A 0 n n A n X cos n -A Dimana ω = πf frekuensi ( radian / cuplikan f = putaran per cuplikan phasa(radian) )

Typical real time DSP System x(t) Input filter ADC with sample & hold x(n) y(n) y(t) Digital Prosesor DAC Output filter

Analog to Digital converter x a t x n x q n Pencuplikan Kuantisasi Pengkodeaan 00.. x a t xn Sinyal Analog Sinyal Waktu Diskrit Sinyal Terkuantisasi Sinyal Digital

Proses Analog to Digital Conversion LPF Sample & Hold Quantizer Encoder X(t) Analog input F B Logic Circuit X(n) Digital output code Tiga tipe identifikasi : Sinyal input analog : Sinyal kontinyu dalam fungsi waktu dan amplitudo. Sinyal di-sample : Amplitudo Sinyal kontinyu didefinisikan sebagai titik diskrit dalam waktu. Sinyal digital : dimana x(n),untuk n=0,,,.sinyal dalam sumbu titik diskrit dalam waktu dan masing-masing titik akan dihasilkan nilai B.

Proses Konversi Analog ke Digital. Pencuplikan ( Sampling) : konversi sinyal analog ke dalam sinyal amplitudo kontinyu waktu diskrit.. Kuantisasi : konversi masing-masing amplitudo kontinyu waktu diskrit dari sinyal sampel dikuantisasi dalam level B, dimana B adalah jumlah bit yang digunakan dalam Analog to Digital Conversion (ADC). 3. Pengkodean : Setiap sinyal amplitudo diskrit yang dikuantisasi direprentasikan kedalam suatu barisan bilangan biner dari masing-masing bit.

Pencuplikan Sinyal Analog Pencuplikan periodik atau seragam: x(n)=x a (nt), -~< n< ~ Fs=/T, t=nt=n/fs Sinyal analog X a (t) Fs=/T X(n)=X a (nt) Sinyal waktu diskrit X a (t) Pencuplikan X(n) X a (t) X(n)=X a (nt) 0 t 0 3 4 5 6 7 8 9 0 n

Sinyal Sinusoida analog : Xa(t) = A Cos (Ft + ) Pencuplikan periodik dengan laju Fs=/T (cuplikan per sekon ) : nt X n ACos FnT X a X n nf ACos Fs Hubungan frekuensi (F) sinyal analog dan frekuensi (f) untuk sinyal diskrit: f =F/Fs ekuivalen : = T f = Frekuensi relatif atau ternormalisasi < F < ~ < < ~

Hubungan Variabel Frekuensi Sinyal waktu kontinu = F (Rad/sekon) =T, f = F/Fs Sinyal waktu diskrit = f (Rad/cuplikan) - -/ f / < < ~ < F < = /T, F = f.fs - /T /T - Fs/ F Fs/

Pemakaian hubungan-hubungan frekuensi dicontohkan dengan dua sinyal analog berikut : X (t) = cos 0πt X (t) = cos 00πt a. Tentukan frekuensi kedua sinyal tersebut. b. Tentukan fungsi sinyal diskrit bila dicuplik dengan laju Fs = 40 Hz Note: cos (π ± a) = cos a sin (π + a) = sin a sin (π - a) = -sin a

x x F x x s (t) (t) (n) cos[(0)t] cos[(50)t] 40Hz (n) cos[ 0 40 n] F F 0Hz 50 Hz cos( n) 50 5 cos[ n] cos( n) 40 cos( )n cos(n n) x (n) identik dengan x (n) 90 Hz, 30 Hz,. juga alias 0 Hz cos( n) x (n) F (50 Hz) = alias dari F (0 Hz)

TEOREMA PENCUPLIKAN ( SAMPLING ) Sinyal Analog : Xa(t) dapat diperoleh kembali dari nilai cuplikan dengan fungsi interpolasi : X a X t a t n n X a X a n F s g t dimana :Fmax = B, Laju cuplikan Fs > Fmax (B), n F s n sin B t n / B B Bt n / B g t sin Bt Bt Jika Xa(n/Fs) = Xa(nT) X(n), cuplikan minimum Fs = B, maka: Laju pencuplikan : F N = B = F max = Laju Nyquist

Syarat Nyquist untuk menjamin bahwa seluruh komponen sinusoida sinyal analog menjadi sinyal diskrit adalah Fs Fmax(analog) Apabila tidak terpenuhi maka akan terjadi aliasing.

Frekuensi Alias Misal ada sinal analog : x (t) = A sin (0) t x (t) = A sin (50) t Kedua sinyal dicuplik dengan laju F s = 40 Hz, sehingga sinyal digital (waktu-diskrit) masing-masing: x (n) = A sin (0/40)n = sin (/) n x (n) = A sin (50/40)n = sin (5/) n

Karena : sin (5/) n = sin (n + n/ ) = sin n/ Maka : Sinyal analog pers (a) dan (b) setelah dicuplik dgn frekuensi F s = 40 Hz akan menghasilkan digital yg sama, sehingga frekuensi sinyal analog x (t) merupakan alias dari x (t), jadi frekuensi alias terjadi jika : F k = F 0 + k F s Dengan : k = ±,±, F k = frekuensi sinyal analog ke k F 0 = frekuensi sinyal analog ke dasar F s = frekuensi sampling

k kf F ) 8 ( 8 7 F Hz F Hz 8 7 F Hz 8 F s s Ilustrasi Pengaliasan pencuplikan yang sama pada sinyal dengan frekuensi berbeda.

