MODUL PKPA RUMAH SAKIT

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM)

Lampiran 1 FORMAT PENULISAN LAPORAN

SILABUS MATA KULIAH. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Februari Kompetensi dasar Indikator Materi Pokok Strategi Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA. Tim Penyusun : Prodi Sistem Informasi

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS FARMASI PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER MATERI SIDANG KOMPREHENSIF

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia nomor 36 tahun 2014, tentang Kesehatan, adalah. setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan 1

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Panduan Penulisan laporan PKL TA 2015/2016 BAB I PENDAHULUAN

FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT

PANDUAN MAGANG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA JALAN KESEHATAN NO. 1 YOGYAKARTA 03 AGUSTUS 30 SEPTEMBER 2015 PERIODE XLV

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2012 di Apotek RSUD Toto

PEDOMAN LAPORAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA. Tim Penyusun : Prodi Sistem Informasi

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. dalam rangka keselamatan pasien (patient safety) (Menkes, RI., 2014).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROGRAM PROFESI APOTEKER RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA OKTOBER NOVEMBER 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INTERNSHIP & CAREER DEVELOPMENT (ICD) FE UNS 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin. Bandung

TEKNIK DAN TATA CARA PENULISAN LAPORAN MAGANG

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

Buku Pelaksanaan dan Agenda Kegiatan PKPA Program Studi Profesi Apoteker Fak.Farmasi UAD Yogyakarta DATA PRIBADI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INTISARI GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT UNIT DOSE DISPENSING DI DEPO TULIP RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang

satu sarana kesehatan yang memiliki peran penting di masyarakat adalah apotek. Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2014, tenaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002/ PP.IAI/1418/VII/2014. Tentang

KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE KEGIATAN EVALUASI DAN PENGEMBANGAN STANDAR PELAYANAN KESEHATAN TA. 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PANDUAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

PANDUAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PANDUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN. (Semester Ganjil 2016/2017)

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 6

Apoteker berperan dalam mengelola sarana dan prasarana di apotek. Selain itu, seorang apoteker juga harus menjamin bahwa:

PANDUAN KERJA PRAKTEK DAN PENULISAN LAPORAN PROGRAM STRATA I PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Bab 1. PENDAHULUAN. Pengertian Praktek Kerja Lapangan / PKL / Magang. Tujuan Praktik Kerja Lapangan / PKL / Magang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SOP Kerja Praktik Mahasiswa S1 Program Studi Oseanografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) BIDANG FARMASI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PIO DI UNIT PIO RS. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR SULAWESI SELATAN. RAHMAH MUSTARIN S.

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO JL. KESEHATAN NO 1 SEKIP SINDUADI YOGYAKARTA 03 APRIL 30 MEI 2017

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

TUJUAN. a. Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian. b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

PENERAPAN PELAYANAN FARMASI SATU PINTU DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai apoteker (Presiden, RI., 2009).

PANDUAN PROGRAM PENELITIAN DOSEN. Di susun Oleh : LP3M STIKes Cirebon

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) BIDANG FARMASI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. D. Tahapan Magang Kegiatan magang terdiri dari dua kegiatan yaitu: pembekalan magang, dan magang di sekolah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian merupakan bentuk optimalisasi peran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA JALAN KESEHATAN NO. 1 YOGYAKARA 01 AGUSTUS 30 SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

TEKNIK DAN TATA CARA PENULISAN LAPORAN STUDI BANDING/ MAGANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Profesi di Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN TEKNIS PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Selatan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

Transkripsi:

Program Studi Profesi Apoteker FMIPA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT MODUL PKPA RUMAH SAKIT NAMA : NIM : INSTANSI : Januari, 2018 i

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-nya Modul PKPA Rumah Sakit ini dapat terselesaikan. Modul ini disusun agar dapat dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan PKPA di rumah sakit. Dengan modul ini diharapkan agar mahasiswa lebih siap dalam melaksanakan PKPA di rumah sakit dan mendapat gambaran tentang materi yang akan diperoleh selama PKPA. Modul ini juga diharapkan dapat memberikan standar untuk institusi tempat PKPA (rumah sakit), agar mempunyai keseragaman dan panduan dalam menyelenggarakan PKPA di rumah sakit. Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian Modul PKPA Rumah Sakit ini, terutama kepada Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat terutama bagi mahasiswa. Masukan berupa kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan Modul PKPA Rumah Sakit ini. Banjarbaru, Januari 2018 Penyusun ii

