PELAYANAN MUSIK DAN PEMIMPIN PUJIAN (SONG LEADER) Musik



dokumen-dokumen yang mirip
A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 15 APRIL 2018 (MINGGU PASKAH III - PUTIH) KOMUNITAS YANG BERSAKSI

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

PL1 : Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, U : Raja yang besar atas seluruh bumi.

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) TATA IBADAH Hari Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga. Kamis, 10 Mei 2018

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN

Kami datang kepada-mu, kami datang kepadamu Bersyukur sebulat hati, kar na kasihmu besar

1) Hai mari sembah Yang Mahabesar, nyanyikan syukur dengan bergemar. Perisai umat-nya Yang Maha Esa, mulia nama-nya, takhta-nya megah!

Berdiri. 2. NYANYIAN JEMAAT Alangkah Baik dan Indahnya KMM 81:1-3. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

TATA IBADAH HARI MINGGU. Minggu TRINITAS

TATA IBADAH HARI MINGGU. Minggu Pemuliaan Kristus

GPIB Immanuel Depok Minggu, 23 Juli 2017 TATA IBADAH HARI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : Doa Pribadi Umat Latihan Lagu-lagu baru Doa para

PL1 : TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; U : Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.

TATA IBADAH Minggu Adven I

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 03 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) SAHABAT UNTUK MANUSIA

LITURGI KEBAKTIAN BINA IMAN WARGA GEREJA (BIWG) GKI GUNUNG SAHARI DIPANGGIL UNTUK MEMILIH MINGGU VI SESUDAH EPIFANI, 12 FEBRUARI 2017

A. JEMAAT BERHIMPUN. PERSIAPAN Saat Teduh/Doa Pribadi Latihan Lagu-Lagu & Pembacaan Warta Lisan Saat Hening

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 23 JULI 2017 Tema: ALLAH SANG PENYABAR JEMAAT BERHIMPUN

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS

---saat teduh--- AJAKAN BERIBADAH P2 Jemaat. Marilah berdiri untuk menyambut Firman Tuhan hadir di tengah-tengah persekutuan kita.

Pnt. : Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata:

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 25 JUNI 2017 Tema: PENGHARAPAN DI TENGAH RATAPAN JEMAAT BERHIMPUN

2) Nada-nada sumbang dan sendu disebabkan dosaku; Yesus sudah menggantikannya jadi kidung yang merdu.

GPIB Immanuel Depok Minggu, 13 Nopember 2016

---saat teduh--- AJAKAN BERIBADAH P2 Jemaat. Marilah berdiri untuk menyambut Firman Tuhan hadir di tengah-tengah persekutuan kita.

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Berdiri. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

Minggu, 21 Januari 2018 ALLAH MENYESAL. Yunus 3:1-10 PERSIAPAN T A T A I B A D A H M I N G G U G K I K E B A Y O R A N B A R U 0

TEMA MASA RAYA PASKAH: MENJADI SAKSI-SAKSI KEBANGKITAN KRISTUS

TATA IBADAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember

TATA IBADAH HARI MINGGU XII SESUDAH PENTAKOSTA

TATA IBADAH HARI MINGGU MINGGU II SESUDAH EPIFANIA 15 JANUARI 2017

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran

TATA IBADAH MINGGU GKI KEBAYORAN BARU

TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA

GPIB Immanuel Depok Minggu, 27 September 2015

I. MENGHADAP TUHAN. NYANYIAN UMAT : MAZMUR 98 : 1, 3 & 4 (do=g) Kantoria

TATA IBADAH MINGGU PASKAH V

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK

MENGHADAP TUHAN. Prosesi Alkitab

HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,

GPIB Immanuel Depok Minggu, 18 Maret 2018

GPIB Immanuel Depok Minggu, 20 Mei 2018

Kuk Tuhan Memberi Kelegaan Matius 11 : 20-30

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN

(prosesi masuk, diringi instrumental)

Berdiri. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

TATA IBADAH NUANSA PEMUDA TEMA TEOLOGI DAN TEKNOLOGI

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2

DISIAPKAN MENJADI SAKSI

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA. Kamis, 25 Mei 2017.

TATA IBADAH HARI MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA

TATA IBADAH MINGGU XX SESUDAH PENTAKOSTA Minggu, 22 Oktober

Tuhan Hadir Dalam Kebuntuan Hidup 1 Raja-raja 19:9-18

Minggu, 27 Oktober 2013

Gereja Menyediakan Persekutuan

TATA IBADAH PENUTUPAN KEGIATAN BULAN PELKES 25 Juni 2017

TATA IBADAH HARI MINGGU & SYUKUR HUT ke-58 Pelayanan Kategorial Pelayanan Anak

Tata Ibadah Minggu Paskah IV. Minggu, 07 Mei » Berhimpun «

Pnt. : Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan? J : TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan! Sela

TATA IBADAH GKI JATIMURNI MINGGU, 11 JUNI 2017

GPIB Immanuel Depok Minggu, 31 Januari 2016 TATA IBADAH MINGGU IV SESUDAH EPIFANI

GPIB Immanuel Depok Minggu, 30 Oktober 2016 TATA IBADAH MINGGU XXIV SESUDAH PENTAKOSTA

MEREFLEKSIKAN KEHIDUPAN KELUARGA BERSAMA YUSUF DAN MARIA

TATA IBADAH MODEL D. TEMA Menaati 10 Perintah Allah Sebagai Ibadah (8): "JANGAN MENCURI" Keluaran 20:15; Imamat 19:11

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 08 APRIL 2018 (MINGGU PASKAH II - PUTIH) KOMUNITAS YANG DIPULIHKAN DAN DIUTUS

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 14 JANUARI 2018 (MINGGU SESUDAH EPIFANI II - HIJAU) MERESPON PANGGILAN TUHAN, BERSAKSI BAGI-NYA

