TEORI SEBAB AKIBAT DAN APLIKASINYA PADA BIDANG KAJIAN AGAMA & KESEHATAN 1. Oleh:



dokumen-dokumen yang mirip
Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

Filsafat Ilmu dan Logika

Surat Untuk Kaum Muslimin

bersalah, dan kematian. Penderitaan bisa berupa kesulitan-kesulitan. Hal yang paling mendasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Logika. B. Tujuan Penulisan

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal

Tantangan Alquran. Khutbah Pertama:

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU

Metode Bijak Memperbaiki Aib

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal stadium akhir (gagal ginjal kronik tahap 5) dapat

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

Bukti Cinta Kepada Nabi

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

Memahami Takdir Secara Adil

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Mengimani Kehendak Allah

MASALAH PERBEDAAN PENDAPAT

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

ISLAM MENJADI SUMBER MOTIVASI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Adab Makan. Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali

BAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

BAB IV ANALISIS. Berdasarkan data yang telah disajikan berkenan dengan persepsi psikolog

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

Mendidik Anak dengan Tauhid

Dosa Durhaka Kepada Orang Tua

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Mensyukuri Nikmat Al Quran

Perbandingan Kenikmatan Surga dan Kenikmatan Dunia

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT

Assyari Abdullah, S.Sos., M.I.Kom. AssyariAbdullah

Pendidikan Agama Islam

Bahaya Minuman Keras. Khutbah Pertama:

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Bab 1 Pengertian Ilmu Mantiq dan Sejarah Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

Alhamdulillah.. Segala puji hanya milik Allah Azza Wa Jalla, Dzat yang menciptakan seluruh alam semesta, yang telah memberi sebaik-baik pemberian.

KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd

FATWA FIQIH JINAYAH : BOM BUNUH DIRI Oleh: Nasruddin Yusuf ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk mengatasi keluhan pada post stroke non haemoragik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

Gaya Hidup Islami dan Jahili

KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS. Skripsi

Sucikan Diri Benahi Hati

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad sebagai utusan-nya (sahadat),

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

Kemuliaan Seorang Hamba Terletak Pada Ibadahnya

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

Adab Makan dan Minum. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aspek Akhlak

Allah Itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo

3 Wasiat Agung Rasulullah

BAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

MAKALAH FILSAFAT ILMU. Penalaran Induktif dan Penalaran Deduktif. Patricia M D Mantiri Pend. Teknik Informatika. Tema: Disusun oleh:

Tafsir Surat Al-Ashr: Meraih Sukses Dunia dan Akhirat

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Dengan Nama Allah Azza wa Jalla

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan yang memadai di kalangan masyarakat. Kesehatan harus

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

Tugas Filsafat. Mohamad Kashuri M

Takwa dan Keutamaannya

UNIVERSITAS PADJADJARAN

Hubungan Sains dan Agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dulu selalu ada orang-orang yang berusaha untuk mencari-cari kelemahan, atau

Transkripsi:

