BAB II TINJAUAN PUSTAKA



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera

BABI PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini telah memasuki era Pembangunan Jangka Panjang

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan pembangunan rumah susun

ANALISA KONSOLIDASI DAN KESTABILAN LERENG BENDUNG KOSINGGOLAN

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi

BAB II TI JAUA PUSTAKA

DAFTAR ISI. i ii iii. ix xii xiv xvii xviii

ANALISA PENANGANAN PENURUNAN TANAH DI TANAH MAS, SEMARANG UTARA

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TUNGGAL DIAMETER 100 cm PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL GRANDHIKA, MEDAN TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN ELEMEN HINGGA

STUDI STABILITAS SISTEM PONDASI BORED PILE PADA JEMBATAN KERETA API CIREBON KROYA

PENGARUH KEDALAMAN GEOTEKSTIL TERHADAP KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJURSANGKAR DI ATAS TANAH PASIR DENGAN KEPADATAN RELATIF (Dr) = ± 23%

STUDI PERILAKU TIANG PANCANG KELOMPOK MENGGUNAKAN PLAXIS 2D PADA TANAH LUNAK ( VERY SOFT SOIL SOFT SOIL )

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

struktur pondasi. Berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik

DAFTAR ISI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.

BAB I PENDAHULUAN. menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman

ABSTRAKSI STUDI EVALUASI DESAIN BANGUNAN BAWAH ( PONDASI TIANG PANCANG ) JEMBATAN WANGKAL - PROBOLINGGO

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM 1.2. LATAR BELAKANG MASALAH

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... BERITA ACARA TUGAS AKHIR... MOTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA

DIV TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR MOTTO PERSEMBAHAN

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS ANGKA KEAMANAN DIAFRAGMA WALL MENGGUNAKAN PERMODELAN MOHR COLOUMB DENGAN PARAMETER TOTAL DAN EFEKTIF

ANALISIS SISTEM PONDASI PILE RAFT PADA PEMBANGUNAN PROYEK SILOAM HOSPITAL MEDAN

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iii Abstrak... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... x Daftar Gambar...

BAB III METODOLOGI Persiapan Metode Pengumpulan Data Data Primer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Kestabilan Struktur Embankment Di Daerah Reklamasi (Studi Kasus : Malalayang)

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

PENDAHULUAN BAB. 1.1 Latar Belakang

Daya Dukung Pondasi Dalam

BAB III PROSEDUR ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas dan. Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian. Sarjana Teknik Sipil. Disusun Oleh AHMAD RIVALDI NOVRIL

Studi Eksperimental Distribusi Beban Tarik Pada Model Fondasi Tiang dengan Media Tanah Lempung

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP PEKERJAAN GALIAN BASEMENT SWISS-BELHOTEL PONTIANAK

BAB II DASAR TEORI...

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD SUMATERA UTARA MEDAN

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG TUNGGAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN PLTU 2 SUMATERA UTARA 2 X 200 MW PANGKALAN SUSU SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR

PRE-DRIVING ANALYSIS MENGGUNAKAN TEORI GELOMBANG UNTUK PEMANCANGAN OPTIMAL. David E. Pasaribu, ST Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc

ANALISA PENURUNAN TANAH DAN CARA PERBAIKANNYA PADA BANGUNAN STADION KRATON, PEKALONGAN

ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI

DESAIN PONDASI TIANG DENGAN NAVFAC DAN EUROCODE 7 ABSTRAK

LANGKAH PEMODELAN ANALISA KAPASITAS LATERAL KELOMPOK TIANG PADA PROGRAM PLAXIS 3D FOUNDSTION

DESAIN PONDASI TELAPAK DAN EVALUASI PENURUNAN PONDASI ENDRA ADE GUNAWAN SITOHANG

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

BAB I PENDAHULUAN. beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :

ANALISIS PENGARUH KETINGGIAN TIMBUNAN TERHADAP KESTABILAN LERENG

DESAIN DINDING DIAFRAGMA PADA BASEMENT APARTEMEN THE EAST TOWER ESSENCE ON DARMAWANGSA JAKARTA OLEH : NURFRIDA NASHIRA R.

