PENGARUH INTERNAL CONTROL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENETAPAN AUDIT FEE. Santika Hita Prastika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang besar dimana para pemilik atau penanam modalnya sudah

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN. stabil dan menunjukkan perubahan positif dan signifikan, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan juga meningkat. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN DAN LAMANYA WAKTU AUDIT TERHADAP FEE AUDIT (Studi Kasus Pada Kap Kota Jambi Dan Palembang)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, DAN KAP TERHADAP FEE AUDIT EKSTERNAL. Putri Puspita Ayu *1 Tika Septiani

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh para investor dan pengguna eksternal lainnya (Gati, 2015). Namun

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada. penyampaiannya laporan keuangan yang disampaikan oleh perusahaan

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan yang andal dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB I PENDAHULUAN. diterima auditor atas jasa audit yang diberikan terhadap laporan keuangan.

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. transaksi saham yang fair. Transaksi saham yang fair sulit tercapai karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) di berbagai sektor saat ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak yang berkepentingan seperti investor, karyawan, kreditur, pemerintah serta

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

SEttEN IN00NESiA GRO IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁. PToSEMEN丁 ONASA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan menerangkan hubungan antara pemegang saham dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertama kali teori agensi dibuat oleh Jensen dan Meckling di tahun 1976.

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA. keakuratan data dan penyimpangan pada data tersebut. Untuk variabel dummy (KAP. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT.PINDAD (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. dan Inggris pada tahun 1980-an yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

ABSTRAK Influence of The Professionalism of Internal Auditors to The Quality of Internal Auditing Implementation (Case Study at PT MEPROFARM)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya

SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang relevan dan reliabel bisa kita dapatkan. informasi yang sudah ditetapkan harus dilakukan oleh pihak yang independen

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan

Pedoman Kerja Komite Audit

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

Transkripsi:

