KEKUATAN BENDING PADA MATERIAL KOMPOSIT INTERIOR KERETA API DENGAN METODE HAND LAY-UP

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono 167, Malang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

Pengaruh Penambahan Prosentase Fraksi Volume Hollow Glass Microsphere Komposit Hibrid Sandwich Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending

Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida

PENGARUH ARAH SERAT GELAS DAN BAHAN MATRIKS TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT AIRFOIL PROFILE FAN BLADES

ANALISA TEKNIS PENGGUNAAN SERAT DAUN NANAS SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN KOMPOSIT PEMBUATAN KULIT KAPAL DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK, BENDING DAN IMPACT

Pengaruh Fraksi Volume Dan Panjang Serat Pelepah Lontar (Borassus Flabellifer) Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Epoksi

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

JTM. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015, 32-39

KAJIAN OPTIMASI PENGARUH ORIENTASI SERAT DAN TEBAL CORE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN BENDING DAN IMPAK KOMPOSIT SANDWICH GFRP DENGAN CORE PVC

Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat

Kevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA

KARAKTERISTIK KOMPOSIT SERAT KULIT POHON WARU (HIBISCUS TILIACEUS) BERDASARKAN JENIS RESIN SINTETIS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN PATAHAN KOMPOSIT

Kata kunci : Unsaturated polyester, clay, serat glas, komposit hibrid dan kekuatan tarik

Djati Hery Setyawan D

ANALISA TEKNIS KEKUATAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK DAN IMPAK

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN UKURAN PARTIKEL KOMPOSIT POLYESTER RESIN BERPENGUAT PARTIKEL GENTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING ABSTRACT

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR CURING DAN POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TEKAN KOMPOSIT EPOXY - HOLLOW GLASS MICROSPHERES IM30K

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

ANALISA KEKUATAN BENDING KOMPOSIT EPOXY DENGAN PENGUATAN SERAT NILON

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

Analisa Data. Keterangan No. Uji

ANALISIS KEKUATAN TARIK BOLTED JOINT STRUKTUR KOMPOSIT C-GLASS/EPOXY BAKALITE EPR 174

SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT TANGKAI ILALANG SEBAGAI BAHAN PANEL RAMAH LINGKUNGAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) G 25

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

Analisis Serat Pelepah Batang Pisang Kepok Material Fiber Komposit Matriks Recycled Polypropylene (RPP) Terhadap Sifat Mekanik dan SEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGUJIAN AWAL KONSTRUKSI FIBERGLASS PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU APUS

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

PERUBAHAN SIFAT MEKANIS KOMPOSIT HYBRID POLYPROPYLENE YANG DIPERKUAT SERAT SABUT KELAPA DAN SERBUK KAYU JATI AKIBAT VARIASI FRAKSI VOLUME

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISA TEKNIS REKAYASA SERAT ECENG GONDOK SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KOMPOSIT DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. material logam karena memiliki berbagai keuntungan yaitu memiliki berat yang

29 Suhdi, dkk; Analisa Kekuatan Mekanik Komposit Seratsabut Kelapa (Cocos Nucifera) Untuk Pembuatanpanel Panjat Tebing Sesuai Standar BSAPI

Universitas Bung Hatta Kampus III Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Telp. (0751) Padang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI

STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI

Kekuatan Tarik Komposit Matrik Polimer Berpenguat Serat Alam Bambu Gigantochloa Apus Jenis Anyaman Diamond Braid dan Plain Weave

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN COREMAT UNTUK KONSTRUKSI FRP (FIBERGLASS REINFORCED PLASTIC) SANDWICH PADA BADAN KAPAL

ANALISA TEKNIS KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT DAUN NANAS DENGAN CORE SERBUK GERGAJI KAYU SENGON LAUT DITINJAU DARI KEKUATAN TEKUK DAN IMPAK

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME KOMPOSIT SERAT E- GLASS ±45 POLYESTER 157 BQTN TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN GESER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5%

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

Gambar 3.1. Tahapan proses penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

Volume 1, Nomor 1 Juni 2008 Jurnal Flywheel, ISSN :

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SERAT KARBON ANTARA METODE MANUAL LAY- UP DAN VACUUM INFUSION DENGAN PENGGUNAAN FRAKSI BERAT SERAT 60%

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA KEKUATAN LENTUR STRUKTUR KOMPOSIT BERPENGUAT MENDONG/ EPOKSI BAKALITE EPR 174

