BAB I PENDAHULUAN. perubahan diberbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah timbulnya otonomi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB 1. Pendahuluan A. LATAR BELAKANG. Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat umum (Ritonga, 2012:173). Aset tetap dapat diklasifikasikan


BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dituntut seluruh elemen masyarakat termasuk perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN. yang dipisahkan pada perusahaan Negara/perusahaan daerah. Pemerintah Daerah memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola yang baik diperlukan penguatan sistem dan kelembagaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah yang ditandai dengan lahirnya Undang-Undang No. 22 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Frilia Dera Waliah, 2015 ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan lembaga pemerintahan. Akuntansi Pemerintahan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

Bab 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian, tujuan, motivasi, dan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. anggaran Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17. berbunyi sebagai berikut : Ketentuan mengenai pengakuan dan

BAB I PENDAHULUAN. lahirnya paket undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Aset daerah atau aktiva merupakan sumberdaya penting bagi pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah otonomi daerah. pengambilan keputusan daerah secara lebih leluasa untuk mengelola

I. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan daerah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management

BABl PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan atas informasi keuangan yang informatif

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai aspek kehidupan. Salah satu dari perubahan tersebut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

TINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH. 1

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Nasution (2007) menyatakan beberapa kelemahan yang ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk

Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi desantralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan

BAB II TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan penyelenggaraan negara. dilakukan oleh badan eksekutif dan jajaranya dalam rangka mencapai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17

BAB I PENDAHULUAN. XV/MPR/1998 mengenai Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan,

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH. Abstract

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan single-entry. Sistem double-entry baru diterapkan pada 2005 seiring

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaporan keuangan membantu memenuhi kewajiban pemerintah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintahan yang transparan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai pada tahun 2003 dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

BUPATI BUNGO PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum UU No.17 tahu 2003, pengelolaan keuangan negara dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan sektor publik merupakan posisi keuangan penting

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi pengelolaan keuangan Negara masih terus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi Pemerintah yang menggantikan PP No. 24 Tahun 2005 akan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara.tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini. merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan pemerintahannya. Pemerintah pusat memberikan kewenangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. pusat untuk mengatur pemerintahannnya sendiri. Kewenangan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan keuangan. Seiring berjalannya waktu, akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi keuangan daerah yang diawali dengan bergulirnya UU Nomor

BAB I PENDAHULUAN. pula. Reformasi di bidang keuangan negara menjadi sarana peningkatan performa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu wujud keberhasilan pemerintah adalah dengan mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Good governace merupakan function of governing, salah satunya

ANALISIS PENILAIAN ASET TETAP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR PERIODE 2014 DAN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. keluar beberapa peraturan pemerintah yaitu undang undang 32 Tahun tentang Pemerintah Daerah, Undang Undang 33 tahun 2004 tentang

PEMPROV SULTRA KEMBALI RAIH PENILAIAN KEUANGAN WTP

BAB I PENDAHULUAN. kepedulian dan kemajuan dalam mewujudkan peningkatan kualitas kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan, tidak saja untuk kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masyarakat Indonesia semakin menuntut pemerintahan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era reformasi yang terjadi di negara kita memberikan banyak perubahan diberbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah timbulnya otonomi daerah. UU No 23 Tahun 2014 pasal 1 angka 6 tentang pemerintahan daerah memberikan definisi otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya otonomi daerah pengelolaan pemerintah daerah mengalami banyak perubahan. Perubahan peraturan ini memberikan kewenangan pada pemerintah daerah untuk mengelola rumah tangganya sendiri dengan sedikit mungkin campur tangan pemerintah pusat. UU tersebut memberikan landasan penegasan bahwa daerah memiliki kewenangan untuk menentukan alokasi sumber daya kedalam belanja-belanja dengan menganut asas kebutuhan dan kemampuan daerah. Pengelolaan daerah ini dikelola sesuai dengan peraturan pemerintah daerahnya masing-masing. Dengan adanya otonomi daerah diharapkan dapat membangun pelayanan publik yang ada didaerah. Sehingga kebutuhan masyarakat dapat terfasilitasi. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional pada hakekatnya adalah upaya untuk meningkatkan kapasitas 1

