PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN HUKUM MEKANISME PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN.

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN SLEMAN. Stefani Gita Cakti. Erly Suandy

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN DI KOTA PADANG. Oleh: FIKRI ZUHRI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersumber dari pajak. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam

BUPATI SUBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

ANALISIS SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL KATEGORI RUMAH KOS DI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. kapabilitas dan efektivitas dalam menjalankan roda pemerintahan. Namun

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

tatanan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Pusat maupun

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan pajak dalam kehidupannya, sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. Tujuan lainnya untuk

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pengeluran umum (Mardiasmo, 2011; 1). menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Ilyas&Burton, 2010 ; 6).

ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

APLIKASI SIMDA PENDAPATAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pembangunan yang

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SETELAH PENETAPAN UU NO

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. bahwa masyarakat dituntut untuk sadar akan kewajibannya kepada negara yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu bagian dari pendapatan yang diterima oleh negara. Di

Isfatul Fauziah Achmad Husaini M. Shobaruddin

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I P E N D A H U L U A N. Medan Sebagai kota terbesar nomor 3 (tiga) setelah Jakarta dan Surabaya,

UIN MALIKI MALANG ABSTRACT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 39 SERI B

POTENSI PAJAK RUMAH KOS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PAJAK DAERAH DALAM PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yaitu PAD. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD, adalah

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 6

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MINAHASA SELATAN TAHUN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DAERAH (SSPD)

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Menurut Moekijat (1989:194), ciri-ciri prosedur meliputi : tidak berdasarkan dugaan-dugaan atau keinginan.

Paragraf 2 Bagian Kesatu Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 22. Pasal 23

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

KONTRIBUSI PAJAK SARANG BURUNG WALET TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN BANGKA INDUK

BAB 1 PENDAHULUAN. warga negaranya yang memenuhi syarat secara hukum berhak wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. penyelenggaraan pemerintah daerah. Berlakunya Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. negara. Hasil dari pembayaran pajak kemudian digunakan untuk pembiayaan

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah. (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor P3 dan Bea Meterai.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Negara saat ini tak lepas dari campur tangan pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perlu terus dilaksanakan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

OPTIMALISASI PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian pajak menurut Undang Undang Nomor 16 Tahun keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG

Diaz Ardhiansyah Sri Mangesti Rahayu Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.12

BAB II LANDASAN TEORI. Undang nomor 16 tahun 2009, sebagai berikut :

BAB V PENUTUP. 1.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Analisis Efektivitas,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 8

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang mensejahterakan rakyat dapat dilihat dari tercukupinya

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 1 (satu) disebutkan, bahwa Pendapatan Asli Daerah bersumber dari Pajak

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Tinjauan Pustaka. Puspitasari dkk (2016) menjelaskan bahwa 1. Proses pemungutan Pajak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Transkripsi:

PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN Sahat Pardomuan Simbolon, Meyzi Heriyanto dan Febri Yuliani Program Studi Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas, Km. 12,5 Panam Pekanbaru Abstract: Management of Hotel Taxes and Restaurant Taxes. This study aims to find out hotel and restaurant taxes in order to increase the Regional Original Income Pelalawan District. This type of research is qualitative. The research informant is Head of Secretary of BPKAD, Head of Division and Taxpayer. Technical data are interviews and documentation studies. Data analysis using interactive models. The results showed that the constitution of hotel and restaurant tax management on the Realization of Pendapatan Asli Daerah (PAD) is still very minimum. Keywords: hotel tax, restaurant tax, official assessment, self-assessment Abstrak: Pengelolaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pajak hotel dan restoran dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pelalawan. Jenis penelitian adalah kualitatif. Informan penelitian adalah Kepala Sekretaris BPKAD, Kepala Bidang dan Wajib Pajak. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstribusi pengelolaan pajak hotel dan restoran terhadap realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih sangat minimum. Kata kunci: pajak hotel, pajak restoran, official assessment, self assessment PENDAHULUAN Jenis pajak yang menarik dari semua pajak daerah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan adalah pajak hotel dan pajak restoran yang beroperasi di daerah Kabupaten Pelalawan. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 1 tahun 2011 tentang Pajak Daerah, Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Hotel di sini termasuk juga rumah penginapan yang memungut pembayaran dari pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering. Adapun perkembangan jumlah hotel dan restoran di Kabupaten Pelalawan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Jumlah Hotel dan Restoran Jumlah Hotel Jumlah Pertumbuhan Jumlah Pertumbuhan Tahun Bintang Bintang Bintang Bintang Hotel Hotel Restoran Restoran 1 2 3 4 2011 8 0 1 0 9-90 - 2012 8 0 1 0 9 0 90 0 2013 8 2 1 0 11 22,22% 90 0 2014 10 5 1 0 16 45,45% 204 126,67% 2015 14 6 1 0 21 31,25% 920 350,98% 2016 14 6 1 0 21 0 976 6,08% Sumber : Data Statistik Pelalawan Dalam Angka Tahun 2016. Namun realisasi penerimaan pajak hotel dan pajak restoran selama 6 tahun terakhir ataupun dapat mencapai dari jumlah yang ditargetkan oleh pemerintah daerah Kabupaten 52

