ANALISIS KARAKTERISTIK IKLIM UNTUK OPTIMALISASI PRODUKSI KEDELAI Dl PROVINSI LAMPUNG



dokumen-dokumen yang mirip
Klasifikasi Iklim. Klimatologi. Meteorology for better life

I. PENDAHULUAN. jagung adalah kedelai. Kedelai juga merupakan tanaman palawija yang memiliki

Gambar 3 Sebaran curah hujan rata-rata tahunan Provinsi Jawa Barat.

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

TINJAUAN PUSTAKA. Neraca Air

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

Brady (1969) bahwa untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik, air harus ditambahkan bila 50-85% dari air tersedia telah habis terpakai.

ANALISA NERACA AIR LAHAN WILAYAH SENTRA PADI DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

KLASIFIKASI IKLIM. Agroklimatologi ROMMY ANDHIKA LAKSONO

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

III. DATA DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 2.11 Kapasitas Lapang dan Titik Layu Permanen

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

KAT (mm) KL (mm) ETA (mm) Jan APWL. Jan Jan

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

A. Metode Pengambilan Data

PENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAHAN AJAR : PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANAMAN

1. Tekanan Udara 2. Radiasi Surya 3. Lama Penyinaran 4. Suhu Udara 5. Kelembaban Udara 6. Curah Hujan 7. Angin 8. Evapotranspirasi Potensial

Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan di Kota Bengkulu

Penentuan Masa Tanam Kacang Hijau Berdasarkan Analisis Neraca Air di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknologi Budidaya Kedelai

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurusan Geofisika dan Meteorologi, FMlPA IPB

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Januari 2015 di Jurusan

PENGEMBANGAN TANAMAN KACANG HIJAU SEGERA SETELAH PANEN PADA SAWAH DI KOLISIA DAN NANGARASONG KABUPATEN SIKKA NTT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Embung berfungsi sebagai penampung limpasan air hujan/runoff yang terjadi di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

PENGANTAR. Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR. DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP

BAB I PENDAHULUAN. dan makhluk hidup lainnya, yang berperan penting di berbagai sektor kehidupan.

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu tanaman pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

KARAKTER CURAH HUJAN DI INDONESIA. Tukidi Jurusan Geografi FIS UNNES. Abstrak PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeringkan dengan membuat saluran-saluran drainase (Prasetyo dkk,

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

IV. PENETAPAN WAKTU TANAM OPTIMAL PADA WILAYAH TERKENA DAMPAK ENSO DAN IOD

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara

Perlu diketahui bahwa untuk mengetahui penyimpangan iklim harus berdasarkan pada harga normal suatu harga rerata selama 30 tahun.

Pengelolaan Air Tanaman Jagung

Gambar 2 Sebaran Sawah Irigasi dan Tadah Hujan Jawa dan Bali

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

Gambar 1 Hubungan impedansi listrik (kω) dengan KAT(%) kalibrasi contoh tanah.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM INSENTIF PKPP RISTEK 2010 ANALISIS KARAKTERISTIK IKLIM UNTUK OPTIMALISASI PRODUKSI KEDELAI Dl PROVINSI LAMPUNG Koordinator Tim Peneliti: Ora. Nurhayati, M.Sc Peneliti Pembantu Peneliti Sekretaris : Nuryadi, S.Si, M.Si Drs. Basuki, M.Si lndawansani, S.Si : Anggoro S.R, S.Kom Ratna Satyaningsih, S.Si : Ammi Yustisha, SH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA JAKARTA, 22 NOPEMBER 2010

RINGKASAN Optimalisasi produksi komoditas tanaman kedelai sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim. Penentuan lokasi sentra kedelai dan periode waktu tanam yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya sangat penting guna memperoleh produksi yang maksimal. lnformasi kesesuaian iklim sangat diperlukan untuk perencanaan alokasi penggunaan lahan, jenis komoditas yang dibudidayakan (intensifikasi), dan peningkatan produksi nasional melalui perluasan areal tanam (ekstensifikasi). Kaitan dengan hal tersebut, analisis iklim yang lebih spesifik untuk tanaman kedelai sangat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan penentuan pola dan jadwal tanam yang lebih tepat. Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang pernah menjadi sentra produksi tanaman kedelai nasional. Namun demikian, saat ini komoditas tanaman pangan lahan kering yang lebih dominan diusahakan adalah jagung dan singkong, sehingga untuk memenuhi kebutuhan kedelai provinsi lampung harus mendapatkannya dari wilayah lain, bahkan import dari negara lain. Kajian iklim terkait optimalisasi produksi tanaman kedelai diharapkan dapat mendukung provinsi Lampung berswasembada kedelai dan ikut menunjang kebutuhan kedelai secara nasional. Analisis yang akan dilakukan meliputi (1) anal isis tipe iklim, (2) anal isis pengelompokan pola hujan (clustering), (3) neraca air lahan untuk kebutuhan tanaman kedelai, dan (4) kesesuaian iklim untuk tanaman kedelai. Hasil menunjukan sebagian wilaya~ Provinsi Lampung memiliki kesesuaian tinggi (51) dan kesesuaian sedang (52) khususnya beberapa tern pat di Kabupaten Lampung Utara dan Tulang Bawang Barat. Wilayah yang tidak sesuai (N) meliputi Kabupaten Lampung Barat, sebagian besar Tanggamus, bagian timur Mesuji, beberapa tempat di Tulang Bawang, sebagian PesaWciran, dan sebagian Lampung 5elatan bagian selatan.

