Julianto 1) 1. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

145/PMK.07/2009 ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL PAJAK TAHUN ANGGARAN 2006, 2007, DAN 2008 YANG

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola

KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ABSTRACT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

PERBANDINGAN INVESTASI REVITALISASI BANGUNAN PASAR TRADISIONAL DI KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH MALUKU TENGGARA TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN ANGGARAN 2015

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG

UJI PETIK RANCANGAN PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAAN DAN PARIWISATA TENTANG PASAR PESONA BUDAYA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 043 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.412, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Pertambangan. Panas Bumi. Alokasi. Dana. Bagi Hasil.

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Rincian Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Menurut Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang Dialokasikan dala

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 023 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 40 / PMK.07 / 2007 TENTANG

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 18

2017, No Transfer ke Daerah dan Dana Desa, persetujuan atas pembagian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau untuk provinsi/kabupaten/kota yang d

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 061 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENATAAN POLA TATA RUANG DALAM PASAR LEGI TRADISIONAL KOTA BLITAR

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar;

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156 /PMK.07/2007 TENTANG

PROPOSAL PENGAJUAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) KHUSUS BIDANG SARANA PERDAGANGAN TAHUN ANGGARAN 2017

2017, No Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 19 TAHUN 2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170 / PMK.07/ 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.07/2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 069 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TOKO SWALAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 065 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

4/PMK.07/2016 KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TAHUN ANGGARAN 2011, TAHUN ANGGAR

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 09 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169 / PMK.07 / 2007 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 018 TAHUN 2013 TENTANG

ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TESIS. Oleh: DESY EFENDI NIM

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN TOKO MODERN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Dana Tugas Pembantuan. Pembangunan. Pengembangan. Pengelolaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2016 TENTANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR TAHUN TENTANG : PENGELOLAAN PASAR KAMPUNG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2011 TENTANG DANA ALOKASI UMUM DAERAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN ANGGARAN 2012

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 09 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 6

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No provinsi/kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

LAPORAN AKHIR PKM-PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan menginginkan

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

Analisis Pengaruh Revitalisasi Desain Konstruksi Pasar Tradisional Terhadap Asli Daerah (PAD) (Studi Kasus Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo) Julianto 1) 1) Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo, Jl. Jend. Sudirman No. 199 Sukoharjo; Telp. 0271-593068. Email: julianto193@yahoo.com Abstrak Pengembangan pasar memang tidaklah mudah. Revitalisasi pasar memakan biaya yang tinggi. Selain itu di beberapa tempat pengembangan pasar sering dianggap memarginalisasi pedagang lama karena pedagang ditarik retribusi yang lebih besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh revitalisasi desain konstruksi terhadap peningkatan pendapatan asli Daerah dan menghitung analisa Asli Daerah pada Pasar Glondongan terhadap biaya revitalisasi desain konstruksi Pasar Glondongan. Penelitian ini menggunakan data yang di dapat dari pengelola pasar dan isntansi terkait. Hasil penelitian sebelum dilakukan revitalisasi desain konstruksi pada tahun 2016 memberikan kontribusi pendapatan sebesar 0,0251 % terhadap Asli Daerah. Hal ini bisa di bandingkan dengan kontribusi pendapatan sesudah di revitalisai desain konstruksinya pada tahun 2018 sebesar 0,0256 % terhadap Asli Daerah. Sehingga sesudah direvitalisasi didapat peningkatan sebesar 0,0005 %. Dengan melihat nilai pendapatan pada tahun 2016 sebesar Rp.63.808.300,00, tahun 2017 sebesar Rp.95.338.400,00 dan tahun 2018 sebesar Rp.111.116.500,00, dapat diambil kesimpulan bahwa pendapatan Pasar Glondongan setelah dilakukan revitalisasi desain konstruksinya terjadi peningkatan. Kata kunci: revitalisasi, pasar, pendapatan. Abstract Development of traditional markets is indeed not easy. Revitalization of the market takes a high cost. Also in some places the development of the market is often considered to marginalize the old traders because the traders are being charged a greater retribution. This study aims to determine the effect of the revitalization of construction design on the increase in regional original income and calculate the analysis of Regional Original Revenue in the Glondongan Market to the cost of revitalizing the construction design of the Glondongan Market. This study uses data obtained from market managers and related institutions. The results of the study prior to revitalizing the construction design in 2016 contributed a revenue of 0.0251% to the Original Regional Revenue. This can be compared with the contribution of revenue after the construction design revitalization in 2018 of 0.0256% of the Regional Original Revenue. So that after being revitalized, there was an increase of 0,0005%. By looking at the revenue value in 2016 amounting to Rp.63,808,300.00, in 2017 amounting to Rp.95,338,400.00 and in 2018 of Rp.111.116,500.00, it can be concluded that an increase in Glondongan Market income after revitalization construction design. Keywords: income, market, revitalization 1. PENDAHULUAN Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya (Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 53/M-DAG/PER/12/2008). Pengembangan pasar memang tidaklah mudah. Revitalisasi pasar memakan biaya yang tinggi. Selain itu di beberapa tempat pengembangan pasar sering dianggap memarginalisasi pedagang lama karena pedagang ditarik retribusi yang lebih besar. Akibatnya bukan peningkatan kesejahteraan yang didapat, bahkan beberapa pedagang lama tersingkir karena tidak sanggup membayar retribusi. Dengan demikian kebijakan ini harusnya mendapat perhatian lebih supaya dapat membuahkan hasil yang maksimal. Karena pasar tradisional adalah salah satu titik tumpu perekonomian masyarakat apabila pengembangannya kurang maksimal maka akan sangat berpengaruh pada kesejahteraan yang berada di lingkungan tersebut, terutama 72

