Pemanfaatan Sistem Informasi Geospasial Online Untuk Mendukung Pengambilan Keputusan Pemanfaatan Tata Ruang

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu

INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri

WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1

Ina-Geoportal : Satu Peta, Satu Solusi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI) merupakan

Jurnal SCRIPT Vol. 1 No. 2 Januari 2014

Aplikasi Sistem Informasi Geografis Usaha Kecil dan Menengah Kota Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS

Aplikasi GIS PDP3D G.I.S P.D.P.3.D PT. Lexion Indonesia

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia teknologi informasi, komputer tidak hanya digunakan sebagai alat untuk

1) BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat

PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

APLIKASI PEMETAAN JALAN WISATA PANTAI PULAU BATAM DENGAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PARIWISATA KOTA SAMARINDA BERBASIS WEB

BAB 1. PENDAHULUAN. Dokumen User Guide Aplikasi Web SRGI ini dibuat untuk tujuan sebagai berikut :

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Proposal. PT. Lexion Indonesia. Sistem Informasi Manajemen Tata Ruang Hal. 0

SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Ada beberapa keunggulan dari internet ialah dapat menyampaikan informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP:

Perancangan Website Ujian. Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

BAB I PENDAHULUAN. terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN SISTEM MOBILE COMPUTING BERBASIS LOCATION BASED SERVICE PADA SMARTPHONE ANDROID SEBAGAI MEDIA PROMOSI PARIWISATA ENJOY JAKARTA

SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL (INFRASTRUKTUR INFORMASI GEOSPASIAL)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PEMETAAN AREA PERSAWAHAN DESA GANTUNG KABUAT EN BELITUNG TIMUR BERBASIS GEORAPHICAL INFORMATION SYSTEM

REVIEW JURNAL. Disusun Oleh : Istikomah K Yuliana Ariyanti K

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) FASILITAS UMUM KOTA MOJOKERTO BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis

BAB I PENDAHULUAN. analisis terhadap sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi dimuka bumi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

MANUAL BOOK OF GEORIMA (Geological Resources of Indonesia Mobile Application)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

ARTIKEL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS UMUM DI NGANJUK KOTA DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUMGIS

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG (SIMTARU) KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI SUMBER DAYA ALAM KELISTRIKAN DI SUMATERA SELATAN

ABSTRACT Depok has 97 private elementary schools in 11 districts. Information about private elementary schools is still lacking. This thesis using Arc

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan sistem ini, dibutuhkan perangkat keras (hardware) dan

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

PENGEMBANGAN APLIKASI WEBGIS DATA PENELITIAN PUSLITBANG X DENGAN PENDEKATAN Y WEBGIS DEVELOPMENT METHODOLOGY

BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS OBJEK WISATA KOTA BANDUNG

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SMP DI KABUPATEN TEGAL BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DESA PENGRAJIN BATIK DI KABUPATEN BANTUL BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah tujuan wisatawan domestik dan internasional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Alur Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan

PEMANFAATAN GOOGLEMAPS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN DATA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA

Pembangunan Basis Data Guna Lahan Kabupaten Bengkalis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Informasi Geografis pemetaan titik api (hotspot) pemicu

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL

Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Pendataan Paud Di Indonesia Berbasis Web

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di dunia, saat ini telah menetapkan sektor pariwisata sebagai salah

2014, No.31 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL. BAB I K

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BENCANA ALAM BANJIR JAKARTA SELATAN

Jurnal Geodesi Undip April 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kita dituntut untuk menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN GONDOMANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL

BAB 1 PERSYARATAN PRODUK 1. Pendahuluan

Jurnal JARKOM Vol. 2 No. 1 Desember 2014

Oleh : Dosen Pembimbing : Umi Laili Yuhana, S.Kom, M.Sc Hadziq Fabroyir, S.Kom

Transkripsi:

