Fokus Berita. Buletin, Agustus Program dan Kebijakan Pengelolaan Mangrove di Kabupaten Demak

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Kegiatan Keterlibatan Masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Laut

BAB I PENDAHULUAN. bencana didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA KONFERENSI INTERNASIONAL EKOSISTEM MANGROVE BERKELANJUTAN

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

Lahan Basah bagi Pengurangan Risiko Bencana

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I. PENDAHULUAN. pulau-nya dan memiliki garis pantai sepanjang km, yang merupakan

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wilayah pesisir mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

ANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN YANG BERKELANJUTAN DI PULAU BUNAKEN MANADO

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat

MODEL IMPLENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN MANGROVE DALAM ASPEK KAMANAN WILAYAH PESISIR PANTAI KEPULAUAN BATAM DAN BINTAN.

PERUMUSAN ZONASI RISIKO BENCANA BANJIR ROB DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR ARIFIN

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sehingga perlu dijaga kelestariannya. Hutan mangrove adalah

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

BAB I PENDAHULUAN. tempat dengan tempat lainnya. Sebagian warga setempat. kesejahteraan masyarakat sekitar saja tetapi juga meningkatkan perekonomian

Keterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI

Hutan Mangrove Segara Anakan Wisata Bahari Penyelamat Bumi

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Proyek ICCTF/Adapt Asia yang diimplementasikan oleh Yayasan Transformasi Kebijakan Publik

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI BANGKA TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan ekosistem hutan yang terdapat di daerah pantai dan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

PERSPEKTIF KRONO SPASIAL PENGEMBANGAN PANTAI UTARA JABODETABEKPUNJUR

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWRINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

I. Permasalahan yang Dihadapi

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2015 TENTANG PENGAMANAN PANTAI

Maksud dari pembuatan Tugas Akhir Perencanaan Pengamanan Pantai Dari Bahaya Abrasi Di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak adalah sebagai berikut :

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2016 Mega Dharma Putra, Dani Prasetyo, Isna Pujiastuti, Th. Retno Wulan; Adaptasi Masyarakat Petani Lahan Sawah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG LARANGAN DAN PENGAWASAN HUTAN MANGROVE DI KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS KEBIJAKAN PERLINDUNGAN PESISIR BERBASIS MANGROVE

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016

LAMPIRAN. Lampiran 1. Peta Pola Ruang Kabupaten Lampung Selatan

Mengembangkan Ekowisata Hutan Mangrove Tritih Kulon Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. sepanjang km (Meika, 2010). Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kementerian Kelautan dan Perikanan

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

I. PENDAHULUAN. 16,9 juta ha hutan mangrove yang ada di dunia, sekitar 27 % berada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki mangrove terluas di dunia (Silvus et al, 1987; Primack et al,

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Buletin Sahabat Pesisir Demak terbit setiap dua bulan, mewadahi informasi singkat terkait berita-berita lingkungan, sosial ekonomi dan masyarakat pesisir Demak. Buletin ini merupakan bagian dari strategi komunikasi program Building with Nature (BwN), yang saat ini secara khusus berkegiatan di pesisir Demak. Sumber tulisan datang dari tim redaksi, mitra, dan seluruh stakeholder dari program Building with Nature. Buletin ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi kelompok masyarakat dampingan, pemerintah daerah, dan khalayak luas. Pimpinan Redaksi: Yus Rusila Noor Redaksi: Eko Budi Priyanto, Didik Fitrianto, Kuswantoro, dan Woro Yuniati Editor: Apri Susanto Astra Perancang grafis & penyelaras naskah: Triana Sekretariat: Jl. Flamboyan 2 No. E19, Katonsari, Demak Fokus Berita Program dan Kebijakan Pengelolaan Mangrove di Kabupaten Demak Data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 memasukkan Kabupaten Demak sebagai kabupaten terdampak erosi dan abrasi terparah kedua setelah Kabupaten Brebes. Kondisi tersebut disebabkan oleh kenaikan permukaan laut, penurunan muka tanah, dan hilangnya hutan mangrove akibat pembangunan wilayah pesisir yang hanya mementingkan pertumbuhan ekonomi semata. Menyikapi ancaman tersebut, pemerintah Kabupaten Demak telah melakukan beberapa program penanganan erosi dan abrasi, diantaranya pembangunan alat pemecah ombak (APO) dari batu atau buis beton, penanaman mangrove dan struktur permeabel (tembus air) atau hybrid engineering (HE) seperti yang diterapkan oleh program Building with Nature (BwN). Guna memulihkan kembali fungsi sabuk pantai dan ruas jalan kabupaten yang menghubungkan wilayah pesisir, pemerintah Kabupaten Demak mengkombinasikan pembangunan jalan beton dengan penghijauan mangrove dari Kelurahan Trimulyo Genuk hingga Kedung Mutih. Selain itu, pemerintah kabupaten juga gencar mengembangkan perekonomian berkelanjutan melalui kegiatan eko-wisata mangrove dan pemancingan yang memberdayakan masyarakat pesisir. Upaya pemberdayaan dan peningkatan kapasitas masyarakat pesisir juga dilakukan melalui program Desa Tangguh Bencana yang bertujuan agar masyarakat mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah dan mampu pulih dari goncangan yang diderita akibat bencana erosi dan abrasi. bersambung ke hal 2... 1

