Jurnal Pendidikan IPA Indonesia



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk

Nurul Farida Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

STUDI KOMPARASI TIPE STAD DAN TGT PADA MATERI KOLOID DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2011/2012

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

Surakarta, Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. lapangan selama ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

Biodidaktika, Volume 12 No 2, Juli 2017 p-issn: X; e-issn:

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF STAD

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

Putri Wahyu Kinanti 7, Joko Waluyo 8, Slamet Hariyadi 9

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

SEMNAS ENTREPRENEURSHIP Juni 2014 Hal:

HASIL BELAJAR IPS TERPADU MODEL TPS DAN TGT DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

Agung Putra Wijaya, Mardiyana, Suyono Program Studi Magister Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Progdi. Pendidikan Biologi. Disusun oleh : M. MIRZA A

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT(TEAMS GAMES TOURNAMENT) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA FKIP UNS, Surakarta, Indonesia 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

Penerapan Jigsaw II dan Student Teams Achievement Divisions Berbantuan Alat Peraga

Kata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Group Investigation (GI), Metode Team Game Tournament (TGT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK ABSTRACT

Rizky Esti Utami Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang ABSTRAK

tingkatan yakni C1, C2, C3 yang termasuk dalam Lower Order Thinking dan C4, C5, C6 termasuk dalam Higher Order Thinking Skills.

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

Unnes Journal of Biology Education

THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF TEAMS GAME TOURNAMENT TYPE ON ECOSYSTEM CONCEPT AT THE SEVENTH OF SMP N 2 CIBALONG

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJARAKUNTANSI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru, bukan hanya sekadar mengajar (teaching) tetapi lebih ditekankan

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang strategis di dalam

WHELLY YULIANA K

Keywords: The cooperative learning model, STAD type, TGT type, learning interest, and learning achievement in Accounting

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN TANJUNG BALAI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

IMPLEMENTASI STRATEGI PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament Sebagai Model yang Efektif untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh : AULIYA SILFIANA A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Larasati Tiara Medyasari 1, Muhtarom 2, Sugiyanti 3 Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang 1.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

*Keperluan Korespondensi, tel/fax: (0271) /648939, ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISON (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PROFESI KEPENDIDIKAN

Resti Tresnasih*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: , ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 BENDO

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN TGT DAN NHT TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN

yahoo.co.id

NASKAH PUBLIKASI STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN STRATEGI NHT DENGAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN MOJOLEGI TAHUN 2015/2016

