ANALISIS BIAYA KUALITAS LINGKUNGAN (STUDI PADA UNIT PAPERMILL DI PT PURA BARUTAMA) Alberta Vinanci Rahardjo. Pembimbing: HY.



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebab itu perusahaan akan terus berusaha agar dapat melakukan kegiatan produksi

ANALISIS BIAYA KUALITAS LINGKUNGAN (Studi Pada Unit Papermill di PT Barutama)

BAB II BIAYA KUALITAS LINGKUNGAN. Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling di mana organisasi

BAB II BIAYA LINGKUNGAN: PENGUKURAN DAN PELAPORAN. tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang

BAB II BIAYA LINGKUNGAN: PENGUKURAN DAN PELAPORANNYA. Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling dimana

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

9 - Manajemen Kos/Biaya Lingkungan

ANALISIS BIAYA LINGKUNGAN PADA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Genzha Barcelona Estianto H. Andre Purwanugraha

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan dalam jumlak konteks yang berbeda seperti: akuntansi keuangan dan pelaporan.

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan

PENGELOLAAN BIAYA LINGKUNGAN DALAM UPAYA MINIMALISASI LIMBAH PT WONOSARI JAYA SURABAYA. Erfinsya Christianti Moedjanarko

BAB II BIAYA LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992

Environmental Accounting : an overview

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH (PG DJATIROTO)

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pengelolaan lingkungan hidup sehubungan dengan. dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.

PELAPORAN BIAYA LINGKUNGAN DAN PENILAIAN KINERJA LINGKUNGAN (Studi Kasus Pada PT Tangjungenim Lestari Pulp and Paper)

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan menjadi semakin menarik seiring dengan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Environmental Cost Accounting Pada PG. Modjopanggoong di Kabupaten Tulungagung

BAB I PENGUKURAN DAN PELAPORAN BIAYA LINGKUNGAN PADA PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berjuang untuk mencapai ecoefficiency yang maksimal,

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PENGALOKASIAN BIAYA LINGKUNGAN PADA PT ASPEX KUMBONG

EFEKTIVITAS BIAYA LINGKUNGAN DALAM UPAYA MEMINIMALKAN PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi pada PG Gempolkrep Mojokerto Periode )

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

BAB II AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN

EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT INDUSTRI. ( STtTDI KASUS : KABUPATEN DT.II BANDUNG ) OLIVIA.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 02 TAHUN 2008 TENTANG PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

TABEL 4-3. MATRIKS RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan baik

PENINGKATAN EFISIENSI PERUSAHAAN MELALUI KONSEP NON PRODUK OUTPUT (NPO) SEBAGAI BAGIAN INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN

BAB II BIAYA LINGKUNGAN: PENGUKURAN DAN PELAPORANNYA. tumbuh, dimana meliputi unsur-unsur penting seperti tanah, air dan udara.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun

PENGUKURAN DAN PELAPORAN BIAYA LINGKUNGAN PADA PERUSAHAAN BATIK PLENTONG YOGYAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN Akhir-akhir ini masalah lingkungan semakin menarik untuk dipelajari seiring meningkatnya keterkaitan antara aktivitas bisnis dengan

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN

I. PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak diperlukan lagi. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dalam upaya

terutama mengenai alokasi biaya lingkungan. Akuntansi lingkungan menunjukkan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 02 TAHUN 2008 TENTANG PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 101 /KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN KAROSERI BAK TRUK

BAB II PENGUKURAN DAN PELAPORAN BIAYA LINGKUNGAN

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir

EFEKTIVITAS PENERAPAN BIAYA LINGKUNGAN DALAM UPAYA MEMINIMALKAN DAMPAK LINGKUNGAN (Studi pada PT. EMDEKI UTAMA)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 515 TAHUN : 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN LIMBAH

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

Penerapan Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada Catering ABC

BAB I PENDAHULUAN. adalah mendapatkan laba atau keuntungan sebanyak-banyaknya (profit oriented).

