BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Indri Larasati (2017), melakukan penelitian mengenai Faktor-faktor yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

JURNAL ILMIAH BUSSINESS PROGRESS ISSN April 2015, Volume 3, No. 1, 9-14

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Pada dasarnya pembangunan ekonomi adalah usaha dan. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI. pada satu tahun tertentu saja, melainkan memperlihatkan dan membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah bertujuan dalam peningkatan jumlah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk. daerah, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi beorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI DKI JAKARTA

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan variabelserta analisis dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Income Perkapita terhadap Human Development antar. Hasil pengujian pada variabel Income Per Kapita menunjukkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta dan masyarakat (Saragih, 2009). merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri Dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang. Oleh Eko Prasetyo NIM

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan (Danawati, dkk 2016).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dengan bertumpu pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbankan syariah, dan data dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan pelayanan publik yang lebih efisien, efektif, dan merata serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PULAU SUMATERA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah memerlukan data agar sasarannya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penelitian ada tiga jenis, yaitu data deret waktu (time series), data silang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta dalam beberapa tahun terakhir sedang melakukan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

Hasil penelitian Alfirman dan Sutriono (2006) yang meneliti masalah hubungan. pengeluaran rutin dengan produk domestik bruto (PDB) menemukan bahwa

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis

I. PENDAHULUAN. Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Indri Larasati (2017), melakukan penelitian mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi Ekonomi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010-2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan estimasi regresi data panel. Analisis data menggunakan metode Common Effect, Fixed Effect dan Random Effect. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Pengeluaran Pemerintah berpengaruh signifikan positif, sedangkan Human Capital investment, Angkatan Kerja bertanda positif tidak signifikan dan PMDN bertanda positif signifikan pada Produk Domestik Regional Bruto yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dewi Maharani (2016), melakukan penelitian mengenai Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Sumatra Utara tahun 2003-2014. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan estimasi regresi data panel. Analisis data menggunakan metode common effect dan fixed effect. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Investasi dan Tenaga Kerja berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Sumatra Utara. Bambang & Dwisetia (2014), melakukan penelitian mengenai Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman Modal Asing, Pengeluaran Pemerintah dan Tenaga Kerja terhadap Ekonomi di Daerah 8

Istimewa Yogyakarta pada tahun 1996-2012. Data yang digunakan adalah data sekunder. Analisis data menggunakan metode regresi kuadrat terkecil (OLS). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Penanaman Modal Dalam Negeri berpengaruh positif tidak signifikan, Penanaman Modal Asing berpengaruh positif signifikan, Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif tidak signifikan dan Tenaga Kerja berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Trias & Hastarini (2013), menganalisis tentang Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Investasi dan Angkatan Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Tengah tahun 1992-2011. Data analisis menggunakan data kuantitatif dengan menggunakan metode OLS. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah, Investasi dan Angkatan Kerja berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Tengah. Deddy Rustiono (2008), menganalisis tentang Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah tahun 1985-2006. Data ini menggunakan metode regresi Ordinary Least Square. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman Modal Asing, Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif signifikan terhadap Ekonomi di Jawa Tengah. 9

Nelly Nur Laili (2007), melakukan penelitian mengenai Pengaruh dari Penanaman Modal Dalam Negeri, Ekspor, Pariwisata, dan Jumlah Perusahaan disektor Industri terhadap Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1990 2004. Analisis data menggunakan metode Regresi Kuadrat Terkecil. Berdasarkan hasil penelitian bahwa variabel Penanaman Modal Dalam Negeri, variabel Ekspor, variabel Pariwisata dan variabel Jumlah Perusahaan di Sektor Industri berpengaruh signifikan terhadap Ekonomi di Daaerah Istimewa Yogyakarta. Nur Feriyanto (2014), menganalisis tentang Determinant of Gross regional domestic product in Yogyakarta Special Province tahun 1999-2013. Analisis Data pada penelitian menggunakan metode regresi dinamis model penyesuaian parsial dan regresi berganda. Berdasarkan hasil dari penelitian bahwa Jumlah Orang Bekerja berpengaruh signifikan negatif terhadap Produk Domestik Regional Bruto, Investasi dan Jumlah Wisatawan berpengaruh signifikan positif terhadap Produk Domestik Regional Bruto. Sedangkan, berdasarkan model penyesuaian parsial maka terjadi proses penyesuaian yang besar pada akumulasi Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 10