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

STUDI KOMPARASI PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

Putri Darma 25, Joko Waluyo 26, Pujiastuti 27

Transkripsi:

JPII 2 () (203) 2-7 Jurnal Pendidikan IPA Indonesia http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL STAD DAN TGT DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN DAN MINAT BELAJAR SISWA N.D. Muldayanti* Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak Diterima: 0 Januari 203. Disetujui: 3 April 203. Dipublikasikan: April 203 ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran dengan TGT dan STAD terhadap prestasi belajar biologi ditinjau dari keingintahuan dan minat belajar siswa. Hasil analisis diperoleh () ada pengaruh penggunaan metode pembelajaran dengan TGT dan STAD terhadap prestasi belajar Biologi, (2) ada pengaruh minat belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi, (3) pengaruh keingintahuan belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi, (4) terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan keingintahuan belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi, (5) tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan minat belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi, (6) tidak terdapat interaksi antara minat belajar tinggi dan rendah, keingintahuan tinggi dan rendah terhadap prestai belajar Biologi, (7) terdapat interaksi antara metode pembelajaran, keingintahuan tinggi dan rendah, minat belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi. ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect the use of learning methods with TGT and STAD on biology achievement in terms of students curiosity and interest in learning. Analysis results obtained () There was effect of the use of learning methods with TGT and STAD on Biology learning achievement, (2) There was effect of high and low interest in studying on the Biology learning achievement, (3) study the effect of high and low curiosity on Biology learning achievement, (4) there was interaction between learning method with curiosity to learn high and low on the Biology learning achievement, (5) there was no interaction between learning method with high and low interest in learning to Biology learning achievement, (6) there was no interaction between high and low interest in learning, high and low curiosity to Biology learning achievement, (7) there was interaction between learning method, high and low curiosity, high and low interest in learning to Biology learning achievement, (6) there was no interaction between high and low interest in learning, high and low curiosity to Biology learning achievement. Keywords: TGT Learning, STAD; students curiosity and interest in learning 203 Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNNES Semarang PENDAHULUAN Salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan adalah diselenggarakannya pembelajaran yang dirancang secara sistematis sesuai kaidah-kaidah pembelajaran yang efektif. Karena pembelajaran adalah merupakan sistem, maka *Alamat korespondensi: E-mail: mulda_bio04@yahoo.com perancangan pembelajaran seharusnya dilakukan secara sistematik (menggunakan pendekatan system), dalam rangka merancang pembelajaran inilah, maka pemilihan strategi pembelajaran harus mendapatkan perhatian secara seksama untuk menciptakan pengelolaan proses belajar mengajar yang efektif. Menurut Ambarini (200) menyatakan bahwa proses pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan pe-