53 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 15, Nomor 1, Juli 2018 : 52-58 Pelalawan namun masih fluktuatif sehingga kontribusinya terhadap PAD belum berdampak signifikan. Kontribusi penerimaan pajak hotel dan pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Pelalawan tahun 2011-2016 dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pelalawan Tahun 2011-2016 Tahun Anggaran Pajak Hotel (Milyar Rp) Realisasi Pajak Restoran (Milyar Rp) Target Realisasi % Target Realisasi % Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Milyar Rp) Kontribusi Pajak Hotel Terhadap PAD (%) Kontribusi Pajak Restoran Terhadap PAD (%) 2011 0,800 1,026 128 1,650 3,115 188 46,672 2,20 6,67 2012 0,900 1,009 112 1,400 3,845 274 55,620 1,81 6,91 2013 1,000 1,311 131 2,550 0,774 137 71,433 1,84 1,08 2014 1,200 1,359 113 4,000 4,040 101 89,021 1,53 4,54 2015 1,275 1,412 110 4,201 3,508 83 109,101 1,29 3,22 2016 1,480 1,702 115 4,105 4,680 114 112,203 1,52 4,17 Rata-Rata 1,109 1,303 118 2,984 3,327 149 80,675 1,70 4,43 Sumber: Data olahan dari Badan Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Pelalawan, 2016. Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa kontribusi penerimaan pajak hotel dan pajak restoran terhadap realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Pelalawan masih sangat minim. Dimana selama 6 tahun tersebut ratarata kontribusi pajak hotel terhadap PAD hanya sebesar 1,7% dan pajak restoran sebesar 4,43%. Hal tersebut tentunya perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah daerah Kabupaten Pelalawan dalam upaya untuk lebih mengoptimalkan PAD dari sumber pajak hotel dan pajak restoran. Pajak hotel dan pajak restoran sebagai salah satu sumber pendapatan daerah masih berpotensi untuk ditingkatkan dimana dalam pengelolaanya perlu dilakukan pemungutan secara efisien, efektif, dan ekonomis agar dapat lebih berperan dalam upaya meningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Pelalawan dari unsur Pajak Daerah. Setelah melakukan perhitungan dapat dilihat bahwa kontribusi pajak hotel dan pajak restoran terhadap PAD memang tidak begitu besar. Namun perlu diketahui bahwa potensi daerah Kabupaten Pelalawan sangatlah besar. Sebagai daerah industri, pertanian, perkebunan, wisata dan daerah perlintasan khususnya lintas timur Sumatra membuat Kabupaten Pelalawan akan semakin dapat berkembang baik secara ekonomi maupun pertumbuhan penduduknya, dari hal ini akan berpotensi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak hotel dan pajak restoran. Namun, pada kenyataannya masih sulit untuk memaksimalkan pendapatan khususnya dari sektor pajak hotel dan pajak restoran. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan penelitiannya adalah bagaimana pengelolaan pajak hotel dan pajak restoran oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Pelalawan dalam rangka meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pelalawan Tahun 2011-2016. Meskipun banyak ahli yang memberikan pengertian tentang pengelolaan yang berbeda-beda, namun pada prinsipnya memiliki maksud dan tujuan yang sama. sebagaimana Prajudi (2009), mengatakan bahwa pengelolaan adalah pengendalian dan pemanfaatan semua faktor sumber daya yang menurut suatu perencanaan diperlukan untuk penyelesaian suatu tujuan kerja tertentu. Pengelolaan sama dengan manajemen sehingga pengelolaan dipahami sebagai suatu proses membeda-bedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan ilmu maupun seni agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Nugroho (2008), mengemukakan bahwa pengelolaan ialah: istilah

