Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Ilmu Dhabth Penulis, Ahmad Sarwat 27 hlm

dokumen-dokumen yang mirip
PENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID

Tulisan & Tanda Mushhaf

PEDOMAN TRANSLITERASI

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

TRANSLITERASI ARAB LATIN.

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN...

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Sulaiman bin Hasan Al Jamzury. Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman

RASM UTHMANI; HUBUNGANNYA DALAM BIDANG ILMU QIRAAT Oleh: Norazman bin Alias Abdul Muhaimin bin Ahmad Muhammad Hafiz bin Saleh

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

PEMBAHASAN. Makalah Ulumul Qur an : Rasm Al-Qur an hal [1]

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

LUGHATUNA QIRAAH - EDISI KELIMA Asri Ibnu Tsani Djali Setting dan Desain Cover Asri Ibnu Tsani Djali

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANAREKSA REPO SAHAM (DARSA) DI PT. DANAREKSA SURABAYA SKRIPSI IZZA RISDIANA NIM : C

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MAN KARANGANYAR. (Studi Deskriptif Kualitatif PadaKelas X Tahun Pelajaran 2012/ 2013)

MAKALAH. Hamzah di Tengah Kalimat

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

PRAKTIK DISTRIBUSI ZAKAT UNIT PENGUMPUL ZAKAT (UPZ) KORPORASI DAN INSTANSI PEMERINTAH DI KOTA BANJARMASIN

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RANCANGAN PENGAJARAN TAHUNAN PENDIDIKAN ISLAM KBSR TAHUN SATU (SEMESTER SATU)

MAKALAH ALIF LAYYINAH DI TENGAH KATA

MAKAN MINUM BERDIRI DALAM STANDING PARTY PERSPEKTIF ULAMA DAN AHLI MEDIS KOTA BANJARMASIN (STUDI LIVING HADIS)

MAKALAH. Hamzah di Akhir Kalimat. Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I.

A. Kasih Sayang Nabi Muhammad saw.

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

Kata Pengantar. Semoga Allah swt. meridai usaha kita dan buku ini bermanfaat bagi para pemakainya serta tercatat sebagai amal saleh. Amin.

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu al-qur an juga merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat Islam dalam

KONSEP MANUSIA MENURUT PLATO

Universitas Sumatera Utara

SOAL MFQ TAJWID. A. Soal Paket Penyisihan 1. Soal :Apa yamg dimaksud dengan saktah atau sakt

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MASYARAKAT (COMMUNITY BASED LEARNING) DI MTs 07 PATEBON KABUPATEN KENDAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Penelitian tentang kemampuan menulis KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QURAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian...

Mengapa Jumlah Ayat di Al Qur'an Menurut Para Ulama Berbeda-beda?

Di dalam tulisannya tidak akan anda temukan bagaimana uraian tentang hal tersebut, karena untuk tahu penjelasan lengkapnya anda harus mengikuti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MUSHAF UTSMANI Sejarah Ringkas, Metode Penulisan dan Riwayat Hafsh

MAKALAH. Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fitri Wijayanti

RODIAH SALEH

METODE REHABILITASI NON-MEDIS DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA H. MUSTAJAB PURBALINGGA DALAM PANDANGAN TASAWUF

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

DAFTAR ISI. SAMPUL LUAR... i. SAMPUL DALAM... ii. ABSTRAK... iii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv. PERNYATAAN KEASLIAN... v. KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

TRANSLITERASI, TUJUAN, MANFAAT KELEBIHAN DAN KELEMAHANNYA

PERSEPSI ANGGOTA JEMAAH TABLIG BANJARMASIN TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

Abstrak. Kata kunci: Kurs Rupiah, BI Rate, JII, LQ45.