TATA IBADAH HARI MINGGU MINGGU I SESUDAH EPIFANIA

Tidak Diskriminatif, Namun Berbela Rasa

Allah Tak Pernah Terpisah Darimu Roma 8: 26-39

GPIB Immanuel Depok Minggu, 28 Mei 2017

TATA IBADAH HARI MINGGU IV SESUDAH PASKAH

TATA IBADAH Dies Natalis STT INTIM Makasar ke 69 Tahun 2017 (Gereja Kristen Protestan di Bali) Minggu, 08 Oktober 2017

Minggu, 10 September 2017 Pk , 08.00, & WIB

Jemaat EKKLESIA di DKI JAKARTA Jl. Kalibata Timur I No.41 Jakarta Selatan 12740

TEMA : JADILAH TELADAN DAN TERANG

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tata Ibadah Hari Minggu

GPIB Immanuel Depok Minggu, 30 April 2017 TATA IBADAH MINGGU II SESUDAH PASKAH

TATA IBADAH HARI MINGGU III PRAPASKAH

TATA IBADAH HARI MINGGU XIX SESUDAH PENTAKOSTA

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 24 SEPTEMBER 2017 Tema: BERSYUKUR DAN BERBUAH DALAM KEMURAHAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Liturgi Minggu Nuansa Pemuda. Hidup Bergairah dalam Sukacita dan Kegembiraan Tuhan. GKI Bintaro Utama 30 Agustus 2015 Pukul 17.

Tata Ibadah Adven III

TATA IBADAH HARI MINGGU I SESUDAH NATAL

GPIB Immanuel Depok Minggu, 26 Februari 2017 TATA IBADAH HARI MINGGU VIII SESUDAH EPIFANIA

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH

MENANTI DIA DENGAN BERJAGA DAN BERDOA

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA

Tema : Bertobatlah ( Yehezkiel 33 : 1 11 )

Berdiri. 2. NYANYIAN JEMAAT Ya Tuhan, Tiap Jam KJ 457:1,4,5. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menerangkan siapa Yesus. Mengerti tujuan kedatangan-nya yang pertama dan kedatangan-nya

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Transkripsi:

PELAYANAN MUSIK DAN PEMIMPIN PUJIAN (SONG LEADER) MUSIK DAN NYANYIAN Bunyi sendiri belum dapat disebut musik. Suatu bunyi atau serangkaian bunyi baru merupakan musik apabila bunyi tersebut menghasilkan nada-nada tertentu yang harmonis dan berirama. Dalam ilmu musik, bentuk seni yang disebut musik diartikan sebagai cetusan yang diungkapkan dalam bentuk bunyi yang bernada dan berirama, khususnya dalam bentuk lagu dan nyanyian. Ada pembagian musik seperti berikut ini: Musik Musik Non-Agamawi Musik Agamawi Musik Agama Non-Kristen Musik Musik Instrumental Kristen (Nyanyian Gerejawi) Musik Gerejawi adalah musik dari dunia ini yang dihasilkan oleh orang-orang percaya (Kristen) untuk mengekspresikan iman mereka kepada Tuhan. Musik Gerejawi dibagi dua: 1) Musik Instrumental Kristen adalah musik yang bersumber dari yang digunakan untuk menghasilkan bunyi. 2) Sedangkan musik vokal adalah musik yang bersumber dari. Ada perbedaan antara lagu dan nyanyian. Lagu adalah perpaduan yang harmoni antara. Sedangkan nyanyian adalah perpaduan harmonis antara dengan arti yang tertentu. Nyanyian sendiri dibagi dua: 1) Nyanyian orang banyak (community singing) atau nyanyian jemaat/umat adalah nyanyian yang disusun sedemikian rupa agar mudah diingat dan dinyanyikan oleh orang banyak (jemaat/umat). 2) Nyanyian para biduan (groups and choirs singing) adalah nyanyian yang dinyanyikan oleh para biduan (penyanyi khusus). Ada dua kelompok yang berbeda: a. Vocal group atau nyanyian yang digubah secara khusus. b. Paduan suara adalah gubahan khusus dengan empat suara [sopran, alto, tenor, bas] dengan tingkat gubahan yang terkadang lebih rumit daripada nyanyian jemaat. Ada dua bentuk pemimpin biduan: a. Pemimpin kelompok biduan, disebut dirigen atau conductor. b. Pemimpin puji-pujian/nyanyian jemaat dalam ibadah, disebut procantor atau song leader. PERKEMBANGAN DARI ZAMAN KE ZAMAN Zaman Keluaran dari Mesir Bacalah Kel.15:1-21. Siapa yang memimpin bangsa Israel menyanyi? Dan karena peristiwa apa? Zaman Raja Daud 1 Taw.6:31-47. Umat beribadah di Kemah Suci, lalu Bait Allah di Yerusalem. Umat menyanyikan Mazmur dan nyanyian rohani. Siapa nama contoh pemimpin-pemimpin nyanyian di zaman Daud? Di zaman Daud juga dikembangkan antifonal (Berbalasan antara dua paduan suara/khorus, di sebelah kanan dan kiri: 1 Oleh: Ev. Nurcahyo TP., M.Div (email: nurcahyo_03@yahoo.com)