ALTERNATIF PERKUATAN TANAH LEMPUNG LUNAK (SOFT CLAY), MENGGUNAKAN CERUCUK DENGAN VARIASI PANJANG DAN DIAMETER CERUCUK

PERHITUNGAN DAYA DUKUNG PONDASI JACK PILE MENGGUNAKAN DATA N-SPT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG U-CITY di JL. BRIGJEND KATAMSO MEDAN

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

ANALISIS LERENG DENGAN PERKUATAN PONDASI TIANG

BAB I PENDAHULUAN. pesat, terutama terjadi di daerah perkotaan. Seiring dengan hal tersebut,

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS DAN STRUKTUR BAWAH GEDUNG BERTINGKAT 25 LANTAI + 3 BASEMENT DI JAKARTA

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MELAYANG (FLOATING FOUNDATION) PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PLAXIS VERSI 8.

KAPASITAS DUKUNG TIANG

BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM 3.2. METODE PENGUMPULAN DATA

Rekayasa Pondasi. Achmad Muchtar.,ST.,MT UnNar

ANALISIS DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL TANAH LUNAK DI BAWAH PILED-GEOGRID SUPPORTED EMBANKMENT

STUDI GERAKAN TANAH AKIBAT PEMANCANGAN TIANG FONDASI (SQUARE PILE) STUDI KASUS PADA PEMBANGUNAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA SUPADIO PONTIANAK

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI KELOMPOK TIANG BOR AKIBAT BEBAN AKSIAL PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA

KORELASI KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR DENGAN LUAS PERKUATAN GEOTEKSTIL (STUDI LABORATORIUM) Muhammad. Riza.

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Beban Leteral yang Bekerja Pada Tiang Tunggal. Gaya tahanan maksimum dari beban leteral yang bekerja pada tiang tunggal

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Pondasi merupakan bagian dari struktur bangunan yang paling dasar yang

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas. dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh. Ujian Sarjana Teknik Sipil. oleh: CITRA RAMADHANA

LAMPIRAN 1 LANGKAH PEMODELAN ANALISA STABILITAS TIMBUNAN PADA PROGRAM PLAXIS 8.6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

Transkripsi:

3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daya Dukung Pondasi Tiang Pondasi tiang adalah pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang yang terdapat di bawah konstruksi, dengan tumpuan pondasi ( Ir. Suyono Sosrodarsono, Kazuto Nakazawa, 2000 ). Pondasi tiang dipergunakan bilamana lapisan-lapisan bagian atas tanah begitu lembek, dan kadang-kadang diketemukan keadaan tanah dimana lapisan keras sangat dalam sehingga pembuatan dan pemancangan tiang sampai lapisan tersebut sukar dilaksanakan. Dalam hal ini mungkin dapat dipergunakan friction pile yaitu tiang yang tertahan oleh perlekatan antara tiang dengan tanah, tiang semacam ini disebut juga dengan tiang terapung ( floating piles ). Apabila tiang ini dimasukkan dalam lapisan lempung maka perlawanan ujung akan jauh lebih kecil daripada perlawanan akibat perlekatan antara tiang dan tanah maka perlawanan ujung akan jauh lebih kecil daripada perlawanan akibat perlekatan antara tiang dan tanah. 2.1.1 Kapasitas Daya Dukung Tiang Tunggal Kapasitas daya dukung tiang merupakan jumlah dari kapasitas titik akhir atau prlawanan ujun dengan perlawanan selimut tiang. Pu = Ppu + Pps

