Pengaruh Cara Hidup Jemaat Mula-mula Berdasarkan Kisah Para Rasul 2:41-47 dan Relevansinya Pada Masa Kini

dokumen-dokumen yang mirip
TUBUH KRISTUS. 1. Gambarkan dengan singkat datangnya Roh Kudus pada orang-orang percaya.

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

TRAINING BERTEMPAT DI GEREJA SESI 1 - Model Untuk Training Pelayanan

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

Gereja Menyediakan Persekutuan

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS

Pembaptisan Air. Pengenalan

Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

DIPENUHI & DIBAPTIS DENGAN ROH KUDUS

#10DAYSPRAYANDFAST18

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8.

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

Buku buku Perjanjian Baru

Gereja Membaptis Orang Percaya

Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai?

BAPTISAN ROH KUDUS. Yohanes 4 : 23 24

Gereja Tunduk Kepada Roh Kudus

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

Pendidikan Agama Kristen Protestan

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban)

BAB I PENDAHULUAN UKDW

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH

Hari Pertama Kerajaan Kristus Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Kedua Doakan Yang Menyatukan Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Ketiga

Gereja Memberitakan Firman

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

BAHAN PENDALAMAN ALKITAB PERSEKUTUAN PEREMPUAN GKPA TAHUN 2018

Mat. 16: Ev. Bakti Anugrah, M.A.

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN

DOA. Prinsip: Doa dimulai dengan hubungan kita dengan Tuhan.

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann

Berbahasa Roh. Karunia Rohani Untuk Penginjilan. Sesaat sebelum Yahushua terangkat ke Sorga, Dia berkata kepada para murid-nya:

Apa Gereja 1Uhan Itu?

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

TATA IBADAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

Seri Kedewasaan Kristen (2/6)

Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2)

SIAPAKAH? ; BAGAIMANAKAH? DAN MENGAPAKAH? sehubungan dengan. baptisan. telah dibaptis dalam kematian-nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran

Kami datang kepada-mu, kami datang kepadamu Bersyukur sebulat hati, kar na kasihmu besar

Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities)

TATA IBADAH Dies Natalis STT INTIM Makasar ke 69 Tahun 2017 (Gereja Kristen Protestan di Bali) Minggu, 08 Oktober 2017

BAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1

TATA IBADAH Minggu Adven I

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3

.. prosesi Alkitab dibawa masuk ke dalam ruang Ibadah diiringi instrumen...

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Dari Perjanjian Baru kita dapat belajar tentang baptisan Roh Kudus dan bagaimana orang-orang percaya dipenuhi Roh Kudus. Syarat-syarat apakah yang

GPIB Immanuel Depok Minggu, 13 Nopember 2016

Roh Kudus. Para murid tahu bahwa Yesus akan pergi. Ia telah memberitahukannya

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menerangkan siapa Yesus. Mengerti tujuan kedatangan-nya yang pertama dan kedatangan-nya

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

Kehidupan Yang Dipenuhi Roh

Revelation 11, Study No. 37 in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 37, oleh Chris McCann

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017

Seri Kedewasaan Kristen (3/6)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

IMAN YANG HIDUP (Yakobus 2:14-26) Hendro Lim

Surat Yohanes yang pertama

TATA IBADAH HARI MINGGU

Transkripsi:

PNEUSTOS Jurnal Teologi Pantekosta Vol 1, No 1, Juni 2018 ISSN: 2621-6191 (online), 2621-7570 (print) http://sttpantekostasumutaceh.ac.id/e-journal/index.php/pneustos Pengaruh Cara Hidup Jemaat Mula-mula Berdasarkan Kisah Para Rasul 2:41-47 dan Relevansinya Pada Masa Kini Rahmat Hasudungan Nainggolan Sekolah Tinggi Teologi Pantkosta Sumut Aceh Abstract Kurangnya pemaknaan mengenai pentingnya pengajaran dan persekutuan, serta kesatuan yang sudah mulai pudar dikalangan kehidupan jemaat masa kini sering menjadi penghambat pertumbuhan jemaat baik secara kualitas maupun kuantitas. Berbeda dengan Kehidupan jemaat mula-mula selalu menjadi sorotan pada masa itu, dimana mereka hidup berbeda dengan orang-orang lainnya. Kehidupan mereka yang berbeda tersebut didapatkan dari ketekunan mereka dalam pengajaran dan persekutuan yang merupakan element dasar dari kehidupan jemaat mula-mula. Mereka menghidupi kematian dan kebangkitan Yesus, mereka hidup dalam persekutuan, hidup dalam pengajaran yang ketat langsung dari para rasul yang merupakan saksi mata dari kehidupan Yesus. Dengan kehidupan jemaat pada masa awal atau gereja mula-mula membuat Allah menambahkan jumlah orang percaya KepadaNya. Kehidupan jemaat mula-mula sangat menarik untuk di perhatikan dan dipelajari untuk bisa diterapkan pada kehidupan masa kini,cara dan pola mereka dalam mengiring Tuhan. Keywords: jemaat mula-mula; ancient church; gereja Perjanjian Baru; pengajaran; doktrin gereja mula-mula PENDAHULUAN Manusia adalah mahluk sosial, karena itu dalam setiap aspek kehidupannya manusia pasti berhubungan dengan orang lain. Begitu juga dengan kehidupan Gereja yang selalu di penuhi dengan orang-orang yang bersatu untuk memuji dan memuliakan Allah. Berdasarkan amanat agung Tuhan Yesus untuk menjadikan semua bangsa menjadi murid- Nya secara jelas ini mengacu kepada tugas dan tanggung jawab gereja. Oleh sebab itu secara garis besar gereja memiliki tiga tugas dalam memenuhi panggilan amanat agung tersebut, yaitu: Diakonia (melayani), Koinonia (bersekutu) dan Marturia (bersaksi). Namun melihat kepada kehidupan gereja masa kini yang banyak mengalami perubahanperubahan yang keluar dari jalur panggilan gereja itu sendiri, membuat kehidupan gereja mulai merosot dan kehilangan nilai nilai dari panggilan itu sendiri. Gereja telah menunjukkan pergeseran dari paham yang sangat institusionalistis organisatoris kepada paham yang dinamis dan organis. Gereja dipahami sebagai 90 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

