Pasar Uang Antar Bank

dokumen-dokumen yang mirip
No. 14/ 1 /DPM Jakarta, 4 Januari Maret SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

No. 9/7/DPM Jakarta, 30 Maret 2007 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM. Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Portofolio Obligasi Pemerintah bagi Bank Umum Peserta Program Rekapitalisasi

No. 17/10/DKMP Jakarta, 29 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/5/PBI/2007 TENTANG PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kembali Peraturan Bank Indonesi

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/4/PBI/2015 TENTANG PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sistem Pembayaran Non Tunai

Instrumen Pasar Uang Antar Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Likuiditas Rupiah. Laporan Berkala

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Komite Perbankan Syariah

No. 14/ 2 /DPM Jakarta, 4 Januari 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri oleh Bank Umum

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Sertifikasi Manajemen Risiko

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR. 13/ 8 /PBI/2011 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 14/ 3 /DPM Jakarta, 4 Januari 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Rupiah Fasilitas Likuiditas Intrahari, Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek, Fasilitas Pembiayaan Darurat

No. 17/28/DKMP Jakarta, 20 Oktober 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 9 /PBI/2000 TENTANG SERTIFIKAT WADIAH BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 8 /PBI/2000 TENTANG PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 10/16/DPM Jakarta, 31 Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR. 13/ 8 /PBI/2011 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/ 10 /PBI/2005 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

Sistem Pembayaran Non Tunai

Likuiditas Valuta Asing

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Rupiah Fasilitas Likuiditas Intrahari, Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek, Fasilitas Pembiayaan Darurat

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/ 11 /PBI/2008 TENTANG SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/7/PBI/2004 TENTANG SERTIFIKAT WADIAH BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/16/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/2/PBI/2007 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Pembayaran Transaksi Impor

Sistem Pembayaran Non Tunai

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Komite Perbankan Syariah

GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. BANK UMUM. SBI Syariah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4835)

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Perusahaan Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta Asing

No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/ 7 /PBI/2000 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/11/PBI/1999

Likuiditas Valuta Asing

BANK INDONESIA No. 2/21/DPM Jakarta, 30 Oktober S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

No.6/9/DPM Jakarta, 16 Februari S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No.11/ 17 /DPM Jakarta, 7 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

Sistem Pembayaran Non Tunai

I. PERUBAHAN BEBERAPA KETENTUAN A. Ketentuan dalam angka I diubah sehingga keseluruhan angka I berbunyi sebagai berikut:

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/12/ PBI/ 2014 TENTANG OPERASI MONETER SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/40/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/ 7/PADG/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/29/PBI/2009 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/11/PBI/2016 TENTANG PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PENYEDIAAN DANA OLEH BANK YANG DIJAMIN BANK LAIN GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 18/11/DEKS Jakarta, 12 Mei Transaksi Lindung Nilai Berdasarkan Prinsip Syariah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/5/PBI/2018 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 10/17/DPM Jakarta, 31 Maret Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

No. 17/45/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

Likuiditas Valuta Asing

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/7/PADG/2018 TENTANG KEPESERTAAN OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/ 2 /PBI/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sistem Pembayaran Non Tunai

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/17/PBI/2008 TENTANG PRODUK BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/1/PBI/2005 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/3/PBI/2003 TENTANG FASILITAS PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/7/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI BANK KEPADA BANK INDONESIA DALAM RANGKA BILATERAL CURRENCY SWAP ARRANGEMENT

No. 11/8/DPM Jakarta, 27 Maret Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

No.7/37/DPM Jakarta, 8 Agustus S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/24/PBI/2009 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

-2- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/2/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 9/ 25 /DASP Jakarta, 9 November 2007 S U R A T E D A R A N

Liabilitas dan Modal. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

No. 17/43/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG POSISI DEVISA NETO BANK UMUM DIREKSI BANK INDONESIA,

No. 17/42/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

Transkripsi:

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Rupiah Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra Murniadi Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul Siti Astiyah Wahyu Yuwana Hidayat Komala Dewi Wirza Ayu Novriana Riska Rosdiana Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral (PRES) Bank Indonesia Telp: 021-29817321 Fax: 021-2311580 email: PRES@bi.go.id Hak Cipta 2013, Bank Indonesia 2013