4 Dimana Pu = Kapasitas daya dukung tiang Ppu = Kapasitas dukung pada ujung tiang Pps = Kapasitas daya dukung karena tahanan kulit Menurut Mayerhof (1956, 1976 ) kapasitas titik akhir atau perlawanan ujung dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : Dimana Ppu = Ap ( 40 N ) Lb B Ppu = Kapasitas daya dukung pada ujung tiang Ap = Luas penampang tiang N = Nilai SPT B = Diameter tiang pancang Lb = Daerah pengaruh, diambil sebesar 3B di bawah titik tiang Sedangkan untuk menghitung tahanan kulit, Joseph E. Bowles, menyatakan dalam bukunya bahwa tahanan selimut dapat diperoleh dari persamaan : Ps = As. fs Dimana Ps = Kapasitas tahanan kulit As = Luas selimut tiang Untuk nilai fs, untuk data SPT, Mayerhof (1956, 1976 ) menyatakan dengan persamaan : Ps = As. fs = ( π. D. L ). ( Xm. N ) fs = Xm. N Xm = 2,0 untuk tiang pancang volume besar

5 = 1,0 untuk tiang pancang volume kecil N = nilai SPT 2.1.2 Kapasitas Daya Dukung Tiang Kelompok Diasumsikan beberapa tiang pancang digabungkan pada bagian pelat yang disebut sungkup tiang pancang, menjadi satu kelompok. Pada saat ini AASHTO Bridge Spesification menyarankan untuk memakai persamaan efisiensi sebagai berikut : s m = Banyaknya kolom n=banyaknya baris Gambar 2.1. Efisiensi tiang pancang kelompok Eg = 1 - θ ( n 1 ) m + ( m -1 ) n 90. m. n Dimana m = banyak kolom n = banyak baris

6 θ = tan -1 D / s D = diameter bambu s = jarak antar bambu Kapasitas daya dukung tiang kelompok (Qult ) merupakan hasil perkalian jumlah tiang ( n ) dengan kapasitas dukung total tiang tunggal ( Pu ), kemudian di kalikan nilei efisiensi ( Eg ). Q ult = n x Pu x Eg Dimana Q ult = daya dukung kelompok tiang n = jumlah tiang Pu = daya dukung untuk tiang tunggal Eg = Efisiensi tiang pancang kelompok Gambar 2.2. Daya dukung kelompok tiang dalam lapis lempung

7 2.2 Penurunan (displacement) Perencanaan suatu pondasi bangunan harus memperhatikan dua hal yang utama, antara lain ( Dr. Ir. I. D Wesley, 1977) : a. Daya dukung tanah yaitu apakah tanah itu cukup kuat untuk menahan beban pondasi tanpa terjadi keruntuhan akibat menggeser. Tentu saja hal ini tergantung pada kekuatan geser tanah. b. Penurunan yang terjadi, hal ini tergantung pada macam tanah. Semua tanah yang mengalami tegangan dengan adanya beban di atasnya akan mengalami regangan di dalam kerangka tanah tersebut. Regangan ini disebabkan oleh penggulingan, penggeseran, atau penggelinciran dan terkadang juga kehancuran partikel-partikel tanah pada titik kontak serta distorsi elastis. Regangan pada tanah berbutir kasar dan tanah berbutir halus yang kering atau jenuh sebagian akan terjadi dengan segera sesudah bekerjanya tegangan. Bekerjanya tegangan pada tanah berbutir halus yang jenuh akan menghasilkan regangan yang tergantung pada waktu. Penurunan yang terjadi akan tergantung pada waktu dan disebut dengan penurunan konsolidasi. Jangka waktu terjadinya penurunan tersebut tergantung bagaimana cepatnya tekanan pori yang berlebihan akibat beban yang bekerja dapat dihilangkan. Karena permeabilitas merupakan faktor penting (Joseph E Bowles K Hanim 1991). Penurunan kelompok tiang selalu akan lebih besar daripada penurunan satu tiang tersendiri dan ada kalanya akan berpuluh kali lebih besar. Untuk tiang dalam pasir, hal ini umumnya tidak menjadi soal meskipun tiangnya merupakan kelompok atau satu tiang tersendiri penurunannya masih akan begitu kecil sehingga tidak mempengaruhi bangunan tersebut dan perhitungan penurunan dapat dianggap tidak perlu. Lain halnya dengan lapisan lempung yang berada dibawah pasir tersebut sangat diperlukan perhitungan penurunan.