Pemanfaatan Sistem Informasi Geospasial Online Untuk Mendukung Pengambilan Keputusan Pemanfaatan Tata Ruang Lala Hucadinota Ainul Amri Program Studi Teknik Kemasan, Jurusan Teknik Grafika, Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, Indonesia lalahuca@polimedia.ac.id Rieke Adriati Wijayanti Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang Malang, Indonesia riekeaw@polinema.ac.id 62 Abstract The IoT era, globalization and economic liberalization has brought a significant impacts, including increasing competition in the industrial sector. High competitiveness can be achieved if the industrial sector has strong structure, more added value and productivity along the production chain, and support from all productive resources owned. The rapid development of Jepara Regency as an industrial city has caused unavoidable shifts in land use, where land requirements for industrial and warehousing needs are large enough so the number of applications for land use change significantly increases. An effective and efficient solution is to move from an offline system in finding points on a static map to an overlay map system online, using geospatial maps that have been validated by the Geospatial Information Agency. For this reason, an online Geospatial Information System was made to support spatial use decision making. SINGMANTAP is a system enables the delivery and processing of data and information in single and synchronous manner and decision making in accordance with the duties and functions of each Regional Apparatus Work Unit in terms of interactive website-based online licensing and non-licensing services with 80% of appropriateness. This application can be applied by other local governments to support e-government programs. Keywords e-government; licensing; Geospatial Information Systems; online; spatial planning. Abstrak Era IoT, globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa dampak yang sangat signifikan, antara lain semakin ketatnya persaingan di sektor industri. Daya saing yang tinggi dari sektor industri dapat tercapai apabila sektor industri memiliki struktur yang kuat, adanya peningkatan nilai tambah dan produktivitas di sepanjang rantai nilai produksi, serta dukungan dari seluruh sumber daya produktif yang dimiliki. Perkembangan Kabupaten Jepara yang cukup pesat sebagai kota industri menyebabkan pergeseran fungsi lahan tidak terhindarkan, dimana kebutuhan lahan untuk kebutuhan industri dan pergudangan cukup besar sehingga jumlah permohonan alih fungsi lahan meningkat secara signifikan. Solusi yang efektif dan efisien adalah dengan memindahkan dari sistem offline dalam mencari titik pada peta statis menjadi sistem online peta overlay, menggunakan peta geospasial yang telah divalidasi oleh Badan Informasi Geospasial. Untuk itu dibuatlah sebuah Sistem Informasi Geospasial online untuk mendukung pengambilan keputusan pemanfaatan tata ruang. SINGMANTAP merupakan sistem yang memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian dan pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan sinkron serta pembuatan keputusan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam hal pelayanan perizinan dan non perizinan online berbasis website yang interaktif dengan tingkat kelayakan penggunaan sistem aplikasi mencapai 80%. Model aplikasi ini dapat diaplikasikan oleh pemerintah daerah lain untuk mendukung program e-government. Kata Kunci-- e-government; online; perizinan; Sistem Informasi Geospasial; tata ruang. PENDAHULUAN Era globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa dampak yang sangat signifikan, antara lain semakin ketatnya persaingan di sektor industri. Daya saing yang tinggi dari sektor industri dapat tercapai apabila sektor industri memiliki struktur yang kuat, adanya peningkatan nilai tambah dan produktivitas di sepanjang rantai nilai produksi, dan dukungan dari seluruh sumber daya produktif yang dimiliki. Dengan banyak dan beragamnya keunggulan komparatif daerah maka secara teoritis dimungkinkan untuk dibangun beberapa pusat pertumbuhan industri di beberapa lokasi pada wilayah tertentu. Dari sisi pemerintah, kebijakan selama ini menaungi sektor industri terus mengalami peningkatan, dengan memberikan kejelasan arah pengembangan industri, kemudahan perizinan serta berbagai insentif lain guna meningkatkan perkembangan sektor industri. Perkembangan Kabupaten Jepara sebagai kota industri cukup pesat, hal ini terlihat dari prospek makro ekonomi yang memperlihatkan kondisi cukup menjanjikan, sehingga menyebabkan investor mulai tertarik untuk melakukan perluasan bisnisnya. Perkembangan ini mulai menyebaban pergeseran fungsi lahan tidak dapat dihindari, dikarenakan kebutuhan lahan untuk industri dan pergudangan cukup besar. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Jepara telah menetapkan satu kawasan industri yang diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan lahan industri tersebut, yaitu di Kawasan Industri Mulyoharjo (KIM). KIM dipersiapkan untuk menampung kebutuhan investor dari berbagai sektor industri yang ingin menjadikan Kabupaten Jepara sebagai relokasi perusahaannya dari Jabodetabek. Namun ternyata skema sewa lahan KIM yang ditawarkan oleh Pemerintah Kabupaten Jepara kurang diminati investor, karena investor cenderung berniat untuk menguasai lahan tersebut agar dapat dijadikan sebagai aset perusahaannya [1]. Berawal dari kebutuhan lahan diluar KIM yang naik secara signifikan, dimana lahan peruntukan non industri akan digunakan sebagai lahan industri, hal ini menimbulkan masalah tersendiri. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara Tahun 2011-2031, bahwa alih fungsi lahan dimungkinkan dengan mekanisme rapat Badan Koordinasi Penataan ruang Daerah (BKPRD). Jumlah permohonan alih