DAFTAR ISI Paragraf Halaman Daftar Isi Rekam Jejak Regulasi Dasar Hukum Regulasi Terkait Regulasi Bank Indonesia Hal. i Hal. ii Hal. iii Hal. iii Hal. iii Pasar Uang dan Penempatan Dana Antar Bank Par. 1 3 Hal. 1 2 Berdasarkan Prinsip Syariah Ketentuan Umum Par. 4 Hal. 3 Peserta PUAS Par. 5 7 Hal. 3 4 Instrumen dan Transaksi PUAS Par. 8 11 Hal. 4 6 Pelaporan Par. 12 Hal. 6 Sanksi Par. 13 14 Hal. 6 i

Rekam Jejak Regulasi 14/1/DPM 2012-14/2/DPM 2012 perihal Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank - 14/3/ DPM 2012 perihal Sertifikat Perdagangan Komoditi Berdasarkan Prinsip Syariah Antar Bank Perubahan atas PBI No. tentang Berdasarkan Prinsip Syariah Pasal 1, 2, 2A, 2B, 6, 8, 11A 9/7/DPM 2007 Berdasarkan Prinsip Syariah 7/26/PBI/2005 Perubahan atas PBI No. 2/8/PBI/2000 tentang Berdasarkan Prinsip Syariah 21/32/UPG 1988 2/8/PBI/2000 Berdasarkan Prinsip Syariah 21/55/KEP/DIR/1988 Pasar Uang Dan Penempatan Dana Antar Bank 18/3/UPUM 1985 Jangka Waktu SPBU dan Batas Maksimum Pinjaman antar Bank 16/5/UPUM 1983 Laporan Tansaksi Call Money antar Bank 7/13/UPUM 1974 6/22/UPUM 1974 Keterangan : Diubah Dicabut Terkait PBI Masih Berlaku PBI Tidak Berlaku Masih Berlaku Tidak Berlaku Regulasi Terkait ii

Dasar Hukum : - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 - Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara - Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang - Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Regulasi Terkait : - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/2/DPM 2012 perihal Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/3/ DPM 2012 perihal Sertifikat Perdagangan Komoditi Berdasarkan Prinsip Syariah Antar Bank Regulasi Bank Indonesia : - Peraturan Bank Indonesia Nomor Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor Tentang Berdasarkan Prinsip Syariah - Peraturan Bank Indonesia Nomor Tentang Berdasarkan Prinsip Syariah - Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 21/55/KEP/DIR/1988 tentang Pasar Uang Dan Penempatan Dana Antar Bank - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/1/DPM 2012 perihal Berdasarkan Prinsip Syariah - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 21/32/UPG 1998 perihal Pasar Uang Dan Penempatan Dana Antar Bank iii

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Moneter Likuiditas Rupiah Pasar Uang Dan Penempatan Dana Antar Bank 1 Pasal 1 21/55/KEP/DIR/1988 Ayat (1) (2) 21/32/UPG 1988 Romawi I No. 2 Pasal 1 21/55/KEP/DIR/1988 Ayat (4) 1. Bank adalah bank umum, bank pembangunan, dan bank tabungan sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang tentang Perbankan. 2. Dana antar bank adalah dana yang bersumber dari pasar uang antar bank dan penempatan dana dari bank lain. 3. Pasar uang antar bank adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya. 4. Lalu lintas dana antar bank dapat dilakukan pula melalui penempatan dana dalam bentuk simpanan suatu bank pada bank lain. 5. Penempatan dana dari bank lain adalah simpanan suatu bank kepada bank lainnya. 2 Pasal 2 21/55/KEP/DIR/1988 21/32/UPG 1988 Romawi I No. 4 3 Pasal 3 21/55/KEP/DIR/1988 21/32/UPG 1988 Romawi II Dana antar bank yang diatur dalam ketentuan ini adalah dalam rupiah. Batas penggunaan dana antar bank diserahkan kepada kebijakan masing masing bank. Tata cara penyelenggaraan pasar uang dan penempatan dana antar bank diatur sebagai berikut : A. Pasar uang antar bank melalui perhitungan kliring 1. Transaksi melalui kliring penyerahan 1.1. Bank yang meminjamkan berkewajiban untuk : a. Menyerahkan nota kredit untuk untung peserta yang menerima pinjaman sejumlah transaksi yang disetujui oleh pihak yang bersangkutan. b. Memperhitungkan nota kredit tersebut sebagai bagian dari nota kredit yang diserahkan dalam kliring penyerahan. 1.2. Bank yang menerima pinjaman berkewajiban untuk : a. Menerbitkan surat sanggup (aksep/promes) yang ditujukan kepada bank pemberi pinjaman sesuai dengan transaksi yang disepakati. b. Memperhitungkan nota kredit yang diterimanya sebagai bagian dari nota kredit yang diterima dalam kliring penyerahan. c. Menyerahkan tembusan atau fotokopi surat sanggup (aksep/promes) yang bersangkutan kepada penyelenggara kliring. 1.3. Pencarian kembali surat sanggup (aksep/promes) dilakukan dengan cara penerbitan nota debet (N/D) oleh peserta yang memberikan pinjaman sebagai warkat kliring, sedangkan surat sanggup (aksep/promes) yang bersangkutan dijadikan lampiran dan dimasukkan dalam sampul tertutup. 2. Transaksi yang diselesaikan pada jadual yang disediakan khusus 1