Umat Allah, dan itu membuat cakrawala pemahaman akan esensi Gereja lebih luas dari batas yang kelihatan, sebab banyak juga unsur-unsur Gereja dilihat dan diakui berada di luar batas-batas itu. Namun Gereja memandang diri terutama sebagai tanda dan sarana persatuan dan kesatuan, baik dengan Allah maupun dengan seluruh umat manusia. 1 Hilangnya nilai nilai dari panggilan gereja membuat gereja mulai lemah dan kehilangan otoritasnya. Kalau kita memperhatikan kehidupan gereja pada masa kini khususnya di dunia barat, banyak gereja sudah mulai berubah fungsi dan mulai ditinggalkan oleh para pengikutnya. Hal ini disebabkan oleh pemahaman gereja itu sendiri khususnya warga gereja yang mulai bergeser dan digantikan dengan pemahamanpemahaman baik itu yang bersifat materialism, hedonism maupun liberalism dan juga halhal lainnya yang menggeser pemahaman jemaat. Orang beranggapan bahwa kehidupan agama itu tidak penting yang terpenting adalah kehidupan spritualnya, dengan istilah lain orang mengatakan religion no but spritulism yes. Memang benar agama tidak menyelamatkan namun kehidupan spiritual yang ada harusnya dibangun atas dasar kepercayaan terhadap Yesus Kristus yang mati menebus dosa dan pelanggaran se-isi dunia, dan itu hanya diperoleh dalam kehidupan kekeristenan khususnya dalam kehidupan kegerejaan. Dalam melihat hal ini maka gereja seharusnya kembali kepada panggilan awalnya, khususnya gereja-gereja yang ada di Indonesia yang juga mulai terikut dengan pemahaman-pemahaman yang keluar dari panggilannya sendiri, dan bukan hanya itu saja gereja di Indonesia juga mengalami banyak tantangan seperti penganiayaan dan rasa minoritas yang membuat gereja seolah-olah tidak bisa bangkit menjalankan panggilannya. Oleh sebab itu kita perlu mengacu kembali kepada kehidupan gereja mula-mula seperti yang tertulis dalam kisah para rasul 2:41-47, dimana jumlah mereka semakin hari semakin bertambah dan dikatakan mereka disenangi semua orang, sehingga dengan demikian gereja bisa bangkit kembali semakin disenangi orang dan panggilan gereja itu bisa dipenuhi kembali. Manati I. Zega berpendapat : Agar gereja dapat bertumbuh dengan cara Allah, maka dasarnya harus kembali pada Alkitab. Kisah Para Rasul 2:41 47 memberikan catatan yang luar biasa perihal formulasi suatu jemaat atau gereja yang bertumbuh.. 2 Kalau kita melihat pada kehidupan gereja mula-mula seperti yang ada pada kisah rasul 2:41-47 kita bisa melihat bahwa pertumbuhan jemaat dengan metode yang diterapkan patut di perhatikan dan dibanggakan baik secara teologis maupun secara sosiologis dan 1 Dr. Tom Jacob SJ, Gereja menurut Vatikan II, http//www.id.wikipwdia.org 2 Manati I Zega, Bertumbuh dengan cara Allah, www.glorianet.org 91 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

praktis, dan hal inilah yang banyak terhilang dari kehidupan gereja masa kini. Dan kalau kita memperhatikan lagi sekarang ini banyak gereja atau warga gereja kurang memahami bagaimana pentingnya bertekun dalam pengajaran yang disampaikan oleh pemimpin gereja, dan kurangnya kesatuan di kalangan gereja atau warga gereja yang membuat mereka mementingkan kepantingan masing-masing. Dan banyak juga pemimpin gereja yang merasa puas dengan melihat pertumbuhan kuantitas tanpa memperhatikan pertumbuhan kualitas. Oleh karena itu kita perlu kembali memperhatikan dan menelaah bagaimana kehidupan gereja mula-mula dan kita belajar untuk kembali kepada panggilan gereja yang sesungguhnya. Di dalam Kisah Para rasul 2 : 41 47 diberitakan bahwa jemaat yang mula mula mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Mereka memiliki pola yang sangat luar biasa, pola atau cara hidup mereka antara lain: mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dalam persekutuan, mereka berkumpul untuk beribadah dalam ibadah mereka melakukan doa dan memecahkan roti. Mereka disukai oleh banyak orang dan jumlah mereka semakin bertambah-tambah. Oleh karena itu penulis melihat ada beberapa hal untuk diteliti. Latar Belakang Masalah Ada beberapa hal yang melatar belakangi masalah pertumbuhan gereja saat ini, yang merupakan bahan pemikiran bagi kita saat ini. Pertama, gereja kurang memaknai pertumbuhan jemaat dengan pola hidup jemaat mula-mula dalam Kisah Para rasul 2 : 41-47 merupakan metode yang baik yang patut dilihat dandibanggakan secara teologis dan sosiologis. Hal ini disebabkan pola hidup yang mereka terapkan sangat mengena dalam kehidupan bermasyarakat sehingga jumlah mereka semakin bertambah dan mereka juga semakin disukai oleh banyak orang. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pada zaman Kisah para rasul terjadi kesenjangan sosial yang luar biasa antara tuan-tuan dengan para hamba, golongan atas dengan golongan bawah ada pembatas. Masyarakat pada umumnya terbagi menjadi tiga golongan, yaitu golongan atas (para bangsawan), golongan menengah yaitu para imam dan rabi, dan golongan bawah (para budak dan rakyat biasa). Golongan atas ini biasanya adalah para pejabat Romawi dan pedagang yang berkembang di kota-kota besar seperti Antiokhia, Efesus, Korintus, Delos (Pusat perdagangan budak). Kaum budak merupakan jumlah terbesar dalam Negara Romawi, banyaknya orang menjadi budak dikarenakan adanya peperangan, utang piutang dan 92 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