Sabuk hijau mangrove yang sedang dilterapkan program BwN di pesisir Demak (Triana) Terkait isu mangrove, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menerbitkan Permenko No. 4 Tahun 2017 tentang Kebijakan, Strategi, Program dan Indikator Kinerja Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional (Stranas Mangrove). Permenko tersebut merupakan pedoman bagi pemerintah di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dalam pengelolaan ekosistem mangrove dengan menyesuaikan karakter daerahnya masing-masing. Seiring dengan kebijakan tersebut, pada Juli tahun 2019, Provinsi Jawa Tengah melalui Peraturan Gubernur (Pergub) Jawa Tengah No.24 Tahun 2019 telah menetapkan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Ekosistem Mangrove Provinsi Jawa Tengah. Mengacu pada Pergub tersebut, pemerintah Kabupaten Demak saat ini sudah mulai mengaktifkan kembali Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD), dimana salah satu tujuannya adalah untuk menyusun strategi pengelolaan ekosistem mangrove di tingkat kabupaten. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Demak telah memiliki beberapa kebijakan terkait sempadan pantai dan kawasan pantai-pantai berhutan mangrove, diantaranya yaitu Peraturan Daerah (Perda) tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil (RZWP3K). Dalam dokumen kebijakan tersebut, pemerintah Kabupaten Demak menetapkan batas sempadan pantai, pengelolaan kawasan tanah timbul, batas kawasan pasang surut dan penghijauan. Sementara, pengaturan untuk kawasan pantai berhutan mangrove diarahkan melalui pemeliharaan, penghijauan, serta pelarangan alih fungsi lahan dan penebangan liar hutan mangrove. Saat ini, dokumen RTRW Kabupaten Demak sedang dalam proses revisi, dimana hutan mangrove yang berada di kawasan selain holding zone (kawasan budidaya yang belum ditetapkan perubahan fungsi dan peruntukan ruangnya) dialokasikan sebagai kawasan ekosistem mangrove. Selain isu mangrove, pemerintah Kabupaten Demak juga mendorong penggunaan air baku atau air permukaan melalui program PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat), dimana hal ini ditujukan sebagai salah satu upaya dalam menekan penggunaan air tanah di wilayah Kabupaten Demak. Kebijakan dan program tersebut di atas menunjukkan bahwa penanganan masalah lingkungan pesisir telah menjadi perhatian pemerintah kabupaten, 2 Sahabat Pesisir Demak

