BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi untuk meningkatkan pelayanannya. Teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk membiayai berbagai keperluan pemerintah dan pembangunan, antara

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. memprediksi dan menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi yang semakin berkembang pesat dibelahan dunia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat baik dari segi materill maupun spiritual. Merealisasikan tujuan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara yaitu baik dari segi pembangunan masyarakat, kesejahteraan, keamanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori terdiri dari Technology Acceptance Model (TAM), Task

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penerimaan pajak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

Model-Model User Acceptance

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penghitungan jumlah pajak yang terutang (Mardiasmo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk membayar pajak. Seperti yang dikatakan oleh Sakti (2015: 2 ) bahwa

BAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara yang bersumber dari pajak sejak tahun selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu komponen penting dan sumber utama pada penerimaan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-06/PJ/2018 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi, membuat Direktorat Jendral Pajak (DJP) mengambil suatu kebijakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN BAB I. terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

TINJAUAN PUSTAKA. dan mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka. Ajzen. pertimbangan tersebut akan membentuk intensi untuk melakukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dan informasi kepada pelanggannya.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab 2 Tinjauan Pustaka

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

PER - 41/PJ/2015 PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. bentuk elektronik (e-filing). E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dalam bentuk pajak merupakan sumber pembiayaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEOROTIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara. Republik Indonesia atahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 32 /PJ/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan penerimaan negara dari Sektor Perpajakan memegang peranan

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan langsung dengan tugas negara dan untuk kemakmuran rakyat. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penerimaan pajak di Indonesia dari tahun ke tahun

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada perkembangan dan kemajuan dalam bidang kearsipan. Berkembangnya

PENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki

BAB I PENDAHULUAN. internet untuk menunjang pekerjaan mereka (Widyadinata, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. informasi fungsional, yaitu sistem-sistem yang diterapkan di fungsi-fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Theory of Reasoned Action atau Teori Aksi Rencana (TRA)

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Sebagaimana tujuan dari negara Indonesia juga dapat sama-sama kita

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia,

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/ PMK.03/2007

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berguna untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak berasal dari iuran

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (1995;1013), patuh

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang diberikan pemerintah terhadap warganya atas pembayaran

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak dengan metode self assessment yang telah

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT) UTAUT merupakan metode yang bertujuan untuk menjelaskan minat penggunaan sistem informasi dan perilaku pengguna berikutnya (Venkatesh et al., 2003). Model tersebut telah dikembangkan sedemikian rupa oleh Venkatesh et al. (2003) dengan review dan konsolidasi model-model sebelumnya yang telah ada. Model-model tersebut adalah sebagai berikut Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behavior (TPB), Technology Acceptance Model (TAM), Motivational Model (MM), Combined TAM and TPB (C-TAM-TPB), Model of PC Utilization (MPCU), Innovation Diffusion Theory (IDT) dan Social Cognitive Theory (SCT). Technology Acceptance Model atau TAM dikembangkan oleh Davis (1989) yang diadopsi dari Theory Reasoned Action (TRA). TRA merupakan teori yang dikembangkan oleh Fishbein dan Azjen s (1975) yang berkaitan dengan sikap dan perilaku individu dalam melakukan kegiatan dengan konteks penggunaan teknologi informasi (Handayani, 2005). Model ini merupakan salah satu model yang digunakan untuk mengukur tingkat penerimaan atas penggunaan suatu sistem atau teknologi. Penerimaan teknologi informasi merupakan faktor penting dalam mengembangkan suatu sistem informasi. Reaksi dan persepsi seseorang akan menentukan sikap dan 12

perilaku orang tersebut yang selanjutnya akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan teknologi tersebut. Ferda (2011) menyatakan bahwa model TRA bertujuan untuk dapat menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna teknologi informasi terhadap penerimaan teknologi informasi tersebut. TAM menjelaskan perilaku penggunaan teknologi informasi dari sudut pandang kepercayaan, sikap, minat dan hubungan perilaku penggunaan. Model TAM ini berteori bahwa minat sesorang menggunakan sistem ditentukan oleh dua faktor yaitu, persepsi kemanfaatan dan persepsi kemudahan. Persepsi kemanfaatan diartikan sebagai tingkat di mana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan teknologi akan meningkatkan kinerjanya, sementara persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana seseorang percaya bahwa penggunaan teknologi akan membuat dirinya lebih mudah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan (Venkatesh dan Davis, 2000). Konsep ini menggambarkan manfaat penggunaan SI yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas yang mudah untuk digunakan sesuai dengan tujuan dan keinginan pemakainya (Davis, 1989). Menurut Venkatesh et al. (2003) Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology terbukti lebih berhasil dibandingkan model lainnya. UTAUT dapat digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemanfaatan dan penggunaan sistem informasi. Selain itu model ini dapat juga digunakan untuk menentukan rencana selanjutnya dalam meningkatkan pemanfaatan dan penggunaan sistem informasi. UTAUT tersusun atas empat faktor penentu langsung yaitu: 13

ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor sosial dan kondisi yang memfasilitasi. Model tersebut juga dipengaruhi oleh variabel pemoderasi yang terdiri atas empat variabel yaitu age, gender, experience, dan voluntary of use. 2.1.2 Ekspektasi Kinerja Ekspektasi kinerja didefinisikan sebagai seberapa tinggi seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem akan membantu dirinya untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan kinerja dalam pekerjaannya (Venkatesh et al., 2003). Sedangkan ekspektasi kinerja menurut Handayani (2005) adalah seseorang individu akan menggunakan sistem informasi apabila sistem tersebut dapat membantunya untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut Venkatesh et al. (2003) variabel ini tersusun atas 5 variabel dari beberapa model sebelumnya yaitu: perceived usefulness (TAM dan C-TAM-TPB), extrinsic motivation (MM), job-fit (MPCU), relative adventage (IDT), dan outcome expectations (SCT). Kaitannya dengan sistem e-filing adalah bahwa dengan menggunakan e-filing akan mampu mempercepat wajib pajak dalam menyelesaikan kewajiban perpajakannya yaitu pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT). Ekspektasi kinerja penggunaan e-filing dapat diartikan juga bahwa penggunaan e-filing dapat bermanfaat untuk wajib pajak dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga mereka akan menggunakan e-filing. 2.1.3 Ekspektasi Usaha Iriani dkk (2014) menjelaskan bahwa ekspektasi usaha merupakan tingkat kemudahan yang dihubungkan dengan penggunaan suatu sistem, sementara menurut Venkatesh et al. (2003) ekspektasi usaha didefinisikan sebagai tingkat kemudahan 14

penggunaan sistem informasi yang akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) individu dalam melakukan pekerjaannya. Variabel ekspektasi usaha terdiri dari 3 konstruk pada teori sebelumnya. Konstruk yang dimaksud adalah persepsi kemudahan pengguna (TAM), kompleksitas (MPCU) dan kemudahan penggunaan (IDT) (Venkatesh et al., 2003). Menurut Hamzah (2009) kemudahan penggunaan SI akan menimbulkan perasaan dalam diri seseorang bahwa sistem tersebut mempunyai manfaat dan oleh sebab itu menimbulkan rasa nyaman bila bekerja dengan menggunakannya. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilaksanakan oleh Davis et al. (1989) yang menyatakan bahwa ekspektasi usaha mempunyai pengaruh terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi. Beberapa indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi adalah sebagai berikut: teknologi informasi sangat mudah untuk dipahami, teknologi informasi mengerjakan apa yang diinginkan oleh penggunanya dengan mudah, keterampilan pengguna akan bertambah dengan menggunakan teknologi informasi dan teknologi informasi tersebut sangat mudah untuk digunakan. Penelitian yang dilakukan Venkatesh et al. (2003) menjelaskan bahwa ekspektasi usaha dalam percobaan pertama memberikan pengaruh signifikan dan menjadi tidak signifikan dalam percobaan kedua dan seterusnya. 2.1.4 Faktor Sosial Faktor sosial diartikan sebagai tingkat dimana seseorang individu menganggap bahwa orang lain meyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan sistem baru (Handayani, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Venkatesh et al. 15