kelahiran 3 status sosial ini membuat perbedaan yang luar biasa, mereka tidak pernah dapat disatukan di dalam suatu acara, dan tradisi ini yang diubah oleh gereja mula-mula yang menganggap bahwa tidak ada perbedaan, semua manusia adalah sama dihadapan Allah dan orang yang berlebihan harus membantu orang yang kekurangan. Karena hal ini pula sering dikatakan bahwa orang-orang tertarik untuk menjadi Kristen, mereka itu kebanyakan adalah orang-orang yang tersisih dalam masyarakat, khususnya para budak. Namun demikian situasi yang seperti ini juga mendukung usaha pekabaran Injil karena tidak jarang dari antara para budak yang ikut menyebarkan agama mereka kepada tuannya, walaupun tidak tertutup kemungkinan budak ini yang mengikuti agama tuannya. Kedua, Banyaknya warga jemaat sekarang yang kurang memahami bagaimana pentingnya bertekun dalam pengajar yang disampaikan oleh pemimpin rohani mereka. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih maka banyak jemaat yang sudah merasa cukup puas dengan membaca majalah rohani yang yang mudah di dapat baik melalui media massa, ataupun melalui media elektonik. Selain itu masalah waktu sangat mempengaruhi dimana manusia zaman sekarang ini lebih suka kepada hal-hal yang instan, dibandingkan pergi ke gereja untuk mengikuti PA (Pendalaman Alkitab) dan pembinaan rohani lainnya. Hal ini semakin di perparah oleh banyaknya gereja-gereja yang menina bobokan jemaat dengan khotbah khotbah yang membicarakan masalah berkat, banyak gereja yang sudah jarang berkhotbah pengajaran, khotbah yang menegur, sehingga tidaklah mengherankan apabila banyak jemaat sekarang ini tidak terlalu suka lagi dengan khotbahkhotbah yang bersifat pengajaran melainkan lebih suka mendengar khotbah yang berbicara tentang janji berkat Tuhan. Hal ini jelas sangat berpengaruh kepada Pola hidup jemaat. Yang lebih menghebohkan lagi ketika menerima firman yang agak keras, menegur begitu gampangnya jemaat sekarang ini menolak dengan cara complain kepada gembala atau dengan cara memilih pindah gereja. Akibatnya sesama gereja saling bersinggungan satu dengan yang lain. Oleh karena itu penulis melihat hal ini menjadi sebuah permasalahan serius yang perlu diperhatikan dan dipikirkan sebuah solusi dan pentingnya diberikan sebuah pemahaman melalui penulisan ini tentang pola hidup jemaat mula-mula yang memiliki ketekunan dalam pengajaran. Ketiga, Bahwa warga jemaat dalam gereja sekarang ini tidak lagi memaknai kesatuan karena cenderung mementingkan diri sendiri. Hal ini bisa dilihat dari sudut 3 Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru ( terj),malang; Gandum Mas,1997, 41 93 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

pandang relasi antara jemaat satu dengan jemaat yang lain. Perubahan di dalam dunia kekristenan dan kesibukan yang semakin padat yang dihadapi oleh jemaat, membuat mereka tidak memberikan perhatian kepada saudara seiman dalam satu persekutuan 4. ada beberapa hal yang membuat mereka melakukan hal ini yaitu: Pertama, ialah sikap individualis, sikap ini menunjukkan akan tidak kesatuan antara manusia satu dengan yang lain. Jemaat terkadang beribadah untuk menjadikan berkat bagi dirinya sendiri. Keadaan ini tidak mendukung relasi simpati dan empati antara jemaat yang satu dengan yang lain (berjalan sendiri-sendiri). akibat dari tindakan ini ialah, tidak adanya saling membangun iman dan kesatuan untuk terus bersandar kepada Kristus. Kedua, ialah modernisasi. modernisasi membuat manusia bisa melakukan segala sesuatu dengan cepat, praktis dan siap digunakan apapun yang ia mau. Persekutuan dalam jemaat, seharusnya modernisasi memudahkan untuk bisa bersekutu dan mempererat persatuan didalam jemaat, namun dengan adanya hal ini, menjauhkan setiap pribadi untuk bisa saling tolong menolong. Terkadang jemaat dengan adanya modernisasi membuat mereka lebih menjauhkan diri mereka dengan jemaat yang lain. Mereka menyibukkan diri dengan hal-hal yang lain bukan saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga perkerjaan yang padat. Berbagai bidang pekerjaan yang dilakukan oleh setiap jemaat pada saat ini, membuat waktu mereka tersita untuk pekerjaan yang mereka lakukan. Waktu yang diperlukan untuk bekerja dan bersekutu dengan saudara seiman terkadang lebih digunakan untuk bekerja. Hal ini mengakibatkan setiap jemaat tidak adanya kesatuhatian untuk bersama-sama saling memberikan pertolongan antara jemaat satu dengan yang lainnya. Kehidupan jemaat yang seperti ini tidak akan ada relasi antara satu dengan yang lain sehingga akan menunjukkan batasan-batasan di dalam jemaat. Terkadang mereka datang ketempat ibadah hanya sebagai rutinitas sebagai orang Kristen saja, namun jika menyadari akan kebutuhan untuk saling menguatkan antara jemaat satu dengan yang lain akan berbeda dalam suasana ibadah yang mereka lakukan. Keempat, Tingkatan kekayaan yang terjadi dalam jemaat. Di dalam berjemaat, pastilah ada jemaat yang mampu ataupun jemaat yang kurang mampu (miskin). Terkadang hal ini memisahkan antara jemaat yang kaya dengan jemaat yang miskin, hal ini disebabkan karena adanya suatu tingkatan kasta yang berbeda sehingga yang miskin malu untuk bisa bersosialisi dengan yang kaya, demikian sebaliknya. Terkadang yang kaya ingin 4 Dr. Makmur Halim. Gereja Di Tengah-Tengah Perubahan Dunia (Malang: Gandum Mas), 243 94 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

mempererat kesatuan dengan jemaat yang kurang mampu, namun terkadang yang miskin masih mempunyai rasa minder sehingga tidak adanya kesatuan. Kelima, Banyaknya jemaat dan pemimpin jemaat sekarang ini merasa puas hanya dengan melihat pertumbuhan kuantitas tanpa menyadari pentingnya pertumbuhan kualitas. Suatu kebanggaan jika terjadi pertambahan dalam jumlah ditengah tengah pelayanan ataupun gereja, tetapi seringkali yang terjadi adalah pertumbuhan secara jumlah bukan dalam kualitas iman. Kuantitas bertambah bukan karena kualitas rohani dan kualitas hidup jemaat yang akhirnya memberi kesaksian kepada orang lain tetapi pertumbuhan kuantitas itu lebih kepada faktor alamiah saja seperti kelahiran atau perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Beda dengan jemaat mula-mula kualitas iman mereka yang tercermin melalui cara hidup mereka membuat orang lain tertarik sehingga Kristen-Kristen baru atau petobat petobat baru bertambah. Hal ini menjadi salah satu latar belakang yang membuat peneliti tertarik dan termotivasi untuk menelitinya. Keenam, Penulis melihat bahwa hampir diseluruh gereja pada masa sekarang ini mengabaikan pola atau cara hidup jemaat mula-mula. Banyaknya metode metode tentang bagaimana gereja yang bertumbuh membuat banyak gereja tidak lagi memperdulikan dan mengacu kepada cara hidup jemaat mula mula. Gereja lebih fokus kepada metode pertumbuhan bukan kepada cara hidup yang membawa dampak yang luar biasa bagi pertumbuhan. Karena didalam konteks jemaat mula -mula Tuhan sendiri yang melakukan penambahan bilangan mereka bukan metode. Metode tidaklah salah namun bukan hal yang utama. PEMBAHASAN Analisa Konteks Kisah Para Rasul 2:41-47 Untuk mengerti dan memahami mengenai jemaat mula-mula, harus di perhatikan konteks pada ayat-ayat yang menjadi acuan pada penulisan ini. Ketika memperhatikan dan menganalisa konteks dari teks kisah para rasul 2:41-47 dapat ditemukan apa saja yang menjadi element dasar dari pengajaran dan aktifitas dari jemaat mula-mula. Dalam ayat 41: Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa (ITB) namun dalam terjemahan inggris lainnya mengatakan: Then they that gladly received his word 95 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