DAFTAR lsi Halaman RINGKASAN...i PRAKATA... ii DAFTAR 151.... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v BASI PENDAHULUAN 1.1. La tar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Wilayah...4 2.2. Budidaya Komoditas Kedelai... 6 2.3. Klasifikasi lklim... 13 2.4. Pewilayahan Pola Hujan dan Musim... 17 2.5. Neraca Air Lahan... 19 BAB Ill TUJUAN DAN MANFAAT 3.1. Tujuan... 24 3.2. Manfaat... 24 BABIV METODOLOGI 4.1. Data... 25 4.2. Ungkup Penelitian... 25 4.3. Pengolahan dan Anal isis... 26 4.3.1. Anal isis Tipe lklim Oldeman... 26 4.3.2. Analisis Clustering... 27 4.3.3. Anal isis Neraca Air Lahan... 28 4.3.4. Kesesuaian Lahan Tanaman Kedelai... 29 4.3.5. Analisis lnterpolasi dan Overlay... 31 4.3.6. Pembobotan Unsur lklim dan Fisik Tanah... 32 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik lklim... 34 5.1.1. Curah Hujan... 34 5.1.2. Suhu Udara... 37 5.1.3. Kelembaban Udara... 40 5.1.4. Tipe lklim Oldeman... 42 5.1.5. Pewilayahan Pol a Hujan...45 5.1.6. Rata-Rata Periode Musim... 50 5.2. Kandungan Air Tanah Dasarian..._.... 52 5.3. Kesesuaian lklim untuk Tanaman Kedelai.... 56 5.3.1. Kesesuaian lklim... 56 BAB VI 5.3.2. Jadwal Awal Tan am Kedelai... 59 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan... 64 6.2. Saran... 66 DAFTAR PUSTAKA... 67 LAMP IRAN.................. 69 111

DAFT AR T ABEL Tabel 2a Kesesuaian agroklimat tanaman kedelai.... 7 Tabel 2b Beberapa varietas unggul kedelai rakitan Badan Litbang Pertanian........ 9 abel 2c Penjabaran kegiatan pertanian berdasarkan klasifikasi Oldeman... 16 abel 2d Kriteria klasifikasi Schmidth-Ferguson... 17 abel 2e Kapasitas La pang pad a beberapa jenis tanah dan tanaman... 23 abel 4a Kriteria klasifikasi Oldeman... 26 abel 4b Subdivisi peri ode kering dan masa tanam...... 26 abel 4c Matriks komponen utama berdasarkan data curah hujan dasarian... 27 abel 4d Prosedur perhitungan NAL... 28 abel 4e Unsur fisik yang digunakan dalam analisis interpolasi kesesuaian iklim... 31 Tabel4f Klasifikasi dan nilai bobot dari setiap unsur... 33 Tabel Sa Tipe lklim Oldeman pada setiap pos hujan Provinsi Lampung... 42 Tabel Sb Daftar pos hujan pada setiap kelompok pola hujan...47... abel Sc Rata-rata hujan dasarian pada setiap kelompok pola hujan... 50.,..abel 5d Karakteristik musim pad a setiap kelompok pola hujan... 51 abel 5e Luas kesesuaian tanaman kedelai setiap kabupaten...... 59 abel Sf Luas awal tanam kedelai pada setiap kabupaten... 62 lv

DAFTAR GAMBAR 3ambar 2a Peta kontur Provinsi Lampung... 5 3ambar 2b Peta penggunaan tanah Provinsi Lampung... 6 Gam bar 2c Beberapa varietas unggul hasil penelitian Bad an Litbang Pertanian... 9 :=.am bar 2d Penanaman dengan cara tug a I... 1 0 :=.am bar 2e Cara pemupukan lahan... 1 0 ~mbar 2f (a) Kel. Larva instar 1 S.litura, (b) Ulat instar; (c) gejala serangan penggerek polong... 11 3ambar 2g Gejala penyakit hawar batang... 12 3ambar 2h Penjemuran brangkasan dan biji kedelai pasca pan en... 12 3ambar 4a Alur penyusunan kesesuaian lahan tanaman kedelai... 32 3ambar Sa Rata-rata curah hujan tahunan Propinsi Lampung... 37 3ambar 5b Rata-rata suhu udara tahunan Propinsi Lampung... 39 3ambar 5c Suhu udara rata-rata bulan an Provinsi Lampung... 39 :.,jambar 5d Rata-rata kelembaban udara tahunan Provinsi Lampung... 41 3ambar 5e Tipe iklim Oldeman Provinsi Lampung....45 Gam bar Sf Dendogram hasil clustering hujan dasarian dari 26 pos hujan... 46 :,;,am bar 5g Plot jarak antar kelompok hujan pad a setiap step clustering....46 Gam bar 5h Sebaran pos hujan sesuai kelompoknya di Provinsi Lampung....48... ~ mbar 5i Peta pewilayahan tipe hujan Provinsi Lampung....48... ~ mbar 5j Grafik pol a hujan dasarian Provinsi Lampung... 49 3ambar 5k Grafik KAT lahan pada setiap kabupaten... 52 3ambar 51 Grafik KAT tanaman kedelai pada setiap kabupaten... 52 3ambar 5m Peta kesesuaian tanaman kedelai Provinsi Lampung... 58 3ambar 5n Peta jadwal tanam kedelai Provinsi Lampung... 60. ' 3ambar 5o Luas wilayah berdasarkan jadwal tanam kedelai... 63 v