BAB II PROBLEMATIKA BACA TULIS AL-QUR AN. berarti sesuatu yang dibaca. Jadi, arti Al-Qur an scara lughawi adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia apa yang tidak diketahuinya. (Qs. Al-Alaq 1-5). menulis. Alangkah baiknya jika umat manusia selalu menyempatkan

Interaksi dengan Al Qur'an

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

APLIKASI PEMBIAYAAN AKAD QARD} DAN JUAL BELI DI BMT AMANAH INSANI SURABAYA

S K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA

Hukum Berkabung Atas Kematian Raja dan Pemimpin

Muqaddimah. Telah berkata pengarang kitab ini (As Syaikh As Shonhajy) rahimahullah :

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...

; ) ا ( alif Disebut mad thabi i (mad asli) apabila terdapat harakat fathah diikuti

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 (SMA N 1) KOTO BARU DHARMASRAYA SUMATERA BARAT

PERAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM UPAYA MENCEGAH DAN MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA(SISWA) DI SMP NEGERI 2 KASIHAN

Infleksi Alias I'rãb

ARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز.

BAB III ANALISA. Tidak konsisten terhadap mad asli Tidak konsisten dengan gunnah Tidak sempurna vocal kesalahan pengucapan sukun.

HADIS TENTANG LARANGAN JUAL BELI KUCING (KAJIAN FIQH AL-HADĪTS)

Server not found. Firefox can't find the server at

ILMU QIRAAT MODUL 2. Diploma Pengajian Al-Quran dan Al-Sunnah 2013

PROGRAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM KELAS II - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu. memahami, mengamalkan dan mengajarkan kitab suci Al-Qur an kepada

SISTEM PENDETEKSI POLA TAJWID AL-QUR AN HUKUM IDGRAM BI-GHUNNAH DAN BILA GHUNNAH PADA CITRA MENGGUNAKAN METODE NEI AND LI

: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : X SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN

PENGARUH PENGASUHAN ORANG TUA TERHADAP KESADARAN RELIGIUS SISWA DI MTs. DARUN NAJAH NGEMPLAK KIDUL MARGOYOSO PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

MANAJEMEN BUDAYA HIDUP SEHAT DI SMP NEGERI 11 BANJARMASIN

ANALISIS FORMAT FI'IL

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG) SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah. Disusun oleh : SUSI SUSANTI

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Indragiri (UNISI) Kabupaten Indragiri Hilir Riau. Saat ini sedang menempuh program S3 pada Pascasarjana UIN Walisongo Semarang.

Transkripsi:

279

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Ilmu Dhabth Penulis, Ahmad Sarwat 27 hlm Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Judul Buku Ilmu Dhabth Penulis Ahmad Sarwat Lc, MA Editor Al-Fatih Setting & Lay out Al-Fayyad Desain Cover Al-Fawwaz Penerbit Rumah Fiqih Publishing Jalan Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940

6 Ilmu Dhabth Daftar Isi Daftar Isi... 6 A. Pengertian... 8 1. Bahasa... 8 2. Istilah... 8 B. Keunikan Aksara Arab... 10 1. Al-Quran Tertulis Dalam Aksara Arab... 10 2. Keunikan Aksara Arab... 10 a. Bentuk Aksara Arab Klasik... 11 b. Belum Ada Titiknya... 12 c. Belum Ada Huruf Vokalnya... 12 C. Sejarah Pemakaian Tanda Baca... 15 1. Belum Ada Pemakaian Tanda Baca Hingga 40 Tahun... 15 2. Awal Mula Penggunaan... 16 3. Naqth Al-I rab... 17 a. Fungsi... 17 b. Pemrakarsa... 18 4. Naqth Al-I jam... 20 a. Fungsi... 20 b. Pemrakasa... 20 5. Penyempurnaan... 21 D. Tanda Baca Hari Ini... 22 1. Harakat... 22

Ilmu Dhabth 7 a. Bentuk Tanda Baca Fathah... 23 b. Bentuk Tanda Baca Dhammah... 23 c. Bentuk Tanda Baca Kasrah... 24 2. Sukun... 24 3. Tasydid... 25 4. Mad... 25 5. Tanwin... 26

