Studi Eksperimental Penambahan Selenoid Pada Saluran Bahan Bakar Motor Diesel Putaran Stasioner Terhadap Unjuk Kerjanya

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis penggunaan alat magnetisasi bahan bakar secara elektromagnetik terhadap unjuk kerja mesin empat langkah satu silinder

M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

PENGARUH TEMPERATUR BAHAN BAKAR BIO-SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT

OPTIMALISASI KINERJA MOTOR DIESEL DENGAN SISTEM PEMANASAN BAHAN BAKAR

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

Andersen Karel Ropa, Naif Fuhaid, Nova Risdiyanto Ismail, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 1-4

PENGARUH PEMASANGAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR MAGNETIS TERHADAP EFISIENSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SPESIFIK MOTOR BENSIN

Studi Eksperimental Pengaruh Medan Magnet Terhadap Kinerja Mesin Otto 108 cc Menggunakan Variasi Jarak Antar Medan Magnet

PENGARUH PENAMBAHAN UAP AIR KERING PADA LANGKAH HISAP TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Nugrah Rekto P 1, Eka Bagus Syahrudin 2 1,2

PENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR ABSTRAK

PENGARUH PEMASANGAN ALAT PENINGKAT KUALITAS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SPESIFIK MOTOR BENSIN

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

KARAKTERISASI UNJUK KERJA MESIN DIAMOND TYPE Di 800 DENGAN SISTEM INJEKSI BERTINGKAT MENGGUNAKAN BIODIESEL B-20

Pengaruh Medan Magnet Terhadap Efisiensi Bahan Bakar dan Unjuk Kerja Mesin

Setiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap.

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

APLIKASI SOLENOIDA ELEKTROMAGNET PADA MOTOR BENSIN DUA LANGKA UNTUK PENGHEMATAN KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN PENGURANGAN EMISI GAS BUANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN CAMPURAN SOLAR DAN BIOSOLAR TERHADAP PERFORMANSI MESIN DIESEL

PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

Pengaruh Diameter Kawat Kumparan Alat Penghemat Energi yang Berbasis Elektromagnetik Terhadap Kinerja Motor Diesel

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

OPTIMASI DAYA MESIN DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN TOYOTA SERI 5K MELALUI PENGGUNAAN PENGAPIAN BOOSTER

SKRIPSI MOTOR BAKAR. Disusun Oleh: HERMANTO J. SIANTURI NIM:

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

PENGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan pengujian, penulis memperoleh data-data hasil pengujian

Bab 4 Data dan Analisis Hasil Pengujian

MODIFIKASI MESIN DIESEL SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR SOLAR MENJADI LPG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GAS MIXER

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH MEDAN MAGNET 800 GAUSS PADA ALIRAN BAHAN BAKAR PERTAMAX TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 150 CC

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

STUDI EKSPERIMENTAL EGT DAN SMOKE OPACITY PADA MESIN DIESEL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CAMPURAN JATROPHA DENGAN SISTEM COLD EGR

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 3

BAB III METODE PENELITIAN. Daya motor dapat diketahui dari persamaan (2.5) Torsi dapat diketahui melalui persamaan (2.6)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH VARIASI BAHAN DAN JUMLAH LILITAN GROUNDSTRAP TERHADAP MEDAN MAGNET PADA KABEL BUSI SEPEDA MOTOR

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Biogas terhadap Emisi Gas Buang Mesin Generator Set. Influence Of Biogas Fuel Usage On Generator Set Exhaust Emission

KARAKTERISASI PERFORMA MESIN DIESEL DUAL FUEL SOLAR-CNG TIPE LPIG DENGAN PENGATURAN START OF INJECTION DAN DURASI INJEKSI

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGARUH VARIASI TIMING INJECTION DAN CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL

I. PENDAHULUAN. Katakunci : Electronic Control Unit, Injection Control, Maximum Best Torque (MBT), Ignition Timing, Bioetanol E100.

