DIKOTOMI TULISAN WRITER IN YOU



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi

MENULIS MENUMBUHKAN INDUSTRI KREATIF. Oleh: Hj. Dra. Sri Mulyati, M.Pd. Universitas Pancasakti Tegal.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan menulis merupakan aspek keempat dalam keterampilan berbahasa.

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

Wawancara disampaikan dengan bahasa yang baik, sopan dan santun, tidak bernada keras.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

Teknis Penulisan Karya Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi.

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik itu berasal dari aspek bahasa yaitu bahasa Indonesia. Banyak yang

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PUSTAKAWAN MENULIS, APAKAH SUATU KEHARUSAN Purwani Istiana Pustakawan Universitas Gadjah Mada

Biografi. Jadwal Penilaian

2014/05/31 06:19 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan AYO MENULIS DENGAN HATI

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS BAGI ANAK DAN PENULIS PEMULA. Musrini

Makalah disampaikan dalam acara Apresiasi Penulisan Karya Ilmiah bagi Dosen STPP se Indonesia Juli 2006

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

Fungsi Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya sebagai media hiburan saja melainkan sebagai media komunikasi

MENULIS ITU BERCERITA!

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah pencerminan kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang

Penulisan: Karya Tulis Ilmiah dan PTK. Dedi Sutedi (Materi PLPG, Nopember 2008)

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum

Berpikir & Menulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi, dapat menunjang pola pikir manusia. Pola pikir

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

TATA TULIS KARYA ILMIAH SEMESTER PENDEK

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

Petunjuk Pengisian. Marisha,2013 EFEKTIVITAS TEKNIK BRAINWRITING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARATIF BAHASA PERANCIS

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dan harus

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

Kesalahan Umum Penulisan Disertasi. (Sebuah Pengalaman Empirik)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena seorang penulis itu memiliki kepekaan terhadap hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Nama Mahaiswa :... Kelas :...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta śāstra, yang berarti teks yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis cerpen merupakan kegiatan ekspresi sastra yang perlu diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

MENULIS ARTIKEL DALAM JURNAL ILMIAH

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.

BAB I PENDAHULUAN. mengacu dan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku. Namun, hal ini. hal itu memerlukan pemahaman dan kemampuan yang mumpuni untuk

SYARAT DAN JENIS KARYA ILMIAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

BAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam lingkungannya. Melayu yang belum mendapat pengaruh Barat. Hal ini disebabkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dear Mumtazah. Kumpulan Catatan & Sajak. Penulis: Mumtazah Bura Datu. Penata Aksara: Muhammad Zulfikar Akbar. Desain & Layout: Ady Mulyadi

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Begitu, ya? Tapi galau itu tanda hidup dinamis, lho. Berarti ada sesuatu yang harus diselesaikan, kan?

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

ESSAY PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMANGAT KEBANGSAAN DEMI MASA DEPAN CEMERLANG

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

PENULISAN KARANGAN FIKSI * Oleh: ASHADI SIREGAR

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai peristiwa yang sarat dengan nilai-nilai moral yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Panduan Dasar Menulis Esai. latihan yang terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah esai.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

DIKOTOMI TULISAN Bicara soal genre tulisan, maka kita bicara pada dua segmen, fiksi dan nonfiksi. Mana yang rasanya kita punya passion di situ, maka jenis tulisan itulah yang sebaiknya kita tekuni. Namun, tidak sedikit penulis yang berkiprah dalam dua jenis tulisan ini. Ada yang bisa menulis nonfiksi dengan baik, ada pula yang daya imajinasinya tinggi dan menjadi penulis fiksi. Ini tentu sah-sah saja sebab menulis itu pilihan. Ambil satu, oke. Ambil keduanya, mantap. Karya fiksi dan nonfiksi sama baiknya. Keduanya memiliki pembaca yang relatif bertambah dari tahun ke tahun. Jadi, bila kita menulis dengan mempertimbangkan peminat alias gairah pembaca, maka tidak ada tolok ukur tertentu apakah keduanya atau salah satunya menonjol atau tidak. Yang pasti bahwa, baik fiksi maupun nonfiksi, memiliki stimulus bagi para penikmat buku di Indonesia dan tidak menutup kemungkinan banyaknya penikmat buku di luar negeri sana. Bagaimana mengetahui kita lebih suka dan merasa lebih damai dengan salah satu jenis tulisan ini (fiksi atau nonfiksi)? Sederhana, ketika kita menulis dan saat itu kita 9