8 Ilmu Dhabth A. Pengertian 1. Bahasa Secara etimologis, kata dhabth (ضبط) bermakna sampainya sesuatu pada tujuan dalam menjaga sesuatu. Selain itu dhabth juga bisa diartikan sebagai ikatan. Maksudnya ilmu ini akan membuat pembaca Al-Quran terikat dalam membaca, tidak sembarangan dalam membunyikan apa yang dibaca. 2. Istilah Sedangkan secara terminologis, ilmu dhabth adalah ilmu yang mempelajari maksud dari suatu huruf baik dengan harakat, sukun, tasydid, mad dan sebagainya. 1 Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc.,MA menjelaskan bahwa ilmu dhabth adalah ilmu yang mempelajari berbagai tanda baca dalam mushaf Al-Quran yang dapat membedakan suatu kata dengan yang lainnya. 2 Abu Amr Ad-Dani menggunakan istilah lain yang 1 Abdu Ali Al-Mas ul, Mu jam al-qiraat, h. 244 2 Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc.,MA, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil al-quran Medote Maisuro, h. 360

Ilmu Dhabth 9.(شكل) sebenarnya sama pengertiannya, yaitu syakal والشكل أصله الضبط والتقييد Syakl itu asalnya adalah menandai dan mengikat. Intinya ilmu dhabht adalah ilmu yang membahas tentang tanda baca di dalam mushaf Al-Quran.

10 Ilmu Dhabth B. Keunikan Aksara Arab 1. Al-Quran Tertulis Dalam Aksara Arab Al-Quran Al-Karim sudah ditulis sejak diturunkan di masa kenabian selama rentang waktu 23 tahun. Ditulis oleh tangan-tangan terampil para shahabat nabi yang mulia. Sehingga dengan dituliskannya Al- Quran, akan menambah kekuatan keabadian Al- Quran, selain kekuatan hafalan para shahabat. Al-Quran itu berbahasa Arab, oleh karena itu penulisannya pun digoreskan dalam aksara Arab juga. Para ulama sepakat bahwa apa yang dituliskan dengan aksara Arab berisikan ayat-ayat Al-Quran, maka statusnya menjadi mushaf yang mulia, yang harus disucikan dan dijaga dari noda. Sedangkan bila ayat Al-Quran itu dituliskan dengan aksara selain Arab, misalnya dengan huruf latin, kebanyakan ulama memandang bahwa tulisan itu bukan Al-Quran. 2. Keunikan Aksara Arab Aksara Arab bagi banyak bangsa di luar Arab sangat unik. Berbeda dengan umumnya aksara latin yang penulisannya dari kiri ke kanan, aksara Arab itu tulisannya dari kanan ke kiri.

Ilmu Dhabth 11 Selain itu meski orang Arab sudah punya 29 huruf hijaiyah, namun di masa kenabian huruf-huruf itu unik karena tidak punya titik untuk membedakan satu dengan lainnya, kemudian juga tidak punya huruf vokal. a. Bentuk Aksara Arab Klasik Ada satu hal yang juga perlu diketahui bahwa bentuk huruf Arab di masa kenabian atau di era klasik itu nyaris sulit dipahami oleh kita yang hidup di zaman sekarang. Hurufnya cenderung terkesan kotak-kotak, tidak seperti huruf Arab yang kita kenal sekarang ini. Sebagian kalangan menyebutkan bahwa bentuk seperti ini termasuk jenis khat Kufi.