TEORI SEBAB AKIBAT DAN APLIKASINYA PADA BIDANG KAJIAN AGAMA & KESEHATAN 1 Oleh: Selamat RIYADI 2 ABSTRAK Makalah ini mendeskripsikan tentang teori sebab akibat dan aplikasinya dalam bidang agama dan kesehatan. Aspek-aspek yang diuraikan dalam tulisan ini mencakup pandangan filsafat teori sebab akibat dari beberapa filosof, teori sebab akibat (kausalitas) secara umum, definisi dan prinsip-prinsip teori sebab akibat serta aplikasinya pada bidang agama dan kesehatan. Teori sebab akibat secara umum adalah bahwa setiap akibat ada penyebabnya. Terdapat banyak kesamaan dan sedikit pertentangan tentang toeri sebab akibat. Manifestasi teori sebab akibat pada bidang agama dan kesehatan menunjukkan realitas akan komprehansif dan keterkaitan antara bidang agama dan kesehatan. Agama dan kesehatan memiliki asosiasi yang timbal balik. Mengacu pada teori sebab akibat bahwa setiap akibat ada penyebabnya, maka setiap penyakit ada penyebab dan juga ada obatnya sehingga diperlukan kesadaran untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan. Kata Kunci: filsafat, teori, kausalitas, agama dan kesehatan. A. Pendahuluan Sebagaimana definisi yang dikemukakan oleh Aristoteles dan N. Driyakara tentang filsafat 3, pengkajian Teori Sebab Akibat merupakan salah satu objek pemikiran dalam filsafat. Istilah lain dari Teori Sebab Akibat yang biasa disebut adalah Hukum Sebab Musabab 4, Kausalitas dan Hukum Sebab Akibat 5. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana, Fuad Hasan, Fung Yu Lan dan Harun Nasution 6, filsafat termasuk filsafat tentang sebab akibat pada dasarnya adalah berfikir. Dengan kata lain filsafat teori sebab akibat bekerja berdasarkan akal pikiran dengan logika-logika. 1 Makalah diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam Thought (Pemikiran Isalm) pada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012. 2 Staf di Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan, mahasiswa Program Doktoral Agama dan Kesehatan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3 Amsal Bakhtiar. Filsafat Agama: Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia. Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2009, 7-8. Aristoteles menyebut filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Selanjutnya, N. Driyakara memandang filsafat sebagai permenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab ada dan berbuat permenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya, sampai mengapa yang penghabisan. 4 Sudarsono. Filsafat Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 2010, 47. 5 Juraid Abdul Latief. Manusia, Filsafat dan Sejarah. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012, 85. 6 Amsal Bakhtiar. Filsafat Agama: Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia, 8-9. Sutan Takdir Alisjahbana menyatakan bahwa filsafat adalah berpikir dengan insaf (teliti, menurut suatu atuarn yang pasti). Fuad Hasan berpendapat bahwa filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal (mulai dari radix-nya sesuatu gejala, dari akarnya sesuatu yang hendak dipermasalahkan, dan Fung Yu Lan memandang filsafat adalah pikiran yang sistematis dan refelekasi tentang hidup serta Harun Nasution menyebutkan bahwa filsafat adalah berpikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma, dan agama) dan dengan sedalam-dalamnya, sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan. 1

Spektrum luas filsafat tentang teori sebab akibat meliputi pembicaraan yang sangat mendasar dan debatable, menyangkut tentang Tuhan, alam semesta dan lain-lain dengan melibatkan banyak filosof. Perdebatan yang mengemuka dengan argumennya masing-masing dengan pendekatan dan titik tertentu menunjukkan adanya persamaan. Sesuai dengan etimologi filsafat yang berarti cinta kebijakan atau kebenaran (love of wisdom) 7, maka persinggungan yang ada diharapkan akan menjadi pencerahan bersama. Pembahasan tentang teori sebab akibat dan aplikasinya pada dasarnya mencakup dalam berbagai disiplin ilmu yang ada. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Plato bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada 8. Mengingat luasnya cakupan tentang filsafat teori sebab akibat, dalam tulisan ini akan diuraikan secara umum dan ditambahkan denagn aplikasi pada bidang kajian agama dan kesehatan sehingga lebih membumi. B. Teori Sebab Akibat (Kausalitas) Secara Umum Teori Sebab Akibat (Kausalitas) pada dasarnya telah muncul seumur dengan peradaban manusia, bahkan seusia dengan alam ini dan realitas eksistensi itu sendiri. Manusia sebagai makhluk yang berakal berupaya mencari sebab-sebab dari setiap kejadian. Dengan mengetahui sebabnya berarti memahami akar dan sumber akibat atau kejadian 9. Dalam literatur disebutkan bahwa sebuah hukum dasar kehidupan pertama kali dikemukakan oleh Socrates lebih dari 400 tahun sebelum masehi yang disebut Kausalitas atau Hukum Sebab Akibat. Hukum kausalitas menyatakan bahwa Setiap akibat dalam hidup ada penyebabnya 10. Mengacu pada ilmu logika bahwa proposisi tersusun dari premis minor dan premis mayor. Misalnya A dari B (premis minor) dan B dari C (premis 7 Amsal Bakhtiar. Filsafat Agama: Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia, 6. 8 Amsal Bakhtiar. Filsafat Agama: Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia, 7. 9 Mohammad Adlany. Keberadaan Tuhan. Sumber:http://maulanusantara.wordpress.com /2012/01/ 05/ keberadaan-tuhan/ (diakses: 10/12/2012) 10 Sumber:http://www.tipsmutipsku.com/2012/10/mencapai-kebahagiaan-dalamtanggungjawab.html (diakses: 7/12/2012) 2

