BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan adalah keinginan setiap orang tua (Ummu Shofi, 2008 : 2006).



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resha Aprylet, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

JURNAL PENELITIAN. Oleh: SITI SUWAIBAH NPM

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini ialah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangann berpikir anak-anak usai Taman Kanak-Kanak atau

BAB I PENDAHULUAN. 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan serta dasar-dasar perilaku seseorang telah mulai terbentuk

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perkembangan adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Nurmalasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang berkembang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan golden age yaitu usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kaliwedi Kabupaten Cirebon dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak. Masa ini disebut sebagai the golden age, yaitu saat

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

Sylvi Dewajani SpringUP Education Consultant

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun.

BAB I PENDAHULUAN. anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pendidikan yang dilakukan pada anak sejak lahir hingga usia

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG HURUF VOKAL PADA ANAK TK KELOMPOK A DI PAUD KUNCUP MELATI TANGUNAN MOJOKERTO MENGGUNAKAN MEDIA DADU FLANEL

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

BAB 1 PENDAHULUAN. kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,1998).

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK HURUF TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Molly Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional berupaya terus menerus untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang RI Nomor 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Usia Anak UsiaDini

Jurnal Pesona PAUD Page 1

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki anak yang mudah dibimbing dan mudah mengerti segala hal yang diajarkan adalah keinginan setiap orang tua (Ummu Shofi, 2008 : 2006). Obsesi menjadikan anak pintar membaca dan menulis di usia sedini mungkin menjadikan keinginan yang begitu mendasar bagi orang tua. Oleh karena itu perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek terpenting yang tidak boleh luput dari perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya. Menurut Sofia Hartati (2005: 17) pembelajaran pada masa golden age merupakan wahana untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak guna mencapai tahapan sesuai dengan tugas perkembangannya. Aspek - aspek yang harus dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah pengembangan perilaku dengan pembiasaan meliputi sosial, emosi, kemandirian, nilai agama dan moral, serta pengembangan kemampuan dasar, yang meliputi pengembangan kognitif, seni, fisik motorik, dan bahasa. Salah satu bidang pengembangan dasar yang penting dikembangkan sejak dini adalah perkembangan bahasa. Kemampuan berbahasa anak merupakan hal penting karena dengan berbahasa anak akan mampu mengutarakan keinginannya dan dapat berkomunikasi dengan orang lain yang 1

2 ada di sekitarnya. Bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Dalam hidupnya (dalam keadaan sadar), manusia menggunakan bahasa untuk berfikir, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa sebagai alat penerus dan pengembang kebudayaan, selain itu bahasa juga mempunyai peran penting dalam mempersatukan anggotanya. Namun, kemampuan menggunakan bahasa itu tidaklah merupakan kemampuan yang sangat alamiah, seperti bernafas dan berjalan. Kemampuan itu tidak dibawa sejak lahir dan dikuasai dengan sendirinya, melainkan harus dipelajari.(tri Asmawulan, Junita Dwi Wardani 2012 : 87-88).. Kemampuan membaca ataupun menulis huruf, kata, maupun kalimat merupakan bagian dari berbahasa. Kemampuan berbahasa ini khususnya membaca permulaan akan tumbuh dan berkembang secara optimal jika distimulasi sejak usia dini. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip perkembangan belajar anak usia dini yaitu belajar melalui bermain. Membaca adalah suatu kegiatan fisik dan mental. Melalui membaca informasi dan pengetahuan yang berguna dalam kehidupan dapat diperoleh. Kebiasaan membaca yang baik harus dimulai sedini mungkin pada anak. Orang tua terutama ibu atau guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha-usaha pengembangan ini. Pengembangan kemampuan membaca harus dimulai dari rumah. Membaca bukan sekedar membaca sepintas saja tapi melibatkan pikiran untuk memaknainya. Membaca memerlukan proses

3 yang panjang, dari mulai mengenal symbol sampai memaknai tulisan (Tampubolon, 1993:41). Karena pada usia tersebut anak lebih mengekspresikan segala kegiatan dengan bermain. Maka tahap kemampuan membaca anak yang terjadi pada rentang usia 4-8 tahun juga dapat dikembangkan melalui suatu permainan. Dengan pendekatan bahasa, metode akan tercipta. Karena kemampuan anak dalam menguasai bahasa sangat terbatas, pendidik mempunyai peranan untuk memberikan stimulus (rangsangan) pada anak untuk mengenal huruf atau kata-kata. Mengingat kata adalah elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007). Chaplin (1985) mengutip beberapa program eksperimen membaca mutakhir menyatakan bahwa anak bisa mencapai reading readiness (kesiapan membaca) lebih awal, yaitu pada saat anak berusia 2-3 tahun. Hal inipun senada dengan teori Jean Piaget. Pada saat anak memasuki usia dua tahun atau stadium sensori motorik, anak mengalami peningkatan kognisi sangat pesat. Piaget kemudian membagi stadium ini menjadi 6 sub stadium. Pada sub stadium terakhir, menjelang usia 2 tahun, anak mulai memiliki kemampuan untuk memberi dan mengenal nama-nama benda. Kemampuan untuk menamakan merupakan bekal awal utuk membaca. Bila anak dapat memberi nama sebuah benda bulat yang dapat menggelinding dengan bola, maka