12 Ilmu Dhabth Mengapa bentuknya seperti itu? Sebagian kalangan menyebutkan bahwa konon memang asal muasal aksara Arab itu datang dari Kufah. b. Belum Ada Titiknya Yang lebih parah lagi bahwa bentuk huruf hijaiyah di masa itu masih belum ada titiknya, sehingga tidak bisa dibedakan mana huruf ba, ta, tsa atau pun ya. Begitu juga dengan huruf jim,(ح) ha (ح) dan kha semua tertulis sama saja tanpa ada titik yang,(ح) membedakan ketiganya. Dan juga huruf ain (ع) dan ghain (ع) juga tidak bisa dibedakan karena tidak ada titiknya. Sebagaimana juga huruf dal د) ) dan dzal د) ), huruf ra seterusnya. dan (ط) zha ) dan ط) tha,(ر) dan zai (ر) Semua ini bagi bangsa non-arab tentu saja musibah kubro, resikonya dipastikan keliru dalam membaca Al-Quran. c. Belum Ada Huruf Vokalnya Apalagi ketika Al-Quran Al-Karim yang ditulis oleh para shahabat di masa kenabian atau pun di masa Utsman ternyata juga tanpa huruf vokal, maka ini menjadi masalah besar bagi bangsa non Arab. Sebab Al-Quran itu kitab suci, yang menjadi dasar pedoman buat umat Islam. Kalau tidak bisa dibaca atau dibunyikan gara-gara tidak ada huruf

vokalnya, tentu ini mushibah kubro. Ilmu Dhabth 13 Maka para ulama yang konsen pada penulisan Al- Quran kemudian mencoba memberikan tanda baca yang tujuannya untuk mengikat atau dhabth, biar orang ajam tidak keliru dan meleset ketika membaca. Sebagaimana kita ketahui, bahwa huruf-huruf dalam aksara Arab itu tidak mengenal huruf vokal. Semua huruf hijaiyah itu adalah huruf konsonan atau huruf mati. Mulai dari alif, ba, ta, tsa dan seterusnya, semua adalah huruf-huruf yang mati. Sebagai contoh, huruf ba (ب) bisa dibunyikan ba, bi, bu, atau ban, bin, bun atau pun disukunkan. Namun pada dasarnya bangsa Arab tidak pernah menuliskan huruf-huruf vokal, karena memang tidak dikenal. Namun karena mereka yang punya bahasa, kapan dibaca a, i, atau u, tentu mereka semua sudah tahu, walau pun sama sekali tidak ada huruf vokalnya. Sebagai contoh perhatikan kata berikut ini : حممد Kata itu terdiri dari empat huruf yaitu mim, ha, mim dan dal. Semuanya huruf konsonan dan tidak ada huruf vokalnya. Dengan demikian bisa saja dibaca menjadi : Mahamada mihimidi muhumudu mahimadu -mihamidu mahimidu muhamudimuhumidi mihimudu - muhimudi dan seterusnya banyak sekali kemungkinannya. Apalagi nanti

14 Ilmu Dhabth ditambahkan dengan tanwin, sukun dan tasydid, maka ada begitu banyak kemungkinan bunyi dari keempat huruf vokal itu. Hanya kebetulan saja karena kita sudah sering melihat teks itu, sehingga kita bisa menebak saja bahwa empat huruf itu dibaca menjadi : muhammad. Tapi coba bayangkan misalnya kita ketemu dengan huruf yang lain, misalnya : منهمر Pastilah kita bingung bagaimana membunyikan lima huruf itu : mim, nun, ha, mim, ra. Mau dibaca menjadi apa? Apakah minihimiri, munahimiru, manihumira, munihumiri, manahumuru, munuhumiri atau apa? Ketika bangsa di luar Arab mulai mengenal tulisan Arab yang tidak ada titiknya, ditambah lagi tidak ada huruf vokalnya, tentu menjadi masalah besar bagi mereka. Padahal mushaf Al-Quran yang ditulis baik di masa kenabian, atau terkumpulkan di masa Abu Bakar dan juga masa Utsman bin Affan, semuanya tertulis tanpa titik dan tanpa huruf vokal. Dan dipastikan 100% bahwa orang yang bukan Arab tidak akan bisa membacanya dengan benar. Dipastikan akan selalu keliru.