Contoh Dari sinyal analog berikut, X a (t)= 3 cos 00πt a) Tentukan laju pencuplikan minimum yang dibutuhkan untuk menghindari pengaliasan. b) Andaikan sinyal tersebut dicuplik dengan laju Fs=00Hz. Berapa sinyal waktu-diskrit yang diperoleh sesudah pencuplikan. c) Andaikan sinyal tersebut dicuplik dengan laju Fs=75Hz. Berapa sinyal waktu-diskrit yang diperoleh sesudah pencuplikan. d) Berdasarkan hasil sinyal diskrit soal c, Berapa frekuensi dan fungsi dari sinyal sinusoidal berdasar hasil cuplikan Fs=75 Hz.

Penyelesaian: a) F = 50 Hz dengan F s minimum = 00 Hz b) 00 x(n) 3cos n 3cos n 00 c) 00 4 x( n) 3cos n 3cos n 3cos( ) n 75 3 3 d) x ( n) 3cos( ) n 3cos( ) n f 3 3 3 Fo f Fo f Fs (75) 5 Hz F 3 F k s F o kf s 5 k(75) k,, 3cos( 3 ) n Fs 75 0 F 37,5 F Fo 5 Hz

Contoh Sinyal Analog : X a (t) = 3 cos 000t + 5 sin 6000t + 0 cos 000t a) Berapa laju Nyquist? b) Jika laju pencuplikan Fs = 5000 cuplikan/detik. Berapa sinyal waktu diskrit yang diperoleh setelah pencuplikan? c) Berapa sinyal analog yang dapat dibentuk ulang dengan Fs=5000cuplikan/detik

Penyelesaian: a) b) F khz F 3kHz F 6 khz 3 B Fmaks 6kHz F N B khz 000 6000 000 x( n) 3cos n 5sin n 0cos n 5000 5000 5000 3 6 3cos( ) n 5sin( ) n 0 cos( ) n 5 5 5 x( n) 3cos[ ( ) n] 5sin[ ( ) n] 0 cos[ ( ) n] 5 5 5 x( n) 3cos[ ( ) n] 5sin[ ( ) n] 0 cos[ ( ) n] 5 5 5 x( n) 3cos[ ( ) n] 5sin[ ( ) n] 0 cos[ ( ) n] 5 5 5 x( n) 3cos[ ( ) n] 5sin[ ( ) n] 5 5 c) ( t) 3cos(000 t) 5sin(4000 t) y a

Kuantisasi Sinyal Amplitudo-Kontinyu KUANTISASI : Proses pengkonversian suatu sinyal amplitudo-kontinu waktu diskrit menjadi sinyal digital dengan menyatakan setiap nilai cuplikan sebagai suatu angka digit, dinyatakan dengan : X q n n X(n) merupakan hasil pencuplikan, Q[X(n)] merupakan proses kuantisasi Q X X q ( n) merupakan deret cuplikan terkuantisasi

Pada sinyal digital, sinyal diskrit hasil proses sampling diolah lebih lanjut. Sinyal hasil sampling dibandingkan dengan beberapa nilai threshold tertentu sesuai dengan level-level digital yang dikehendaki. Apabila suatu nilai sampel yang didapatkan memiliki nilai yang lebih tinggi dari sebuah threshold, maka nilai digitalnya ditetapkan mengikuti nilai integer diatasnya, tetapi apabila nilainya lebih rendah dari threshold ditetapkan nilainya mengikuti nilai integer dibawahnya. Proses ini dikenal sebagai kuantisasi dalan ADC.

KESALAHAN KUANTISASI (Error Kuantisasi eq(n) ) Diperoleh dari kesalahan yang ditampilkan oleh sinyal bernilai kontinu dengan himpunan tingkat nilai diskrit berhingga. Secara matematis, merupakan deret dari selisih nilai terkuantisasi dengan nilai cuplikan yang sebenarnya. e q (n) = X q (n) X (n)

Amplitudo KUANTISASI SINYAL SINUSOIDA 4 3 0 - - -3 Cuplikan Terkuantisasi X q (nt) Sampel analog Aslinya Xa(t) Sampel Terkuantisasi Diskritsasi waktu Diskritsasi amplitudo Tingkat kuantisasi Langkah kuantisasi Interval Pengkuanti sasi -4 0 T T 3T 4T 5T 6T 7T 8T 9T t

,0 0,8 0,6 0,4 0, X(n)=0,9 n Xa(t)=0,9 t,0 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0, 0, 0 3 4 5 6 7 8 T X a (t)=0,9 t X q (n) T=s 0 3 4 5 6 7 8 n n Tingk. Kuantisasi L=jml tingkatan kuantisasi Langkah kuantisasi X max X L min