Tabel 2.1 Kajian Pustaka Peneliti Judul Variabel Alat Analisis Indri Larasati (2017) Dewi Maharani (2016) Bambang Muqsyithu Wihda dan Dwisetia Poerwono (2014) Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Ekonomi Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010-2016 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Sumatera Utara Analisis Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman Modal Asing, Pengeluaran Pemerintah Dan Tenaga Kerja Terhadap Independen : Variabel Pengeluaran Pemerintah, Human Capital Investment, Angkatan Kerja, Penanaman Modal Dalam Negeri Dependen : Variabel Ekonomi Independen : Investasi Domestik, Investasi Asing dan Tenaga Kerja Dependen : Produk Domestik Regional Bruto Independen : Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman Modal Asing, Pengeluaran Pemerintah dan Tenaga Kerja Dependen : Regresi Data Panel Metode Fixed Effect Fixed effect Model Regresi Kuadrat Terkecil (OLS) Hasil Penelitian Variabel Pengeluaran Pemerintah berpengaruh signifikan positif, Human Capital investment, Angkatan Kerja bertanda positif tidak signifikan dan Variabel Penanaman Modal Dalam Negeri berpengaruh signifikan positif terhadap Produk Domestik Regional Bruto yang berdampak pada Ekonomi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Variabel Investasi Domestik, Variabel Investasi Asing dan Tenaga Kerja berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Sumatera Utara Variabel Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman Modal Asing, Pengeluaran Pemerintah dan Tenaga Kerja berpengaruh signifikan terhadap Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta 11

Trias Fajar dan Hastarini Dwi (2013) Deddy Rustiono (2008) Nelly Nur Laili (2007) Ekonomi Di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1996 2012 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Investasi Dan Angkatan Kerja Terhadap Pdrb Provinsi Jawa Tengah Tahun 1992-2011 Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Ekonomi Di Propinsi Jawa Tengah Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Ekonomi Diy Tahun 1990-2004 Ekonomi Independen : Variabel Pendapatan Asli Daerah, Investasi dan Angkatan Kerja Dependen : Produk Domestik Regional Bruto Independen : PMDN, PMA, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah Dependen : Ekonomi Independen : Variabel Penanaman Modal Dalam Negeri, Ekspor, Pariwisata, dan Variabel Jumlah Perusahaan disektor Industri Metode Ordinary Least Square (OLS) Regresi Ordinary Least Square (OLS) Regresi Kuadrat Terkecil (OLS) Variabel Pendapatan Asli Daerah, Investasi dan Angkatan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Jawa Tengah Variabel Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman Modal Asing dan Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Ekonomi di Jawa Tengah Variabel Penanaman Modal Dalam Negeri, Variabel Ekspor, Pariwisata, Jumlah Perusahaan disektor Industri berpengaruh positif terhadap Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta Dependen : 12

Nur Feriyanto (2014) Determinant Of Gross Regional Domestic Product In Yogyakarta Special Province Ekonomi Independen : Jumlah Orang Bekerja, Investasi Dan Jumlah Wisatawan Dependen : Produk Domestik Regional Bruto Regresi Berganda Dan Regresi Dinamis Variabel Jumlah Orang Bekerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PDRB, sedangkan variabel Investasi dan Jumlah Wisatawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB. Model penyesuaian parsial, terjadi proses penyesuaian yang tinggi pada akumulasi Produk Domestik Regional Bruto dan dalam meningkatkan perekonomian lokal, pemerintah daerah perlu mengundang wisatawan lebih banyak dan juga meningkatkan investasi di Yogyakarta. Perbedaan dari penelitian terdahulu terletak pada tahun, lokasi, variabel dan metode analisisnya. Pada penelitian ini, peneliti menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Ekonomi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2000-2017. Variabel independen yaitu Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, Tenaga Kerja dan Ekspor dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda (OLS). 13

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Ekonomi ekonomi merupakan suatu proses meningkatnya kapasitas produksi pada perekonomian yang diorientasikan dalam suatu bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu perekonomian mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan Gross National Product riil di Negara tersebut. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan dan kenaikan tingkat output produksi yang dihasilkan oleh pembangunan ekonomi (Prasetyo, 2009). Menurut BPS, ukuran yang digunakan dalam menghitung pertumbuhan ekonomi adalah Produk Domestik Regional Bruto. Produk Domestik Regional Bruto yaitu suatu nilai tambah yang dihasilkan dari keseluruhan kegiatan ekonomi pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. 2.2.2 Teori Ekonomi 2.2.2.1 Teori Ekonomi Klasik Teori pertumbuhan ekonomi klasik dikemukakan oleh tokoh-tokoh ekonomi meliputi Adam Smith dan David Ricardo. Menurut Smith, terdapat dua aspek utama dalam pertumbuhan ekonomi yaitu output total dan pertumbuhan penduduk. Pada pertumbuhan output total sistem produksi suatu negara dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut: 1. Sumber Daya Alam Yaitu apabila sumber daya alam masih belum dimanfaatkan secara maksimal, maka jumlah penduduk dan stok modal adalah pemegang 14

