Rancang bangun mesin press briket dari bahan serbuk kayu sistem pneumatik menggunakan 5 tabung percetak

dokumen-dokumen yang mirip
Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

MESIN HOT EMBOSSING PALLET PLASTIK

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

σ = 0,7 = = 15,52 Dimana : = Tegangan geser (N/ ) F = Gaya potong spon (N) = Bidang geser dari spon ( Sehingga : = = = 42175,6

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BIOMASSA ABSTRAK

Komponen Sistem Pneumatik

RANCANG BANGUN MESIN HOT EMBOSSING SANDAL DENGAN SISTEM ELEKTRO PNEUMATIK

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Gambar 4.19 Sket Benda Kerja 10

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

MODIFIKASI MESIN PRESS SOL SEPATU. Rahmat Hadi Sukarno ( ) Ir. Hari Subiyanto, MSc. DENGAN SISTEM PNEUMATIK

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

Pengaruh Prosentase Campuran Briket Limbah Serbuk Kayu Gergajian Dan Limbah Daun Kayuputih Terhadap Nilai Kalor Dan Kecepatan Pembakaran

RANCANG BANGUN MESIN PENCETAK BRIKET DARI SERBUK KAYU (SISTEM RANGKA)

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

RANCANG BANGUN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PEMROSES BUAH KELAPA TERPADU

PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015

Lampiran I Data Pengamatan. 1.1 Data Hasil Pengamatan Bahan Baku Tabel 6. Hasil Analisa Bahan Baku

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BRIKET ORGANIK TERHADAP TEMPERATUR DAN WAKTU PEMBAKARAN

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin

UNJUK KERJA MOBIL MSG 01 DENGAN SISTEM TENAGA UDARA

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

4.2.2 Perencanaan Diameter Pipa Saluran Diameter pipa saluran dapat dicari persamaan kerugian tekanan :

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

Oleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

RANCANG BANGUN INSTALASI SISTEM PNEUMATIK PADA BENGKEL SEPEDA MOTOR KAPASITAS 5 PIT

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

BAB I PENDAHULUAN. keperluan seperti konstruksi rumah, meubeler, panel-panel, accecories. kelestarian alam dan ekosistem yang ada.

APLIKASI PLC SEBAGAI SISTEM KONTROL PADA MESIN PRESS DENGAN SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOK

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGARANGAN TERHADAP KUALITAS BRIKET ARANG DARI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA SAWIT

PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG SAWIT DENGAN PERLAKUAN WAKTU PENGARANGAN DAN KONSENTRASI PEREKAT

IIN FATIMAH. Dosen Pembimbing : Proyek Priyonggo SL, ST, MT TEKNIK PERMESINAN KAPAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGUJIAN PROSEDUR PENGARANGAN DAN RANCANG BANGUN MESIN PENCETAK BRIKET ARANG TEMPURUNG KELAPA

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Aditya Kurniawan ( ) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG DAN LIMBAH TEH SEBAGAI BAHAN BRIKET

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

Kombinasi Arang Kayu Dengan Serbuk Gergaji Pada Pembuatan Bahan Bakar Briket (Pemanfaatan Limbah Pabrik Kayu Lapis, di Manjung, Wonogiri)

PENELITIAN BERBAGAI JENIS KAYU LIMBAH PENGOLAHAN UNTUK PEMILIHAN BAHAN BAKU BRIKET ARANG

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

PENGARUH TOREFAKSI TERHADAP SIFAT FISIK PELLET BIOMASSA YANG DIBUAT DARI BAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENAMBAHAN ARANG SERBUK GERGAJI PADA BRIKET JERAMI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

TINJAUAN PUSTAKA. Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM

BAB II METODE PERANCANGAN

EFFEKTIFITAS BRIKET BIOMASSA. Jl Raya Solo Baki km 2 Kwarasan Grogol Solobaru Sukoharjo. *

BAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan. tak berharga. Seperti sampah organik yang banyak di pedesaan, meski

PEMANFAATAN CANGKANG KELAPA SAWIT DAN LIMBAH KELAPA SAWIT (SLUDGE) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOBRIKET ARANG SKRIPSI

Company Profile. Profil Perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah

RANCANG BANGUN LAYOUT DAN PENEMPATAN SEL SURYA PADA PROTOTIPE MOBIL TENAGA SURYA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