Tabel Ilustrasi Numerik kuantisasi dengan digit n X(n) Sinyal diskrit Xq(n) (bulat ke bawah) Xq(n) (bulat ke atas) eq(n)=xq(n)-x(n) (bulat ke atas) 0.0.0 0.0 0.9 0.9 0.9 0.0 0.8 0.8 0.8-0.0 3 0.79 0.7 0.7-0.09 4 0.656 0.6 0.7 0.439 5 0.59049 0.5 0.6 0.0095 6 0.5344 0.5 0.5-0.0344 7 0.478969 0.4 0.5 0.003 8 0.430467 0.4 0.4-0.030467 9 0.38740489 0.3 0.4 0.05795

Persamaan Sinyal Sinusoida analog : t X a Acos 0 t Daya Kesalahan Kuadrat Rata-rata P q dt P q 0 e q t e q t / t, dim ana t Karena :, maka : P q t dt 0 menunjukkan waktu X a (t) berada dalam tingkatan kuantisasi Jika Pengkuantisasian b bit dan interval keseluruhan A, maka langkah kuantisasi : = A/ b. A P q b / 3 Daya rata-rata sinyal Xa(t) : P x A cos 0t T T p 0 dt A

Galat Kuantisasi Eq(t) penentu Daya Kesalahan Pq e q (t) / / - -/ 0 t - 0 t Signal Quantitation to Noise Ratio ( SQNR ) : nilai kualitas keluaran ADC yang ditentukan oleh Rasio daya sinyal terhadap daya kebisingan (noise). SQNR P P x q 3. b db 0log0 SQNR,76 6. b SQNR 0

Rumus SQNR(dB) menunjukkan bahwa nilai ini bertambah kira-kira 6dB untuk setiap bit yang ditambahkan kepada panjang kata. Contoh pada proses CD recorder menggunakan Fs = 44, Khz dan resolusi sampling 6 bit, yang menyatakan SQNR lebih dari 96 db. Semakin tinggi nilai SQNR --- semakin baik proses konversi dari ADC tersebut.

Pengkodean Setiap sinyal amplitudo diskrit yang dikuantisasi direprentasikan kedalam suatu barisan bilangan biner dari masing-masing bit. Sinyal digital yang dihasilkan ADC berupa bilangan basis (0 dan ). Idealnya output sinyal tersebut harus dapat merepresentasikan kuantitas sinyal analog yang diterjemahkannya. Representasi ini akan semakin baik ketika ADC semakin sensitif terhadap perubahan nilai sinyal analog yang masuk. 3

Jika nilai 0-5 volt dapat diubah menjadi digital dengan skala volt, artinya rentang nilai digital yang diperoleh berupa 6 tahap (dari 0 bertahap naik volt hingga nilai 5 atau setara dengan 0000 atau ). Tahapan sejumlah ini dapat diperoleh dengan membuat rangkaian ADC 4bit (karena jumlah bit (n) merepresentasikan n nilai skala, sehingga 4 =6 skala). Misal kita ingin menaikan jumlah bit menjadi 8, maka nilai 0-5 volt dapat di representasikan oleh 8 (56) skala atau setara dengan skala 6.5mV, Hasilnya rangkaian semakin sensitif terhadap perubahan sinyal analog yang terbaca. Jadi, dapat disimpulkan semakin besar jumlah bit,maka semakin sensitif atau semakin tinggi resolusi rangkaian ADC.

RESOLUSI Adalah jumlah bit output pada ADC. Sebuah rentang sinyal analog dapat dinyatakan dalam kode bilangan digital. Sebuah sinyal analog dalam rentang 6 skala (4 bit) adalah lebih baik resolusinya dibanding membaginya dalam rentang 8 skala (3 bit). Besar resolusi sebanding n. Semakin besar jumlah bit, resolusi akan semakin bagus.

Contoh pada ADC 0804 Untuk operasi normal, menggunakan Vcc = +5 Volt sebagai tegangan referensi. Dalam hal ini jangkauan masukan analog mulai dari 0 Volt sampai 5 Volt (skala penuh), karena IC ini adalah SAC 8-bit, resolusinya akan sama dengan : Resolusi 5 tegangan Volt 55 skala n 9,6 mvolt penuh Artinya : setiap kenaikan bit, kenaikan tegangan yang dikonversi sebesar 9,6 mvolt 34

TUGAS Diketahui sebuah sinyal analog x a (t) = 3 cos (50 t) + 0 sin(300 t) - cos (00 t) a) Tentukan laju pencuplikan minimum yang dibutuhkan untuk menghindari pengaliasan b) Bila sinyal tersebut dicuplik dengan laju 00 pencuplikan/sekon, berapa sinyal waktu diskrit yang diperoleh sesudah pencuplikan c) Bila sinyal tersebut dicuplik dengan laju 00 pencuplikan/sekon, berapa sinyal waktu diskrit yang diperoleh sesudah pencuplikan