Mohammad Bagus E. H. 1, Hari Arbiantara 2, Dedi Dwilaksana 2. Abstrak. Abstract. Pendahuluan

PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEAUSAN, KEKUATAN TARIK DAN IMPACT KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU BERMATRIK POLYESTER

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

STUDI SIFAT MEKANIK KOMPOSIT HIBRID EPOKSI /SERBUK KULIT TELUR AYAM BURAS/SERAT GELAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE LIMBAH SEKAM PADI UNTUK PANEL INTERIOR OTOMOTIF DAN RUMAH HUNIAN

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR ATAP SERAT BULU AYAM

Perubahan Sifat Mekanis Komposit Hibrid Polyester yang Diperkuat Serat Sabut Kelapa dan Serat Ampas Empulur Sagu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBANDINGAN KOMPOSIT SERAT ALAM DAN SERAT SINTETIS MELALUI UJI TARIK DENGAN BAHAN SERAT JUTE DAN E-GLASS

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan banyaknya pencemaran lingkungan, maka. kebutuhan industri sekarang ini lebih mengutamakan bahan

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

Pengaruh Ukuran Butir Partikulat Terhadap Kekuatan Tarik Dan Lentur Komposit Polyester Limbah Terumbu Karang Acropora

PENGARUH PERENDAMAN (NaOH) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

KAJIAN KONSTRUKSI FIBERGLASS SEBAGAI LAMINASI PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR A

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

PEMBUATAN POLIMER KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN UNTUK APLIKASI INDUSTRI OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK

ANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT Agave angustifolia Haw

JMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.1, 31-34, Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil uji tarik serat tunggal.

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

KEKUATAN BENDING PADA MATERIAL KOMPOSIT INTERIOR KERETA API DENGAN METODE HAND LAY-UP Akbar Zulkarnain 1, Willy Artha Wirawan 1, Liesta Apricillya Putri Permatasari 1 1 Teknik Mekanika Perkeretaapian, Akademi perkeretaapian Indonesia Madiun, Jalan Tirta Raya I, Nambangan Lor, Mangu Harjo, Madiun, Jawa Timur 63129 * Email: akbar@ppi.ac.id, willy@pengajar.ppi.ac.id, illaliesta480@gmail.com Abstrak Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan material dengan sifat lebih baik adalah mengkombinasikan dua bahan atau lebih sehingga diperoleh sifat mekanik yang tinggi dan berat yang lebih ringan. Penggunaan material ini (komposit) sering diaplikasikan pada struktur yang bersifat skunder (secondary structure), salah satunya digunakan sebagai material pada dinding interior kereta api eksekutif PT.INKA. Tujuan dari penelitian ini membahas kekuatan bending pada material interior kereta api dengan metode hand lay-up yang dibuat dengan beberapa matrik epoxy, polyester, bisphenol, dan repoxy dengan spesimen uji mengacu pada standard ASTM D790. Hasil uji bending menunjukkan matrik bisphenol memiliki kekuatan bending tertinggi sebesar 995,6 N, sedangakan hasil uji bending terendah ditunjukkan pada matrik polyester sebesar 474,5 N. Kata kunci: kekuatan bending, dinding kereta api, hand lay-up 1. PENDAHULUAN Perkembangan pembuatan kereta dengan material komposit mulai banyak dikembangkan. Penggunaan bahan komposit pada kereta biasanya digunakan untuk pembuatan body kereta, pintu kereta, dan masih banyak lagi. Demi menciptakan keamanan dan kenyamanan daripada penumpang kereta. Penggunaan bahan komposit dengan bahan utama E-Glass, masih perlu adanya penelitian lebih lanjut guna mengetahui kekuatan maupun ketahanan dari komposit ini, dengan menggunakan beberapa metode seperti bagging, hand lay up, dan vacum infusion. Metode pembuatan juga akan mempengaruhi kualitas yang dihasilkan dari komposit tersebut Matriks merupakan material yang digunakan untuk mengikat atau menyatukan bahan pengisi tanpa ikut bereaksi secara kimia dengan bahan pengisinya, dengan menggunakan glass fiber sebagai bahan penguat (reinforcement) yang memiliki kekuatan tarik yang cukup tinggi, tahan terhadap bahan kimia, bersifat isolator yang baik, dan tahan terhadap suhu yang tinggi. Komposit yang dihasilkanpun memiliki perbandingan kekuatan dengan densitas yang tinggi sehingga menghasilkan komposit yang lebih ringan. Wirawan et.al (2017) Berdasarakan sifatnya glass fiber memiliki 4 macam yaitu tipe A (alkaly), E (electrical), C (chemical), dan S (stregth). Penelitian ini glass fiber yang digunakan yaitu tipe E-Glass. E- Glass terbuat dari lime-alumina-borosilicate yang dapat dengan mudah diperoleh dari kelimpahan bahan baku seperti pasir. Kekuatan dan modulus pada glass fiber dapat menurun dengan adanya perubahan suhu yang semakin meningkat. Glass fiber sendiri dianggap sebagai material isotropik dan memiliki koefisien ekspansi termal yang lebih rendah dibandingkan dengan baja. Komposit secara umum terdiri dari dua bahan penyusun yaitu serat dan matrik masing-masing memiliki sifat yang berbeda. Pada perbedaan ini maka akan menyebabkan beberapa pengaruh terhadap komposit yang telah dibuat. Matrik merupakan penyusun dengan fraksi volume terbesar. Matrik polymer memiliki beberapa jenis. Jenis matrik yang digunakan pada penelitian ini yaitu epoxy, polyester, bisphenol dan ripoxy. Wirawan et.al (2017) Begum (2013) Berdasarkan data uji tarik memiliki sifat mekanik yang tinggi hal ini dibuktikan setelah dikukan tiga kali pengujian tarik diketahui besarnya kekuatan tarik maksimal sebesar 272,5 MPa dan 2 kali pengujian bending diketahui kekuatan bending maksimal sebesar 603,99 N. Sedangkan Fakultas Teknik UniversitasMulawarman 88