Ilmu Dhabth 15 C. Sejarah Pemakaian Tanda Baca Kesulitan yang dialami oleh bangsa non Arab dalam membaca teks ayat-ayat Al-Quran pada awalnya tidak ada solusinya, kecuali dengan mengharuskan mereka belajar membaca Al-Quran dengan keberadaan guru qiraat. Sedangkan bagaimana mengeja huruf-huruf dengan format rasm ustmani, boleh dibilang diabaikan begitu saja tanpa jalan tengah. Sehingga bila tidak belajar membaca Al-Quran secara syafahiyan (oral system) dan hanya mengandalkan dari apa adanya yang tertulis di mushaf, maka bisa dipastikan semua orang akan keliru dalam membaca Al-Quran. Sebab apa yang tertulis 180 derajat berbeda dengan bagaimana bunyinya secara seharusnya. 1. Belum Ada Pemakaian Tanda Baca Hingga 40 Tahun Hingga 40 puluh tahun setelah distandarisasi oleh Khalifah Utsman bin Al-Affan dengan rasm Ustmani, tidak pernah ada upaya untuk membuatkan tanda baca yang membantu orang-orang untuk lebih mudah membaca dari mushaf. Bukannya tidak ada inisiatif untuk membuatkan

16 Ilmu Dhabth tanda baca, namun pada saat itu yang berkembang adalah semangat menjaga keaslian dan originalitas teks Al-Quran. Apalagi juga ada perintah untuk membersihkan Al-Quran dari unsur-unsur asing yang bukan Al-Quran. ج ر د وا الق ر آن و ال ت ل ط وه ب ش ي ء - أو م ا ل ي س م ن ه Kosongkan Al-Quran dan janan dicampur dengan unsur lain yang bukan dari Al-Quran. Ketentuan ini sangat berkesan di hati para shahabat dan tabi in di masa itu, sehingga sekedar memberikan tanda baca pun mereka tidak ada yang berani. Namun setelah 40 tahun kemudian dan zaman sudah mengalami perbuhan, pesan larangan menambahkan sesuatu di dalam mushaf Al-Quran pun dirasa sudah tidak lagi relevan, maka mulailah beberapa ulama memberikan rukhshah atau keringanan, khususnya untuk kalangan non Arab, agar mendapatkan kemudahan dalam membaca Al- Quran. 2. Awal Mula Penggunaan Salah satu ulama yang disebut-sebut membolehkan dibubuhkannya tanda baca pada mushaf Al-Quran adalah Al-Auza i (w. 157 H). Beliau mengatakan tidak mengapa seandainya huruf ya (ي) dan ta (ت) di dalam mushaf itu ditambahi dua titik, karena akan menjadi cahaya bagi Al-Quran.

Ilmu Dhabth 17 3 3. Naqth Al-I rab Naqth al-i rab اإل عراب) (نقط maknanya adalah adalah pemberian tanda baca yang fungsinya untuk menerangkan status i rab suatu kata dalam struktur kalimat. a. Fungsi Sebagaimana kita tahu bahwa dalam tata grammatika bahasa Arab kita mengenal istilah i rab, yaitu sebuah metode yang digunakan untuk menjelaskan jabatan suatu kata dalam suatu kalimat. Di dalam bahasa Indonesia, kita mengenal ada subjek, predikat dan objek. Dalam bahasa Arab kita mengenal suatu kata yang berkedudukan sebagai mubtada dan khabar dalam struktur kalimat ismiyah (jumlah ismiyah) dan juga fi il, fa il dan maf ul dalam struktur kalimat fi liyah. Masing-masing kedudukan itu punya i rab sendiri-sendiri. Misalnya kalimat berikut : Rumah itu besar البيت كبي ر Perhatikan harakat pada huruf paling akhir dari al-baitu dan kabirun. Keduanya berharakat dhammah, dimana dhammah merupakan alamat atau tanda bahwa i rabnya rafa. Namun bila dua kata mubtada dan khabar ini 3 Ad-Dani, Al-Muhkam fi Naqd Al-Mashahif. Hal. 35