Di sebelah kanan dipimpin: (ayat 39) Di sebelah kiri dipimpin: (ayat 44). Ibadah berlangsung semarak, bahkan dikembangkan tari-tarian. Pola ibadah selanjutnya, mengikuti apa yang ditetapkan Daud. Misalnya di zaman Raja (2 Taw.35:15-16). Dalam 1 Taw.25:1-3, dicatat bahwa Daud mengangkap para pemimpin musik ibadah, yaitu:,,. Pada zaman itu mereka disebut Menatseakh (pengangkat nyanyian, pemimpin biduan). Zaman Pembuangan dan Sesudahnya Umat beribadah di Sinagoge, karena Bait Allah di Yerusalem sudah hancur. Nyanyian dalam ibadah tidak diiringi musik. Maksudnya, supaya umat Tuhan tidak akan ibadah yang semarak yang pernah berlangsung dahulu di Bait Allah di Yerusalem. Segala alat musik disimpan dahulu supaya pengharapan iman akan hadirnya Yerusalem Baru semakin kuat. Pemimpin nyanyian jemaat dalam tradisi sinagoge Yahudi disebut Khazzan. Zaman Gereja Purba Setelah Yesus lahir dari perawan Maria, memberitakan Kerajaan Allah di bumi, mati di kayu salib untuk menebus dosa kita, dikubur, bangkit dari kematian untuk menyelamatkan kita, lalu naik ke sorga menyediakan tempat bagi kita, Ia pun kemudian mengutus Roh Kudus turun memenuhi para muridnya. Para murid memberitakan Injil ke seluruh dunia. Menurut Kisah Para Rasul 11:26, di kota manakah untuk pertamakalinya para murid Yesus Kristus disebut Kristen? Segera setelah zaman para rasul, gereja berkembang di wilayah kekuasaan Kerajaan Romawi dan disebut KATOLIK atau Am (artinya, untuk umum). Karena Kerajaan Romawi kemudian dibagi menjadi dua, yaitu Romawi Barat dan Romawi Timur, maka gereja pun terbagi menjadi Gereja Barat (condong kepada bahasa Latin; di kemudian hari berpusat di Roma) dan Gereja Timur (condong kepada bahasa Yunani; di kemudian hari disebut Gereja Ortodoks Yunani). Bacalah Kolose 3:16. Di samping mazmur dan nyanyian rohani, berkembang juga nyanyian yang disebut atau disebut juga hymne (terutama di gereja berbahasa Yunani). Pemimpin nyanyian jemaat di kalangan Gereja berbahasa Yunani disebut Psaltes. Berikut ini penjelasan bentuk-bentuk nyanyian sebagaimana tercantum dalam Kolose 3:16. 1. Mazmur: Ini adalah satu bentuk nyanyian Alkitabiah, yaitu nyanyian yang syairnya merupakan gubahan langsung dari suatu perikop atau pasal dalam Alkitab. 2. Nyanyian rohani: Ini adalah nyanyian yang syairnya tidak bersumber pada satu perikop tertentu dalam Alkitab, melainkan bersumber pada refleksi iman Kristen sehubungan dengan pergumulan iman atau tujuan beribadah. 3. Hymne/puji-pujian: Bapak Gereja Agustinus mengatakan bahwa hymne adalah nyanyian yang berisi pujian kepada Tuhan. Jadi yang disebut hymne mengandung tiga unsur: 1. 2. 3. Untuk seterusnya dalam makalah ini, mazmur, nyanyian rohani, dan hymne, akan diringkaskan ke dalam satu sebutan, yaitu nyanyian jemaat. Dalam perkembangannya, pemimpin nyanyian jemaat dalam kalangan Gereja Barat mendapatkan sebutan yang berbeda-beda: 1. Di gereja yang berbahasa Latin disebut Cantor. 2 Oleh: Ev. Nurcahyo TP., M.Div (email: nurcahyo_03@yahoo.com)

2. Di gereja yang berbahasa Italia disebut Cantore. 3. Di gereja yang berbahasa Perancis disebut Chantre. 4. Di gereja yang berbahasa Jerman disebut Kantor. 5. Di gereja yang berbahasa Inggris disebut Precenter. Zaman Abad Pertengahan Di dalam gereja (terutama dalam konteks Gereja Barat yang berbahasa Latin), musik ibadah diperindah dan berkembang menjadi lebih seperti ketimbang ibadah. Para rohaniwan berusaha mengembalikan umat dalam nyanyian ibadah, dan bukan hanya. Mereka berusaha menempatkan paduan suara untuk umat bernyanyi. Dalam perkembangannya, umat kesulitan untuk mengerti nyanyian dalam ibadah, karena tidak semua jemaat Gereja Roma Katolik berbahasa Latin. Zaman Reformasi Gereja Gereja Roma Katolik mengalami reformasi. Tokoh reformator yang terkenal pada tahun 1517 adalah Martin Luther di Jerman. Karena pengikut Martin Luther tidak diterima oleh kalangan Gereja Roma Katolik, maka mereka pun terpisah dan disebut Protestan. Martin Luther sangat yakin bahwa musik gereja tidak hanya berbahasa Latin, namun juga harus menggunakan. Luther memperkenalkan hymne baru yang disebut choral. Melodinya berasal dari beberapa sumber: 1. Hasil gubahan sendiri. 2. Mengadaptasi musik Gereja Katolik. 3. Mengadaptasi, bahkan yang dinyanyikan di bar-bar.. Pada masa ini, tetap dikenal adanya nyanyian jemaat, disebut prokantor. Keberadaan khorus pun tetap dipelihara, bahkan paduan suara bernyanyi bergantian dengan jemaat. Tokoh reformasi gereja yang ada di Swiss, yaitu Huldrich Zwingli, dan yang ada di Perancis, yaitu Yohanes Calvin, memiliki kesamaan pandangan terhadap musik ibadah. Keduanya menghargai musik instrumental, namun dalam ibadah, umat menyanyi tanpa iringan musik. Calvin berusaha agar cara menyanyi di sinagoge tetap dipelihara, yaitu bahwa nyanyian jemaat dipimpin oleh prokantor, didukung oleh, dan tanpa harmoni iringan. Calvin tidak setuju bila nyanyian ibadah diambil alih oleh paduan suara. Dalam ibadah, Calvin hanya mengijinkan jemaat menyanyikan Mazmur; ditambah dengan Nyanyian Pujian Simeon; 10 Perintah Allah; Doa Bapa Kami; dan Pengakuan Iman Rasuli. Zaman Modern Di Inggris muncul ada dua tokoh yang disebut sebagai Bapak Himnody, yaitu Isaac Watts (1674-1748) dan Charles Wesley (1707-1788). Sedangkan di Amerika Serikat ada tokoh bernama Lowell Mason (1792-1872) yang mengaransemen banyak lagu dengan memanfaatkan teks dari karya para penyair Amerika di zamannya. Di zaman modern, banyak orang mulai mempertentangkan antara ilmu pengetahuan dan iman, dan orang-orang ini pun meninggalkan gereja, bahkan tidak lagi percaya Tuhan. Karena muncul gerakangerakan dalam kekristenan yang berusaha menjangkau orang-orang itu, misalnya Pertemuanpertemuan Tenda atau Perkemahan Alkitab/Bible Camp. Tujuannya untuk mengabarkan Injil dan mengajak masyarakat bertobat atas dosa-dosa mereka. Dalam ibadah-ibadah di Pertemuan-pertemuan atau Perkemahan Alkitab itu, para penginjil membutuhkan lagu-lagu yang hati orang. 3 Oleh: Ev. Nurcahyo TP., M.Div (email: nurcahyo_03@yahoo.com)