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang baik dapat terwujud apabila komponen-komponen di dalamnya

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perhatian terhadap dunia sudah mulai meningkat, tetapi kerusakan

UNIVERSITAS GADJAH MADA PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH TIMAH

KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menunjukkan persaingan yang

RENCANA STRATEGIS KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MOJOKERTO TAHUN

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 129 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU EMISI USAHA DAN ATAU KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI

BAB II KERANGKA TEORI. adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikroorganisme.

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

PROSEDUR PENANGANAN CECERAN & TUMPAHAN

ANALISIS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPERTAHANKAN ATAU MENGHENTIKAN SEGMEN PERUSAHAAN PADA CV. PODO KUMPUL

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DALAM LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih

DASAR HUKUM PENGELOLAAN LIMBAH B3

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (SPPL)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB I PENDAHULUAN. warming, eco efficiency, dan kegiatan industri yang memberi dampak langsung

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Menurut isi dari Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun tentang Perindustrian, Industri adalah :

: Pedoman Pembentukan Kelembagaan Lingkungan Hidup Daerah. KRITERIA FAKTOR TEKNIS BIDANG PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN. 40 Skor 70 Skor 100 Skor

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 113 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BATU BARA

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang sesuai demi tercapainya going concern perusahaan serta sustainable

BAB V PEMBAHASAN. Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto

PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR, SUMBER AIR DAN BADAN AIR

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: PENERAPAN GREEN PRODUCTIVITY UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN DI PABRIK GULA SRAGI

STANDARD OPERATING PROCEDURE. Sampah Padat Perumahan

Lampiran 1. Lembar Observasi dan Wawancara. Pedoman Obeservasi. Gambaran pengelolaan Limbah Cair rumah sakit X kota Medan tahun 2016

Transkripsi:

ANALISIS BIAYA KUALITAS LINGKUNGAN (STUDI PADA UNIT PAPERMILL DI PT PURA BARUTAMA) Alberta Vinanci Rahardjo Pembimbing: HY. Sri Widodo Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jalan Babarsari 43-44, Yogyakarta Abstrak Biaya lingkungan disebut juga dengan biaya kualitas lingkungan. Biaya kualitas lingkungan ini sama hal nya dengan biaya kualitas, sehingga biaya kualitas lingkungan dapat dikelompokkan menjadi: biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention costs), biaya deteksi lingkungan (environmental detection costs), biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal failure costs), dan biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental external failure costs). Penelitian ini dilakukan pada Unit Papermill di PT Pura Barutama yang berlokasi di Kudus dengan metode observasi dengan melihat langsung pengelolaan limbah di Unit Papermill, metode wawancara sebagai konfirmasi dari staff yang terkait, dan metode dokumentasi dengan menggunakan catatan biaya yang ada di Unit Papermill. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui aktivitas-aktivitas lingkungan yang sudah dilakukan Unit Papermill dan (2) mengetahui biaya untuk masing-masing aktivitas lingkungan pada tahun 2011, 2012, dan 2013. Penelitian ini menunjukkan bahwa biaya pencegahan selalu mendominasi setiap tahunnya dan tidak ada biaya kegagalan eksternal selama penelitian ini dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa Unit Papermill sudah memiliki kesungguhan dalam mengelola limbah dari hasil produksi, sehingga limbah tersebut tidak mengganggu masyarakat sekitar. Akan tetapi, dari segi pengendalian biaya belum baik karena biaya pengendalian meningkat setiap tahunnya, begitu juga dengan biaya kegagalan yang juga meningkat setiap tahunnya, seharusnya jika biaya pengendalian naik, biaya kegagalan turun minimal sebesar kenaikan biaya pengendalian. Unit Papermill belum memiliki laporan biaya lingkungan secara terpisah. Laporan biaya lingkungan bertujuan untuk membantu pihak manajerial untuk mengetahui aktivitas-aktivitas yang sudah dilakukan sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan, dan besarnya biaya untuk masing-masing aktivitas.. Kata kunci: biaya lingkungan, aktivitas lingkungan, laporan biaya lingkungan, PT Pura Barutama