RANCANG BANGUN ALAT CETAK BRIKET SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI KEPULAUAN TERPENCIL

Arang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan

REDESIGN SISTEM HIDROLIK LIR BURITAN KRI SLAMET RIYADI 352

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.32 Full pneumatik element

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

Pengelolaan Dan Pengolahan Limbah PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH SAMPAH ORGANIC KULIT KACANG DAN TONGKOL JAGUNG MENJADI BRIKET ARANG

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

PEMANFAATAN BRIKET BIOARANG DARI LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU JATI DAN JANGGEL JAGUNG SERTA TEPUNG KANJI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): Jurnal Einstein. Available online

BAB III METODE PENELITIAN. stand cutting Turbocharger sebagai berikut : 1. Tempat pembuatan Alat : Klaten

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN

Transkripsi:

TURBO Vol. 8 No. 2. 2019 p-issn: 2301-6663, e-issn: 277-250X Jurnal Program Studi Teknik Mesin UM Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo Rancang bangun mesin press briket dari bahan serbuk kayu sistem pneumatik menggunakan 5 tabung percetak Bambang Setiawan 1*, Rasma 2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta 1,2 Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat Email: bambang.setiawan@ftumj.ac.id, rasma@ftumj.ac.id Abstract At this time the Indonesian people are faced with various kinds of problems in terms of waste, if people have knowledge of the use of waste in the surrounding environment then this problem will be overcome, for example waste originating from coconut shells, wood, sawdust and palm shells that can used as charcoal and biomass fuel. In making briquettes with the dimensions and shape of briquettes that are uniform, then a tool designed with pneumatic technology. Because in pneumatic air pressure can be adjusted as needed. Pneumatic technology is a tool that can work (move) by utilizing air pressure from the compressor. Pneumatic works as movers, regulators, controllers and connect work processes.the advantages of pneumatic work systems are the availability of air that is not limited, easily distributed, flexibility, temperature, safe, clean, transfer of power and speed that is easily set. Based on the results of the design of the briquette maker on the process of making briquettes with a pneumatic system capable of speeding up the production time of briquette production and briquette size of 66 mm diameter and 100 cm height, determining the pressure on making briquettes that are uniform according to the weight and shape of the briquettes. Pressing the pressure of 6 bars produces a planned target product of 5 molding on wood briquette press machine but the results of the sawdust are broken and messy due to lack of adhesive and wood powder must be soft in small particles. Keywords: briquette, pneumatic, and briquette making machine. Abstrak Pada saat ini masyarakat Indonesia dihadapkan oleh berbagai macam permasalahan dalam hal limbah, jika masyarakat memiliki pengetahuan akan pemanfaatan limbah yang ada di lingkungan sekitar maka permasalahan ini akan dapat teratasi, contohnya limbah yang berasal dari batok kelapa, kayu, serbuk kayu dan cangkang sawit yang dapat dimanfaatkan menjadi arang dan bahan bakar biomassa. Dalam membuat briket dengan dimensi dan bentuk briket yang seragam maka dirancang alat yang berteknologi pneumatik. Karena dalam pneumatik tekanan udaranya dapat diatur sesuai kebutuhan. Teknologi pneumatik merupakan alat yang dapat bekerja (bergerak) dengan memanfaatkan tekanan udara dari kompresor. Pneumatik bekerja sebagai penggerak, pengatur, pengendali dan penghubung proses kerja. Keuntungan sistem kerja pneumatik adalah ketersediaan udara yang tidak terbatas, mudah disalurkan, fleksibilitas, temperatur, aman, bersih, pemindahan daya dan kecepatan yang mudah di atur. Berdasarkan hasil perancangan dari alat pembuat briket terhadap proses pembuatan briket dengan sistem pneumatik mampu mempercepat waktu produksi pembuatan briket dan ukuran briket diameter 66 mm dan tinggi 100 cm, penentuan tekanan pada pembuatan briket yang seragam menurut berat dan bentuk briket. Dengan menekan tekanan 6 bar menghasilkan produk target yang direncanakan 5 moulding pada mesin press briket dari serbuk kayu tetapi hasil pada serbuk kayu pecah dan berantakan dikarenakan kurang nya perekat dan serbuk kayu harus lebih lembut serta partikel kecil. Kata Kunci: briket, pneumatik, dan mesin pembuat briket. 135

