ANALISIS KINERJA OPERASIONAL PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH RIGHT ISSUE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pasar modal bagi perusahaan bagaikan lumbung dana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan alternatif investasi yang sangat fleksibel bagi para investor. perusahaan atau saham kepada masyarakat (public).

BAB I PENDAHULUAN. pengertian perusahaan atau perseroan dirumuskan sebagai badan hukum yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. bagaimana keadaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Nyoman (2006)

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup pesat khususnya pada perusahaan go public. Hal ini ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang telah go public biasanya mengalami pertumbuhan yang berakibat pada

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN PUSTAKA. antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

PENGARUH PERUBAHAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan, khususnya perusahaan publik di Indonesia tentu saja tidak akan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

Jurnal Dinamika Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan adalah keputusan yang membahas mengenai sumber dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Fitri, Kertahadi, Darminto (2014) Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan perkembangan yang cukup signifikan, hal ini dilihat dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha memaksa manajemen perusahaaan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi

I. PENDAHULUAN. jangka menengah dan dan jangka panjang. Bertemunya pihak yang memerlukan modal

I. PENDAHULUAN. tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Perusahaan publik

2016 ANALISIS PERBAND INGAN TINGKAT LIKUID ITAS DAN PROFITABILITAS SEBELUM D AN SESUD AH RIGHT ISSUE D I BURSA EFEK IND ONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal

I. PENDAHULUAN. mempunyai surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Employee

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

Skripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan membuat inovasi-inovasi baru di dalam menghadapi persaingan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

Investasi Saham di Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN. obligasi dan instrumen derivatif lainnya. Pasar modal merupakan sarana yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bukan hanya dimiliki oleh pemilik lama (founders), tetapi juga

) TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI SELAMA TAHUN

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri industri

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH RIGHT ISSUE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret OLEH : JUNITA ANGGRAINI NIM. F. 0206076 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

MOTTO Orang yang pesimis melihat kesulitan di setiap peluang. Sementara orang yang optimis melihat peluang disetiap kesulitan. (Winston Churchill) Jika Anda melihatnya dalam benak, Anda akan menggegamnya di tangan (Bob Proctor) Cita cita dan harapan terbesar akan terwujud apabila kita mau berusaha untuk mewujudkannya

HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan kepada: 1. Bapak dan Ibu ku tercinta 2. Adik, Nenek dan Keluarga ku 3. Teman- Teman FE

4. Almamaterku KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb Alhamdulillahirobil alamin. Segala puji dan rasa syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ANALISIS KINERJA OPERASIONAL PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH RIGHT ISSUE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Skripsi ini disusun guna melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik bberupa moral maupun material, secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ungkapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com,Ak., selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Endang Suhari, MSi, selaku ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Reza Rahardian, SE, MSi, selaku ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Prof. Dr. Hartono, MS selaku pembimbing yang telah memberikan waktu dan saran serta bimbingannya. 5. Bapak Ibu staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, terima kasih atassegala bimbingan selama penulis menmpuh studi. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan ke depan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan umumnya kepada kita sekalian. Akhirnya kepada semua pihak yang sudah membantu penulis selama menjalani masa perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi ini semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT. Wassalamu allaikum Wr. Wb. Surakarta, Agustus 2010 Penulis Junita Anggraini Nim. F. 0206076

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 8 D. Manfaat Penelitian... 8 BAB II. LANDASAN TEORI... 10 A. Tinjauan Pustaka... 10 B. Penelitian Terdahulu... 25 C. Model Penelitian... 30 D. Hipotesis... 31 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 33

A. Jenis Penelitian... 33 B. Periode Pengamatan... 33 C. Populasi dan Sampel... 33 D. Sumber Data... 34 E. Definisi Opersional dan Perhitungan... 34 F. Metode Analisis Data... 36 BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 40 A. Analisis Deskriptif... 40 B. Pengujian Normalitas Data... 43 C. Pengujian Hipotesis... 44 D. Pembahasan... 48 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 51 A. Kesimpulan... 51 B. Keterbatasan... 52 C. Saran... 53 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL Tabel 1 Daftar Perusahaan Sample yang Melakukan right issue Tahun 2000-2005... 41 Tabel 2 Statistik Deskriptif Operating Profit Margin... 41 Tabel 3 Statistik Deskriptif Net Profit Margin... 42 Tabel 4 Statistik Deskriptif Total Asset Turnover... 42 Tabel 5 Statistik Deskriptif Return on Asset... 42 Tabel 6 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov... 43 Tabel 7 Hasil Pengujian OP M dengan Wilcoxon Signed Rank Test. 44 Tabel 8 Hasil Pengujian NPM dengan Wilcoxon Signed Rank Test... 45 Tabel 9 Hasil Pengujian TAT dengan Wilcoxon Signed Rank Test... 46 Tabel 10 Hasil Pengujian ROA dengan Wilcoxon Signed Rank Test...,... 47

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka Pemikiran... 30

ABSTRAK ANALISIS KINERJA OPERASIONAL PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH RIGHT ISSUE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA JUNITA ANGGRAINI NIM: F. 0206076 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja operasional (operating profit margin, net profit margin, total asset turnover, dan return on asset) perusahaan sebelum dan sesudah right issue pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 1998 hingga 2007. Sampel penelitian ini sebanyak 17 perusahaan manufaktur yang listing selama tahun 1998-2007. Tehnik yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis uji beda. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil yaitu: (1) Tidak ada perbedaan operating profit margin perusahaan sebelum dan sesudah right issue yang dibuktikan dengan nilai Z -,852 assym. Sig. (2-tailed),394. (2) Tidak ada perbedaan net profit margin perusahaan sebelum dan sesudah right issue yang dibuktikan dengan nilai Z -,071 assym. Sig. (2-tailed),934. (3) Tidak ada perbedaan total asset turnover perusahaan sebelum dan sesudah right issue yang dibuktikan dengan nilai Z -,686 assym. Sig. (2-tailed),492.. (4) Tidak ada perbedaan return on asset perusahaan sebelum dan sesudah right issue yang dibuktikan dengan nilai Z -,592 assym. Sig. (2-tailed),554. Kata Kunci: kinerja operasional, right issue, operating profit margin, net profit margin, total asset turover, return on asset.