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan organisasi yang melakukan aktivitas dalam mencapai tujuannya. Tujuan dari perusahaan adalah untuk mencapai laba yang maksimal dengan melakukan kegiatan produksi yang maksimal. Sebagai akibat dari kegiatan operasional, perusahaan seringkali tidak terlalu mementingkan dampak yang dihasilkan, termasuk akibat dari limbah yang dihasilkan perusahaan yang dapat mengancam lingkungan dan masyarakat yang khususnya berada di sekitar wilayah pabrik. Salah satu kewajiban suatu perusahaan adalah memberikan informasi untuk para stakeholdernya, sehingga penting bagi perusahaan untuk membuat laporan biaya lingkungan sebagai informasi. Pemerintah sebenarnya telah mewajibkan perseroan untuk melaporkan biaya lingkungan seperti yang diatur dalam Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 tentang Perseroan Terbatas. Kategori biaya kualitas lingkungan terbagi menjadi : biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention costs), biaya deteksi lingkungan (environmental detection costs), biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal failure costs), dan biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental external failure costs) (Hansen dan Mowen, 2007: 780-781). Dengan adanya kewajiban tersebut, mungkin banyak perusahaan yang mengalokasikan biaya untuk lingkungan tanpa mempertimbangkan apakah biaya tersebut sudah merupakan value added cost atau malah merupakan non value added cost. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasyim (2011) sampai saat ini pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan keuangan masih bersifat sukarela, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tidak secara tegas mengharuskan perusahaan untuk melaporkan tanggung jawab sosial mereka. Pengelompokan, pengukuran dan pelaporan juga belum diatur, jadi untuk pelaporan tanggung jawab sosial diserahkan pada masing-masing perusahaan. Penelitian studi kasus dengan topik biaya kualitas pernah dilakukan oleh Ina Setyaningtyas dan Fidelis Arastyo (2013) yang melakukan analisis Penerapan Environmental Cost Accounting di Pabrik Gula Modjopanggoong di Kabupaten Tulungagung, yang dalam kesimpulannya dijelaskan bahwa aktivitas lingkungan yang dilakukan meliputi pembangunan pagar kolam abu, pelatihan bagi karyawan, santunan bagi masyarakat sekitar yang terkena dampak dari abu pabrik, dan lain-lain. Dari perhitungan yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat 17% untuk biaya pencegahan lingkungan, 18% biaya deteksi, 31% biaya kegagalan internal lingkungan, dan 34% biaya kegagalan eksternal lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa biaya kegagalan lebih besar dibandingkan dengan biaya pencegahan, sehingga Pabrik Gula Modjopanggoong perlu mengevaluasi kembali aktivitas yang dilakukan untuk biaya lingkungan.

Kudus merupakan salah satu kota industri di Indonesia, karena terdapat banyak perusahaan di sana, salah satunya adalah PT Pura Barutama yang bergerak dalam bidang kemasan (converting) dan pembuatan kertas berkualitas tinggi seperti kertas faximili, kertas tembus tanpa karbon (NCR), dan sebagainya dengan 25 unit di dalamnya. Salah satu unit dengan permasalahan limbah yang paling banyak adalah unit papermill. Karena unit ini paling banyak menggunakan mesin dibandingkan dengan unit lainnya, sehingga unit ini paling banyak menghasilkan limbah dari hasil produksinya. Limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah padat, limbah cair, polusi udara, polusi suara, dan polusi cahaya. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini, penulis mengangkat masalah biaya lingkungan dan mencoba melakukan analisis terhadap aktivitas-aktivitas dalam biaya lingkungan dengan judul Analisis Biaya Kualitas Lingkungan pada Unit Papermill di PT Pura Barutama Rumusan Masalah Rumusan Masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : 1.) Aktivitas-aktivitas apa saja yang telah dilakukan oleh unit papermill di PT Pura Barutama dalam upaya menjaga kualitas lingkungan. 2.) Berapa biaya yang dikeluarkan oleh unit papermill di PT Pura Barutama untuk biaya pencegahan dan biaya kegagalan kerusakan lingkungan pada tahun 2011, 2012, dan 2013. 3.) Bagaimana perkembangan pengendalian biaya lingkungan Unit Papermill di PT Pura Barutama pada tahun 2011, 2012, dan 2013. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1.) Untuk mengetahui aktivitas-aktivitas apa saja yang telah dilakukan oleh Unit Papermill di PT Pura Barutama dalam upaya menjaga kualitas lingkungan. 2.) Untuk mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan oleh Unit Papermill di PT Pura Barutama untuk biaya pencegahan dan biaya kegagalan dari kerusakan lingkungan pada tahun 2011, 2012, dan 2013. 3.) Untuk mengetahui perkembangan pengendalian biaya lingkungan Unit Papermill di PT Pura Barutama pada tahun 2011, 2012, dan 2013. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah : 1.) Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah aktivitas dan biaya yang tampak dalam laporan biaya lingkungan pada Unit Papermill di PT Pura Barutama, sehingga dalam penelitian ini tidak menelusuri biaya yang merupakan hidden cost.