Karakteristik Emisi Gas Buang Kendaraan Berbahan Bakar LPG untuk Mesin Bensin Single Piston

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis emisi gas buang dan daya sepeda motor pada volume silinder diperkecil

PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

BAB IV HASIL DAN ANALISA. 4.1 Perhitungan konsumsi bahan bakar dengan bensin murni

Spesifikasi Bahan dan alat :

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

KARAKTERISTIK INJEKSI DAN KINERJA MESIN DIESEL SATU SILINDER KETIKA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN CAMPURAN ZAT ADITIF-PREMIUM (C1:80, C3:80, C5:80)

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas Buang Pada Mobil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Studi Eksperimental Penambahan Selenoid Pada Saluran Bahan Bakar Motor Diesel Putaran Stasioner Terhadap Unjuk Kerjanya Nugrah Rekto Prabowo 1, Tris Sugiarto 2, Tarsono Dwi Susanto 3 1,2,5 Program Studi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Purwokerto Jln. Semingkir No. 1 Purwokerto 53132, Indonesia Coresponding author-email : nugrahprabowo03@gmail.com Abstrak Banyak cara yang dapat dilakukan untuk optimalisasi kinerja motor diesel, hal ini dilakukan dalam rangka untuk menaikkan kinerjanya. Pemasangan solenoid penghasil medan magnet merupakan salah satu solusi yang tepat melalui proses ionisasi. Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui jumlah lilitan terbaik terhadap kinerja motor diesel. Dalam eksperimen ini menggunakan metode studi eksperimental dengan menggunakan Solenoid elektro magnet dibuat dengan pipa bahan bakar (selang) dengan ukuran 5/16 inch, panjang lilitan 22 cm, diameter kawat email 0.20 mm, dengan jumlah 2.500 lilitan, 5.000 lilitan, dan 7.500 lilitan yang dipasang pada motor diesel satu silinder putaran stasioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kondisi standar tanpa solenoid Torsi 21,401 Nm, Daya 3,360 kw, Sfc 0,210 kg/kwh. Pada penggunaan selenoid 2.500 lilitan menghasilkan unjuk kerja motor terbaik, torsi 21,911 Nm, Daya 3.440 kw, Sfc 0,210 kg/kwh, penggunaan selenoid 5.000 lilitan menghasilkan Torsi 22,790 Nm, Daya 3,578 kw, Sfc 0,196 kg/kwh, dan pada penggunaan solenoid 7.500 lilitan 41,987 Nm, Daya 6,592 kw, Sfc 0,122 kg/kwh. Jumlah lilitan solenoid sebagai penghasil medan magnet terbaik pada penelitian ini adalah untuk lilitan kawat email 7.500 lilitan yang mengasilkan peningkatan Torsi 46,25 %, Daya 46,25%, dan Sfc 22,97 %. Kata Kunci : Solenoid, Jumlah Lilitan, Medan Manget, Unjuk Kerja Motor. 1. Pendahuluan Peningkatan volume kendaraan tidak dapat dibendung seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kebutuhan akan transportasi. Kemacetan pun yang dahulunya hanya terjadi di kota-kota besar saat ini sudah terasa di daerah kecil. Hal ini menuntut peningkatan kebutuhan bahan bakar fosil, padahal sumber energi ini tergolong sumber bahan bakar yang terbatas ketersediaannya di bumi. Banyak penelitian dilakukan untuk mengurangi besarnya kebutuhan bahan bakar yang signifikan antara lain dengan cara optimasi engine sehingga bahan bakar yang dipakai dalam proses pembakaran terbakar sempurna dan menghemat penggunaan bahan bakar. Salah satu teknologi yang digunakan untuk meningkatkan performa motor adalah dengan mengoptimalkan proses pembakaran, karena proses pembakaran merupakan kunci penting dalam pergerakan motor bakar. Pembakaran adalah proses lepasnya ikatan-ikatan atom dalam molekul pada bahan bakar akibat pemberian energi tertentu dari luar. Peningkatan performa motor utamanya meliputi Torsi, Power, Tekanan pembakaran rata-rata, Efisiensi termal dan menurunnya penggunaan bahan bakar spesifik, kepekatan emisi gas buang. Optimalisasi proses pembakaran pada penelitian ini yaitu dengan penggunaan medan elektro magnetik yang dihasilkan dari solenoid yang dialiri arus listrik sebagai untuk 68

