BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. PKn tidak hanya berisi materi tentang nilai, norma dan moral saja, akan tetapi PKn juga sebagai wahana pengembangan kepribadian bagi siswa untuk membentuk watak sebagai warga negara yang cerdas dan mampu meningkatkan kepribadian bagi siswa sendiri. PKn juga menekankan peserta didik agar mampu menerapkan nilai, norma, dan moral dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran PKn menerapkan nilai, norma, dan moral sehingga di dalam diri siswa tertanam nilai, norma, dan moral tersebut. PKn juga sebagai sarana pendidikan awal yang penting diberikan untuk siswa sejak dini, karena setiap siswa perlu diberikan pendidikan PKn untuk menumbuhkan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai dalam pancasila. Setiap stakeholder dalam pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk meningkatkan pembelajaran PKn khususnya di Sekolah Dasar. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar perlu dikembangkan agar dalam proses pembelajaran guru mampu meningkatkan peran sertanya untuk membentuk karakter peserta didiknya menjadi siswa yang lebih baik. Peran guru khususnya dalam pembelajaran PKn perlu ditingkatkan karena masih banyak guru khususnya guru di Sekolah Dasar masih dominan dalam penyajian materi yang bersifat kognitif psikomotorik, serta kurang 1
2 menyentuh pada aspek afektif. Kurangnya aspek afektif pada siswa mengakibatkan siswa banyak yang mempunyai perilaku yang tidak baik. Peran guru dalam pembelajaran PKn sangat dibutuhkan, karena proses penanaman nilai pada siswa melalui bagaimana guru menerapkan nilai tersebut pada siswa. Widya Yanti (2013: 3) mengemukakan bahwa: "Visi, Misi dan tujuan PKn merupakan sesuatu yang bersifat ideal yang harus diwujudkan dalam dunia pendidikan. Namun dalam hal strategi pembelajaran nampaknya untuk mencapai tujuan PKn masih sangat jauh. Kesan PKn dewasa ini adalah sarat dengan hafalan-hafalan konsep yang bersifat teoritis, padahal yang sangat urgen dalam pernbelajaran PKn dewasa ini adalah penanaman makna dan nilai-nilai Kewarganegaraan". Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 1l Oktober 2017 dengan guru kelas IV SD Negeri 1 Sokaraja Tengah terkait dengan berlangsungnya proses pembelajaran di kelas yaitu ada 20 siswa dari 23 siswa yang tidak ikut serta dalam pembelajaran dan siswa masih pasif di kelas. Jika guru bertanya maka hanya 3 siswa yang menjawab sedangkan yang lainnya hanya diam, masih banyak siswa yang tidak bersemangat dalam belajar dan tidak semua anak dapat merasakan dampak langsung dari globalisasi, misalnya penggunaan internet. Berdasarkan hasil observasi, peneliti mengamati proses pembelajaran di kelas yaitu guru masih lebih dominan dalam pembelajaran, guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi di kelas dan proses pembelajaran masih sering mencatat materi, mendengarkan penjelasan dari guru, berlatih mengerjakan soal kemudian menjawab pertanyaan setelah itu guru bersama siswa membahas soal, setiap dalam proses pembelajaran
3 guru belum menggunakan media. Selain itu, peneliti menjumpai bahwa partisipasi belajar masih kurang. HaI ini dibuktikan, ketika guru bertanya hanya 3 siswa yang aktif dalam pembelajaran lainnya diam mendengarkan guru. Prestasi belajar yang kurang optimal juga dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa pada tahun 2016/2017, masih banyak nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM PKn yang ditetapkan dari sekolah yaitu 75. Diketahui dari 2l siswa, hanya ada 8 siswa yang sudah tuntas, sedangkan 13 siswa lainnya masih belum tuntas. Berikut tabel 1.1 tentang data nilai Ulangan Harian siswa kelas IV mata pelajaran PKn beserta persentase sebagai berikut: Tabel 1.1 Data Nilai UH tahun 2016/2017 Jumlah Rata- Nilai Nilai Tuntas Persentase Tahun Siswa rata Tertinggi Terendah KKM Ketuntasan 2016/2017 21 68,80 94 32 8 38,09 % Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model PBL menekankan siswa untuk terlibat dalam berbagai aktivitas dalam pembelajaran, sehingga semua siswa dapat aktif dan merasakan langsung proses pembelajaran. Selain dengan penggunaan media yang dapat mendukung proses pembelajaran, maka penggunaan media juga sangat membantu agar partisipasi belajar dan prestasi belajar siswa di kelas IV dapat meningkat. Media yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran yaitu permainan ular tangga berbasis surat rahasia. Media ini digunakan pada saat berlangsungnya penggunaan model PBL dilaksanakan. Permainan ular tangga