meskipun tidak dipungkiri bahwa isu pengembangan infrastruktur masih menjadi sasaran utamanya. Isu erosi dan abrasi di Demak turut menarik perhatian konsorsium internasional-ecoshape untuk mengembangkan dan menerapkan solusi berbasis alam (nature-based solutions) melalui program Building with Nature (BwN), bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kepala Bidang Ekonomi dan Prasarana Wilayah, Bappeda Litbang Demak, Ahmad Nur Azizul Miftah, S.T, M.M menyampaikan bahwa program BwN sesuai dengan arah kebijakan dan program pemerintah dalam upaya penanganan isu lingkungan pesisir Demak. Karena itu, pemerintah Demak sangat menyambut baik dan berterimakasih dengan adanya kegiatan rehabilitasi dan pengelolaan kawasan pesisir Demak yang dilakukan oleh program BwN, yang juga mendorong upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Bappeda Litbang Demak, Drs. Taufik Rifa i, M.Si, yang menganggap program BwN sebagai bagian dari tim kabupaten Demak dalam upaya bersama pengelolaan wilayah pesisir Demak yang terdampak oleh abrasi dan banjir pasang (rob). Pemerintah Kabupaten Demak berharap agar kerjasama dengan program BwN dapat terus berlanjut di Kabupaten Demak, khususnya dalam pendampingan dan penyadartahuan masyarakat terkait fungsi dan pengelolaan ekosistem pesisir yang berkelanjutan sehingga tujuan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Demak dapat tercapai. Pemerintah Kabupaten Demak melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Demak tahun 2019 telah mengalokasikan dana pembangunan untuk tahun 2020, yang disinergikan dengan program BwN. Beberapa program tersebut diantaranya yaitu pembangunan sarana track mangrove sebesar 350 juta rupiah, pembuatan aplikasi pendataan luas abrasi dan rob sebesar 100 juta rupiah, pemeliharaan alat pemecah ombak (APO)/HE sebesar 750 juta rupiah, serta pembinaan dan pengembangan sekolah lapang sebesar 125 juta rupiah. Implementasi program- program tersebut akan dikelola oleh DKP Kabupaten Demak, dengan peluang bekerjasama dengan masyarakat lokal. Hal ini memungkinkan adanya keberlanjutan solusisolusi berbasis alam yang diinisiasi program BwN di 9 desa pesisir Kabupaten Demak, yaitu Desa Bedono, Timbulsloko, Surodadi, Tugu, Tambakbulusan, Morodemak, Purworejo, Betahwalang dan Desa Wedung. (Apri Susanto Astra & Eko Budi Priyanto, Yayasan Lahan Basah/ Wetlands International Indonesia) Berita Kegiatan Peringatan Hari Mangrove Se-Dunia Hari mangrove sedunia diperingati setiap tanggal 26 Juli. Peringatan ini kerap dijadikan momentum oleh para pihak untuk mengadakan aksi dan menyuarakan kampanye terkait pelestarian ekosistem mangrove, tidak terkecuali 10 kelompok dampingan proyek BwN. Perayaan hari mangrove ini dipusatkan di kawasan eko-wisata mangrove Gojoyo Cantik (GoTik), Dusun Gojoyo, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak. Pada kesempatan tersebut, setiap perwakilan kelompok memamerkan produk olahan dari buah mangrove dan hasil laut kreasi kelompoknya, di antaranya keripik dari daun api-api (Avicennia spp.), pukis dan wingko dari tepung buah apiapi (Avicennia spp.), dodol dari buah pidada (Sonneratia caseolaris), kerupuk ikan dan berbagai produk olahan lainnya. Sebuah karya kerajinan tangan berupa tulisan Building with Nature yang terbuat dari rangkaian potongan ranting pohon mangrove juga menarik perhatian pengunjung. Pameran produk olahan tersebut turut mengenalkan kepada masyarakat tentang berbagai manfaat mangrove, baik berupa produk langsung sebagai bahan makanan dan pewarna alam, maupun jasa lingkungannya bagi produktifitas perikanan. Perayaan ini juga dimeriahkan dengan berbagai perlombaan antar kelompok, yaitu identifikasi mangrove dan cerdas cermat. bersambung ke hal 4... 3

Pada sesi pertama, setiap kelompok mendapat tugas mengidentifikasi dan menuliskan nama ilmiah jenis-jenis mangrove yang ada di kawasan eko-wisata Gotik. Pada sesi cerdas cermat peserta diuji pemahaman dan pengetahuannya terkait berbagai program BwN. Antusiasme terpancar dari wajah seluruh peserta kegiatan. Melalui kegiatan ini peserta mengenal lebih dekat berbagai jenis mangrove yang membentuk ekosistem mangrove yang sehat. (Regista, Yayasan Hutan Biru/Blue Forests) Dokumentasi Foto-Foto Kelompok Kartini Bahari memamerkan hasil olahan mereka: dodol dari mangrove jenis Sonneratia ceseolari (Dok. BwN) Berbagai hasil olahan dari semua kelompok (Dok. BwN) Suasana cerdas cermat yang semarak (Dok. BwN) Foto bersama peserta Peringatan Hari Mangrove Se-Dunia (Dok. BwN) 4 Sahabat Pesisir Demak