2.) Laporan biaya lingkungan dan aktivitas yang digunakan adalah laporan biaya kualitas unit papermill di PT Pura Barutama pada tahun 2011,2012, dan 2013. 3.) Laporan biaya yang disediakan perusahaan adalah 3 tahun, sehingga penulis menggunakan tahun 2011, 2012, dan 2013 karena merupakan informasi terbaru. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan melalui beberapa tahapan, yaitu : 1.) Mengumpulkan data di perusahaan, 2.) Mengidentifikasi setiap biaya-biaya lingkungan. 3.) Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas lingkungan yang sudah dilakukan oleh Unit Papermill dari laporan biaya unit. 4.) Mengelompokkan aktivitas ke dalam komponen biaya lingkungan yang didasarkan pada biaya pencegahan (prevention cost), biaya deteksi (detection cost), biaya kegagalan internal (internal failure cost), dan biaya kegagalan eksternal (external failure cost). 5.) Menghitung jumlah biaya yang dikeluarkan untuk setiap komponen biaya kualitas lingkungan. 6.) Melakukan analisis dari data yang didapat dari perhitungan sebelumnya 7.) Menarik kesimpulan. LANDASAN TEORI Lingkungan Definisi lingkungan menurut ISO 14001 adalah keadaan sekeliling di mana organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan interaksinya. Biaya Kualitas Lingkungan Biaya lingkungan seringkali disebut sebagai biaya kualitas lingkungan, yaitu biaya-biaya yang terjadi karena adanya kualitas lingkungan yang buruk mungkin terjadi. Dengan demikian, biaya lingkungan berhubungan dengan ciptaan, deteksi, perbaikan, dan pencegahan terjadinya penurunan lingkungan (Hansen Mowen, 2007: 780). Klasifikasi Biaya Kualitas Lingkungan Biaya lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori (Hansen Mowen, 2007: 780-781) : 1. Biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention costs) adalah biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah dan atau sampah yang menyebabkan kerusakan lingkungan.

2. Biaya deteksi lingkungan (environmental detection costs) adalah biaya untuk aktivitas yang dilakukan dalam menentukan apakah produk, proses, dan aktivitas lainnya di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku atau tidak. Standar lingkungan dan prosedur yang diikuti oleh perusahaan dapat meliputi: (1) peraturan pemerintah, (2) voluntary standard (ISO 14001) yang dikembangkan oleh International Standards Organization, dan (3) kebijakan lingkungan yang dikembangkan oleh manajemen 3. Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal failure costs) adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar. Jadi biaya kegagalan internal terjadi untuk menghilangkan dan mengolah limbah dan sampah ketika diproduksi 4. Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental externl failure costs) adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah atau sampah ke dalam lingkungan. ANALISIS DATA Aktivitas Lingkungan yang Dilakukan Unit Papermill Aktivitas yang sudah dilakukan Unit Papermill di PT Pura Barutama dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan adalah : 1. Aktivitas Lingkungan Untuk Mengatasi Limbah Padat Limbah padat dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pura Tanjung Rejo, dengan pengelolaan di bawah pengawasan Pemerintah Daerah (Pemda) Kudus. Biaya yang diperlukan adalah biaya pengelolaan TPA. 2. Aktivitas Lingkungan Untuk Mengatasi Limbah Cair Aktivitas yang dilakukan dalam mengatasi limbah cair adalah : a. Pengadaan Krofta (DAF) Sebelum limbah cair dialirkan ke UPL (Unit Pengelola Limbah), akan diproses terlebih dahulu di DAF (Dissolve Air Flotation), DAF yang digunakan bermerk Krofta. Pada proses ini dilakukan pengadukan lambat dengan menggunakan metode Dissolve Air Flotation (DAF) yang berarti menggunakan udara untuk mengapungkan bubur kertas (sludge) agar terpisah dari air. Setelah itu, bubur (sludge) akan dialirkan kembali ke bagian produksi sedangkan air akan dialirkan juga ke bagian produksi sebesar 50%, dan sisanya akan dialirkan ke UPL (Unit Pengelola Limbah). Biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan Krofta adalah biaya depresiasi. b. Pengadaan UPL (Unit Pengelola Limbah) Limbah yang masuk ke UPL akan dimulai dengan proses fisika yakni pada bak equalisasi. Proses ini bertujuan untuk menghomogenkan limbah cair yang