PENGARUH INTERNAL CONTROL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENETAPAN AUDIT FEE Santika Hita Prastika 125020300111019 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang, 65145 santikahita@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh internal control dan good corporate governance terhadap pertimbangan penetapan audit fee. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Surabaya dan Malang. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel dalam penelitian ini adalah 51 responden dari 14 Kantor Akuntan Publik di Surabaya dan Malang. Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa internal control berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertimbangan audit fee, dan good corporate governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertimbangan audit fee. Hal ini dapat dilihat dari komponen dalam internal control yang sangat penting dan bermanfaat bagi auditor eksternal dalam memperoleh pemahaman dan menyusun program audit secara keseluruhan yang akhirnya menjadi pertimbangan dalam penetapan audit fee. Serta dengan good corporate governance yang kuat akan cenderung menginginkan jasa audit dengan kualitas yang lebih tinggi untuk melindungi nama baik perusahaan. Tentunya dengan adanya tuntutan kualitas audit yang tinggi akan menimbulkan peningkatan pada penetapan audit fee. Kata Kunci : internal control, good corporate governance, audit fee. ABSTRACT This research aims to analyze the effect of internal control and good corporate governance on audit fees. Respondents of this research areauditors who work in public accounting firms insurabaya and Malang. Based on a purposive sampling method, the total sample of this research is51 respondents of 14 public accounting firms in Surabaya and Malang.The hypotheses are testedusing the multiple regression analysis.the results of this research indicate that internal control and good corporate governance positively and significantly affect audit fees.it can be seen from the internal control components which are very important and helpful for external auditors to gain an understanding and develop the overall audit program that eventually became a consideration in the determination of audit fee. Strong corporate governance will tend to demandhigher quality of audit services to protect company brand name. Obviously with the demands of high quality audits will lead to an increased audit fee. Keywords : internal control, good corporate governance,audit fees.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian mengenai audit fee di Indonesia merupakan suatu hal yang menarik. Audit fee merupakan salah satu faktor yang memotivasi seorang auditor untuk melaksanakan pekerjaannya, (Wanous et. al 1983 dalam Hanifah 2013). Masalah fee adalah suatu hal yang dilematis karena auditor mendapat fee dari perusahaan klien yang diaudit, dimana disatu sisi auditor harus mempertahankan independensinya dalam memberikan opini, disisi lain auditor juga memperoleh imbalan dari klien atas pekerjaan yang dilakukannya, Tuanakotta (2011:206). Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menerbitkan surat keputusan No KEP.0241/IAPI/VII/2008 pada tanggal 2 Juli 2008 yang berisi mengenai kebijakan penentuan fee audit, pada bagian lampiran 1 dijelaskan bahwa panduan itu dikeluarkan berlaku bagi seluruh anggota IAPI yang menjalankan praktik sebagai akuntan publik dalam menetapkan imbalan jasa yang wajar atas jasa profesional yang diberikannya. Dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik disebutkan bahwa fakta terjadinya jumlah imbalan jasa professional yang diusulkan oleh praktisi yang satu lebih rendah dari praktisi yang lain bukan merupakan pelanggaran terhadap kode etik profesi. Namun demikian, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat saja terjadi dari besaran imbalan jasa professional yang diusulkan. Hal itu tentu saja akan menimbulkan keraguan mengenai kemampuan dan kompetensi para akuntan publik. Sampai saat ini belum ada standar yang mengatur besarnya audit fee yang harus diterima auditor dari klien atas jasa audit yang diberikan. Surat keputusan yang dikeluarkan oleh IAPI hanya sebagai panduan untuk menetapkan imbalan jasa secara wajar. Kondisi tersebut memberikan indikasi bahwa masih ada penetapan audit fee yang dilakukan secara subyektif, artinya ditentukan oleh salah satu atau atas dasar kekuatan tawar menawar antara auditor dan klien dalam situasi persaingan sesama akuntan publik. Peran sistem internal control adalah untuk meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas. Hal tersebut merupakan bagian dari implementasi Good Corporate Governance (Kawedar 2010:2). Good corporate governance (GCG) bukan merupakan pola baru atau merupakan sebuah inovasi, tetapi merupakan suatu pertanggungjawaban kepada publik mengenai perkembangan yang ada. Konsep GCG ini mempunyai maksud tata kelola organisasi atau pemerintahan yang baik, ditinjau dari konsep tersebut maka GCG mencakup tidak hanya diterapkan pada sektor pemerintah saja tetapi juga pada sektor swasta, yang jelas tuntutan untuk transparan dan akuntabel diperlukan dalam konsep ini (Astuti 2010:1). 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti-bukti empiris guna menguji: 1. Pengaruh internal control terhadap penetapan audit fee 2. Pengaruh good corporate governance terhadap penetapan audit fee 3. Pengaruh internal control dan good corporate governance secara simultan terhadap penetapan audit fee 1.3 Rumusan Masalah 1. Apakah Internal control berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee? 2. Apakah good corporate governance berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee?

1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Kantor Akuntan Publik, memberikan kontribusi pemikiran yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk penetapan audit fee terhadap jasa-jasa audit yang diberikan kepada auditee. 2. Bagi Auditee, memberikan manfaat dalam penetapan audit fee yang dibayarkan kepada Kantor Akuntan Publik, serta pengaruh dari internal control dan good corporate governance terhadap penetapan audit fee. 3. Bagi Akademisi dan pihak lain, memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya auditing, dan sebagai referensi untuk dijadikan bahan dalam penelitian berikutnya. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Internal Control The Committe of Sponsoring Organizations Of The Treadway Commisision (COSO) menjelaskan rerangka pengendalian yang dapat memperkuat pengendalian internal dalam perusahaan yang terdiri dari lima komponen yang saling terkait, yaitu: a. Lingkungan pengendalian Komponen ini meliputi sikap manajemen di semua tingkatan terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol secara khusus. Hal ini mencakup: etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi. Juga tercakup struktur organisasi serta kebijakan dan filosofi manajemen. b. Penafsiran Resiko Komponen ini telah menjadi bagian dari aktivitas audit internal yang terus berkembang. Penentuan risiko mencakup penentuan risiko di semua aspek organisasi dan penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi risiko. COSO juga menambahkan pertimbangan tujuan di semua bidang operasi untuk memastikan bahwa semua bagian organisasi bekerja secara harmonis c. Komunikasi dan Informasi Komponen ini merupakan bagian penting dari proses manajemen. Manajemen tidak dapat berfungsi tanpa informasi. Komunikasi informasi tentang operasi kontrol internal memberikan substansi yang dapat digunakan manajemen untuk mengevaluasi efektivitas kontrol dan untuk mengelola operasinya. d. Aktivitas Pengendalian Komponen ini mencakup aktivitas-aktivitas yang dulunya dikaitkan dengan konsep kontrol internal. Aktivitas-aktivitas ini meliputi persetujuan, tanggung jawab dan kewenangan, pemisahan tugas, pendokumentasian, rekonsiliasi, karyawan yang kompeten dan jujur, pemeriksaan internal dan audit internal. Aktivitas-aktivitas ini harus dievaluasi risikonya untuk organisasi secara keseluruhan. e. Pemantauan Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja internal control sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan customers dan komentar dari badan

pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau idang yang memerlukan perbaikan. 2.2 Penetapan Audit Fee Audit Fee adalah imbal jasa yang dibebankan oleh suatu Kantor Akuntan Publik kepada perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik. Fee audit merupakan salah satu faktor yang memotivasi seorang auditor untuk melaksanakan pekerjaannya, (Wanous et. al 1983 dalam Hanifah 2013). Surat Keputusan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) No. KEP.024/IAPI/VII/2008 pada tanggal 2 Juli 2008: a. Besaran Fee Audit fee adalah biaya yang harus ditanggung klien karena telah mendapatkan jasa audit dari sebuah KAP. Audit fee merupakan hal yang tidak kalah pentingnya di dalam penerimaan penugasan. Besarnya fee dapat bervariasi tergantung antara lain risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi. b. Fee Kontinjen Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi independensi. Agoes (2012 :46). 2.3 Good Corporate Governance Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006), Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Corporate governance berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penerapan Good Corporate Governance mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu, diterapkannya Good Corporate Governance bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Adapun prinsip prinsip utama dari Good Corporate Governance, yaitu: a. Transparansi Prinsip dasar transparansi berhubungan dengan kualitas informasi yang disajikan oleh perusahaan. Transparansi mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, jelas, dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, dan kepemilikan perusahaan. Prinsip transparansi diharapkan dapat membantu stakeholders dalam menilai risiko yang mungkin terjadi dalam melakukan transaksi dengan perusahaan serta meminimalisasi adanya benturan kepentingan (conflict of interest) berbagai pihak dalam manajemen undangan yang jelas, tegas, konsisten dan dapat ditegakkan secara baik serta efektif.