para pelaku ekonomi yang berjualan di pasar tersebut. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli ditandai dengan adanya transaksi atau tawar menawar antara si penjual dan pembeli secara langsung (Rosmawati, Eka. 2015). Menurut (Marlina, Endy. 2008), pola kegiatan pengguna pasar tradisional yang berbeda tergantung pada kelas ekonomi sosial yang ada, latar budaya setempat, usia dan tujuan kedatangannya. Tujuan pengunjung mendatangi pasar tradisional dibedakan menjadi dua, yaitu berbelanja dan berekreasi. arah pendekatan pada kasus studi perilaku ini memandang pasar tradisional sebagai sistem perilaku yang terdiri atas bentuk dari pola kegiatan, pelaku kegiatan dan sifat kegiatan. Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo terletak pada posisi yang strategis yaitu di pinggir jalan utama penghubung antara kota Sukoharjo dengan Karanganyar. Dengan akses yang mudah dijangkau menjadikan Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo menjadi pilihan utama bagi pembeli yang akan berbelanja dipasar tersebut. Dengan posisi yang strategis tersebut menjadikan Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo jarang sepi dari pengunjung/ pembeli umumnya bagi masyarakat Sukoharjo dan Karanganyar khususnya bagi masyarakat Polokarto. Pelaksanaan revitalisasi desain konstruksi pasar tradisional merupakan usaha pemerintah agar pasar tradisional mampu bersaing dengan pasar modern. Pembangunan suatu pasar perlu memperhatikan kesejahteraan pedagang maupun pembeli di pasar tersebut. Lewat penataan kembali pasar tradisional yang memperhatikan aspek kenyamanan, pelayanan dan keamanan, maka potensi yang dimiliki pasar tradisional akan dapat meningkatkan perekonomian. Salah satunya adalah pelaksanaan Revitalisasi Desain Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo yang membawa dampak pada kepuasan bagi para pedagang yang berjualan di Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh revitalisasi desain konstruksi terhadap peningkatan Asli Daerah (PAD) pada Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo. Selain itu juga untuk menghitung analisa Asli Daerah (PAD) pada Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo terhadap biaya Revitalisasi Desain Konstruksi Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo. 2. METODE Lokasi Penelitian Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo terletak pada posisi yang strategis yaitu di pinggir jalan utama penghubung antara kota Sukoharjo dengan Karanganyar yaitu jalan Sukoharjo - Karanganyar atau lebih tepatnya berada di Jl. H. Muslich, Kedunggandu, Wonorejo, Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57555 seperti tampak pada Gambar 1. Gambar 1. Lokasi Pasar Glondongan Dengan akses yang mudah dijangkau menjadikan Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo menjadi pilihan utama bagi pembeli yang akan berbelanja ke pasar. Dengan posisi yang strategis tersebut menjadikan Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo jarang sepi dari pengunjung/ pembeli umumnya bagi masyarakat Sukoharjo dan Karanganyar khususnya bagi masyarakat Polokarto. Pelaksanaan revitalisasi desain konstruksi pasar tradisional merupakan usaha pemerintah agar pasar tradisional mampu bersaing dengan pasar modern. Metode penelitian Penelitian ini menggunakan beberapa tahapan dalam proses pengumpulan data yaitu : 1. Observasi Melaksanakan pengamatan langsung obyek yang diteliti, dengan cara datang langsung ke lokasi penelitian, dalam hal ini Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo. 2. Wawancara Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan peneliti. Wawancara yang 73