BABI PENDAHULUAN.1. Latar Belakang Komoditas kedelai sudah sangat dikenal sebagai bahan baku untuk ::>embuatan tahu, tempe, kecap dan susu kedelai serta untuk pakan ternak. Dewasa ini kedelai bahkan tidak hanya digunakan sebagai sumber protein, _,elainkan juga sebagai produk pangan fungsional yang dapat mencegah mbulnya penyakit degeneratif, seperti jantung koroner dan hipertensi. Sementara kebutuhan kedelai nasional kian meningkat, produksi kedelai dalam ~eg eri belum dapat memenuhi kebutuhan nasional. Karenanya pemerintah donesia kembali menggalakkan penanaman kedelai untuk memenuhi ebutuhan dalam negeri. Saat ini kebutuhan kedelai mencapai 2 juta ton/tahun :Jan baru dapat dipenuhi sebanyak 1 juta ton, sehingga untuk kekurangannya ::>emerintah masih perlu mengimpor dari negara lain. Berbagai upaya telah dilaksanakan pemerintah untuk mendorong ::>eningkatan produksi kedelai, antara lain melalui program intensifikasi, yaitu ""'"' lalui pemilihan komoditas yang akan dibudidayakan dan program el(stensifikasi, yaitu dengan perluasan areal tanam dan pengaturan pola tanam ::..,tar kedelai dan tanaman lain. Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang sempat : canangkan sebagai provinsi sentra produksi tananian kedelai nasional. :sayangnya, saat ini komoditas tanaman pangan untuk lahan kering yang lebih... ominan dibudidayakan dari provinsi ini adalah jagung dan singkong; sehingga..... uk memenuhi kebutuhannya sendiri, provinsi ifli harus mendatangkan edelai dari daerah lain, atau mengimpor dari luar negeri. Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi aman. lnformasi kesesuaian iklim sangat diperlukan untuk perencanaan a.ol<asi penggunaan lahan, perluasan areal tanam dan rekomendasi pola ::nam dan pengaturan jadwal tanam. Guna memperoleh produksi kedelai yang 1

optimal, perlu dilakukan pemilihan lokasi dan penentuan jadwal tanam yang sesuai. Pengaturan pola tanam terkait dengan kebutuhan air, khususnya di daerah non irigasi yang sangat bergantung pada curah hujan dan faktor-faktor Kli m lainnya, seperti suhu udara dan penyinaran matahari, dapat mendukung ::>ertumbuhan tanaman sehingga dapat menghasilkan produksi yang optimal. Disamping ketergantungan terhadap faktor iklim, penyediaan varietas unggu/ edelai juga memegang peranan penting, di samping penerapan teknologi ::>udidaya lain, sarana produksi, penyuluhan, dan jaminan pasar yang baik (A azar dkk., 2008). Analisis karakteristik iklim untuk tanaman kedelai di provinsi Lampung diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya mengoptimalkan ::>roduksi kedelai di daerah ini serta dapat mendukung provinsi Lampung sebagai provinsi berswasembada kedelai dan ikut menunjang kebutuhan edelai nasional. Anal isis yang akan dilakukan meliputi (1) analisis tipe iklim, (2) anal isis ::>engelompokan pola hujan (clustering), (3) neraca air lahan untuk kebutuhan anaman kedelai, dan (4) kesesuaian iklim untuk tanaman kedelai. Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk Karya Tulis llmiah untuk diterbitkan pada jurnal terakreditasi tingkat nas1onal dan internasional. Hasil ana/isis 'karakteristik iklim dan kesesuaian iklim untuk tanaman kedelai' ini akan disampaikan kepada Dinas Pertanian Provinsi, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, dan BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) untuk dapat diterapkan dalam kebijakan Pemerintah Daerah Lampung. 1.2. Perumusan Masalah Kondisi iklim merupakan salah satu parameter penting dalam 11enentukan keberhasilan pertanian. Penentuan jadwal tanam yang tepat yang disesuaikan dengan karakteristik iklim yang sesuai dapat menghasikan nroduksi kedelai yang optimal. 2