mayor), maka A dari C. Jika menolak prinsip kausalitas, maka mustahil melahirkan silogisme dari proposisi itu, yaitu A dari C. Menolak kausalitas artinya ragu B dari A dan juga ragu B dari C, akhirnya mustahil menyimpulkan A dari C. Jadi, silogisme A dari C hasil dari adanya hubungan keniscayaan dari dua premis minor dan mayor. Hubungan keniscayaan itu disebut hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat 11. Prinsip kausalitas adalah melihat fenomena hubungan sebab akibat antara yang satu dengan yang lainnya ( jika a, maka b ) dan bersifat pasti. Pada alam, misalnya dapat dipahami sebagai rangkaian gerak sebab akibat/kausalitas dan bukan sebagai gerak tanpa arah yang jelas, yang tidak bisa di prediksi. Dapat dikatakan bahwa peranan hukum sebab akibat dalam realitas alam, yaitu alam fisik dikendalikan oleh hukum sebab akibat alami 12. Beberapa filsuf mendefinisikan kausalitas sebagai berikut: 1. Al-Farabi berkata, Sebab adalah sesuatu yang niscaya ada dan hadir bersama dengan akibat 2. Ibnu Sina menyatakan, Sebab adalah sesuatu yang meniscayakan sesuatu yang lain, dan akibat mesti aktual karena keaktualan sebabnya 3. Mulla Sadra menyatakan, Sebab memiliki dua pengertian. Pertama, sebab adalah wujud sesuatu yang memancarkan realitas eksistensi yang lain dan ketiadaan sebab berefek pada ketiadaan realitas itu. Kedua, sebab adalah wujud yang meniscayakan kebergantungan hakiki realitas lain, dan ketiadaan akibat karena ketiadaan sebabnya 4. Syekh Isyraq Suhrawardi berkata, Maksud sebab adalah sesuatu yang keberadaannya meniscayakan sesuatu yang lain dan memustahilkan kejamakan sebab. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sebab merupakan realitas wujud yang meniscayakan kebergantungan mutlak dan hakiki segala eksistensi eksternal lainnya. Contohnya, secara hakiki api dan panas memiliki hubungan khusus yang disebut kausalitas atau hubungan sebab akibat. 11 Mohammad Adlany. Keberadaan Tuhan. Sumber:http://maulanusantara.wordpress.com /2012/01/ 05/ keberadaan-tuhan/ (diakses: 10/12/2012) 12 Sumber: http://www.slideshare.net/wiwinwahyuni/pengertian-filsafat. (diakses: 7/12/2012) 3

