FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS MINASA UPA KOTA MAKASSAR TAHUN 2013



dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTARA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

HUBUNGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PUSKESMAS TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL TERHADAP PEMANFAATAN ANC DI PUSKESMAS MAMAJANG KOTA MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUNGKAIT KABUPATEN MAMUJU

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

PENDAHULUAN Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280 sampai 300 hari atau 39

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MUTU PELAYANAN ANTENATAL DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE (K1-K4) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAMASA

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL

)

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

DETERMINAN PERENCANAAN PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI DAERAH PERDESAAN KABUPATEN TORAJA UTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MUTU PELAYANAN ANTENATAL DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR TAHUN 2013

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

PROMOSI KESEHATAN DENGAN BUKU KIA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN ANTE NATAL CARE DI PUSKESMAS CEPER KLATEN TAHUN 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT BERSALIN PADA IBU HAMIL (Studi Kasus di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang)

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

FAKTOR DETERMINAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMPANG KECAMATAN PANAKUKANG KOTA MAKASSAR TAHUN 2013

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Hubungan Persepsi Ibu Tentang Sarana Pelayanan KIA... (Cahya Tri P, Rizki Anna L) Cahya Tri Purnami *), Rizki Anna L **) *)

DETERMINAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN IBU NIFAS DALAM MELAKUKAN PERAWATAN TALI PUSAT BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWALO TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM KUNJUNGAN K4 PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SYAMTALIRA BAYU KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PONED OLEH IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJAR 2 KOTA BANJAR

PENGARUH PENYULUHAN PREEKLAMSIA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL RESIKO TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

Determinan Kunjungan K4 pada Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang. Susi Irianti *

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) K1 IBU HAMIL sdi KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

Gambaran Pemanfaatan Pelayanan Kunjungan Neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Balangnipa Tahun 2015

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENCAPAIAN K4 DI DESA SUMBEREJO WONOAYU SIDOARJO

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANC DI KLINIK DINA BROMO UJUNG LINGKUNGAN XX MEDAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Universitas Lampung

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAKALE

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN KOTA PADANG TAHUN 2012

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

OLEH : ANGGIT PRAMANA

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN PERSALINAN DI PUSKESMAS LEMPO TORAJA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

PERILAKU IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) K1 IBU HAMIL DI KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

Transkripsi:

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS MINASA UPA KOTA MAKASSAR TAHUN 2013 Factors Related to the Utilization of Antenatal Care at Public Health Center of Minasa Upa Makassar 2013 Nur Inayah Rauf 1, Muh. Yusran Amir 1, Balqis 1 1 Bagian AKK, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNHAS, Makassar (Nurinayahrauf@yahoo.co.id/0134071) ABSTRAK Angka Kematian Ibu (AKI) masih menjadi masalah utama dalam bidang kesehatan terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Upaya yang dilakukan untuk menekan AKI seperti program Making Pregnancy Safer (MPS)yang merupakan komponen dari prakarsa Safe Motherhood. Salah satu pilarnya adalah pelayanan Antenatal Care (ANC).Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan paritas, pengetahuan, keterjangkauan, dukungan keluarga, dan sikap petugas dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di Puskesmas Minasa Upa.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional study.populasi dan sampel penelitian ini adalah ibu hamil trimester 3 sebanyak 67 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan cara Exhaustive sampling.hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel paritas (p=0.1), pengetahuan (p=0.004 dan φ = 0.36), keterjangkauan (p=0.014 dan φ = 0.336), dukungan keluarga (p=0.006 dan φ = 0.361), dan sikap petugas (p=0.001 dan φ = 0.432) berhubungan dengan pemanfaatan antenatal care.dari 5 variabel yang diteliti terdapat 4 variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan ANC yaitu pengetahuan, keterjangkauan, dukungan keluarga, dan sikap petugas.sedangkan paritas tidak berhubungan pemanfaatan ANC. Saran untuk Puskesmas Minasa Upa adalah agar meningkatkan pemberian informasi tentang pelayanan antenatal kepada ibu hamil dan keluarganya. Kata Kunci :Paritas, Pengetahuan, Keterjangkauan, Dukungan Keluarga, Sikap Petugas ABSTRACT Maternal Mortality Rate (MMR) is still a major problem in the health sector, especially in developing countries,including Indonesia. An attempt to suppress it by programs Making Pregnancy Safer (MPS), which is a component of Safe Motherhood. One of that service pilar is Antenatal Care (ANC).The purpose of this research is identify associated between parity, knowledge, affordability, family support, and staff attitude of health personnel with the antenatal care service utilization in Minasa Upa Health Center. This research is an observational study with cross-sectional approach. The sample is pregnant woman with third trimester totaling 67 people by way of exhaustive sampling. Data analysis using the chi square and fisher exact test.the results of this study indicate that the variable parity (p =0.1), knowledge (p =0.004 and φ=0.36), affordability (p =0.014 and φ=0336), family support (p =0.006 and φ=0361), and attitude of health personnel (p = 0.001 and φ=0.432) in relation to the utilization of ANC.From 5 variables studied, showed that 4 variables related to utilization of ANC, Those are knowledge, affordability, family support, and attitude of health personnel. While parity is not related to ANC service utilization.it is recommended to the health center in order to improve counseling and provide information about ANC not only for pregnant women but also to her family. Keywords: Knowledge, Affordability, Family Support, Attitude of HealthPersonnel 1

PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan.menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2002 AKI Indonesia sebesar 307/.000 KH.Pada tahun 2007 AKI 22/.000 KH dan target yang harus dicapai pada tahu 2015 yaitu 102/.000 KHbila dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, angka kematian ini merupakan yang tertinggi diantara Negara-negara ASEAN (Depkes RI, 2004). Angka Kematian Ibu di Sulawesi Selatan pada tahun 2006 sebanyak 133 orang per.000 KH, pada tahun 2007 sebanyak 143 orang per.000 KH sedangkan pada tahun 200 sebanyak 121 orang per.000 KH dan pada tahun 2009 menjadi 11 orang per.000 per KH (Dinas Kesehatan Sul-Sel, 2009). Adapun upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan AKI yaitu WHO tahun 1999 memprakarsai program Making Pregnancy Safer (MPS) yang merupakan komponen dari prakarsa Safe Motherhood yang dicanangkan pada tahun 197 dimana antenatal adalah salah satu pilarnya. Penyebab langsung kematian ibu umumnya adalah trias pendarahan-infeksieklamsia.bila ditelusuri lebih lanjut, penyebab langsung itu ternyata bertumpu pada rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil, akibat masih ditemuinya hambatan informasi, hambatan sosial budaya, hambatan ekonomi, dan hambatan geografis dalam menjaga kesehatan ibu hamil. Namun apabila ibu memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas, komplikasi dapat lebih dini diketahui sehingga akan segera memperoleh penanganan dan pelayanan rujukan yang efektif (Pedoman Pelayanan Antenatal, 2007). Keteraturan kunjungan antenatal dapat ditinjau dari cakupan pelayanan antenatal.di Kota Makassartarget renstra pada tahun 2014 cakupan K4 adalah 95% pada tahun 2009 cakupan K4 sebesar 6,22%, meningkat menjadi 94,91% pada tahun 2010, dan pada tahun 2011 terjadi sedikit penurunan menjadi 94,53% (Dinas Kesehatan Kota Makassar, 2011). Di Puskesmas Minasa Upa cakupan K1 dan K4 belum mencapai target nasional yaitu 95%. Pada tahun 2010 cakupan K1 sebesar 96,% dan K4 sebesar 6,3%. Pada tahun 2011 cakupan K1 sebesar 6,9% dan K4 sebesar 3% dan pada tahun 2012 cakupan K1 sebesar 92,7% sedangkan K4 sebesar 6,9% (Puskesmas Minasa Upa, 2012). Penurunan cakupan antenatal tahun 2010 sebesar 10,5%, tahun 2011 sebesar 3,9%, dan tahun 2012 sebesar 5,%. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2010 kemudian 2012 dan 2011.Data tersebut menunjukkan bahwa cakupan K4 selalu lebih rendah daripada K1, hal ini berarti ada ibu hamil yang drop out atau tidak melanjutkan pemeriksaan kehamilan. 2

Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil pada dasarnya merupakan manifestasi dari salah satu bentuk perilaku dibidang kesehatan dalam upaya mencegah dan menanggulangi adanya penyakit atau gangguan yang dapat membahayakan kesehatan (Murniati, 2007).Lawrence Green menganalisis perilaku perilaku manusia dari tingkat kesehatan.kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non-behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan dari 3 faktor yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor-faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors) (Notoatmodjo, 2010).Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal. BAHAN DAN METODE Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2013.Penelitian dilakukan di Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar.Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester 3 sebanyak 67 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan caraexhaustive Sampling. Data diolah dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi disrtai dengan narasi. Analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diteliti menggunakan uji chi-square dan fisher exact test dengan nilai α = 0.05 HASIL Karakteristik Responden Tabel 1 menunjukkan distribusi responden berdasarkan kategori umur paling banyak berada pada umur 20-35 tahun sebanyak 54 orang (0.6%). Berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah kategori SMA yaitu 36 orang (53.7%) dan untuk distribusi responden berdasarkan pekerjaan yang paling banyak adalah Tidak bekerja/irtyaitu 47 orang (70.1%). Analisis Univariat Tabel 2 menunjukkan bahwa pada variabel pemanfaatan pelayanan antenatal care sebanyak 4 orang (71.6%) yang memanfaatkan dan 19 orang (2.4%) yang kurang memanfaatkan. Untuk variabel paritas sebanyak orang (11.9%) ibu dengan paritas tinggi dan 59 orang (.1%) dengan paritas rendah. Untuk variabel pengetahuan terdapat 47 orang (70.1 %) ibu dengan pengetahuan cukup dan 20 orang (29.9%) ibu dengan pengetahuan 3