Pendahuluan Pada saat ini masyarakat Indonesia dihadapkan oleh berbagai macam permasalahan dalam hal limbah, jika masyarakat memiliki pengetahuan akan pemanfaatan limbah yang ada di lingkungan sekitar maka permasalahan ini akan dapat teratasi, contohnya limbah yang berasal dari batok kelapa, kayu, serbuk kayu dan cangkang sawit yang dapat dimanfaatkan menjadi arang dan bahan bakar biomassa. Saat ini permesinan yang sudah ada banyak di pasar sudah menggunakan sistem hidrolik dan screw akan tetapi belum sesuai hasil yang diharapkan. Dalam proses pemesinan secara sistem hidrolik menggunakan fluida cair bertekanan yang dialirkan dari pompa oli dengan tekanan sebesar 15 bar dengan kapasitas produksi sebesar 250 kg/hari. Bilamana bahan baku menjadikan terbatas proses produksi kurang efisien. Hasil pada produksi mesin dengan sistem hidrolik briket yang dihasilkan kurang berpori sehingga proses penyalaan api pada saat proses pembakaran memerlukan waktu yang relatif lama. Terminal sirkuit pada sistem pneumatik dirancang agar apabila terjadi kebocoran lebih mudah diatasi dibanding dengan sistem hidrolik. Fluida sebagai media yang sensitif terhadap kebocoran minyak dan kontaminasi. Udara sebagai fluida pada sistem pneumatik memiliki tahanan dibandingkan sistem hidrolik Respon yang dihasilkan lebih cepat dibanding hidrolik. Fluida pada sistem hidrolik mudah tercemar oleh kotoran yang menyebabkan peralatan hidrolik menjadi lemah dan cepat rusak. Dalam membuat briket dengan dimensi dan bentuk briket yang seragam maka dirancang alat yang berteknologi pneumatik. Karena dalam pneumatik tekanan udaranya dapat diatur sesuai kebutuhan. Teknologi pneumatik merupakan alat yang dapat bekerja (bergerak) dengan memanfaatkan tekanan udara dari kompresor. Pneumatik bekerja sebagai penggerak, pengatur, pengendali dan penghubung proses kerja. Keuntungan sistem kerja pneumatik adalah ketersediaan udara yang tidak terbatas, mudah disalurkan, fleksibilitas, temperatur, aman, bersih, pemindahan daya dan kecepatan yang mudah diatur []. Tinjauan Pustaka Asal usul briket arang Sebagai negara yang memiliki areal pertanian, perkebunan dan kehutanan yang sangat luas, limbah biomassa hasil pengolahan pertanian, perkebunan kehutanan yang ada di Indonesia terdapat dalam jumlah besar seperti kulit kacang, sekam padi, serbuk gergaji kayu, dan batok kelapa. Banyak yang tidak dimanfaatkan dibakar, dan dibuang sehingga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan hidup dan merusak keseimbangan ekologis. Secara tradisional arang merupakan bahan bakar rumah tangga yang banyak digunakan di pedesaan di Jepang, Eropa, Amerika dan Australia untuk memasak. Selain itu arang juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan bahan baku untuk industri dan permintaan arang dari Jepang dan Korea Selatan saat ini terus meningkat. Bahan baku dari briket menggunakan limbah-limbah sisa produksi, baik itu rumah tangga, perkebunan maupun sampah dari proses alam seperti daun-daun yang gugur. Proses pembuatan briket adalah proses pengolahan yang mengalami perlakuan penghalusan, pencampuran bahan baku, pencetakan dan pengeringan pada kondisi tertentu [6]. Jenis jenis briket Briket terdiri dari berbagai jenis dan bentuk sesuai dengan kandungan dan asalnya, antara lain adalah sebagai berikut: a. Briket batubara Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu, yang tersusun dari butiran batubara halus yang telah mengalami 136 TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 27-250X Vol. 8 No. 2. 2019