merasa memiliki ruh dan semangat yang lebih dominan maka di situlah passion menulis itu kita temukan. Secara pribadi, saya pernah menulis beberapa cerita pendek (genre fiksi) dan dimuat di majalah yang diterbitkan oleh teman. Saat itu saya merasa bahwa karya tulis saya ada yang menghargai. Dalam pengertian, tulisan saya diminati. Waktu berjalan, semakin jauh rasanya saya semakin tidak nyaman dengan keadaan itu. Bila saya membandingkan kekuatan menulis saya saat membuat tulisan fiksi dan nonfiksi, ada tarikan kuat ketika saya mulai menulis alinea ke alinea pada tulisan nonfiksi daripada fiksi. Rasanya ada sekat yang membatasi keduanya. Ada penulis yang mengatakan, meramu tulisan fiksi dan nonfiksi justru bagus dan akan menghasilkan karya yang hebat. Namun, saya belum menemukan jiwa saya untuk menggodok dua jenis tulisan itu dalam satu judul sekaligus. Barangkali itu salah satu kekurangan saya. Ketika beberapa tulisan saya dimuat di media, khususnya karya fiksi, saya tidak merasakan kedamaian dalam jiwa saya. Saya pikir, itu tidak bertahan lama kemudian saya hengkang dan mulai menulis nonfiksi. Nyatanya betul. Saya akhirnya fokus pada- tulisan-tulisan ilmiah walau dalam bentuk sederhana seperti artikel. Saya bersyukur sebab tulisan-tulisan itu juga diapresiasi oleh media. Jadi, simpulan yang dapat saya ambil, baik fiksi atau nonfiksi itu terserah penulis saja. Mana yang rasanya membuat kita sangat bergairah ketika menuliskannya maka itulah yang barangkali saya sebut passion menulis kita. Jadi, kita bisa melakukan hal itu dengan jiwa yang merdeka. Karya nonfiksi merupakan tulisan yang diramu ke dalam beberapa bentuk; baik artikel, makalah, paper, 10 ASWAR M. DJULAIFAH

skripsi, tesis, dan semacamnya. Karya nonfiksi lebih dominan kita kenal dengan bahan-bahan tulisan yang bersumber dari berbagai pengkajian ilmiah seperti buku atau tulisan dengan berbagai literatur berbeda. Itu sebabnya karya nonfiksi selalu memiliki daftar pustaka karena akan menjadi bacaan wajib bagi kalangan akademik sehingga pembaca bisa menjadikannya literatur, baik pembanding atau untuk tujuan akademik dengan melihat daftar referensi yang tertuang ke dalam tulisan tersebut. Pengertian yang lebih sederhana adalah, nonfiksi itu masuk akal. Menulis pada segmen nonfiksi akan sedikit rumit bagi orang-orang dengan tingkat pendidikan tidak terlalu tinggi. Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa pelajar sekolah pun bisa menjadi penulis hebat dalam bidang ini. Nah, beda halnya dengan penulis pemula, yang kalau mau jujur, untuk disebut ilmiah dalam hal tulisan hasil belajar, tidaklah pantas. Alasannya klasik, penulis pemula selalu memulai tulisannya dengan karya sederhana untuk menemukan passion menulis mereka. Jadi, saya sarankan, bagi mereka yang sedang belajar menulis bisa memulai dengan artikel sederhana atau mungkin juga esai tanpa terlalu terikat dengan literatur ilmiah atau kebakuan penggunaan bahasa dan ejaannya. Berbeda dengan karya fiksi, nonfiksi memiliki kelebihan bagi orang-orang tertentu. Pada segmen ini, penulis bebas mengekspresikan isi hati dan perasaannya dalam bentuk tulisan bebas sesuai imajinasi penulis. Menulis nonfiksi saya rasa sangat cocok bagi para pengkhayal atau mereka yang daya imajinasinya sangat kuat sebab menulis pada konteks ini didasari oleh khayalan tingkat tinggi penulisnya. Jenis tulisan ini juga sangat banyak peminatnya, khususnya 11