menghasilkan medan magnet pada system aliran bahan bakar. Medan magnet yang dihasilkan oleh solenoid dapat menyebabkan getaran pada bagian-bagian bahan bakar, sehingga ikatan atom dalam molekul tersebut lepas dan menjadi molekul bermuatan, dengan demikian rantai hidrokarbon (HC) menjadi labil dan lebih reaktif sebelum bahan bakar masuk ke dalam ruang bakar, sehingga pembakaran menjadi lebih sempurna dan menghasilkan daya motor yang lebih baik. Selain itu ruang pembakaran tetap bersih sehingga motor menjadi lebih awet, suara mesin menjadi halus, pemakaian bahan bakar spesifik pun menjadi lebih rendah. 2. Kajian Teori Penggunaan magnet pada motor bensin lebih hemat di bandingkan tidak menggunakan magnet. Daya efektif maupun daya induksi cenderung mengalami kenaikkan dan lebih stabil saat menggunakan magnet di bandingkan dengan yang tidak menggunakan magnet, selain itu daya efektif dan daya indikasi dengan menggunakan magnet mempunyai daya yang lebih tinggi dibandingkan tanpa menggunakan magnet. [1]. Unjuk kerja motor diesel sangat bergantung pada sempurnanya pembakaran campuran bahan bakar dan udara. Proses ini berkaitan dengan ionisasi bahan bakar dengan menggunakan medan magnet yang akan memastikan pembakaran yang sempurna. Upaya dilakukan dalam pekerjaan ini untuk meningkatkan efisiensi pembakaran mesin diesel dengan mengadopsi metode ionisasi bahan bakar magnetik di mana bahan bakar terionisasi karena medan magnet. Metode ionisasi bahan bakar magnetik menetapkan kriteria pembakaran bahan bakar yang ditingkatkan efisiensi termal, pengurangan tingkat emisi, sifat ramah lingkungan. Hasil yang diperoleh dari percobaan menunjukkan bahwa efisiensi termal meningkat 2% dan emisi berkurang menjadi 5%. [2] Pemasangan magnet pada saluran bahan bakar dalam mesin diesel satu silinder menyebabkan penurunan konsumsi bahan bakar sebesar sekitar 8% pada kondisi beban lebih tinggi. Pemasangan magnet pada saluran bahan bakar mesin diesel memiliki efek pada penurunan kadar emisi gas buang, Emisi CO berkurang pada beban mesin yang lebih tinggi. Pengurangan emisi HC mencapai 30%. Emisi CO2 berkurang menjadi 9,72% pada rata-rata pembebanan mesin. P.M. [3] Penelitian melalui studi eksperimental pada mesin Otto empat langkah, satu silinder dengan 108 cc, kompresi rasio 9,2: 1, bahan bakar pertalite RON 90 menggunakan Variasi Jarak Antar Medan Magnet, penelitian ini menggunakan tambahan magnet tunggal dan magnet ganda 2500 Gauss pada variasi jarak 5 cm, 10 cm, dan 15 cm. Hasil dari uji eksperimen menggunakan magnet dapat mengurangi Specific fuell consumption (Sfc) hingga 29,8%, meningkatkan torsi hingga 17, 4%, daya mesin 16,7%, efisiensi termal meningkat hingga 7,51%., mengurangu kadar emisi CO hingga 27%, HC hingga 18,9%, CO2 hingga 19,67% dan mengurangi O2 hingga 21,72%. [4]. Sebuah generator diesel dilengkapi dengan pipa aliran bahan bakar yang diberi medan magnet, yang memiliki katup untuk memindahkan beralih dari tanpa pipa magnet ke pipa magnet magnet. Generator diesel dioperasikan pada kecepatan konstan 1800 rpm pada kondisi idle, masing-masing 25% dan 50% dari beban. Dengan penerapan pipa dengan magnet, konsumsi bahan bakar spesifik masing-masing berkurang rata-rata 3,5% dan 15%, sedangkan efisiensi termal meningkat sekitar 3,5%. Materi partikulat, karbon monoksida, hidrokarbon dan emisi karbon dioksida masing-masing berkurang dalam kisaran 21,9 33,3%, 5,4 11,3%, 29,4 64,7% dan 2,68 4,18%. Baik konsentrasi PAH total dan konsentrasi BaPeq total dapat dikurangi sekitar 63%, 45% dan 51%, masing-masing untuk kondisi idle, 25% dan 50% dari beban. [5]. Bahan bakar biodiesel yang dimasukkan ke dalam pipa galvanum dengan diameter 1,5 cm panjang 10 cm yang diberikan 5000-9000 lilitan dan dihubungkan dengan baterai 12 V, menunjukkan bahwa bahan bakar yang telah termagnetisasi menyebabkan viskositas bahan bakar 69