proses penampatan dengan daya tekan tertentu. Agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani dan menghasilkan nilai tambah dalam pemanfaatannya. sisa-sisa penggergajian kayu. Dalam upaya pemanfaatan limbah serbuk gergaji, dimana serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi, oleh karena itu rantai pelepasan energi dimaksud diperpanjang dengan cara memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket arang. Gambar 1. Briket batubara b. Briket arang tempurung kelapa Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri dari lignin, selulosa, metoksil, dan berbagai mineral. Kandungan bahan-bahan tersebut beragam sesuai dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras disebabkan oleh silikat (SiO2) yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Gambar 2. Briket arang tempurung kelapa Arang tempurung kelapa adalah produk yang diperoleh dari pembakaran tidak sempurna terhadap tempurung kelapa. Sebagai bahan bakar, arang lebih menguntungkan disbanding kayu bakar. Arang memberikan kalor pembakaran yang lebih tinggi dan asap yang lebih sedikit. Arang dapat ditumbuk, kemudian ditempa menjadi briket dalam berbagai macam bentuk. Briket lebih praktis penggunaannya dibanding kayu bakar. c. Briket arang serbuk gergaji Briket arang serbuk gergaji adalah energi alternatif yang terbuat dari hasil Gambar 3. Briket arang serbuk gergaji Dengan penggunaan briket arang sebagai bahan bakar maka kita dapat menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan. Selain itu penggunaan briket arang dapat menghemat pengeluaran biaya. Dengan memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket arang maka akan meningkatkan pemanfaatan limbah hasil hutan sekaligus mengurangi pencemaran udara, karena selama ini serbuk gergaji kayu yang ada hanya dibakar begitu saja [1]. Metode Penelitan Perancangan ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu meliputi perancangan alat dan pembuatan alat. Adapun diagram alir perancangan ditunjukkan pada gambar. TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 27-250X Vol. 8 No. 2. 2019 137

Perancangan dan pembuatan Gambar. Diagram Alir Alat dan bahan Alat yang digunkan dalam proses pembuataan alat press briket adalah: Alat 1. Mesin las listrik Las listrik berfungsi untuk menyambungkan benda logam dengan jalan menggunakan las busur listrik yang di aruskan ke permukaan logam yang akan disambung. 2. Meteran Meteran digunakan untuk mengukur suatu rangka bangun. 3. Gerinda tangan Mesin gerinda tangan digunakan untuk memotong bahan material serta menghaluskan bagian pinggir bahan material yang sudah dipotong. Bahan Bahan yang digunakan pada pembuataan alat mesin press serbuk arang adalah: 1. Kompresor ukuran 1 hp (15 menit) 2. Selenoid Valve ukuran Ø 3 valve 3. Speed Control ukuran AS 201 ½ inchi. Actuator ukuran CP 665 N 50x100 5. Moulding ukuran 66 x 100 mm 6. Besi ukuran hollow 0x0x2mm [5]. Gambar 5. Perancangan Mesin Fres Mesin press briket serbuk arang tersebut digerakan Motor AC dengan daya 1 HP putaran 2850 rpm, dan kompresor sebagai wadah tekanan udara dan ditransfer oleh selenoid valve, speed control, actuator yang digunakan adalah 2 buah untuk mentransmisikan tekanan udara pada actuator direncanakan 6 bar maka dari itu digunakan speed control transfer untuk menekan moulding pada serbuk arang kayu. Cara kerja mesin Gambar 6. Urutan cara kerja mesin fres Cara kerja mesin press briket arang ini hampir sama dengan mesin press briket arang yang ada di pasaran. Pertama mesin disambungkan dengan sumber tengangan 220 Volt yang kemudian Motor AC berputar otomatis dan rice power tank penampung udara karena dihubungkan 138 TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 27-250X Vol. 8 No. 2. 2019