berasal dari berbagai mesin produksi di unit papermill. Setelah itu akan dialirkan ke primary clasifier untuk dimulai proses kimia dengan menambahkan anorganic coagulant, organic coagulant, dan flokulant. Dari proses ini akan dihasilkan sludge (bubur) yang akan digunakan untuk tambahan bahan baku kertas gemboss atau tutup core dan air yang akan dilanjutkan ke bak aerasi dengan proses biologi. Pada bak aerasi ini limbah akan diuraikan dengan bantuan bakteri agar air yang dihasilkan dapat menjadi lebih jernih. Setelah itu, air yang sudah jernih akan dialirkan ke proses terakhir yakni ke secondary classifier dan kemudian dialirkan ke sungai. Karena telah melalui proses-proses pada UPL, maka air yang dialirkan telah memenuhi baku mutu, sehingga ketika dialirkan ke sungai tidak akan merusak lingkungan. Biaya yang dibutuhkan di pengadaan UPL ini adalah biaya depresiasi mesin. c. Pemeliharaan Krofta Mesin Krofta ini terus bekerja selama 24 jam. Hal ini bertujuan agar proses pengelolaan limbah cair dapat terus berjalan sehingga limbah cair tidak merusak lingkungan. Biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan krofta adalah biaya listrik, biaya tenaga kerja, dan biaya bahan kimia. d. Pemeliharaan UPL UPL juga bekerja selama 24 jam. Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional UPL adalah biaya listrik, biaya tenaga kerja, biaya bahan kimia, biaya pengadaan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, dan lain sebagainya), dan biaya lain-lain seperti biaya spare part dan pelumas, solar, dan lain-lain. e. Pengujian Kualitas Air Limbah cair yang ada di UPL telah dilakukan pemantauan secara rutin setiap 1 jam sekali. Selain itu, dilakukan juga swapantau oleh pihak laboratorium yang terakreditasi, yang pada Unit Papermill PT Pura Barutama menggunakan SUCOFINDO. Pengujian kualitas air ini dilakukan setiap 1 bulan sekali dan kurang lebih setiap 3 bulan sekali dilakukan inspeksi mendadak oleh Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Kudus. Biaya yang diperlukan untuk pengujian kualitas air adalah biaya pengujian di laboratorium. 3. Aktivitas Lingkungan Untuk Mengatasi Limbah Gas/Uap Aktivitas yang dilakukan Unit Papermill PT Pura Barutama dalam mengatasi Limbah Gas/uap adalah : a. Pengadaan mesin penangkap debu Pengadaan mesin penangkap debu bertujuan agar debu sisa pembakaran batu bara untuk proses pengeringan kertas tidak mencemari udara melalui cerobong asap. Debu sisa pembakaran akan ditangkap oleh alat yang disebut multicyclone. Setelah itu, debu akan dialirkan melalui screw abu dan disemprot dengan air menggunakan shower scrubber agar debu menjadi basah

