PERBANDINGAN TEKANAN NADI BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT



dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. cross sectional.. Pengukuran variabel status gizi, penyakit hipertensi serta

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

ABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung

BAB 4 METODA PENELITIAN. Populasi terjangkau adalah murid SMP Domenico Savio dengan hipertensi dan obesitas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2016 dan bertempat

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan jaringan yang berasal dari struktur intraokuler disebut tekanan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Taufiqurahman, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terkomposis atas jaringan lemak yang. relatif sama, namun perbedaan lokasi deposisi jaringan

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

GAMBARAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA OBES DI KABUPATEN MINAHASA

Hubungan Derajat Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat di Kelurahan Batung Taba dan Kelurahan Korong Gadang, Kota Padang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA POLISI LAKI-LAKI DI PURWOREJO, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut data

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. akan terlihat baik tetapi juga dari segi kesehatan. Terutama anak muda lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

KORELASI INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2012 DAN 2013

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

Personil Penelitian. Nama : Kristina Ambarita. Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak. 1. DR. dr. Oke Rina R, M.Ked(Ped), Sp.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. diambil dari para wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi

ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN TEKANAN DARAH SISTOL DAN DISTOL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

INDEKS MASSA TUBUH, LINGKAR PERGELANGAN TANGAN, DAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Bidang Penelitian ini adalah penelitian bidang Pendidikan Kedokteran,

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

Transkripsi:

Niarsari AP. Dkk. Perbandingan Tekanan Nadi Berdasarkan PERBANDINGAN TEKANAN NADI BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Niarsari Anugrahing Putri 1, Asnawati 2, Alfi Yasmina 3 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 2 Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 3 Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin ABSTRACT: Obesity is a global problem occurring worldwide, both in developed and developing countries, including Indonesia. Obesity and overweight may affect the pulse pressure through the increased level of leptin, which mainly secreted by adipose tissue. The research was aimed to determine the difference in pulse pressure based on body mass index (BMI) in students of Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University (FM LMU). This research applied analytic observational method with cross sectional approach, with 60 male students of FM LMU as subjects. Data were obtained based on the measurement of pulse pressure and BMI. Result showed that as many as 66.8% of the students of FM LMU had normal BMI and 19.2% had BMI of overweight and obesity. The average pulse pressure of students with normal BMI was 33 mmhg and students with overweight and obesity was 42 mmhg. Data analysis using the Mann-Whitney test with confidence level of 95% gave the value of p = 0.000. It was concluded that there was a significant difference in pulse pressure based on BMI in students of FM LMU. Keywords: pulse pressure, body mass index ABSTRAK: Obesitas merupakan masalah global yang melanda masyarakat dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia. Obesitas dan overweight dapat mempengaruhi tekanan nadi melalui peningkatan kadar leptin yang terutama disekresi oleh jaringan adiposa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan nadi berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (FK Unlam). Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional dengan subyek penelitian mahasiswa FK Unlam sebanyak 60 orang. Data diperoleh berdasarkan pengukuran tekanan nadi dan IMT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 66,8% mahasiswa di FK Unlam memiliki IMT normal dan 19,2% memiliki IMT overweight dan obesitas. Rerata tekanan nadi pada mahasiswa dengan IMT normal adalah sebesar 33 mmhg dan pada mahasiswa dengan IMT overweight dan obesitas sebesar 42 mmhg. Analisis data menggunakan uji Mann- Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% memberikan nilai p = 0,000. Dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan tekanan nadi yang bermakna berdasarkan IMT pada mahasiswa FK Unlam. Kata kunci : tekanan nadi, indeks massa tubuh 1

Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 1 April 2013 PENDAHULUAN Obesitas merupakan masalah global yang melanda masyarakat dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia. Perubahan gaya hidup, termasuk kecenderungan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi, merupakan faktor yang mendukung terjadinya kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas. Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami overweight, dan sekurangkurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, status gizi pada kelompok dewasa di atas 18 tahun didominasi dengan masalah obesitas. Secara nasional, masalah gizi pada penduduk dewasa di atas 18 tahun adalah: 12,6 persen kurus dan 21,7 persen gabungan kategori berat badan lebih dan obesitas (1,2). World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan sebuah metode pengukuran untuk mengklasifikasikan obesitas, yaitu dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang dihitung dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (meter). IMT lebih dari 25 dapat diklasifikasikan sebagai overweight sampai obesitas (3). Obesitas merupakan faktor risiko berbagai penyakit kardiovaskular. Beberapa mekanisme, baik molekular maupun hemodinamik, dianggap bertanggung jawab mendasari efek buruk obesitas terhadap sistem kardiovaskular. Diantaranya yang saat ini menjadi perhatian adalah bahwa obesitas mempercepat terjadinya kekakuan dinding arteri (4). Kondisi obesitas dan overweight dapat mengakibatkan peningkatan kadar leptin yang terutama disekresi oleh jaringan adiposa. Penderita obesitas memiliki kadar plasma leptin yang tinggi dalam darah yang disebabkan oleh penumpukan sel adiposit penghasil leptin. Jaringan adiposit bertindak sebagai sumber mediator proinflamasi seperti TNF-α, IL-6, leptin, resistin/adipose tissue-specific 2 secretory factor (ADSF), dan C-reactive protein (CRP), yang dapat menginduksi terjadinya disfungsi endotel, resistensi insulin, dan akhirnya aterosklerosis. Urbina et al. telah mengamati adanya hubungan positif antara sklerosis arteri karotis dengan denyut jantung dan tekanan nadi. Dengan demikian, kondisi obesitas dan overweight dapat mempengaruhi tekanan nadi (5,6). Penelitian tentang perbedaan tekanan nadi berdasarkan tingkatan IMT yang berbeda belum pernah dilakukan, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (FK Unlam) untuk mewakili populasi orang dewasa muda yang cukup banyak terpapar faktor risiko untuk terjadinya overweight dan obesitas. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian jenis observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat pada bulan Februari sampai Juli 2012. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FK Unlam dari semester II sampai VI yang berjumlah 300 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Semua subyek yang memenuhi kriteria inklusi digunakan sebagai sampel. Didapatkan subyek penelitian sejumlah 60 orang mahasiswa yang dibagi dalam 2 kelompok berdasarkan IMT. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah yang berjenis kelamin laki-laki, tampak dalam keadaan sehat, memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) 18,5, dalam keadaan tenang, tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein sejak 1 hari sebelum penelitian, tidak memiliki riwayat atau sedang menderita penyakit ginjal, diabetes melitus, dan tiroid, dan bersedia mengikuti prosedur penelitian. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar informed consent,