peranan dalam pertumbuhan output. Sebaliknya, apabila penggunaan sumber daya alam sudah dimanfaatkan secara maksimal, maka pertumbuhan output akan terhenti. 2. Sumber Daya Insani Yaitu apabila jumlah penduduk dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan angkatan kerja yang bekerja dari mayarakat. 3. Stok Barang Modal Yaitu apabila jumlah serta tingkat pertumbuhan output tergantung pada laju pertumbuhan stok modal. 2.2.2.2 Teori Neo-Klasik Teori pertumbuhan Neo-Klasik dikemukakan oleh Robert Solow dan Trevor Swan. Teori pertumbuhan ini mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi bergantung pada pertambahan penyedia faktor-faktor produksi (Sukirno,2004). Teori Neo-Klasik terbagi dalam 3 jenis input yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, antara lain : 1. Modal 2. Tenaga Kerja 3. Teknologi 15

2.2.2.3 Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto adalah nilai tambah yang terbentuk dari keseluruhan kegiatan ekonomi pada suatu wilayah dengan kurun waktu tertentu. Produk Domestik Regional Bruto menurut harga konstan dan harga berlaku. PDRB atas dasar harga berlaku yaitu menunjukan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah. Sedangkan, PDRB atas dasar harga konstan menunjukan bahwa laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan (BPS, 2013). Untuk menghitung Produk Domestik Regional Bruto terdapat 3 cara penghitungan, yaitu: 1. Pendekatan Produksi 2. Pendekatan Pengeluaran 3. Pendekatan Pendapatan 2.2.2.4 Investasi Teori ekonomi investasi merupakan pengeluaran untuk membeli sebuah barang modal dan berbagai peralatan produksi yang tujuannya untuk mengganti serta menambah barang modal pada suatu perekonomian yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa (Sukirno,2011). Investasi juga mengalami perubahan keseluruhan permintaan yang mempengaruhi siklus bisnis, akan tetapi investasi juga mengarah pada akumulasi modal yang akan meningkatkan output serta mengembangkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang di suatu wilayah. 16

2.2.2.5 Penanaman Modal Asing (PMA) Berdasarkan Undang-Undang nomor 1 tahun 1967 dan Undang-Undang nomor 11 tahun 1970 mengenai Penanaman Modal Asing. Penanaman Modal Asing yaitu penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-Undang yang digunakan dalam menjalankan Perusahaan di Indonesia. Jadi, pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. Terdapat 3 penjelasan mengenai Modal Asing dalam Undang-Undang, sebagai berikut : 1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia. 2. Alat untuk perusahaan, termasuk penemuan baru milik orang asing dan bahan-bahan yang dimasukan dari luar negeri ke dalam wilayah Indonesia selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan Indonesia. 3. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan undang-undang ini diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan di Indonesia. 2.2.2.6 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Berdasarkan Undang-Undang nomor 6 tahun 1968 dan Undang-Undang nomor 12 tahun 1970 mengenai Penanaman Modal Dalam Negeri. Terdapat definisi modal dalam negeri pada pasal 1 dan pasal 2, antara lain : 17

a. Undang-Undang di dalam modal dalam negeri merupakan bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang dimiliki Negara maupun swasta asing yang berdomosili di Indonesia yang disisihkan atau disediakan guna menjalankan suatu usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur oleh ketentuan-ketentuan pasal 2 UU No. 12 tahun 1970 tentang penanaman modal asing. b. Pihak swasta yang mempunyai modal dalam negeri tersebut dalam ayat 1 pasal ini terdiri dari perorangan atau badan hukum yang berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia. c. Pasal 2 disebutkan bahwa, Yang dimaksud dalam UndangUndang ini dengan "Penanaman Modal Dalam Negeri" adalah penggunaan kekayaan yang seperti dalam pasal 1, secara langsung atau tidak langsung untuk menjalankan usaha menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-Undang. 2.2.2.7 Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan penduduk dalam usia kerja yang berusia antara 15 sampai 64 tahun atau jumlah keseluruhan penduduk pada suatu negara yang dapat memproduksi barang atau jasa. Menurut Badan Pusat Statistik, pengetian Tenaga Kerja yaitu seseorang yang mampu melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Batas usia kerja di Indonesia yaitu minimum 10 tahun dan tanpa batas umur maksimum. Maka, setiap orang yang sudah berusia 10 tahun ke atas termasuk dalam tenaga kerja. 18