Berita Kegiatan Perjalanan Inspiratif dari Negeri Kincir Angin Sekelumit kisah perjalanan kami ke negeri kincir angin, Belanda, di bulan Juli 2019 lalu, dirasakan sarat manfaat dan pengalaman yang luar biasa. Tidak bijak rasanya bila pengalaman itu harus kami simpan sendiri. Dengan penuh kebanggaan dan semangat berbagi informasi, kami coba tuangkan pengalaman itu dalam bentuk tulisan singkat yang mudah-mudahan dapat menjadi inspirasi bagi kita semua khususnya para pembaca setia Buletin Sahabat Pesisir Demak. Cerita diawali undangan yang dilayangkan Wetlands International, Belanda, kepada Pemerintah Kabupaten Demak untuk menghadiri acara Steering Committee Meeting and Building With Nature Event pada tanggal 9-11 Juli 2019 di Belanda. Undangan ini merupakan suatu penghargaan dan kesempatan besar bagi Pemerintah Kabupaten Demak untuk bersuara di kancah internasional. Undangan dihadiri oleh Bapak Bupati Kabupaten Demak dan saya sendiri selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Demak. Setelah melalui proses perizinan kepada Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Sekretaris Negara, perjalananpun dilakukan dengan menggunakan pesawat selama 13 jam. Dari bandara Schiphol Amsterdam, perjalanan dilanjutkan menuju kota Rotterdam dengan lama perjalanan sekitar 1 jam. Kegiatan pertama ini berupa kunjungan lapangan ke pulau buatan Marker Wadden yang berada di danau Marken, yaitu salah satu danau air tawar terbesar di Eropa. Danau ini adalah lokasi percontohan ekosistem lahan basah buatan yang terkelola dengan baik. Kunjungan lapangan diikuti sekitar 30 orang perwakilan pemerintah, organisasi non pemerintah, akademisi, peneliti dan lembaga donor, yang berasal dari 8 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, India, Jepang, Jerman dan Belanda. Kegiatan kedua adalah kegiatan Expert Workshop yang bertempat di Kantor Deltares di Kota Delft. Pada acara workshop ini beberapa perwakilan peserta mengungkapkan keraguan dan rasa pesimis akan keberhasilanprogram reklamasi yang diimplementasikan di negaranya masing-masing, mengingat berbagai kendala dan hambatan yang dihadapi. Namun, keraguan dan rasa pesimis itu pun memudar setelah Bupati Demak sebagai wakil dari program Indonesia menyampaikan presentasinya tentang perkembangan pelaksanaan program BwN di Demak saat ini. Kembalinya mangrove di Desa Sriwulan Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak merupakan contoh keberhasilan yang nyata dalam upaya rehabilitasi pesisir di Indonesia. Bupati Demak juga menyampaikan bahwa pelaksanaan program Building with Nature di Kabupaten Demak telah memberikan dampak pemulihan ekosistem pesisir, mendukung peningkatan kapasitas dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Selain itu, masyarakat menjadi lebih aktif berorganisasi dan berjejaring terutama dengan pihak Pemerintah Kabupaten Demak yang senantiasa siap mendukung setiap langkah perbaikan dan pengelolaan pesisir di wilayahnya. Pelajaran yang bisa dipetik dari program tersebut adalah bahwa kerja sama dan kerja keras seluruh elemen masyarakat dapat memperbaiki keadaan yang sulit sekalipun. Program rehabilitasi pesisir yang pada awalnya dilakukan dengan skala kecil di satu desa di Kabupaten Demak, kini telah berkembang menjadi inisiatif berskala besar di sepanjang pantai yang terkena erosi di Jawa Tengah. Kegiatan ini pada tahun 2019 telah direplikasi di 11 kabupaten/ kota lainnya di Jawa, serta di 4 kabupaten di beberapa wilayah Indonesia lainnya. Pertemuan ini bahkan menyepakati untuk mengembangkan pengalaman di Demak ini ke negara-negara Asia lainnya. Setiap perkembangan dan keberhasilan tersebut tidak luput dari perhatian Pemerintah Kabupaten Demak. Semoga, kegiatan yang penuh manfaat dan berdampak besar bagi perbaikan lingkungan pesisir dan masyarakat ini dapat terus berlangsung di Kabupaten Demak, dan juga bagi seluruh kawasan pesisir Indonesia lainnya yang memiliki kondisi dan permasalahan yang sama. (dr. Singgih Setyono, MMR, Sekretaris Daerah Kabupaten Demak) 5