Sahat Perdomuan Simbolon, dkk., Pengelolaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran 54 yang dipakai dalam ilmu manajemen. Secara etomologi istilah pengelolaan berasal dari kata kelola to manage dan biasanya merujuk pada proses mengurus atau menangani sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Pengelolaan pajak mengalami perubahan besar yang terus dikembangkan kea rah modernisasi. Perubahan pengelolaan itu sangat penting dan kons-truktif untuk memenuhi tuntutan berbagai pihak sebagai pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap perpajakan. Selain itu, modernisasi perpajakan yang dilakukan juga dalam kerangka melaksanakan good governance, clean governance, dan pelayanan prima kapeda masyarakat. Melalui modernisasi administrasi perpajakan, diharapkan terbangun pilar-pilar pengelolaan perpajakan nasional yang baik dan kokoh sebagai fundamental penerimaan Negara yang baik dan berkesinambungan (sustainable revenue) ke depan. Dalam hal ini, pengelolaan perpajakan pada dasarnya tidak menutup diri terhadap pandangan, pendapat, atau kritisi dari berbagai pihak eksternal. Direktorat Jenderal Pajak berupaya terbuka (transparency) dan menjadikannya sebagai masukan dalam menata dan membangun sistem pengelolaan perpajakan yang baik dan modern. Menurut Sumarsan (2010), sistem pemungutan pajak dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Official Assessment System Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak terutang oleh wajib pajak. Ciricirinya: a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus b. Wajib pajak bersifat pasif c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak 2. Self Assesment System Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan yang member wewenang sepenuhnya kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya yaitu: a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada wajib pajak sendiri b. Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak terutang c. Fiskus tidak ikut campur hanya mengawasi 3. With Holding System With holding system adalah suatu sistem pemungutan pajak member wewenangan kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besaernya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan pajak hotel dan pajak restoran oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pelalawan. METODE Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif kualitatif dan berlokasi di BPKAD Kabupaten Pelalawan. Informan penelitian adalah Kepala BPKAD, Sekretaris BPKAD, Kabid Perbendaharaan, Kabid Bidang Pendataan dan Pelayanan Pajak, Kabid Penagihan, Keberatan dan Banding, Kasubid Akuntansi dan Pembukuan, Kasubid Penerimaan dan Pengeluaran di BPKAD Kabupaten Pelalawan, serta wajib pajak hotel dan wajib pajak restoran di Kabupaten Pelalawan. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan studi dokumentasi. Didalam analisa data yang diperoleh dari informasi hasil wawancara digabungkan dengan data yang diperoleh lalu digabungkan dengan pendapat peneliti, digunakan metode interaktif yang dimulai dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data.