hasil uji tarik pada komposit yang digunakan pada dinding kereta INKA dengan bahan matrik Yukalac sebesar 65,5 MPa dan uji bending sebesar 346,8 N. Hasil pengujian yang telah dilakukan ditemukan salah satu matrik yang memiliki nilai tarik dan bending yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan matrik yang digunakan di INKA pada saat ini. Gambar 2. Manufaktur Komposit Pada Komponen Dinding Interior Kereta Api PT.INKA Selain itu penelitian tentang pembuatan komposit dengan metode hand lay-up dengan variasi arah serat komposit berpenguat hibrida fiberhybrid yang dilakukan oleh Yasa Firman Utama dan Zakkiya Hanna (2016). Cetakan yang digunakan untuk membuat spesimen terbuat dari kaca sebagai alas dan akrilik sebagai pembentuk rongga. Desain yang digunakan disesuaikan dengan standar pengujian material komposit ASTM D638. Arah serat 0⁰ (searah lebar spesimen), 45⁰ (bersilng membentuk sudut tersebut), dan 90⁰ (tegak lurus lebar spesimen). Dan kekuatan tarik terendah pada spesimen dengan arah serat 45⁰ dengan nilai 27,79 MPa pada carbon rami, sedangkan pada WR-Rami nilai tarik terendah pada arah serat 90⁰ dengan nilai 41,55 MPa. Khaeru roziqin et.al (2017) juga melakukan penelitian terkait kekuatan tekuk pada material komposit metode hand lay-up yang digunakan pada komponen kapal menggunakan resin polyester. Dari pengujian spesimen dilakukan analisa kekuatan bending kemudian dibandingkan dengan nilai kekuatan mekanis yang disyaratkan/diijinkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sebagai tolak ukur standar ujinya. Hasil menunjukkan bahwa kuat tekuk dan modulus elastisitas dari komposit yang dibuat belum dapat memenuhi ketentuan peraturan kuat tekuk dan modulus elastisitas dari BKI yang mempunyai nilai standar kuat tekuk 150 N/mm 2. Dari beberapa penelitian tersebut dapat memberikan referensi sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan komposit khususnya pada body interior kereta api yang akan dilakukan. Tujuan penelitian ini diharapkan adanya inovasi baru dalam pengembangan teknologi material komposit yang memiliki sifat bending yang lebih kuat dari komposit yang sudah ada, komposit berpenguat serat E-Glass di Indonesia khususnya di industri perkeretaapian. Selama ini industri kereta salah satunya INKA masih menggunakan jenis matrik polyester dan serat gelas (fiberglass) sebagai bahan baku yang berfungsi sebagai serat penguat material komposit. Penggantian jenis matrik sebagai bahan pembuat komposit nantinya dapat menjadi material yang memiliki kekuatan yang lebih kuat dari jenis matrik yang digunakan industri INKA pada saat ini. Untuk mengetahui kekuatan bending pada material yang telah dibuat dilakukan analisa dengan melakukan asumsi bahwa material komposit homogen. Proses pengujian dilakukan menggunakan batang sederhana dengan dua titik dudukan dan pembebanan pada tengah batang uji (three point bending), tegangan maksimum dihitung dengan persamaan berikut : σ = Kekuatan bending (MPa) P = Beban (N) L = Panjang span (mm) σ = 3.P.L 2.b.d2 Fakultas Teknik UniversitasMulawarman 89