Beberapa hal yang menjadi permasalahan utama dari riset terapan "analisis karakteristik iklim untuk optimalisasi produksi kedelai di Provinsi Lampung" adalah sebagai berikut: a) Bagaimana distribusi kesesuaian lahan tanaman kedelai berdasarkan ana/isis ik/im dan kondisi fisik wi/ayah? o) Bagaimana mengoptimalkan awal tanam kedelai dengan memanfaatkan karakteristik iklim guna peningkatan produksi? 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Wilayah Secara umum wilayah Provinsi Lampung berada pada 3 45' LS-6 45' LS serta 105 45' BT dan 103 48' BT dan berbatasan langsung dengan dua :xovinsi, yaitu Sumatera Selatan dan Bengkulu di sebelah utara, Laut Jawa di sebelah timur, Selat Sunda di sebelah selatan, dan Samudera Indonesia di sebelah barat. Letak Provinsi Lampung yang demikian strategis menjadikan ampung sebagai penghubung utama lalu lintas pulau Jawa dan Sumatera -naupun sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki wilayah cukup yang luas, ""'lencapai 35.376,50 km 2. Ada beberapa pulau yang termasuk wilayah Provinsi _ampung, sebagian besar berada di Teluk Lampung, antara lain Pulau Darot, =>ulau Legundi, Pulau Tegal, Pulau Sebuku, Pulau Ketagian, Pulau Sebesi, =>ulau Poahawang, Pulau Krakatau, Pulau Putus, dan Pulau Tabuan. Provinsi Lampung juga merupakan sambungan dari jalur Bukit Barisan di ::>ulau Sumatera. lni bisa dilihat dari kondisi alamnya yang berbukit-bukit. Di :aerah tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan di sepanjang tepi Laut _ awa, dari timur sampai utara, merupakan perairan yang luas. Ada beberapa sungai besar yang mengalir di Provinsi Lampung, di a!"'ltaranya adalah Way Sekampung, Way Seputih, Way Tulangbawang, dan ay Mesuji. Way Mesuji mengalir di perbatasan Provinsi Lampung dan \Jmatera Selatan, dan memiliki anak sungai bernama Sungai Buaya yang canjangnya mencapai 70 km. Provinsi Lampung dibagi menjadi 12 Kabupaten,. aitu Way Kanan, Tulang Bawang, Tanggamus, P~s~waran, Lampung Utara, _ampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Lampung Barat, Mesuji, 1::..;ngsewu, Tulang Bawang Barat, dan 2 Kota, yakni Metro dan Bandar _ampung. Rata-rata curah hujan tahunan di wilayah Provinsi Lampung umumnya ::-tara 2000-2500 mm, kecuali sebagian Lampung Barat bagian utara, sekitar 4

Gunung Tanggamus dan sekitar Kalianda lebih dari 2500 mm, sedangkan Tulang Bawang bagian timur dan Pesawaran bagian selatan kurang dari 2000 mm. Di bidang pertanian Provinsi Lampung cukup mempunyai kontribusi di tingkat nasional. Beberapa prestasi pertanian Provinsi Lampung antara lain merupakan sentra nomor 7 padi nasional, sentra nomor 3 jagung nasional, sentra nomor 10 kedelai nasional, dan sentra utama ubi kayu. Pemerintah Provinsi Lampung mengharapkan dengan adanya peningkatan produktivitas dan kualitas hasil pertanian Lampung akan dapat berswasembada kedelai pada tahun 2014. Provinsi Lampung memiliki kontur mulai dari pantai hingga ketinggian sekitar 1500 meter. Penggunaan tanah di Lampung Barat, beberapa tempat di Tanggamus, Way Kanan, Mesuji, Tulang Bawang, dan pesisir timur Lampung Timur merupakan hutan. Sementara itu, kebun campur dan perkebunan rakyat umumnya berada di sebagian besar Way Kanan, Lampung Utara, Tenggamus, Pringsewu, dan sebagian besar Lampung Selatan. PROP...!! IUIIATIRA HLATAN ~ 10'f-20'&T 105'«Ys.r l ~ c; KONTUR lampung H W~E s 2:5 0 25 SD~IIrl KETERAHGAH : /V 0 /V 100 5H 10110 /V llicni!! ~ ~ c; Gl l(ota Propinsl /V.._.f'ropin.; /V B... KoiMipaten/Kota. SaiuKe~atm - /V COorio P...t.i -IN 11>0 1 1.,..,.A<Imilllllr.ul--I'ANAt-I'2H.8H 7. Polo!I..-JMOIIIIITAIMI..,._1 : 251.- 104"'YBT ' :d '(, PUL.AIJ.IAWA 105~&T Gambar 2a. Peta kontur Provinsi Lampung. I _, -...n...,...,.., KJUn.t.l Jf Mn Ch,.,/Mk.a 5

I I'"OI"INal ~ IUMATiiRA IILATAN ~ t _...,..,..., l 1.hlo _ I&!~ IT 1 : 2HMf 1 "-lof'o_t_iaii'*'iitah.ll-1 : HIMfl ; ~: PU.L.AU JAWA...,.., I """"' ~ PEN66UNAAN TANAH LAMPlJNG w~c ' 2! 0 25 >----< >--------< I "'- UJ'UAHQMI :... l " -tmtma CM~p&~r. ~--.- -._.K_.... % /V -~ -- -,.., a...k/t...-.n'....aw-pr.... ;"-;;-:;:;,. ""' -0 eu.n.... ~ ~op -., O atlllllh Gam bar 2b. Peta penggunaan tanah Provinsi Lampung. 2.2. Budidaya Komoditas Kedelai Kedelai (Glycine max (L.) Merill) berasal dari daerah China Utara. Di Indonesia kedelai dikenal semenjak abad ke-16. Mula-mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai hanya di Pulau Jawa kemudian menyebar ke pulaupulau lain seperti Bali dan Nusa Tenggara. Kondisi Tanah, Ketinggian, dan lklim untuk Pertumbuhan Tanaman Kedelai Tanaman kedelai umumnya berbentuk semak yang tumbuh tegak. Pertumbuhan tanaman semusim ini dipengaruhi oleh media tanam. Pada mumnya tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik pada tanah jenis apa saja selama drainase dan aerasinya cukup baik. Tanah yang terlalu basah atau digenangi air akan menyebabkan akar tanaman kedelai menjadi busuk sedangkan aerasi penting untuk ketersediaan oksigen. Tanah berpasir pun rnasih bisa ditanami kedelai selama air dan hara tanaman cukup tersedia untuk :::>ertumbuhannya. Tingkat keasaman (ph) yang bisa ditoleransi tanaman edelai berkisar antara 5,8 s.d. 7. Tanaman kedelai juga memerlukan tanah ang banyak mengandung humus/bahan organik yang akan memperbaiki daya 6