55 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 15, Nomor 1, Juli 2018 : 52-58 HASIL Pengelolaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran Jumlah wajib pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Pelalawan mengalami peningkatan yang signifikan terjadi dari tahun 2014 sampai 2016 dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 58% atau 700 wajib pajak pertahunnya. Dari jumlah tersebut peningkatan yang terbesar terjadi pada kelompok wajib pajak restoran yakni pada kelompok usaha Mie/Bakso dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 27% atau 362 wajib pajak, hal tersebut karena pertumbuhan kelompok usaha Mie/Bakso di Kabupaten Pelalawan adalah kelompok usaha yang paling banyak dengan jumlah unit usaha pada tahun 2016 ada sebanyak 429 unit usaha. Namun jika dilihat dari pertumbuhan jumlah wajib pajak hotel dan restoran di Kabupaten Pelalawan dengan rata-rata hanya mencapai 42%, hal ini mengindikasikan bahwa di Kabupaten Pelalawan sebenarnya masih memiliki kemungkinan untuk mendapatkan PAD dari sektor Pajak Daerah yakni dari sektor pajak hotel dan pajak restoran karena masih memiliki potensi untuk ditingkatkan dimana masih banyak usaha yang belum menjadi wajib pajak. Dalam wawancara dengan Kepala Badan (BPKAD) Kabupaten Pelalawan Bapak Devitson Saharuddin, SH, MH, beliau mengatakan bahwa: Pajak yang kita kelola di Kabupaten Pelalawan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah yang kemudian di rubah dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 9 tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 01 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah. Ada beberapa pajak yang memakai sistem Self Assessment, jadi menggunakan cara penagihan nota pesanan. Dan masih ada 3 objek pajak yang dikelola dengan sistem ketetapan (Official Assessment). (Hasil wawancara tanggal 23 November 2017). Dari penjelasan Kepala Badan Pengelolaan Kabupaten Pelalawan diketahui bahwa ada 2 (dua) sistem yang digunakan oleh Badan (BPKAD) Kabupaten Pelalawan. Pertama adalah lebih berdasarkan kepada asumsi bahwa beberapa objek pajak yang dikelola dengan sistem self assessment karena objek pajak tersebut memiliki masa pajak dengan jangka waktu 1 (satu) bulan, sehingga dalam perhitungan ataupun pembayaran lebih mudah dan dari segi pengawasan lebih mudah diawasi. Kedua adalah, objek pajak yang dikelola dengan sistem Official Assessment, merupakan pajak yang memiliki masa pajak dengan jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun. Sehingga lebih mudah dalam mengontrol pembayaran pajak dari objek pajak tersebut. Pengelolaan pajak hotel dan pajak restoran di Kabupaten Pelalawan tahun 2003 sampai pertengahan tahun 2004 dilakukan dengan menggunakan sistem Official Assessment. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Sekretaris Badan Pengelolaan Kabupaten Pelalawan Bapak Hanafie. Y.S, S.Sos, M.Si, beliau menjelaskan bahwa: Sistem pengelolaan pajak hotel dan restoran awalnya melalui Official Assessment. Dengan perencanaan pengelolaan pajak hotel dan restoran dengan terlebih dahulu melakukan sosialisasi terhadap pelaku usaha dan pendataan semua subyek pajak, dalam hal wajib pajak tidak melaksanakan kewajiban sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan maka akan diberikan surat teguran I dan seterusnya, sampai tahapan pemanggilan. (Hasil wawancara tanggal 22 November 2017). Pengelolaan pajak hotel dan pajak restoran dengan sistem self assessment setelah bulan Agustur 2014, sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 9 tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 01 Ta-

