WORKSHOP PEMBERIAN CODMAN PENDULAR EXERCISE DAN MULLIGAN MOBILIZATION WITH MOVEMENT TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION PADA PENDERITA FROZEN SHOULDER Timbul Siahaan 1, Rian Apriansyah 2, Ricky Cornelius Siringo-ringo 3 1 Program Studi Fisioterapi, Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam 2 Program Studi Fisioterapi, Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam 3 Program Studi Fisioterapi, Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Jln. Sudirman No.38 Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara Indonesia *email korespondensi author: Abstrak Dalam kehidupan sehari hari sebagian aktivitas yang kita lakukan kita sering melibatkan lengan dan tangan khususnya sendi bahu untuk melakukan suatu aktivitas. Teknik Mulligan mobilization with movement suatu teknik mobilisasi yang dikembangkan oleh Mulligan untuk menangani kasus frozen shoulder. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pemberian Mulligan Mobilization With Movement Terhadap Peningkatan Range Of Motion Pada Penderita Frozen Shoulder. Teknik Mulligan Mobilization With Movement sangat efektif dalam peningkatan range of motion dimana teknik ini berfungsi untuk memobilisasi atau merenggangkan kapsul sendi yang mengalami perlengketan pada kasus frozen shouler. Fisioterapis harus memiliki kemampuan dalam meningkatkan range of motion pada pasien frozen shouldier. Kata kunci: Pengetahuan; Fisioterapis; Range of Motion; Frozen Shouldier Abstract In daily life some of the activities that we do we often involve the arms and hands, especially the shoulder joint to carry out an activity. Mulligan mobilization with movement technique is a mobilization technique developed by Mulligan to handle frozen shoulder cases. Based on the results of the research that has been done, it was found that there was a significant effect between the provision of Mulligan Mobilization With Movement to the Increased Range of Motion in Frozen Shoulder Sufferers. The Mulligan Mobilization With Movement technique was very effective in increasing the range of motion where this technique serves to mobilize or loosen the joint capsule that has adhesions in the case of frozen shouler. Physiotherapists must have the ability to increase the range of motion in frozen shouldier patients. Keywords: Knowledge; physioterapist; range of motion; frozen shouldier 1. Pendahuluan Dalam kehidupan sehari hari sebagian aktivitas yang kita lakukan kita sering melibatkan lengan dan tangan khususnya sendi bahu untuk melakukan suatu aktivitas. Sendi bahu adalah penggerak utama untuk melakukan pekerjaan ataupun aktivitas oleh sebab itu jika bahu mengalami keterbatasan ataupun nyeri maka akan mengganggu aktivitas kita sehari hari (Neumann, 2010). Sebagai negara berkembang maka perubahan yang terjadi memberikan pengaruh pada semua aspek kehidupan. Salah satu perubahan
yang mulai terasa adalah beraneka ragamnya aktifitas yang dilakukan masyarakat. Masyarakat dalam melakukan aktivitasnya tidak pernah terlepas dari proses gerak, sebab tidak ada kehidupan tanpa adanya gerak. Gerak merupakan elemen essensial bagi kesehatan individu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal, gerak yang ada pada tubuh manusia merupakan dari tingkat mikro sampai tingkatan makro yang mulai dari tingkatan molekuler, sel, jaringan, organ, sistem dan individu (Winaya, 2011). Menurut Goyal (2013) Teknik Mulligan mobilization with movement suatu teknik mobilisasi yang dikembangkan oleh Mulligan pada tahun 1993 untuk menangani kasus frozen shoulder. Teknik ini sudah di di teliti kembali oleh Hafiz, dkk, tahun 2015 dan hasil dari penelitiannya ampuh untuk meningkatkan ROM pada penderia frozen shoulder. Menurut Akademi Ahli Bedah Ortopedi Amerika kondisi ini sebagai suatu kondisi dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda yang ditandai dengan perkembangan bertahap dari keterbatasan gerakan bahu aktif dan pasif dimana tidak ada temuan radiografi selain osteopenia (Guha, 2019). Frozen shoulder umumnya terkena pada pasien berusia 40 hinggan 60 tahun dengan insiden lebih tinggi pada wanita. Mobilitas sendi glenohumeral yang terbatas dapat disebabkan oleh trauma mikro, osteoarthritis dan imobilisasi yang berkepanjangan atau dari penyebab yang tidak diketahui atau frozen shoulder idiopatik. Frozen shoulder indentik dengan rasa nyeri dimana rasa nyeri dapat menyebabkan pasien takut untuk mengangkat bahunya sehingga bahu akan mengalami kekakuan (Minerva