8 Untuk tiang dalam lempung penurunan kelompok tiang masih dapat menjadi besar dan perlu diperhitungkan dalam perencanaan kelompok tersebut. Dalam hal ini penurunan dapat ditentukan dengan cara yang sama seperti untuk pondasi langsung yaitu kita mengambil contoh asli untuk percobaan konsolidasi dan kita taksir tegangan vertikal dalam tanah sebelum dan sesudah tiang dipasang. Bilamana tiang dimasukkan sampai lapisan pasir atau lapisan keras lain yang agak tipis dengan lapisan lempung dibawahnya maka beban tiang kita anggap bekerja pada ujung tiang. Kemudian untuk menentukan tambahan tegangan kita pakai cara sama seperti yang diterangkan tadi. Gambar 2.3. Perhitungan penurunan pada pondasi tiang ( Dr. Ir. L D Wesley, 1997 ) 2.2. Penurunan Tiang Pancang Kelompok Penurunan sebuah tiang pancang kelompok didefinisikan sebagai perpindahan titik tiang pancang yang diakibatkan oleh peningkatan tegangan pada lapisan dasar sedalam pemancangan tiang pancang dengan sifat elastisitas tanahnya ditambah pemendekan elastis tiang akibat pembebanan. Untuk tiang pancang gesekan perpindahan titik

9 merupakan kuantitas penting yang menyebabkan penurunan. Untuk tiang pancang dukung titk maka perpindahan titik relatif lebih kecil sedangkan perpindahan utama adalah pemindahan elastis dari tiang pancang. Metodologi yang digunakan untuk mencari nilai penurunan berikut memberikan sejumlah kontrol terhadap analisis ( Joseph E. Bowles, Analisis dan Desain Pondasi ) : - Menentukan sistem tanah tiang pancang untuk menghitung tegangan tanah dengan menggunakan pemecahan Mindlin. Di sini diasumsikan bahwa sepanjang tiang, tiang pancang mengalami gesekan kulit yang kontan. Sehingga dapat digunakan tabel koefisien tegangan untuk gesekan kulit konstan

10 Gambar 2.4. Sistem tanah tiang pancang untuk menghitung tegangan tanah dengan menggunakan pemecahan Mindlin untuk kasus gesekan kulit yang konstan (Menurut Geddes (1966) ) N = r / D = s / 2D Dimana N = perbandingan persebaran terhadap dalamnya pemancangan r = besar penyebaran tegangan D = dalam pemancangan S = jarak antara tiang pancang M = z / D Dimana z = kedalaman yang ditinjau akibat pengaruh tekanan tiang D = kedalaman pemancangan Dengan nilai N dan beberapa nilai M = z / D kita mendapakatka tabel untuk mengetahui nilai Kz pada suatu titik tengah antara dua pancang dengan interpolasi tabel yang ada. Dengan memperkirakan nilai Poisson tanah untuk lanau = 0.3 ( Bowles,1977 ).