menurun dari 2933 menjadi 2478 dan peningkatan penyerapan molekul bahan bakar berkisar antara 13% - 58%. Menunjukkan bahwa molekul bahan bakar yang dimagnetisasi menyebabkan perubahan molekul bahan bakar yang awalnya menggumpal (cluster) menjadi tidak menggumpal (de cluster). [6]. Penurunan Emisi gas buang dan menaikkan efisiensi panas yang lebih tinggi, pada motor pembakaran dalam secara signifikan mengandalkan pembakaran yang sempurna dari campuran udara-bahan bakar, melalui studi eksperimental menunjukkan bahwa medan magnet berpengaruh terhadap kinerja mesin bensin. Pada pengujian di putaran 1000 sampai 2500 rpm tanpa dan dengan menggunakan medan magnet dengan intensitas 7000,9000 dan 18000 Gauss. Hasil eksperimen terjadi penurunan penggunaan konsumsi bahan bakar spesifik hingga (15,71%). Emisi gas buang menunjukkan penurunan sebesar (10,25%) CO, (7,40%) NOX dan (29,82%) HC, tetapi meningkatkan emisi CO2 sebesar (33,04%). [7] Untuk meningkatkan kualitas proses pembakaran dan mengurangi konsumsi bahan bakar adalah dengan menggunakan medan elektromagnetik dengan jumlah lilitan kawat tembaga yang digunakan 3000, 4000 dan 4500. Penerapan pada motor bensin empat langkah satu silinder menunjukkan bahwa, performa mesin setelah dianalisa pada beberapa putaran mesin, hasilnya menunjukkan bahwa ada peningkatan tenaga mesin sebesar 12,83% dan sebaliknya konsumsi bahan bakar berkurang 10% pada penggunaan 4000 lilitan dan terjadi pada putaran 1500 rpm. [8] Medan magnet sebesar 4000 Gauss dipasang di sepanjang saluran bahan bakar sebelum injektor bahan bakar pada sebuah motor diesel Medan magnet berpengaruh pada kinerja konsumsi bahan bakar spesifik, efisiensi termal, suhu gas buang pada beban mesin yang berbeda. Emisi gas buang seperti CO, CO2, HC dan NOx untuk mesin diesel yang membakar campuran biodiesel B10 dan B20 di bawah pengaruh medan magnet. Medan magnet yang terpasang dapat meningkatkan efisiensi termal untuk solar mentah, biodiesel minyak goreng bekas, campuran B10 dan B20 masing-masing sebesar 2,4 dan 11%. Terjadi penurunan emisi CO sebesar 3; 3,5 dan 4% untuk minyak solar dan biodiesel campuran B10 dan B20. Penurunan emisi HC untuk bahan bakar B10 dan B20 masing-masing adalah 6; 11 dan 8%. Penurunan emisi NOx sebesar 3; 1,5 dan 2% untuk solar dan biodiesel campuran B10 dan B20. [9] Dalam penelitiannya menyampaikan bahwa dalam injektor solenoid berperforma tinggi dapat dopengaruhi oleh bentuk penampang koil, panjang plunger, diameter plunger, tekanan gas, kekakuan pegas, massa plunger, dan jumlah lilitan koil secara tepat. Gaya elektromagnetik dan perpindahan plunger dapat ditingkatkan lebih cepat dengan mengurangi panjang dan menambahkan lebar bentuk melintang dari kumparan. Studi simulasi menemukan bahwa massa plunger tidak boleh lebih dari 8 g tidak hanya untuk menghindari fluktuasi perpindahan plunger tetapi juga untuk mengurangi waktu respons buka dan tutup. [10] Magnet adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Medan magnet merupakan besaran kerapatan medan magnet yang dinyatakan dengan banyaknya garis-garis fluks yang menembus suatu luas bidang tertentu dan mempunyai simbol kerapatan fluks dalam weber /m² (WB/m²). Solenoid adalah kawat berarus listrik berbentuk loop yang biasanya dililitkan pada inti dari besi sehingga menghasilkan medan magnet [11] 70