N.D. Muldayanti / JPII 2 () (203) 2-7 3 serta didik (siswa) untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Untuk itu, guru harus memiliki strategi dalam proses belajar mengajar, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Permasalahan yang lain adalah guru juga mengalami kesulitan berupa karakteristik materi IPA sendiri, yang umumnya dikenal sulit dikalangan siswa, utamanya sub mata pelajaran IPA yang dianggap sulit untuk memahami konsep konsep dan prinsip prinsip Biologi. Ketidaktahuan siswa mengenai konsep-konsep Biologi menjadi penyebab mereka lekas bosan dan tidak tertarik pada pelajaran Biologi, di samping pengajar Biologi yang mengajar secara monoton, metode pembelajaran yang kurang variasi dan hanya berpegang teguh pada diktat diktat atau buku-buku paket saja. Pada pembelajaran bologi model pembelajaran konvensional (ceramah) kurang memberikan kesempatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran sehingga siswa cenderung hanya dian dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja dan pembelajarn konvensional itu kurang memfasilitasi siswa untuk kerjasama tim antar siswa satu dengan yang lain. Oleh karena itu, perlu ada suatu metode pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan siswa untuk mempelajari ilmu Biologi secara baik dan benar. Pada materi sistem pencernaan, merupakan materi yang sulit karena memiliki banyak konsep dan bersifat abstrak dan juga sangat penting karena banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat prestasi belajar siswa rendah. Rendahnya prestasi belajar siswa ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor diri siswa yaitu keingintahuan dan minat belajar siswa, kemampuan mengajar guru, kebijakan pengelolaan sekolah, dukungan orang tua, bahkan pengaruh lingkungan sekolah dan lingkungan belajar siswa. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan diantaranya adalah pembelajaran kooperatif. Zakaria and Iksan (2007) cooperative learning is grounded in the belief that learning is most effective when students are actively involved in sharing ideas and work cooperatively to complete academic tasks. Belajar kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Pembelajaran yang dirasa cocok untuk mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achivement Devision) dan TGT (Teams Games Tournament). Tujuan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat lebih membiasakan kepada siswa untuk belajar berkelompok dalam rangka memecahkan masalah atau mengerjakan tugas. Disamping itu pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membantu siswa memahami konsep-konsep pelajaran yang sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap social siswa. Winasis (200) menyatakan bahwa penerapan metode STAD dalam kegiatan pembelajaran mengarahkan seluruh siswa untuk terlibat dan ikut serta dalam kegiatan diskusi kelompok. Pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan dan menumbuhkan minat belajar (Biologi) siswa karena di dalam TGT terkandung proses permainan yang menjadikan proses pembelajaran akan lebih menyenangkan. Handayani (200) menyatakan bahwa aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa belajar lebih rileks, disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Faktor keberhasilan proses pembelajaran selain metode pembelajaran yang digunakan, keberhasilan proses pembelajaran juga banyak ditentukan oleh keingintahuan dan minat belajar siswa. Keingintahuan atau curiosity merupakan salah satu aspek yang bersifat kondisional bagi pengembangan siswa. Keingintahuan ini bahkan merupakan jiwa dan hakekat budaya belajar. Tanpa rasa ingin tahu, siswa akan kehilangan motivasi belajar dan akhirnya tidak akan pernah belajar. Proses belajar akan menjadi hal yang lebih menarik bila merupakan kehendak yang timbul dari diri sendiri siswa tanpa ada dorongan atau paksaan dari pihak lain. Faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran adalah faktor minat belajar siswa. Minat sebagai pernyataan psikis yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian terhadap suatu materi pelajaran karena obyek tersebut menarik bagi dirinya. Minat belajar adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan untuk suatu perubahan yang terjadi pada seseorang dalam melaksanakan kegiatan (belajar) amat bergantung dari kapasitas yang dimiliki. Pemusatan perhatian dalam proses pembelajaran sangat diperlukan, karena kehadiran minat belajar dalam pribadi seseorang akan merangsang keinginan untuk belajar yang lebih besar. METODE Sesuai dengan judul penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain factorial 2 x 2 x 2. Penelitian dilakukan di MTs