kurang. Untuk variabel keterjangkauan terdapat 45 orang (67.2 %) ibu dengan keterjangkauan cukup dan 22 orang (32.%) ibu dengan keterjangkauan kurang. Untuk variabel dukungan keluarga terdapat 54 orang (0.6 %) ibu dengan dukungan keluarga cukup dan 13 orang (19.4%) ibu dengan pengetahuan kurang dan untuk variabel sikap petugas terdapat 5 orang (6.6 %) ibu dengan yang berpendapat sikap petugas cukup dan 9 orang (13.4%) ibu yang berpendapat sikap petugas kurang. Analisis Bivariat Paritas Hasil uji statistik dengan menggunakan fisher exact testdiperoleh nilai p = 0.1 karena nilai p > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak ada hubungan antara paritas dengan pemanfaatan pelayanan antenatal cere oleh ibu hamil. Pengetahuan Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-squarediperoleh nilai p = 0.004 karena p>0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Nilai kekuatan hubungan (φ) = 0.36 berarti hubungan rendah. Hal ini berarti semakin tinggi pengetahuan ibu hamil tentang pelayanan antenatal care maka semakin tinggi tingka pemanfaatan pelayanan antenatal care. Keterjangkauan Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-squarediperoleh nilai p = 0.014 karena p>0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada hubungan antara keterjangkauan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Nilai kekuatan hubungan φ = 0.336 berarti hubungan rendah. Hal ini berarti semakin terjangkau pelayanan antenatal care di Puskesmas maka semakin tinggi tingkat pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh ibu hamil. Dukungan Keluarga Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-squarediperoleh nilai p = 0.006 karena p>0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Nilai kekuatan hubungan φ = 0.361 berarti hubungan rendah. Hal ini berarti semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi tingkat pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh ibu hamil. Sikap Petugas Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-squarediperoleh nilai p = 0.001 karena p>0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada hubungan antara sikap petugas dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Nilai kekuatan hubungan φ = 0.432 berarti hubungan 4

sedang. Hal ini berarti semakin baik pelayanan yang diberikan oleh petugas maka semakin tinggi tingkat pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh ibu hamil. PEMBAHASAN Hubungan Paritas dengan Pemanfaatan Antenatal Care Paritas merupakan jumlah anak yang dilahirkan oleh ibu baik dalam keadaan hidup maupun mati.paritas seorang ibu yang tergolong tidak aman untuk hamil dan melahirkan adalah pada kehamilan pertama dan paritas tinggi (lebih dari 3).Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara paritas dengan pemanfaatan pelayanan anenatal care di Puskesmas Minasa Upa.Hal ini disebabkan karena proporsi ibu hamil yang memanfaatkan pelayanan antenatal dengan paritas tinggi (75.0%) tidak jauh berbeda dengan ibu hamil dengan paritas rendah (71.2%).Begitu pun proporsi ibu hamil yang kurang memanfaatkan pelayanan antenatal care dengan paritas tinggi (25.0%) tidak jauh berbeda dengan ibu hamil dengan paritas rendah (2.%). Ibu hamil yang memanfaatkan pelayanan antenatal care dengan paritas tinggi mengatakan bahwa terdapat risiko pada kehamilan sebelumnya sehingga merasa perlu untuk memeriksakan kehamilan secara teratur dan ibu yang memanfaatkan pelayanan antenatal dengan paritas rendah merasa perlu untuk memeriksakan kehamilan secara teratur karena belum memiliki pengalaman tentang kehamilan. Sedangkan ibu hamil yang kurang memanfaatkan pelayanan antenatal dengan paritas tinggi merasa telah memiliki pengalaman pada kehamilan sebelumnya sehingga merasa tidak perlu sering memeriksakan kehamilan dan ibu dengan paritas rendah yang kurang memanfaatkan pelayanan antenatal care mengatakan bahwa ia terlambat mengetahui tentang kehamilannya sehingga tidak memeriksakan kehamilan pada trimester I. Sejalan dengan hasil penelitian Murniati (2009) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan pemanfaatan pelayanan antenatal di Kabupaten Aceh Tenggara. Hubungan Pengetahuan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang pelayanan antenatal care dengan tingkat pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan kekuatan hubungan lemah.pengetahuan memberikan kontribusi sebesar 3% terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal. 5