DAFTAR ISI Halaman Cover... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Bab I. Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan PKPA di Rumah Sakit... 2 C. Sasaran... 2 1. Kriteria Mahasiswa... 2 2. Kriteria Pembimbing PKPA di Rumah Sakit... 2 3. Kriteria Tempat PKPA di Rumah Sakit... 3 D. Manfaat PKPA di Rumah Sakit... 3 Bab II. Pelaksanaan PKPA... 4 A. Ketentuan Umum... 4 B. Tata Tertib... 4 C. Metode... 5 D. Mekanisme PKPA... 5 E. Materi... 6 F. Beban dan Lama PKPA... 8 Bab III. Sistem Penilaian PKPA... 9 Bab IV. Penutup... 10 Lampiran Pelaksanaan PKPA di Rumah Sakit Lembar Kerja PKPA di Rumah Sakit Panduan Penyusunan Laporan PKPA iii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan Kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Depkes RI (2009), pelayanan kesehatan didefinisikan sebagai setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan dikenal tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas. Rumah sakit merupakan bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit sebagai tempat pengabdian profesi menjadi tonggak utama pelayanan kefarmasian yang kini telah berubah orientasinya dari Product Oriented menjadi Patient oriented demi tercapainya Patent Satisfaction. Oleh karena itu, telah menjadi konsekuensi bagi apoteker untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku agar dapat berinteraksi langsung dengan pasien dan mampu melaksanakan pekerjaan kefarmasian sesuai standar profesinya. Praktek Kerja Profesi Apoteker merupakan media yang sangat penting bagi mahasiswa profesi apoteker untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Metode serta mekanisme pelaksanaan PKPA di rumah sakit yang sistematis akan sangat membantu mahasiswa profesi apoteker dalam memahami peran, fungsi, serta tanggung jawab apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan. PKPA merupakan pelatihan yang sangat strategis bagi mahasiswa profesi apoteker untuk menjadi calon apoteker yang handal dimasa depan. PKPA diharapkan dapat menjadi media untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa agar siap terjun dalam dunia kerja. Modul PKPA di rumah sakit ini juga dapat digunakan untuk membantu memberikan arahan bagi Apoteker pembimbing di tempat PKPA (Preceptor) dan dosen pembimbing PKPA di Fakultas. 1

B. Tujuan PKPA di Rumah Sakit 1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. 2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di Rumah Sakit. 3. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek farmasi komunitas di Rumah Sakit. 4. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang profesional. 5. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di Rumah Sakit. C. Sasaran 1. Kriteria Mahasiswa Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker yang telah memenuhi persyaratan kerja praktek sesuai ketentuan di Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat. 2. Kriteria Pembimbing PKPA di Rumah Sakit Kriteria Dosen Pembimbing dari PTF a. Dosen/Pembimbing dari PTF minimal mempunyai jenjang Pendidikan Strata 2 dalam bidang ilmu kefarmasian. b. Memiliki Sertifikat Kompetensi Apoteker (dalam kondisi tertentu PTF/IAI dapat mengambil kebijaksanaan lain). c. Kompeten dalam bidang tersebut. Preceptor Pembimbing dari luar PTF dalam hal ini disebut preceptor adalah a. Apoteker yang mendapat rekomendasi IAI yang berpraktik di tempat PKPA dan minimal telah berpraktik selama 3 tahun. b. Kompeten dalam bidang terkait, memiliki kemampuan mendidik dan dapat mengalokasikan waktu untuk mendidik. 2

c. Memahami acuan pembelajaran dengan benar dan baik. 3. Kriteria tempat PKPA di Rumah Sakit Kriteria yang harus dipenuhi sebagai tempat PKPA sesuai dengan ketentuan sbb: a. Rumah Sakit tipe A, B, atau C yang memiliki Komite Farmasi dan Terapi. b. Melaksanakan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. c. Bersedia dan mampu menjadi tempat PKPA (komitmen kerjasama) d. Mempunyai preceptor yang memenuhi kriteria dan bersedia membimbing sesuai pedoman PTF D. Manfaat PKPA di Rumah Sakit 1. Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian di Rumah Sakit. 2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di Rumah Sakit. 3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di Rumah Sakit. 4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesional. 3

BAB II. PELAKSANAAN PKPA A. Ketentuan Umum 1. Peserta PKPA adalah mahasiswa profesi yang telah memenuhi persyaratan untuk mengikuti PKPA 2. Dosen Pembimbing adalah Dosen Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat yang memenuhi syarat untuk menjadi pembimbing PKPA 3. Preceptor adalah dosen pembimbing yang berasal dari tempat PKPA yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan 4. Tempat PKPA adalah tempat yang telah memenuhi persyaratan sebagai tempat PKPA mahasiswa profesi B. Tata Tertib 1. Setiap mahasiswa wajib mengikuti semua rangkaian PKPA mulai dari pembekalan, kegiatan PKPA, penyusunan tugas dan laporan sesuai jadwal yang telah ditetapkan 2. Setiap mahasiswa PKPA wajib menaati segala peraturan dan mengikuti SOP yang ditetapkan oleh program studi dan tempat PKPA 3. Setiap mahasiswa diwajibkan hadir 5 menit sebelum pelaksanaan PKPA 4. berpakaian dan berpenampilan rapi, sopan serta mengenakan jas putih dan tanda pengenal 5. Bersikap ramah, sopan, simpatik dan dapat menjalin hubungan baik dengan semua orang di tempat PKPA 6. Selama PKPA dilarang merokok, minum-minuman keras dan melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik almamater dan institusi tepat PKPA 7. Pada saat pelaksanaan PKPA mahasiswa dilarang mengaktifkan handphone yang dapat mengganggu suasana PKPA kecuali penggunaan handphone untuk kepentingan browsing yang relevan dengan materi PKPA saat itu. 4