Dokumentasi Foto-Foto Steering Committee Meeting and Building With Nature Event, Netherlands (Dok. Wetlands International) 6 Sahabat Pesisir Demak

Berita Kelompok Dana Desa untuk Kelompok Bedono Bangkit Salah satu tujuan Program Building with Nature (BwN) di Kabupaten Demak adalah peningkatan kapasitas anggota kelompok dalam berorganisasi dan berjejaring dengan pemerintah lokal. Keberhasilan yang diraih kelompok Bedono Bangkit dalam mendapatkan alokasi Dana Desa (DD) untuk pengembangan eko-wisata mangrove merupakan sebuah capaian prestasi yang patut diapresiasi. Pengembangan kawasan eko-wisata mangrove di Dusun Bedono diawali dari skema pendanaan Bio-rights yang diinisiasi proyek Building with Nature (BwN). Dengan dana sebesar 20,000,000 rupiah tersebut Kelompok Bedono Bangkit Desa Bedono memanfaatkan potensi hutan mangrove yang ada di desanya dengan membangun track mangrove sepanjang 200 meter. Melihat tingginya minat pengunjung wisata dan potensi keindahan dan keanekaragaman hayati hutan mangrove seluas 30 ha tersebut, kelompok bermaksud mengembangkan kawasan wisata yang sudah ada dengan menambah fasilitas track mangrove dan infrastruktur pendukung lainnya. Kali ini kelompok melirik Dana Desa untuk merealisasikan tujuannya tersebut. Dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) Desa Bedono, kelompok mengajukan proposal dana pengembangan kawasan wisata mangrove kepada pemerintah desa setempat. Perjuangan di Musrenbangdes tentu tidak mudah karena kelompok harus bersaing dengan berbagai usulan dari kelompok masyarakat lainnya. Namun, dengan argumen yang kuat untuk mengembangkan potensi desa dan dilengkapi data hasil FGD kelompok, akhirnya Pemerintah Desa dan BPD menyetujui usulan kelompok Bedono Bangkit dengan mengalokasikan dana sebesar 15,000,000 rupiah untuk mendukung pengembangan wisata mangrove. Ketua kelompok Bedono Bangkit, Bapak Kambali menyampaikan bahwa bantuan yang diberikan Pemerintah Desa melalui Dana Desa sangat membantu kegiatan kelompok. Dana yang diberikan akan dimanfaatkan untuk mengembangkan wisata mangrove agar semakin ramai dikunjungi wisatawan dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. (Didik Fitrianto, Yayasan Lahan Basah/ Wetlands International Indonesia) Sosialisasi Pemerintah Desa Bedono dengan Kelompok Bedono Bangkit (Didik Fitrianto) 7

Kalimat Berhikmah Suatu kaum yang menghancurkan tanahnya, dia menghancurkan dirinya sendiri. Hutan mangrove adalah paru-paru dan benteng pesisir kita, yang memberikan kenyamanan, perlindungan, mata pencaharian, dan dan masa depan bagi anak cucu kita. Program Building with Nature (BwN) merupakan program perlindungan pesisir dan revitalisasi pertambakan di wilayah pesisir Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Kegiatan restorasi pantai dilakukan dengan menggunakan teknik struktur permeabel yaitu sebuah struktur perangkap sedimen pada daerah yang terpapar erosi dan abrasi, sehingga akan terbentuk sarana tumbuh bagi mangrove secara alami. Sementara itu, kegiatan revitalisasi budi daya tambak dilakukan melalui pengelolaan tambak berkelanjutan, yaitu perpaduan antara kegiatan budi daya dengan pelestarian mangrove. Sasaran kegiatan BwN saat ini adalah 6.000 ha tambak di sepanjang 20 km sempadan pantai Kabupaten Demak, serta meningkatkan ketahanan sekitar 70.000 masyarakat rentan di wilayah tersebut. Program BwN didanai oleh Sustainable Water Fund, dan di Indonesia kegiatan ini dilaksanakan oleh konsorsium Ecoshape yang terdiri dari Wetlands International, Deltares, Imares, Witteveen+Bos, bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera), Universitas Diponegoro dan Yayasan Blue Forest. 8 Sahabat Pesisir Demak