Penginjil Dwight L. Moody memakai lagu-lagu gospel gubahan rekannya, Ira D. Sankey (Lagu Gospel adalah lagu yang dipakai untuk memberitakan Injil/Kabar Baik ). Syairnya lebih menekankan dan. Pola lagunya diambil dari apa yang sedang popular saat itu. Model lagu yang biasa dipakai dalam acara-acara kebangunan rohani ini memang tidak sekhidmat hymne dan Mazmur yang dinyanyikan di gereja, namun cukup efektif untuk menuntun orang ke dalam pertobatan. Gerakan penginjilan ini juga menyentuh kehidupan masyarakat kulit hitam yang hidup dalam perbudakan di Amerika Serikat. Mereka menciptakan lagu-lagu spiritual yang khas; mencampurkan unsur Gospel Barat dengan warisan budaya Afrika, sehingga disebut nyanyian (Negro s Spiritual Song). Lagu yang berasal dari Afrika biasanya dibawakan dengan lebih hidup dan enerjik. Seiring berkembangnya gerakan penyatuan gereja (gerakan ekumenis), beberapa komunitas ekumenis Kristen, seperti di Perancis dan di Skotlandia juga memberi sumbangan nyanyiannyanyian jemaat. Mereka mengembalikan ibadah dari kepada dan. Pada saat yang sama, kemajuan teknologi lewat musik elektronik dan digital justru dimanfaatkan oleh kalangan Karismatik untuk melengkapi musik ibadah mereka, sehingga bunyi-bunyian baru tercipta dan menarik hati orang muda. Ciri lagunya: 1. Bersifat ; 2. Menekankan ; 3. Kandungan pengajaran teologisnya ; 4. Didominasi nyanyian yang diulang-ulang. Kelemahan lagu ibadah jenis ini adalah. Namun karena kreativitas penciptaan lagu baru tetap dijaga dan selalu mengikuti gaya yang popular sesuai tren yang berlaku, maka ibadah Kharismatik tidak kehilangan daya tariknya, khususnya bagi orang muda. MENGENAI NYANYIAN JEMAAT DAN PEMIMPIN NYANYIAN JEMAAT (SONG LEADER) Tentang Nyanyian Jemaat Secara garis besar, ada dua alasan mengapa gereja/jemaat bernyanyi: 1. Alasan aklamasi (aspek vertikal). Jemaat bernyanyi dan bermusik karena hendak memberikan respon iman (berupa puji-pujian/ucapan syukur) atas karya penyelamatan yang sudah dikerjakan Allah di dalam Yesus Kristus. Nyanyian jemaat/gereja lebih bersifat doxologis (puji-pujian kepada Allah atau pemuliaan Allah). 2. Alasan proklamasi (aspek horizontal). Jemaat bernyanyi dan bermusik karena hendak memberitakan (memberi kesaksian) kepada orang-orang lain di sekitarnya tentang perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib, dengan memuji Allah secara serentak atas karya keselamatan yang dikerjakannya di dalam Yesus Kristus. Nyanyian jemaat adalah nyanyian komunitas, yaitu nyanyian yang mudah dinyanyikan. Namun ini tidak berarti atau. Mudah artinya jangkauan nada dan ritmenya tidak terlalu rumit. Nyanyian jemaat terdiri dari: 1.. Syair disebut juga lirik, dan beberapa baris syair/lirik, membentuk satu bait. Di dalam syair/lirik, terkandung tema atau pesan khusus dari sebuah nyanyian. 2. (tune). Biasanya, tiap bait dinyanyikan dengan melodi yang sama. 4 Oleh: Ev. Nurcahyo TP., M.Div (email: nurcahyo_03@yahoo.com)