b. Akuntanbilitas Prinsip akuntabilitas menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh dewan komisaris. Beberapa bentuk implementasi dari prinsip accountability adalah adanya praktek audit internal yang efektif serta kejelasan fungsi, hak, dan kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab dalam anggaran dasar perusahaan dan Statement of Corporate Intent (target pencapaian perusahaan di masa depan). Apabila prinsip accountability diterapkan secara efektif, maka ada kejelasan fungsi, hak kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris, serta direksi. c. Independensi Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Pedoman pelaksanaannya antara lain: 1) Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain. 2) Masing-masing organ perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif. d. Kewajaran dan Kesetaraan Prinsip kewajaran menekankan pada adanya perlakuan dan jaminan hakhak yang sama kepada pemegang saham minoritas maupun mayoritas, termasuk hak-hak pemegang saham asing serta investor lainnya. Praktik kewajaran juga mencakup adanya sistem hukum dan peraturan serta penegakannya yang jelas dan berlaku bagi semua pihak Prinsip fairness diharapkan untuk membuat seluruh aset perusahaan dikelola secara baik dan hati-hati (prudent) sehingga terdapat perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham secara fair (jujur dan adil). Penegakan prinsip fairness mensyaratkan adanya peraturan perundang-undangan yang jelas, tegas, konsisten dan dapat ditegakkan secara baik serta efektif. e. Pertanggungjawaban Responsibilty diartikan sebagai tanggung jawab perusahaan sebagai anggota masyarakat untuk mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku serta pemenuhan terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial. Penerapan prinsip ini diharapkan membuat perusahaan menyadari bahwa dalam kegiatan operasionalnya seringkali menghasilkan eksternalitas (dampak luar kegiatan perusahaan) negatif yang harus ditanggung masyarakat. 2.4 Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis 1. Internal Control dengan Audit Fee Banyak faktor yang mempengaruhi pertimbangan audit fee, salah satu di antaranya adalah dengan adanya pengendalian internal. Pengendalian internal merupakan suatu proses dari aktivitas operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari proses manajemen meliputi proses perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2011), Keane (2011), Mitra (2009), dan Hay et al., (2008) yang yang mengatakan ada hubungan signifikan positif antara komponen pengendalian internal terhadap penetapan fee audit eksternal. Hubungan antara fungsi audit internal yang meningkatkan pengendalian dalam perusahaan dan auditor eksternal adalah dalam kaitannya untuk memperkuat pengendalian operasi lingkungan secara keseluruhan. Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Goodwin stewart (2006) yang menyatakan bahwa entitas hubungan adanya pengendalian internal dan tugas audit eksternal adalah saling melengkapi sebagai sebuah sarana untuk meningkatkan tingkat pengawasan. Pandangan ini konsisten dengan peran yang lebih luas dari audit internal, yang dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang dari yang awalnya hanya berfokus pada pengawasan menjadi lebih luas menyangkut manajemen risiko. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H 1 : Internal control berpengaruh positif terhadap pertimbangan audit fee 2. Good Corporate Governance dengan Audit Fee Good corporate governance merupakan sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham serta mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Dalam struktur corporate governance dalam penelitian ini mencakup dewan komisaris dan komite audit, yaitu sebagai wakil dari pemegang saham yang mempunyai kekuasaan kuat untuk mencegah dan mendeteksi perilaku oportunistik manajemen dalam pelaporan keuangan. Dengan demikian struktur governance yang baik cenderung akan mengurangi dan mengontrol resiko sehingga mengarah kepada fee audit eksternal yang rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahab et al. (2011) menyatakan bahwa good corporate governance berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee, dikarenakan tata kelola perusahaan yang kuat akan mengarah ke permintaan kualitas jasa audit yang lebih tinggi, dan menarik resiko audit yang lebih tinggi, sehingga biaya audit yang lebih tinggi pula. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan Boo dan Sharma (2008) yang menyatakan bahwa good corporate governance berpengaruh negatif terhadap audit fee karena perusahaan berskala besar cenderung memiliki corporate governance yang baik dan tidak membutuhkan assurance (keamanan) lebih dari auditor eskternal sebab perusahaan telah diawasi berbagai regulator dan juga dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik dan kuat, perusahaan juga cenderung tidak mau atau merasa tidak perlu membayar lebih kepada auditor eksternal dan lebih mementingkan keuntungan bagi perusahaannya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H 2 : Good corporate governance berpengaruh positif terhadap pertimbangan audit fee 3. METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel independen yaitu internal control (lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, komunikasi dan informasi dan pemantauan). Serta Good corporate governance (transparansi, akuntabilitas, independensi, kewajaran dan pertanggung jawaban) terhadap variabel dependen yaitu penetapan audit fee. Ruang lingkup dalam penelitian ini berkaitan dengan persepsi akuntan publik mengenai internal control, good corporate governance dan penetapan audit fee. Dengan menggunakan objek