Gambar 1. Medan magnet pada solenoida Penambahan selenoid yang ditempatkan pada system bahan bakar motor diesel dalam rangka untuk menghasilkan medan magnet, sehingga saat bahan bakar mengalir terjadi proses magnetisasi yang diperlukan agar bahan bakar bio solar mudah untuk mengikat oksigen yang sekaligus untuk mengurangi produk Penggunaan solenoid untuk menghemat bahan bakar dikarenakan di dalam saluran bahan bakar yang terdapat medan magnet terjadi proses magnetisasi. Proses magnetisasi diperlukan agar bahan bakar lebih mudah mengikat oksigen selama proses pembakaran dan mengurangi produk hidrokarbon yang tidak terbakar saat proses pembakaran bahan bakar. Hal ini terjadi karena struktur molekul bahan bakar berubah menjadi ikatan yang lebih halus akibat dari proses kemagnetan. Ukuran molekul dari bahan bakar yang semakin halus ini semakin mempermudah dalam penginjeksian bahan bakar sekaligus memudahkan dalam proses pembakarannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses kemagnetan pada bahan bakar dapat membuat pembakaran lebih sempurna. Pada waktu bahan bakar dialirkan melalui selang bahan bakar, kekuatan kemagnetan yang terdapat pada solenoid mengakibatkan pecahnya ikatan carbon dalam bio solar menjadi bagian-bagian yang halus dari ikatan ion. Ion positif tertarik pada kutub negative magnet dan untuk ion positif tertarik pada kutub positif magnet. Dengan demikian ikatan halus dan semakin beraturan ini yang memudahkan oksigen bereaksi dengan molekul bahan bakar saat terjadi proses pembakaran, sehingga efek pembakarannya lebih mudah dan lebih sempurna pembakarannya. 71

Gambar 2. Instalasi Sistem Bahan Bakar dengan Selenoid 3. Metode Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi eksperimental, dimana pengambilan data didasarkan pada hasil pengujian pada sebuah motor diesel stasioner yang telah dipasang solenoid untuk menghasilkan medan magnet dengan variasi jumlah lilitan, untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perubahan unjuk kerja motor diesel tersebut yang meliputi : Power, dan Specific fuel consumption (Sfc). Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini: Motor Diesel stasioner Model R180, Type 1 silinder berpendingin air 4 Langkah, Perbandingan Kompresi 21:1 ; Generator set dengan spesifikasi; Merk HuaFa ; Power 3kW ; Voltase 230V Arus 13 Amp ; Putaran 1500 rpm ; Solenoid elektro magnet dari pipa bahan bakar (selang) diameter 5/16 inch, panjang lilitan 22 cm, diameter kawat email 0.20 mm, dengan jumlah 2.500 lilitan, 5.000 lilitan, dan 7.500 lilitan ; Battery NS 60, 12 V, 45 A ; ; Buret ; Stop Watch ; Bahan bakar solar dex. 72

Gambar 3. Flow Chart Penelitian 4. Hasil Penelitian Analisa data dilakukan untuk daya, torsi serta sfc yang dihasilkan pada motor diesel dengan kondisi standar dan penggunaan solenoid medan magnet remanen dengan variasi jumlah lilitan 2.500 lilitan, 5.000 lilitan, dan 7.500 lilitan. 73

4.1. Data Pengujian Daya Tabel 1. Data penelitian hubungan antara Pembebanan elektrik dengan Daya Daya (kw) Lilitan Medan Magnet No. Pembebanan Lampu (watt) Standar 2.500 lilitan 5.000 lilitan 7.500 lilitan 1 200 0.320 0.322 0.320 0.508 2 400 0.686 0.688 0.708 1.058 3 600 1.057 1.058 1.060 1.670 4 800 1.420 1.430 1.454 2.292 5 1000 1.760 1.772 1.852 2.960 6 1200 2.015 2.096 2.170 3.544 7 1400 2.343 2.374 2.484 4.194 9 1600 2.586 2.612 2.764 4.630 10 1800 2.806 2.842 2.982 5.134 11 2000 2.966 3.028 3.186 5.562 12 2200 3.105 3.186 3.340 5.840 13 2400 3.280 3.304 3.430 6.354 14 2600 3.315 3.332 3.526 6.502 15 2800 3.352 3.394 3.546 6.592 16 3000 3.360 3.440 3.550 6.516 17 3200 3.350 3.402 3.578 6.466 18 3200 3.215 3.254 3.542 6.340 Total 40.936 41.534 43.492 76.162 Rata-rata 2.408 2.443 2.558 4.480 Daya max 3.360 3.440 3.578 6.592 Peningkatan (%) - 1.43% 5.86% 46.25% Penggunaan solenoid untuk menghasilkan medan magnet pada saluran bahan bakar memberikan pengaruh yang positif terhadap Daya yang dihasilkan dibandingkan kondisi standar. Pada penambahan selenoid 2.500 lilitan kenaikan Daya mencapai 1,43%, pada penambahan selenoid 5.000 lilitan Daya yang dihasilkan mengalami kenaikan sebesar 5,87% dan pada penambahan selenoid dengan 7.500 lilitan Daya yang dihasilkan mencapai 46,25% terhadap kondisi standar. Hal ini menunjukan bahwa bahan bakar tersebut mengalami perubahan struktur yang lebih teratur sehingga lebih mudah mengikat oksigen dan lebih mudah terbakar sehingga menghasilkan daya yang lebih baik. 74