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan untuk pasar uang antar bank. 2.1. Bank yang meminjamkan berkewajiban untuk : a. Menyerahkan nota kredit untuk untung peserta yang menerima pinjaman sejumlah transaksi yang disetujui oleh pihak yang bersangkutan. b. Mencantumkan jumlah transaksi tersebut pada bilyet saldo kliring sebagai komponen dana pasar uang yang diserahkan. 2.2. Bank yang menerima pinjaman berkewajiban untuk : a. Menerbitkan surat sanggup (aksep/promes) yang ditujukan kepada bank pemberi pinjaman sesuai dengan transaksi disepakati. b. Mencantumkan jumlah transaksi tersebut pada bilyet saldo kliring sebagai komponen dana pasar uang yang diterima. c. Menyampaikan tembusan atau fotokopi surat sanggup (aksep/promes) yang bersangkutan kepada penyelenggara kliring. 2.3. Pencairan kembali surat sanggup (aksep/promes) dilakukan dengan cara seperti tersebut pada angka 1.3. 21/32/UPG 1988 Romawi III 21/32/UPG 1988 Romawi IV B. Tata cara pinjam meminjam di luar perhitungan kliring Dalam hal pelaksanaan transaksi tersebut dilakukan di luar kliring, maka : 1. Bank yang menerima pinjaman berkewajiban : 1.1. Menerbitkan surat sanggup (aksep/promes) yang ditujukan kepada pemberi bank pinjaman sesuai dengan transaksi yang disepakati. 1.2. Menyampaikan tembusan atau fotokopi surat sanggup (aksep/promes) yang bersangkutan kepada Bank Indonesia. 2. Bank yang memberikan pinjaman harus menyelesaikan transaksi tersebut menurut cara yang disepakati dengan pihak penerima pinjaman. 3. Pencairan kembali surat sanggup (aksep/promes) dapat dilakukan dengan cara seperti pada butir A. No. 1.3. C. Penempatan dana antar bank 1. Disamping melalui pasar uang antar bank dimaksud di atas, penempatan dana antar bank dapat dilakukan dalam bentuk simpanan berupa : - Giro - Deposito - Tabungan - Atau bentuk lain Ketentuan penempatan dana tersebut pelaksanaannya diserahkan kepada masing masing bank yang bersangkutan. 2. Selain dari itu penempatan dana antar bank sedapat mungkin dilakukan dalam rangka hubungan antar bank. 3. Dapat ditegaskan bahwa dalam penempatan dana antar bank tidak termasuk di dalamnya dana yang disalurkan dalam rangka pembiayaan bersama (konsorsium). 2

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Berdasarkan Prinsip Syariah BAB I Ketentuan Umum 4 Pasal 1 14/1/DPM 2012 Romawi I No. 9 1. Bank Konvensional adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional. 2. Bank Umum Syariah yang selanjutnya disingkat BUS adalah Bank Umum Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 3. Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disingkat UUS adalah Unit Usaha Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 4. Bank Asing adalah bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah, tidak termasuk kantor bank dari bank berbadan hukum Indonesia yang beroperasi di luar negeri. 5. Perusahaan Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta Asing yang selanjutnya disebut Perusahaan Pialang adalah Perusahaan Pialang sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pialang pasar uang rupiah dan valuta asing. 6. Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah yang selanjutnya disingkat PUAS adalah kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antarbank berdasarkan prinsip syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing. 7. Instrumen PUAS adalah instrumen keuangan berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh BUS atau UUS yang digunakan sebagai sarana transaksi di PUAS. 8. Prinsip Syariah adalah Prinsip Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 9. Sistem Laporan Harian Bank Umum yang selanjutkan disebut Sistem LHBU adalah sarana pelaporan Bank kepada Bank Indonesia secara harian, termasuk penyediaan informasi pasar uang dan pengumuman dari Bank Indonesia. BAB II 5 Pasal 2 Peserta PUAS (1) Peserta PUAS terdiri atas BUS, UUS, Bank Konvensional, dan/atau Bank Asing. (2) Dalam melakukan transaksi di PUAS, Peserta PUAS dapat menggunakan Perusahaan Pialang. Transaksi PUAS melalui Perusahaan Pialang dapat dilakukan baik pada saat penerbitan Instrumen PUAS maupun pada saat pengalihan kepemilikan Instrumen PUAS sebelum jatuh waktu. (3) Perusahaan Pialang hanya dapat melakukan transaksi di PUAS untuk dan atas nama Peserta PUAS. (4) Peserta PUAS dan Perusahaan Pialang wajib memenuhi ketentuan transaksi PUAS yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 3