b = lebar batang uji (mm) d = tebal batang uji (mm) 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimental yaitu melakukan pembuatan komposit dan dilakukan pengujian tekuk/bending. Penelitian yang dilakukan adalah membuat komposit dengan menggunakan serat E-glas sebagai penguat dengan beberapa resin polyester, epoxy, ripoxy, bisphenol. Komposisi pembuatan material komposit disesuaikan dan sama dengan material yang dibuat pada dinding pada kereta api oleh PT.INKA dengan metode hand lay-up. Kemudian dilakukan pengujian kekuatan tekuk yang kemudian hasil pengujian akan dibandingkan dengan kekuatan dari komposit serat gelas (Fiberglass Reinforced Plastic) berdasarkan hasil pengujian specimen komposit yang digunakan body interior dari PT.INKA. Konsep hand lay-up pada pembuatan komposit dilakukan dengan metode lapisan demi lapisan sampai diperoleh ketebalan yang diinginkan. Dimana setiap lapisan berisi matrik dan filler. Perbandingan antara matrik dan filler yaitu 60:40. Setelah memperoleh ketebalan yang diinginkan, digunakan roller untuk meratakan dan menghilangkan udara yang terjebak didalamnya. Spesimen yang telah dibuat disesuaikan dengan standar ASTM D790 dimensi spesimen memiliki panjang 127 mm, lebar 12.7 mm dan tebal 3.2 mm. Bentuk potongan spesimen uji bending komposit body interior kereta api dapat dilihat pada gambar berikut ini Gambar 2. Spesimen UJI Bending Proses pengujian spesimen komposit dengan beberapa variasi matrik dilakukan dengan metode three point bending yaitu metode pengujian menggunakan batang sederhana dengan dua titik dudukan dan pembebanan pada tengah batang uji menggunakan UTM (universal testing machine) merek JTM-UTS : 510, Accuracy : 0.5%, Test speed range : 0 ~ 1000 mm/min, Load cell capacity : 50 kgf, 500 kgf, 2000 kgf. Proses pengujian bending dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini Gambar 3. Pengujian Bending (three point bending) Fakultas Teknik UniversitasMulawarman 90

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengujian Kekuatan Bending Dari hasil pengujian bending yang telah dilakukan dengan beberapa jenis matrik Epoxy, Repoxy, Bhispenol dan Polyester dapat dilihat pada gambar berikut ini Grafik Kekuatan Bending Terhadap Jenis Matrik 1200 1000 995,6 800 600 712,15 486,35 474,5 616,61 400 200 0 Epoxy Repoxy Bisphenol Polyester INKA Gambar 4. Grafik Kekuatan Bending Gambar 4 diatas menunjukkan grafik kekuatan bending berbagai macam matrik yang digunakan dalam pembuatan koposit. Kekuatan bending yang dimiliki INKA yaitu sebesar 616,61 N. Apabila disusun dari kekuatan bending tertinggi sampai dengan terendah maka komposit menggunakan matrik bisphenol memiliki kekuatan bending tertinggi yaitu sebesar 995,6 N, komposit dengan matrik epoxy mempunyai kekuatan sebesar 712,15 N, komposit dengan matrik repoxy mempunyai kekuatan sebesar 486,35 N. Sedangkan komposit yang menggunakan matrik polyester memiliki kekuatan bending yang paling rendah sebesar 474,5 N. Matrik yang digunakan INKA dan pada spesimen komposit dengan matrik polyester ini memiliki kesamaan matrik yang digunakan, akan tetapi komposit yang digunakan INKA memiliki kekuatan bending yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pengujian, hal ini dimungkinkan adanya perbedaan proses finishing dari pengerjaan body pada PT INKA dengan tambahan pelapis gel coat yang menyebabkan kekuatan yang berbeda. Secara keseluruhan penggunaan beberapa matrik dengan reinforcement yang sama mempunyai kekuatan yang sangat berbeda beda. Selain itu perbedaan sifat bending pada komposit juga diakibatkan oleh kemampuan mengikat dari matrik yang berbeda terhadap serat. Bila dilihat berdasarkan kekuatan dari Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) pada section 1.3.4.1 Rules And Regulation For The Classification And Construction For Ship Of Fiberglass Reinforced Plastic dapat diketahui bahwa komposit dengan berbagai macam matrik menggunakan proses hand lay-up yang telah dibuat pada penelitian ini memenuhi satandar kekuatan tekan lebih tinggi sebesar 150 N/mm2 dan modulus elastisitas minimal sebesar 6860 N/mm2. (Biro Klasifikasi Indonesia, 1996) 3.1 Hasil Patahan Pengujian Bending Fakultas Teknik UniversitasMulawarman 91