were baptized: and the same day there were added unto them about three thousand soul. 5 So then, those who had received his word were baptized; and there were added that day about three thousand souls. 6 Kata me.n ou=n (men oun)yang berarti kemudian tidak terdapat pada terjemahan bahasa Indonesia. kata me.n ou=n (men oun)merupakan kebiasaan dalam penulisan Lukas yang menyimpulkan, seperti yang dituliskan juga pada pasal 1:6 Lukas juga mempergunakan kata yang sama. Pada satu hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa, sepertinya Lukas sedang menyatakan bahwa jumlah yang tiga ribu tersebut di tambahkan ke jumlah bilangan 120 yang terdapat pada 1:15. 7 Beberapa komentator percaya bahwa ayat ini tidak menggambarkan kotbah Petrus yang seketika itu saja, akan tetapi Lukas mungkin telah menyimpulkan hasil kotbah Petrus sebagai titik baru dari awal cerita yang dibangun oleh Lukas. Lukas biasa menggunakan kata me.n (men) dalam bahasa Yunani dalam suratan Kisah para rasul. Penambahan kata ἀζμένωρ (asmenos) sebelum kata ἀποδεξάμενοι (apodekamenoi) yang dalam terjemahan bahasa Inggris dalam versi King s James Version (KJV) dituliskan gladly 8 berarti menerima dengan senang hati, yang tidak kita ketemukan pada penulisan bahasa Indonesia. Penambahan kata tersebut seperti yang terdapat pada menuscript (E, P, 614, cop G67, Augustine al) 9 merupakan sebuah cara lama untuk penekanan mengenai sebuah tindakan yang dilakukan akibat dari kotbah Petrus pada masa itu dan menunjukkan penambahan yang jelas dalam jumlah. Lebih dari itu mereka kemudian memberi diri mereka di babtis. Kunci kesuksesan kotbah Petrus tidak terlepas dari peranan Roh Kudus yang telah di jelaskan pada ayat ayat sebelumnya, yang membuat perkataan Petrus menjadi berkuasa dan mereka menerimanya dengan senang hati, dan bukan hanya itu Petrus juga membagikan bagaimana kuasa keselamatan melalui Yesus Kristus yang membebaskan. 10 Kata ἀποδεξάμενοι (apodekamenoi), dengan kata dasar ἀποδέσομαι (apodekomai) dalam pemakaiannya memiliki arti seperti yang diterjemahkan Gingrich: welcome (dengan senang hati), receive favorably (menerima dengan baik), acknowledge (mengakui), praise bible 5 5 KJV 6 NAS 7 L.Constable Thomas Dr Notes on Act 2007 Edition, page 53. 8 Bible Works v.8 9 Bruce M. Metzger A Tekxtual Commentary on the Greeek New Testament second Edition, PC 10 Matthew Henry s Commentary on the whole bible, volume VI Act to Revelation, PC bible 5 96 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

(memuji). 11 Bentuk kata ἀποδεξάμενοι (apodekamenoi), merupakan Verb partisip Aorist middle deponent nominative masculine plural, kata ini sering dipergunakan Lukas dalam tulisannya seperti dalam Injil Lukas 8:40; 9:11; Kisah Rasul 18:27;24:3;28:30. Dari bentuk kata kerja aorist yang ada, kata ini lebih kepada bentuk aorist konstatif dalam hal ini tindakan itu dilihatnya sebagai satu kesatuan. Selanjutnya kejadian tersebut hanya dinyatakan sebagai fakta saja tanpa menyinggung masalah terjadinya tindakan itu. 12 Jadi jelas dalam penggunaan kata ἀποδεξάμενοι (apodekamenoi) Lukas tidak terlalu menyinggung lagi mengenai kotbah Petrus, dia hanya menyajikan faktanya saja bahwa mereka menerima dengan senang hati kabar baik yang disampaikan oleh Petrus, dan bukan hanya itu saja mereka bahkan memberikan diri mereka untuk di babtis sebagai tanda pertobatan mereka serta menerima Kristus sebagai Juruselamat dan yang paling penting dicatat adalah mereka melakukannya dengan senang hati. 13 Dalam ayat 42 ini Lukas menuliskan bahwa para petobat-petobat baru ini bersamasama dengan murid-murid memberi diri untuk dua kegiatan yang mereka lakukan. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan kata proskartere,w (proskartereo) yang berarti mereka mengabdikan diri atau mereka dengan setia berada dalam kumpulan baru tersebut dalam hal Pengajaran Rasul, kata benda pertama didach/ (didake) memiliki arti bahwa orang orang Kristen pada masa itu mendengarkan apa saja yang diajarkan oleh para rasul dan dengan tekun mereka mempraktekkan apa yang telah diajarkan oleh para rasul 14. Bukan hanya setia dalam pengajaran mereka juga setia dalam persekutuan dalam bahasa inggris di katakan fellowship yang berarti berkumpul dalam sebuah komunitas namun kalau kita memperhatikan dalam bahasa Yunaninya dikatakan th/ koinwni,a (Te Koinonia) lebih kepada berbagi segala sesuatu dengan yang lain. Kehadiran artikel th/ (te) mengindikasikan bahwa persekutuan ini adalah persekutuan yang khas, yaitu sebuah persekutuan antara sesama orang yahudi 15. Meskipun persekutuan mereka di perluas kedalam bentuk barang barang material akan tetapi referensi utamanya harus lebih kepada ide, sikap, tujuan, misi, yang dibagikan oleh orang-orang Kristen pada masa itu. Ciri kegiatan khas yang dilakukan oleh gereja mula-mula adalah pengajaran dan persekutuan dalam persekutuan mereka juga memecahkan roti dalam bahasa Yunani 11 Bible Works v.8 12 Gramatika dan sintaksis bahasa Yunani STTII Yogyakarta disiapkan oleh Pdt. Petrus Maryono Th.M, Ph.D 13 Notes on the new testament by Albert Barnes, PC Bible 5 14 A critical and exegetical commentary on the act of the apostles by Barret C.K hal. 56. 15 L.Constable Thomas Dr Notes on Act 2007 Edition, page 55 97 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