pemerintahan daerah sehingga terciptanya suatu kemampuan yang handal dan profesional dalam menjalankan pemerintahan serta memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. UU 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah, dan UU no 33 Tahun 2004 tentang perimbangan tentang pemerintah pusat dan daerah, peranan pemerintah semakin besar. Upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan pembangunan, terkait erat dengan upaya pemberdayaan pemerintah daerah dalam aspek pembiayaan dan pembangunan. Peraturan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah, bahwasannya setiap daerah memiliki hak dan tanggungjawab dalam mengelola rumah tangganya sendiri baik anggaran atau belanja daerah maupun aset daerah dengan berdasarkan pada peraturan-peraturan yang berlaku. Sehingga dapat meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk memberikan kontribusi kepada setiap masyarakat. Laporan Kuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Keuangan (SAK) laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja pemerintahan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan. Penyusunan laporan keuangan harus mampu memberikan informasi yang baik dan benar bagi para pemakainya, jika informasi yang diberikan tidak benar dan tidak baik, maka 2

akan berakibat fatal dan akan menyesatkan bagi para penggunanya dan dapat mengambil keputusan yang salah. Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah, SAP berbasis akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan,beban,aset,utang,dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. Aset tetap telah menjadi fokus utama akuntansi pemerintahan di Indonesia sejak diwajibkannya penyusutan Laporan Posisi Keuangan sebagai bagian dari laporan keuangan pemerintah. Nilainya yang signifikan dan kompleks menjadi penyebab utama perhatian serius akuntansi ditujukan pada pengakuan/pencatatan, klasifikasi, pengukuran/penilaian, dan penyajian aset tetap tersebut (KSAP,2014). Akuntansi aset tetap pemerintah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 24 Tahun 2005 dalam standar akuntansi pemerintahan pernyataan No. 07 (PSAP 07) tentang Akuntansi Aset Tetap, Akuntansi Aset Tetap dalam laporan keuangan pemerintah masih menunjukan permasalahan. Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. di dalam aset tetap sendiri ada beberapa macam jenis aset yang diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya yaitu seperti tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya. 3

Tanah yang dikelompokan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. Gedung adalah bangunan yang mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 bulan dan dalam kondisi siap pakai. Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. Tujuan utama dari perolehan aset tetap adalah untuk digunakan oleh pemerintah dalam mendukung kegiatan operasionalnya dan bukan dimaksudkan untuk dijual. Dalam pemanfaatannya, aset tetap yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun akan mengalami penurunan baik itu nilai maupun manfaatnya. Semua aset tetap kecuali tanah yang digunakan dalam jangka panjang, lambat laun akan aus atau nilai manfaatnya semakin berkurang, sampai pada akhirnya aset tetap tersebut tidak dapat dipergunakan lagi atau habis masa ekonomisnya. Sehingga perlu adanya upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk mengetahui apakah aset tersebut masih memiliki nilai dan manfaat yang sama atau tidak.oleh karena itu pemerintah harus menyajikan informasi tentang nilai aset tetap 4

secara memadai agar dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam pengelolaan aset. Penurunan nilai maupun manfaat suatu aset khususnya aset tetap dapat menggunakan metode penyusutan aset tetap. Penyusutan dilakukan untuk mengetahui nilai suatu aset karena manfaat atau kapasitas dari aset tetap semakin lama semakin menurun karena penggunaannya dalam kegiatan pemerintah sehingga nilai aset tetap tersebut mengalami penurunan. Penyusutan memungkinkan suatu pemerintah mendapat suatu informasi tentang keadaan potensi aset yang dimilikinya. Dilembaga pemerintah perlu diketahui apakah metode penyusutan yang digunakan benar-benar memperhatikan nilai manfaat dari aset tetap yang menurun maupun penurunan nilai aset itu sendiri yang disebabkan oleh berlalunya waktu. Dengan memperhatikan beberapa aspek yang ada, diharapkan penggunaan metode penyusutan aset sesuai dengan klasifikasi aset itu sendiri dan menjadikan lembar penyusutan aset tersebut sebagai bahan pertimbangan pemerintah daerah dimasa depan. Pada Pemerintah Daerah Karawang, Aset merupakan salah satu faktor penting dalam penunjang jalannya suatu pemerintahan. Aset tetap menjadi salah satu faktor yang membuat pemerintah kabupaten karawang mendapat predikat WTP (wajar tanpa pengecualian) hingga 2016, tetapi dalam pelaksanaan perhitungan aset tetap masih mendapatkan banyak kendala dalam tata kelola aset dimana badan pemeriksa keuangan Republik Indonesia (BPK RI) mencatat, 5 Triliun aset pemerintah kabupaten karawang, ada 42 miliar yang administrasinya belum tercatat pada tahun 2015. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten 5