18 Ilmu Dhabth إن ( akhawatuha kemasukan salah satu dari inna wa maka i rab al-baitu berubah,(أن كأن لكن لعل ليت( menjadi al-baita, yaitu dari rafa menjadi nashab. Untuk itu tanda bacanya juga ikut berubah, bukan lagi dhammah tetapi fathah. Sehingga membacanya berubah menjadi : Seolah-olah rumah itu besar. ك أ ن البي تكبير Maka tanda baca dhammah dan fathah itu kemudian disematkan di dalam teks mushaf, khususnya untuk huruf-huruf terakhir pada tiap kata. Dari segi makna, kedua kalimat di atas menjadi berlawban. Kalau dikatakan : Seolah-olah rumah itu besar, berarti pada kenyataannya rumah itu tidak besar. b. Pemrakarsa Yang mula-mula dianggap memprakarasi penggunaan tanda baca dalam fungsi sebagai naqthul i rab adalah Abu Aswad Ad-Duali (w. 69 H). Menurut sebagian penelitian, hal itu dilakukan atas perintah dari Ziyad bin Abi Ziyad (w. 53 H), gubernur Bashrah di masa Khalifah Mu awiyah bin Abi Sufyan (w. 60 H). 4 Dengan menggunakan pendapat ini, kurang lebih peristiwa itu terjadi antara tahun 44 hingga 53 4 Muhaisin, Fi Rihab Al-Quran, jilid 1 (Kairo, Maktabah Al- Azhariyah li At-Turats, 1989) hlm. `98

hijriyah. Ilmu Dhabth 19 Sedangkan menurut riwayat yang lain, Ad-Duali melakukan hal itu atas perintah dari Khalifah Abdul Malik bin Marwan. 5 Namun di masa itu Ad-Duali belum memakai tanda baca fathah, kasrah atau dhammah seperti yang kita kenal sekarang ini. Beliau saat itu menggunakan titik-titik berwarna merah. Kata naqth itu sendiri secara harfiyah berarti : titik. Bila titik warna merah itu diletakkan di atas suatu huruf, maka maksudnya dibaca fathah. Bila titik warna merah diletakkan di bawah suatu huruf, maka maksudnya dibaca kasrah. Bila titik warna merah diletakkan di depan suatu huruf, maka maksudnya dibaca dhammah. Untuk tanwin, Beliau menuliskan dua titik. Selanjutnya nanti tradisi pembubuhan titik ini berkembang dari Bashrah pindah ke Madinah. Lalu 5 Shubhi Shalih, Mabahits fi Ulumil Quran, cet. 17 (Beirut Dar Malayin, 1988), hlm. 92

20 Ilmu Dhabth dari sana pindah lagi ke Maghrib dan Andalusia. 6 4. Naqth Al-I jam Naqth Al-I jam اإلعجام) (نقط itu secara sederhana maksudnya pemberian titik untuk bisa membedakan huruf. Dari segi bahasa, kata i jam itu bermakna menguji atau menyeleksi. a. Fungsi Perbedaan naqth al-i jam dengan naqth al-i rab adalah pada fungsinya yaitu untuk membedakan mana huruf,(ب) ba,(ت) ta (ث) tsa dan ya (ي) dan huruf-huruf lainnya yang punya bentuk sama persis, namun saat itu belum ada titiknya. Pemberian titik ini menjadi sangat penting, khususnya bagi mereka yang bukan orang Arab dan sama sekali kebingungan membedakan satu huruf dengan huruf lainnya. b. Pemrakasa Dua tokoh yang disebut-sebut memprakarsai pembubuhan titik untuk membedakan satu huruf dengan huruf lainnya adalah Nahsr bin Ashim Al- Laitsi (w. 90 H) dan Yahya bin Ya mar al-adwani. Namun tanda baca yang digunakan oleh Nashr saat itu untuk membedakan satu huruf dengan huruf lainnya justru bukan titik satu, dua atau tiga. Beliau menggunakan garis miring kecil untuk 6 Muhammad Qubaisi, Rasm al-muhaf wal Ihtijaj bihi fil Qiraat (Mesir, Maktabah An-Nahdhah, 1960) hlm. 50