4 N.D. Muldayanti / JPII 2 () (203) 2-7 Tabel. Hasil Analisa General Linier Model dengan Software Minitab 5 Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Metode 285.7 480.7 480.7 4.94 0.028 Minat 500. 4969.6 4969.9 5.03 0.00 Keingintahuan 5772.7 22.3 22.3 2.45 0.000 Metode * Minat 43.0 040.5 040.5 0.68 0.085 Metode* Keingintahuan 2305.8 292.8 292.8 3.0 0.00 Minat *Keingintahuan 24.3 38.6 38.6.42 0.235 Metode* Mina*Keingintahuan 564.3 564.3 564.3 6.06 0.000 N Nogosari kabupaten Boyolali tahun ajaran 2009/200. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs N Nogosari Boyolali yang berjumlah enam kelas VIII A samapi VIII F, dan akan diambil sebagai sampelnya adalah 4 kelas secara Cluster Random Sampling. HASIL DAN PEMBAHASAN Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian yang berupa skor keingintahuan siswa, skor Minat belajar, nilai prestasi belajar dianalisis dengan analisis variansi tiga jalan dengan isi sel tidak sama menggunakan bantuan software Minitab 5, peneliti menggunakan General Linier Model (GLM) dilanjutkan dengan uji lanjut anova, dengan bantuan Minitab 5 dan menggunakan main effect plot untuk H 0 yang ditolak. Hasil dari pengujian hipotesi menggunakan GLM, didapatkan harga-harga seperti yang terangkum dalam Tabel. Hipotesis pertama menyatakan tidak terdapat perbedaan penggunaan metode A (TGT) dan B (STAD) terhadap prestasi ditolak (P-value = 0,028), karena P-value < 0,05 maka H () diterima, yaitu terdapat perbedaan penggunaan metode A (TGT) dan B (STAD) terhadap prestasi belajar Biologi. Tekanan utama Cooperative Learning adalah keberhasilan target kelompok dengan asumsi bahwa target hanya dapat dicapai jika setiap anggota tim berusaha menguasai subyek yang menjadi bahasan. Pembelajaran model TGT (Team-Games-Tournament) merupakan suatu pendekatan kerja sama antar kelompok dengan mengembangkan kerjasama antar personal. Dalam pembelajaran ini terdapat penggunaan teknik permainan. Dalam permainan ini mengandung persaingan menurut aturan-aturan yang telah ditentukan. Dalam permainan diharapkan tiap-tiap kelompok dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk bersaing agar memperoleh suatu kemenangan. Francis, dkk (2009) Cooperative Learning techniques have been shown to enhance students learning and social relations relative to traditional whole class methods of teaching. Teknik pengajaran cooperative learning telah menunjukkan dapat meningkatkan hubungan sosial dan pembelajaran, dari pada pengajaran tradisional. Beberapa keuntungan dari teknik permainan dalam situasi belajar kelompok yakni, bermanfaat khususnya untuk mengajarkan aspek-aspek kognitif tingkat tinggi seperti analisis, dengan adanya persaingan untuk mendapatkan kemenangan maka akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi siswa, dan dengan teknik permainan ini terbentuk suatu situasi belajar yang menyenangkan yang tentu saja sangat mempengaruhi tingkat konsentrasi, kecepatan menyerap materi pelajaran, jumlah pelajaran dan kematangan pemahamannya. Team game tournament merupakan pembelajaran team yang didesain oleh slavin untuk pembelajaran materi pokok dan review. Metode TGT dan STAD memiliki karakteristik yang berbeda. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran TGT dan STAD memberikan efek yang berbeda terhadap prestasi belajar. Berdasarkan hasil uji lanjut anova bahwa metode TGT lebih baik daripada metode STAD. Metode TGT, dapat meningkatkan motivasi belajar dan interaksi siswa. Hal ini dapat dilihat dari situasi kelas pada saat pembelajaran. Siswa lebih tertarik dengan metode pembelajaran TGT karena ada tahap permainan. Sistem turnamen dan penilaian kelompok membuat siswa lebih tertarik dan tertantang. Hal ini lebih diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinambela (2009) bahwa dengan menerapkan metode TGT pada