Niarsari AP. Dkk. Perbandingan Tekanan Nadi Berdasarkan sfigmomanometer raksa, stetoskop, alat penimbang berat badan (dengan satuan kilogram dan kapasitas 100 kg, ketelitian 0,01 kg), alat pengukur tinggi badan (dengan satuan centimeter dan kapasitas 2 meter, ketelitian 0,1 cm), dan kalkulator. Penelitian ini meliputi beberapa tahap, yaitu meliputi tahap persiapan, tahap pengukuran berat badan dan tinggi badan, tahap penghitungan IMT, dan tahap oengukuran tekanan nadi. Pertama-tama peneliti membuat surat izin penelitian di bagian UPKTI FK Unlam. Kemudian survey awal tentang IMT dilakukan pada mahasiswa FK Unlam. Subyek dipilih sesuai dengan kriteria inklusi. Kepada subyek dijelaskan tentang prosedur dan manfaat penelitian, kemudian apabila subyek setuju, subyek diminta menandatangani informed consent. Penelitian dilanjutkan dengan tahap pengukuran berat badan. Subyek diminta melepas sepatu dan barang lain selain pakaian. Kemudian subyek diminta naik ke alat timbang badan dengan posisi kaki tepat di tengah alat timbang, tetapi tidak menutupi jendela baca. Subyek harus tenang, tidak bergerak-gerak, dan kepala tidak menunduk (memandang lurus kedepan). Kemudian ditunggu sampai panah di jendela baca berhenti sempurna. Angka yang ditunjukkan oleh panah penunjuk dicatat. Tahap selanjutnya adalah pengukuran tinggi badan. Subyek diminta melepaskan alas kaki (sandal/sepatu) dan topi (penutup kepala). Pemeriksa memastikan alat geser pada alat pengukur tinggi badan berada di posisi atas. Subyek diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, bokong, dan tumit menempel pada dinding tempat alat pengukur tinggi badan dipasang. Pandangan subyek lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas. Alat geser digerakkan sampai menyentuh bagian atas kepala subyek sampai berada tepat di tengah kepala subyek. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada dinding. Angka tinggi badan dibaca pada jendela baca ke arah angka yang lebih besar ((ke bawah). Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka di belakang koma (0,1 cm). Tahap penghitungan IMT dilakukan dengan menghitung IMT dengan rumus: BB kg TB m 2 Setelah tahap perhitungan IMT, dilanjutkan dengan tahap pengukuran tekanan nadi. Subyek diminta berbaring terlentang dengan manset terpasang di lengan kanan atas. Posisi lengan kanan di samping tubuh. Mencari letak arteri brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti, kemudian diafragma stetoskop diletakkan di atas arteri brachialis dextra tersebut. Sekrup pada pompa udara diputar searah jarum jam sampai maksimal untuk mencegah udara keluar dari manset, lalu udara dipompa ke dalam manset. Akan terdengar suara bising arteri brachialis dextra melalui stetoskop. Ketika suara bising tersebut hilang (tak terdengar), pompa diteruskan sampai tinggi air raksa dalam manometer sekitar 20 mmhg lebih tinggi daripada titik di mana suara bising arteri brachialis dextra tadi mulai menghilang. Udara dari manset dikeluarkan secara perlahan dan berkesinambungan, maka akan terdengar bunyi Korotkoff I-V. Tekanan udara dimana terdengar bunyi Korotkoff I menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi, sedangkan tekanan dimana terdengar bunyi Korotkoff IV atau V menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi. Pengulangan pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval 3 menit. Kemudian, tekanan sistolik dan diastolik dicatat. Tekanan nadi dihitung dengan mengurangi tekanan sistolik dengan tekanan diastolik. Data penelitian dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji Shapiro- Wilk untuk mengetahui distribusi data. Karena data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji Mann-whitney untuk 3