Sahat Perdomuan Simbolon, dkk., Pengelolaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran 56 hun 2011 Tentang Pajak Daerah, sistem penetapan pajak hotel dan pajak restoran di Kabupaten Pelalawan kemudian dirubah menjadi Self Assessment. Yaitu sistem pengenaan pajak yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sek-retaris Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Pelalawan Bapak Hanafie. Y.S, S.Sos, M.Si, beliau menjelaskan bahwa: Sistem pengelolaan pajak hotel dan restoran melalui self assesment, namun demikian tetap dilakukan verifikasi atas SPTPD yang diterbitkan. (Hasil wawancara tanggal 23 November 2017) Berdasarkan SPTPD yang telah disampaikan oleh wajib pajak, jika Bidang Pendataan menemukan ada perbedaan antara hasil SPTPD dengan kondisi di lapangan yang menunjukkan bahwa hotel atau restoran tersebut ternyata ramai pengunjung atau pembeli, maka Bidang Pendataan dan Pelayanan Pajak Daerah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Pelalawan, akan menurunkan tim untuk mengadakan pemeriksaan dan penungguan langsung ke hotel atau restoran yang dicurigai selama beberapa hari. Atau yang biasa disebut dengan Uji Petik. Hal tersebut tidak terlepas dari pengawasan yang diterapkan dalam pengelolaan pajak hotel dan pajak restoran oleh Badan (BPKAD) Kabupaten Pelalawan. Seperti apa yang disampaikan oleh Kabid Penagihan Keberatan dan Banding Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Pelalawan bahwa: Pengawasan yang diterapkan dalam pengelolaan pajak hotel dan pajak restoran adalah melakukan kunjungan ke rumah makan dan restoran yang belum membayar pajak daerah dengan melibatkan Satpol PP, dan juga memberikan surat teguran. Hal tersebut ternyata cukup memberikan hasil yang sangat baik dimana jumlah penerimaan pajak hotel dan pajak restoran dapat mencapai target (Hasil wawancara tanggal 23 November 2017). Perbandingan Official Assessment dengan Self Assessment Tabel 3. Perbandingan Proses Berlangsungnya Pengelolaan Official Assessment dan Self Assessment Official Assessment Self Assessment Pendataan dilakukan oleh BPKAD menggunakan Kartu Data Pendataan menggunakan formulir SPTPD yang diisi sendiri oleh yang berisi jumlah Wajib Pajak. meja, kursi dan datar harga makanan dan minuman. Jumlah pajak terutang Wajib pajak menghitung, ditetapkan oleh Kepala memperhitung- BPKAD dengan kan sendiri jumlah pajak menerbitkan SKPD terutang. berdasarkan Nota Perhitungan. Wajib Pajak membayar Wajib pajak membayar sesuai ketetapan pajak terutang yang sebelumnya menggunakan SKPD yang diberikan setiap awal telah dihitung sendiri dengan menggunakan SPTPD. bulan. Sumber: BPKAD Kabupaten Pelalawan Beberapa hal dasar yang menjadi pembeda antara Official Assessment dengan Self Asessment diantaranya adalah pertama sistem Official Asessment, petugas pendataan melakukan pendataan menggunakan kartu data yang berisi jumlah kamar dan jumlah tamu hotel atau jumlah meja, kursi dan daftar harga makanan di restoran tersebut. Sedangkan dalam sistem Self Assessment, proses pendataan diserahkan sepenuhnya kepada wajib pajak untuk mengisi SPTPD sebagai laporan hasil pendapatan atau penjualan yang dituangkan ke dalam Kartu Data kemudian diterbitkan NPWPD. Kedua adalah terkait dengan jumlah pajak yang terhutang, dalam sistem Official Assessment, jumlah pajak terutang akan ditetapkan oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) sesuai dengan hasil pendataan yang dilakukan sebelumnya. Sedangkan dalam sistem Self Assessment,

57 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 15, Nomor 1, Juli 2018 : 52-58 jumlah pajak terutang akan dihitung sendiri oleh wajib pajak dengan menggunakan SPTPD. Ketiga, proses pembayaran yang berlaku dalam sistem Official Assessment, wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan, dibayar dengan menggunakan SKPD. Sedangkan sistem Self Assessment, mengatur bahwa wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dengan menggunakan SPTPD yang telah diisi sendiri oleh wajib pajak dengan jelas, benar dan lengkap. PEMBAHASAN Dalam pengelolaan pajak hotel dan pajak restoran yang dilakukan oleh Badan Pengelolaan Kabupaten Pelalawan, cara pemungutan pajak daerah menggunakan 2 (dua) cara, yakni pertama melalui jenis pajak tahunan yang dipungut berdasarkan sistem Official Assessment. Seperti Pajak Reklame, Pajak Air Tanah, dan PBB Perdesaan dan Perkotaan. Sementara yang kedua, untuk jenis pajak bulanan seperti Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Sarang Burung Walet, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan itu menggunakan sistem Self Assessment. Seluruh proses pengelolaan Pajak Daerah, sepenuhnya dilaksanakan oleh Badan (BPKAD) Kabupaten Pelalawan. Tanpa bantuan ataupun kerjasama dengan instansi pemerintah yang lain maupun pihak swasta. Yang menjadi garis besar dalam pengelolaan pajak hotel dan pajak restoran di Kabupaten Pelalawan tahun 2014 hingga tahun 2016 adalah perubahan sistem penetapan pajak hotel dan pajak restoran terutang dari sistem Official Assessment menjadi sistem Self Assessment yaitu sistem pengenaan pajak yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). Tahun 2011, tahun 2012, tahun 2013 hingga pertengahan tahun 2014, penetapan pajak hotel dan pajak restoran belum diserahkan sepenuhnya kepada wajib pajak, tetapi ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pelalawan. Sistem ini merupakan perwujudan dari sistem Official Assessment, yaitu sistem pengenaan pajak yang dibayar oleh wajib pajak setelah terlebih dahulu ditetapkan oleh kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk melalui Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang dipersamakan. Kemudian sejak bulan Agustus tahun 2014, dengan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 9 tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 01 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak, pajak hotel dan pajak restoran sudah menggunakan sistem Self Assessment. Yaitu sistem pengenaan pajak yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). Dengan sistem self assessment, mampu meningkatkan ketaatan wajib pajak dalam pelaporan perpajakannya dan dapat memperkecil kecurangan antara wajib pajak petugas wajib pajak. Dengan sistem self assessment ini memungkinkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), karena Kabupaten Pelalawan sebenarnya masih memiliki potensi disektor pajak hotel dan restoran untuk ditingkatkan. Hasil penelitian Anita (2016) dan Ayu Rahajeng (2015) tentang konstribusi pajak hotel dan restoran, terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan menggali potensi yang ada. SIMPULAN Pengelolaan Pajak Restoran di Kabupaten Pelalawan sudah memiliki aturan yang jelas tentang mekanismenya yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 01 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, yang kemudian di rubah dalam