dan tidak berterbangan. Melalui proses ini, debu-debu sisa pembakaran tidak ikut keluar melalui cerobong asap karena debu-debu sudah ditangkap dan diproses, sehingga yang keluar dari cerobong asap adalah asap dengan kadar yang sudah sesuai dengan baku mutu dan tidak akan mencemari udara sekitar. Biaya yang diperlukan untuk pengadaan mesin penangkap debu adalah biaya depresiasi. b. Pemeliharaan mesin penangkap debu Mesin penangkap debu ini tidak bekerja selama 24 jam, tetapi hanya selama proses produksi berlangsung. Biaya operasional yang dibutuhkan untuk pemeliharaan mesin penangkap debu adalah biaya listrik, biaya tenaga kerja, biaya pengadaan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan kain, sarung tangan karet, dan sebagainya. c. Pengangkutan abu sisa pembakaran Pada tahun 2013 muncul biaya pengangkutan abu. Tahun sebelumnya, abu dimanfaatkan untuk membuat paving di lokasi-lokasi perusahaan, akan tetapi karena pada tahun 2013 tidak diperlukan lagi abu perlu untuk diangkut oleh pihak yang telah berijin dari KLH (Kantor Lingkungan Hidup). d. Biaya Pengujian Kualitas Udara. Pengujian kualitas udara meliputi pengujian kadar debu, pengujian emisi gas buang, dan pengujian kalori udara yang masing-masing dilakukan setiap 6 bulan sekali.. 4. Aktivitas Lingkungan Untuk Pengelolaan Bahan-Bahan Beracun Bahan-bahan beracun meliputi oli dan aki bekas dari mesin produksi. Aktivitas yang dilakukan dalam pengelolaan bahan-bahan beracun adalah dengan menampungnya di dalam drum. Setelah terkumpul, limbah tersebut dijual kepada pihak ketiga yang memiliki ijin dari Kementrian Lingkungan Hidup dengan dilampiri berita serah terima limbah B3. Sehingga tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas pengelolaan limbah B3. 5. Aktivitas Lingkungan Untuk Mengatasi Kebisingan Kebisingan yang terjadi akibat suara mesin produksi tentu dapat mengganggu pendengaran. Aktivitas yang dilakukan untuk mengatasi kebisingan adalah pengadaan penutup telinga (ear plug) 6. Aktivitas Lingkungan Untuk Mengatasi Polusi Cahaya Pekerja yang melakukan kegiatan pengelasan tanpa menggunakan alat pelindung diri tentu akan berbahaya bagi mata mereka. Aktivitas yang dilakukan adalah dengan pengadaan kacamata las.

Laporan Biaya Lingkungan Aktivitas dan jumlah biaya yang berhubungan dengan lingkungan dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori seperti yang ada pada tabel I, tabel II dan tabel III dalam bentuk laporan biaya lingkungan. Tabel I Laporan Biaya Lingkungan Unit Papermill PT Pura Barutama Tahun 2011 Unit Papermill PT Pura Barutama Laporan Biaya Lingkungan Tahun 2011 % dari Total Biaya Biaya Lingkungan (Rp) 1. Biaya Pencegahan 1.1 Pengadaan Krofta 112.772.478 1.2 Pengadaan Unit Pengelola Limbah (UPL) 110.813.652 1.3 Pemeliharaan Krofta 939.107.511 1.4 Pemeliharaan Unit Pengelola Limbah 5.201.528.562 1.5 Pengadaan Sepatu Karet 4.392.000 1.6 Pengadaan Masker Kain 1.260.000 1.7 Pengadaan Masker Carbon 2.808.000 1.8 Pengadaan Sarung Tangan Kain 3.000.000 1.9 Pengadaan Sarung Tangan Kulit 540.000 1.10 Pengadaan Alat Penangkap Debu 31.250.000 1.11 Pemeliharaan Alat Penangkap Debu 58.033.986 1.12 Pengadaan ear plug 14.000.000 1.13 Pengadaan Kacamata Las 5.040.000 Total 6.484.546.189 96,53% 2. Biaya Deteksi 2.1 Pengujian Kualitas Air 25.200.000 2.2 Pengujian Kualitas Udara 4.100.000 Total 29.300.000 0,44% 3. Biaya Kegagalan Internal 3.1 Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir 204.000.000 Total 204.000.000 3,04% 4. Biaya Kegagalan Eksternal Total 0 Total Biaya Lingkungan 6.717.846.189 Sumber: Data sekunder Unit Papermill PT Pura Barutama