4.2. Data Konsumsi Bahan Bakar (Sfc) Tabel 2. Data penelitian hubungan antara Pembebanan elektrik dan Sfc Sfc (kg/kwh) Lilitan Medan Magnet No. Pembebanan Lampu (watt) Standar 2.500 lilitan 5.000 lilitan 7.500 lilitan 1 200 0.816 0.804 0.887 0.692 2 400 0.444 0.433 0.453 0.372 3 600 0.329 0.321 0.340 0.260 4 800 0.277 0.265 0.274 0.208 5 1000 0.243 0.238 0.238 0.172 6 1200 0.233 0.220 0.219 0.160 7 1400 0.214 0.211 0.208 0.147 9 1600 0.211 0.209 0.202 0.139 10 1800 0.210 0.204 0.202 0.134 11 2000 0.212 0.203 0.197 0.133 12 2200 0.216 0.201 0.196 0.130 13 2400 0.214 0.203 0.205 0.122 14 2600 0.217 0.206 0.204 0.123 15 2800 0.220 0.212 0.208 0.124 16 3000 0.220 0.220 0.213 0.126 17 3200 0.226 0.222 0.217 0.134 18 3400 0.242 0.233 0.219 0.133 Total 4.744 4.605 4.682 3.309 Rata-rata 0.527 0.512 0.520 0.368 Daya max 0.210 0.201 0.196 0.122 Penurunan (%) - (-2.92%) (-1.34%) (-22.97%) 4.3. Analkisa dan Pembahasan Berdasarkan data pengujian daya dan SFC pada penggunaan seleonid maka perubahan dan pengaruhnya dapat dilihat pada grafik 4 dan 5. 75

Sfc (kg/kwh) 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Grafik Analisis Uji Daya 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 Daya (kw) Standar 0.320 Daya (kw) Lilitan Medan Magnet 2.500 lilitan 0.322 Daya (kw) Lilitan Medan Magnet 5.000 lilitan 0.320 Daya (kw) Lilitan Medan Magnet 7.500 lilitan 0.508 Gambar 4. Grafik hubungan antara pembebanan dengan daya 1,000 0,900 0,800 0,700 0,600 0,500 0,400 0,300 0,200 0,100 0,000 Grafik Analisis Uji Sfc 0 1000 2000 3000 4000 Pembebanan Lampu (Watt) Sfc (kg/kwh) Standard Sfc (kg/kwh) Lilitan Medan Magnet 2.500 lilitan Sfc (kg/kwh) Lilitan Medan Magnet 5.000 lilitan Sfc (kg/kwh) Lilitan Medan Magnet 7.500 lilitan Gambar 5. Hubungan Antara Pembebanan dengan Sfc Penggunaan solenoid pada saluran bahan bakar memberikan pengaruh yang positif terhadap Sfc yang dihasilkan dibandingkan kondisi standar. Pada penambahan selenoid 2.500 lilitan penurunan Sfc mencapai 2,92 % %, pada penggunaan selenoid dengan 5000 lilitan, Sfc mengalami penurunan 1,32 % dan pada penggunaan selenoid dengan 7500 lilitan Sfc mengalami 76