4 berbasis surat rahasia ini lebih tepatnya pada saat guru sudah memberikan sebuah permasalahan kepada siswa kemudian siswa memecahkan bersama dengan teman sebangkunya maupun memecahkan masalah dengan kelompok kecilnya. Setelah diberikan sebuah permasalahan untuk dipecahkan, maka guru harus mendemonstrasikan penggunaan media tersebut kepada siswa agar siswa mudah untuk menggunakan media tersebut bersama dengan anggota kelompok yang lain. Penggunaan media sesuai dengan aturan dalam permainan ular tangga berbasis surat rahasia, dimana hasil akhir dari permainan ini tiap siswa yang memperoleh nilai paling banyak dalam tiap kelompok akan di ikut sertakan kembali untuk mendapatkan pemenang dalam permainan ini. Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti dan guru sepakat untuk mengadakan kolaborasi untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk membantu guru dalam melakukan proses pembelajaran di kelas menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Peneliti akan melakukan penelitian dengan judul "Upaya Meningkatkan Partisipasi dan Prestasi Belajar Siswa melalui Model Problem Based Learning (PBL) dibantu dengan Permainan Ular Tangga Berbasis Surat Rahasia" Mata Pelajaran Pkn Materi Globalisasi Di Kelas IV SD Negeri 1 Sokaraja Tengah"
5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dibantu dengan permainan ular tangga berbasis surat rahasia dalam pembelajaran PKn materi Globalisasi di kelas IV SD Negeri 1 Sokaraja Tengah dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa? 2. Bagaimana pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dibantu dengan permainan ular tangga berbasis surat rahasia dalam pembelajaran PKn materi Globalisasi di kelas IV SD Negeri 1 Sokaraja Tengah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Meningkatkan partisipasi belajar siswa melalui model Problem Based Learning (PBL) dibantu dengan permainan ular tangga berbasis surat rahasia dalam pembelajaran Pkn materi Globalisasi di Lingkungan di kelas IV SD Negeri 1 Sokaraja Tengah. 2. Meningkatkan prestasi belajar siswa melalui model Problem Based Learning (PBL) dibantu dengan permainan ular tangga berbasis surat rahasia dalam pembelajaran Pkn materi Globalisasi di Lingkungan di kelas IV SD Negeri 1 Sokaraja Tengah.
6 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini akan diuraikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Siswa Dapat memperoleh materi dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan lebih baik lagi sehingga dapat membantu siswa meningkatkan partisipasi belajar, sehingga prestasi belajar yang dicapai juga akan meningkat. Meningkatnya partisipasi dan prestasi belajar pada siswa akan berpengaruh untuk siswa, agar siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar di kemudian hari. 2. Bagi Guru Dengan menggunakan model Problem Based Learning guru mampu mengembangkan suasana belajar di kelas menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga proses kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi lebih hidup. Selain itu, guru juga mendapatkan pengetahuan baru dengan penggunaan model PBL dan permainan ular tangga berbasis surat rahasia, agar pengetahuan baru yang di dapat guru menjadi bertambah. 3. Bagi Sekolah Meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di sekolah dengan penggunaan model dan media yang digunakan, agar kualitas pendidikan di sekolah lebih baik lagi dan mutu pembelajaran khususnya di sekolah tersebut menjadi lebih meningkat dan berbeda dari yang sebelumnya dan memberikan pembaharuan dalam rangka menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan mampu membuat nama baik sekolah menjadi lebih baik lagi di kemudian hari.
7 4. Bagi Peneliti Menambah pengalaman bagi peneliti untuk terus melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Inovasi yang dilakukan untuk menambah kesan berbeda dari penelitian yang dilakukan sebelumnya. Selain itu juga, dalam penelitian ini, menambah pengetahuan baru bagi peneliti untuk lebih baik lagi dalam melakukan sebuah penelitian dalam bidang akademis.