lah dan aerasi bila tersedia cukup dalam tanah (Prihatman, 2000; lrwan, 2006). Sebaiknya tanaman kedelai dibudidayakan pada lokasi yang kondisi :Jpografinya datar dan pada ketinggian kurang dari 500 m dpl. Varietas kedelai erbiji kecil tumbuh dengan baik di lahan dengan ketinggian 0,5-300m dpl sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam pada lahan dengan etinggian 300-500 m dpl (Prihatman, 2000; lrwan, 2006). Tabel2a. Kesesuaian agroklimat tanaman kedelai TINGKA T KESESUAIAN I KARAKTERISTIK Suhu rata-rata ('C) B evasi (m dpq Curah hujan (mm/tahun) :urah hujan/musim tanam rnm) S1 Sang at sesuai 23-25 1-700 1500-2000 300-400 S2 Sesuai S3 Sesuai bersyarat 20-23 18-20 25-28 28-32 700-1000 100-1300 2000-2500 2500-3500 200-300 100-200 400-600 600-900 S4 Kurang sesuai <18 >32 >1300 >3500 <1500 <100 >900 ::rainase _engas tanah (%).t:edalaman tanah (em),:.rl tanah 3ahan organik ::: '.r :a dan Mg <ejenuhan AI(%),aungan (%) S...1mber: 1. Balitkabi, Malang 2. Balitanak, Bogor Baik 70-80 >40 6,0-6,5 Tinggi sedang-tinggi tinggi tinggi tinggi <8 0-8 Sedang Lambat/cepat 60-70 50-60 80-95 >95 30-40 15-29 6,6-7,0 4,5-5,0 5,0-6,0 Sedang Agak rendah Sedang rendah Sedang rendah Sedang rendah sedang rendah 10-Aug 19-Nov 15-Aug 15-25 rendah <50 >95 <15 <4,5 >7,0 Rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah >20 >25 I! Selain media tanam dan ketinggian, faktor penting untuk pertumbuhan - - aman kedelai adalah iklim. Unsur iklim yang mempengaruhi pertumbuhan :::-1aman kedelai antara lain lama penyinaran matahari, suhu, dan curah hujan. -a'laman kedelai sangat peka terhadap perubahan panjang hari atau lama yinaran sinar matahari karena tanaman ini tergolong tanaman "hari dek", yang artinya tanaman tidak akan berbunga jika panjang hari melebihi.. : jam/hari (lrwan, 2006). Suhu udara yang optimum untuk budidaya kedelai ::Blah 23-30 C (Nazar dkk, 2008). Selama pertumbuhan suhu optimum 7

:aalah 23-27 oc sedangkan pada masa proses perkecambahan suhu yang cok adalah 30 C (Prihatman, 2000). Suhu yang optimum untuk pembungaan edelai adalah 24-25 oc (lrwan, 2006). Suhu yang terlampau tinggi ataupun -~n ampau rendah pada masa ini akan menurunkan produksi kedelai. Bila -~'i ampau tinggi (40 C), bunga akan rontok sehingga jumlah polong dan biji edelai yang terbentuk akan berkurang. Sebaliknya, bila suhu terlalu rendah 4 0 C), proses pembungaan dan pembentukan polong kedelai akan -~'"'h ambat. Curah hujan yang_ dibutuhkan agar tanaman kedelai tumbuh baik :1tara 100-400 mm/bulan (Prihatman, 2000; Nazar dkk, 2008). Tanaman edelai berproduksi optimal bila curah hujan antara 100-200 mm/bulan 0 rihatman, 2000). Curah hujan ini berkaitan dengan kebutuhan air pada :::1aman kedelai pada masa pertumbuhannya, yakni 350-450 mm. Hal ~.--p enting adalah distribusinya merata sehingga kebutuhan air pada tanaman :?delai dapat terpenuhi. omponen Teknologi Produksi Kedelai ~=-=o erapa komponen penting dalam teknologi produksi kedelai, antara lain: Persiapan lahan Persiapan lahan dilakukan dengan cara berbeda untuk jenis lahan yang :e"beda. Apabila lahan kering, dilakukan pengolahan terlebih dahulu (lrwan, ). Lahan sawah dengan tanaman monokultur perlu dibersihkan dari jerami =---:ebih dahulu baru kemudian tanah diolah dua kali (Nazar dkk, 2008). Jika ::-.ah lahan bersifat asam, lahan ditambah kapur berbarengan dengan 1::~, golahan tanah (lrwan, 2006). Tanah yang baru pertama kali ditanami edelai, pada persiapan /ahan perlu diberi bakteri Rhizobium, kecua/i tanah ::'lg sudah pernah ditanami Vigna sinensis (kacang panjang) (lrwan, 2006). _ tuk menghindari tejadinya penggenangan air dibuat saluran drainase setiap -..., dengan kedalaman 20-25 em dan Iebar 20 em (Nazar dkk, 2008). Penggunaan Varietas Unggul Pemilihan varietas mempertimbangkan umur panen, ukuran dan warna serta tingkat adaptasi terhadap lingkungan tumbuh. Umur panen dari _.etas yang akan ditanam disesuaikan dengan pola tanam pada lahan untuk -~., ghindari terjadinya pergeseran waktu tanam pasca panen kedelai. 8