(2003) menyatakan bahwa faktor sosial adalah tingkat kepercayaan seseorang bahwa orang lain meyakinkan dirinya untuk menggunakan sistem yang baru. Variabel ini direpresentasikan sebagai norma subyektif dalam TRA, TAM, TPB, faktor sosial dalam MPCU serta citra dalam IDT. Jika pada lingkungan tertentu yang memiliki status sosial terhadap seseorang yang menggunakan SI maka akan meningkatkan status (image) seseorang (Moore dan Benbasat, 1991). Faktor sosial berpengaruh pada perilaku individu melalui tiga mekanisme yaitu: kepatuhan, internalisasi dan identifikasi (Venkatesh dan Davis 2000). Menurut Venkatesh et al. (2003) tidak satupun dari konsrtuk faktor sosial berpengaruh signifikan dalam konteks sukarela. Namun menjadi signifikan ketika diterapkan dalam pengaturan wajib. Dalam pengaturan wajib tersebut pengaruhnya sangat signifikan pada tahap awal pengamatan dan pengaruhnya mulai mengikis dari waktu ke waktu dan akhirnya menjadi tidak signifikan pada pengamatan selanjutnya. Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Venkatesh dan Davis (2000). 2.1.5 Kondisi yang Memfasilitasi Kondisi yang memfasilitasi merupakan tingkat kenyamanan seorang individual untuk memanfaatkan sistem tertentu yang didukung oleh beberapa infrastruktur. Infrastruktur tersebut harus mencangkup teknis dan infrastruktur organisasi (Al-Qeisi et al., 2015). Sementara Venkatesh et al. (2003) mendefinisikan kondisi yang memfasilitasi sebagai tingkat kepercayaan seseorang bahwa organisasi dan infrastruktur teknis 16

tersedia untuk mendukung penggunaan sistem. Konsep ini tersusun atas tiga konstruk yang berbeda: perceived behavioral control (TPB/DTPB, C-TAM-TPB), facilitating conditions (MPCU) dan compatibility (IDT) (Venkatesh et al., 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Venkatesh et al. (2003) menyatakan bahwa hubungan atas ketiga konstruk yang telah disebutkan diatas memiliki kemiripan. Secara sepesifik, kita dapat melihat bahwa perceived behavioral control berpengaruh signifikan terhadap pengaturan sukarela maupun wajib dalam pengamatan pertama tetapi pengaruhnya terhadap minat menghilang pada pengamatan selanjutnya. Venkatesh (2000) menemukan bahwa kondisi yang memfasilitasi dan ekspektasi usaha sama-sama memberikan pengaruh terhadap minat. Hal tersebut menyebabkan variabel ekspektasi usaha melemahkan hubungan kondisi yang memfasilitasi pada minat penggunaan SI. Penelitian yang tidak memasukkan variabel ekspektasi usaha dan memasukkan kondisi yang memfasilitasi sebagai salah satu variabel penelitiannya memberikan hasil bahwa variabel kondisi yang memfasilitasi berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan SI tetapi berbeda apabila memasukkan kedua variabel tersebut sebagai variabel penelitian akan manghasilakan kondisi yang memfasilitasi tidak berpengaruh signifikakan sedangkan ekspektasi usaha berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan SI (Venkatesh et al., 2003). 2.1.6 Konsep Dasar Sistem Informasi Informasi berperan penting dalam pengambilan keputusan suatu organisasi. Informasi dapat mengurangi adanya ketidakpastian saat proses pengambilan keputusan tersebut terjadi. Informasi harus mampu disajikan secara akurat dan tepat 17

baik oleh pihak pemerintah maupun swasta. Sistem yang memadai akan mampu menghasilkan informasi yang diperlukan oleh penggunanya. Hall (2001:7) mendefinisikan SI sebagai suatu rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diporoses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Informasi berkualitas yang dihasilkan SI dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Hall (2001:17) menyatakan bahwa informasi yang berkualitas adalah informasi yang memenuhi kriteria yaitu: relevan, akurasi, tepat waktu dan lengkap. Suatu informasi dapat dikatakan relevan apabila informasi tersebut dapat bermanfaat untuk penggunanya sesuai dengan tujuannya. Hal tersebut berarti informasi yang relevan berbeda untuk masing-masing individu. Informasi harus mampu disediakan dengan akurat. Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias sehingga tidak merusak data asli dari informasi tersebut. Informasi juga harus disajikan dengan tepat waktu. Informasi yang dihasilkan tidak boleh disajikan terlambat atau usang. Apabila disajikan terlambat dan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan maupun organisasi. Informasi yang dihasilkan haruslah lengkap. Informasi yang disajikan tidak boleh ada yang hilang ataupun kurang. Sistem informasi merupakan sarana yang digunakan untuk menghasilkan informasi. Sistem yang baik akan mampu menghasilkan informasi yang berkualitas pula. Apabila informasi yang dihasilkan tidak berkualitas akan menyebabkan keputusan yang diambil cenderung tidak tepat sehingga dapat menimbulkan kerugian. 18