N.D. Muldayanti / JPII 2 () (203) 2-7 5 mata kuliah toksikologi dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Pada saat pembelajaran dengan metode STAD, proses diskusi kurang maksimal karena pada saat diskusi berlangsung, forum dikuasai oleh siswa yang pandai, sehingga siswa yang lain kurang percaya diri. Kejenuhan siswa pada saat pembelajaran STAD tampak pada hari kedua, terutama siswa yang kurang pandai berdiskusi. Mereka cenderung mengikuti pendapat teman yang menguasai forum daripada menyanggah pendapat atau memberikan solusi alternatif. Hipotesis kedua, menyatakan tidak terdapat perbedaan Minat belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi ditolak (P-value = 0,00), karena P-value < 0,05, maka H (2) diterima, yaitu terdapat perbedaan Minat belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi. Menurut Baharudin dan Wahyuni (2007) menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.minat dapat pula dikatakan rasa suka atau senang pada setiap seseorang terhadap sesuatu kegiatan, dimana minat menjadi sebab kegiatan itu dilakukan oleh seseorang dan juga merupakan penyebab muculnya partisipasi dalam suatu kegiatan. Menurut Hidayat (200) menyatakan bahwa pada dunia pendidikan, siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi maka akan mempunyai energi yang lebih untuk melakukan kegiatan belajar. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa minat seseorang akan timbul bila ada kegiatan yang sekiranya disenangi. Seseorang yang memiliki minat terhadap sesuatu hal, akan merasa tertarik dan terdorong untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan hal tersebut. Dengan adanya rasa senang dan tertarik akan menggunakan apa saja yang dimilikinya untuk melibatkan diri dalam kegiatan tersebut agar mendapat hasil sesuai yang diharapkan. Ketika siswa memiliki minat belajar tinggi, maka siswa tersebut akan mendapat prestasi belajar tinggi, begitu juga sebaliknya. Hipotesis ketiga, menyatakan tidak ada perbedaan Keingintahuan siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi ditolak, karena P-value < 0,05. sehingga H (3) diterima, yaitu terdapat perbedaan Keingintahuan belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi. Keingintahuan tidak terlepas dari kata keinginan yang didefinisikan sebagai dorongan nafsu, yang tertuju kepada sesuatu benda tertentu, atau yang konkrit. Keingintahuan atau curiosity merupakan salah satu aspek yang bersifat kondisional bagi pengembangan siswa. Keingintahuan ini bahkan merupakan jiwa dan hakekat budaya belajar. Tanpa rasa ingin tahu, siswa akan kehilangan motivasi belajar dan akhirnya tidak akan pernah belajar. Siswa yang memiliki keingintahuan tinggi akan selalu ingin tahu segala hal. Di dalam kelas ia akan sering mengajukan pertanyaan bila diberi kesempatan. Di luar kelas siswa yang termasuk kategori ini kelihatan selalu menginginkan sesuatu yang lebih dari apa yang sudah diterima. Disamping itu siswa yang mempunyai keingintahuan tinggi menunjukkan keinginannya pula untuk mengetahui lebih banyak tentang dirinya dan juga tentang lingkungannya. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa keingintahuan siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil uji lanjut anova bahwa keingintahuan tinggi memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap prestasi daripada keingintahuan rendah. Hipotesis keempat, menyatakan tidak terdapat interaksi metode pembelajaran dan minat terhadap prestasi belajar Biologi diterima, karena P-value > 0,05. Interaksi diartikan sebagai gejala yang berbeda dari perlakuan utama sekiranya variabel-variabel utama tersebut diintervensi oleh variable lain. Dalam konteks penelitian ini akan dilihat dari gejala yang berbeda dari pembelajaran kooperatif dengan STAD dan TGT (Team Game Tournament) dengan keingintahuan siswa. Berdasarkan hasil uji statistik dengan minitab, tampak bahwa p-value = 0.085, ini berarti bahwa tidak ada interaksi antara minat siswa dengan metode pembelajaran. Keberhasilan penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD dan TGT dipengaruhi oleh minat belajar siswa. Dengan minat belajar tersebut, siswa akan termotivasi untuk memahami, menafsirkan, menilai, menganalisa secara rasional, kritis dan kreatif materi yang sedang dipelajarinya. Oleh karena itu, terdapat hubungan timbal balik antara model pembelajaran dengan minat siswa. Walaupun tidak ada interaksi langsung antara metode pembelajaran dengan minat belajar, bukan berarti metode pembelajaran kooperatif tidak memiliki hubungan timbal balik dengan minat belajar siswa. Ada beberapa factor yang mempengaruhi interaksi antara minat dengan metode pembelajaran, yaitu keingintahuan siswa. Keefektifan penggunaan model pembelajaran TGT dengan suatu permainan akan lebih besar terlihat pada proses belajar mengajar dengan siswa yang memiliki keingintahuan siswa tinggi dibandingkan dengan STAD. Minat atau interest adalah gejolak psikologis atau psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu.