Ada nyanyian yang memiliki, dan ada yang tidak. Refrein adalah syair yang diulang diakhir tiap bait. Biasanya berisi kesimpulan dari nyanyian tersebut. Ada refrein khusus yang disebut, yang muncul di awal dan di akhir setiap nyanyian-untuk menutup nyanyian. Tentang Pemimpin Nyanyian Jemaat Pemimpin nyanyian jemaat sudah ada dari zaman Daud. Ratusan tahun kemudian, di kalangan Gereja Barat, pemimpin nyanyian jemaat adalah orang yang memiliki cantorship atau kemampuan untuk memimpin nyanyian jemaat dengan lengkap dalam ibadah. Mereka biasanya disebut procantor (dari bahasa Latin pro artinya di depan/berdiri di depan atau berdiri untuk dan cantate artinya menyanyi bersama ). Sedangkan tim dari pemimpin nyanyian jemaat ini disebut Cantoria. Awalnya, prokantor adalah pemimpin paduan suara pertama yang memulai nyanyian antiphonal. Karena itu, prokantor dapat juga diartikan yang menyanyi lebih dahulu. Sesudah prokantor memimpin paduan suara pertama, maka pemimpin paduan suara yang kedua pun menjawabnya dalam nyanyian berbalasan. Pemimpin yang kedua ini disebut subcantor. Di gereja-gereja yang menerapkan pola ibadah kontemporer (yang lebih bebas), tidak dikenal istilah prokantor, melainkan Song Leader/Pemimpin Pujian, dan juga singers. Istilah-istilah ini sebetulnya menggambarkan bagian-bagian tugas dari prokantor. Song Leader sendiri sebetulnya berbeda dengan MC (Master of Ceremony). Seorang Song Leader memimpin umat untuk memuji Tuhan. Sedangkan seorang MC menuntun hadirin untuk mengikuti suatu mata-acara ke mata-acara berikutnya dalam sebuah kegiatan upacara atau pesta. Sekarang ini juga muncul istilah lain, yaitu Worship Leader (pemimpin penyembahan), namun dalam makalah ini, istilah Song Leader saya gunakan untuk mencangkup pula tugas Worship Leader. Di gereja-gereja yang menerapkan pola ibadah kontemporer, kedudukan paduan suara seringkali digantikan oleh (hanya) tiga atau empat orang yang berfungsi sebagai backing vocal (singers) atau penyanyi pendukung. Namun ada pula yang membentuk paduan suara dengan satu orang dirigen, yang kesemuanya berdiri di belakang song leader. Jemaat gereja-gereja di Amerika mempunyai istilah lain untuk pemimpin nyanyian ibadah. Mereka menggunakan istilah Minister of Music (Pelayan Musik), yang fungsinya dalam ibadah tidak kalah penting dengan Minister of the Word (Pelayan Firman). Tugas Pemimpin Nyanyian Jemaat saat memilih lagu: 1. Berdoa; meminta pimpinan Tuhan untuk pelayanan yang akan dikerjakannya, supaya mempermuliakan nama Tuhan dan membangun jemaat. 2. Jangan memilih lagu yang Anda benar-benar sulit kuasai. 3. Kita harus menghayati dan pandai menangkap maksud/pesan yang ingin disampaikan oleh sebuah lagu, agar dapat menempatkannya pada tempat yang tepat dalam kita. 4. Ada prinsip Melodi tunduk melayani syair. Jadi jangan pilih lagu berdasarkan, atau karena menurut Anda nadanya enak didengar. 5. Pilihlah lagu yang syairnya: 1) Berisi tentang dan ciptaannya. Syairnya mengandung kata ganti orang ketiga tunggal, misalnya mengandung kata Dia dan -Nya. Biasanya digunakan di bagian awal kebaktian ataupun di bagian akhir sekali dari kebaktian (untuk lagu pengutusan/penutup ibadah). 2) Tertuju kepada Allah dan karya Allah melalui. Syairnya mengandung ganti orang kedua tunggal, misalnya Engkau, Kau, Mu. Digunakan di bagian pertengahan/puncak kebaktian. 3) Berisi tentang atau kepada. Biasanya digunakan di bagian awal kebaktian. 5 Oleh: Ev. Nurcahyo TP., M.Div (email: nurcahyo_03@yahoo.com)

6. Sebisa mungkin memahami latar belakang munculnya sebuah nyanyian. Membaca buku berjudul Story Behind The Song (Hymne & Kontemporer) karya Yusak I. Suryana (Jakarta: YIS Production, 2010), dapat menolong. Buku yang lain berjudul 101 Hymn Stories karya Kenneth W. Osbeck (Grand Rapids: Kregel Publications, 1982). 7. Tetapkan juga musik preludium (musik pengiring untuk saat teduh di awal kebaktian). 8. Sebisa mungkin tetapkan juga musik postludium. adalah permainan musik di akhir ibadah, setelah ibadah selesai. Permainan di akhir nyanyian jemaat amat sangat jarang terjadi, namun permainan di akhir ibadah sangat disarankan. Sebaiknya dimainkan lagu pengutusan atau lagu yang gegap gempita untuk mengantar umat kembali ke dalam hidup sehari-hari, dan menjadi saksi Kristus di dalam dunia. Sementara postludium dimainkan, pemimpin nyanyian jemaat dapat meminta jemaat untuk saling bersalaman. 9. Pemimpin nyanyian jemaat meminta pemusik untuk mencari akord sebuah lagu sebelum latihan dimulai (hal ini kini bisa dilakukan dengan browsing internet), jika pemusik tidak mengetahui akord lagu yang hendak dimainkan. 10. Buat power point dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut: 1) Jangan menggunakan gambar latarbelakang yang terlalu ramai, terlalu berwarna-warni, jangan juga wajah orang tertentu, logo lembaga tertentu, gambar yang mengandung hak cipta, jangan juga mengandung unsur-unsur tulisan yang tidak mendukung ibadah, dsb. Jika ingin menggunakan gambar latarbelakang pemandangan, pilihlah yang warnanya tidak terlalu ramai. 2) Pilihlah bentuk huruf yang sederhana dan jelas dibaca dari kejauhan. Kalau bisa setiap minggu tidak berubah-ubah bentuk hurufnya. 3) Pilihlah warna huruf yang kontras dengan gambar latarbelakangnya, sehingga mudah dibaca. 4) Ukuran huruf jangan terlalu kecil. 5) Letakkan minimal, satu bait untuk satu kali tampilan layar. Jangan paksakan ada lebih dari satu bait dalam satu kali tampilan layar. Ini dapat menyebabkan tulisan menjadi terlalu kecil dan sulit dibaca. 6) Simpan file powerpoint dalam format yang dapat dibuka kembali dari laptop/komputer operator/gereja. Tugas Pemimpin Nyanyian Jemaat terkait dengan latihan: 1. Sadar bahwa latihan bersama pemusik itu penting. Peran musik dalam mengiringi nyanyian ibadah sangat penting untuk suasana ibadah. Namun iringan musik dapat pula merusak suasana ibadah bila tidak disiapkan dengan baik. Itu sebabnya, latihan itu penting! 2. Berdoa; meminta pimpinan Tuhan untuk pelayanan yang akan dikerjakannya, supaya mempermuliakan nama Tuhan dan membangun jemaat. 3. Bersama pemusik memilih yang tepat untuk lagu tersebut. Ingat tidak semua nyanyian perlu atau dapat diiringi dengan alat musik organ, piano, atau gitar. Juga tidak semua nyanyian dapat diiringi dengan band. Ada cukup banyak nyanyian jemaat yang jauh lebih indah jika dinyanyikan oleh Paduan Suara saja, atau secara a cappella (tanpa iringan), atau hanya dengan iringan perkusi sederhana. 4. Melatih diri untuk menyanyi sesuai suatu nyanyian jemaat. Tempo adalah cepat lambatnya sebuah lagu dinyanyikan. Sebetulnya, tempo nyanyian jemaat tidak ditentukan oleh pemain musik, pemandu nyanyian, atau bahkan oleh jemaat, melainkan oleh lagu itu sendiri. Namun pada prakteknya, tempo ditentukan juga oleh akustik gedung gereja (berapa panjang gaungnya) dan besar-kecilnya jemaat. Semakin panjang gaung suatu ruangan dan semakin besar jumlah jemaat, semakin lambat temponya, juga sebaliknya. Karena itu, yang paling utama dalam penentuan tempo adalah syair dan karakter lagu. Apakah syairnya merupakan pujian, doa, atau ratapan? Pesan apa yang ingin disampaikan? Dalam hal ini, pemimpin nyanyian jemaat maupun pemusik harus memahami lebih dahulu lagu-lagu yang akan dinyanyikan, sehingga keindahan dan kemegahannya dapat ditampilkan dengan baik. 5. Jantung dari musik adalah. Hal ini berhubungan erat dengan pengalimatan (frasering) dan memberi kesempatan kepada umat untuk mengambil nafas di akhir 6 Oleh: Ev. Nurcahyo TP., M.Div (email: nurcahyo_03@yahoo.com)