disebutkan ηῇ κλάζει ηοῦ ἄπηος (te klasei tou artou) adalah istilah yang disini mungkin termasuk kepada perjamuan kudus seperti yang dilakukan oleh Yesus kepada muridmuridnya serta makan makanan bersama seperti yang di tuliskan pada ayat 46. Kemungkinan orang orang Kristen mula mula mereka mengadakan makan bersama dan dalam bagian dari acara tersebut atau mungkin setelah selesai acara makan, mereka menggunakan makanan mereka yang biasa yaitu roti dan anggur dan ini digunakan sebagai tanda peringatan akan kematian Kristus 16. Berdoa dalam bahasa Yunaninya πποζεςσαῖρ (proseukais) adalah merupakan bagian dari kegiatan yang dilakukan oleh orang orang percaya mula mula, dan doa orang orang percaya dalam permohonan doa dan dalam syafaatnya harus memiliki pujian dan ucapan syukur kepada Allah. Doa adalah sebuah ekpresi ke tergantungan, dan ketika orang orang percaya merasakan sebuah kebutuhan mereka akan berkumpul bersama dan berdoa. Ketekunan orang orang percaya mula mula rasa kebutuhan mereka seorang akan yang lain dan juga mendorong satu dengan yang lainnya untuk kembali fokus akan kematian Kristus. Dalam ayat 42 ini kata πποζκαπηεποῦνηερ (proskarterountes) dengan akar kata πποζκαπηεπέω (proskartereo)merupakan kata kerja participle present active nominative masculine plural. Dalam pemakaiannya Gingrich menterjemahkannya dengan: adhere to (mematuhi); persist in (bertahan dalam). Sedangkan dalam bentuk dative artinya bisa menjadi: attach one self (bertahan dalam); wait on (Menunggu); be faithfull to (mentaati) 17. Hal ini yang menjadi dasar dalam pengunaan kegiatan yang di lakukan oleh jemaat mula mula. Kegiatan yang pertama yang kita lihat dalam konteks ayat 42 ini adalah kata didach/ yang berarti bertekun dalam pengajaran yang dilakukan oleh para rasul. didach/ merupakan kata noun dative feminine singular dari asal kata διδασή yang diterjemahkan sebagai teaching as activity (kegiatan mengajar), instruction (pengajaran). Kata ini sangat melekat pada orang orang Yahudi pada masa itu, dimana mereka sangat mendengarkan ajaran ל ל מ ד para Rabbi, seperti yang di terjemahkan oleh Septuaginta LXX dengan kata (lelammed) yang berarti teaching (mengajar). 18 Dimana pada zaman perjanjian lama para Rabbi mengajarkan tentang Torah. Namun dalam konteks perjanjian baru kita dengan jelas bisa melihat khususnya dalam konteks ayat ini, bahwa pengajaran ini benar 16 A critical and exegetical commentary on the act of the apostles by Barret C.K hal. 166 17 Bible works 8 18 Thelogical dictionary of the new Testament (kittel s 10 vol), PC bible 5 98 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

pengajaran yang berasal dari Allah sama seperti yang Yesus ajarkan kepada murid muridnya dan yang diterima murid murid langsung dari Yesus. Penggunaan kata didach/ (didake) dari bentuk strukturnya menjelaskan bahwa Yesus kristus sendiri adalah sumber pengajaran dari pada rasul rasul.yesus bukan hanya sekedar pemberi pesan tapi Dia adalah pesan itu sendiri. 19 Kegiatan yang ke dua adalah koinwni,a (koinonia), ini juga merupakan noun dative feminine singular yang mana dalam penggunaannya Gingrich mengartikannya dengan: association ( asosiasi/perkumpulan), communion (persatuan), fellowship (persekutuan), close relationship (hubungan yang dekat). 20 Dalam konteks ayat ini ada beberapa kemungkinan pengertian dari koinwni,a seperti halnya merupakan persekutuan dengan para rasul, juga bisa mengacu kepada persekutuan dalam hal kepemilikan seperti pada ayat 44, atau perjamuan kudus. 21 Namun dalam konteks ini lebih mengacu kepada ide, dan sikap dari persekutuan itu sendiri. Dimana dalam persekutuan ini orang orang percaya bersekutu bukan hanya terhadap rasul dan sesama namun juga merupakan persekutuan dengan Bapa dan anaknya Yesus Kristus. 22 Kegiatan yang ketiga yang merupakan bagian dari bentuk persekutuan adalah κλάζει ηοῦ ἄπηος (klasei tou artou) yaitu memecahkan roti. Hal memecahkan roti ini lebih kepada perjamuan Tuhan karena masih berada dalam konteks ketekunan mereka dalam pengajaran Rasul. Dan kalau kita melihat kegiatan persekutan dengan memecahkan Roti mereka lakukan setiap hari di rumah rumah dimana mereka berkumpul, dan penggunaan kata ini juga mengacu kepada makan biasa secara bersama yang mereka lakukan sebelum memulai persekutuan mereka. 23 Kegiatan yang terakhir yang merupakan bentuk persekutuan mereka adalah πποζεςσαῖρ (proseukais) yang berarti berdoa. Kata πποζεςσαῖρ (proseukais) merupakan kata noun dative feminine plural dari kata πποζεςσή (proseuke) yang diterjemahkan sebagi doa, atau tempat berdoa. 24 Penggunaan kata ini sama seperti dalam kegiatan kegiatan sebelumnya, namun kita bisa melihat dari konteks bahwa kegiatan doa mereka lebih sering dari orang orang Yahudi lainnya. 25 Doa diartikan sebagai bentuk petisi atau permohonan yang dinaikkan kepada Tuhan. Dalam hal ini kita melihat bagaimana Lukas menulikan dalam tulisannya baik di Injil maupun di Kisah para 19 Ibid 20 Bible works 8 21 A critical and exegetical commentary on the act of the apostles by Barret C.K 22 Exegetical Dictionary of the new testament, PC bible 5 23 Thelogical dictionary of the new Testament (kittel s 10 vol), PC bible 5 24 Bible works 8 25 A critical and exegetical commentary on the act of the apostles by Barret C.K 99 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