Dengan kausalitas, manusia bisa menghubungkan antara satu realitas dengan realitas lain serta menentukan sebab dan akibat dari realitas-realitas tersebut. Jadi sebab, akibat dan hubungan sebab akibat (kausalitas) memiliki realitas yang tak terpungkiri. Dalam perspektif filsafat Islam, prinsip dan hubungan kausalitas bersifat universal dan tak terbatas pada alam tertentu, tapi terterapkan pada semua alam baik alam materi maupun alam non- materi. Hubungan kausalitas tidak ada kaitannya dengan penginderaan lahiriah tapi berkaitan dengan persepsi akal dan dibuktikan lewat pengkajian-pengkajian rasional 13. Dalam pandangan para filosof, pandangan terhadap objek sebagai kajian filsafat tentunya terdapat pertentangan, perdebatan atau keberterimaan. Demikian halnya pandangan terhadap teori sebab akibat juga diwarnai dengan adanya penolakan. Sebagian filosof barat beraliran empiris seperti David Hume menolak hubungan kausalitas itu. Mereka beranggapan bahwa yang bisa diempiriskan hanyalah api dan panas bukan hubungan khusus yang bersifat niscaya (kausalitas). Segala realitas yang mustahil terempiriskan tidak dikategorikan sebagai realitas yang berwujud. Hubungan kausalitas itu mustahil terempiriskan maka tak berwujud. Selanjutnya dikatakan bahwa segala pengetahuan manusia bersumber dari hal-hal yang empiris. Menurutnya, jika terdapat keberhubungan antara satu realitas dengan realitas lain, hubungan ini hanya bersifat kebetulan, bukan karena adanya hubungan kausalitas. Keberhubungan dua realitas itu senantiasa terjadi, keberadaan api memunculkan panas, maka hubungan kausalitas antara kedua realitas itu terbentuk dalam pikiran. Immanuel Kant, filosof besar asal Jerman mengambil jalan lain dalam menyikapi hubungan kausalitas itu. Menurutnya kausalitas atau hubungan hakiki sebab akibat hanya terwujud di alam pikiran dan bukan di alam eksternal. Hubungan itu dikatakan ada di alam eksternal jika bisa diaplikasikan kedalam fenomena ruang-waktu di alam materi. Hubungan kausalitas itu tak bermanfaat jika mustahil terterapkan dalam koridor ruangwaktu. Kant dan Hume sepakat bahwa pengetahuan berasal dari realitas empiris. 13 Mohammad Adlany. Keberadaan Tuhan. Sumber:http://maulanusantara.wordpress.com /2012/01/ 05/ keberadaan-tuhan/ (diakses: 10/12/2012) 4

Hume berbeda pendapat dengan Kant dalam hal bahwa walaupun pengetahuan kita di peroleh dari realitas-realitas empiris, ini bukan berarti semua pengetahuan berasal dari realitas empiris 14. Dalam pendekatan sejarah dijelaskan berbagai peristiwa (masalah) dengan merangkaikan berbagai fakta dalam sintesis hubungan kausalitas sebagai akibat (cause-effect) sehingga setiap fenomena merupakan akibat (consequence) dari sebab sebelumnya (antecendent cause). Masalah kausalitas merupakan bagian dari masalah eksplanasi sejarah yang luas dan mendalam serta merupakan masalah metodologis. Peristiwa yang terjadi hampir merupakan aksioma bahwa segala sesuatu mempunyai sebab-sebab. Kausalitas adalah suatu rangkaian peristiwa yang mendahului dan peristiwa yang menyusul 15. C. Aplikasi Teori Sebab Akibat dalam Kajian Agama dan Kesehatan Teori sebab akibat dalam kajian agama diantaranya adalah pemikiran tentang Tuhan. Filosof Al Kindi dan Al Farabi berkesimpulan bahwa Tuhan adalah sebab pertama (first cause) 16. Filosof termahsyur, seperti Aristoteles dan Thomas Aquinas menyebut sebagai penyebab tanpa penyebab, causa prima, penyebab pertama, atau bahkan penggerak pertama 17. Hubungan hakiki antara eksistensi dan Tuhan disebut niscaya artinya eksistensi dan Tuhan adalah dua hal yang mustahil terpisahkan yaitu wujud Tuhan pasti ada, mustahil tiada, niscaya dan senantiasa ada. Wujud Tuhan, dalam istilah filsafat, disebut Wujud Wajib (wâjib al-wujud) 18. Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan bagi umat manusia. Anggota badan manusia pada hakekatnya adalah milik Allah yang dianugerahkan-nya untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, bukan untuk disalah gunakan. Dari 14 Mohammad Adlany. Keberadaan Tuhan. Sumber:http://maulanusantara.wordpress.com /2012/01/ 05/ keberadaan-tuhan/ (diakses: 10/12/2012). 15 Juraid Abdul Latief. Manusia, Filsafat dan Sejarah. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012, 85-86. 16 Sudarsono. Filsafat Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 2010, 27-38 17 http://argumentislam.wordpress.com/2009/12/25/al-quran-menjawab-kesimpulan-mengingkaripremis-%e2%80%9causa-prima%e2%80%9d-melalui-filsafat-kosmologi-qalam/ (diakses: 03/12/2012) 18 Mohammad Adlany. Keberadaan Tuhan. Sumber:http://maulanusantara.wordpress.com /2012/01/ 05/ keberadaan-tuhan/ 5