et al., 2016). Menurut Journal of Orthopaedic and Sports Physical Therapy (2013) kondisi ini mempengaruhi antara 2% sampai 5% dari populasi di beberapa titik dalam kehidupan dan biasanya terjadi pada orang dewasa antara 40 dan 60 tahun masalahnya biasanya berlangsung 1 hingga 2 tahun. Insiden Frozen shoulder mencapai 2-4% dan 30% terjadi pada penderita diabetes (Makwana & Shah, 2015). Kejadian kumulatif frozen shoulder diperkirakan 2,4 per 1000 populasi per tahun. Frozen shoulder pertama kali dideskripsikan pada tahun 1875 oleh French Pathologist Duplay yang disebut peri-arthrite scapula-humerale kemudian ahli bedah Amerika EA Codman mengusulkan nama frozen shoulder pada tahun 1934 (Rangan et al., 2015). Peran fisioterapi sebagai salah satu pelaksana pelayanan kesehatan ikut berperan dan bertanggung jawab dalam peningkatan derajat kesehatan, terutama yang berkaitan dengan objek disiplin ilmunya yaitu mengembangkan, memelihara, dan memulihkan maksimalisasi gerak dan fungsi (DEPKES, 2008). Di Indonesia prevalensi dari frozen shoulder dilaporkan sekitar 2% dengan prevalensi 11% padapenderita diabetes. Penderita diabetes biasanya lebih sering terkena frozen sholder dikarenakan peredaran darah akan lambat masuk ke jaringan sehingga jaringan mengalami perlengketan. Frozen shoulder dapat mengenai kedua bahu, baik secara bersamaan atau berurutan, dengan prevalensi sebanyak 16% pasien (Bruno, 2019). Berdasarkan survey yang dilakukan di Poli Fisioterapi Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam tercatat jumlah pasien fisioterapi pada tahun 2019 sebanyak 7857 pasien dan pasien frozen shoulder tercatat dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember Tahun 2019 sebanyak 150 pasien dan pada bulan januari pada Tahun 2020 pasien frozen shoulder tercatat ada 20 pasien.
Adapun intervensi fisioterapi yang digunakan untuk menangani kasus frozen shoulder untuk peningkatan ROM dapat diberikan teknik Mulligan mobilization with movement. Mulligan mobilization with movement merupakan intervensi atau teknik yang sering digunakan oleh fisioterapi untuk meningkatkan Range of Motion (ROM) pada penderita frozen shoulder (Alagesan, 2018). Teknik Mulligan Mobilization With Movement sangat efektif dalam peningkatan range of motion dimana teknik ini berfungsi untuk memobilisasi atau merenggangkan kapsul sendi yang mengalami perlengketan pada kasus frozen shouler. Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan fisioterapis sehingga membantu pasien frozen shouldier dalam meningkatkan range of motion. 2. Metode Kegiatan pengabdian ini menggunakan metode ceramah, Tanya jawab dan demonstrasi. Dalam memberikan materi menggunakan metode ceramah tentang Mulligan mobilization with movement, range of motion dan frozen shouldier. Langkahlangkah yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah sebagai berikut 1. Langkah 1 Pengabdi melakukan proses perijinan di RS setempat dengan membawa surat tugas dari Ketua LPPM Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam 2. Langkah 2 Pengabdi melakukan sosialisasi terkait kegiatan pengabdian kepada fisiterapis 3. Langkah 3 Pengabdi melakukan skrining pengetahuan dan kemampuan tentang penatalaksanaan pada pasien frozen shouldier. 4. Langkah 4 Pengabdi dan peserta melakukan simulasi tentang tehnik Mulligan mobilization with movement dalam meningkatkan range of motion. 5. Langkah 5 Pengabdi melakukan evaluasi proses dan bertanya kepada peserta 6. Langkah 6 Pengabdi memberikan rencana dan program tindak lanjut kepada kepala ruangan 3. Hasil dan Pembahasan Kegiatan pengabdian pada masyarakat tentang peningkatan range of motion pada pasien frozen shouldier. Peserta tidak dipungut biaya dan pengabdi sebagai nara sumber tidak mendapatkan honor atas tugas yang telah dilakukan. Secara garis besar hasil kegiatan yang telah tercapai dalam pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut: 1. Materi yang disampaikan dapat diterima dan dapat dipahami, serta mendapat respon dari peserta yang ditandai dengan adanya pertanyaan-pertanyaan yang muncul 2. Secara umum peserta memahami dan mampu mengaplikasikan teknik Mulligan mobilization with range of motion pada pasien frozen shouldier. Kegiatan pengabdian masyarakat di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam mendapatkan respon baik dari fisioterapis dengan sangat antusias. Secara umum hasil pengabdian meliputi beberapa aspek pencapaian yaitu : 1. Ketercapaian tujuan kegiatan Ketercapaian tujuan kegiatan pengabdian masyarakat tentang peningkatan kemampuan fisiterapis dalam memahami penggunaan teknik Mulligan mobilization with range of motion dengan benar sudah baik, semua persiapan dan materi yang direncanakan dapat tersampaikan dan didukung dengan hasil pembuktian evidence based yang dilakukan pengabdi secara langsung. 2. Ketercapaian target materi yang