tiap kalimat. Jika pengiring tidak memberi kesempatan untuk mengambil nafas saat menyanyi, umat terengah-engah dan nyanyian tersebut menjadi. Pesan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan baik. Frasering adalah cara untuk mengungkapkan kalimat (musik) tersebut, sehingga musik menjadi lebih hidup dan dapat dimengerti. Jika kita mengerti isi dari syair tersebut, maka kita dapat merenungkan dan menyimpannya dalam hati. 6. Perhatikan tonalitas. adalah nada dasar dari tiap lagu. Tidak memperhatikan hal ini, dapat merusak suasana ibadah. Tentang penggunaan nada dasar juga terindikasi dalam Mazmur 6:1 dan 12:1, yaitu dalam frasa, Lagu yang ke delapan (Ibrani: benninot al-hasminit). 7. Perhatikan. Intro menentukan kapan umat mulai menyanyi. Intro harus dimainkan sesuai tempo yang tepat dan jemaat harus menyanyi dengan tempo yang sama. Intro tidak boleh terlalu panjang atau terlalu pendek (umumnya tidak kurang dari 2 bar, dan tidak lebih dari 4 bar). Biasanya intro merupakan gabungan dan cuplikan awal lagu (untuk mengingat jemaat tentang melodi lagu tersebut) dan cuplikan dari akhir lagu (agar jemaat mudah memulainya). Sebaiknya intro dimainkan secara sederhana, karena apabila terlalu rumit, akan menyulitkan jemaat. 8. Perhatikan. Interludium (atau biasa disebut saja interlud) adalah jembatan yang menghubungkan antara bait yang satu dengan lainnya. Fungsinya untuk: 1) Mengisi kekosongan jika syair nyanyian sudah selesai padahal petugas kolekte belum selesai mengumpulkan kolekte; 2) Untuk memberikan kesempatan umat beristirahat (mengambil nafas) ketika menyanyikan lagulagu yang panjang dengan nada-nada tinggi; 3) Digunakan ketika pemusik hendak menaikkan ketinggian nada. Jangan asal memenggal bait dari lagu yang dinyanyikan berdasarkan kebiasaan saja. Kalau syair lagu tersebut berkaitan dari bait 1 hingga bait 3, maka jangan asal penggal saja sebelum bait 3. 9. Pemimpin nyanyian jemaat perlu mengingatkan pemusik agar volume alat musik elektronik, tidak mendominasi nyanyian jemaat. Volume musik yang terlalu keras akan membuat umat berteriak dalam menyanyi, atau sebaliknya membuat jemaat diam karena mereka tidak bisa mendengar suaranya. Para pemain musik perlu menyadari fungsinya sebagai pengiring, bukan artis yang perlu ditonjolkan kemampuan musiknya. Pemusik perlu menolong umat agar dapat memuji Tuhan dengan baik. Besar kecilnya ruangan sangat perlu diperhatikan. Dalam ruangan kecil, tidak diperlukan suara iringan musik yang keras. Tugas Pemimpin Nyanyian Jemaat ketika memimpin menyanyi di hadapan jemaat: 1. Berdoa syukur bersama-sama seluruh pelayan ibadah sebelum dan sesudah ibadah. 2. Ingat! Anda bertugas memimpin jemaat bernyanyi bukan untuk tampil solo bak artis, atau untuk pamer kemampuan bernyanyi atau memimpin, dan juga bukan untuk berkotbah. 3. Perhatikan dan suara, serta. Sebagai pemimpin, suara Anda harus tegas, jelas, dan memotivasi. Ingat tugas Anda adalah memimpin. Anda melupakan hal ini, berarti Anda berdosa membuang waktu jemaat dengan ibadah yang tidak tertib, dan justru memancing jemaat untuk berolok-olok dan menghina Tuhan melalui perilaku mereka. Nada suara yang pertama kali keluar dari mulut Anda harus meyakinkan dan mantap, karena hal ini sangat penting dan menentukan. 4. Mengajak/ jemaat dengan kalimat-kalimat positif. Lakukan, misalnya, dengan membacakan Mazmur 117, Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Jangan mengancam, menyindir, atau merendahkan jemaat. 5. Tersenyumlah, tapi jangan bermain-main senyum kepada jemaat; jangan terlalu banyak menolehnoleh ke arah pemain musik atau layar power point, dan jangan hanya menunduk malu. Terlalu sering atau terlalu lama menunduk menyiratkan ketidakjujuran dan keragu-raguan. 6. Perhatikan bahasa tubuh. Jangan berdiri dengan miring dan malas-malasan. Jangan melipat tangan sebelah atau keduanya, di depan perut. Jangan berkacak pinggang. Biarkan tangan Anda terbuka, luwes, tidak ragu mengangkat tangan. Perhatikan cara bertepuk tangan Anda, karena bisa ditiru jemaat. 7 Oleh: Ev. Nurcahyo TP., M.Div (email: nurcahyo_03@yahoo.com)