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 6 Pasal 2A Pada saat penerbitan Instrumen PUAS: a. BUS dan UUS dapat melakukan penempatan dana atau penerimaan dana. b. Bank Konvensional dan Bank Asing hanya dapat melakukan penempatan dana. 7 Pasal 2B BAB III 8 Pasal 3 9 Pasal 4 Ayat (1) 14/1/DPM 2012 Romawi II No. 1 Pasal 4 Ayat (2) (3) Penempatan dana oleh BUS dan UUS pada transaksi PUAS dengan menggunakan instrumen yang diterbitkan oleh Bank Asing wajib memenuhi Prinsip Syariah. Instrumen Dan Transaksi PUAS Instrumen PUAS yang dapat digunakan oleh Peserta PUAS adalah instrumen yang telah diatur oleh Bank Indonesia sebagai Instrumen PUAS. (1) Bank Syariah atau UUS yang akan menerbitkan Instrumen PUAS selain yang telah diatur dalam Paragraf 8 wajib terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Bank Indonesia untuk memperoleh persetujuan. u.p. Direktorat Perbankan Syariah (DPbS) dengan tembusan kepada Direktorat Pengelolaan Moneter (DPM) dengan format sebagaimana tercantum pada lampiran ketentuan ini. (2) Bank Syariah atau UUS yang akan mengajukan permohonan penerbitan Instrumen PUAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus telah memperoleh fatwa mengenai kesesuaian Instrumen PUAS tersebut dengan prinsip syariah dari Dewan Syariah Nasional. (3) Setelah Bank Indonesia menyetujui Instrumen PUAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Indonesia mengatur Instrumen PUAS tersebut dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat ini dikeluarkan setiap kali Bank Indonesia menyetujui permohonan Bank Syariah atau UUS untuk menerbitkan Instrumen PUAS. Materi yang diatur dalam Surat Edaran ini meliputi antara lain karakteristik dan persyaratan, mekanisme transaksi, penyelesaian transaksi, dan pelaporan. 14/1/DPM 2012 Romawi III Mekanisme Transaksi Instrumen PUAS : 1. BUS, UUS, Bank Konvensional atau Bank Asing dapat membeli Instrumen PUAS yang diterbitkan oleh BUS atau UUS. 2. BUS, UUS, Bank Konvensional atau Bank Asing dapat melakukan pengalihan kepemilikan Instrumen PUAS sebelum jatuh waktu untuk Instrumen PUAS yang menurut ketentuan Bank Indonesia dapat dialihkan kepemilikannya sebelum jatuh waktu. 3. Dalam melakukan transaksi di PUAS, baik pada saat penerbitan maupun pada saat pengalihan kepemilikan Instrumen PUAS sebelum jatuh waktu, BUS, UUS, Bank Konvensional, atau Bank Asing dapat menggunakan Perusahaan Pialang. 4. BUS atau UUS yang menerbitkan Instrumen PUAS harus memberikan informasi terkait dengan Instrumen PUAS dimaksud 4