Ilmu Dhabth 21 membedakan huruf yang mutasyabihah, seperti ba, ta, tsa dan ya. Untuk ba diberi satu garis, untuk ta diberi dua garis dan untuk tsa diberi tiga garis. 5. Penyempurnaan Di masa berikutnya, kedua tanda baca baik naqth al-i jam dengan naqth al-i rab disempurnakan lagi oleh Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi (w. 173 H) Saat itulah bentuk titik merah yang awalnya digunakan Abul Aswad Ad-Duali untuk membedakan irab mulai diganti dengan syakal atua bentuk-bentuk huruf. Fathah, kasrah, dhammah, tanwin, sukun dan lainnya berubah dari awalnya berupa titik merah menjadi rupa tertentu yang kemudian disebut dengan syakal.

22 Ilmu Dhabth D. Tanda Baca Hari Ini Apa yang kita uraikan dalam sejarah singkat di atas kemudian masih kita temukan hingga hari ini. Maka kita hari ini mengenal ruang lingkup dan perangkat tanda baca dalam ilmu Dhabth, yaitu harakat (fathah, kasrah, dhammah), sukun, tasydid, mad, tanwin, hamzah, hamzah washl, dan lainnya. 1. Harakat Harakat itu secara bahasa berarti gerakan, sebagai lawan dari diam atau tidak bergerak (sukun). Namun dalam istilah ilmu Dhabth, harakah itu adalah tiga tanda baca yaitu fathhah,(فتحة) dhammah.(كسرة) dan kasrah (ضمة) Gunanya harakat untuk membunyikan hurufhuruf konsonan dalam aksara Arab, yaitu huruf konsonan itu dibunyikan dengan vokal a, i atau u. Misalnya huruf ba (ب) itu belum bisa digerakkan atau dibunyikan, kecuali setelah diberikan tanda baca : berbunyi ba ( (ب dengan lambang fathah berbunyi bi ( (ب dengan lambang kasrah berbunyi bu ( (ب dan dhammah. Maka fathah( (, kasrah ( ( dan dhammah ( ( itu

Ilmu Dhabth 23 disebut dengan tanda harakat. a. Bentuk Tanda Baca Fathah Dalam kitab Irsyad at-thalibin karya Salim Muhaysin, disebutkan bahwa tanda harakat fathah berasal dari alif yang ditulis dengan ukuran font yang kecil yang dimiringkan dan memanjang dari kanan atas ke kiri bawah. Posisinya diletakkan di atas huruf. Tanda fathah (berasal dari alif kecil) dimiringkan supaya tidak menyerupai dengan tanda alif kecil (bacaan panjang). Mengapa berasal dari alif? Karena diambil dari huruf mad, dimana alif mad sebagai wujud dari fonem "a" atau fathah. Dulu, sebelum ada tanda harakat fathah seperti sekarang ini, fathah ditandai dengan titik merah yang diletakkan di atas suatu huruf. Titik harakat ini hanya digunakan untuk mengetahui i'rab atau akhir harakat huruf setiap kata. b. Bentuk Tanda Baca Dhammah Tanda harakat dhammah berasal dari huruf wawu (و) kecil dan diletakkan di atas huruf. Sebagaimana fathah, dipilihnya huruf wawu karena ia adalah wawu mad yang dibaca panjang jika sebelumnya berharakat dhammah. Terdapat perbedaan mengenai pemakaian tanda harakat dhammah, apakah tetap menggunakan kepala wawu atau dihilangkan. Namun yang populer dan digunakan adalah dhammah dengan kepala huruf wawu. Dulu sebelum adanya tanda harakat dhammah