7. Apabila diperlukan, beritahukan secara singkat munculnya sebuah nyanyian. 8. Mengajarkan kepada jemaat bagaimana menyanyikan lagu yang sulit atau lagu baru, dengan baik dan benar, sehingga maksud dan pesan yang ingin disampaikan oleh lagu tersebut dapat tercapai. Sebaiknya dilakukan di awal sekali, 5 menit sebelum kebaktian dimulai (sebelum saat teduh). Ketika ibadah sudah berlangsung, dan jemaat salah menyanyikan nyanyian, Anda dapat menghentikan jemaat dan mengajarkan yang benar. 9. Apabila Pemimpin Nyanyian Jemaat memutuskan untuk memimpin menyanyikan hymne, sebaiknya bait yang dinyanyikan tidak, misalnya dari bait 1, melompat ke bait 3, dst. Jika baitnya cukup banyak, pemimpin jemaat untuk menyanyikannya dengan variasi, misalnya bait 1 dinyanyikan oleh seluruh jemaat, bait 2 oleh kaum perempuan, bait 3 oleh kaum pria, bait 4 oleh paduan suara, bait 5 kembali oleh seluruh jemaat. Sebetulnya ini juga berlaku untuk semua lagu. 10. Merangkap fungsi sebagai Master of Ceremony (MC), yaitu memimpin jalannya acara mengikuti susunan acara berikut ini: 1) Perkenalkan lagu baru dan mengajarkannya kepada jemaat (kalau ada). Manfaatkan lima menit sebelum mulai ibadah. 2) Saat teduh. Jemaat berdiam diri, mempersiapkan diri, sambil diiringi instrumental musik. Iringan musik ini disebut preludium. Musik yang dimainkan hendaknya bersifat tenang dan meditatif. 3) Votum dan salam. adalah sebuah pernyataan iman bahwa kalau kita masih dapat beribadah pada hari ini, maka itu semua adalah karena pertolongan Tuhan. Biasanya terambil dari Mazmur 124:8, Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Lalu dilanjutkan dengan, yang biasanya seperti yang terdapat dalam 1 Kor.1:3, Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. 4) Untuk mengawali ibadah, pilihlah lagu yang mengajak umat untuk memasuki ibadah; mengajak umat untuk menghadap Allah. Misalnya judul-judul lagu berikut ini:. Alangkah lebih baik, jika jemaat diajak untuk berdiri dan berekspresi. 5) Doa pembuka berisi juga dan mohon pengampunan Tuhan. Karena itu lebih baik jika lagu sesudah doa itu bersifat pengakuan dosa atau pengampunan dosa. Misalnya: 6) Pembacaan Mazmur yang bersifat ajakan bagi umat untuk memuji Tuhan, misalnya Mazmur 117:1, Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Alangkah lebih baik, jika jemaat tetap berdiri dan berekspresi. 7) Puji-pujian berikutnya berisi tentang Tuhan. Ini menjadi satu bentuk ajakan atau kesaksian bagi oranglain. Sebaiknya jemaat sudah dipersilahkan untuk duduk, karena jika jemaat berdiri terlalu lama, mereka akan ketika mendengarkan Firman Tuhan. Nyanyian jemaat yang ada misalnya 8) Kesaksian (pujian ataupun cerita). Batasi paling lama 3 menit saja. Sebaiknya mereka yang hendak bersaksi dihubungi lebih dahulu sebelum ibadah dimulai, dan diingatkan tentang batas waktu kesaksian. Jika ternyata dia bersaksi melebihi batas waktu, pemimpin nyanyian jemaat dapat memberikannya kertas berisi tulisan untuk mengingatkan bahwa waktunya sudah habis. 9) Setelah itu, nyanyikanlah lagu-lagu yang ditujukan langsung kepada Tuhan. Ini menjadi satu bentuk doa yang dinyanyikan, karena kita langsung berbicara kepada Tuhan. Misalnya lagu-lagu berikut ini: 10) Pengakuan Iman Rasuli diikrarkan. Pemimpin Nyanyian Jemaat mengajak seluruh jemaat untuk bangkit berdiri. 11) Nyanyian Jemaat menyambut Firman Tuhan. Tema nyanyian yang sesuai adalah yang berhubungan dengan peran Firman Tuhan dalam hidup orang Kristen, atau ungkapan permohonan agar hati kita disiapkan menerima benih Firman Tuhan, atau ungkapan bahwa kita siap dibentuk dan diajar oleh Tuhan. Syairnya harus mengandung kata ganti orang kedua 8 Oleh: Ev. Nurcahyo TP., M.Div (email: nurcahyo_03@yahoo.com)