Jumlah Sampel (%) Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 1 April 2013 mengetahui ada tidaknya perbedaan tekanan nadi berdasarkan IMT dengan derajat kepercayaan 95%. Pada hasil uji Mann-whitney didapatkan perbedaan bermakna tekanan nadi berdasarkan IMT pada mahasiswa FK Unlam. HASIL DAN PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian mengenai perbedaan antara tekanan nadi berdasarkan IMT pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat bulan Februari sampai Juli 2012. Penelitian ini menggunakan dua kelompok uji berdasarkan IMT, yaitu kelompok IMT overweight dan obesitas, serta kelompok IMT normal. Subyek penelitian ini diambil dengan metode purposive sampling. Seluruh subyek penelitian merupakan mahasiswa FK-Unlam yang masuk dalam kriteria inklusi. Dari penelitian didapatkan rerata IMT adalah 22,31 kg/m 2 dengan IMT tertinggi adalah 40,5 kg/m 2 dan terendah adalah 14,51 kg/m 2. Subyek dengan IMT normal adalah yang terbanyak, mencapai 66,8%. Distribusi IMT sampel berdasarkan program studi dapat dilihat pada gambar 1: Gambar 1. Distribusi Sampel Kelompok mahasiswa IMT Overweight dan Obesitas dan Kelompok Mahasiswa IMT Normal di FK-Unlam Kedua kelompok tersebut dilakukan pengukuran tekanan darah. Setelah dilakukan pengukuran kemudian hasilnya dicatat, dilakukan penghitungan tekanan nadi, dan dimasukkan ke tabel data. Rerata tekanan nadi pada mahasiswa dengan IMT normal adalah sebesar 33 mmhg dan pada 4 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 40% 30% 80% 16,67% 10% 10% 3,3% 3,33% 3,33% 13,33% IMT Overweight dan Obesitas IMT Normal ght Indeks Massa Tubuh (IMT) PSPD PSKG PSIK PSKM PSPsikologi mahasiswa dengan IMT overweight dan obesitas sebesar 42 mmhg. Nilai tekanan nadi pada IMT overweight dan obesitas adalah 42 mmhg lebih tinggi dibandingkan pada IMT normal yang hanya 33 mmhg. Perbedaan ini dianalisis dengan uji Mann-Whitney dengan tingkat kepercayaan 95%, dan didapatkan nilai p = 0,000. Karena nilai p < 0,05, maka hipotesis penelitian diterima, yaitu terdapat perbedaan tekanan nadi berdasarkan IMT pada mahasiswa FK- Unlam. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kwagyan et al yang menyatakan bahwa terdapat korelasi antara meningkatnya IMT dengan tekanan nadi (p = 0,01). Penelitian ini dilakukan pada sebanyak 219 keturunan Afrika-Amerika dewasa dengan IMT obesitas di Washington. Dalam konteks obesitas, peningkatan IMT secara independen terkait dengan penurunan elastisitas arteri, seperti yang tercermin dalam tekanan nadi (7). Penelitian lain yang dilakukan oleh Wasim et al menyatakan bahwa terdapat korelasi antara tinggi lemak yang dinyatakan dalam IMT dengan tekanan nadi (p < 0,01). Penelitian ini dilakukan pada 428 remaja di India dengan sebaran usia 16-19 tahun. Peningkatan tinggi lemak terbukti berkolerasi dengan penurunan distensibilitas pembuluh darah anak lakilaki India Gujarati remaja, tetapi tidak pada anak perempuan yang dikarenakan adanya peran protektif dari hormon seks estrogen wanita untuk melindungi pembuluh darah dari aterosklerosis, disfungsi endotel yang terjadi apabila ada peningkatan adipositas (8). Hal ini mendukung penelitian ini yang hanya dilakukan pada laki-laki dari hasil penelitian dimana didapatkan peningkatan IMT yang berhubungan dengan peningkatan tekanan nadi. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapat dari uji statistik bahwa terdapat perbedaan tekanan nadi antara kelompok IMT overweight dan obesitas dan IMT normal. Hal ini disebabkan pada seseorang yang