Pemilihan ukuran dan warna biji varietas mempertimbangkan faktor ekonomi, yakni permintaan pasar, sehingga memudahkan saat menjual hasil panen. Untuk kondisi lahan tertentu (misalnya, tanahnya terlampau asam atau daerah empat pembudidayaan rentan terhadap serangan hama) ditanam varietas o<edelai yang mudah beradaptasi dengan kondisi lahan tersebut agar tetap bisa umbuh dengan baik. Gambar 2c. Beberapa varietas unggul hasil penelitian Badan Litbang Pertanian: (a) ari etas Tanggamus, (b) varietas Wilis, (c) varietas Anjasmoro. (Sumber: Nazar dkk, 2008). 3ambar 2c menunjukkan beberapa varietas unggul hasil penelitian Badan!-.tbang Pertanian. Varietas lainnya beserta sifat-sifat keunggulannya dapat.: lihat pada Tabel 2b. Tabel2 - - - - - - - - - r - - - - - Varietas Umur Bobot Potensi Warn a Sifat-sifat Tahun (hari) 100 biji hasil biji penting (gr) (ton/ha) \';,.lis 85-90 10.0 3.00 Kuninq Adaotasi luas 1983 G..Jrangrang 80-82 17.0 1_20-2.50 Kuning T a han penyakit karat, 1999 rendemen susu tinqqi..ana 85 10.4 3.25 Kuninq 2001.:...-Jasmoro 83 14.0-2.00-2.25 Kuning Tahan karat, tidak 2001 15_3 mudah pecah :: '"'abu ng 88 11.0 2.16 Kuning Agaktahan 2001 karat, tidak mudah pecah - 83 11.2 2.15-2.49 Kuninq ~ahan ulat qravak 2003 -- f :: -.ggam us 88 11.5 2.50 Kuning Agak tahan karat, 2001 adaptif lahan masam.s..i t 84 10.5 1.90 Kuning Adaptif pada lahan 2001 rawa tipe B & C : - ay 82-85 11.5 1.70 Hi tam 1993 '.':-api 85-90 8.8 1.50 Hi tam 1999 ;.! ::_ <a 90 9.0 2.40 Hi tam :) r. Nazar dkk., 2008 9

3) Penanaman Waktu yang tepat untuk penanaman dipilih sedemikian rupa sehingga ahan tidak mengalami kebanjiran atau kekeringan. Penanaman dilakukan ::engan mengisi lubang yang dibuat dengan menggunakan tugal dan berjarak.!o em x 15 em atau 40 em x 20 em sebanyak 2-3 biji/lubang. Semakin subur anan, sebaiknya jarak tanam dibuat semakin Iebar (Nazar dkk, 2008; Rahayu ::'(1(, 2009). Gambar 2d. Penanaman dengan cara tugal (sumber: Rahayu dkk, 2009). Pemupukan Kedelai merupakan sumber protein nabati. Nitrogen sebagai bahan _:ama protein diperoleh dari proses fiksasi nitrogen oleh bakteri Rhizobium = 'Ylnieum, yang terbentuk pad a bintil akar. Pemupukan nitrogen pad a satu ggu pertama) perlu dilakukan untuk merangsang pembentukan akar. - etelah tanaman berumur 20-30 hari pemupukan susulan dilakukan hanya :aja tanah yang kurang subur saja (lrwan, 2006). Tanaman kedelai yang _ :anam pada sawah yang subur dan sebelumnya ditanami padi tidak -ernerlukan tambahan NPK (Rahayu dkk, 2009). Pupuk diberikan pada lajur di.:.-:ara tanaman kemudian ditutup tanah sedangkan kapur (dolomit) ditebar - =-::elum tanam saat pengolahan lahan kedua (Nazar dkk, 2008). Gambar 2e. Cara pemupukan lahan (Sumber: Nazar dkk, 2008) 10