beberapa ayat Al-Qur an dan hadits Nabi di atas, dapat tarik sebuah korelasi (hubungan) bahwa Islam sangat menekankan tentang kebersihan, baik kebersihan jasmani maupun rohani. Di satu sisi Allah memerintahkan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan fisik, di sisi yang lain Allah juga memerintahkan untuk menjaga kesehatan mental dan jiwa (rohani). Kesehatan manusia dapat diwujudkan dalam beberapa dimensi, yaitu jasmaniah material yang disembuhkan oleh keseimbangan nutrisi, kesehatan fungsional organ yang disembuhkan oleh energi aktivitas jasmaniah, kesehatan pola sikap yang dikendalikan oleh pikiran, dan kesehatan emosi-ruhaniah yang disembuhkan oleh aspek spiritual keagamaan. 19. Dalam konsep umum dan realitas tentang kesehatan sesungguhnya banyak yang sejalan dengan teori sebab akibat. Status kesehatan seseorang maupun masyarakat sebagai akibat dipengaruhi oleh banyak faktor yang merupakan sebab. Sebagai contoh adalah ketika seseorang melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), maka kecenderungan ia akan dalam kondisi kesehatan yang baik. Demikian juga berlaku sebaliknya. Contoh lain adalah kejadian kecelakaan yang banyak disebabkan oleh faktor manusia, dan masih banyak lagi kejadian atau teori-teori dalam kesehatan yang intinya adalah perwujudan dari teori sebab akibat. Secara ilmiah, penyakit (disease) dapat diartikan sebagai gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan. Dengan demikian penyakit itu bersifat obyektif. Sedangkan sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit dan bersifat subyektif. Fenomena subyektif ditandai dengan perasaan yang tidak enak. Konsep Kesehatan untuk Semua dapat diartikan sebagai kesehatan merupakan kebutuhan setiap individu, baik orang yang sakit maupun yang sehat, kesehatan juga merupakan kebutuhan manusia dari berbagai kelangan baik dilihat dari ekonomi (kaya-miskin), sosial (kalangan elit atau wong alit), geografik (desakota), psikologi perkembangan (bayi, anak, remaja, dewasa, atau manula) maupun 19 http://kangmuz.wordpress.com/2011/07/29/memahami-ayat-ayat-dan-hadits-nabi-tentangkesehatan/ (diakses: 7/12/2012) 6

status kesehatan (sakit/sehat), orang sakit membutuhkan penyembuhan (kuratif) dan orang sehat membutuhkan adanya promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), rehabilitatif (perbaikan), dan konservatif (pemeliharaan). Seluruh aktivitas manusia dari bangun pagi, aktivitas, tidur, hingga bangun kembali di waktu berikutnya terkait dan berpengaruh terhadap kesehatan 20. Alat kerja filsafat yaitu berfikir berpengaruh jiwa. Dengan berfikir yang sehat, maka akan menumbuhkan jiwa sehat pula. Kesalahan dalam melakukan manajemen aktivitas dapat menyebabkan terganggunya kesehatan, seperti salah tidur, salah makan, salah cara membaca, salah berpakaian, salah berdandan, dan sejenisnya dapat menyebabkan terganggunya kesehatan. Berbicara mengenai penyebab penyakit dikenal adanya multi cause. Artinya bahwa satu jenis penyakit yang timbul dapat disebabkan oleh banyak faktor. Selain bahwa ada yang disebut sebagai penyebab utama atau agent tunggal untuk beberapa jenis penyakit tertentu, yang biasanya adalah penyakit-penyakit infeksius. Hal ini juga tidak terlepas dari pengaruh lingkungan yang ada, termasuk daya tahan tubuh, kekebalan, suhu lingkungan dan lain-lain. Demikian juga pada penyembuhan penyakit. Satu jenis penyakit kadang tidak cukup disembuhkan oleh satu jenis obat. Misalnya, seorang dokter kadang menggunakan teknik polifarmasi, yaitu memberikan obat lebih dari 1 jenis dengan tujuan menyembuhkan 1 jenis penyakit. Sebuah penyakit bisa ditandai dengan adanya beberapa yang tampak. Pada pemaknaan sebuah perilaku, sebuah tindakan manusia dapat memiliki makna lebih dari 1 sehingga tindakan manusia tidak bersifat mutlak, melainkan bersifat relatif dan kontekstual. Untuk perilaku sosial dapat lebih bersifat relatif dan kontekstual, maka pola yang berkembang bisa berupa satu sebab melahirkan satu akibat, satu sebab melahirkan lebih dari 1 akibat, banyak penyebab, melahirkan satu akibat, banyak penyebab melahirkan banyak akibat, variasi penyakit dan teknik pengobatan, satu sebab melahirkan satu akibat. Aplikasi atau perwujudan kausalitas tersebut, diantaranya adalah kulit yang tergores oleh senjata tajam menyebabkan luka berdarah, seseorang menderita sakit gigi kerap kali merasakan berbagai rasa sakit yang lain misalnya 20 Riksa Wibawa Resna. Kesadaran Sosial dalam Kesehatan. (diakses: 7/12/2012) 7