8. Menjaga kedisiplinan serta menciptakan iklim yang kondusif untuk bekerja 9. Apabila mahasiswa berhalangan hadir atau meninggalkan tempat PKPA harus seijin dosen pembimbing dan diwajibkan menggantinya. 10. Setiap mahasiswa wajib mengisi daftar hadir dan lembar kerja pada modul. 11. Semua mahasiswa harus melaksanakan tugas-tugas PKPA dengan sepenuh hati dan rasa tanggung jawab. 12. Permasalahan yang muncul selama PKPA yang belum tercantum pada butir-butir di atas akan diatur tersendiri. C. Metode Metode PKPA untuk mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat adalah PKPA berbasis kompetensi, Competent based Internship (CBI), yaitu suatu metode pembimbingan PKPA dimana mahasiswa peserta PKPA terlibat langsung dalam dinamika nyata praktek profesi apoteker secara sistematis dan terarah, dengan menyeimbangkan aspek knowledge, skill dan attitude sehingga mahasiswa mampu menyerap materi serta keterampilan dalam waktu singkat, meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian dalam melaksanakan praktek kefarmasian. D. Mekanisme PKPA Mekanisme PKPA di Rumah Sakit dengan metode CBI adalah sebagai berikut: 1. Pembekalan, merupakan tahap awal proses PKPA sebagai pengantar pelaksanaan PKPA yang dilaksanakan oleh dosen Praktisi dan akademisi baik di fakultas maupun di institusi tempat PKPA 2. Pre test, merupakan eksplorasi awal kesiapan mahasiswa PKPA sebelum melaksakan praktek kerja 3. Orientasi lapangan, merupakan tahapan dimana mahasiswa PKPA diberi kesempatan untuk melihat dan memahami tempat PKPA secara langsung 5

meliputi struktur organisasi, lay out, sistem kerja, standard operating procedure (SOP), dan sebagainya sebelum ikut terlibat didalamnya 4. Praktek kerja merupakan tahap inti dari proses-proses sebelumnya. Pada tahap ini mahasiswa akan terlibat langsung dalam membantu pelaksanaan praktek kefarmasian di tempat PKPA yang diatur menurut setiap station dengan tugas-tugas tertentu 5. Diskusi, merupakan forum komunikasi, konfirmasi, klarifikasi, dan pemecahan masalah PKPA sekaligus refreshing materi. Pada sesi ini mahasiswa PKPA akan mempresentasikan hasil tugas individu dan kelompok serta menyampaikan hal-hal yang belum dipahami yang ditemukan di lapangan, dengan didampingi oleh Preceptor sebagai narasumber 6. Tugas-tugas (individu dan kelompok), merupakan alat bantu untuk mempermudah mahasiswa PKPA dalam memahami materi PKPA 7. Post test, (oleh Preceptor dan dosen akademisi) merupakan tahap evaluasi untuk menilai sejauh mana materi PKPA diserap oleh mahasiswa setelah melakukan praktek kerja di tempat PKPA. Evaluasi ini dapat dilakukan secara lisan ataupun tertulis 8. Diskusi dan evaluasi akhir merupakan tahap cooling down PKPA, diskusi dilakukan untuk membangkitkan semangat, motivasi dan kesadaran akan tugas, fungsi dan tanggung jawab sebagai calon apoteker, sehingga lebih siap untuk terjun di dunia kerja 9. Persiapan ujian komprehensif yang diberikan oleh Preceptor/dosen pembimbing PKPA E. Materi Materi PKPA di Rumah Sakit adalah: 1. Peran Manajerial Farmasis a. Organisasi Rumah Sakit dan Farmasi Rumah Sakit 1) Klasifikasi Rumah Sakit 2) Struktur Organisasi Rumah Sakit 3) Panitia Farmasi Rumah Sakit 4) Formularium Rumah Sakit 6

5) Struktur Organisasi Farmasi Rumah Sakit 6) Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit 7) Akreditasi b. Pengelolaan Perbekalan Farmasi (PF) di Rumah Sakit 1) Perencanaan dan seleksi PF - Anggaran obat sistem perencanaan - Pemilihan suplier 2) Pengadaan - Prioritas pengadaan - Metode pengadaan 3) Penyimpanan - Lay out gudang - Sistem penyimpanan 4) Distribusi - Sistem distribusi - Pengendalian distribusi 5) Penggunaan Obat - Penggunaan obat yang rasional - Studi penggunaan obat c. Sistem Pengendalian di IFRS 1) Model sistem pengendalian 2) Pelaksanaan pengendalian di IFRS 2. Peran Fungsional Farmasis a. Pelayanan Informasi Obat dan konselling b. Therapeutic Drug Monitoring (TDM) c. Drug Therapeutic Monitoring (DTM) d. Penanganan Citotoxic e. TPN dan IV-admixture f. Pelayanan Farmasi klinik g. Farmakoekonomi h. Drug Utility Evaluation (DUE) i. Produksi dan kontrol kualitas 7

3. CSSD a. Ruang lingkup CSSD b. Macam sterilisasi c. Resistensi Mikroba d. Infeksi Nosokomial 4. Penanganan Limbah a. Penanganan limbah citotoxic b. Penanganan limbah IFRS lain F. Beban dan lama PKPA PKPA di rumah sakit adalah sebesar 6 sks. Bobot satu (1) SKS PKPA setara dengan praktek 8 jam perhari selama 1 minggu (5 hari kerja) 40 jam/minggu. Lama waktu PKPA merupakan jumlah hari kerja (6 8 jam/hari). Kesepakatan waktu dan jadwal PKPA (Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) disepakati antara pihak perguruan tinggi Farmasi dengan institusi tempat PKPA dibuat kerjasama secara tertulis. 8