dengan menggunakan selenoid valve, speed control, dan actuator-nya [8]. Pengujian pengepresan serbuk kayu Gaya press briket adalah data yang harus diketahui untuk memulai perhitungan perancangan mesin press briket serbuk kayu arang. Dalam menyusun penelitian ini, peneliti menguji serbuk kayu yang kering sebagai bahan utamannya melakukan uji coba dengan beberapa kali percobaan menggunakan penumatik sebagai uji pengepresan tersebut, caranya serbuk kayu diberi perekat atau lem untuk merekat serbuk kayu tersebut berantakan dan pnemuatik diberi alat tambahan seperti tumbukan tersebut bisa utuh di dalam moulding. Pada regulator diatur tekanan angin sehingga penumatik bisa bergerak maju dan mundur [6]. Tabel 2. Hasil pengujian pengepresan serbuk kayu dengan sistem peneumatik Tekanan (bar) Jarak (cm) Hasil (cm) 1 100 21 6 100 50 Hasil dari percobaan terhadap pengepresan serbuk kayu di atas dari percobaan tersebut maka diambil tekanan sebesar 6 bar untuk mmenumbukkan 5 buah moulding dengan hasil penuh menjadi 50 % dari 100 cm sehingga gaya yang dibutuhkan adalah. Gaya pengepresan serbuk kayu: P = F A Dik: P = 6 bar = 600000 N/m 2 Diameter moulding = 66 mm = 0,066 m Pertama mencari A (luas penampang) A = π D2 3,1 x 0,066 2 m 2 A= 0,003196 m 2 Gaya pada piston pneumatik F= A.P F= 0,003196 m 2 x 600000 N/m 2 F = 2051,67 N = 2,052 kgf Perencanaan diameter silinder pneumatik Untuk mencari diameter silinder pneumatik minimal yang akan dibutuhkan, maka pada perencanaan awal diambil tekanan kerja dari sistem 6 kgf/m 2, dan gaya pembentukan embosing sebesar 2,052 kgf. Sedangkan untuk nilai µ diambil 0,85 (tenaga fluida pneumatik). Data ini kemudian dipakai dalam perencanaan silinder pneumatik untuk pengembosan. Diameter minimal dapat dicari dengan persamaan: F = D 2. π. p. μ Maka dari persamaan di atas dapat direncanakan piston sebagai berikut : F = 2,052 kgf p = 6 kgf/cm 2 μ = 0,85 F = D 2. π. ρ. μ 2,052 Kgf = D 2 3,1 2,052 Kgf. 6 kgf/cm 2. 0,85 D 2 =,0035 Kgf/cm 2 D 2 = 0,512 cm 2 D = 0,512 cm 2 D = 0,715 cm 71,5 mm Dari perencanaan di atas didapat diameter minimal silinder pneumatik sebesar 71,5 mm. Maka untuk perencanaan ini dipilih silinder dengan diameter 66 mm dengan double acting cylinder karena diperlukan gerakan maju mundur []. Gaya dorongan silinder Gaya dorongan silinder dapat diketahui sebagai berikut: F = D 2. π. p. μ Dengan data yang telah diketahui: D = 66 mm = 0,066 m d = 6 mm = 0,06 m p = 6 kgf/m 2 μ = 0,85 Maka, F 1 = π. D2. p.µ TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 27-250X Vol. 8 No. 2. 2019 139

F 1 = 3,1 (0,066 m) 2. 6 Kgf/m 2. 0,85 F 1 = 0,2080 Kgf Gaya tarikan silinder Gaya tarikan silinder dapat diketahui dengan menggunakan persamaan: F 2 = π ( D2 - d 2 ). ρ. µ F 2 = 3,1 ( 0,0662-0,06 2 ). 6 kgf/m 2. 0,85 F 2 = 3,1 (0,00356 m2 0,00096 m 2 ). 6 kgf/m 2. 0,85 F 2 = 0,0010091 kgf Perhitungan daya kompresor Diketahui udara = 3,252 ltr/mnt Tekanan pengukuran = 6 bar Efisiensi = 95 % P output = Q v x P e = 0,003252 m 3 /mnt x 600000 N/m 2 = 1,9512 Nm/s = 0,032 Nm/s 0,032 watt P motor = P output Ƞ = 0,032 0,95 = 0,033 watt Untuk pengaman diambil sebesar 1 HP pada daya kompresor. Perhitungan kecepetan silinder Pesarnya kecepatan silinder didapatkan dari percobaan saat silinder extand dengan menggunakan persamaan V = s t Keterangan, V = kecepatan piston (m/s) S = panjang stroke (m) t = waktu langkah (s) Dari data yang diketahui S = 100mm = 0.1 m 0,1m t = 3 s maka V = = 0,033 m/s Pemilihan kompresor Dari data tekanan dan kapasitas silinder di atas maka kompresor yang dipilih adalah tipe reciprocting compressor karena tipe ini sering digunakan pada sistem pneumatik dan memiliki tekanan stabil. Selain itu kompresor jenis ini mempunyai tekanan 3 yang rendah sampai tinggi perhitungan kapasitas kompresor: Tekanan operasi 6 bar = 6 kgf/cm 2 6 kgf/cm 2 x 1 cm 2 2,206 lbf 1 kgf = 13.2276 lbf/cm 2 x 0,155 In2 = 85,339 lbf/in2 Dari perhitungan di atas, diketahui kapasitas kompresor yang dibutuhkan sebesar 100 psi. Kapasitas udara Kapasitas udara dapat dihitung: Q = D 2. V. Cr = (0.066 m) 2. 0.033 m/s. 7,9 = 0,001136 m 3 /s Jadi data-data sebelumnya dimasukkan L total = 2 m Q = 0,001136 m 3 /s = 0,066 m maka didapatkan : p = 1,6 x 103 x Q 1,85 x L d 5 x p p = 1,6 x 103 x 0,001136 1,85 x 2 0,066 5 x 6.10 5 p = 0,0113997 0,751 p = 0,015173 Pa p = 1,517 bar Jadi, kerugian tekanan pada pipa sebesar 1,517 Bar Pencampuran bahan serbuk kayu dan oli Sebelum dilakukan pencampuran serbuk kayu dan oli terlebih dahulu mempersiapkan bahan serbuk kayu, oli bekas untuk merekat mempercetak bahan untuk pembuatan arang dari serbuk kayu, dengan ukuran pas antara pencampuran pada oli dengan serbuk kayu kasar. Dapat dilihat pada gambar berikut. (A) 10 TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 27-250X Vol. 8 No. 2. 2019

