KODE ETIK PEMASOK 1. UPAH YANG DI BAYARKAN CUKUP UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP



dokumen-dokumen yang mirip
Kode Etik Pemasok. Pendahuluan

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan

Standar Kita. Pentland Brands plc

KODE ETIK PEMASOK. Etika Bisnis

COMPANY POLICY OF EMPLOYMENTS 2016

DRAF. Kode Etik Pemasok Takeda. Versi 1.0

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok

Stop Eksploitasi pada Pekerja kelapa sawit. Panduan untuk kebun

Pedoman Perilaku BSCI 1

Indorama Ventures Public Company Limited

Menghormati pekerja di seluruh dunia. 1.1 Tiada buruh paksa, terikat atau penjara paksaan.

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

HAK ANAK DALAM KETENAGAKERJAAN

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

2. Konsep dan prinsip

Konvensi ILO No. 189 & Rekomendasi No. 201

Thai Union Etika Bisnis dan Kode Perilaku Tenaga Kerja

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

KODE ETIK PEMASOK KODE ETIK PEMASOK

Kebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan

PEMASOK SANDVIK KODE ETIK

K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) PERTEMUAN 14

R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184)

KONVENSI DASAR ILO dan PENERAPANNYA DI INDONESIA

Situasi Global dan Nasional

Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

Tatakelakuan. Pembekal

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

Jika Anda diperlakukan secara tidak adil atau hak Anda dilanggar, hubungi nomor bebas pulsa berikut:

Decent Work Check Indonesia adalah produk dari WageIndicator.org dan

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. 1) Setiap bentuk usaha milik swasta yang memperkerjakan pekerjaan dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak.

Unilever. Secara Bertanggung Jawab. Kebijakan Penunjukan Pihak Luar. Menjalin kerja sama dengan para pemasok kami

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702]

Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN

KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN. 2.1 Kejujuran, integritas, dan keadilan

10. KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak.

Kode Etik Pemasok 1/11

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Periksa INDONESIA. 01/12 Kerja dan Upah. 02/12 Kondisi Pekerjaan. 04/12 Tanggung Jawab Keluarga PN YA TIDAK

Alasan 08/01/2015. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc. Undangundang. Keinginan karyawan. Keinginan perusahaan. Kontrak kerja berakhir

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (1)

HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IV) PERJANJIAN KERJA. copyright by Elok Hikmawati

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting

Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

Pedoman Perilaku Pemasok

SUB POKOK BAHASAN PENGERTIAN ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN PROSES PEMBERHENTIAN PASAL 153, UU PERBURUHAN NO

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis

Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika Perusahaan

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

Kesetaraan gender di tempat kerja: Persoalan dan strategi penting

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN

Prinsip Pertanggungjawaban Sosial Daimler

Standar Perilaku Supplier Accenture Standar Perilaku Supplier

Surat Perjanjian Kerja Sama Terkait Program Pemagangan Keterampilan Orang Asing (Contoh)

KONVENSI NOMOR 81 MENGENAI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

Pemerintah Harus Berhenti Mengabaikan atau Menyangkal Adanya Eksploitasi

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2)

PERATURAN PEMERINTAH NO. 01 TH 1985

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

Perselisihan dan Pemutusan. hubungan kerja. berhak memutuskannya dengan pemberitahuan pemutusan BAB 4

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja.

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

JURNAL HUKUM ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA LISAN ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA DI UD NABA JAYA SAMARINDA ABSTRAKSI

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

ITEM PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN. 3 EC 3 Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

BAB II MEKANISME KERJA LEMBUR DALAM HUKUM PERBURUHAN DI INDONESIA

KONVENSI MENGENAI KERJA PAKSA ATAU KERJA WAJIB

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja memiliki peranan penting sebagai tulang punggung. perusahaan, karena tanpa adanya tenaga kerja, perusahaan tidak dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

K81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Manusia menjadi penentu dan penggerak jalannya suatu