4 tidak mustahil bila melihat bentuk tertentu anak dapat menyebut namanya dengan a,i,u,e,o dan seterusnya. (Nurani Musta in, S.Psi, 2010 : 9) Leonhardt (Nurbiana Dhien 2008:5.4) mengungkapkan bahwa membaca permulaan sangatlah penting untuk distimulus bagi anak. Anak anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi. Kegemaran membaca harus dikembangkan sejak dini. Sejalan dengan pendapat ini Montessori dan Hainstock mengemukakan bahwa pada usia 4-5 tahun anak sudah bisa diajarkan membaca. Bahkan membaca merupakan permainan yang menyenangkan bagi anak usia ini. Oleh karena itu, berdasarkan pendapat di atas, kemampuan membaca sudah dapat dikembangkan di TK. Seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2003:25) salah satu aspek kemampuan yang harus dikembangkan anak TK adalah kemampuan membaca. Dengan dibiasakannya belajar membaca sejak dini, maka anak akan memperoleh informasi yang lebih banyak dari apa yang telah dibacanya. Berdasarkan praobservasi yang dilakukan di TK Dharma Wanita Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa kemampuan bahasa anak belum sesuai dengan perkembangan yang seharusnya. Dari jumlah 18 anak baru 4 anak yang memiliki kemampuan membaca dengan kriteria baik. Rendahnya kemampuan membaca permulaan anak disebabkan karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengembangkan bahasa, khususnya membaca permulaan, kurang bervariasi. Selain itu media yang digunakan belum dapat menarik perhatian anak, media

5 yang digunakan kurang dikembangkan, pengelolaan kelas pada saat pembelajara kurang baik, kurangnya kesiapan anak dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas. Hal tersebut terlihat saat pembelajaran membaca gambar sederhana, media yang digunakan tidak berwarna, yaitu guru menggambar di papan tulis, dan memberi keterangan gambar dengan tulisan di samping gambar, saat guru menggambar anak ribut sendiri. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk menarik perhatian anak untuk belajar membaca adalah dengan menggunakan media kartu kata bergambar. Media kartu kata bergambar adalah media visual yang efektif untuk menyajika pesan-pesan tertentu pada sasaran tertentu pula. Media kartu kata gambar ini mudah untuk dibuat sendiri oleh guru sehingga tidak mengeluarkan biaya yang banyak dalam pembuatannya. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah, dengan demikian dapat dipakai berkali-kali. Selain itu, warna-warna yang menarik pada kartu kata bergambar dapat memusatkan perhatian siswa pada materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, misalnya dalam menyebutkan fonem yang sama. Dengan melihat kelebihan yang dimiliki oleh kartu kata bergambar, maka media ini tepat untuk menstimulus kemampuan membaca permulaan pada anak, terutama pada anak TK Kelompok B, sehingga diharapkan anak akan lebih tertarik untuk belajar dan memudahkan anak dalam belajar membaca. Dengan media kartu kata bergambar anak dapat melihat bermacammacam gambar, selain itu dari kartu kata bergambar anak dapat berlatih

6 membaca meskipun yang dilakukan adalah membaca permulaan yaitu membaca gambar yang dilihatnya. Kartu kata bergambar ini akan memudahkan anak untuk mengingat informasi yang telah disampaikan oleh guru serta dapat menambah pula perbendaharaan kata anak. B. Pembatasan Masalah Dari latar belakang masalah yang ada maka penulis membatasi penelitian ini pada Pengembangan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Kata Bergambar Pada Anak Kelompok B TK Dharma Wanita Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/ 2014. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah: Apakah Pembelajaran Dengan Menggunakan Permaianan Media Kartu Kata Bergambar Dapat Mengembangkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak Kelompok B TK Dharma Wanita Kedungpilang Wonosegoro Boyolali Tahun Pelajaran 2013/ 2014?. D. Tujuan Penelitian a) Tujuan Umum Untuk mengembangkan kemampuan membaca permulaan anak Kelompok B melalui pembelajaran bermain dengan media kartu kata dan kartu gambar.

7 b) Tujuan khusus Untuk Mengembangkan kemampuan membaca permulaan bagi siswa Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Kedungpilang Kelompok B melalui permainan kartu kata bergambar Tahun Pelajaran 2013 / 2014. E. Manfaat Penelitian a) Manfaat teoritis Menambah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan pada anak usia dini, terutama dalam aspek bahasa. b) Manfaat Praktis 1. Bagi guru Melalui penelitian ini Guru diharapkan dapat mengetahui strategi pembelajaran yang efektif, juga memperluas pengetahuan tentang dunia pendidikan anak usia dini, khususnya tentang media kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak usia Taman Kanak-Kanak. 2. Bagi Siswa Dapat meningkatkan minat belajar anak dalam menstimulus kemampuan membacanya. 3. Bagi Sekolah Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam kajian pengembangan serta peningkatan kemampuan membaca anak, menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran, serta meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.