fungsi lahan meningkat secara signifikan, yang mana hampir tiap minggu diadakan rapat BKPRD yang sebelumnya didahului dengan kegiatan survey lapangan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Hal ini dipandang tidak efektif karena menyita banyak waktu sehingga mengorbankan tugas pokok dari masing-masing pejabat SKPD terkait [2]. Berdasarkan uraian diatas, terlintas untuk mencari solusi yang efektif, efisien, kreatif dengan memanfaatkan teknologi informasi yang telah ada, IoT yang telah dikenal luas memaksa pergeseran dari sistem offline menjadi sistem online[3], mencari titik dalam peta statis dirubah menjadi sistem peta overlay secara online menggunakan peta geospasial yang telah divalidasi oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), maka perlu dibuat sebuah aplikasi Sistem Informasi Geospasial (SIG) online untuk mendukung pengambilan keputusan pemanfaatan tataruang. Beberapa penelitian terkait pembuatan aplikasi SIG antara lain perancangan Sistem Informasi Geografis Pusat Pertambangan di Provinsi Bengkulu menggunakan PHP dan MySQL yang bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam pencarian lokasi tambang di Provinsi Bengkulu dengan tingkat kelayakan penggunaan sistem sebesar 65% [4]. Adapula aplikasi WebGIS untuk Informasi Persebaran Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah di Kabupaten Kudus Menggunakan HERE Map API yang dapat digunakan masyarakat untuk mengakses informasi data sekolah menengah atas dengan lebih mudah dan cepat [5]. Selain itu aplikasi webgis telah dikembangkan dengan menggunakan QuantumGIS, ArcGIS Online dan CSS Bootstrap. Aplikasi yang mampu menampilkan secara visual GIS dalam menampilkan data kondisi sosial ekonomi masyarakat Kota Batam berupa kepadatan penduduk, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan budaya ini diharapkan mampu untuk memudahkan pihak CSR atau pemerintah dalam membuat keputusan terhadap kondisi sosial masyarakat [6]. Penelitian ini bertujuan untuk melihat cara kerja dalam pemanfaatan SIG dalam mendukung pengambilan keputusan pemanfaatan tata ruang, yang mungkin dapat diadopsi oleh pemerintah daerah yang lain untuk mewujudkan good government serta e-government yang efektif dan efisien. Penggunaan aplikasi ini diharapkan dapat membantu investor dan pengguna untuk mengetahui rencana pemanfaatan ruang di suatu daerah tertentu dan proses perizinan pemanfaatannya tanpa harus datang ke SKPD terkait serta tidak mengurangi waktu tim teknis untuk menjalankan tugas sesuai tupoksinya. SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL Sistem Informasi Geospasial (SIG) dapat didefinisikan sebagai perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas yang memuat semua informasi yang menyangkut lokasi dan keberadaan suatu objek pada permukaan bumi. Saat ini tren pembuatan informasi geospasial seperti peta mengarah pada pembuatan peta-peta skala besar seperti skala 1:50.000. Penggunaan peta-peta skala besar ini digunakan seperti pada perancangan tata ruang kota dan desa bahkan dalam rencana tata ruang wilayah, kebanyakan sudah memiliki peta geospasial skala 1:5.000 untuk penggunaan di rencana detail tata ruang[7]. Di Indonesia, Badan Informasi Geospasial (BIG) adalah satu-satunya lembaga yang berwenang dalam informasi geospasial. BIG lahir untuk menggantikan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) sebagai penuaian amanat Pasal 22 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (IG). BIG mempunyai tugas tentang SIG untuk: 1. Menjamin ketersediaan akses terhadap informasi geospasial yang dapat dipertanggungjawabkan; 2. Mewujudkan penyelenggaraan informasi geospasial yang berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) melalui kerja sama, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi; dan 3. Mendorong penggunaan informasi geospasial dalam penyelenggaraan pemerintahan dan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat [8]. PEMANFAATAN TATA RUANG Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang. Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan tujuan: 1. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; 2. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan 3. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Hal tersebut di atas telah digariskan dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Pemanfaatan tata ruang di lingkungan pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota) adalah tanggung jawab kepala daerah setempat yang dibantu oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Tata Ruang (atau sebutan lain yang sejenis) sebagai penanggung jawab dan koordinatoor. Di lingkup pemerintah daerah, daerah bekewajiban menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), yang biasanya RDTR disusun dengan basis kewilayahan per kecamatan. Perencanaan ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan akan ruang hidup yang membutuhkan pengaturan sehingga tidak tumpang tindih antar satu pemanfaatan dengan pemanfaatan yang lain. SINGMANTAP Inovasi dari Pemerintah Kabupaten Jepara dalam hal Pemanfaatan Sistem Informasi Geospasial Online Untuk Mendukung Pengambilan Keputusan Pemanfaatan Tata Ruang adalah SINGMANTAP yang merupakan akronim dari Interkoneksi Sistem Informasi Manajemen Tata Ruang Menuju Pelayanan Perizinan Prima. SINGMANTAP merupakan sebuah inovasi dalam memberikan pelayanan perizinan yang efektif, efisien, dan ekonomis kepada masyarajat secara online dengan mensinergikan kebijakan tata ruang sebagai dasar pelaksanaan pembangunan dan investasi di Kabupaten Jepara. Dalam sistem yang dibangun, faktor holistik yang dipertimbangkan adalah sistem pengambilan keputusan oleh tim teknis SKPD terkait. Aplikasi berbasis website online dengan alamat https://singmantap.jepara.go.id/, dibuat dengan dasar hukum: 1. Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan ruang, Pasal 13 bahwa Pemerintah Daerah Kab/Kota 63