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibanding yang tidak didasari oleh pengetahuan.pengetahuan akan memberikan kemampuan seseorang untuk mengingat pengertian, tujuan, dan manfaat pemeriksaan kehamilan.berarti semakin tinggi pengetahuan ibu hamil tentang pelayanan antenatal maka semakin tinggi tingkat pemanfaatan pelayanan atenatal care.hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriani Sarpania Rasing (2012) di Puskesmas Kondoran, Tana Toraja yang manyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan pelayanan antenatal. Hubungan Keterjangkauan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Keterjangkauan atau akses adalah layanan kesehatan itu harus dapat dicapai oleh masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, organisasi, dan bahasa (Pohan, 2002). Keterjangkauan atau akses ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan antenatal dalam penelitian ini mencakup akses geografis Akses geografis diukur dengan jarak, lama perjalanan, biaya perjalanan, jenis transportasi untuk mendapatkan layanan kesehatan dan akses ekonomi Akses ekonomi berkaitan dengan kemampuan membayar biaya layanan kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keterjangkauan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care.ibu hamil yang memanfaatkan pelayanan antenatal mengatakan bahwa mereka dapat dengan mudah mengakses pelayanan antenatal, jarak antara rumah dengan puskesmas dekat dan dapat diakses dengan berjalan kaki.apabila jarak antara rumah dengan puskesmas cukup jauh ibu menggunakan sarana transportasi mudah didapatkan dengan biaya terjangkau dan tidak menghabiskan waktu perjalanan lama.selain itu, ibu hamil juga diantar oleh suami untuk memeriksakan kehamilannya. Ibu hamil yang kurang memanfaatkan pelayanan antenatal mengatakan bahwa rumah mereka jauh dari puskesmas selain itu, sulit menemukan sarana transportasi umum serta menghabiskan waktu yang lama untuk perjalanan sehingga untuk memeriksakan kehamilan mereka menggunakan jasa bidan praktek yang lebih dekat dari rumah mereka.sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hasil penelitian Rahma Erlina (2013) di Puskesmas Rawat Inap Panjang Bandar Lampung menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keterjangkauan dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Peran keluarga dalam pelayanan antenatal sangat penting, keluarga sebagai orangorang yang paling dekat dengan ibu hamil yang harus memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya serta mendukung ibu hamil baik secara moril maupun materil 6

sehingga ibu dapat melalui kehamilannya dengan baik.hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh ibu hamil dengan kekuatan hubungan lemah.dukungan keluarga berkontribusi sebesar 36% terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care. Dukungan keluarga terhadap ibu hamil ditunjukkan dengan selalu mengingatkan jadwal pemeriksaan kehamilan, mengantar ibu untuk memeriksakan kandungannya, mengingatkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi dan tablet Fe, serta menyiapkan biaya bagi ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nafisa Halim (2010) tentang demand pelayanan antenatal untuk kesehatan anak di Nepal menunjukkan bahwa dukungan keluarga terutama suami merupakan faktor yang mempengaruhi ibu hamil untuk memanfaatkan pelayanan antenatal care. Hubungan Sikap Petugas dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Sikap adalah cara seseorang merespon fenomena atau kejadian dilingkungannya. Menurut teori L.D. Brown sikap petugas meliputitanggap terhadap keluhan, memberi kesempatan bertanya, informasi jelas dan mudah dimengerti, dokter dan perawat mau mendengar keluhan, suka membentu, peduli, ramah, menghargai pasien (Pohan, 2002).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara sikap petugas dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan kekuatan hubungan sedang. Sikap petugas berkontribusi sebesar Sikap petugas akan membentuk persepsi ibu hamil tentang pelayanan antenatal. Petugas yang memberikan kesan yang baik terhadap ibu hamil serta menunjukkan kemampuan, ketelitian, keterampilan dalam mengatasi kesulitan yang dialami pasien dengan cepat sesuai dengan tuntunan akan membuat ibu hamil merasa percaya diri untuk memeriksakan kesehatan dan puas dengan pelayanan yang diberikan. Hal ini akan berdampak pada keinginan ibu untuk melanjutkan pemeriksaan kehamilan di pelayanan kesehatan tersebut. Menurut Lawrence Green terdapat 3 faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu faktor presdisposisi (Predisposing factor), faktor pemungkin (Enabling factor), dan faktor penguat (Reinforcing factor) (Notoatmodjo, 2010).Sikap petugas termasuk dalam faktor penguat yang menyebabkan ibu hamil mau memanfaatkan pelayanan antenatal di pelayanan kesehatan.sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lieu Thi Thuy Trinh (2007) di di tiga daerah pedesaan di Vietnam menunjukkan bahwa pelayanan 7