ABSTRACT ANALYSIS OF OPERATING PERFORMANCE ON FIRM BEFORE AND AFTER RIGHT ISSUE I MANUFACTURE FIRMS THAT LISTED AT INDONESIAN CAPITAL MARKET JUNITA ANGGRAINI NIM: F. 0206076 The purpose of this study was to examine if there is a different in operating performance (operating profit margin, net profit margin, total asset turnover, and return on asset) before and after right issue in manufacture firms, that listed in Indonesian Capital Market from 1998-2007. The sample in this study is 17 manufacture firms and listed from 1998-2007. Method in this sample is purposive sampling. And analysis method is different test analysis. According to the result of the analysis there are: (1) there is not different Operating Profit Margin in firm before and after right issue that shown with Z value -0,852 assym Sig. (2-tailed) 0,394. (2) there is not different Net Profit Margin in firm before and after right issue that shown with Z value -,071 assym Sig. (2-tailed) 0,934. (3) there is not different Total Asset Turnover in firm before and after right issue that shown with Z value -,686 assym Sig. (2-tailed) 0,492. (4) there is not different Total Asset Turnover in firm before and after right issue that shown with Z value -,592 assym Sig. (2-tailed) 0,554 Key Word: Operating performance, right issue, operating profit margin, net profit margin, total asset turover,and return on asset.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pasar modal memiliki peranan yang besar yakni sebagai salah satu pendukung gerak roda dunia bisnis. Penyelenggaraan pasar modal mendorong percepatan aktivitas investasi yang sangat dibutuhkan oleh sektor riil. Pasar modal juga memberikan alternatif investasi yang sangat fleksibel bagi para investor. Sebagai salah satu alternatif investasi, investor membutuhkan informasi yang relevan untuk mendukung keputusan investasi. Pengeluaran saham adalah salah satu bentuk tindakan perusahaan dalam mendanai proyek, berinvestasi maupun membayar hutang perusahaan yang jatuh tempo. Saham baru yang ditawarkan dengan berbagai macam cara, diantaranya yaitu menjual langsung kepada pemegang saham yang sudah ada, menjual kepada karyawan melalui Employee Stock Ownership Plan (ESOP), menambah saham melalui deviden yang tidak dibagi (devident reinvestment plan), menjual langsung kepada pembeli tunggal, secara privat (privat placement), serta menawarkan kepada publik (Hartono, 2000). Upaya perusahaan untuk menambah saham baru dilakukan dengan proses penawaran perdana sahamnya kepada masyarakat umum, yang disebut dengan go public. Dalam proses go public, sebelum saham diperdagangkan di Bursa Efek terlebih dahulu saham perusahaan yang akan 1

go public dijual di pasar perdana (primary market). Kegiatan yang dilakukan dalam rangka penawaran umum penjualan sahamnya disebut IPO (Initial Public Offerings). Selanjutnya saham dapat diperjualbelikan di bursa efek, yang disebut pasar sekunder (secondary market). Right Issue adalah instrumen derivatif yang berasal dari saham (Tandelilin,2001:22). Right issue memberikan hak bagi pemegang saham lama untuk membeli terlebih dahulu (preemptive right) saham baru pada harga tertentu dalam waktu kurang dari 6 bulan (Samsul, 2006:844). Alasan perusahaan melakukan right issue adalah untuk melindungi kepentingan pemegang saham perusahaan, khususnya dalam melaksanakan hak preemptive. Ini dilakukan agar pemegang saham lama tetap dapat mempertahankan proporsi kepemilikan saham perusahaan sama seperti sebelum SEO (Jogiyanto,1998) Right issue pada hakikatnya merupakan hak memesan terlebih dahulu yang diberikan kepada pemegang saham yang sudah ada untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten, umumnya saham baru tersebut ditawarkan kepada pemegang saham yang sudah ada sesuai dengan proporsi kepemilikannya dengan harga dibawah harga pasar, hal ini dilakukan sebagai daya tarik agar pemegang saham lama mau membelinya (Halim,2003) dalam Sunarto (2008). Pengertian bukti right menurut BAPEPAM yaitu : Bukti right atau yang biasa dikenal dengan Bukti Hak Memesan Terlebih Dahulu (HMETD) adalah hak yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang 2

saham untuk membeli saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan sebelum saham saham tersebut ditawarkan kepada pihak lain. Jika pemgang saham tidak bermaksud untuk menggunakan haknya (membeli saham), maka bukti right yang dimiliki dapat diperjualbelikan di bursa. Mekanisme right issue dilakukan dengan menjual right kepada pemegang saham lama untuk membeli ekuitas tambahan tersebut dengan harga tertentu dan saat tertentu. Mekanisme ini dilakukan oleh perusahaan yang kepemilikan sahamnya terkonsentrasi, dengan tujuan untuk melindungi kepentingan pemegang saham lama agar dapat mempertahankan proporsi kepemilikannya sama seperti sebelum penawaran ekuitas (Hartono, 2000). Dari beberapa penelitian mengenai right issue yakni penelitian dari Loughran dan Ritter (1995), menemukan perbedaan antara kinerja operasi lima tahun sebelum dan sesudah SEO dimana untuk pengambilan sampelnya menggunakan right issue yaitu adanya penurunan kinerja dalam jangka panjang. Anehnya walau average return perusahaan yang melakukan SEO hanya 7% per tahun sedangkan perusahaan yang tidak melakukan penawaran rata-rata 15% per tahun., SEO tetap mendapat respon positif dari investor. Apalagi jika investor menangkap bahwa dana yang diperoleh dari hasil seasoned issue tersebut akan diinvestasikan pada kesempatan investasi yang menguntungkan. Loughran dan Ritter (1997), menguji kinerja operasional perusahaan yang melakukan SEO di AS dari tahun 1979 sampai dengan 1989. Dimana dalam penelitian ini tidak memasukkan perusahaan yang bergerak di bidang 3