11 Tabel 2.1. Nilai nilai koefisien untuk gesekan kulit uniform nilai banding poisson = 0.3 M N Kz Kz Kz Kz N=0,10 N=0,15 N=0,20 N=0,5 1,0-1,3567-0,8998-0,6695-0,2346 1,1-1,1503-0,8368-0,6419-0,2355 1,2-0,7922-0,6688-0,5588-0,2292 1,3-0,5675-0,5157-0,4597-0,2207 1,4-0,4316-0,4063-0,3761-0,2082 1,5-0,3432-0,3291-0,3115-0,1834 1,6-0,2817-0,2732-0,2621-0,1777 1,7-0,2369-0,2313-0,2239-0,1623 1,8-0,2026-0,1989-0,1939-0,1479 1,9-0,1760-0,1733-0,1696-0,1347 2,0-0,1545-0,1525-0,1498-0,1229 - Menghitung tegangan rata rata untuk kedalaman D di bawah tiang pancang dan penurunan yang bersangkutan. Diasumsikan bahwa hanya ada dua tiang pancang. σ = 2 P Kz Dimana σ = tegangan rata rata D = kedalaman pemancangan Kz = nilai nilai koefisien untuk gesekan kulit P = beban akibat berat sendiri trucuk bambu D 2

12 - Menentukan besarnya penurunan didasarkan pada nilai Elastisitas tanah Es, δ = σ L Es Dimana L = panjang tiang pancang Es = modulus elastisitas δ = penurunan didasarkan Es σ = tegangan rata rata - Menentukan besarnya penurunan didasarkan pada nilai elastisitas tian ( E ). Dengan mengguakan rumus empiris e = 0.75 P L A E dimana e = penurunan akibat elastisitas tiang P = beban akibat berat sendiri trucuk bambu L = panjang tiang pancang A = luas permukaan tiang A = π r 2 E = nilai modulus elastisitas tiang Jadi nilai penurunan segera yang diperoleh di dapat dari penjumlahan perpindaha titik tiang pancang dengan pemendekan elastis tiang pancang : ( Joseph E. Bowles, Analisis dan Desain Pondasi ) Dimana H = δ + e H = Total displacement δ = Penurunan didasarkan Es e = Penurunan akibat elastisitas tiang

13 Bentuk struktur yang akan ditinjau di tampilkan dengan gambar berikut: Gambar 2.5. Gambar struktur yang ditinjau

14 2.3 Program Komputer Plaxis PLAXIS ( Finite Element Code for Soil and Rock Analysis) merupakan suatu rangkuman program elemen hingga yang telah dikembangkan lebih mendalam lagi untuk menganalisa deformasi dan stabilitas geoteknik dalam perencanaan-perencanaan sipil. Grafik prosedur-prosedur input data (soil properties) yang sederhana mampu menciptakan modal-model elemen hingga yang kompleks dan menyediakan fasilitas output tampilan secara detail berupa hasil perhitungan. Perhitungan program ini seluruhnya secara otomatis dan berdasarkan pada prosedur-prosedur penulisan angka yang tepat. Konsep ini dapat dikuasai oleh pengguna baru hanya dengan beberapa waktu setelah melakukan beberapa latihan ( R.B.J. Brinkgreve, P. A. Vermeer. PLAXIS Finite Element Code for Soil and Rock Analyses. AA. BALKEMA ROTTERDAM BROOKFIELD. 1998 ). Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan adalah mengenai nilai-nilai parameter pada tanah lempung yang didapat dari hasil penyelidikan tanah dan dalam hal ini tanah yang akan dianalisa adalah kondisi tanah pada wilayah pantai. Data tersebut digunakan sebagai input, adapun prosedur dari program plaxis antara lain sebagai berikut: - Menentukan title (judul), Model, dan Elements pada kotak serta menuliskan perintah atau tujuan yang akan dipakai. - Menuliskan dimensi tanah dari kasus yang akan dipelajari, yaitu panjang ke kiri, ke kanan, ke atas dan kebawah. - Merangkai bentuk dimensi dari tanah tadi kemudian diberi beban. - Menentukan nilai parameter tanah dengan menekan tombol Material sets antara lain γ dry, γ wet, kohesi, rasio poisson, dan sebagainya. - Prosedur selanjutnya dapat dipahami lebih lanjut dan jelas lagi pada literatur yang kami dapat dari program PLAXIS itu sendiri.