(B) Gambar 7. Bahan Yang Sudah Tercampur Oli Hasil uji produktivitas mesin press briket Hasil waktu yang diperoleh pada saat pengujian press briket dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil tekanan pada sistem pneumatik Tekanan (bar) Jarak (cm) Hasil (cm) 1 100 21 2 100 33 3 100 38 100 2 5 100 8 6 100 50 Dengan memberi tekanan 6 bar menghasilkan produk target yang direncanakan 5 moulding pada mesin press briket dari serbuk kayu tetapi hasil pada serbuk kayu pecah dan berantakan dikarenakan kurangnya perekat dan serbuk kayu harus lembut serta partikel yang kecil-kecil. Gambar 8. Hasil serbuk kayu berantakan Kesimpulan Berdasarkan rancang bangun mesin press briket dari bahan serbuk kayu sistem pneumatik menggunakan 5 tabung percetak maka dapat disimpulkan bahwa daya yang diperlukan untuk kompresor adalah 0,033 Watt dan untuk pengaman daya diambil sebesar 0,75 HP. Kebutuhan konsumsi udara yang dibutuhkan silinder dengan D = 66 mm dan panjang langkahnya 100 mm untuk mengerak maju dan mundur pneumatik sebesar 3,252 ltr/mnt dan untuk menekan pada mesin press briket menggunakan tekanan sebesar 6 bar. Hasil dari produksi yang diperoleh mesin press briket dengan metode pneumatik dapat dikatakan kurang baik dikarenakan tidak merata dalam pembentukan briket. Referensi [1]. Daud Patabang, 2012, Karakteristik termal briket arang sekam padi dengan variasi bahan perekat. [2]. Esposito, A. 2003, Fluid Power with Application, sixth edition, Prentice Hall International Inc, New Jersey 3. [3]. Himawanto, et al, 2015, Pengolahan Limbah Industri Aren Sebagai Bahan Bakar Alternatif: Karakteristik Pembakaran, Jurnal Ilmiah Enviro, Diterbitkan Maret 2016. []. Krist, Thomas. 1993, Dasar-dasar Pneumatik, Austria, Erlangga, Jakarta. [5]. Michael samuel. 2016, dengan judul Modifikasi alat pencetak briket arang dengan sistem press hidrolik menggunakan bahan baku limbah teh [6]. Muhammad Fajar Arfani, Lukman Adlin Harahap, Adian Rindang, 2015, dengan judul Rancang bangun alat pencetak briket arang berbahan dasar limbah teh. [7]. Majumdar, S.J (1995), Pneumatic System Principle and Maintenance, First Edition, McGraw Inc 2. [8]. Muhamad Andri Destrian. 2010. Prototipe Mesin Alur Kayu Berbasis Kendali Pneumatik. Skripsi Sarjana- 1, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 27-250X Vol. 8 No. 2. 2019 11

[9]. Roro Heni Hendaryati dkk, 2017, dengan judul Rancang bangun mesin briket skala rumah tangga, [10]. The Pneumatic Technical Centre (1991), Tenaga Fluida Pneumatik Pembelajaran Tingkat Menengah 12 TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 27-250X Vol. 8 No. 2. 2019