saja pusing, reaksi emosional yang tinggi dan tidak saat makan. Orang yang terkena hujan, perut kosong, jarang olahraga, kemudian dia menderita sakit demam. Kemudian orang yang terlalu capai dan tidak disiplin dalam akut makan bisa terkena sakit maag yang menyebabkan komplikasi penyakit tifus. Dalam hukum alam penyakit seseorang ini di lingkungan kedokteran pun diakui tentang tidak adanya hukum kausalitas yang monoliti (satu sebab dengan satu akibat) 21. Islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensif, harmonis, jelas dan logis. Islam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun masyarakat. Nabi Muhammad SAW bersabda, Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia. Kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia. Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah perintah-nya dan meninggalkan larangan-nya serta tetap selalu berupaya untuk sabar, mencari pengobatan ketika sakit serta melaksanakan perilaku hidup bersiah dan sehat, senantiasa menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan. Allah berfirman: ''Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman'' (QS:Yunus 57). Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta ala. (HR. Muslim). Dari Abu Hurairah Radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: 21 Riksa Wibawa Resna. Kesdaran Sosial dalam Kesehatan. (diakses: 7/12/2012) 8

Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim) 22. Aristoteles menyatakan hukum sebab-akibat merupakan bagian dari hukum asosiasi. Menurutnya tanggapan-tanggapan yang mempunyai hubungan sebab-akibat akan saling berasosiasi. Contohnya, melihat daerah slum, lingkungan yang buruk, ingat akan penyakit menular yang tinggi 23. Dalam bidang kedokteran forensik, pembuktian ada atau tidaknya peristiwa berupa ada tidaknya cedera pada korban atau perlakuan salah/kesengajaan/kelalaian dari pelaku. Identifikasi merupakan puncak dari pembuktian keseluruhan diri korban, karena peristiwa (dugaan pembunuhan atau kecelakaan) bertujuan menghilangkan atau berakibat hilangnya diri atau ciri unik korban. Pendokumentasian bukti fisik tersebut (pada mayat mulai dari spesimen/serpihan/potongan sampai ke rekonstruksi keseluruhan potongan tersebut). Namun, perlu diingat bahwa identifikasi juga diperlukan pada korban hidup (seperti kasus penentuan keayahan), sehingga fakta dan bukti tersebut perlu juga didokumentasikan. Hubungan sebab akibat antara temuan yang ada di tubuh korban dengan pelaku/pelanggar/pencelaka. Dalam konteks ini hubungan tersebut dikenal sebagai kausalitas linear, yakni 1 sebab menyebabkan 1 akibat (atau 1 sebab 1 akibat). Kemudian disusul dengan pengelompokan hubungan-hubungan sebab akibat tersebut, yang pada bagian akhirnya dibuat penarikan kesimpulan yang paling masuk akal 24. Menurut World Health Organization (WHO) sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rokhani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan. Beberapa unsur dan perilaku tuntunan agama yang juga secara jelas bernilai sehat, diantaranya adalah sehatnya hati dan jasmani, nikmat sehat, memakan makanan 22 http://arifcahya.blogspot.com/2011/01/hadist-tentang-kesehatan.html. (diakses: 7/12/2012) 23 Soekidjo Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehata. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2003, 143. 24 Agus Purwadianto. Peranan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Menopang Sistem Etikolegal untuk Membingkai Profesionalisme Dokter. Etikolegak Edisi Desember 2007 (Vol. 7 No. 5). (diakses: 3/12/2012) 9