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

Undang-undang Diskriminasi Jenis Kelamin

DECENETWORKCHECK.ORG. Indonesia. 01/13 Kerja Dan Upah. 02/13 Kompensasi. 03/13 Cuti Tahunan dan Hari Libur. 04/13 Jaminan Kerja

Kode Etik Mitra. I. Pendahuluan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG PERLINDUNGAN UPAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

KODE ETIK PEMASOK Peraturan ini memberikan standard minimum yang bilamana mungkin, harus di lampaui oleh pemasok. Dalam penerapannya, para pemasok harus mengikuti hukum nasional dan hukum lainnya yang dapat di terapkan, dimana ketetapan-ketetapan hukum dan peraturan ini mengarah ke tujuan yang sama, yaitu untuk memperikan perlindungan yang sebesar-besarnya kepada karyawan. 1. UPAH YANG DI BAYARKAN CUKUP UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP 1.1 Upah dan tunjangan yang dibayarkan untuk standart kerja mingguan adalah pada/diatas batas upah terendah nasional yg di tetapkan oleh undang-undang atau batas tinggi rendahnya upah industry, yaitu yang manapun yang lebih tinggi. Dalam keadaan apapun, upah yang di bayarkan harus dapat memenuhi kebutuhan dasar karyawan dan memberikan penghasilan yang layak. 1.2 Seluruh karyawan, sebelum memasuki pekerjaan, diberi keterangan tertulis dan penjelasan yang dapat di mengerti tentang dasar dan

perhitungan upah mereka, serta potongan-potongan yang dikenakan. Dan setiap kali pembayaran upah, karyawan di beri keterangan secara tertulis tentang upah mereka untuk periode pembayaran bersangkutan. 1.3 Tidak ada pemotongan terhadap upah sebagai ukuran kedisiplinan ataupun pemotongan-pemotongan lainnya yang di buat tanpa pernyataan ijin tertulis dari karyawan yang bersangkutan, kecuali diperlukan secara hukum. 2. JAM KERJA TIDAK BERLEBIHAN 2.1 Lingkungan kerja harus sesuai dengan hukum nasional atau standart industry, yaitu yang manapun yang mampu memberikan perlindungan terbesar. Dalam kondisi apapun, karyawan tidak boleh dipaksa untuk bekerja lebih dari 48 jam per minggu secara rutin. 2.2 Kerja lembur adalah sukarela, tidak melebihi 12 jam per minggu dan karyawan tidak di tuntut secara rutin, dan selalu di bayar berdasarkan tarip premi. 2.3 Para karyawan diperbolehkan paling sedikit libur 1 hari secara rata-rata per minggu. 3. KONDISI KERJA YANG AMAN DAN HIGIENIS 3.1 Tersedianya lingkungan kerja yang aman dan higienis bagi para karyawan dengan mempertimbangkan bahaya khusus yang dapat ditimbulkan oleh pekerjaan tersebut. Adanya langkah-langkah yang

memadai untuk mencegah kecelakan kerja dan hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan cara meminimalkan sebab-sebab yang dapat menimbulkan bahaya dalam lingkungan kerja tersebut. 3.2 Pada saat penerimaan tenaga kerja, karyawan mendapatkan pelatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja, dan setelah itu pelatihan juga di berikan kepada para karyawan secara berkala. Disamping itu, pelatihan juga diberikan kepada karyawan yang di pindah tugaskan kebagian lain dengan potensi resiko yang berbeda. 3.3 Karyawan diberi kemudahan untuk menggunakan fasilitas toilet dan air minum yang bersih. Fasilitas untuk penyimpanan makanan juga harus higienis, jika ada. 3.4 Jika akomodasi disediakan, akomodasi tersebut harus bersih dan aman, serta memenuhu kebutuhan dasar karyawan. 3.5 Senior Manager bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan karyawan. 4. TIDAK MEMPERKERJAKAN ANAK-ANAK DIBAWAH UMUR 4.1 Tidak ada penerimaan buruh anak-anak. 4.2 Jika teridentifikasi adanya buruh anak-anak pada pemasok dan di daerah sekitarnya, pemasok akan memprakarsai atau berpartisipasi dalam suatu program untuk mengalihkan anak-anak yang terlibat dalam buruh anak-anak tersebut ke dalam pendidikan yang berkualitas sampai