tunggal, misalnya Engkau, Kau, Mu. Misalnya lagu-lagu dengan judul berikut ini:. 12) Kotbah/diskusi. 13) Nyanyian Jemaat mengiringi Kolekte. Tema nyanyian yang sesuai adalah yang berhubungan dengan persembahan umat. Misalnya lagu:. 14) Doa persembahan sekaligus doa syafaat. Sebaiknya dinaikkan oleh seorang petugas piket (misalnya pembina yang piket hari itu, atau oleh majelis bidang komisi). 15) Nyanyian Jemaat sebelum mengakhiri ibadah. Biasanya dinyanyikan menjelang pengucapan berkat. Nyanyian ini bersifat mengutus umat kembali ke kehidupan mereka masing-masing. Oleh sebab itu, nyanyian terakhir ini harus bersifat mendorong, memberi semangat, membarui tekad dan komitmen sebagai umat Allah yang masih harus di dalam dunia. Atau yang berisi janji dan penyertaan Tuhan dalam hidup umatnya. Misalnya judul lagu berikut ini: 16) Doa Berkat dan Pengutusan. Biasanya oleh rohaniwan, misalnya Pendeta, penginjil, atau pengkotbah. Jika tidak ada ketiganya, majelis bidang komisi dapat dimintai tolong untuk melakukannya (tanpa mengucapkan doa berkat). 17) Pembacaan warta jemaat. 18) Nyanyian Jemaat untuk yang berulangtahun. Lagu yang biasa digunakan hendaknya yang mengandung pesan-pesan rohani. Misalnya lagu:. Kegiatan ini kemudian disambung dengan mendoakan yang ulangtahun. 11. Jangan asal meminta jemaat berdiri dan duduk. Perhatikan ketentuan yang sudah ditetapkan. Ini dapat membuat kesal jemaat, dan merusak suasana ibadah. 12. Jangan mengkritik para pemain musik atau membantah mereka di depan umum. Jangan pula menggelengkan kepala ketika mendengar anggota tim musiknya (cantoria) melakukan kesalahan. 13. Dalam ibadah kontemporer (ibadah masa kini yang lebih bebas), penggunaan juga penting diketahui, sebagai sarana komunikasi antara pemimpin nyanyian jemaat dengan pemusik pengiring. Diantaranya: 1) Jari telunjuk (satu jari). Tanda bahwa lagu dinyanyikan dari bagian awal sekali. 2) Jari telunjuk dan Jari Tengah (dua jari). Tanda bahwa lagu dinyanyikan dari refrain. 3) Jari kelingking (satu jari). Tanda bahwa bagian terakhir sekali dari lagu diulangi satu kali. 4) Jari kelingking dan jari manis (dua jari). Tanda bahwa bagian terakhir sekali dari lagu diulangi dua kali. 5) Jari kelingking, jari manis, dan jari tengah (tiga jari). Tanda bahwa bagian terakhir sekali dari lagu diulangi tiga kali. 6) Jari jempol mengarah ke atas (satu jari). Tanda bahwa nada dasar harus dinaikkan. 7) Jari telunjuk (satu jari) diputar-putar. Musik terus dimainkan (meskipun saat itu pujian jemaat tidak lagi dinyanyikan). 8) Tangan mengepal. Tanda bahwa lagu berakhir atau musik diam. 9) Tangan terbuka memotong leher. Tanda bahwa nada dasar harus diturunkan. Perlu diperhatikan agar ketika pemimpin nyanyian jemaat memberikan kode-kode ini kepada pemusik, tidak dilakukan terlalu mencolok sehingga dilihat jemaat, karena dapat mengalihkan perhatian jemaat (cukup mengganggu). 14. Apabila pemimpin nyanyian jemaat hendak meminta pemusik ketika mereka memainkan melodi, perlu diingatkan kepada pemusik agar jangan sampai improvisasi tersebut: 1) Menyulitkan jemaat dalam memuji Tuhan. 2) Jangan sampai merenggut umat, sehingga umat hanya terkagum-kagum menyaksikan permainan musik, sehingga umat sendiri akhirnya tidak ikut memuji Tuhan. 15. Tetap tenang dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa, jika tiba-tiba listrik mati, atau senar gitar putus, atau ketika pembicara datang terlambat, dan sebagainya. Kemampuan improvisasi dari pemimpin nyanyian jemaat sangat mempengaruhi suasana ibadah, ketika semua hal tidak diinginkan ini terjadi. Contoh kemampuan improvisasi: 9 Oleh: Ev. Nurcahyo TP., M.Div (email: nurcahyo_03@yahoo.com)

1) Karena listrik mati dan layar powerpoint tidak dapat beroperasi, pemimpin nyanyian jemaat dapat mendiktekan syair lagu kalimat per kalimat, sementara bernyanyi. 2) Karena pembicara datang terlambat, pemimpin jemaat dapat mengajak jemaat untuk berdoa lebih panjang atau lebih banyak, sambil berselang-seling membacakan Mazmur. Jika pembicara ternyata batal datang, setidaknya jemaat telah membaca Firman Tuhan. 3) 16. Pemimpin nyanyian jemaat hendaknya jangan berdiri di depan loudspeaker (pembesar suara) ketika sedang memegang mikrofon dalam kondisi menyala, karena dapat menimbulkan feedback. 17. Pemimpin nyanyian jemaat hendaknya memegang mikrofon dengan mantap; hindari sikap tangan atau jari yang tidak perlu, misalnya memegang mikrofon dengan jari manis dan jari kelingking di angkat. 18. Pakaian, perhiasan, make-up, dan rambut. Kenakan pakaian yang dan. Motif pakaian hendaknya tidak terlalu mencolok sehingga mengalihkan perhatian jemaat. Sangat disarankan memakai kemeja putih dan celana/rok hitam (atau yang berwarna gelap). Mengenakan jas dalam acara-acara khusus tertentu juga baik. Kenakan seminimal mungkin (cukup anting sederhana dan cincin pertunangan/pernikahan). Make-up jangan terlalu tebal. Rambut dan dapat diikat. Usahakan jangan sampai Anda harus menyibak rambut ketika memimpin di depan, karena dapat mengalihkan perhatian jemaat. Sumber: GKI, BPMS. Musik Dalam Ibadah Komisi Liturgi dan Musik Sinode GKI. Jakarta: Grafika KreasIndo, 2012. Hibbert, Mike, dan Viv Hibbert. Pelayanan Musik, terj. Hariyono dan Xavier Q.P. Yogyakarta: Andi, 2001. Mawane, M.Th. Gereja yang Bernyanyi: Menghidupkan Ibadah dengan Lagu. Yogyakarta: Andi, 2004. Osbeck, Kenneth W. 101 Hymn Stories. Grand Rapids: Kregel Publications, 1982. Suryana, Yusak I. Story Behind the Song Hymne & Kontemporer (Kisah di Balik Lagu). Jakarta: YIS Production, 2010. 10 Oleh: Ev. Nurcahyo TP., M.Div (email: nurcahyo_03@yahoo.com)