dilakukan dengan wawancara langsung terhadap Petugas Pengelola di Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/ situasi sosial yang diteliti. Penentuan sampel dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Penambahan sampel akan dihentikan ketika datanya sudah jenuh. Maksudnya, dari berbagai informan baik yang lama maupun yang baru, tidak memberikan data baru lagi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo yang telah selesai direvitalisasi desain konstruksinya terdiri dari 2 lantai, lantai 1 diperuntukkan untuk 47 kios, 78 los, 2 KM/ WC dan masih tersedia ruang bagi pegadang oprokan serta tersedia pula lahan parkir yang cukup luas, sedangkan lantai 2 khusus diperuntukkan sebagai kantor pasar. Adapun jenis komoditas barang dagangan antara lain : pakaian, makanan, minuman, sayuran, daging, kelontong, klitikan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Revitalisasi desain konstruksi Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo membutuhkan dana atau biaya yang tidak sedikit, pembanguan pasar ini membutuhkan biaya sebesar Rp.2.403.270.000,00 (Dua milyar empat ratus tiga juta dua ratus tujuh puluh ribu rupiah) dengan sumber dana dari APBD Tahun Anggaran 2017. Revitalisasi desain konstruksi Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo terdiri dari 2 lantai, pada rancangan denah lantai 1 yang terlihat berupa penataan kios dan los untuk membuat sirkulasi lebih tertata dan nyaman saat berjualan serta layout yang diterapkan untuk merespon udara dari bukaan pintu untuk memecah angin agar terjadi pemerataan dalam ruangan, dan juga terlihat adanya rest area baru pada dalam pasar yang ditujukan untuk tempat peristirahaatan sejenak bagi pengunjung saat berbelanja. Sedangkan lantai 2 khusus diperuntukan sebagai kantor pasar, seperti tampak pada Gambar 2. Gambar 2. Denah Lantai 1 Analisis Kontribusi Pasar Glondongan Terhadap Asli Daerah Sukoharjo Analisis ini digunakan untuk mengetahui kontribusi dari penerimaan retribusi pasar dalam mendukung Asli Daerah. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi penerimaan retribusi pasar khususnya Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo dengan total realisasi penerimaan Asli Daerah. Kontribusi = (Realisasi Pasar Glondongan)/(Realisasi Asli Daerah) x 100 % tahun 2016. Kontribusi = 63.808.300,00 254.164.870.016,00 x100% % = 0,0251 % Polokarto Sukoharjo tahun 2016 sebesar 0,0251 %. Artinya bahwa realisasi pendapatan Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo tahun 2016 memberikan kontribusi dalam realisasi penerimaan Asli Daerah sebesar 0,0251 % dari total realisasi penerimaan Asli Daerah pada tahun 2016. 74