Sahat Perdomuan Simbolon, dkk., Pengelolaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran 58 Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 01 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah yang mengatur tentang Bentuk, Isi dan Tata Cara Pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) meliputi Pajak Hotel, Pajak Res-toran, Pajak Hiburan dan Pajak Parkir. Selama kurun waktu 6 tahun, sejak tahun 2011 hingga tahun 2016, kontribusi penerimaan pajak hotel dan pajak restoran terhadap realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Pelalawan masih sangat minim. Dimana selama 6 tahun tersebut rata-rata kontribusi pajak hotel terhadap PAD hanya sebesar 1,7% dan pajak restoran sebesar 4,43%. Dalam melaksanakan pengelolaan pajak hotel dan pajak restoran, Badan Pengelolaan Kabupaten Pelalawan melakukan sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan instansi pemerintah lain maupun pihak ketiga. Perubahan sistem penagihan pajak hotel dan pajak restoran dari sistem Official Assessment atau taksasi yang berdasarkan ketetapan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) menjadi Self Assessment, mampu meningkatkan ketaatan pengelolaan dan pelaporan perpajakannya kepada Badan (BPKAD) Kabupaten Pelalawan. Komplain-komplain oleh wajib pajak selama penggunaan sistem Official Assessment bisa diminimalisir sejak sistem Self Assessment diterapkan. Juga memperkecil peluang terjadinya kecurangan antara petugas wajib pajak dan wajib pajak. Daerah Kota Batu (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu). Publikasi Ilmiah. Jurusan Administrasi Bisnis. Fakultas Ilmu Administrasi. Malang: Universitas Brawijaya. Bohari H. 2007. Pengantar Hukum Pajak. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Darise, Nurlan. 2008. Pengelolaan Keuangan Daerah. Edisi Pertama. Jakarta: Cetakan Kedua. PT. Indeks. H. Mat Juri. 2013. Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda. Jurnal Eksis Vol.8 No.1, Mar, 2001 2181. Politeknik Negeri Samarinda. Ira, Hardiana Kusuma W. 2014. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pemungu-tan Pajak Hotel dan Pajak Restoran Dalam Rangka Meningkatkan PAD Di Kota Madiun. Publikasi Ilmiah. Semarang: Universitas Diponegoro. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tim Litbang Depdagri-Fisipol UGM, 2007. Pengukuran Kemampuan Keuangan Daerah Tingkat II Dalam Rangka Otonomi Daerah Yang Nyata dan Bertanggung Jawab. Jakarta: Badan Litbang Depdagri. DAFTAR RUJUKAN Anita, Candrasari dan Sutjipto, Ngumar. 2016. Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 2, Februari. Surabaya: STIESI. Ayu Rahajeng, Lalityasari dan Zahroh. 2015. Efek Pajak Hotel Dan Pajak Restoran Sebagai Sumber Pendapatan Pajak