yang baik, tidak berlebih dalam makan, larangan meniup tempat makan/minum, mencuci tangan sebelum tidur, bersuci sebagian dari iman, bersyiwak, mencuci tangan setelah tidur, mandi, kebersihan hati dan jiwa, olahraga dan berobat 25. D. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum, Hukum Kausalitas berbunyi, Setiap Akibat Membutuhkan Sebab. Hal penting dalam teori sebab akibat, mencakup diantaranya Prinsip Kausalitas, Gamblangnya Teori Kausalitas, Hakikat Kausalitas, Keidentikan Sebab dan Akibat, Hubungan Keniscayaan Sebab dan Akibat, Kebersamaan Hakiki Sebab dan Akibat, serta Hubungan Sebab Akibat Hanya Pada Wujud. Agama dan kesehatan memiliki asosiasi yang timbal balik. Mengacu pada teori sebab akibat bahwa setiap akibat ada penyebabnya, maka setiap penyakit ada penyebabnya. Demikian juga akibat berupa sehat juga ada penyebabnya, misalnya saja perilaku hidup yang bersih dan sehat. Hal yang sama pada penyakit, baik secara agama maupun kesehatan diharapkan untuk dilakukan pengobatan karena menurut agama setiap penyakit ada obatnya. Selain mengobati, hal penting lainnya adalah melakukan promosi, proteksi dan pencegahan terhadap gangguan kesehatan dan keagamaan secara parsial maupun menyeluruh. DAFTAR PUSTAKA Bakhtiar, Amsal. Filsafat Agama: Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia. Jakarta: Rajawali Pers, 2009 Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum, 2008 Hashman, Ade. Rahasia Kesehatan Rasulullah: Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi Muhammad SAW. Jakarta: PT. Mizan Republika, 2012. http://kangmuz.wordpress.com/2011/07/29/memahami-ayat-ayat-dan-hadits-nabitentang-kesehatan/ http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/06/09/hadits-dan-kesehatanlarangan-minum-sambil-berdiri/ http://arifcahya.blogspot.com/2011/01/hadist-tentang-kesehatan.html http://argumentislam.wordpress.com/2009/12/25/al-quran-menjawab-kesimpulanmengingkari-premis-%e2%80%9ccausa-prima%e2%80%9d-melaluifilsafat-kosmologi-qalam/ 25 http://arifcahya.blogspot.com/2011/01/hadist-tentang-kesehatan.html. (diakses: 7/12/2012) 10

http://ustanobasaperadaban.blogspot.com/2012/06/proses-dan-causa-primatuhan.html http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2039097-hakikat-hukumkausalitas/#ixzz2dytqezud http://maulanusantara.wordpress.com/2012/01/05/keberadaan-tuhan/ http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2039097-hakikat-hukumkausalitas/ http://ustanobasaperadaban.blogspot.com/2012/06/proses-dan-causa-primatuhan.html Ismail, Ilyas, Hotman, Prio. Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam. Jakarta: Kencana, 2011 Latief, Juraid Abdul. Manusia, Filsafat dan Sejarah. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012. Nata, Abuddin. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Kencana, 2011, cet. I. Purwadianto, Agus. Peranan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Menopang Sistem Etikolegal untuk Membingkai Profesionalisme Dokter. Etikolegak Edisi Desember 2007 (Vol. 7 No. 5) Sudarsono. Filsafat Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 2010 11