penelitian di Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Kota Surabaya dan Malang. 3.2 Metode Pengumpulan Data Sumber data penelitian merupakan salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Dalam memperoleh data data pada penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data primer yang telah diperoleh melalui kuisioner yang disebarkan kepada para responden. Pengumpulan data ini dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung dengan mendatangi KAP dan menyerahkan kuesioner kepada staf KAP untuk diserahkan kepada sasaran responden penelitian. Skala yang digunakan dalam penelitian untuk pembobotan item kuisioner adalah menggunakan skala Likert 5 poin. 4. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Uji Hipotesis Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Uji parsial bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Dari hasil output uji t yang telah diolah pada tabel 4.6 diatas, nilai signifikansi variabel internal control sebesar 0,009 yang berarti lebih kecil dari 0,05, yang berarti H 1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa variabel internal control secara parsial berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee. Hasil Uji H 1 : Internal control berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee Nilai signifikansi variabel good corporate governance sebesar 0,000 yang juga berarti lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel good corporate governance secara parsial berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee. Hasil Uji H 2 : Good corporate governance berpengaruh terhadap penetapan audit fee. 4.2 Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Pengujian koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independent menjelaskan variabel dependent. Dari hasil analisis regresi linier berganda pada tabel 4.6 nilai adjusted R 2 sebesar 0,523. Hal ini menandakan bahwa variabel internal control dan good corporate governance dapat menjelaskan variabel penetapan audit fee sebesar 52%, sehingga sisanya yaitu sebesar 48% dijelaskan oleh variabel lain. Hal ini berarti persentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam persamaan regresi tersebut menunjukkan pengaruh yang cukup kuat yaitu sebesar 52%.Hasil output uji koefisien determinasi dapat dilihat pada lampiran. 4.3 Pembahasan Internal Control berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee Berdasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa variabel X 1 yaitu internal control berpengaruh secara signifikan positif terhadap penetapan audit fee. Ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,009. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2013), Herawaty (2012) yang menyatakan bahwa pengendalian internal memiliki pengaruh terhadap penetapan audit fee, serta Keane (2012) yang memperlihatkan hasil bahwa internal control berpengaruh signifikan positif terhadap audit fee. Hasil penelitian ini juga sependapat dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Singh dan Newby (2010) dan Hay et al (2010) yang mengatakan ada hubungan signifikan positif antara komponen internal control terhadap penetapan fee audit eksternal. Hubungan antara fungsi audit internal yang meningkatkan control dalam perusahaan dan auditor eksternal adalah dalam kaitannya untuk memperkuat control operasi lingkungan secara keseluruhan. Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Goodwin stewart (2006) yang menyatakan bahwa entitas menganggap hubungan adanya internal control dan tugas audit eksternal adalah saling melengkapi sebagai sebuah sarana untuk meningkatkan tingkat pengawasan. Pandangan ini konsisten dengan peran yang lebih luas dari audit internal, yang dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang dari yang awalnya hanya berfokus pada pengawasan menjadi lebih luas menyangkut manajemen risiko. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan, yang berarti adanya fungsi internal control dalam perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan positif dalam mempertimbangkan penetapan audit fee. Hal ini karena unsur-unsur yang terdapat dalam internal control yaitu lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, Informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian hingga pada tahap pemantauan, merupakan hal yang sangat penting dan bermanfaat bagi auditor eksternal dalam memperoleh pemahaman dan menyusun program atau prosedur audit secara keseluruhan yang akhirnya menjadi pertimbangan dalam penetapan audit fee. Sebaliknya hasil penelitian ini tidak sependapat dengan hasil penelitian widiasari (2009) dan Meutia (2007) yang menunjukkan bahwa internal control yang ada dalam perusahaan tidak berpengaruh terhadap penetapan fee audit. Good corporate governance berpengaruh positif terhadap penetapan audit fee Ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Lestari (2013), Steward dan kent (2006) yang menyatakan bahwa good corporate governance berpengaruh signifikan positif terhadap penetapan fee audit, karena perusahaan dengan struktur governance yang kuat cenderung menginginkan jasa audit dengan kualitas yang lebih tinggi untuk melindungi nama baik perusahaan dan melindungi kekayaan pemegang saham. Tentunya dengan adanya tuntutan kualitas audit yang tinggi akan menimbulkan peningkatan pada penentapan fee audit. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wahab et. al. (2011) pun menunjukkan hasil yang sama yaitu, bahwa tata kelola perusahaan yang kuat mengarah ke permintaan kualitas jasa audit yang lebih tinggi, menarik resiko audit yang lebih tinggi, sehingga biaya audit yang lebih tinggi pula. Untuk menyelidiki hubungan antara tata kelola perusahaan dan biaya audit pada perusahaan yang memiliki hubungan dengan politik. Hal ini terjadi karena didalam good corporate governance terdapat pengimplementasian prinsip-prinsip yang dapat meningkatkan kualitas perusahaan. Prinsip pertama yang terdapat dalam good corporate governance adalah transparansi, perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara transparan dan analisa manajemennya guna memperluas informasi dengan menerbitkannya melalui media elektronik (internet), maka perusahaan telah dapat menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Sehingga dengan demikian para pihak yang berkepentingan dalam perusahaan akan menaruh kepercayaan lebih kepada perusahaan untuk mengelola investasi mereka. Prinsip akuntabilitas, dengan adanya pedoman kode etik dan tingkah laku misalnya, yang wajib dipatuhi oleh seluruh karyawan, kemudian juga dengan adanya

rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan akan lebih meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat menghasilkan kualitas yang baik, dengan begitu perusahaan akan dituntut untuk menggunakan auditor eksternal yang berkualitas dan independen, sehingga berdampak pada penentuan audit fee. Prinsip selanjutnya adalah kemandirian atau independensi, sifat kemandirian ini dapat digambarkan seperti dengan menjalankan aktivitas perusahaan dengan baik dan dinamis, serta menggunakan tenaga ahli untuk pekerjaan disegala bidang. Agar setiap pekerjaan dapat terkontrol dengan baik, dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan serta dapat menguntungkan pemegang saham. Prinsip kewajaran dalam good corporate governance pun harus diperhatikan, sifat kewajaran ini dapat terlihat dengan memberikan perlakuan setara kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan konstribusi yang diberikan pada organisasi. Kemudian juga dengan disediakannya informasi keuangan pada pemangku kepentingan untuk menunjukkan perbandingan guna pengambilan keputusan, serta memberikan kesempatan bagi para pemegang saham untuk memeriksa laporan keuangan sehingga dapat memberikan masukan guna kepentingan organisasi. Prinsip terakhir dalam good corporate governance adalah petanggungjawaban, yaitu dengan peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan, kemudian juga menetapkan kebijakan untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan dan bersikap professional dan mematuhi etika. Bila prinsip-prinsip tersebut telah dijalankan oleh perusahaan dengan baik, maka perusahaan telah berusaha menaikkan kualitas kerjanya untuk dapat memberikan keuntungan kepada para pemangku kepentingan. Sebaliknya penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Boo dan Sharma (2008) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara GCG dan penetapan audit fee, karena perusahaan dengan corporate governance yang baik tidak membutuhkan assurance (keamanan) lebih dari auditor eksternal dikarenakan sudah ada pengawasan lebih dari berbagai regulator. 5.KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Internal control berpengaruh signifikan positif terhadap pertimbangan penetapan audit fee. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi positif sebesar 0,009 dari hasil uji regresi berganda. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu Lestari (2013), Keane (2012), Herawaty (2012) yang menyatakan bahwa pengendalian internal berpengaruh signifikan positif terhadap pertimbangan audit fee. Hal ini yang berarti komponen atau unsur-unsur yang terdapat dalam pengendalian internal yaitu lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, Informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian hingga pada tahap pemantauan, merupakan hal yang sangat penting dan bermanfaat bagi auditor eksternal dalam memperoleh pemahaman dan menyusun program audit secara keseluruhan yang akhirnya menjadi pertimbangan dalam penetapan audit fee. Sependapat dengan penelitian Goodwin-Stewart (2006) yang menyatakan hubungan adanya pengendalian internal dan audit eksternal adalah

saling melengkapi sebagai sebuah sarana untuk meningkatkan tingkat pengawasan yang berarti adanya fungsi pengendalian internal dalam perusahaan memiliki pengaruh yang positif dalam mempertimbangkan penetapan audit fee. 2. Good corporate governance berpengaruh signifikan positif terhadap pertimbangan penetapan audit fee. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Lestari (2013), Goodwin-Stewart (2006) bahwa penerapan GCG dalam perusahaan berpengaruh postif terhadap penetapan audit fee. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan dengan struktur governance yang kuat cenderung menginginkan jasa audit dengan kualitas yang lebih tinggi untuk melindungi nama baik perusahaan dan melindungi kekayaan pemegang saham. Tentunya dengan adanya tuntutan kualitas audit yang tinggi akan menimbulkan peningkatan pada penetapan fee audit. Hal ini terjadi karena didalam good corporate governance terdapat pengimplementasian prinsip-prinsip yang dapat meningkatkan kualitas perusahaan yaitu transparansi, akuntanbilitas, kemandirian (independensi), kewajaran dan pertanggungjawaban yang menandakan bahwa jika prinsip - prinsip tersebut terpenuhi maka perusahaan dapat dikatakan good corporate governance sehingga perusahaan akan mempertahankan kualitasnya yang akhirnya berdampak pada permintaan peningkatan kualitas audit. 5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu pengembalian kuesioner kurang maksimal karena penyebaran kuesioner dilakukan pada masa sibuk KAP dan adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yaitu terkadang jawaban yang diberikan oleh sampel tidak menunjukkan keadaan yang sesungguhnya. 5.3 Saran-Saran 1. Bagi Kantor Akuntan Publik, agar semaksimal mungkin melakukan pemahaman mengenai kondisi dan karakteristik auditee, sehingga dapat memaksimalkan prosedur audit maupun mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penetapan fee audit sehingga dapat penetapan fee audit yang sewajarnya. 2. Bagi Auditee, kelima komponen yang menjadi unsur internal control terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Internal control yang terjalin dengan aktifitas operasional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi). 3. Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal sebagai berikut: a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel penelitian serta memperluas lokasi sampel penelitian, bukan hanya di wilayah kota Malang dan Surabaya tetapi di kota-kota besar lainnya, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi.