keuangan. Hasilnya menunjukkan untuk rasio keuangan profit margin dan Return On Asset mengalami penurunan selama 4 tahun setelah penawaran. Penelitian Cai (1998) meneliti kinerja operasional perusahaan yang melakukan right issue di Jepang. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kinerja operasional perusahaan mengalami penurunan yang signifikan setelah SEO selain itu juga menemukan bahwa manajerial ownwership mempunyai pengaruh yang terhadap kinerja operasional perusahaan. Andrikopoulos (2007) meneliti kinerja operasional perusahaan yang melakukan right issue di London Stock Exchange selama tahun 1988 sampai 1998 dengan menggunakan sampel 1542 right. Beberapa rasio keuangan yaitu Turnover Growth, Growth in Earning Before Tax, NPM, ROA dan Fixed Asset Growth digunakan untuk menganalisis kinerja operasional. Hasilnya Turnover dan Fixed Asset meningkat dari tahun ke tahun tetapi sebaliknya Earning Before Tax mengalami penurunan, ROA dan NPM mengalami penurunan masing- masing 8.5% dan 36,5% pada tahun ketiga setelah penawaran. Reddy (2004) meneliti pengaruh earning management terhadap kinerja operasional perusahaan yang melakukan SEO di India selama tahun 1995 sampai 1999. Hasilnya earning management mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja operasional perusahaan. Penelitian tersebut juga membandingkan kinerja operasional perusahaan yang melakukan SEO dengan perusahaan yang mengeluarkan hutang, hasilnya operating cash flow perusahaan yang melakukan SEO menunjukkan kinerja negatif sebelum dan 4

sesudah melakukan penawaran, sedangkan perusahaan yang mengeluarkan hutang menunjukkan perbaikan kinerja operasional selama 3 tahun sebelum dan 3 sesudah mengeluarkan hutang. Di Indonesia, penelitian mengenai kinerja perusahaan yang melakukan penawaran dilakukan oleh Harto (2001), Sulistyanto (2002) dan Eka Sari (2003). Harto (2001), menyimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan right issue, mengalami penurunan kinerja operasi, keuangan dan saham selama 3 tahun setelah pengumuman. Sedangkan Sulistyanto (2002), menyimpulkan bahwa perusahaan akan mengalami penurunan kinerja saham, sedangkan kinerja keuangan secara keseluruhan mengalami penurunan tetapi untuk variabel utang/ leverage (debt equity ratio) justru mengalami kenaikan. Penelitian tersebut memberikan argumen bahwa kenaikan kinerja keuangan tersebut kemungkinan besar karena (1) dana yang diperoleh dari SEO digunakan untuk membayar hutang yang telah jatuh tempo dan, (2) naiknya nilai hutang jangka panjang karena kemungkinan hutang yang dimiliki perusahaan merupakan hutang dalam kurs asing yang tidak dilindungi oleh system hedging, sehingga melemahnya nilai rupiah berakibat meningkatkan nilai hutang. Dalam penelitian Sri Rejeki (2006), tentang kinerja keuangan sebelum dan sesudah SEO: Benarkah underperformance?. Dimana untuk mengukur kinerja keuangan menggunakan net profit margin, return on asset, total asset turnover dan kinerja saham menjelaskan NPM, ROA, dan TAT sebelum SEO perusahaan besar dan perusahaan kecil tidak ada 5

perbedaan hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan perusahaan besar dan perusahaan kecil sesudah SEO. Penelitian Sunarto(2008) mengenai Analisis Kinerja Operasional Perusahaan Go Public yang Melakukan Right Issue, dimana kinerja operasional diproksikan menjadi Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Total Asset Turnover dan Return on Asset, hasilnya untuk Operating Profit Margin tidak terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman right issue, akan tetapi untuk Net Profit Margin, Total Asset Turnover dan Return On Asset terdapat perbedaan sebelum dan sesudah right issue. Sedangkan untuk perusahaan manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi komponen-komponen suatu produk. Beberapa industri, seperti produsen semikonduktor dan baja, juga menggunakan istilah pabrikasi. Corporate action merupakan salah satu informasi yang dibutuhkan oleh para investor sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya, maka pada penelitian ini penulis akan menguji apakah kinerja operasional pada perusahaan yag bergerak di bidang industri manfaktur akan berbeda sebelum dan sesudah melakukan right issue. 6

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS KINERJA OPERASIONAL PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH RIGHT ISSUE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Studi pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 1998-2007. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang ada diatas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan kinerja operasional sebelum dan sesudah right issue, dimana untuk kinerja operasionalnya diproksikan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan Operating Profit Margin perusahaan sebelum dan sesudah melakukan Right Issue? 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan Net Profit Margin perusahaan sebelum dan sesudah melakukan Right Issue? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan Total Asset Turnover perusahaan sebelum dan sesudah melakukan Right Issue? 4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan Return On Asset perusahaan sebelum dan sesudah melakukan Right Issue? 7

C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kinerja operasional perusahaan yang melakukan Right Issue sebelum dan sesudah penawaran yang diproksikan sebagai berikut: Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Total Asset Turnover dan Return On Asset. 2. Untuk mengetahui Operating Profit Margin perusahaan yang melakukan Right Issue sebelum dan sesudah penawaran 3. Untuk mengetahui Net Profit Margin perusahaan yang melakukan Right Issue sebelum dan sesudah penawaran 4. Untuk mengetahui Total Asset Turnover perusahaan yang melakukan Right Issue sebelum dan sesudah penawaran 5. Untuk mengetahui Return On Asset perusahaan yang melakukan Right Issue sebelum dan sesudah penawaran D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan berikut ini : 1. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi mengenai hal-hal yang berpengaruh pada saat Right Issue. Sehingga 8