A B C D E Gambar 5. Spesimen Patahan Uji Bending (a) komposit bhispenol (b) komposit epoxy (c) komposit INKA (d) komposit repoxy (d) komposit polyester Gambar 5 (a) merupakan gambar hasil pengujian bending dari matrik bisphenol yang mempunyai kekuatan bending tertinggi dibandingkan dengan matrik yang lain. Selanjutnya diikuti kekuatan bending komposit dengan matrik epoxy, matrik repoxy, dan matrik polyester. Sedangkan gambar 5 (b) merupakan hasil pengujian bending dari komposit yang digunakan oleh INKA. Dari hasil patahan dapat dilihat bahwa proses manufaktur pada komposit dengan metode hand lay up masih banyak terdapat pada komposit. Komposit dengan matrik bhispenol mempunyai yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan matrik yang lainya. Semakin tinggi pada proses manufaktur komposit dinding interior kereta api menyebabkan kekuatan bending yang menurun yaitu dapat dibuktikan pada matrik polyester dengan kekuatan bending yang paling rendah. Wirawan et.al (2019). 4. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kekuatan bending komposit melebihi dari standar Biro Klarifikasi Indonesia (BKI) dengan kekuatan bending tertinggi terdapat pada matrik bhisphenol sebesar 995,6 N. Jika dilihat dari hasil patahan spesimen komposit dapat diketahui bahwa semakin banyak yang terdapat pada spesimen menyebabkan berkurangnya nilai kekuatan bending, hal tersebut telah dibuktikan bahwa matrik bisphenol mempunyai sedikit sedangkan matrik polyester mempunyai banyak sehingga kekuatan bending komposit pada matrik polyester yang dibuat sangat rendah. DAFTAR PUSTAKA Begum & A.M. Islam (2013). Natural As A Substitute To Synthetic Fiber In Polymer Composites, Review, Research Journal Of Engineering Science Vol.2 (3), 46-53 Fakultas Teknik UniversitasMulawarman 92

Biro Klasifikasi Indonesia (1996). Rules and Regulation for The Classification and Construction of Ships Book Standard ASTM D638-03 (2003). Standard Test Method For Tensile Properties Of Plastics. ASTM International Firman Yansa Utama & Hanna Zakiyya. (2016). Pengaruh Variasi Arah Serat Komposit Berpenguat Hibrida Fiberhybrid Terhadap Kekuatan Tarik dan Densitas Material Dalam Aplikasi Body Part Mobil. Jurnal Mekanika. Teknik Mesin UNS. ISSN: 1412-7962 Vol. 15 No. 2. Gibson. R.F. (1994). Principle Of Composite Of Mechanical Engineering. Wayne State University Detroit, Michigan, Mc Graw-Hill, Inc Khaeru Roziqin. et. al. (2017). Analisa Teknis Kekuatan Mekanis Material Komposit Berpenguat Serat Asiwung Raja (Typha Angustipholia) Sebagai Alternatif Bahan Komposit Untuk Komponen Kapal Ditinjau dari Kekuatan Tekuk dan Impak. Jurnal Teknik Perkapalan. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. ISSN: 2338-0322. Vol. 5, No. 2. Wirawan W.A. et.al. (2017). Pengaruh Jenis Matrik terhadap Sifat Tarik pada Natural Fiber Komposit. Prosiding SNTT. Politeknik Negeri Malang. ISSN: 2476-9983. Vol.3. Wirawan W.A. et.al. (2019). Inovasi Teknologi Material Ramah Lingkungan Dalam Mendukung Perkembangan Infrastruktur Transportasi Kereta Api. Jurnal Cantilever. Universitas Sriwijaya. ISSN: 2477-4863. Vol 8, No 1. Fakultas Teknik UniversitasMulawarman 93