rasul, dia menghubungkan antara pekerjaan Roh dalam hubungannya dengan Yesus dan pekerjaan Roh dengan hubungan terhadap gereja mula mula. Demikian juga halnya dalam doa, Lukas menuliskan bagaimana ketergantungan Yesus terhadap doa, dan ketergantungan jemaat mula mula terhadap doa. Pada ayat 43 dikatakan : Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda (ITB). And fear came upon every soul: and many wonders and signs were done by the apostles (KJV).Mujizat dan tanda yang dibicarakan pada ayat ini adalah sama dengan apa yang dibicarakan pada ayat 19 sebelumnya. Penekanan kata rasa takut fo,boj (pobos) bukan berarti seperti rasa takut yang ditujukan kepada Allah namun lebih kepada rasa kagum terhadap mujizat dan tanda yang dilakukan oleh para rasul. Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa para rasul tidaklah berbicara sebagai agent utama dari mujizat tersebut namun Allah sendirilah sebagai inisiator dan Dia bekerja melalui para rasul 26, dan hal inilah yang membuat para orang orang pada masa gereja mula mula memiliki rasa takut yang dimaksudkan. Dalam dayat 44-45 Orang percaya mula mula memiliki frekuensi pertemuan antara yang satu dengan yang lainnya, seperti yang dinyatakan pada ayat 44. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama (ITB). And all that believed were together, and had all things common (KJV). Istilah semua orang yang telah percaya, dalam bahasa Yunaninya pisteu,ontej (pisteountes) jelas mengacu kepada orang semua orang yang percaya kepada Yesus. Kata mereka tetap bersatu dalam terjemahan Indonesia agak berbeda dengan terjemahan inggris yang menyatakan were together arti kata ini disini lebih kepada bahwa mereka ditarik bersama kedalam ssebuah persekutuan didalam Kristus, atau dengan kata lain mereka secara berkesinambungan menjadi sebuah kelompok yang loyal. Sedangkan kata segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama dalam konteks ini tidak bisa dilepaskan dari ayat berikutnya. Orang orang percaya tidak berarti dengan begitu saja memberikan segala sesuatu yang mereka miliki, namun dengan jelas pada ayat 45 diindikasikan bahwa mereka hanya memberikan sesuatu ketika memang hal itu dibutuhkan dalam kamunitas tersebut, dengan kata lain mereka saling memberikan satu sama yang lain apa yang mereka butuhkan 27. Ayat 44 merupakan sebuah pernyataan dalam bentuk umum, yang mana ayat 45 lebih spesifik mendeskripsikannya. Ayat 45 berkata : 26 PC Studi Bible 5, Robertson Word Picture in the New Testament, Electronik database, 1997,2003,2006 by Broadman Press. 27 PC Studi Bible 5, UBS handbook series New Testament Volumes. 100 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing masing (ITB). Dalam bahasa inggris dikatakan : and they began selling their property and possessions, and were sharing them with all, as anyone might have need (NAS). Dalam bahasa Indonesia tidak dibedakan harta kekayaan dan milik kepunyaan seperti yang dinyatakan dalam bahasa inggris dalam kata property and possessions, dengan kata ini kita mendapatkan sebuah kesan bahwa kedua kata ini lebih kepada dua kegiatan yang berbeda, ini mengindikasikan bahwa hal ini adalah sebuah tindakan yang mereka lakukan kapan saja ketika ada yang membutuhkan. Dalam ayat selanjutnya ayat 46-47 kita dapat melihat bahwa sebagai sebuah kelompok mereka selalu berkumpul tiap tiap hari. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap tiap hari dalam bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing masing secara bergilir dan makan bersama sama dengan gembira dan dengan tulus hati (ITB). Mereka masih melakukan bentuk penyembahan didalam bait Allah masih seperti yang dilakukan oleh orang Yahudi lainnya, dengan pengertian lain bahwa mereka melakukan kegiatan doa seperti biasa yang dilakukan oleh orang Yahudi dan juga melakukan doa-doa di rumah rumah, dan bukan hanya itu mereka juga memecahkan roti secara bergilir di rumah yang berbeda beda. Dan dari ayat ini kita bisa melihat bahwa mereka melakukan hal ini dengan gembira dan tulus hati 28. Dalam ayat 47 dikatakan : sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan (ITB). Dalam ayat ini dijelaskan bahwa mereka memuji Allah dengan pengertian bahwa mereka menaikkan pujian memuji akan kebaikan Allah, dan mereka disukai oleh orang orang yang ada di Yerusalem. Dikarenakan mereka disukai oleh orang orang maka setiap hari jumlah mereka bertambah dan pertambahan ini dilakukan oleh Allah dengan membuat orang orang percaya 29. Elemen Dasar Kehidupan Jemaat Mula-mula Setelah menganalisa dan memperhatikan konteks pada ayat-ayat tersebut diatas dapat disimpulkan mengenai beberapa elemen dasar yang merupakan hal yang penting menurut penulis yang menjadi dasar kehidupan jemaat mula mula. Hal ini dikatakan 28 PC Studi Bible 5, Robertson Word Picture in the New Testament, Electronik database, 1997,2003,2006 by Broadman Press. 29 PC Studi Bible 5, UBS handbook series New Testament Volumes. 101 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

sebagai element dasar dikarenakan bahwa penegesan penegasan yang ditemukan dalam konteks ayat tersebut. Element ini menjadi landasan dan pijakan kita pada masa sekarang ini serta dapat di aplikasikan dalam kehidupan berjemaat saat ini, dimana kalau di perhatikan bahwa keadaan jemaat mula-mula dan keadaan jemaat masa kini tidak terlalu jauh kondisi dan keberadaannya, sehingga element dari jemaat mula-mula masih relevan untuk kondisi jemaat masa kini. Ketekunan dalam pengajaran Ketika mulai memaknai kehidupan jemaat mula-mula bagai mana mereka hidup hal tersebut akan membawa kepada ketekunan. Hal pertama yang kita perhatikan dari kehidupan jemaat mula mula adalah bahwa mereka bertekun dalam pengajaran para rasul rasul. Ketekunan dalam pengajaran akan membawa kehidupan kepada kemurnian dan kehidupan yang diubahkan sehingga berdampak bagi orang lain. Kalau kita melihat kepada tulisan Lukas ini pengajaran itu berpusat kepada Yesus Kristus. Ada beberapa hal yang di tekankan oleh Lukas dalam hal pengajaran. Ciri awal dari pengajaran yang ada dalam masa jemaat mula mula akan tampak saat kita membandingkan dengan kotbah mula mula yang dicatat dalam kisah para rasul sendiri. 30 Ada beberapa pengajaran yang kuat pada masa jemaat mula mula yang selalu di tekankan. Dan berdasarkan element pengajaran dan kegiatan dari jemaat mula-mula dapat menjawab kegelisahan dari keadaan jemaat pada masa sekarang ini.pengajaran yang harus kuat yang pertama adalah Kristologi, Kristologi adalah bagian dari jawaban atas tangisan manusia akan jarak yang dihasilkan dari kejatuhan manusia, yang tidak mungkin dapat dijembatani oleh manusia maupun malaikat, dan dengan demikian yang ada hanyalah tangisan keras yang membutuhkan pertolongan Ilahi. Kristologi memperkenalkan kita kepada karya Allah yang objektif untuk menjembatani jurang pemisah yang lebar itu dan menyingkirkan jarak pemisah yang ada. 31 Pengajaran yang kedua adalah mengenai baptisan, baptisan akan selalu berkolerasi dengan pertobatan. Sesudah khotbah Kristen yang pertama, Petrus berseru kepada para pendengarnya: Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis (Kisah 2:38). Ketika Petrus nyampaikan kotbahnya yang pertama itu dicatat 30 Donald Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru volume 1 penerbit momentum Indonesia. 31 Louis Berkhof, Teologi Sistematika volume 3 Doktrin Kristus penerbit Lembaga Reformed Injili 102 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