mempunyai kewajiban menyelenggaran pembinaan penataan ruang sesuai dengan kewenangan masingmasing. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, bahwa perizinan pembangunan harus sesuai dengan tata ruang antara lain Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin HO, Izin Prinsip, Izin Lokasi dan Izin Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian. 3. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Indonesia 2010 2025. 4. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah. 5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2015, tentang penyusunan Standart Operasional Prosedur Kesekretariatan BKPRD, mengamanatkan bahwa penyebarluasan dan penyimpanan informasi dilakukan melalui website BKPRD (e-bkprd). 6. Peraturan Daerah kabupaten Jepara Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara Tahun 2011-2031, pasal 72 bahwa masyarakat dapat memperoleh informasi RTRW Kabupaten dan rencana rincinya melalui Sistem Informasi Tata Ruang Wilayah (SITRW) Kabupaten. 7. Peraturan Daerah Kabupaten jepara Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penanaman Modal di Kabupaten Jepara, pasal 19 ayat (3) bahwa Pelayanan perizinan dan non perizinan penanaman modal melalui PTSP dilaksanakan dengan menggunakan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) yang terintegrasi dengan pemerintah [9]. HASIL PENELITIAN A. Analisis dan perancangan Sistem Sistem website bertujuan untuk mencari bentuk yang optimal dari aplikasi yang akan dibangun dengan mempertimbangkan berbagai faktor-faktor permasalahan dan kebutuhan yang ada pada sistem. Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha mencari kombinasi penggunaan teknologi dan perangkat lunak (software) yang tepat sehingga diperoleh hasil yang optimal dan mudah untuk diimplementasikan. Website SINGMANTAP terdiri dari 2 bagian halaman yang terintegrasi, diantaranya: 1. Halaman Administrator/Backend, merupakan halaman user administrator website SINGMANTAP yang berisi fitur- fitur untuk pengaturan dan pengelolaan fitur-fitur informasi pada isi dari halaman user guest website. 2. Halaman Guest/Frontend (Pengunjung), merupakan halaman informasi pengunjung website SINGMANTAP yang berisi fitur-fitur untuk penyampaian informasi mengenai pemanfaatan tata ruang. Adapun diagram perancangan dasar untuk website SINGMANTAP ditunjukkan dalam Fig, 1 di bawah ini: Sistem yang dibutuhkan untuk membangun suatu aplikasi web based SIG dengan menggunakan MapServer terdiri atas perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang digunakan adalah PC (Personal Computer) yang terhubung dengan jaringan, baik jaringan internet maupun lokal. Spesifikasi perangkat keras yang harus dipenuhi untuk pengembangan perangkat lunak yang dirancang adalah minimal dapat menjalankan perangkat lunak sesuai kebutuhan pembuatan aplikasi. Untuk menggunakan MapServer, diperlukan perangkat lunak sebagai berikut: 1. Sistem operasi komputer: Linux, Windows, Mac OS X, Solaris. 2. Web-server: Apache, Microsoft Internet Information Server. 3. Program aplikasi MapServer dan aplikasi pendukung SIG lainnya. 4. Text editor: vi, emacs, notepad, homesite dan lainnya. 5. Browser internet: Ms. Internet Explorer, Mozilla, Opera. Data yang digunakan dalam SIG berupa data grafis dan data atribut. Data grafis misalnya peta, foto udara, citra satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data tersebut. Data yang digunakan pada sistem informasi ini adalah peta Administrasi RTRW Kabupaten Jepara dalam bentuk shapefile (SHP). Data peta tersebut didapat dari SKPD terkait di Pemerintah Kabupaten Jepara (Bappeda dan Dinas Tata Ruang). Peta yang ada meliputi Peta Dasar, Peta Tematik dan Peta Rencana Kabupaten Jepara. Setelah data awal didapat pada peta selesai dan peta dianggap layak, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan data dari ArcGis kedalam database dalam hal ini MySQL sebagai perangkat lunaknya. Hal ini dilakukan dengan mengimpor atau mentransformasikan format DBase file (*.dbf) yang telah kita isikan pada masing-masing shapefile dengan menggunakan software Quantum GIS sehingga data tersebut bisa di buat dalam bentuk webgis. B. Tampilan Sistem Aplikasi SINGMANTAP yang dibangun adalah aplikasi yang berbasis web, oleh karena itu antarmuka yang dibangun adalah antarmuka web. Antarmuka yang akan dibangun dirancang sesederhana mungkin sehingga memudahkan pengguna dalam menggunakannya. Graphical User Interface atau yang sering disebut sebagai GUI adalah tampilan dari program yang bisa dinikmati oleh user. Perancangan user interface harus dibuat semenarik dan seindah mungkin dengan tetap mengutamakan kenyamanan dalam mengoperasikan program (user friendly). Tampilan user interface dituangkan dalam sebuah website yang dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman html, PHP, Javascript dan Mapscript. Adapun tampilan halaman awal dari sistem aplikasi SINGMANTAP ditunjukkan dalam Fig. 2 di bawah ini: Fig. 2. Tampilan halaman awal sistem aplikasi SINGMANTAP Fig. 1. Diagram Perancangan Dasar Sedangkan tampilan informasi mengenai alur permohonan 64