tahun 2017. Kontribusi = 95.338.400,00 464.155.813.026,00 x100% % = 0,0205 % Polokarto Sukoharjo tahun 2017 sebesar 0,0205 %. Artinya bahwa realisasi pendapatan Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo tahun 2017 memberikan kontribusi dalam realisasi penerimaan Asli Daerah sebesar 0,0205 % dari total realisasi penerimaan Asli Daerah pada tahun 2017. tahun 2018. Kontribusi = 111.116.500,00 434.294.075.068,00 x100% % = 0,0256 % Polokarto Sukoharjo tahun 2018 sebesar 0,0256 %. Artinya bahwa realisasi pendapatan Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo tahun 2018 memberikan kontribusi dalam realisasi penerimaan Asli Daerah sebesar 0,0256 % dari total realisasi penerimaan Asli Daerah pada tahun 2018.Dengan melihat nilai pendapatan pada tahun 2016 sebesar Rp.63.808.300,00, tahun 2017 sebesar Rp.95.338.400,00 dan tahun 2018 sebesar Rp.111.116.500,00, dapat diambil kesimpulan bahwa pendapatan Pasar Glondongan Polokarta Sukoharjo setelah dilakukan revitalisasi desain konstruksinya semakin meningkat. Analisis Payback Period dari Kontribusi Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo pendapatan Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo setelah direvitalisasi desain konstruksinya pertahun diambil dari data pendapatan setelah revitalisasi, yaitu tahun 2017, 2018 dan 2019 yang di asumsikan oleh pihak pengelola pasar dengan pendapatan diakhir tahun 2019 sebesar Rp.131.175.500,00. Dengan perhitungan secara lengkap seperti tampak pada Tabel 1. Karena yang diambil adalah data pendapatan setelah direvitalisasi maka yang digunakan data peningkatan pendapatan tahun 2017 dan 2018, setelah dirata-rata didapatkan peningkatan pendapatan pertahun sebesar 17,30%. Tabel 1. Pertahun. Tahun (Rp.) (Rp.) (%) 2016 63.808.300,00 31.530.100,00 49,41 2017 95.338.400,00 15.778.100,00 16,55 2018 111.116.500,00 20.060.000,00 18,05 2109 131.176.500,00 Tabel 2. Payback Period dari Pasar Glondongan dengan Asumsi Pertahun 17,30% Tahun Ke Tahun /Tahun Pertahun 17,3% Pertahun (Rp) Akumulasi 1 2018 111.116.500,00 0,173 19.223.154,50 276.916.500,00 2 2019 130.339.654,50 0,173 22.548.760,23 407.256.154,50 3 2020 152.888.414,73 0,173 26.449.695,75 560.144.569,23 4 2021 179.338.110,48 0,173 31.025.493,11 739.482.679,71 5 2022 210.363.603,59 0,173 36.392.903,42 949.846.283,29 6 2023 246.756.507,01 0,173 42.688.875,71 1.196.602.790,30 7 2024 289.445.382,72 0,173 50.074.051,21 1.486.048.173,03 8 2025 339.519.433,93 0,173 58.736.862,07 1.825.567.606,96 9 2026 398.256.296,00 0,173 68.898.339,21 2.223.823.902,96 10 2027 467.154.635,21 0,173 80.817.751,89 2.690.978.538,18 11 2028 547.972.387,10 0,173 94.799.222,97 3.238.950.925,28 75

Berdasarkan Tabel 2 didapatkan bahwa Payback Period revitalisasi desain konstruksi Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo dengan biaya sebesar Rp.2.403.270.000,00 akan kembali pada tahun ke 10 dengan akumulasi pendapatan pada tahun ke 10 sebesar Rp.2.690.978.538,18. Perhitungan payback period tidak mempertimbangkan nilai suku bunga bank, karena biaya yang dipergunakan dalam revitalisasi konstruksi Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo bersifat tetap yang berasal dari sumber dana APBD TA 2017 4. SIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan tentang revitalisaisi desain kontruksi di Pasar Glondongan Polokarto Sukoharjo dalam rangka meningkatkan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan Pasar Glondongan Polokarta Sukoharjo setelah dilakukan revitalisasi desain konstruksinya terjadi peningkatan. Kontribusi Pasar Glondongan terhadap Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo juga mengalami peningkatan. 5. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih terutama ditujukan Pemkab Sukoharjo atas dukungan dalam penelitian ini. 6. DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Sukoharjo. 2011. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah. Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 No.13. Sukoharjo : Sekda Kabupaten Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo. 2017. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah. Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017 No.12. Sukoharjo : Sekda Kabupaten Sukoharjo. Kementrian Perdagangan, 2017. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 37/M-DAG/PER/5/2017 tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan. Berita Negara RI Tahun 2017 No.784. Jakarta : Dirjen Peraturan Perundang-Undangan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. Kementrian Dalam Negeri, 2012. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pengelolaan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional. Berita Negara RI Tahun 2012 No.178. Jakarta : Menteri Hukum dan HAM RI. Kementrian Perdagangan, 2008. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Kota Yogyakarta. 2009. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pasar. Lembaran Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2009 No.25. Yogyakarta : Sekda Kota Yogyakarta. Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta : Andi Offset. Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Lembaran RI Tahun 2009 No. 130. Jakarta : Sekretariat Negara Pemerintah Republik Indonesia. 2004. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Lembaran RI Tahun 2004 No.126. Jakarta : Sekretariat Negara. Pemerintah Republik Indonesia. 2000. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Lembaran RI Tahun 2000 No. 246. Jakarta : Sekretariat Negara. Presiden Republik Indonesia, 2007. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. 76

Presiden Republik Indonesia, 2001, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, Diundangkan : Jakarta, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119. Rosmawati, Eka. 2015. Pengaruh Keberadaan Pasar Tradisional Terhadap Kesejahteraan Pedagang Dampaknya pada Retribusi Pasar (Study Kasus di UPTD Pasar Prapatan, Kec. Sumberjaya, Kab. Majalengka). Fakultas Hukum dan Ekonomi Islam. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.ent. 77