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pada saat penanaman modalnya dengan mempertimbangkan pendapatan risiko yang harus ditanggung apabila pembeli saham pada perusahaan yang melakukan Right Issue di BEI. 2. Bagi Perusahaan Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga yang tepat pada saat Right Issue sehingga perusahaan akan memperoleh sejumlah modal dengan biaya rendah yang diharapkan akan lebih menguntungkan perusahaan. Disamping itu dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan sehingga perusahaan agar lebih berhati-hati dalam mengeluarkan Right Issue agar tidak berdampak negatif bagi perusahaan, dalam hal ini yaitu menyusutnya nilai saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Bagi Praktisi/ Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pustaka bagi yang berminat mendalami pengetahuan dalam bidang pasar modal dan jasa, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk lebih menyempurnakan penelitian-penelitian sebelumnya. 9

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Dalam perekonomian setiap negara, ada 3 jenis pasar utama yaitu pasar barang dan jasa, pasar faktor produksi, dan pasar finansial. Pasar barang dan jasa memproduksi barang dan jasa. Dalam pasar faktor produksi, masyarakat memberikan tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen kepada perusahaan dengan memperoleh imbalan berupa bunga, laba, sewa dan upah. Sedangkan dalam pasar financial (pasar keuangan), masyarakat memiliki dana yang ditawarkan kepada perusahaan melalui instrumen-instrumen tertentu yang berupa barang bukti hutang dan penyertaan perusahaan. Pasar uang (financial market) terdiri dari dua jenis, yaitu : 1). Pasar Uang Pasar uang adalah tempat terjadinya transaksi aktiva keuangan jangka pendek (shorttem financial assets) yang peredarannya kurang dari satu tahun. Oleh karena itu sering disebut pasar yang berjangka pendek. Aktiva yang diperdagangkan dalam pasar ini yaitu dalam bentuk tabungan, deposito, surat hutang jangka pendek. 10

2). Pasar Modal Pasar modal merupakan tempat transaksi aktiva keuangan jangka panjang, yaitu aktiva keuangan yang penawarannya lebih dari 1 tahun. Oleh karena sering disebut pasar yang berjangka panjang. Definisi secara umum dari pasar modal adalah pasar abstrak sekaligus pasar konkrit dengan barang yang diperjualbelikan adalah dana yang bersifat abstrak dan konkrit bentuknya adalah surat-surat berharga di bursa efek (Tandelilin, 2001). b. Fungsi Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana bagi para investor untuk memilih berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Bagi para pihak yang mempunyai kelebihan dana (lenders) dapat melakukan berbagai diversifikasi dalam investasi dengan cara membentuk portofolio (gabungan dari berbagai macam investasi keuangan) sesuai dengan risiko yang ditanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2001:2) dalam Sunarto (2008) keberadaan pasar modal memiliki fungsi sebagai berikut : 1) Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. 2) Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi. 11

3) Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara. 4) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah. 5) Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat, sehingga mendorong pemanfaatan manajemen profesional. 6) Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik 7) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang bagus. 8) Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi. c. Instrumen Pasar Modal Bentuk instrumen di pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa: 1). Saham Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS). Pada umumnya, DPS disajikan beberapa hari sebelum Rapat Umum Pemegang 12

Saham diselenggarakan dan setiap pihak dapat melihat DPS tersebut. Bukti bahwa seseorang adalah pemegang saham juga dapat dilihat pada halaman belakang lembar saham apakah namanya sudah diregistrasi oleh perusahaan (emiten) atau belum. Saham dapat dibedakan menjadi dua, yaitu saham biasa dan saham preferen. Dimana saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior jika terdapat pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Sedangkan saham preferen merupakan saham yang memiliki karateristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendapatkan hasil yang dikehendaki investor serta memiliki hak yang lebih dahulu memperoleh dividen. 2). Obligasi Obligasi (bonds) adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang kepada masyarakat yaitu diatas 3 tahun. Pihak yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder ) dan pemegang obligasi aka menerima kupon sebagai pendapatan dari obligasi yang dibayarkan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali. Pada saat pelunasan obligasi oleh 13

perusahaan, pemegang obligasi akan menerima kupon dan pokok obligasi. 3). Surat surat berharga turunan (derivative) Derivative merupakan penjabaran dari surat berharga lainnya yang terkait. Yang termasuk didalamnya adalah warrant, rights, option, future contract, dll. d. Jenis Pasar Modal Jenis pasar modal dibagi menjadi: 1). Pasar Perdana Salah satu cara untuk menghimpun dana atau modal dari masyarakat adalah melalui pasar umum di pasar modal. Perusahaan yang akan melakukan penawaran umum harus menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM untuk menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat secara efektif. Untuk melakukan penawaran umum, emisi harus menunjuk penjamin emisi khusus efek. Emisi dan penjamin harus bertanggung jawab atas kebenaran dan kelengkapan pendaftaran yang disampaikan kepada BAPEPAM. Dengan demikian perusahaan telah menjual saham kepada masyarakat merupakan perusahaan publik. 2). Pasar Sekunder Pasar sekunder yaitu tempat perdagangan surat berharga yang sudah beredar, setelah melalui penjualan di pasar perdana Dikatakan tempat karena secara fisik para perantara efek berada 14

dalam satu gedung di lantai perdagangan (trading floor), seperti Bursa Efek Indonesia. 3). Pasar Ketiga Pasar perdagangan surat berharga diluar bursa efek resmi yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek serta diawasi dan dibina oleh BAPEPAM. 4). Pasar Keempat Adalah sarana transaksi jual beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap muka antara investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawanya. Pasar keempat ini hanya dilaksanakan oleh para investor besar karena dapat menghemat biaya transaksi daripada dilakukan di pasar sekunder. 2. Bursa Efek Bursa efek adalah suatu sistem terorganisasi dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek secara langsung atau melalui wakil-wakilnya (Tandelilin). Fungsi Bursa : a. Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui mekanisme penawaran dan permintaan. b. Menciptakan pasar secara terus menerus bagi efek yang telah ditawarkan kepada masyarakat. c. Untuk membantu dalam dunia pembelajaran. 15