Niarsari AP. Dkk. Perbandingan Tekanan Nadi Berdasarkan overweight ataupun obesitas terdapat peningkatan kadar leptin yang diinduksi oleh jaringan adiposa. Leptin secara langsung akan menurunkan distensibilitas arteri serta mengaktifkan sistem saraf simpatik melalui jalur aktivasi α-msh and melanocortin-4 receptor (MC4R) di otak. Hal ini akan menstimulasi aktivitas simpatis ginjal yang mengarah ke retensi natrium, peningkatan produksi angiotensin II yang menyebabkan vasokonstriksi, serta peningkatan tahanan perifer yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah atau nadi (7,9,10,,11,12). Walaupun hipotesis yang didapatkan pada penelitian ini cukup bermakna, tetapi penelitian ini masih mempunyai beberapa kekurangan. Kekurangan dari penelitian ini yang pertama, hanya digunakan satu indikator untuk menentukan tingkat obesitas seseorang, yaitu dengan IMT. Walaupun IMT telah menjadi rekomendasi dalam pengukuran indikator overweight dan obesitas, ada beberapa kekurangan dari IMT, yaitu tidak dapat memberikan informasi aktual tentang komposisi tubuh (yaitu proporsi otot, tulang, lemak, dan jaringan lainnya yang membentuk berat badan tubuh total), dimana dalam hal tekanan nadi yang paling berperan adalah banyaknya lemak dalam tubuh, yaitu melalui peningkatan kadar leptin, yang terutama disekresi oleh jaringan adiposa. Dan kekurangan yang kedua adalah tidak dimasukkannya riwayat hipertensi di kriteria inklusi. Hal ini disebabkan kurangnya sampel mahasiswa overweight dan obesitas yang memiliki tekanan darah normal. Hipertensi sistolik terisolasi adalah tekanan darah sistolik yang selalu lebih tinggi dari 140 mmhg, tetapi biasanya tekanan diastolik masih di bawah 90 mmhg. Gangguan ini secara khusus ditandai dengan meningkat atau meluasnya tekanan nadi. Dengan adanya riwayat hipertensi maka meningkatnya tekanan nadi menjadi bias, tidak murni dari tingkat obesitas. PENUTUP Simpulan penelitian ini adalah Sebanyak 66,8% mahasiswa di FK Unlam memiliki IMT normal dan 19,2% memiliki IMT overweight dan obesitas; rerata tekanan nadi mahasiswa yang memiliki IMT normal adalah 33 mmhg, dan yang memiliki IMT overweight dan obesitas di FK Unlam adalah 42 mmhg; serta terdapat perbedaan tekanan nadi berdasarkan IMT pada mahasiswa FK Unlam (p = 0,000). Saran untuk penelitian yang akan datang untuk dapat mempertimbangkan indikator obesitas yang lain untuk diikutsertakan sebagai variabel. Selain itu, peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mempertimbangkan indikator overweight dan obesitas yang lain seperti Waist-Hip Ratio, Waist circumfence, Fat Mass Index, dan lain-lain. Diharapkan dengan adanya indikator lain, hasil penelitian akan semakin akurat. Dan juga bagi masyarakat agar mulai perduli dengan IMT ideal, karena melihat terjadinya peningkatan tekanan nadi pada IMT overweight dan obesitas. Dan mulai melakukan hidup sehat dengan diet sehat dan melakukan olah raga dengan benar secara teratur 3 4 kali seminggu selama minimal 30 menit dengan sifat kontinyu, ritmik, progresif, dan mempunyai kekuatan tertentu sesuai tujuan olah raga. DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI. Profil kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Depkes RI, 2008. 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas). Jakarta: Depkes, 2010. 3. WHO. Obesity: Preventing and managing the global epidemic. Geneva: World Health Organization, 2000. 4. Kosasih A, Lilyasari O, Richard I, et al. Correlation between arterial stiffness and plasma endothelin-1 5

Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 1 April 2013 concentration in man with obesity. J Kardiol Ind 2007; 28:237-245. 5. Urbina EM, Srinivasan SR, Kieltyka RL, et al. Correlates of carotid artery stiffness in young adults: The Bogalusa Heart Study. Atherosclerosis 2004; 176: 157-64. 6. Dewi M. Resistensi insulin terkait obesitas: mekanisme endokrin dan intrinsik sel. Jurnal Gizi dan Pangan, 2007; 2(2): 49-54. 7. Kwagyan J, Tabe CE, Xu S, et al. The impact of body mass index on pulse pressure in obesity. J Hypertens. 2005; 619-24. 8. Wasim AS, Minal P, Singh SK. Effect of gender in the association of adiposity with pulse pressure amongst gujarati indian adolescents. Indian Journal of Community Medicine 2010; 35(3): 406 408. 9. Mitchell GF, Moyé LA, Braunwald E, et al. Sphygmomanometrically determined pulse pressure is a powerful independent predictor of recurrent events after myocardial infarction in patients with impaired left ventricular function Circulation. SAVE investigators. Survival and Ventricular Enlargement 1997; 96(12):4254-60. 10. Schutte R, Huisman HW, Schutte AE, et al. Leptin is independently associated with systolic blood pressure, pulse pressure and arterial compliance in hypertensive African women with increased adiposity: the POWIRS study. Journal of Human Hypertension 2005; 19, 535 541. 11. Lilyasari O. Hipertensi dengan obesitas: adakah peran endotelin- 1?. Jurnal Kardiologi Indonesia 2007; 28:460 475. 12. Jonathan DT, Robert VC. Effects of leptin on cardiovascular physiology. Journal American Society Hypertension 2007; 1(4): 231 241. 6