BAB III. SISTEM PENILAIAN PKPA Evaluasi dan Penilaian 1. Evaluasi dilakukan oleh dosen pembimbing dan Preceptor dalam bentuk evaluasi praktek dan ujian komprehensif apoteker. 2. Nilai akhir PKPA adalah gabungan dari nilai ujian lisan komprehensif, nilai dari institusi tempat PKPA, nilai laporan, pretest, dan post test dari dosen pembimbing PKPA (masing-masing dalam angka) dengan bobot sebagai berikut: a. Nilai dari institusi tempat PKPA = 40% b. Nilai dosen pembimbing PKPA (akademisi) = 20% i. Nilai laporan : 10 ii. Nilai pretest : 5 iii. Nilai post test : 5 c. Nilai ujian lisan komprehensif = 40% 3. Nilai ujian komprehensif lisan, nilai institusi, dan nilai pembimbing dalam bentuk angka 4. Perubahan nilai angka ke huruf dilakukan oleh Program Studi, dengan ketentuan sebagai berikut: Rentang nilai angka Nilai huruf Bobot nilai huruf 80 A 4,00 77 < 80 A- 3,75 75 < 77 B+ 3,50 70 < 75 B 3,00 66 < 70 B- 2,75 61 < 66 C+ 2,50 55 < 61 C 2,00 50 < 55 D+ 1,50 40 < 50 D 1,00 9

BAB IV. PENUTUP Modul ini disusun agar dapat dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan PKPA. Dengan modul ini diharapkan agar mahasiswa lebih siap dalam melaksanakan PKPA di rumah sakit dan mendapat gambaran tentang materi yang akan diperoleh selama PKPA. Modul ini juga diharapkan dapat memberikan standar untuk institusi tempat PKPA (rumah sakit), agar mempunyai keseragaman dan panduan dalam menyelenggarakan PKPA di rumah sakit. 10

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) DI RUMAH SAKIT No Kompetensi 1 Aspek legal rumah sakit 2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi (PF) di Rumah Sakit Learning Objective a. Memahami organisasi rumah sakit b. Memahami PFT dan formularium c. Memahami akreditasi dan standar pelayanan kefarmasian di RS d. Memahami pengelolaan SDM a. Memahami proses seleksi obat dan kriteria yang digunakan dalam proses pemilihan obat b. Menjelaskan macam-macam metode perencanaan serta kelebihan dan kekurangannya c. Mampu menghitung perencanaan dengan berbagai metode (konsumsi dan epidemiologi) d. Mampu melakukan evaluasi perencanaan (dengan analisa ABC dan VEN) Strategi Pembelajaran Kegiatan (P/K/T/D) Kuliah Praktek Tugas dan diskusi K, T, D 1. Klasifikasi RS 2. Struktur organisasi rumah sakit 3. Struktur organisasi IFRS P, K, T, D 1. Kedudukan, peran dan fungsi PFT di RS 2. Standar Terapi dan Formularium RS K 1. Akreditasi rumah sakit 2. Standar pelayanan kefarmasian RS K, T, D 1. Jenis-jenis ketenagaan di IFRS dan uraian tugasnya 1. Praktek Pembuatan Formularium 2. Praktek Revisi Formularium Simulasi menyusun organisasi IFRS 1. Simulasi pembuatan formularium untuk rumah sakit baru 2. Kesesuaian pola peresepan dokter terhadap formularium Menghitung kebutuhan, uraian tugas, penilaian kinerja karyawan T, D Simulasi penyusunan formularium T, D Menyusun perencanaan perbekalan farmasi dengan metode konsumsi atau epidemiologi T, D Melakukan evaluasi perencanaan dengan analisa ABC dan VEN Lokasi Pembelajaran Ruang kelas/diskusi Ruang kelas/diskusi Ruang kelas/diskusi Ruang kelas/diskusi Gudang, dan Ruang kelas/diskusi Gudang, dan Ruang kelas/diskusi Gudang, dan Ruang kelas/diskusi Tingkat Kepentingan Tambahan 11

e. Menjelaskan macam-macam metode pengadaan serta kelebihan dan kekurangannya f. Mampu menghitung ROP, EOI dan EOQ untuk efisiensi proses pengadaan g. Mengetahui kriteria pemasok di RS dan prosedur evaluasi pemasok di RS h. Menjelaskan prosedur penerimaan perbekalan farmasi di RS i. Menjelaskan dokumen yang terkait proses penerimaan perbekalan farmasi j. Melakukan evaluasi proses penerimaan perbekalan farmasi k. Dapat merancang layout gudang farmasi l. Menjelaskan sistem penyimpanan perbekalan farmasi berdasarkan sifat fisika kimia (stabilitas), UU, bentuk sediaan, kelas terapi, alfabetis, FEFO dan FIFO m. Melakukan monitoring suhu dan kelembaban penyimpanan n. Menjelaskan prosedur penyimpanan bila suhu penyimpanan tidak tercapai (AC atau lemari es mati) P, K, T, D 1. Perencanaan Pengadaan 2. Sistem Pengadaan Tender 3. Sistem Penunjukan Langsung Praktek membuat Perencanaan Pengadaan dgn metode konsumsi dan metode epidemiologi 1. Pengenalan Perbekalan Farmasi (PF) di RS 2. Evaluasi Perencanaan 3. Evaluasi TOR T, D Menghitung ROP, EOI dan EOQ untuk efisiensi proses pengadaan T, D Melakukan evaluasi pemasok yang menggunakan kriteria yang telah ditetapkan P Mengikuti proses penerimaan perbekalan farmasi Membuat checklist proses penerimaan perbekalan farmasi T, D 1. Melakukan pengukuran respond time penerimaan PF 2. Mengukur lead time pemasok T, D Merancang desain layout gudang farmasi P, K, T, D 1. Persyaratan suhu penyimpanan 2. Sistem FIFO vs FEFO Praktek penyimpanan PF di gudang dan satelit farmasi T, D Monitoring suhu dan kelembaban penyimpanan 1. Evaluasi Penyimpanan PF 2. Evaluasi PF Near ED 3. Evaluasi TOR Membuat prosedur penyimpanan bila suhu penyimpanan tidak tercapai Gudang, dan Ruang kelas/diskusi Gudang, dan Ruang kelas/diskusi Gudang, dan Ruang kelas/diskusi Gudang Gudang Gudang, dan Ruang kelas/diskusi Gudang, dan Ruang kelas/diskusi Gudang, dan Ruang kelas/diskusi Gudang Gudang, dan Ruang kelas/diskusi 12