para pelajar sekolah dan mahasiswa. Jika Anda suka berangan-angan, nah itu sangat cocok dengan jenis tulisan ini. Semakin sering kita berimajinasi akan semakin serulah isi tulisan kita. Namun demikian, perlu dipahami bahwa ada tulisan nonfiksi yang tidak murni khayalan sebab ada penulis yang pandai meramu tulisan ilmiah dengan jenis tulisan ini. Sebagai pembelajar, tentunya kita tidak perlu memusingkan hal itu. Dalam menulis nonfiksi, biasanya juga memiliki rambu-rambu. Namun tentu tidak terlalu mengikat. Misalnya, dalam hal aturan. Beberapa penulis dalam berbagai literatur menganjurkan tips-tips menulis nonfiksi sebabagi berikut: pada mulanya kita menentukan tema tulisan, kemudian menulis kerangka karangan atau biasa disebut outline, lanjut dengan mengembangkan kerangka karangan, dan pada bagian akhir kita menuliskan judul yang cocok. Aturan ini tentu bukan momok bagi seorang penulis pembelajar. Bagi saya, metode menulis nonfiksi sebenarnya juga bebas. Kita harus merdeka agar tidak dijajah oleh kebakuan bahasa dan aturan yang mengikat. Begitu saya kira. Mau memulai dari judul atau langsung isinya terlebih dahulu, itu bukan masalah. Kita bebas memilih untuk memulai dari mana saja. Yang penting, kita mau memulai dan segera menuntaskan ide tulisan itu. Ada banyak penulis yang tulisannya bisa diterbitkan oleh media tanpa harus mengikuti tetek bengek aturan. Saya kira setiap orang bebas sebab kita merdeka dalam pengertian seluas-luasnya. Nah, sebagai kesimpulan, menulis fiksi atau nonfiksi merupakan pilihan penulis. Sebagai seorang pemula, menggabungkan keduanya juga baik. Menulis 12 ASWAR M. DJULAIFAH

fiksi memiliki tingkat kerumitan pada daya imajinasi penulisnya, dan tentu saja keterampilan menuangkan ide dan imajinasinya tadi ke dalam tulisan yang segar dan renyah. Menulis nonfiksi juga tidak kalah ribet. Kesulitan paling dominan pada aspek bahan tulisan alias referensi sebab pembaca sangat butuh sumber-sumber ilmu yang dikutip oleh penulis jenis ini. Semoga tulisan singkat ini bisa memberikan pencerahan bagi para pembaca. Bagi Anda yang ingin menjadi penulis, saya sarankan untuk terus menulis tanpa harus terikat oleh kedua jenis tulisan ini (fiksi dan nonfiksi). Teruslah menulis, kelak Anda akan tahu, pada titik tertentu, menulis pada genre apa Anda memiliki passion yang kuat. Sekali lagi terima kasih atas antusisme Anda membaca tulisan ini. Tetap semangat dan mari menulis. Menulislah dengan bebas. Merdekalah! Mari menulis, sebab menulis itu gampang dan membahagiakan. Menulis itu tidak rumit sebab tanpa teori pun seseorang bisa menulis. 13