direncanakan Ketercapaian target materi pada kegiatan pengabdian masyarakat ini baik, karena materi telah dapat disampaikan secara keseluruhan. 3. Kemampuan peserta dalam menguasai materi Kemampuan peserta dilihat dari pemahaman penggunaan teknik Mulligan mobilization with range of motion pada pasien frozen shouldier yang diberikan oleh narasumber. Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat terdapat faktor pendukung dan penghambat kegiatan pengabdian pada masyarakat: 1. Faktor pendukung a. Adanya dukungan baik dari pihak Rumah sakit serta fisioterapis dalam pelaksanaan kegiatan sosilaisasi penggunaan teknik Mulligan mobilization with range of motion pada pasien frozen shouldier. b. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai 2. Faktor penghambat Dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi tidak dapat dilakukan untuk pendampingan fisioterapis secara langsung kepada pasien frozen shouldier sehubungan dengan keterbatasan waktu. Selain itu situasi pandemi covid-19 memberikan ruang yang terbatas dalam pemberian informasi secara luas. 4. Kesimpulan Pelaksanaan pengabdian masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan fisioterapis rumah sakit dalam meningkatkan range of motion pada pasien frozen shouldier dapat disimpulkan berhasil sampai tahap kemampuan untuk mengaplikasikan. Keberhasilan ini ditunjukkan antara lain: a. Adanya kesesuaian materi dalam mengatasi masalah di Rumah sakit dimana mayoritas pasien tidak mampu menahan nyeri, b. Adanya respon yang positif dari peserta yang ditunjukkan dengan pertanyaan dan tanggapan yang diberikan selama pengabdian c. Sebagian besar (95%) peserta mengalami peningkatan nilai post test dibandingkan dengan nilai pre test. Kelebihan dari kegiatan ini dapat memenuhi kebutuhan rumah sakit akan informasi mengenai teknik yang dibutuhkan fisioterapis dalam meningkatkan range of motion pada pasien frozen shouldier. Sedangkan kekurangan dari kegiatan ini adalah keterbatasan yang disebabkan karena pandemi covid-19 sehingga ada keterbatasan waktu dan jumlah peserta. Untuk kedepannya diharapkan dapat dilakukan kegiatan yang dilakukan dalam beberapa sesi untuk dapat menjangkau lebih banyak peserta. 5. Ucapan Terima Kasih Pengabdi menyampaikan ucapan terima kasih kepada: a. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam b. Direktur Rumah Sakit Granmed Lubuk Pakam 6. Daftar Pustaka Alagesan, J. (2018). Comparative Study of Effects of Maitland Technique and Mulligan Technique in Adhesive Capsulitis of Shoulder. International Journal of Medical Research & Health Sciences, 7(5), 1 10. www.ijmrhs.com Bruno, L. (2019).Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689 1699. https://doi.org/10.1017/cbo97811 07415324.004 (diakses 26 januari 2019) Depkes RI, 2008. Pedoman pelayanan Fisioterapi di sarana kesehatan. Kepmenkes RI No.376/Menkes/SK/III?2008. Jakarta. Goyal, M., Bhattacharjee., Goyal, K. 2013. Combined Effect Of And
Range Mobilization (ERM) Mobilization With Movement (MWM) Techniques On Range Of Motion And Disability In Frozen Shoulder Patiens: Randomized Clinical. Journal Of Exersice Science And Physiotherapy (JESP); 9 (2): 74-82. Guha, K. (2019). Physiotherapy of adhesive capsulitis : A review. 6(2), 12 16. Makwana, D., & Shah, N. (2015). Effect of End Range Mobilization and Mobilization With Movement in Patients With Adhesive Capsulitis. International Journal of Recent Scientific Research, 6(12), 7992 7996. http://www.recentscientific.com/sit es/default/files/4071.pdf Minerva, R. K., Kumar Alagingi, N., Apparao, P., Graduate Student, P., professor, A., Principal, V., & Author, C. (2016). To Compare the Effectiveness of Maitland versus Mulligan Mobilisation in Idiopathic Adhesive Capsulitis of Shoulder. International Journal of Health Sciences & Research (Www.Ijhsr.Org), 6(2), 236. www.ijhsr.org Neumann, D.A Djohan Aras. (2010). penatalaksanaan fisioterapi pada frozen shoulder. ujung padang Akfi. Rangan, A., Gibson, J., Brownson, P., Thomas, M., Rees, J., & Kulkarni, R. (2015). Frozen Shoulder. Shoulder and Elbow, 7(4), 299 307. https://doi.org/10.1177/175857321 5601779