karawang menjadi salah satu dinas yang paling banyak aset tetap dan belum tercatat. Pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang aset tetap merupakan salah satu faktor penting dalam penunjang jalannya suatu pemerintahan. Aset tetap yang dimiliki Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang merupakan akun yang mendominasi dan mimiliki nilai yang tinggi dalam laporan keuangan karena jumlah aset yang banyak. Dimulai dari aset bangunan dan gedung kantor, sekolah SD,SMP,SMA/SMK, dan lain sebagainya, peralatan dan mesin, jalan irigasi dan jaringan, tanah yang tidak kalah banyak seperti gedung dan bangunan. Berikut data aset tetap Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang tanpa daftar aset tetap sekolah sebagai berikut : Tabel 1.1 Rekapitulasi Aset Tetap Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang Tahun 2014/2016 No Jenis Aset Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 1 Tanah 104.951.640.030,00 109.866.128.630,00 121.739.243.035,00 Peralatan dan 2 mesin 131.439.523.116,00 186.191.745.141,82 180.077.972.371,72 Gedung dan 3 Bangunan 591.393.297.158,00 834.829.099.561,00 873.908.284.531,00 Jalan Irigasi 4 dan Jaringan 2.615.875.020,00 2.799.712.447,00 3.059.808.447,00 Jumlah 830.400.335.324,00 1.133.686.685.779,82 1.178.785.308.384,72 Sumber: LHP LKPD Kabupaten Karawang 6

Dari data diatas dapat dilihat bahwa Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang memiliki aset tetap yang jumlahnya besar, sesuai dengan yang ada di laporan keuangan BPKAD Kabupaten Karawang DISDIKPORA ini penyumbang paling besar nominal aset tetapnya namun masih banyak pula yang masih belum tercatat. Dalam pemerintahan aset tetap yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun akan mengalami penurunan baik itu nilai maupun manfaatnya. Semua aset tetap kecuali tanah yang digunakan dalam jangka panjang, lambat laun akan mengalami aus atau nilai manfaatnya berkurang, sampai pada akhirnya aset tetap tersebut tidak dapat dipergunakan lagi atau habis masa ekonomisnya. Oleh karena aset tetap dapat berkurang nilai dan masa manfaatnya maka pemerintah daerah harus mengetahui berapa nilai penurunan terhadap aset tetap tersebut, penyesuaian nilai aset tetap dilakukan dengan berbagai metode yang sistematis sesuai dengan masa manfaatnya. Dalam PSAK No 16 terdapat berbagai metode penyusutan yang dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya. Penggunaan metode penyusutan di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang baru berjalan efektif pada tahun 2015 hal tersebut dikarenakan kurangnya pengendalian yang dilakukan terhadap pengelolaan aset yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten karawang itu sendiri. 7

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan menurut narasumber bidang aset mengemukakan bahwa perhitungan penyusutan aset tetap menggunakan metode garis lurus sesuai Peraturan Bupati nomor 23 Tahun 2014 karena metode tersebut adalah metode yang paling mudah diantara metode yang lainnya. Metode garis lurus dengan perhitungan tahunan hal ini mengakibatkan aset yang dibeli pada akhir tahun perolehan akan sama masa manfaat dan nilai ekonomisnya dengan aset yang diperoleh pada awal tahun. Sedangkan untuk metode Perhitungan penyusutan aset tetap menurut PSAK nomor 16 harus mencerminkan ekspetasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aset oleh entitas. Metode penyusutan yang digunakan untuk aset harus di-review minimum setiap akhir tahun buku. Mengingat pentingnya aset tetap tersebut dalam pemerintahan daerah sebagai salah satu penunjang kegiatan pemerintah daerah bahkan menjadi salah satu faktor penentu kabupaten karawang mendapat penilaian WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dan melihat dari fenomena diatas, maka penulis tertarik melakukan analisis mengenai penerapan metode penyusutan aset tetap pada laporan keuangan negara berbasis akrual studi analisis kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dengan mengangkat judul ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP PADA LAPORAN KEUANGAN NEGARA BERBASIS AKRUAL (STUDI ANALISIS KANTOR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KARAWANG). 8