perizinan dan SOP permohonan serta dasar hukum ditunjukkan dalam Fig. 3 sebagai berikut: Fig. 3. Tampilan Alur Aplikasi SINGMANTAP Fig. 5. Tampilan halaman permohonan perizinan bagi pemohon C. Pengolahan Data Dalam pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini, data yang telah diperoleh akan di dijalankan sesuai alur dan rute jalan yang dilalui. Adapun alur pengolahan data dari pemohon hingga munculnya surat rekomendasi tata ruang ditampilkan dalam Fig. 4 berikut ini: Fig. 6. Tampilan peta dan pemilihan lokasi perizinan E. F. G. Fig. 7. Tampilan hasil verifikasi pemohon, berupa hasil sidang, berita acara, dan surat rekomendasi tata ruang Fig. 4. Alur pengolahan data dari pemohon hingga munculnya surat rekomendasi tata ruang D. Implementasi Pembuatan tampilan web merupakan proses penghubungan sistem yang telah dirancang kemudian diterapkan dalam program. Dalam pembuatan aplikasi ini menggunakan bahasa pemrograman Javascript dan PHP dengan framework CodeIgniter. Berikut dalam Fig. 5, Fig. 6, dan Fig. 7 ditunjukkan hasil implementasi dari aplikasi web SINGMANTAP. E. Pengujian Sistem Pengujian sistem dilakukan secara offline dan online. Pengujian offline yaitu mengakses halaman web di komputer lokal dengan alamat http://localhost/singmantap-jepara.php/. Hasil pengujian offline menunjukkan bahwa semua menu yang terdapat di dalam web ini dapat ditampilkan dengan baik. Pengujian online yaitu mengakses halaman web di browser internet dengan halaman https://singmantap.jepara.go.id/. Hasil pengujian online juga menunjukkan bahwa alamat tersebut dapat diakses dan dapat menampilkan semua menu dengan waktu akses 10 detik untuk tampilan halaman utama. Selain pengujian akses halaman web, dilakukan juga pengujian dengan menggunakan kuesioner yang melibatkan 35 responden untuk menilai kinerja sistem secara keseluruhan [10]. Adapun pertanyaan yang digunakan untuk penilaian ditampilkan dalam Table 1 berikut: TABLE 1 PERTANYAAN KUESIONER UNTUK PENGUJIAN SISTEM No Pertanyaan Kuesioner 1 Apakah tampilan web aplikasi SINGMANTAP ini menarik? 2 Apakah alur yang ditunjukkan di web aplikasi 65