2.2.2.8 Ekspor Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam negeri ke luar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Berdasarkan dari pengertian ekspor tersebut, maka segala bentuk kegiatan ekspor di setiap negara yaitu tujuannya untuk meningkatkan pendapatan di suatu Negara. Hal tersebut dipengaruhi oleh ekspor yang merupakan salah satu komponen pengeluaran agregat. Ekspor juga dapat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai. Apabila nilai ekspor meningkat, maka pengeluaran agregat juga akan semakin meningkat sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu negara. 2.3 Hubungan Antar Variabel 2.3.1 Hubungan antara PMA dengan Ekonomi Investasi dapat diartikan bahwa dalam suatu negara, tidak semua penduduk menggunakan semua pendapatannya untuk dikonsumsi, akan tetapi ada juga sebagian yang di simpan. Simpanan tersebut dapat digunakan untuk pembentukan investasi. Investasi tersebut merupakan sebagai salah satu faktor di dalam pembangunan ekonomi, seperti investasi pada peralatan modal yaitu tidak hanya meningkatkan produksi atau pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat. Dengan demikian, terdapat hubungan yang positif antara pembentukan investasi dengan pertumbuhan ekonomi pada suatu negara (Prasetyo, 2009). 19

Investasi Penanaman Modal Asing merupakan peranan yang penting untuk menentukan jumlah pendapatan. Semakin tinggi tingkat investasi Penanaman Modal Asing maka diharapkan akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor swasta dan rumah tangga dalam hal mengalokasikan sumber daya yang ada di suatu daerah. Sehingga akan menyebabkan meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto dan dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan demikian, Penanaman Modal Asing mempunyai hubungan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah. 2.3.2 Hubungan antara PMDN dengan Ekonomi Penanaman Modal Dalam Negeri merupakan pengeluaran dan/atau pembelanjaan penanaman modal untuk membeli barang produksi yang akan menambah kemampuan produksi barang atau jasa yang tersedia dalam perekonomian yang berasal dari investasi dalam negeri. Investasi mengumpulkan akumulasi dari modal dengan membangun sejumlah gedung dan peralatan yang digunakan untuk kegiatan produktif yang berdampak pada output potensial suatu negara akan mengalami peningkatan dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang akan meningkat. Sehingga, investasi khususnya Penanaman Modal Dalam Negeri memiliki hubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. 20

2.3.3 Hubungan Antara Tenaga Kerja dengan Ekonomi angkatan kerja sebagai salah satu faktor positif yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang banyak maka akan menambah jumlah tenaga kerja yang produktif. penduduk yang tinggi berarti akan meningkatkan ukuran pasar domestiknya. penduduk mempunyai hubungan dengan meningkatnya jumlah angkatan kerja yang diduga sebagai faktor positif untuk menentukan pertumbuhan ekonomi. Sehimgga, angkatan kerja meningkat maka semakin produktif juga tenaga kerja dan semakin tinggi angkatan kerja maka tingkat partisipasi tenaga kerja akan meningkat dan semakin meningkatan pertumbuhan ekonomi. 2.3.4 Hubungan Antara Ekspor dengan Ekonomi Ekspor merupakan faktor penting dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekspor akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu Negara. Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam menjalankan peningkatan pembangunan melalui promosi dan penguatan sektor-sektor ekonomi yang mengandung keuntungan komparatif yang berupa ketersediaan faktor-faktor produksi tertentu dalam jumlah yang melimpah. Ekspor juga membantu suatu negara dalam mengambil keuntungan dari skala ekonomi yang dimiliki. Ekspor memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi, artinya ketika ekspor mengalami kenaikan maka pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami kenaikan dan sebaliknya apabila ekspor mengalami penurunan maka pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan. 21

2.4 Kerangka Pemikiran Kerangka Pemikiran mendefinisikan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu pengaruh investasi Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, Tenaga Kerja, dan Ekspor terhadap Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sehingga, tingkat investasi Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, Tenaga Kerja, dan Ekspor diharapkan menjadi pendorong untuk meningkatan pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada penelitian tersebut pertumbuhan ekonomi dengan variabel-variabel memiliki hubungan pengaruh dapat ditunjukan dengan kerangka pemikiran anatara lain: PMA (X1) PMDN (X2) Tenaga Kerja (X3) Ekonomi Provinsi DIY (Y) Ekspor (X4) 22

2.5 Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan yang telah dijelaskan, maka peneliti menggunakan hipotesis pada penelitian ini antara lain: 1. Diduga Penanaman Modal Asing (PMA) berpengaruh signifikan dan positif terhadap Ekonomi di Provinisi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Diduga Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berpengaruh signifikan dan positif terhadap Ekonomi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 3. Diduga Tenaga Kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap Ekonomi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 4. Diduga Ekspor berpengaruh signifikan dan positif terhadap Ekonomi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 23