5) Penyiangan Penyiangan dilakukan pada saat tanaman kedelai berumur 15 dan 30 hari. Bila rumput masih banyak penyiangan dilakukan lagi pada umur 55 hari (Nazar dkk, 2008). Frekuensi penyiangan bisa ditekan dengan menghamparkan mulsa jerami secara merata dengan ketebalan <10 em. Penggunaan mulsa jerami juga bermanfaat untuk menekan serangan lalat bibit (Rahayu dkk, 2009). 6) Pengendalian Hama Kedelai Menurut Nazar dkk.(2008), pengendalian hama terpadu (PHT) dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: a) Menggilir dengan tanaman selain kedelai dan kacang-kacangan; ::>) Menanam kedelai pada satu wilayah seawal mungkin dengan beda waktu... ~ - : tan am kurang dari 10 hari; Menggunakan varietas berumur; Menerapkan sistem tanam tumpangsari dengan tanaman bukan kedelai atau bukan kacang-kacangan; Tidak menanam tanaman inang di luar musim tanam; Menanam varietas tahan hama; Menghamparkan mulsa jerami untuk mengurangi serangan hama lalat kacang; Mengumpulkan dan memusnahkan kelompok telur, ulat, dan serangga hama dewasa secara mekanis/fisik; Menggunakan insektisida secara efektif menurut takaran, cara dan waktu penyemprotan bila populasi hama telah mencapai ambang kendali. :=ambar 2f menunjukkan larva dan ulat instar serta gejala yang menunjukkan : -:adinya serangan hama penggerek polong. Gambar 2f. (a) Kel. Larva instar 1 S.litura, (b) Ulat instar; (c) gejala serangan penggerek polong (Sumber: Nazar dkk, 2008). 11

7) Pengendalian Penyakit Kedelai Penyakit tanaman yang sering menyerang tanaman kedelai adalah karat daun, hawar batang, dan virus. Pengendalian penyakit yang disebabkan oleh vi rus dapat dilakukan dengan upaya pencegahan dengan rotasi tanaman, oembakaran tanaman inang, pemberantasan serangga vektor, penggunaan oenih sehat, dan pembuangan.tanaman sakit. (Nazar dkk, 2008). Gambar 2g. Gejala penyakit hawar batang (sumber: Nazar dkk, 2008). 8) Panen dan Pasca Panen Jumlah dan mutu hasil panen kedelai dipengaruhi oleh waktu, cara, dan 3 at panen. Penanganan pascapanen, yang terdiri dan penjemuran brangkasan ::.anaman, pembijian, pengeringan, pembersihan, dan penyimpanan juga --.enentukan dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, = s.ologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pasca :anen. ~a m bar 2h. Penjemuran brangkasan dan biji kedelai pasca panen (Sumber: Nazar dkk, 2008). 12

2.3. Klasifikasi lklim Perilaku unsur iklim di suatu wilayah merupakan resultan dari unsur iklim ainnya. Meskipun po/a peri/aku ik/im di bumi cukup rumit, tetapi ada ecenderungan pola/karakteristik dari unsur iklim di berbagai daerah yang -etaknya berjauhan, menunjukkan perilaku yang sama apabila faktor utamanya sama. Faktor utama tersebut dapat berupa salah satu unsur iklim atau letak Jengendalinya. Keadaan iklim tiap wilayah seperti daerah dingin, daerah panas, gurun,... ~epa atau hutan tropis ternyata tersebar di berbagai tempat sehingga ~.e mbutuhkan suatu sistem penamaan untuk kelompok-kelompok yang sama -e,.sebut. Sistem penamaan terhadap pokok bahasan dalam setiap cabang 1u yang mendasarkan pada sifat-sifat yang sama dikenal sebagai sistem asifikasi. Di dalam membahas iklim juga dikenal klasifikasi iklim yang pada sipnya membuat formulasi-formulasi kesamaan tentang sifat unsur -unsur m di suatu wilayah sehingga dapat dikelompokkan menjadi kelas-kelas iklim. asifikasi lklim Indonesia Berdasarkan klasifikasi iklim global, wilayah kepulauan Indonesia :-=.agian besar tergo/ong da/am zona iklim tropika basah dan sebagian kecil --asuk zona iklim pegunungan atau tropika monsun. Variasi suhu udara ~an tung pada ketinggian tempat (altitude). Fluktuasi suhu musiman tidak.adi (minimal). Keberadaan lautan disekitar kepulauan Indonesia ikut perkecil gejolak suhu udara yang mungkin timbul. Zona iklim pegunungan berada pada ketinggian tempat >1000 meter dari kaan laut. Dengan demikian suhu rata-rata pada zona iklim pegunungan - lebih rendah 6 C dibanding pada dataran rendah (penurunan suhu ' ar 0.6 C setiap 100 meter kenaikan ketinggian tempat). Zona iklim :: - -ungan di Indonesia meliputi wilayah pegunungan Bukit Barisan, daerah ;:c'!; ::2' puncak (Jawa Barat), sekitar Wonosobo (Jawa Tengah), beberapa..a: di Jawa Timur, Pegunungan Jaya Wijaya, serta pegunungan di bagian :r Pulau Kalimantan dan Sulawesi. n