2.1.7 E-Filing Modernisasi sistem perpajakan oleh DJP mulai dilakukan pada tahun 2002. Salah satu hasil modernisasi tersebut adalah e-filing. E-Filing mulai dapat digunakan pada tanggal 14 Mei 2004 bersama dengan Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor KEP-88/PJ/2004 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik. Selanjutnya diterbitkanlah Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor KEP-05/PJ/2005 tanggal 12 Januari 2005 tentang Tata cara Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik (e-filing) melalui Penyedia Jasa Aplikasi yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan penggunaan e-filing. ASP atau Aplication Service Provider adalah perusahaan yang ditunjuk oleh DJP sebagai perusahaan yang menyalurkan penyampaian dan pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh ASP untuk bertindak sebagai mediator menurut Desmayanti (2012) adalah sebagai berikut: 1) Berbentuk badan; 2) Memiliki izin usaha penyedia jasa aplikasi; 3) Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak dan telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; 4) Menandatangani perjanjian dengan Direktorat Jenderal Pajak. Terdapat 8 ASP yang telah aktif sebagai mediator dari total 17 Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Novarina, 2005). Perusahaan ASP yang telah aktif tersebut adalah sebagai berikut. 19

1) http://www.tax-tel.com 2) http://pajakmandiri.com 3) http://mitrapajak.com 4) http://www.spt.co.id 5) http://www.pajakku.com 6) http://laporpajak.com 7) http://setorpajak.com 8) http://www.ic-rekayasa.co.id/espt/default.html Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 47/PJ/2009 menyatakan bahwa e-filing merupakan suatu cara penyampaian SPT dan penyampaian Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Tahapan wajib pajak dalam menggunakan e-filing adalah terlebih dahulu menyampaikan permohonan untuk memperoleh e-fin (Elektronic Filling Identification Number) kepada Kantor Pelayanan Pajak tempatnya terdaftar. E-FIN merupakan nomor identitas Wajib Pajak yang diterbitkan oleh KPP berdasarkan permohonan Wajib Pajak. Selanjutnya Wajib Pajak dapat mendaftar ke salah satu ASP yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk mendapatkan Digital Certificate yang berfungsi sebagai pengaman data SPT Wajib Pajak. Baru setelah itu Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT-nya secara online. Tujuan disedakannya e-filing menurut Modul Sosialisasi e-spt adalah untuk menyediakan sistem penyampaian SPT yang aman dan nyaman, meningkatkan kecepatan dan keakuratan pelaporan serta meningkatkan kecepatan pemrosesan pelaporan pajak. Fasilitas e-filing juga dapat diakses melalui www.pajak.go.id yang dapat memberikan kemudahan bagi WP dalam menyelesaikan kewajiban 20

perpajakannya yaitu penyampaian SPT. Saat ini website tersebut hanya memberikan 2 jenis SPT saja yaitu SPT tahunan Orang Pribadi Formulir 1770S dan SPT tahunan Orang Pribadi Formulir 1770SS. 2.1.8 Wajib Pajak Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungutan pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan perpajakan. Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan wajib mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak yang disebutkan dalam pasal 2 ayat (1). UU No 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat (6) menyebutkan bahwa NPWP merupakan nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang digunakan sebagai identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Fungsi NPWP tersebut adalah sebagai tanda pengenal diri dan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan (UU KUP). Waluyo (2011) membedakan wajib pajak menjadi tiga yaitu: Wajib Pajak Pribadi, Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Bendaharawan. 21

Muldjono (2008) mendefiniskan tiga jenis wajib pajak sebagai berikut. 1) Wajib Pajak Pribadi adalah setiap orang pribadi yang memiliki penghasilan di atas pendapatan kena pajak; 2) Wajib Pajak Badan merupakan sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap; 3) Wajib Pajak Bendaharawan adalah Bendaharawan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau lembaga pemerintah, Lembaga Negara lainnya, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Luar Negeri, yang membayar gaji, upah, tunjangan, honorarium dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan. Wajib pajak memiliki kewajiban untuk melakukan perhitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak terutangnya dalam bentuk SPT. Menurut UU RI No 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat (11), Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 22