b. Berdasarkan saran langsung dari beberapa responden, penelitian sebaiknya tidak dilakukan pada masa sibuk KAP, yaitu akhir tahun hingga pertengahan tahun, sehingga tingkat pengembalian kuesioner dapat lebih maksimal dan mendapatkan hasil yang akurat. DAFTAR PUSTAKA Astuti, D. S. (April 2010). Peran Internal Audit dan Komite Audit dalam mewujudkan Good Corporate Governance. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 8 No 1, Hal 1-9. COSO. (2013). Internal Control - Financial Reporting Integrated Framework. The Committe of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission. Gay Simnett, G. &. (2007). Auditing and Assurance Service In Australia Fifth Edition. McGraw - Hill. Hanifah. (2013). The Influence Of Audit Fee, Professional Commitmentand Auditors Competency To Audit Quality. International Conference on Manangement. ISBN: 978-967 - 5705-11-3. Hasan, I. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Hay, D. W. (2008). Evidence on the Impact of Internal Control and Corporate Governance on Audit Fees. International Journal of Auditing Volume 12 No 1. Hazmi, M. A. (2013). Pengaruh Struktur Governance dan Internal Audit Terhadap Fee Audit Eksternal Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI. Dipenonegoro Journal Of Accounting Volume 2 No. 2 ISSN: 2337-3806. Herawaty, N. (2011). Pengaruh Pengendalian Intern dan Lamanya Waktu Audit terhadap Fee Audit (Studi Kasus Pada Kap Kota Jambi Dan Palembang). Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora. Volume 13 No. 1 ISSN: 0852-8349. IAPI. (2013). Daftar Kantor Akuntan Publik Wilayah Malang. Dipetik April 7, 2016, dari http://www.iapi.or.id/iapi/download/directory2013/daftar%20kap.pdf IAPI. (2013). Daftar Kantor Akuntan Publik wilayah Surabaya. Dipetik April 7, 2016, dari http://www.iapi.or.id/iapi/download/directory2013/daftar%20kap.pdf Indriantoro, N. B. (2002). Metodelogi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE. Keane, M. J. (2012). The effect of the type and number of internal control weaknesses and their remediation on audit fees. Review of Accounting and Finance Volume 11 No 4. Lestari, V. (2013). Bukti Mengenai Dampak Pengendalian Internal dan Good Corporate Governance Terhadap Audit Fee. Fakultas Eknomi dan Bisnis Universitas Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Mulyadi. (2002). Auditing Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat. Nugrahani, N. R. (2013). Faktor-Faktor yang mempengaruhi Penetapan Fee Audit Eksternal pada Perusahaan yang Terdafatar di BEI. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang. Nurani, M. F. (2007). Pengaruh Internal Control, Auditee Size, Auditee Complexity dan Resiko Audit Terhadap Penentuan Besarnya Audit Fee Yang Diterima Kantor Akuntan Publik. Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Rapina, S. L. (2010). Pengaruh Independensi Eksternal Auditor Terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit (Studi Kasus pada beberapa KAP di Bandung). Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No 2. Rikawati. (2012). Pengaruh Peer Review Dan Penerapan Standar Pengendalian Mutu Kap Terhadap Kinerja Auditor. Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. Sarjono, J. (2013). SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat. Sawyer, D. (2009). Internal Auditing. The Institute of Internal Auditors. Jakarta: Salemba Empat. Simunic, D. A. (1980). The Pricing of Audit Service: Theory and Evidence. Journal of Accounting Research Vol 18 No 2 Spring pp. 161-190. Stewart, J. G. (2016). The Relation Between External Audit Fees, Audit Committee Characteristics and Internal Audit. Business Papers. School of Accountancy Queensland Univeristy & UQ Business School University of Queensland. Sukrisno, A. (2012). Auditing Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Tuanakotta, T. (2011). Berpikir Kritis Dalam Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Wahab, E. A. (2011). Political connections, corporate governance and audit fees in Malaysia. Managerial Auditing Journal Vol. 26 No 5 PP 393-418.