Ada beberapa aspek yang ingin dicapai oleh pasar modal Indonesia yaitu Pertama, mempercepat proses pemasaran partisipasi masyarakat dalam kepemilikan saham preferen, kedua, pemerataan pendapatan masyarakat melalui kepemilikan saham perusahaan, dan ketiga, menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dan penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif. 3. Penawaran Umum Perdana Pengertian penawaran umum perdana menurut buku klinik Go Public dan Investasi adalah penawaran surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, right, warrant, opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen yang ditetapkan oleh BAPEPAM sebagai efek, penawaran umum harus dilakukan dalam wilayah Indonesia atau kepada warga negara Indonesia, menggunakan media massa atau ditawarkan kepada lebih dari 100 (seratus) pihak atau telah dijual kepada 50 dan dalam batas nilai emisi serta batas waktu yang telah ditentukan oleh BAPEPAM. Penawaran Perdana ke Publik Go public adalah salah satu cara bagi perusahaan yang sedang berkembang untuk mendapatkan tambahan dana dalam rangka pembiayaan dan pengembangan usahanya. Dana yang diperoleh dari go public biasanya selain digunakan untuk kegiatan ekspansi, juga untuk pelunasan hutang yang diharapkan akan semakin meningkatkan posisi keuangan 16

perusahaan. Disamping untuk memperkuat struktur permodalan, go public juga dimaksudkan untuk memperkuat modal kerja perusahaan. Pada saat perusahaan memutuskan untuk melakukan IPO (Initial Public Offerings), permasalahan penting yang dihadapi adalah penentuan besarnya harga penawaran perdana. Penetapan pada harga penawaran (offering price) saham suatu perusahaan yang untuk pertama kalinya menawarkan sahamnya ke publik merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan. 4. Right Issue a. Pengertian Right Issue Right Issue adalah instrumen derivatif yang berasal dari saham (Tandelilin,2001). Right issue memberikan hak bagi pemegang saham lama untuk membeli terlebih dahulu (preemptive right) saham baru pada harga tertentu dalam waktu kurang dari 6 bulan (Samsul, 2006). Harga tertentu yang dimaksudkan adalah harga yang ditetapkan di muka, yang besarnya di bawah harga pasar saat diterbitkan. Apabila harga tembusan atau harga pelaksanaan (exercise price atau strike price) di atas harga pasar, maka tidak akan ada yang menukarkan right dengan saham karena investor lebih murah beli di pasar. Pemegang saham lama berhak membeli saham baru dalam jumlah yang sebanding dengan saham yang dimilikinya. Pada saat right issue, perusahaan akan mengirimkan satu hak untuk setiap lembar saham yang dipegang oleh investor. Apabila seorang pemegang 17

saham lama tidak ingin menukar right dengan saham, maka bukti right dapat dijual di bursa efek melalui broker efek. Right issue diartikan sebagai bukti right yang merupakan hak bagi pemegang saham untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten, biasanya dengan harga dibawah harga pasar. Right issue merupakan kebijakan yang sering diambil oleh perusahaan-perusahaan yang ada di emerging market seperti Indonesia ini meskipun dengan right issue. Modal yang diperoleh perusahaan mungkin tidak sebesar jika menjual saham kepada publik. Alasan yang menyebabkan beberapa perusahaan memilih untuk melakukan SEO dengan right issue adalah : a. Biaya lebih murah daripada penawaran umum. Dalam right issue, perusahaan tidak diharuskan untuk menggunakan penjamin (underwritter) sehingga tidak memerlukan biaya tambahan untuk komisi underwritter. b. Pemegang saham lama dapat memperhatikan proporsi kepemilikan sahamnya jika ia menginginkannya. Dengan adanya prioritas pembelian sekuritas oleh pemegang saham lama, dalam right issue pemegang saham lama dapat tetap mempertahankan proporsi kepemilikannya dengan cara menggunakan haknya untuk membeli right tersebut. c. Saham lebih likuid. Dalam right issue setiap pemegang saham yang memiliki hak preemptive (hak istimewa untuk membeli 18

lebih dahulu saham baru yang dikeluarkan perusahaan) dapat membeli atau melepaskan saham yang dimilikinya setiap saat dan dengan harga tertentu tanpa harus meminta izin kepada perusahaan atau pemegang saham lainnya. Pengertian bukti right menurut BAPEPAM yaitu : Bukti right atau yang biasa dikenal dengan Bukti Hak Memesan Terlebih Dahulu (HMETD) adalah hak yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham untuk membeli saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan sebelum saham-saham tersebut ditawarkan kepada pihak lain. Jika pemegang saham tidak bermaksud untuk menggunakan haknya (membeli saham), maka bukti right yang dimiliki yang dimiliki dapat diperjualbelikan di bursa. Pemegang saham yang memperoleh hak mempunyai 3 pilihan sehubungan dengan right tersebut (Watson dan Head, 2004), yaitu : 1) Pemegang right membeli saham baru yang ditawarkan, sesuai dengan right yang ditawarkan. 2) Pemegang right membeli saham baru yang ditawarkan, dan menjual right tersebut kepada investor lain. 3) Pemegang right membeli saham baru yang ditawarkan, dan tidak menjualnya. Pilihan pertama dan kedua secara finansial tidak mempengaruhi kekayaan atau kemakmuran pemegang saham, karena pada pilihan pertama kekayaan pemegang right bertambah karena membeli saham 19

baru tetapi jumlah saham yang akan dimilikinya akan bertambah pula sehingga kekayaan mereka menjadi tetap. Tetapi jika mereka tidak membeli saham baru yang ditawarkan, proporsi kepemilikan mereka akan menurun. Hal ini disebabkan karena jumlah saham yang ada bertambah. Sehingga motivasi utama pemegang saham mengambil right agar tidak terjadi dilusi/ penurunan proporsi kepemilikan saham di perusahaan. Imabalan yang akan di dapat oleh pembeli right issue adalah sama dengan membeli saham, yaitu dividen dan capital gain. Untuk mendapatkan dividen maka investor harus menahan saham hasil right issue dalam waktu yang relatif lebih lama. Bila investor berhasil menjual right / haknya dan saham right issue di pasar melebihi harga pembelian right issue, maka investor mendapatkan capital gain. b. Tujuan Right Issues Tujuan perusahaan melakukan right issue adalah untuk menambah modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut dapat digunakan untuk investasi maupun pembayaran utang perusahaan. Untuk memperoleh tambahan dana sebenarnya perusahaan dapat saja menerbitkan saham baru untuk ditawarkan kepada publik. Namun apabila cara ini ditempuh umumnya perusahaan harus menggunakan jasa penjamin (yang akan menjamin bahwa penerbitan tersebut akan terjual semua) atau menawarkan saham baru dengan harga yang lebih rendah dari harga saham saat ini ke publik. Karena apabila harga saham baru ditawarkan dengan 20