6 N.D. Muldayanti / JPII 2 () (203) 2-7 Hipotesis kelima, menyatakan tidak terdapat interaksi metode pembelajaran, keingintahuan belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi ditolak, karena P-value <0,05 sehingga H (4) diterima, yaitu terdapat interaksi metode pembelajaran dengan keingintahuan belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi. Salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuhnya keingintahuan belajar pada siwa adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, yang meliputi dorongan, perasaan, citi-cita, dan pengalaman masa lalu. Dorongan yang berasal dari dalam berhubungan dengan perasaan senang dan tidak senang, simpati, atau tidak simpati, dan perasaan lain yang tumbuh dari dalam diri terhadap suatu objek. Oleh karena itu, maka untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, siswa harus berusaha meingkatkan keingintahuan belajarnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi model pmbelajaran kooperatif dengan STAD dan TGT dengan keingintahuan belajar siswa terhadap prestasi belajar biologi sistem pencernaan makanan. Keinginan yang dipraktekkan dapat menjadi kebiasaan. Dengan demikian keingintahuan dapat diartikan sebagai dorongan nafsu untuk mengetahui sesuatu benda tertentu. Keingintahuan seseorang tentang keadaan suatu obyek disebut dengan minat. Hipotesis keenam, menyatakan tidak terdapat interaksi minat belajar tinggi dan rendah, Keingintahuan siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi diterima karena P-value > 0,05. Walaupun secara teori minat berhubungan erat dengan keingintahuan siswa, dimana Minat belajar akam menumbukan orientasi siswa dalam menentukan keingintahuan siswa, namun berdasarkan hasil penelitian, ternyata minat dan keingintahuan tidak berinteraksi secara bersamasama (saling berinterverensi) terhadap prestasi belajar. Setelah peneliti melakukan evaluasi terhadap pembelajaran berupa umpan balik terhadap siswa secara lisan, diperoleh kesimpulan bahwa siswa kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapat, menentukan solusi serta belum terbiasa dengan sistem pembelajaran diskusi. Walaupun siswa memiliki minat belajar tinggi, tetapi siswa tersebut kurang percaya diri maka dalam melakukan keingintahuan siswa kurang maksimal, bahkan mungkin minat tersebut hanya sekedar minat dalam tataran teori tanpa ada aplikasi teknisnya. Sehingga minat, keingintahuan tidak secara simultan mempengaruhi prestasi, minat dan keingintahuan hanya mempengaruhi prestasi belajar secara independent.. Dalam penelitian Lamba (2006) menyatakan bahwa tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dan gaya kognitif terhadap hasil belajar fisika siswa SMA GKST Immanuel Palu ditolak, diartikan bahwa metode pembelajaran bekerja sendiri-sendiri mempengaruhi hasil belajar, demikian juga dengan gaya kognitif bekerja sendiri-sendiri terhadap hasil belajar. Dimana interaksi dapat diartikan suatu kerjasama dua variable bebas atau lebih dalam mempengaruhi suatu variable terikat. Interaksi terjadi manakala suatu variable bebas memiliki efek-efek yang berbeda terhadap suatu variable terikat pada berbagai tingkat dari suatu variable bebas lainnya. Hipotesis ketujuh, menyatakan tidak ada interaksi metode pembelajaran, keingintahuan belajar tinggi dan rendah, Minat belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi ditolak, karena P-value = 0,000. Hal ini berarti bahwa metode pembelajaran, minat belajar dan keingintahuan siswa berpengaruh secara simultan terhadap prestasi belajar. Metode pembelajaran, minat belajar dan keingintahuan siswa mempengaruhi prestasi belajar secara independent. Salah satu faktor penyebabnya adalah kepercayaan diri siswa dan proses adaptasi siswa dalam menerima metode pembelajaran. Hipotesis ketujuh merupakan jawaban dari hipotesis 5 dan 6. walaupun minat dan metode tidak berinteraksi secara langsung terhadap prestasi belajar, kemudian keingintahuan dan minat tidak berinteraksi langsung terhadap prestasi belajar, tetapi minat, keingintahuan dan metode pembelajaran berinteraksi bersama-sama terhadap prestasi. Ini membuktikan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi minat belajar ketika suatu kelas diberikan perlakuan metode tertentu. Faktor tersebut adalah keingintahuan siswa. Ketika siswa memiliki keingintahuan tinggi maka dapat menumbuhkan minat siswa akan pelajaran tersebut dan berdampak pada peningkatan prestasi belajar. Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien., mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Yamin (2004) lebih khusus lagi menyatakan bahwa metode instruksional (metode mengajar) merupakan bagian dari strategi instruksional, metode instruksional berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi metode pembelajaran adalah bagian dari strategi pembelajaran yang berfungsi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