24 Ilmu Dhabth seperti sekarang ini, tanda dhammah ditandai dengan titik merah yang diletakkan di samping huruf. c. Bentuk Tanda Baca Kasrah Bentuk tanda baca harakat kasrah diambil dari huruf ya (ے) yang ma'kusah atau ya terbalik. Huruf ya terbalik itu kemudian dibuang kepalanya sehingga menjadi harakat kasrah yang kita kenal.( ( ini sekarang Lalu tanda harakat kasrah ini diletakkan di bawah huruf. Dulu sebelum adanya tanda harakat kasrah seperti sekarang ini, ditandai dengan titik merah yang diletakkan di bawah huruf Sekarang, tanda harakat baik fathah, dhammah, maupun kasrah tidak hanya digunakan untuk i'rab saja, melainkan seluruh kata diberi tanda harakat untuk memudahkan cara membacanya. Kecuali huruf fawatihus-suwar yang memang tidak diberi tanda harakat. 2. Sukun Secara bahasa makna sukun (سکون) itu diam atau tidak bergerak. Dan dalam istilah ilmu dhabht, sukun itu digunakan untuk membuat suatu huruf menjadi tidak berharakat, tetapi menjadikan huruf itu diam. Kadang disebut juga huruf mati. Misalnya sering kita dengar istilah nun mati, maksudnya huruf nun yang tidak berharakat fathah, kasrah atau dhammah, tetapi diberi lambang sukun alias dimatikan. Bentuk tanda baca sukun berbentuk bulat yang.(خ) aslinya adalah kepala huruf kha

Ilmu Dhabth 25 Harakat sukun melambangkan fonem konsonan atau huruf mati dari suatu huruf, misalkan pada kata mad ( د (م yang terdiri dari huruf mim yang berharakat fathah ( (م sehingga menghasilkan bunyi /ma/, dan (د ( sukun diikuti dengan huruf dal yang berharakat yang menghasilkan konsonan /d/ sehingga menjadi /mad/. Sukun juga bisa menghasilkan bunyi diftong, seperti /au/ dan /ai/, contohnya pada kata ( وم (ن yang berbunyi /naum(u)/ yang berarti tidur, dan juga pada kata (لين) yang berbunyi /lain/ yang berarti lain atau berbeda. 3. Tasydid Tasydid (تشديد) atau syaddah (شدة) adalah tanda baca yang bentuknya diambil dari kepala dari huruf.( ( arab yang diletakkan di atas huruf (ش) sin Tasydid melambangkan penekanan pada suatu konsonan yang dituliskan dengan simbol konsonan ganda, sebagai contoh pada kata ( (شد ة yang berbunyi /syaddah/ yang terdiri dari huruf syin yang berharakat fathah (ش) sehingga menghasilkan bunyi /sya/, diikuti dengan huruf dal yang berharakat tasydid fathah ( (د yang menghasilhan bunyi /dda/, diikuti pula dengan ta marbuta ( (ة di akhir kata yang menghasilkan bunyi /h/, sehingga menjadi /syaddah/. 4. Mad Makna kata mad (مد) itu panjang atau memanjangkan. Orang Arab biasanya menyebut : dia mengulurkan tangan dengan يديه).(يمد Tanda baca

26 Ilmu Dhabth ). - دآبة الحآقة ( seperti mad diletakkan di atas huruf mad 5. Tanwin Tanwin (التنوين) adalah tanda baca yang terdapat pada huruf paling akhir, dimana bunyinya seperti bertemu dengan huruf nun mati (sakinah).,(كت اب ن ( dengan sama bunyinya (كت اب ( kata Misalnya.(كت ابن ( dengan sama (كت اب ( dan,(كت بن ( dengan sama (كت اب (

Ilmu Dhabth 27