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan kepada BUS, UUS, Bank Konvensional, atau Bank Asing yang akan membeli Instrumen PUAS tersebut. 5. Jenis Instrumen PUAS yang dapat dialihkan kepemilikannya sebelum jatuh waktu dan tata cara pengalihannya serta informasi terkait dengan Instrumen PUAS sebagaimana dimaksud pada angka 4 diatur lebih lanjut dengan ketentuan yang mengatur mengenai Instrumen PUAS tersebut. 6. BUS atau UUS yang melakukan penempatan dana pada instrumen lain yang diterbitkan oleh Bank Asing wajib memenuhi prinsip syariah. Pasal 4 Ayat (4) (6) 14/1/DPM 2012 Romawi II No. 2 6 (4) Bank Syariah atau UUS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Bank Syariah atau UUS lainnya hanya dapat menerbitkan Instrumen PUAS sejak Bank Indonesia menerbitkan Surat Edaran Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (3). (5) Bank Syariah atau UUS lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat menerbitkan Instrumen PUAS yang sudah diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tanpa perlu mengajukan permohonan terlebih dahulu. (6) Tata cara pengajuan permohonan dan persetujuan penerbitan Instrumen PUAS diatur sebagai berikut : Pengajuan permohonan harus disertai dokumen sebagai berikut : a. fotokopi fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Instrumen PUAS yang akan diterbitkan; b. opini syariah Dewan Pengawas Syariah dari BUS atau UUS terhadap Instrumen PUAS yang akan diterbitkan; c. penjelasan tentang Instrumen PUAS yang akan diterbitkan, yang paling kurang menjelaskan karakteristik, skema transaksi, proses akuntansi, pihak yang berwenang, infrastruktur yang diperlukan dan analisis risiko Instrumen PUAS tersebut; d. draft atau pokok-pokok ketentuan dalam akad atau kontrak keuangan; dan e. informasi dan/atau dokumen lainnya yang dinilai relevan dan berguna untuk menilai manfaat serta risiko Instrumen PUAS tersebut. Untuk BUS, surat permohonan ditandatangani oleh direksi. Untuk UUS, surat permohonan ditandatangani oleh direksi kantor pusat Bank Konvensional atau oleh kepala UUS. BUS atau UUS harus melakukan presentasi kepada Bank Indonesia dalam rangka mendapatkan persetujuan atas Intrumen PUAS yang akan diterbitkan. Bank Indonesia akan menerbitkan surat persetujuan atau penolakan terhadap surat permohonan. 10 Pasal 5 (1) Instrumen PUAS yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Bank Indonesia ini akan diatur kembali dalam Surat Edaran Bank Indonesia tersendiri. 5

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (2) Bank Syariah atau UUS yang akan menerbitkan Instrumen PUAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak perlu menempuh prosedur sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 8. 11 Pasal 6 BAB IV 12 Pasal 7 14/1/DPM/2012 Romawi IV BAB V 13 Pasal 8 (1) Bank Indonesia mengatur jenis Instrumen PUAS yang dapat dialihkan kepemilikannya sebelum jatuh waktu. (2) Pengalihan kepemilikan Instrumen PUAS sebelum jatuh waktu dapat dilakukan dengan menggunakan akad jual beli (al bai ) Instrumen PUAS pada harga yang disepakati. (3) Penjual Instrumen PUAS dapat berjanji (al wa d) untuk membeli kembali Instrumen PUAS yang telah dialihkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada harga yang disepakati di awal. (4) Jenis Instrumen PUAS yang dapat dialihkan kepemilikannya sebelum jatuh waktu dan tata cara pengalihan kepemilikan Instrumen PUAS dimaksud diatur dengan Surat Edaran Bank Indonesia. Pelaporan Peserta PUAS wajib melaporkan transaksi PUAS kepada Bank Indonesia sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. BUS, UUS, atau Bank Konvensional yang melakukan transaksi PUAS wajib melaporkan transaksi PUAS kepada Bank Indonesia melalui Sistem LHBU sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai LHBU. Sanksi (1) BUS atau UUS yang melanggar ketentuan dalam Paragraf 7 dikenakan sanksi administratif sesuai dengan Pasal 58 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. (2) BUS atau UUS yang menerbitkan atau melakukan transaksi atas Instrumen PUAS yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 9, Paragraf 10 ayat (1), dan/atau Paragraf 11 ayat (4) dikenakan sanksi berupa: a. teguran tertulis; dan Teguran tertulis memuat antara lain perintah penghentian sementara penerbitan dan transaksi atas Instrumen PUAS yang belum mendapatkan persetujuan Bank Indonesia. b. kewajiban membayar sebesar Rp 35.000.000,00 (tiga puluh lima juta rupiah). 14/1/DPM 2012 Romawi V No. 2 14 Pasal 9 Pengenaan sanksi dilakukan dengan cara Bank Indonesia mendebet rekening giro rupiah BUS atau UUS yang ada di Bank Indonesia. Peserta PUAS yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 8 dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pelaporan PUAS. 6