N.D. Muldayanti / JPII 2 () (203) 2-7 7 PENUTUP Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran pada materi Sistem Pencernaan Makanan yang menggunakan pembelajaran Cooperative Learning dengan model STAD dan TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan data yang dikumpulkan dapat disimpulkan sebagai berikut : Pembelajaran biologi pada materi Sistem Pencernaan Makanan model TGT lebih efektif dibandingkan dengan model STAD karena dengan metode TGT siswa cenderung lebih aktif dan lebih terarah, siswa terdorong untuk berpikir secara bebas dan terbuka sehingga akan memberikan kepuasan pada dirinya sendiri, siswa terdorong untuk berpikir dan bekerja atas prakarsa sendiri. Sedangkan pada model STAD siswa yang pandai lebih aktif, hal ini karena masih jarang digunakan sehingga perlu bimbingan dalam proses-proses dalam model STAD. Terdapat perbedaan minat tinggi atau rendah terhadap prestasi belajar siswa. Minat dapat pula dikatakan rasa suka atau senang pada setiap seseorang terhadap sesuatu kegiatan, dimana minat menjadi sebab kegiatan itu dilakukan oleh seseorang dan juga merupakan penyebab muculnya partisipasi dalam suatu kegiatan. Siswa yang memiliki minat tinggi atau rendah akan mempengaruhi prestasi belajar. Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki keingintahuan belajar tinggi dan keingintahuan belajar rendah dalam mempelajari materi sistem pencernaan makanan. Siswa yang memiliki keingintahuan belajar tinggi berarti siswa yang baik pendirian dan mempunyai rasa ingintahu lebih baik dan mampu mengendalikan diri serta bertanggung jawab atas segala tindakannya dibanding dengan siswa yang memiliki keingintahuan belajar rendah sehingga akan memperoleh nilai prestasi yang lebih rendah. Tidak terdapat interaksi metode belajar dan minat belajar siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar pada materi sistem pencernaan. Pada pembelajaran biologi materi sistem pencernaan menggunakan metode TGT dan metode STAD, siswa yang memiliki keingintahuan tinggi atau rendah mempengaruhi prestasi siswa, tetapi antara metode dengan minat belajar iswa tidak terdapat interaksi. Terdapat interaksi antara metode STAD dan TGT dengan keingintahuan terhadap prestasi belajar materi sitem pencernaan makanan. Pada pembelajaran biologi menggunakan metode STAD dengan TGT, siswa yang memiliki keingintahuan tinggi memperoleh nilai yang lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki keingintahuan belajar rendah. Terdapat interaksi antara minat belajar dan keingintahuan terhadap prestasi belajar. minat belajar dan keingintahua merupakan dua dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi siswa dimana keduanya saling mempengaruhi. Penerapan metode STAD dan TGT, keingintahuan tinggi atau rendah, dan minat belajar tinggi dan rendah mempengaruhi prestasi, dan memberikan interaksi secara bersamaan dalam meningkatkan prestasi belajar. DAFTAR PUSTAKA Ambarini, N. 200. Penerapan Pembelajaran Aktif Card Sort Disertai Mind Mapping Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VIIE SMP Negeri 5 Surakarta. Jurnal Pembelajaran Biologi. Vol. (): -7. Baharudin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Francis, Adesoji, F and Ibraheem T. 2009. Effect of Student Teams Achievement Divisions Strategy and Mathematics knowlegde on Learning Outcomes in Chemical kinetics. The Journal of International Social Research. Vol. 2 (6): -20. Handayani, F. 200. Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N Purwodadi Kabupaten Pasuruan Pada Materi Keragaman Bentuk Muka Bumi. Jurnal penelitian kependidikan. Vol. 20 (2): 67-76. Hidayat, H. 200. Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat PDTM. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 0 (): 2-5 Lamba, H. 2006. Penagaruh Pembelajara Kooperatif Model STAD dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Fisika Siwa SMA. Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol. 3(2): 22-28. Sinambela, M. 2009. Model Pembelajaran Tean Game Tournamen (TGT) untuk mengefektifkan perkuliahan toksikologi. Jurnal pendidikan matematika dan sains. Vol. 4 (): 4-44. Winasis, S. 200. Penerapan Metode Stad Disertai Reward Untuk Meningkatkan Partisipasi dan Penguasaan Konsep dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 3 Nguter. Jurnal Pembelajar Biologi. Vol. (): -4. Yamin, M. 2004. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada Press. Zakaria, E and Iksan, Z. 2007. Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics. Education: A Malaysian Perspective. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology education. Vol. 3() : 35-39.