mereka dewasa dan memenuhi umur. 4.3 Tidak ada satupun karyawan di bawah usia 18 tahun yang diperkerjakan pada malam hari ataupun dalam pekerjaan dengan kondisi beresiko bahaya. 4.4 Dalam peraturan ini, anak-anak adalah siapa saja di bawah usia 15 tahun, kecuali jika hukum setempat atau nasional menetapkan usia wajib sekolah atau batas minimum usia kerja yang lebih tinggi dari 15 tahun, maka dalam hal ini, usia yang lebih tinggi yang akan diterapkan. Buruh anak-anak berarti pekerjaan apa saja yang dilakukan oleh anakanak atau remaja, kecuali mereka yang dipertimbangkan dapat diterima sesuai dengan Convensi Usia Minimum Organisasi Buruh International (ILO) tahin 1973 (0138). 5. PEKERJAAN DIPILIH SECARA BEBAS 5.1 Tidak ada pemaksaan, pengikatan kerja atau buruh yang di tahan untuk bekerja secara paksa. 5.2 Karyawan tidak diharuskan menaruh uang tanggungan, surat-surat tanda pengenal atau pengalaman lainnya pada majikan dan karyawan bebas untuk meninggalkan pekerjaan mereka setelah pemberitahuan yang dapat diterima. 6. TIDAK ADA PRAKTEK DISKRIMINASI 6.1 Tidak ada diskriminasi dalam penerimaan tenaga kerja, upah,

kemudahan untuk latihan, kenaikan pangkat, pemutusan hubungan kerja atau pensiun, berdasakan pada ras, kasta, asal daerah, agama, usia, cacat tubuh, jenis kelamin, orientasi seksual, status perkawinan, keanggotaan serikat, afiliasi politik atau dasar lainnya yang tidak berhubungan dengan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan. 7. TIDAK ADA PERLAKUAN KASAR ATAU TIDAK MANUSIAWI 7.1 Kekerasan fisik dan sejenisnya, kekerasan verbal/lisan, ancaman kekerasan fisik, pelecehan seksual atau perlakuan kekerasan serta bentuk intimidasi lainnya tidak diperbolehkan dan tidak diterapkan. 8. KEBEBASAN DAN HAK UNTUK BERSERIKAT, BERKUMPUL DAN BERPENDAPAT 8.1 Seluruh karyawan mempunyai hak untuk membentuk serikat buruh atas pilihan mereka sendiri dan mengeluarkan pendapat bersama. Mereka juga mempunyai hak untuk memilih tidak bergabung dengan serikat buruh. 8.2 Pemasok mengambil sikap terbuka terhadap aktivitas serikat buruh dan cara penerimaan anggotanya. 8.3 Perwakilan karyawan tidak didiskriminasikan dan diijinkan memasuki area tempat kerja untuk menjalankan fungsi perwakilan terebut.

8.4 Jika hak-hak kebebasan berkumpul dan berpendapat bersama di larang secara hukum, maka perusahaan harus mendukung pengembangan cara bagi kebebasan karyawan untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat bersama. 9. TERSEDIANYA PEKERJAAN YANG TETAP 9.1 Sejauh mungkin, pekerjaan diselenggarakan berdasarkan hubungan kerja tetap yang di tetapkan melalui ketetapan dan hukum nasional. 9.2 Pemasok tidak mencoba untuk menghindari kewajiban normal mereka sebagai majikan terhadap pekerja berdasarkan hukum ketenagakerjaan dan peraturan jaminan social atau buruh dengan cara mengganti ketentuan hubungan kerja tersebut dengan aturan lainnya, misalnya: buruh kontrak, sub kontrak, bekerja di rumah, cara kerja magang yang secara nyata tidak bertujuan untuk memberi keterampilan atau perekrutan menjadi karyawan tetap, atau perpanjangan kontrak kerja yang melampaui batas.