SINGMANTAP ini memberikan informasi yang jelas kepada calon pemohon untuk mengajukan permohonan alih fungsi lahan? 3 Apakah web SINGMANTAP ini sudah memudahkan pemohon dalam menentukan lokasi yang diinginkan? 4 Apakah tampilan hasil verifikasi pemohon memudahkan pemohon dalam mendapatkan informasi? 5 Apakah web aplikasi SINGMANTAP ini mudah digunakan oleh pengguna? 6 Apakah Anda setuju bahwa web aplikasi SINGMANTAP ini sudah layak digunakan? Semua pertanyaan diatas menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju dan Tidak Setuju. Hasil yang didapatkan ditampilkan dalam Table 2 berikut: TABLE 2 HASIL JAWABAN KUESIONER No Sangat Kurang Tidak Setuju Pertanyaan Setuju Setuju Setuju 1 65% 30% 5% 0% 2 90% 10% 0% 0% 3 70% 25% 5% 0% 4 90% 10% 0% 0% 5 85% 15% 0% 0% 6 80% 20% 0% 0% Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang didapatkan di atas, dapat disimpulkan bahwa 80% responden menyatakan Sangat Setuju terhadap kelayakan penggunakaan web aplikasi SINGMANTAP, sedangkan 18,3 % menyatakan Setuju dan sisanya menyatakan Kurang Setuju. KESIMPULAN SINGMANTAP yang dijalankan oleh pemerintah Kabupaten Jepara adalah salah satu contoh Pemanfaatan Sistem Informasi Geospasial Online Untuk Mendukung Pengambilan Keputusan Pemanfaatan Tata Ruang. Rapat secara tatap muka dapat ditinggalkan dan digantikan dengan rapat virtual yang ada dalam aplikasi online SINGMANTAP. Rapat secara tatap muka akan tetap dilaksanakan jika ada salah anggota tim teknis keberatan dengan mensertakan alasan secara normatif, untuk selanjutnya dibahas secara komprehensif yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Rapat Tatap Muka juga wajib dilaksanakan jika luas lahan pemohon / investor lebih dari 5000 meter persegi. Aplikasi ini sangat baik sebagai solusi proses perizinan pemanfaatan tata ruang, untuk mencari dan mengetahui rencana pemanfatan lahan, proses perizinan dan hasilnya secara cepat, efektif dan efisien tanpa mengurangi subtansi bidang perizinan yang ada, menggunakan peta dasar yang dioverlay dengan peta tata ruang wilayah yang telah divalidasi BIG disajikan berbasis web online. Keunggulan dari segi pemohon, pemohon tidak perlu lagi mendatangi kantor dinas terkait untuk mendapatkan informasi tata ruang, cukup mengecek langsung dengan koordinat pada aplikasi SINGMANTAP. Pemohon juga tidak perlu lagi mendatangi dinas terkait untuk mengajukan permohonan pemanfaatan tata ruang, cukup menyiapkan data dasar, melengkapi data dalam portal, melihat hasil, dan men-download Surat Keterangan Tata Ruang. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian sistem yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan aplikasi SINGMANTAP dalam Pemanfaatan Sistem Informasi Geospasial Online dapat mendukung pengambilan keputusan pemanfaatan tata ruang secara efektif dan efisien dengan prosentase kelayakan penggunaan sebesar 80%. Model aplikasi ini dapat ditiru dan diaplikasikan oleh pemerintah daerah yang lain untuk mendukung program e-government. REFERENSI [1] Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Jepara, Studi Kajian Kawasan Industri Mulyoharjo, Jurnal Penelitian dan Kajian Kabupaten Jepara, 2016. [2] A.O. Aslim, Formulasi Kebijakan Penyusunan Struktur Organisasi Tata Kerja Studi Kasus Provinsi Riau, JOM FISIP, Vol. 3, No. 2, Oktober 2016. [3] Y. Efendi, Internet Of Things (IoT) Sistem Pengendalian Lampu Menggunakan Raspberry PI Berbasis Mobile, Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol. 4, No. 1, April 2018. [4] K. M. Wibowo, I. Kanedi, dan J. Jumadi, Sistem Informasi Geografis (SIG) Menentukan Lokasi Pertambangan Batu Bara di Provinsi Bengkulu Berbasis Website, Jurnal Media Infotama, Vol. 11 No. 1, Februari 2015. [5] H. A. Ramadhani, M. Awaluddin, dan A. L. Nugraha, Aplikasi WebGIS Untuk Informasi Persebaran Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Di Kabupaten Kudus Menggunakan HERE Map API, Jurnal Geodesi Undip, Volume 5, Nomor 1, Januari 2016. [6] Ariyanto, D. E. Kurniawan, A. Fatulloh, Rancang Bangun Aplikasi WebGIS untuk Pemetaan Kondisi Sosial Ekonomi Kota Batam, Journal of Applied Informatics and Computing (JAIC), Vol. 2, No. 1, Juli 2018, pp. 27 30. [7] E. Irwansyah, Sistem Informasi Geografis: Prinsip Dasar dan Pengembangan Aplikasi, Yogyakarta: Digibooks, 2013. [8] Badan Informasi Geospasial, Palapa Geoportal Simpul Jaringan, Cibinong: 2018. [9] F. Elida, Laporan Diklatpim III: singmantap, Jurnal Diklatpim BPSDM, vol.-, 2017. [10] E. Rohadi, S.M. Sa adah, Y.W. Syaifudin, Pengembangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Bencana Di Perkotaan Dan Pencarian Jalur Evakuasi Dengan Algoritma A*, Jurnal Teknologi Informasi dan Terapan (J-TIT), Vol. 6, No. 1, Januari-Juni 2019, pp. 1 6 66