o. Melakukan evaluasi penyimpanan meliputi kesesuaian stok, death stok, dan waktu kadaluarsa p. Menjelaskan macam-macam distribusi serta kelebihan dan kekurangannya q. Menjelaskan sistem distribusi ward floor stock r. Menjelaskan sistem distribusi individual prescribing P T, D K P P Sistem Distribusi PF kepada pasien rawat jalan & rawat inap 1. Evaluasi penyimpanan gudang dan satelit farmasildepo 2. QC dan QA menyimpan PF Mengamati sistem distribusi ward floor stock di UGD Mengamati sistem distribusi individual prescribing di apotek rawat jalan dan depo rawat inap Gudang Ruang kelas/diskusi UGD dan Kamar operasi Apotek rawat jalan dan Depo rawat inap 3 Pelayanan kefarmasian (Pharmace s. Menjelaskan sistem distribusi one dose daily dan unit dose dispensing t. Melakukan pelayanan farmasi kepada pasien di unit rawat jalan u. Melakukan pelayanan farmasi kepada pasien di unit rawat inap a. Mampu melaksanakan pelayanan farmasi di unit rawat jalan P Mengamati sistem distribusi ODD dan UDD di depo dan bangsal rawat inap P, T, D Melayani resep pasien rawat jalan P, T, D Melayani resep pasien rawat inap P, K, T, D Asuhan farmasi pada pasien rawat jalan 1. Pelayanan resep pasien rawat jalan 2. Pelayanan informasi 1. Mengukur Dispensing Time di Satelit Farmasi Rawat jalan 2. Mengukur tingkat kepuasan pasien thd pelayanan Rawat jalan 3. Evaluasi kepatuhan petugas farmasi menjaga PF tetap berada dalam suhu penyimpanan selama proses distribusi 1. Mengukur Dispensing Time di Satelit Farmasi Rawat Inap 2. Mengukur tingkat kepuasan pasien thd pelayanan Rawat Inap Pemantauan penggunaan obat (retrospektif) pada Depo dan bangsal rawat inap Satelit Farmasi Rawat Jalan Satelit Farmasi Rawat Inap Unit rawat jalan 13

utical care) b. Mampu melaksanakan pelayanan farmasi di unit rawat inap c. Mampu melaksanakan pelayanan informasi obat dan konseling d. Mampu melakukan upaya patient safety P, K, T, D Asuhan farmasi pada pasien rawat inap P, K, T, D 1. Pusat informasi obat 2. Teknik komunikasi dan konseling 3. Penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit (PKMRS) P, K, T, D 1. Medication error 2. Interaksi obat 3. Monitoring efek samping obat obat pasien rawat jalan 3. Konseling penggunaan obat khusus pasa pasien rawat jalan 4. Konseling pada pasien khusus (pediatri, geriatri, penyakit kronis, dll.) 1. Pelayanan obat pasien rawat inap 2. Pelayanan informasi obat pasien rawat inap 3. Konseling penggunaan obat khusus pada pasien rawat inap 4. Monitoring penggunaan obat pada pasien rawat inap 1. Praktek konseling 2. Praktek PKMRS 3. Melakukan pelayanan informasi atas pertanyaan di Pusat Informasi Obat 1. Identifikasi medication error resep (prescribing error, administrative error) 2. Identifikasi & pengatasan interaksi obat 3. Praktek MESO dengan Naranjo algoritme score pasien dengan kasus khusus (hipertensi, DM, dll) Pemantauan penggunaan obat (prospektif) terhadap pasien dengan kasus khusus (hipertensi, DM, stroke, dll.) 1. Membuat media informasi obat (leaflet, brosur, poster, booklet) tentang penggunaan obat khusus 2. Membuat media informasi tentang masalah kesehatan yg penting dan hangat 1. Kajian medication error (retrospektif) 2. Kajian interaksi obat (retrospektif) Unit rawat inap Uni rawat jalan dan Unit rawat map Unit rawat jalan dan Unit rawat inap 14