antenatal yang didapatkan saat kontak pertama dengan petugas kesehatan yang paling berpengaruh terhadap kelanjutan kunjungan ANC dan pemanfaatan ANC secara keseluruhan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar Tahun 2013, faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care adalah pengetahuan, keterjangkauan, dukungan keluarga, dan sikap petugas.sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care adalah paritas. SARAN Disarankan kepada pihak Puskesmas Minasa Upa agar pemberian informasi tentang antenatal care dan kehamilan lebih ditingkatkan pada temu wicara (konseling).selain itu, petugas KIA juga perlu menghimbau keluarga ibu hamil untuk lebih memotivasi ibu hamil memeriksakan kandungannya di Pukesmas. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2004. Data Standar Pelayanan Minimal Provinsi menurut Kabupaten. Jakarta. Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan.Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2009.Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Dinas Kesehatan Makassar. Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011. Erlina, Rahma dkk, 2013.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Rawat Inap Panjang Bandar Lampung.Jurnal.Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.Lampung. Indriani, Sarpania Rasing. 2012. Habungan Faktor Predisposisi dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal oleh Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Kondoran Tana Toraja.Skripsi (Tidak diterbitkan).fkm. Universitas Hasanuddin Lieu Thi Thuy Trinh, et al. 2007. Determinants of Antenatal Care Utilization in Three Rural Area of Vietnam. Journal Public Health Nursing. Volume 24, issue 4, pages 300-310. Abstract. Online (http://onlinelibrary.wiley.com) diakses 30 Mei 2013 Murniati. 2007. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil di Kabupaten Aceh Tenggara. Tesis Program Pasca Sarjana USU. Medan. Online (http://id.pdfsb.com/) Diakses 14 Maret 2013 Nafisa Halim, et al. 2010. Healthy Mother, Healthy Children: Does Maternal Demand for Antenatal Care Matter for Child Health in Nepal?.Journal Health Policy and Planning.Online (http://heapol.oxfordjournals.org). Diakses 30 Mei 2013

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Pedoman Pelayanan Antenatal 2007. Direktorat Jenderak Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Pohan, Imbalo S. 2002. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Puskesmas Minasa Upa. 2012. Laporan Tahunan Puskesmas Minasa Upa 2012 9

LAMPIRAN Tabel 1.Distribusi Karakteristik Responden di Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar Tahun 2013 Karakteristik Responden n % Umur <20 Tahun 20-35 Tahun >35 Tahun Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan Tidak bekerja/irt Pedagang/Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pegawai swasta Lainnya 3 54 10 4 5 36 22 47 5 7 5 3 4.5 0.6 14.9 6.0 7.5 53.7 32. 70.1 7.5 10.4 7.5 4.5 Total 67 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 2.Hubungan Variabel Penelitian dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar Tahun 2013 Variabel Penelitian n % Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Memanfaatkan Memanfaatkan Paritas Tinggi Rendah Pengetahuan Keterjangkauan Dukungan Keluarga Sikap Petugas 4 19 59 47 20 45 22 54 13 71.6 2.4 11.9.1 70.1 29.9 67.2 32. 0.6 19.4 5 9 6.6 13.4 Total 67 Sumber : Data Primer, 2013 10

Tabel 3.Hubungan Variabel Penelitian dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar Tahun 2013 Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Jumlah Variabel Penelitian Hasil Uji Memanfaatkan Memanfaatkan n % n % n % Paritas Tinggi Rendah Pengetahuan Keterjangkauan Dukungan Keluarga Sikap Petugas 6 42 39 9 37 11 43 5 75 71.2 3 45 2.2 50 79.6 3.5 2 17 11 11 11 25 2. 17 55 17. 50 20.4 61.5 59 47 20 45 22 54 13 46 2 79.3 22.2 12 7 20.7 77. 5 9 Total 67 Sumber : Data Primer, 2013 p = 0.1 p = 0.004 φ = 0.36 p = 0.014 φ = 0.336 p = 0.006 φ = 0.361 p = 0.001 φ = 0.432 11