harga yang sama dengan harga saham lama, maka para investor mungkin akan berpikir untuk apa membeli saham baru di pasar perdana kalau dapat membeli saham yang sama dengan harga yang sama di pasar sekunder. Karena itulah umumnya harga saham baru akan lebih murah dari harga saham lama. Kedua pilihan tersebut akan mengakibatkan perusahaan menanggung biaya, pilihan yang pertama mengakibatkan perusahaan harus membayar fee kepada pihak penjamin (underwriter) dan yang kedua berarti distribusi kemakmuran kepada pemegang saham yang baru. Sehingga dengan dilakukannya right issue perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar dan tidak terjadi distribusi kemakmuran kepada pemegang saham yang baru serta perubahan persentase hak suara dalam perusahaan tidak terjadi. 5. Signaling Theory Asumsi utama dalam teori ini adalah bahwa manajer memiliki informasi yang akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar dan manajer adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan insentif yang diharapkannya. Maksudnya adalah manajer umumnya memiliki informasi yang lebih lengkap dan akurat daripada pihak luar perusahaan (investor) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Asimetri informasi akan terjadi jika manajer tidak secara penuh menyampaikan seluruh informasi yang diperolehnya tentang semua hal 21

yang dapat mempengaruhi perusahaan ke pasar modal. Jika manajer menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka umumnya pasar merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap adanya event tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan risiko saham yang terjadi sebagai implikasinya. Pengumuman perusahaan untuk menambah jumlah lembar saham baru yang beredar (right issue) akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal yang menyampaikan adanya informasi baru yang dikeluarkan oleh pihak manajer selanjutnya akan mempengaruhi nilai saham perusahaan. 6. Seasoned Equity Offerings SEO (Seasoned Equity Offerings) adalah penawaran saham tambahan yang dilakukan oleh perusahaan yang listed di bursa efek, diluar saham yang terlebih dahulu beredar di masyarakat melalui IPO (Initial Public Offerings). SEO (Seasoned Equity Offerings) pada intinya dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui mekanisme right issue dan melalui second offerings. Mekanisme right issue dilakukan dengan menjual right kepada pemegang saham lama untuk membeli ekuitas tambahan tersebut dengan harga tertentu dan saat tertentu. Mekanisme ini dilakukan oleh perusahaan yang kepemilikan sahamnya terkonsentrasi., dengan tujuan untuk melindungi kepentingan pemegang saham lama agar dapat 22

mempertahankan proporsi kepemilikannya sama seperti sebelum penawaran ekuitas (Hartono, 2000). Mekanisme yang kedua yaitu membeli second offerings, third offerings, dll. Yaitu dengan menjual ekuitas secara berkala kepada setiap investor di pasar yang ingin membelinya (Loughran dan Ritter, 1997). Pada mekanisme tersebut investor menentukan harga surat berharga tambahan tersebut berdasar harga pasar surat berharga yang telah beredar di masyarakat pada saat IPO (Teoh, et, al. 1998). Dalam hal ini tujuan dari SEO (Seasoned Equity Offerings), yaitu mencari tambahan dana / modal untuk membiayai kegiatan usaha atau membayar hutang yang telah jatuh tempo (Rangan, 2001). 7. Kinerja Operasional a. Operating Profit Margin Rasio ini menggambarkan yang biasa disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating profit margin disebut pure dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasional perusahaan dengan mengabaikan kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Operating profit margin diperoleh dengan cara membagi laba operasi dengan penjualan bersih. 23

b. Net Profit Magin Net profit margin digunakan untuk mengukur seberapa banyak laba bersih yang dapat dihasilkan dari setiap nilai penjualan. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan perusahaan mengelola biaya operasinya, selain itu menunjukkan perusahaan telah menghasilkan banyak penjualan untuk menutup biaya tetap dan masih menyisakan laba yang layak atau tidak. Net profit margin diperoleh dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. c. Total Asset Turnover Total Asset Turnover menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi rasio total asset turnover berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan volume penjualan dan menunjukkan bahwa perusahaan bekerja mendekati kapasitas penuh. Hal ini merupakan petunjuk bahwa perusahaan sulit mengadakan perluasan usaha tanpa menambah modal. Total asset turnover diperoleh dengan cara membagi penjualan bersih dengan total aktiva. d. Return On Asset Menurut Munawir (1986) Return On Asset atau disebut juga dengan Return On Investment adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva untuk menghasilkan laba Return on Assets (ROA) digunakan untuk 24

mengukur efisiensi dari keseluruhan operasional suatu perusahaan. Keuntungan lain yang menggunakan analisis ROA adalah dapat digunakan untuk menilai profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan dan sebagai dasar untuk keperluan perencanaan ekspansi. Semakin efektif perusahaan dalam menjalankan operasinya maka resiko yang ditanggung semakin kecil. Return On Asset diperoleh dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. B. PENELITIAN TERDAHULU Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang melakukan Right Issue cenderung mengalami penurunan. Loughran dan Ritter (1995), juga menemukan perbedaan antara kinerja operasi lima tahun sebelum dan sesudah SEO yaitu adanya penurunan kinerja dalam jangka panjang. Anehnya walau average return perusahaan yang melakukan SEO hanya 7% per tahun sedangkan perusahaan yang tidak melakukan penawaran rata-rata 15% per tahun., SEO tetap mendapat respon positif dari investor. Apalagi jika investor menangkap bahwa dana yang diperoleh dari hasil seasoned issue tersebut akan diinvestasikan pada kesempatan investasi yang menguntungkan. Andrikopoulos (2007) meneliti kinerja operasional perusahaan yang melakukan right issue di Lodon Stock Exchange selama tahun 1988 sampai 1998 dengan menggunakan sampel 1542 right. Beberapa rasio keuangan yaitu Turnover Growth, Growth in Earning Before Tax, NPM, ROA dan Fixed Asset Growth digunakan untuk menganalisis kinerja 25