e. Memahami penanganan sediaan farmasi dengan teknis aseptic dispensing f. Memahami TDM (Therapeutic Drug Monitoring) dan DTM (Drug therapy Monitoring) g. Memahami dan dapat melaksanakan DUE dan RDU h. Memahami dan dapat melakukan produksi dan kontrol kualitas perbekalan farmasi di RS i. Memahami dan dapat melaksanakan evaluasi farmakoekonomi P, K, T, D 1. Penanganan obat-obat cytotoxic 2. Total parenteral nutrition 3. Iv-admixture P, K, T, D 1. Konsep dan aplikasi TDM 2. Konsep dan aplikasi DTM P, K, T, D 1. Konsep penggunaan obat rasional 2. Indikator evaluasi penggunaan obat P, K, T, D 1. Produksi perbekalan farmasi di RS 2. Kontrol kualitas sediaan farmasi K, T, D Penerapan farmakoekonomi pada seleksi obat di RS j. Memahami CSSD di RS K, T, D 1. Ruang lingkup CSSD 2. Jenis sterilisasi dan penerapannya di RS k. Memahami sistem pengendalian infeksi di RS l. Memahami proses penanganan limbah rumah sakit Kunjungan ke ruang penanganan obat-obat cytotoxic Pemantauan efek obat secara klinis 1. Evaluasi rasionalitas penggunaan obat 2. Evaluasi penggunaan obat pada beberapa kasus penyakit 1. Pengamatan produksi perbekalan farmasi di rumah sakit 2. Melakukan kontrol kualitas sediaan farmasi hasil produksi RS 1. Membuat protap penanganan obat-obat cytotoxic 2. Simulasi menghitung kebutuhan TPN pada pasien. 3. Membuat protap pencampuran obatobat iv admixture Simulasi menghitung penyesuaian dosis dari hasil TDM 1. Evaluasi pada peresepan (retrospektif) 2. Strategi promosi penggunaan obat rasional 1. Membuat SOP produksi beberapa sediaan farmasi 2. Membuat OP kontrol kualitas beberapa sediaan farmasi Melakukan seleksi obat berdasar evaluasi farmakoekonomi Membuat SOP terilisasi macam-macam perbekalan farmasi di RS Bagian Produksi Unit rawat jalan dan Unit rawat inap Unit rawat jalan dan Unit rawat inap Bagian Produksi Unit rawat jalan dan Unit rawat inap Instalasi CSSD K Pengendalian INOS Instalasi CSSD K, T, D Prinsip pengelolaan limbah rumah sakit Membuat pengelompokkan limbah rumah sakit dan cara pengelolaannya Instalasi Pengolahan Limbah Tambahan Tambahan Tambahan Tambahan Tambahan Tambahan Tambahan (Ket: P = Praktek; K = Kuliah; T = Tugas; D = Diskusi) 15

LEMBAR KERJA PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) RUMAH SAKIT No Hari/Tanggal Masuk Waktu Pulang Kegiatan Paraf preceptor 1 2 3 16

No Hari/Tanggal Masuk Waktu Pulang Kegiatan Paraf preceptor 4 5 6 7 17

No Hari/Tanggal Masuk Waktu Pulang Kegiatan Paraf preceptor 8 9 10 11 18

No Hari/Tanggal Masuk Waktu Pulang Kegiatan Paraf preceptor 12 13 14 15 19

No Hari/Tanggal Masuk Waktu Pulang Kegiatan Paraf preceptor 16 17 18 19 20

No Hari/Tanggal Masuk Waktu Pulang Kegiatan Paraf preceptor 20 21 22 23 21

No Hari/Tanggal Masuk Waktu Pulang Kegiatan Paraf preceptor 24 25 26 27 22

No Hari/Tanggal Masuk Waktu Pulang Kegiatan Paraf preceptor 28 29 30 31 23

No Hari/Tanggal Masuk Waktu Pulang Kegiatan Paraf preceptor 32 33 34 35 24

No Hari/Tanggal Masuk Waktu Pulang Kegiatan Paraf preceptor 36 37 38 39 25

No Hari/Tanggal Masuk Waktu Pulang Kegiatan Paraf preceptor 40 41 42 26

KARTU KONSULTASI PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Nama : NIM : Pembimbing : Tempat PKPA : No Hari/Tanggal Materi Konsultasi 1 TTD Mahasiswa TTD Pembimbing 2 3 4 5 6 7 8 27

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN PKPA I. PENYUSUNAN LAPORAN PKPA 1.1 Laporan PKPA merupakan laporan individu dan kelompok sesuai tempat PKPA 1.2 Laporan PKPA terdiri dari PKPA di rumah sakit, apotek, puskesmas, dan pilihan PKPA 1.3 Laporan PKPA kelompok dan individu dibuat khusus untuk PKPA di rumah sakit dan apotek, sedangkan PKPA di puskesmas dan pilihan hanya laporan kelompok 1.4 Laporan PKPA dijilid dengan memperhatikan kaidah sebagai berikut: 1.4.1 Sampul Sampul laporan PKPA dibuat dengan susunan sebagai berikut: 1. Judul Laporan 2. Nama Tempat PKPA 3. Periode Kegiatan PKPA 4. Lambang Universitas Lambung Mangkurat 5. Nama dan Nomor Induk Mahasiswa 6. Nama Program Studi Profesi, Fakultas dan Universitas 7. Kota dan Tahun Penyelesaian Laporan PKPA 8. Warna Sampul (a) Laporan PKPA Apotek : Biru (b) Laporan PKPA Rumah Sakit : Putih (c) Laporan PKPA Puskesmas : Kuning (d) Laporan PKPA Pilihan PBF : Hijau (e) Laporan PKPA Pilihan BPOM : Merah (f) Laporan PKPA Pilihan Gudang Farmasi : Orange 9. Format Halaman Sampul dan Halaman Pengesahan Terlampir 1.4.2 Format Penulisan Laporan 1. Laporan PKPA dibuat dengan kertas HVS A4 70 gram, tidak boleh bolak-balik, diketik dan dijilid rapi 2. Jenis huruf 28