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis mengambil identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Nilai aset yang disajikan dalam laporan keuangan yang sudah direkapitulasi BPKAD belum dapat diyakini kewajarannya, karena data aset masih ada yang belum tercatat. 2. Pencatatan, pengakuan nilai aset tetap di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang belum memadai. 3. Metode perhitungan penyusutan aset tetap masih belum bisa diyakini ke efektifannya dan penyebab terjadinya selisih nilai penyusutan aset tetap. C. Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan diatas, maka munculah beberapa pertanyaan diantaranya : 1. Bagaimana Gambaran Umum aset tetap pada laporan keuangan negara berbasis akrual di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten karawang? 2. Bagaimana penerapan metode penyusutan aset tetap jika menggunakan metode sesuai dengan identifikasi jenis aset di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten karawang? 3. Rekonsiliasi Hasil dari ke 2 metode yang digunakan peneliti dengan DISDISKPORA kabupaten karawang D. Tujuan Penelitian 9

1. Untuk mengetahui prosedur penyusutan aset tetap pada laporan keuangan negara berbasis akrual di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten karawang. 2. Untuk mengetahui penerapan metode penyusutan aset tetap menggunakan metode sesuai dengan jenis aset di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten karawang. 4. Untuk mengetahui rekonsiliasi Hasil dari ke 2 metode yang digunakan peneliti dengan DISDISKPORA kabupaten karawang E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Untuk mengembangkan teori-teori yang diperoleh dalam perkuliahan, dan juga untuk menambah pengetahuan tentang metode Penyusutan Aset Tetap menggunakan metode garis lurus dan saldo menurun berganda pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten karawang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten karawang Penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan ukuran sejauh mana penerapan metode penyusutan aset tetap di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten karawang. b. Bagi Masyarakat 10

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada masyarakat mengenai penerapan metode penyusutan aset tetap di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang. c. Bagi akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah leature dan menjadi acuan penelitian selanjutnya yanng berhubungan dengan akuntansi sektor publik terutama penyusutan aset tetap. d. Bagi penulis Penelitian ini dapat membantu penulis untuk memenuhi tugas akhir dan memberikan pengetahuan bagaimana penerapan metode penyusutan aset tetap yang andal di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang. F. Kerangka Pemikiran UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara pasal 1, keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Pasal 1, Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggaraan, peralatan, dan elemen lain. Untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis 11

transaksi sampai dengan pelaporan keuangan dilingkungan organisasi pemerintah. Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban,aset,utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan,atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang telah dan yang masih wajib dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang telah dan yang masih wajib diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau kontruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan. Penyusutan adalah suatu usaha untuk membandingkan biaya aktiva dengan periode yang mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut. Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional. Penyesuaian nilai 12

aset tetap dilakukan dengan berbagai metode yang sistematis sesuai dengan masa manfaat. Metode penyusutan yang digunakan harus dapat menggambarkan manfaat ekonomi atau kemungkinan jasa yang akan mengalir ke pemerintah. Mursyidi, 2009:212 Akuntansi Pemerintahan Indonesia Buletin teknis dalam penyusutan aset tetap. 1. Penetapan nilai aset tetap yang dapat disusutkan 2. Umur dan kapasitas manfaat aset tetap yang sesuai dengan karakteristik aset tetap yang bersangkutan 3. Pemilihan metode penyusutan 4. Cara pencatatan, penyajian, dan pengungkapannya. 13

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Administrasi Publik Laporan Keuangan Negara Penyusutan Aset Tetap (Mursyidi, 2009) Metode Garis Lurus Metode Saldo Menurun Ganda Metode Unit Produksi Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2018 14