bahwa mereka merasa hati nuraninya mendapat pukulan. 32 Hal yang sama dibuatnya juga pada khotbahnya yang kedua: Sadarlah dan bertobatlah (Kisah 3:19). Petrus mendesak Simon si Tukang Sihir supaya bertobat (Kisah 8:22), seperti yang dilakukan Paulus kepada orang-orang Atena (Kisah 17:30). Di hadapan raja Agripa Paulus menyatakan bahwa ia tidak pernah tidak taat kepada penglihatan surgawi, tetapi mula-mula kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan diseluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain-lah ia memberitakan bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan tobatan itu (Kisah 26:20). Pernyataan yang dibuat pada akhir kariernya itu dan yang mencakup demikian banyak orang yang mendapat pelayanannya, membuat jelas bahwa pertobatan adalah hal paling penting dalam pemberitaannya. Pertobatan haruslah melibatkan perubahan baik itu perubahan pikiran maupun perubahan tindakan. Seseorang boleh saja mengubah pikirannya lalu melihat bahwa tindakannya itu salah, tetapi dia bisa saja jadi begitu menyenangi cara lamanya sehingga dia tidak merubah cara cara lamanya itu. Seseorang boleh saja mengubah caranya, namun pikirannya tetap sama tanpa mengalami perubahan. Pertobatan yang sesungguhnya merupakan perubahan pikiran dan perubahan tindakan. 33 Ketekunan dalam Persekutuan Kegiatan jemaat mula-mula dalam persekutuan mereka memecahkan roti yang mungkin secara umum dapat diartikan dengan makan bersama dikalangan jemaat mulamula dan mereka juga senantiasa berdoa bersama. Dalam persekutuan dapat dimaknai seperti apa kesatuan yang seutuhnya dan jemaat mula-mula merasakannya. 34 Mereka selalu melakukan persekutuan setiap hari dan persekutuan ini menunjukkan ke intiman, keramah tamahan dan yang paling penting dalam persekutuan adalah kesehatian. Kata persekutuan merupakan gambaran antara iman yang terhubung dengan Allah dan kepada sesama orang percaya. Oleh karena itu jemaat mula mula setiap dalam pertemuan persekutuan melakukan perjamuan untuk mengingat kematian Kristus dan karya keselamatan. Disisi lain ada orang berpendapat bahwa pembagian harta benda bukan merupakan bagian dari persekutuan itu sendiri, karena hal itu tidak diatur secara resmi. 35 Namun hal ini terjadi karena iman yang ada dalam persekutuan itu sendiri, hal itu terlahir 32 Tafsiran Alkitab masa kini 3 Matius wahyu. 33 Ibid 34 Pedoman Penafsiran Alkitab, Kisah Para Rasul, lembaga alkitab Indonesia 35 DR.H. Berkhof & DR.I.H.Enklar, Sejarah Gereja 103 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

dari diri mereka masing masing tanpa ada unsur paksaan dan tanpa memperkosa hak dari mereka pribadi. Jadi persekutuan dalam hal ini memiliki tiga arah yaitu, persekutuan terhadap Tuhan yang ditunjukkan dalam perjamuan kudus dan doa, persekutuan terhadap sesama orang percaya yang ditunjukkan dengan berbagi dan juga persekutuan dengan orang luar yang ditunjukkan dengan mana mereka di senangi oleh semua orang bahkan dapat diartikan dengan disukai seluruh bangsa. 36 Bukan hanya itu saja dalam persekutuan mereka tidak terlepas dari doa. Jelas doa merupakan aktivitas yang amat penting bagi kaum beriman sebagaimana dilukiskan dalam tulisan-tulisan Lukas khususnya dalam kehidupan jemaat mula - mula. Penulis Injil ini menggunakan satu istilah untuk doa, yakni πποζεςσῇ (proseuke), yang muncul sebanyak tiga kali dalam Injilnya dan sembilan kali dalam Kisah Para Rasul, sedangkan kata kerjanya, berdoa, masing-masing sembilan belas kali dan enam kali. Lukas memakai juga satu kata lain untuk doa, yakni δεήζειρ (deeseis), sebanyak tiga kali dalam Injilnya, lalu kata kerjanya sebanyak delapan kali dan masih tujuh kali lagi dalam Kisah Para Rasul. Tidak ada penulis lain yang menyamai Lukas dalam perhatiannya pada soal ini. Seperti yang sudah kita lihat di atas, Lukas menekankan kenyataan bahwa kita diselamatkan oleh Allah melalui Kristus; dan bagi Lukas konsekuensinya adalah bahwa kekuatan dan kebijaksanaan yang kita butuhkan untuk dapat menjalani hidup Kristen itu senantiasa berasal dari Allah sendiri. Bentuk doa yang sejati adalah suatu doa yang menjauhkan perhatian orang yang berdoa dari diri sendiri dan dari kepentingan-kepentingan pribadi. 37 Dalam persekutuan para jemaat mula-mula mereka tidak terlepas dari kegiatan penyembahan. Jemaat mula-mula melakukan penyembahan yang ditunjukkan pada ayat 46 dan 47 dimana mereka tiap hari berkumpul dibait Allah dan ekspresi penyembahan mereka ditunjukkan dengan pujian kepada Allah. Sesuatu akan terjadi apabila kita berkumpul untuk menyembah dan memuji Allah dan Roh Allah berada diatas para penyembah-nya. 38 Ketika umat-nya menyembah maka akan ada sukacita yang mengalir. Lukas dalam sepanjang karya tulisannya terdapat sukacita dan jelas bahwa Lukas memandang kehidupan Kristen sebagai suatu kepercayaan yang memenuhi seluruh kehidupan dengan sukacita apapun yang dibuatnya. Dalam tulisan-tulisan Lukas banyak mencatat tentang nyanyian pujian yang merupakan bentuk penyembahan pada Allah. Pada awal injilnya kita temukan beberapa dari nyanyian pujian yang agung dalam kitab suci: nyanyian pujian 36 Pdt.B.F. Drewes, M.Th, Dr. Wilfrid Haubeck, Dr. Heinrich von Siebenthal, Kunci Bahasa Yunani Perjanjian Baru, penerbit BPK 37 Leon Moris, pengantar perjanjian baru 38 William Barclay, Pemahaman Alkitab setiap hari kitab kisah para rasul 104 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