Laporan PKPA diketik dengan font ukuran 12, jenis huruf Times New Roman pada seluruh naskah. Huruf harus tegak, kecuali untuk keperluan tertentu dapat digunakan huruf miring (italic) 3. Jarak baris Jarak baris dibuat 1,5 spasi, kecuali kutipan langsung, judul tabel dan gambar yang lebih dari 1 (satu) baris, daftar pustaka, kata pengantar, daftar isi diketik 1 spasi 4. Batas tepi Batas pengetikan ditinjau dari tepi laporan PKPA diatur sebagai berikut: Tepi atas : 4 cm Tepi kiri : 4 cm Tepi bawah : 3 cm Tepi kanan : 3 cm 5. Pengisian halaman Halaman diisi penuh, dari tepi kiri ke kanan (Justify). Tidak diperkenankan memberikan Header and Footer, kecuali untuk Page Number 6. Penomoran (a) Halaman Penomoran halaman diatur sebagai berikut. i. Bagian awal laporan PKPA mulai halaman judul sampai halaman ringkasan diberi nomor halaman dengan angka Romawi kecil. ii. Bagian utama dan bagian akhir mulai dari Pendahuluan (Bab I) sampai ke halaman terakhir diberi nomor halaman dengan angka Arab. iii. Nomor halaman untuk bagian awal ditempatkan di bawah tengah jarak 1,5 cm dari margin bawah. Untuk bagian utama dan bagian akhir ditempatkan di kanan atas, diketik dengan jarak 1,5 cm dari atas permulaan teks. Nomor halaman untuk awal bab diketik di bagian bawah tengah. (b) Bab, subbab, anak subbab, dan seterusnya 29

Penomoran bab dan bagian-bagiannya adalah sebagai berikut. i. Nomor bab ditulis dengan angka romawi tanpa diakhiri titik. ii. Nomor subbab ditulis dengan angka arab yang terdiri atas dua angka yang dipisahkan oleh titik. Angka pertama menunjukkan nomor bab dan angka kedua menunjukkan nomor subbab. Angka kedua diberi titik. iii. Nomor anak subbab ditulis dengan angka arab yang terdiri atas tiga angka yang dipisahkan oleh titik. Angka pertama menunjukkan nomor bab, angka kedua menunjukkan nomor subbab, angka ketiga menunjukkan nomor anak subbab. Angka ketiga diberi titik. iv. Penomoran selanjutnya menggunakan a., b., kemudian 1., 2., kemudian a), b), kemudian 1), 2). (c) Rincian ke bawah i. Rincian yang disusun ke bawah diberi nomor urut dengan angka. Rincian yang dipakai adalah: (1), (2), (3), dan seterusnya, kemudian (a), (b), (c), dan seterusnya. Rincian dapat ditempatkan di dalam kalimat dengan penomoran (1), (2), (3), kemudian (a), (b), (c), dan seterusnya. Penghubung (bullet) sebagai rincian tidak dibenarkan. 7. Format laporan dapat berubah sesuai dengan kebijakan dan kegiatan PKPA di institusi terkait. 1.5 Laporan PKPA individu dibuat sebanyak 3 (tiga) eksemplar dengan rincian 2 (dua) eksemplar untuk penguji Ujian Komprehensif, dan 1 (satu) eksemplar untuk arsip mahasiswa. 1.6 Laporan PKPA kelompok dibuat sebanyak 2 (dua) eksemplar, diserahkan ke tempat pelaksanaan PKPA dan PSPA. 1.7 Laporan PKPA individu dan kelompok di burning dalam satu CD sesuai dengan institusi tempat PKPA. 30

II. PEDOMAN PENULISAN LAPORAN PKPA 2.1 BAGIAN AWAL 2.1.1 Ringkasan Ringkasan merupakan uraian singkat yang memuat tujuan pelaksanaan PKPA, kegiatan dan hasil yang diperoleh setelah pelaksanaan PKPA. 2.1.2 Daftar tabel Jika dalam laporan PKPA terdapat 3 atau lebih tabel, perlu adanya daftar tabel yang memuat urutan judul tabel beserta nomor halamannya. 2.1.3 Daftar gambar Jika dalam laporan PKPA terdapat 3 atau lebih gambar, perlu dibuat daftar gambar yang memuat urutan judul gambar beserta nomor halamannya. 2.1.4 Daftar lampiran Daftar lampiran dibuat apabila laporan PKPA dilengkapi dengan 3 atau lebih lampiran. Isinya adalah urutan judul lampiran dan nomor halamannya. 2.1.5 Daftar isi Daftar isi dibuat dengan mencantumkan semua isi laporan PKPA dari mulai halaman judul sampai halaman lampiran. Daftar isi mencantumkan nomor halaman sbb: halaman judul sampai daftar isi diberi nomor halaman angka romawi, Bab I sampai lampiran diberi nomor halaman angka arab. 2.2 BAGIAN UTAMA 2.2.1 Pendahuluan Pendahuluan memuat latar belakang, tujuan, dan manfaat pelaksanaan PKPA. 2.2.2 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka memuat tinjauan singkat dan jelas terhadap pustaka yang mendasari pelaksanaan PKPA. Tinjauan pustaka menjelaskan secara teoritis tentang peran manajerial dan fungsional seorang farmasis. Pustaka yang digunakan hendaknya berupa pustaka yang terbaru, relevan dan primer (sumber asli). 2.2.3 Pembahasan Bab ini memuat pembahasan yang sifatnya terpadu atau dipecah menjadi sub bab tersendiri. Pembahasan merupakan tempat mengemukakan pendapat dan 31

argumentasi secara bebas tetapi singkat dan logis. Pembahasan disajikan sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan PKPA. 2.2.4 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang disarikan dari hasil dan pembahasan pelaksanaan PKPA. Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis dan ditujukan kepada instansi tempat PKPA. 2.3 BAGIAN AKHIR 2.3.1 Daftar Pustaka Daftar pustaka memuat pustaka yang diacu dalam penulisan laporan PKPA. Penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan sistem Nama Tahun (sistem Harvard). 2.3.2 Lampiran Lampiran memuat keterangan atau informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan PKPA. Tugas yang didapat selama pelaksanaan kegiatan PKPA juga dicantumkan pada bagian lampiran. 32