penurunan mencapai 22,97 % terhadap kondisi standar. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa bahan bakar solar yang dilewatkan pada pipa solenoid yang telah diberi arus listrik menghasilkan magnet dan mempengaruhi terhadap perubahan molekul menjadi ion sehingga bahan bakar lebih mudah terbakar dan menghasilkan tekanan pembakaran dan daya motor yang besar dengan penggunaan bahan bakar dengan penggunaan bahan bakar yang lebih sedikit. Dengan demikian menghemat terhadap specific fuel consumtion (Sfc) yang lebih baik atau hemat pada setiap penambahan jumlah lilitan. 5. Kesimpulan Berdasarkan data hasil pengujian, pengolahan data hasil penelitian, dan analisa berdasarkan grafik olah data tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa, Dengan penambahan Solenoid elektro magnet pada selang bahan bakar diameter 5/16 inch, panjang lilitan 22 cm, diameter kawat email 0.20 mm, jumlah lilitan 7500 dan sumber arus listrik Battery 12 V 60 Ah. Dapat disimpulkan ; a. Daya motor naik sangat signifikan pada penggunaan solenoid dengan 500 lilitan mencapai 46,25%, pada penggunaan solenoid dengan 5000 lilitan Daya yang dihasilkan mengalami kenaikan sebesar 5,87%, pada penggunaan solenoid dengan 2500 lilitan Daya yang dihasilkan mengalami kenaikan sebesar 1,43% dibandingkan dengan yang tidak dilengkapi dengan solenoid. b. Dengan dipasangnya solenoid dengan 7500 lilitan penggunaan Sfc pada motor mengalami penurunan hingga 22,97%, untuk penggunaan solenoid dengan 5000 lilitan penggunaan bahan bakar spesifik terendah 2,92%. Untuk selenoid 2500 lilitan penggunaan bahan bakar spesifik mengalami penurunan sebesar 1,34% dibandingkan dengan yang tidak dilengkapi dengan solenoid, hal tersebut diatas dapat dikatakan bahwa hasil pengujian pengujian pada motor diesel, dengan penambahan selenoid dapat menaikkan prestasi kerjanya. Daftar Pustaka [1] Naif Fuhaid. 2011. Pengaruh medan magnet terhadap konsumsi bahan bakar dan kinerja motor bakar bensin jenis Daihatsu Hijet 1000. PROTON, Vol. 3 No. 2/Hal. 26 31 [2] Kumar, P Vijaya, Santosh Kumar Patro dan Vedasamhita Pudi. 2014. Experimental Study Of A Novel Magnetic Fuel Ionization Method In Four Stroke Diesel Engine. Internasional Journal of Mechanical Engineering and Robotics research. Vol.3 No.1 Hal 151-159 Vebriasandi Ega (2010). Sistem Injeksi Bahan Bakar Diesel.Kediri [3] P. M. Patel, G. P. Rathod, and T. M. Patel, 2014. "Effect of magnetic field on performance and emission of single cylinder four stroke diesel engine", IOSR Journal of Engineering, Vol.4, No. 5. [4] Sanjaya Baroar Sakti Nasution1, Mulfi Hazwi. (2016). Studi Eksperimental Pengaruh Medan Magnet Terhadap Kinerja Mesin Otto 108 cc Menggunakan Variasi Jarak Antar Medan Magnet. Prosiding Seminar Nasional XI Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta. Hal 274-279 [5] Chen, C.Y., Lee, W.J., Mwangi, J.K., Wang, L.C. and Lu, J.H. (2017). Impact of Magnetic Tube on Pollutant Emissions from the Diesel Engine. Aerosol Air Qual. Res. 17: 1097-1104. 77

[6] Nufus, TH, Setiawan, RPA, Herman,W, & Tambunan, AH (2017), The Effect Of Electro Magnetic Field Intensity To Biodiesel Characteristics,Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 13 (2) 119-126 [7] Hayder J. Kurji and Murtdha S. Imran. 2018. Magnetic Field Effect on Compression Ignation Engine Performance. ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences. ISSN 1819-6608. VOL. 13, NO. 12, 3943-3949. [8] M. Mara, W. Joniarta, IB. Alit, IM. A. Sayoga, M. Nuarsa. 2018. Analisis penggunaan alat magnetisasi bahan bakar secara elektromagnetik terhadap unjuk kerja mesin empat langkah satu silinder. Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Mataram. [9] M.S.Gad. 2018. Influence of magnetized waste cooking oil biodiesel on performance and exhaust emissions of a diesel engine. International Journal of ChemTech Research CODEN (USA): IJCRGG, ISSN: 0974-4290, ISSN(Online):2455-9555 Vol.11 No.11, pp 255-267 [10] Nguyen Ba Hung and Ock Taeck Lim, 2019. A simulation and experimental study on the operating characteristics of a solenoid gas injector Advances in Mechanical Engineering, Vol. 11 (1) 1 14 [11] Hendarto Deni, S.T., M.Si. (2010). Dasar Elektro Magnetik. Universitas Ibn Khaldun, Bogor 78