Maria (Lukas 1:46-55), nyanyian pujian Zakharia (Lukas 1:68-79) dan nyanyian pujian Simeon (Lukas 2:29-32). Ada juga nyanyian pujian para malaikat pada waktu mereka memberitakan kelahiran sang Juruselamat (Lukas 2:14). Ada nyanyian pujian yang menarik yang tidak kita duga yakni nyanyian Paulus dan Silas ketika mereka meringkuk di penjara Filipi (Kisah 16:25). Penjara model abad pertama bukanlah suatu tempat yang dapat diharapkan munculnya sukacita, tetapi waktu itu mereka mengalami keadaan dalam penjara tersebut. Kendati keadaan lahiriah mereka dalam keadaan seperti itu mereka bisa bergembira karena segala sesuatu yang telah dan sedang dan yang akan datang dikerjakan Allah bagi mereka dan melalui mereka. Pencurahan Roh Kudus adalah penggenapan terhadap pembaharuan perjanjian yang telah dinubuatkan oleh para nabi. Kedatangan Tuhan penuh kuasa membuat murid-murid memuliakan Dia. Karunia bahasa roh yang dengannya mereka bisa mengucapkan pujipujian tentu bukan hal yang membangkitkan puji-pujian itu. Mereka memungkinkan mengungkapkan puji-pujian mereka dalam bahasa dari berbagai bangsa yang berkumpul di Yerusalem. Namun mereka memuji-muji Allah bukan karena mereka dapat memuji dalam bahasa-bahasa lain, tetapi karena Tuhan telah datang. 39 Jadi kita bisa melihat bahwa Allah disembah karena perbuatannya dan Dia adalah Allah. Penyembahan itu akan semakin mendalam oleh karena kesadaran akan kehadiran Allah yang nyata ketika Roh Kudus hadir. KESIMPULAN Kehidupan jemaat mula mula yang dituliskan oleh Lukas dalam kisah para rasul 2:41 47 merupkan gambaran gereja mula mula yang hidup dalam persekutuan baik dengan sesama orang percaya maupun dengan orang yang belum percaya. Setiap bentuk tindakan yang dilakukan oleh jemaat mula mula sering sekali di catatkan dalam Alkitab khususnya dalam perjanjian baru sebagai aspek yang penting dalam kehidupan orang Kristen. Dalam persekutuan mereka banyak hal yang telah mereka lakukan seperti yang telah di bahas sebelumnya mereka setia dan mengabdikan diri dalam pengajaran, persekutuan dalam doa dan dalam penyembahan mereka kepada Allah yang didasari atas perbuatan Allah yang besar dalam menyelamatkan hidup setiap orang yang percaya kepadanya. Dalam kehidupan jemaat mula mula kita dapat melihat bagaimana mereka dalam kehidupan persekutuannya mereka tidak hanya menutup diri menjadi orang orang yang 39 D.A. Carson, Gereja zaman Perjanjian Baru dan Masa Kini, penerbit gandum mas 105 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

terisolasi namun mereka juga keluar menjangkau orang lain untuk turut dalam keselamatan yang telah Yesus sediakan, hal ini di tunjukkan pada ayat 43 dan 47. Jadi cukup jelas bagi kita yang hidup di zaman sekarang ini bahwa kehidupan jemaat mula mula merupakan suatu landasan tempat orang orang Kristen masa kini berpijak bahwa kehidupan Kristen itu berarti kuat dalam pengajaran, persekutuan, doa dan penyembahan yang membuat kita bisa menjangkau orang orang yang belum percaya. Karena tanpa pengajaran yang benar menganai Kristus kita tidak akan mengerti apa yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita dan apa yang akan kita bagikan kepada orang lain mengenai Yesus tanpa kita mengalaminya terlebih dahulu. Demikian juga halnya dengan persekutuan, doa dan penyembahan, bertujuan agar kita menjadi saksi menjangkau orang orang dengan kuasa Roh Kudus yang sudah berikan Allah kepada setiap kita yang percaya kepadanya. Dan hal-hal yang dilakukan oleh jemaat mula-mula masih relevan dilakukan pada masa kini, bahkan mungkin lebih di tingkatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan masa kini, tanpa harus menghilangkan kebiasaan yang dilakukaan oleh jemaat mula-mula. Jadi akhirnya penulis mengajak setiap orang percaya mari kobarkan api pentakosta menjadi saksi dimanapun kita berada dan seperti yang Yesus katakan dalam Yohanes 4:35 Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang ladang yang sudah menguning dan siap untuk di tuai. DAFTAR PUSTAKA Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru, Jilid 1, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991. Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru, Jilid 2, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992. Dr. Christian De Jonge, Menuju Keesaan Gereja, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1996. Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru, Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1996. Yusak B. Hermawan, My New Testament, Yogyakarta : Yayasan ANDI, Donald Guthri, Tafsiran Alkitab Masa Kini Jilid 3 Matius Wahyu, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2008. Paul Enns, Buku Pegangan Teologi Jilid 2, Malang: Literatur Saat, 2007. H. Berkhof & I.H. Enklear, Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010. Prof. Dr. M. Bons-Storm, Apakah Penggembalaan itu?, Jakarta :BPK Gunung Mulia, 2000 George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid 2, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002. Donald Guthrie, Telogi Perjanjian Baru, Jilid 1, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006. Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru, Jilid 2, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992. Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika, Malang: Gandum Mas 1992. Dr. Barclay M. Newman, Kisah Rasul-rasul, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2008 Charles C. Ryrie, Teologi Dasar Jilid 2, Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1992. Henry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru, Surabaya: YAKIN, 1965. 106 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)