Tabel II Laporan Biaya Lingkungan Unit Papermill PT Pura Barutama Tahun 2012 Unit Papermill PT Pura Barutama Laporan Biaya Lingkungan Tahun 2012 % dari Total Biaya Biaya Lingkungan (Rp) 1. Biaya Pencegahan 1.1 Pengadaan Krofta 112.772.478 1.2 Pengadaan Unit Pengelola Limbah (UPL) 110.813.652 1.3 Pemeliharaan Krofta 1.101.137.771 1.4 Pemeliharaan Unit Pengelola Limbah 6.076.842.508 1.5 Pengadaan Sepatu Karet 4.575.000 1.6 Pengadaan Masker Kain 1.260.000 1.7 Pengadaan Masker Carbon 2.808.000 1.8 Pengadaan Sarung Tangan Kain 3.472.000 1.9 Pengadaan Sarung Tangan Kulit 768.000 1.10 Pengadaan Alat Penangkap Debu 31.250.000 1.11 Pemeliharaan Alat Penangkap Debu 60.215.226 1.12 Pengadaan ear plug 14.000.000 1.13 Pengadaan Kacamata Las 5.040.000 Total 7.524.954.635 96,88% 2. Biaya Deteksi 2.1 Pengujian Kualitas Air 28.260.000 2.2 Pengujian Kualitas Udara 4.100.000 Total 32.360.000 0,42% 3. Biaya Kegagalan Internal 3.1 Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir 210.000.000 Total 210.000.000 2,70% 4. Biaya Kegagalan Eksternal Total 0 Total Biaya Lingkungan 7.767.314.635 Sumber: Data sekunder Unit Papermill PT Pura Barutama

Tabel III Laporan Biaya Lingkungan Unit Papermill PT Pura Barutama Tahun 2013 1. Biaya Pencegahan Unit Papermill PT Pura Barutama Laporan Biaya Lingkungan Tahun 2013 Biaya Lingkungan (Rp) 1.1 Pengadaan Krofta 112.772.478 1.2 Pengadaan Unit Pengelola Limbah (UPL) 110.813.652 1.3 Pemeliharaan Krofta 1.585.339.643 1.4 Pemeliharaan Unit Pengelola Limbah 5.848.459.893 1.5 Pengadaan Sepatu Karet 4.575.000 1.6 Pengadaan Masker Kain 1.260.000 1.7 Pengadaan Masker Carbon 2.808.000 1.8 Pengadaan Sarung Tangan Kain 3.968.000 1.9 Pengadaan Sarung Tangan Kulit 768.000 1.10 Pengadaan Alat Penangkap Debu 31.250.000 1.11 Pemeliharaan Alat Penangkap Debu 64.143.666 1.12 Pengadaan ear plug 14.000.000 1.13 Pengadaan Kacamata Las 5.040.000 % dari Total Biaya Total 7.785.198.332 95,53% 2. Biaya Deteksi 2.1 Pengujian Kualitas Air 28.260.000 2.2 Pengujian Kualitas Udara 4.250.000 Total 32.510.000 0,40% 3. Biaya Kegagalan Internal 3.1 Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir 216.000.000 3.2 Pengangkutan Abu 115.535.600 Total 331.535.600 4,07% 4. Biaya Kegagalan Eksternal Total 0 Total Biaya Lingkungan 8.149.243.932 Sumber: Data sekunder Unit Papermill PT Pura Barutama