operasional. Hasilnya Turnover dan Fixed Asset meningkat dari tahun ke tahun tetapi sebaliknya Earning Before Tax mengalami penurunan, ROA dan NPM mengalami penurunan masing- masing 8.5% dan 36,5% pada tahun ketiga setelah penawaran. Shivakumar (2000) dalam Sri Rejeki (2006), mengemukakan bahwa manajemen telah melakukan overstate terhadap earnings sebelum melakukan SEO. Dan investor sebenarnya sudah menduga adanya earning management dan secara rasional berusaha melepaskan pengaruhnya pada saat pengumuman SEO. Jadi Investor memiliki penilaian yang rendah terhadap earning sebelum SEO secara rasional memberikan nilai yang rendah untuk perusahaan. Reddy (2004) meneliti pengaruh earning management terhadap kinerja operasional perusahaan yang melakukan SEO di India selama tahun 1995 sampai 1999. Hasilnya earning management mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja operasional perusahaan. Penelitian tersebut juga membandingkan kinerja operasional perusahaan yang melakukan SEO dengan perusahaan yang mengeluarkan hutang, hasilnya operating cash flow perusahaan yang melakukan SEO menunjukkan kinerja negatif sebelum dan sesudah melakukan penawaran, sedangkan perusahaan yang mengeluarkan hutang menunjukkan perbaikan kinerja operasional selama 3 tahun sebelum dan sesudah mengeluarkan hutang. Penelitian Kabir dan Roosenboom (2003) dalam Sunarto (2008) meneliti kinerja operasional perusahaan yang melakukan right issue di 26

Amsterdam Exchange selama 1984 sampai 1995 dengan menggunakan 4 variasi dari Return On Asset dan Return On Sale untuk melihat kinerja operasional perusahaan. Hasilnya semua rasio ROA dan ROS menunjukkan nilai negatif selama 5 tahun, penurunan kinerja operasional tidak signifikan terjadi pada tahun pertama setelah right issue karena terlalu dini untuk menilai kinerja perusahaan dalam waktu setahun. Loughran dan Ritter (1997), menguji kinerja operasional perusahaan yang melakukan SEO di AS dari tahun 1979 sampai dengan 1989. Dimana dalam penelitian ini tidak memasukkan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Hasilnya menunjukkan untuk rasio keuangan profit margin dan Return On Asset mengalami penurunan selama 4 tahun setelah penawaran. Penelitian Cai (1998) meneliti kinerja operasional perusahaan yang melakukan right issue di Jepang. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kinerja operasional perusahaan mengalami penurunan yang signifikan setelah SEO selain itu juga menemukan bahwa manajerial ownwership mempunyai pengaruh yang terhadap kinerja operasional perusahaan. Penelitian yang dilakukan Mc Laughin et al (1996) dalam Harto (2001) juga menguji kinerja operasional perusahaan yang telah melakukan SEO. Dalam penelitiannya mereka menggunakan berbagai ukuran rasio cash flow untuk melihat apakah kinerja jangka panjang setelah SEO mengalami penurunan, sesuai dengan hipotesis free cash flow dari Jensen 27

(1986) Hasilnya kinerja cash flow perusahaan selama 3 tahun sesudah penawaran saham mengalami penurunan sekitar 20%. Selain 12 faktor seperti kesempatan pertambahan dan ukuran perusahaan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan penawaran saham. Di Indonesia, penelitian mengenai kinerja perusahaan yang melakukan SEO dilakukan oleh Harto (2001), Sulistyanto (2002) dan Eka Sari (2003). Harto (2001), menyimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan right issue, mengalami penurunan kinerja operasi, keuangan dan saham selama 3 tahun setelah SEO. Sedangkan Sulistyanto (2002), menyimpulkan bahwa perusahaan akan mengalami penurunan kinerja saham, sedangkan kinerja keuangan secara keseluruhan mengalami penurunan tetapi untuk variabel utang/ leverage (debt equity ratio) justru mengalami kenaikan. Penelitian tersebut memberikan argumen bahwa kenaikan kinerja keuangan tersebut kemungkinan besar karena (1) dana yang diperoleh dari SEO digunakan untuk membayar hutang yag telah jatuh tempo dan, (2) naiknya nilai hutang jangka panjang karena kemungkinan hutang yang dimiliki perusahaan merupakan hutang dalam kurs asing yang tidak dilindungi oleh system hedging, sehingga melemahnya nilai rupiah berakibat meningkatkan nilai hutang. Untuk meneliti kinerja keuangan ini digunakan beberapa rasio yaitu Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Total Asset Turnover (TAT) dan Net Profit Margin (NPM). 28

Sulistyanto (2002). Penelitiannya menemukan bukti bahwa perusahaan yang melakukan penawaran saham tambahan (SEO) mengalami penurunan pasca penawaran tersebut. Hal ini terbukti dengan besarnya nilai mean variabel kinerja keuangan dan kinerja saham sebelum dan sesudah SEO. Kondisi ini mengindikasikan adaya upaya manajemen untuk memperbaiki kinerja yang dilaporkan dalam prospektus, dengan harapan penawaran saham tambahannya akan direspon positif oleh investor di pasar. Walaupun pada periode pasca penawaran penurunan kinerja (underperformance) akan dialami perusahaan sebagai bukti tidak bisa dilanjutkannya manipulasi tersebut. Penurunan kinerja ini merupakan cermin dari ketidakmampuan manajemen melanjutkan manipulasi yang dilakukan pada saat SEO. Dalam penelitian Sri Rejeki (2006), tentang kinerja keuangan sebelum dan sesudah SEO: Benarkah underperformance?. Dimana untuk mengukur kinerja keuangan antara lain menggunakan net profit margin, return on asset, total asset turnover dan kinerja saham menjelaskan NPM, ROA, dan TAT sebelum SEO perusahaan besar dan perusahaan kecil tidak ada perbedaan hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan perusahaan besar dan perusahaan kecil sesudah SEO. Penelitian Sunarto(2008) mengenai Analisis Kinerja Operasional Perusahaan Go Public yang Melakukan Right Issue, dimana kinerja operasional diproksikan menjadi Operating Profit Margin, Net Profit 29