Mardiasmo (2011:31) mengutarakan bahwa SPT merupakan sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan pajak yang terutang untuk melaporkan tentang: 1) Pembayaran atau pelunasan pajak telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak; 2) Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak 3) Harta dan kewajiban; dan/atau 4) Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Secara garis besar Mardiasmo (2011:34) membedakan SPT menjadi dua yaitu surat Pemberitahuan Masa dan Surat Pemberitahuan Tahunan. SPT Masa meliputi SPT Masa Pajak Penghasilan, SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai dan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai. Jenis SPT Tahunan yaitu SPT Tahunan Pajak Penghasilan yang berbentuk formulir kertas (hardcopy) atau e-spt. 2.2 Pembahasan Penelitian Sebelumnya Handayani (2005) melakukan penelitian dengan mengunakan model UTAUT sebagai variabel bebasnya. Penelitian tersebut merupakan Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi Dan 23

Penggunaan Sistem Informasi. Hasil dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan faktor sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat pemanfaatan sistem informasi. Kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif signifikan terhadap penggunaan sistem informasi sementara minat pemanfaatan sistem informasi tidak berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi. Kurniawati (2010) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemanfaatan sistem informasi pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Sragen. Penelitian tersebut menggunakan model UTAUT sebagai variabel bebas dengan hasil penelitian bahwa Ekspektasi kinerja berpengaruh signifikan, sementara ekspektasi usaha, faktor sosial dan kondisi yang memfasilitasi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat pemanfaatan sistem teknologi informasi. Minat pemanfaatan sistem berpengaruh signifikan pada penggunaan sistem. Sugihanti (2012) melakukan penelitian pada Wajib Pajak Badan Kota Semarang. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi minat perilaku wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa variabel yang mempengaruhi minat perilaku wajib pajak adalah ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan kesukarelaan. Sementara kompleksitas, pengalaman, keamanan dan kerahasiaan serta kecepatan tidak mempengaruhi penggunaan e-filing. Bekti (2014) melakukan penelitian di dunia pendidikan dengan menggunakan model UTAUT. Penelitian yang dilakukan tersebut berfokus pada penerimaan 24

supervise akademik melalui e-training berbabis media sosial. Hasil penelitian yang dilakukan adalah faktor sosial, kondisi yang memfasilitasi, ekspektasi usaha dan interaktivitas sistem terhadap minat pemanfaatan tidak berpengaruh signifikan. Sedangkan pengaruh signifikan adalah interaktivitas sistem terhadap ekspektasi kinerja, ekspektasi kinerja terhadap minat pemanfaatan, kondisi yang memfasilitasi terhadap ekspektasi usaha, persepsi resiko terhadap minat pemanfaatan, faktor sosial terhadap ekspektasi kinerja, interaktivitas sistem terhadap ekspektasi usaha dan persepsi resiko terhadap ekspektasi usaha. Terdapat beberapa penelitian yang menggunakan model UTAUT dengan model penelitian yang beragam. Penelitian lainnya yang menggunakan model UTAUT dapat dilihat pada lampiran 2. 2.3 Hipotesis Penelitian Uma (2007:135) mendefinisikan hipotesis sebagai suatu hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Berdasarkan pokok permasalahan yang diuraikan, tujuan penelitian dan kajian-kajian teori yang relevan, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut. 2.3.1 Pengaruh Ekspektasi Kinerja terhadap Minat Penggunaan E-Filing Ekspektasi kinerja merupakan tingkat kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu meningkatnya kinerjanya dalam bekerja. Penelitian yang dilakukan oleh Venkatesh et al. (2003) menyatakan bahwa variabel ekpektasi kinerja merupakan prediktor yang kuat dari pemanfaatan SI dalam 25

pengaturan sukarela maupun wajib. Ekspektasi kinerja merupakan variabel yang memberikan pengaruh yang baik terhadap penerimaan aplikasi SIPKD (Iriani dkk, 2014). Suatu sistem informasi apat memberikan nilai positif dalam penggunaan SI, saat SI tersebut membantu dan meningkatkan kinerja seseorang dalam bekerja (Sumistar, 2011). Hasil penelitian yang telah dipaparkan tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Davis (1989), Taylor dan Todd (1995), Venkatesh dan Davis (2000) serta Thompson et al. (1991). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Djunaidy dkk (2013) yang mengasilkan bahwa ekspektasi kinerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat penggunaan, sementara variabel lainnya menunjukkan hubungan yang signifikan. Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012) dan Al-Qeisi et al. (2015) yang menyatakan ekspektasi kinerja tidak berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan SI. Berdasarkan paparan diatas baik teori dan beberapa penelitian sebelumnya tentang pengaruh ekpektasi kinerja terhadap minat pemanfaatan SI, maka hipotesis 1 (satu) dinyatakan sebagai berikut: H 1 : Ekspektasi kinerja berpengaruh positif pada penggunaan e-filing 2.3.2 Pengaruh Ekspektasi Usaha terhadap Minat Penggunaan E-Filing Ekspektasi usaha dapat didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan sistem akan mengurangi usaha (tenaga dan waktu) dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini berarti individu yang menggunakan sistem akan merasa lebih nyaman dalam bekerja karena dapat mengurangi tenaga dan waktu serta tidak perlu lagi menggunakan sistem yang manual. Meyliana dkk (2012) 26