Perkembangan Pengendalian Biaya Lingkungan Unit Papermill Pengendalian Biaya pada Tahun 2012 dan 2013: 1.) Kenaikan Biaya Pencegahan 2012 =.ହହ.ଷଵସ.ଷହ.ହଵଷ. ସ.ଵ ଽ ݔ 100% = 16,02%.ହଵଷ. ସ.ଵ ଽ 2.) Kenaikan Biaya Kegagalan 2012 = ଶଵ.. ଶସ.. ଶସ.. 3.) Kenaikan Biaya Pencegahan 2013 =. ଵ..ଷଷଶ.ହହ.ଷଵସ.ଷହ.ହହ.ଷଵସ.ଷହ 4.) Kenaikan Biaya Kegagalan 2013 = ଷଷଵ.ହଷହ. ଶଵ.. ଶଵ.. ݔ 100% = 2,94% ݔ 100% = 3,45% ݔ 100% = 57,87% Pengendalian biaya pada tahun 2012 dan 2013 belum baik, karena biaya pencegahan dan kegagalan meningkat setiap tahunnya, sedangkan seharusnya peningkatan biaya pencegahan diimbangi dengan penurunan biaya kegagalan minimal sebesar peningkatan biaya pencegahan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan : 1. Aktivitas lingkungan yang dilakukan perusahaan pada tahun 2011 sampai tahun 2013 adalah : a. Aktivitas pencegahan lingkungan terdiri dari pengadaan Krofta, pengadaan Unit Pengelola Limbah (UPL), pemeliharaan Krofta, pemeliharaan Unit Pengelola Limbah (UPL), pengadaan sepatu karet, pengadaan masker kain, pengadaan masker karbon, pengadaan sarung tangan kain, pengadaan sarung tangan kulit, pengadaaan alat penangkap debu, pemeliharaan alat penangkap debu, pengadaan ear plug, dan pengadaan kacamata las. b. Aktivitas deteksi lingkungan terdiri dari pengujian kualitas air, dan pengujian kualitas udara. c. Aktivitas kegagalan internal lingkungan terdiri dari pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan pada tahun 2013 terdapat pengangkutan abu. 2. Biaya lingkungan yang dikeluarkan Unit Papermill PT Pura Barutama tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terdiri dari (dalam Rupiah) : No Keterangan Tahun 2011 2012 2013 1 Biaya Pencegahan 6.484.546.189 7.524.954.635 7.785.198.332 2 Biaya Deteksi 29.300.000 32.360.000 32.510.000 3 Biaya Kegagalan Internal 204.000.000 210.000.000 331.535.600 4 Biaya Kegagalan Eksternal 0 0 0 Total 6.717.846.189 7.767.314.635 8.149.243.932

3. Pengendalian biaya pada tahun 2012 dan 2013 belum baik karena biaya pencegahan dan kegagalan meningkat setiap tahunnya, sedangkan seharusnya dengan adanya peningkatan biaya pencegahan minimal terjadi penurunan biaya kegagalan sebesar peningkatan biaya pencegahan. 4. Unit Papermill PT Pura Barutama juga sudah menggunakan bahan yang ramah lingkungan, yaitu dengan memanfaatkan kertas sisa (waste paper) sebagai bahan baku dalam memproduksi kertas. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka saran yang diberikan adalah : Unit Papermill sebaiknya membuat laporan biaya lingkungan secara tersendiri. Laporan biaya lingkungan bertujuan agar pihak manajerial dapat mengetahui aktivitas apa saja yang sudah dilakukan dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, dan mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk setiap aktivitas.

DAFTAR PUSTAKA Hansen, Don R.,dan Maryanne M. Mowen. 2007. Management Accounting, Eight Edition, USA: Thomson South-Western. Hilton, Ronald W.,dan David E. Platt. 2011. Managerial Accounting Global Edition, Ninth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies,Inc. Ikatan Akuntansi Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Ikhsan, Arfan. 2009. Akuntansi Manajemen Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu M, Hasyim. 2011. Akuntansi Lingkungan: Apakah Sebuah Pilihan Atau Kewajiban? Setyanintyas, Ina dan Fidelis Arastyo. 2013. Penerapan Enviromental Cost Accounting pada Pabrik Gula Modjopanggoong Kabupaten Tulungagung, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol 2 No.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23, Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40, Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. http://www.iso14000-iso14001-environmental-management.com/iso14001.html diakses pada tanggal 15 Maret 2014 pukul 13.35 id.puragroup.com diakses pada tanggal 15 Maret 2014 pukul 13.48