Margin, Total Asset Turnover dan Return on Asset, dimana untuk OPM tidak terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman SEO, akan tetapi NPM, TAT dan ROA terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman. C. MODEL PENELITIAN Berdasarkan teori dan hasil dari penelitian terdahulu, terjadi penurunan kinerja operasional setelah penawaran. Maka dalam penelitian ini dilakukan perbandingan kinerja operasional perusahaan sebelum dan sesudah melakukan Right Issue. Dengan tujuan untuk mencari perbedaan operasional sebelum dan sesudah Right Issue. Right Issue Sebelum Sesudah Kinerja Operasional Perusahaan : - Operating Profit Margin - Net Profit Margin - Total Asset Turnover - Return on Asset Gambar II.1 Kerangka Pemikiran 30

D. HIPOTESIS Seperti halnya kebijakan kredit, penawaran saham kepada publik juga bertujuan untuk memperoleh tambahan modal yang akan digunakan untuk kepentingan operasional maupun investasi. Right Issue adalah salah satu cara yang dipilih perusahaan untuk memperoleh tambahan modal tersebut dengan menghimpun dana dari masyarakat maupun pemegang saham lama. Dalam beberapa penelitian sebelumnya mengenai right issue yakni penelitian dari Loughran dan Ritter (1995) yang menganalisa mengenai kinerja operasional perusahaan yang melakukan penawaran seasoned equity offerings dimana hasilnya perusahaan mengalami penurunan kinerja operasional yakni selama 5 tahun, kemudian penelitian dari Loughran dan Ritter (1997) menguji kinerja operasional perusahaan yang melakukan SEO di AS, hasilnya menunjukkan untuk rasio keuangan profit margin dan return on asset mengalami penurunan selama 4 tahun setelah penawaran, penelitian dari Andrikopaulos (2007) dimana meneliti mengenai kinerja operasional perusahaan yang melakukan right issue dimana hasilnya Turnover dan Fixed Asset meningkat dari tahun ke tahun tetapi sebaliknya Earning Before Tax mengalami penurunan, ROA dan NPM mengalami penurunan pada tahun ketiga setelah penawaran. Sedangkan untuk penelitian di Indonesia mengenai right issue ada penelitian dari Harto (2001), Sulistyanto (2002) dan Eka Sari (2003). Harto (2001), menyimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan right 31

issue, mengalami penurunan kinerja operasi, keuangan dan saham selama 3 tahun setelah penawaran. Selanjutnya dimana dalam penelitian ini kinerja operasional akan diproksikan sebagai berikut : H 1 Terdapat perbedaan yang signifikan Operating Profit Margin perusahaan sebelum dan sesudah melakukan Right Issue H 2 Terdapat perbedaan yang signifikan Net Profit Margin perusahaan sebelum dan sesudah melakukan Right Issue H 3 Terdapat perbedaan yang signifikan Total Asset Turnover perusahaan sebelum dan sesudah melakukan Right Issue H 4 Terdapat perbedaan yang signifikan Return On Asset perusahaan sebelum dan sesudah melakukan Right Issue 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian cross section karena dalam penelitian ini hanya mengambil sampel waktu dan kejadian pada saat tertentu. Dimana dalam penelitian ini mengenai perusahaan manufaktur yang melakukan Right Issue selama 6 tahun yakni dari tahun 2000 sampai dengan 2005. B. Periode Pengamatan Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinerja operasional perusahaan terhadap pengumuman Right Issue. Periode pengamatan dalam penelitian ini selama 10 tahun. Dimana kinerja operasional diukur pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2007. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang Go Public dan listed/ terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode analisis yaitu dari tahun 1998 sampai dengan 2007. 2. Sampel Teknik pengambilan sample pada penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu sampel sengaja ditentukan berdasarkan keputusan 33

pribadi peneliti dengan mempunyai kriteria/ sistematis tertentu. Dimana kriteria tersebut adalah a. Terdaftar aktif diperdagangkan di BEI selama periode analisis. b. Memiliki data laporan keuangan yang berkaitan dengan pengukuran rasio yang digunakan dalam penelitian ini. c. Perusahaan manufaktur yang melakukan Right Issue selama periode analisis yaitu pada tahun 2000-2005. Perusahaan yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang go public dan melakukan Right Issue dan mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember 2000-2005. D. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diambil dari laporan keuangan (annual report) perusahaan manufaktur yang melakukan Right Issue periode tahun 2000-2005 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan diambil dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory) di Pojok BEI UNS. Data laporan keuangan dibutuhkan selama 10 tahun, yaitu 2 tahun sebelum Right Issue, tahun penerbitan Right Issue (2000-2005) dan 2 tahun sesudah penerbitan Right Issue. E. Definisi Operasional dan Perhitungan Dalam penelitian ini akan diteliti variable kinerja operasional perusahaan. 34

1. Kinerja Operasional Dalam penelitian ini akan diteliti variabel kinerja operasional. Dimana kinerja operasional perusahaan diproksi sebagai berikut : a. Operating Profit Margin Rasio ini menggambarkan setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan dengan mengabaikan kewajiban kewajiban berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Untuk mengukur Operating Profit Margin digunakan dengan rumus : Operating Profit Margin = Operating Income / Net Sales b. Net Profit Margin Rasio ini mengindikasikan banyaknya Earning After Tax yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Untuk mengukur Net Profit Margin digunakan rumus : Net Profit Margin = Earning After Tax/ Net Sales c. Total Assets Turnover Rasio ini mengindikasikan efisiensi dalam penggunaan aktiva perusahaan. Untuk mengukur Total Assets Turnover digunakan rumus: Total Assets Turnover = Sales / Total Assets d. Return on Assets Merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah 35