menyimpulkan bahwa ekspektasi usaha mempengaruhi minat penggunaan. Konstruk ekspektasi usaha dalam percobaan pertama memberikan pengaruh signifikan dan menjadi tidak signifikan dalam percobaan kedua dan seterusnya (Venkatesh et al., 2003). Hasil tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan Davis et al. (1989) dan Thompson et al. (1991). Penelitian yang dilakukakan oleh Davis et al. (1989) sendiri menyimpulkan bahwa kemudahan dalam pengoperasian sistem informasi akan mempengaruhi penggunaan sistem informasi tersebut. Hasil penelitian yang diperoleh oleh Kurniawati (2010) menyatakan hal yang berbading terbaik yakni ekpektasi usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap minat pemanfaatan sistem teknologi informasi. Hasil tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan Thomas et al. (2013) yang sama-sama menyimpulkan bahwa ekspektasi usaha tidak memiliki pengaruh setelah dampak dari kondisi yang memfasilitasi telah dikontrol. Berdasarkan paparan diatas baik teori dan beberapa penelitian sebelumnya tentang pengaruh ekspektasi usaha terhadap minat pemanfaatan SI, maka hipotesis 2 (dua) dinyatakan sebagai berikut: H 2 : Ekspektasi usaha berpengaruh positif pada penggunaan e-filing 2.3.3 Pengaruh Faktor sosial terhadap Minat Penggunaan E-Filing Venkatesh et al. (2003) menyatakan bahwa faktor sosial adalah tingkat kepercayaan seseorang bahwa orang lain meyakinkan dirinya untuk menggunakan sistem yang baru. Adanya dorongan dari lingkungan sekitar dan orang terdekat akan meningkatkan minat seseorang untuk menggunkan sistem baru. Mufti dkk (2014) mengutarakan bahwa faktor sosial dari lingkungan sekitar sangat mempengaruhi penerimaan teknologi ataupun sistem baru. Thompson et al. (1991) menemukan 27

bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara faktor sosial dan pengguna sistem, dimana faktor sosial ditunjukkan dari besarnya dukungan teman sekerja, manajer senior, pimpinan dan organisasi. Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Handayani (2005). Diketahui bahwa faktor sosial sebagai variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi variabel dependen dalam penelitian yang dilakukan Mahendara dan Affandy (2013). Penelitian yang dilakukan Alshehri et al. (2012) menunjukan hasil yang berbeda yaitu faktor sosial ditemukan tidak signifikan dalam memprediksi perilaku minat untuk menggunakan e- govermment. Hasil tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2010), AlGhamdi et al. (2012), Andayani dan Bendi (2013). Berdasarkan paparan diatas baik teori dan beberapa penelitian sebelumnya tentang pengaruh faktor sosial terhadap minat pemanfaatan SI, maka hipotesis 3 (tiga) dinyatakan sebagai berikut: H 3 : Faktor sosial berpengaruh positif pada penggunaan e-filing 2.3.4 Pengaruh Kondisi yang Memfasilitasi terhadap Minat Penggunaan E- Filing Al-Qeisi et al. (2015) mendefinisikan kondisi yang memfasilitasi merupakan tingkat kenyamanan seorang individual untuk memanfaatkan sistem tertentu yang didukung oleh beberapa infrastruktur. Infrastruktur tersebut harus mencangkup teknis dan infrastruktur organisasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Venkatesh et al, (2003) menyimpulkan bahwa kondisi yang memfasilitasi memiliki pengaruh yang positif terhadap minat penggunaan SI namun tidak dipengaruhi secara signifikan. 28

Penelitian lain yang dilakukan Bekti (2014) menyimpulkan bahwa kondisi yang memfasilitasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat pemanfaatan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosyati (2014). Berdasarkan paparan diatas baik teori dan beberapa penelitian sebelumnya tentang pengaruh kondisi yang memfasilitasi terhadap minat pemanfaatan SI, maka hipotesis 4 (empat) dinyatakan sebagai berikut: H 4 : Kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif pada penggunaan e-filing 29