Kl asifikasi lklim Berdasarkan Pertumbuhan Vegetasi (di Indonesia) Sistem Klasifikasi Koppen Klasifikasi ini merupakan klasifikasi utama yang berdasarkan pada -ubungan antara iklim dan pertumbuhan vegetasi. Sistem klasifikasi ini paling : 'Kenai dan digunakan secara intemasional sejak publikasi pertamanya pad a.anun 1901 sampai perbaikan-perbaikannya yang tertulis dalam buku Gruudis :er Klimakunde tahun 1931. Dasar klasifikasi ini adalah suhu dan hujan rata-rata bulanan maupun -~n unan yang dihubungkan dengan keadaan vegetasi alami berdasarkan peta egetasi De Candolle (1874). Menurut Koppen vegetasi yang hidup secara :: ami menggambarkan iklim tempat tumbuhnya. Vegetasi tersebut tumbuh dan _._rkembang sesuai dengan hujan efektif, yaitu kesetimbangan antara hujan, ~h u, dan evapotranspirasi. Jumlah hujan yang sama akan berbeda.egunaannya bila jatuh pada musim yang berbeda. Oteh karena itu, batas _.atas klasifikasi Koppen berkaitan dengan batas-batas penyebaran vegetasi. Klasifikasi iklim Koppen disusun berdasarkan lambang atau simbol yang -erumuskan sifat dan corak masing-masing tipe hanya dengan tanda yang =~diri dari kombinasi huruf. Berdasarkan dua kombinasi huruf pertama, maka ada 12 tipe iklim -.urut klasifikasi Koppen, yaitu:.:: Daerah lklim Hujan Tropik Oaerah lklim Kering Oaerah lklim Sedang Berhujan : Af, Aw, Am : BS, BW : CF, Cs, Cw - u aerah lklim Hujan Oingin :Of, Ow - Oaerah lklim Kutub : Ew, Ef em Klasifikasi /klim 0/deman Klasifikasi iklim Oldeman untuk keperluan praktis sangat berguna, _s<jsnya dalam klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di Indonesia an menggunakan unsur curah hujan. Kriterianya didasarkan pada 14

:>erhitungan bulan basah (BB) dan bulan kering (BK) berturut-turut yang :)atasannya memperhatikan peluang hujan, hujan efektif, dan kebutuhan air tuk tanaman. Konsep yang dikemukakan Oldeman adalah: a' Padi sawah akan membutuhkan air rata-rata per bulan 145 mm pada musim hujan. Palawija membutuhkan air rata-rata per bulan 50 mm pada musim kemarau. Hujan bulanan yang diharapkan mempunyai peluang kejadian 75% atau sama dengan 0,82 kali hujan rata-rata bulanan dikurangi 30.... Hujan efektif untuk padi sawah adalah 100%. ~ Hujan efektif untuk palawija dengan tajuk tanaman tertutup rapat sebesar 75%. Berdasarkan konsep tersebut, maka dapat dihitung hujan bulanan yang oerlukan untuk padi sawah maupun palawija (misal X) dengan menggunakan ~-..:es data yang panjang, yaitu: Padi sawah : 145 = 1,00 (0,82 X - 30) X = 213 mm per bulan Palawija 50 = 0, 75 (0,82 X - 30) X = 118 mm per bulan Nilai 213 mm dan 118 mm, selanjutnya dibulatkan menjadi 200 mm dan... mm, yang digunakan sebagai batas penentuan "bulan basah (BB)" dan an kering (BK)." Dengan demikian, maka: Bulan Basah (BB) : Bulan dengan rata-rata curah hujan > 200 mm Bulan Kering (BK) : Bulan dengan rata-rata curah hujan < 100 mm bungan Dengan Kegiatan Pertanian Hubungannya dengan pertanian khususnya tanaman pangan, Oldeman gemukakan penjabaran dari setiap tipe iklimnya seperti pada Tabel 2c ut. 15

Tabel 2c. Penjabaran kegiatan pertanian berdasarkan klasifikasi Oldeman Tipe lklim Penjabaran Kegiatan Keterangan A1 Sesuai untuk padi terus menerus, 3 PS umur pendek A2. produksi kurang, karena fluks radiasi surya rendah atau 2 PS + 1 PL. 81 Sesuai untuk padi terus menerus, dengan perencanaan yang baik, produksi tinggi bila panen musim kemarau 3 PS umur pendek atau 2 PS + 1 PL Oua kali padi varietas umur pendek, 82 musim kemarau Yang pendek cukup 2 PS + 1 PL untuk palawija C1 Tanam padi sekali dan palawija dua kali 1 PS + 2 PL C2 C3 C4 01 Tanam padi sekali, Palawija kedua jangan jatuh pada musim kering Padi umur pendek satu kali, produksi tinggi, palawija 1 PS + 1 PL +1 SK 1 PS + 1 PL 02 Hanya mungkin satu kali padi atau satu 03 kali palawija 04 1 PS atau 1 PL E Terlalu kering, hanya mungkin satu kali palawija 1 PL em Klasifikasi lklim Schmidth-Ferguson (SF) Sistem klasifikasi ini banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan ebunan serta sudah sangat dikenal di Indonesia. Kriteria yang digunakan ah dengan penentuan nilai Q, yaitu perbandingan antara bulan kering (BK) bulan basah (BB) dikalikan 100% ( Q = BK I BB ~ '1.00%). Klasifikasi ini merupakan modifikasi atau perbaikan dari sistem klasifikasi (Mohr menentukan berdasarkan nilai rata-rata curah hujan bulanan a periode pengamatan). BB dan BK pada klasifikasi Schmidth-Ferguson ukan tahun demi tahun selama periode pengamatan yang kemudian lahkan dan dihitung rata-ratanya. BB dan BK diartikan sebagai berikut: 16