III. KEPUSTAKAAN 3.1 PENGACUAN Pengacuan dilakukan dengan sistem Nama-Tahun (sistem Harvard). Berikut ini adalah beberapa pedoman pengacuan dengan sistem ini. 1. Pengacuan dilakukan dengan menuliskan nama akhir atau nama keluarga penulis diikuti dengan tahun publikasi, tanpa mencantumkan gelar akademik. Pedoman penulisan nama dapat dilihat pada tabel 1. Contoh: Gilbert M. Smith (1959) menjadi Smith (1959) 2. Jika penulis terdiri atas dua orang, kedua nama penulis dipisahkan oleh simbol &. Contoh: Ernst Mayer and Peter D. Ashlock (1991) menjadi Mayer & Ashlock (1991) 3. Jika penulis berjumlah tiga orang atau lebih, hanya nama penulis pertama yang disebutkan diikuti kata et al Secara konsisten dalam keseluruhan naskah. Contoh: Tracy I. Storer, Robert L. Usinger, Garry L. Stebbins, and James W. Nybakken (1979) menjadi Storer et al. (1979). 4. Jika ada lebih dari satu pustaka dengan nama penulis yang sama, nama-nama penulis yang sama, atau nama penulis pertama yang sama, dengan tahun publikasi yang sama, maka dibelakang tahun publikasi yang sama itu dituliskan huruf a, b, c, dst. Sesuai dengan urutan penulisan pustaka tersebut dalam daftar pustaka. Contoh: a. A. Phillips, T. Le Pont, P. Desjeux, G. Broomfield, and D.H. Molyneux (1990) menjadi Phillips dkk (1990a) Phillips, A. Sabatini, P.J.M. Milligan, D. Boccolini, G. Broomfield, and D.H. Molyneux (1990) menjadi Phillips dkk. (1990b) b. Angela Phillips and Shaden Kamhawi (1987) menjadi Phillips & Kamhawi (1987a) Ted Phillips and Zen Kamhawi (1987) menjadi Phillips & Kamhawi (1987b) 33

Ada berbagai variasi dalam pengacuan, dari yang sederhana sampai yang kompleks. Berikut ini adalah beberapa contoh pengacuan dengan berbagai perbedaan penekanan, susunan kalimat dan jumlah penulis. 1. Dharmawan (1991) menemukan 5 macam enzim yang dapat digunakan untuk membedakan anggota Anopheles barbirostris. 2. Ada 5 macam enzim yang dapat digunakan untuk membedakan anggota Anopheles barbirostris (Dharmawan, 1991). 3. Petugas dari Depertemen Kesehatan RI menemukan Anopheles balabacensis di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Kirnowardoyo,1985), tetapi tidak berhasil membedakan Anopheles leucosphyrus dari spesies tersebut. 4. Tabachnick & Powell (1978) dan Tabachnick (1993) membuktikan bahwa Aedes aegypti telah mengembangkan variasi genetik yang cukup besar. 5. Aedes aegypti telah mengembangkan variasi genetik yang cukup besar (Tabachnick & Powell, 1978); Tabachnick, 1993). 6. Meski Sokal dan Sneath (1963) berpendapat bahwa metode kromatografi terutama berguna untuk identifikasi, bukan untuk klasifikasi, Carlson et al.(1993) telah berhasil menerapkannya untuk klasifikasi Glossina spp. 7. Metode ini terbukti dapat digunakan untuk identifikasi anggota kompleks Anopheles gambiae (Carlos & Service, 1979,1980; Milligan,1993), Anopheles maculipennis (Phillips dkk., 1990), kompleks Anopheles maculatus (Kittayapong, 1990,1993), dan berbagai galur Anopheles stephensi (Anyanwu, 1993). Seandainya setelah diusahakan dengan sungguh-sungguh pustaka sumber asli tetap tidak bisa didapatkan, pengutipan dari sumber kedua dilakukan dengan menyebutkan penulis asli dan penulis yang bukunya dibaca. Contoh: 1. Lockey (Gabre-Michael et al., 1994) berpendapat bahwa komposisi hidrokarbon kutikula dapat dimanfaatkan dengan sistematika serangga. 2. Menurut Lockey (Gabre-Michael et al., 1994) komposisi hidrokarbon kutikula dapat dimanfaatkan dengan sistematika serangga. 3.2 PEMBUATAN DAFTAR PUSTAKA 3.2.1 Penyusunan Daftar Pustaka Pada sistem Nama-Tahun, daftar pustaka disusun menurut urutan: 1. Abjad nama akhir atau nama keluarga penulis pertama; 2. Abjad nama depan penulis pertama; 34

3. Abjad nama akhir atau nama keluarga penulis kedua, ketiga, dst; dan 4. Tahun publikasi 3.2.2 Nama Penulis Beberapa pedoman untuk menulis nama penulis dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut. 1. Dalam daftar pustaka semua nama penulis harus dicantumkan. Tidak diperkenankan menggunakan et al. 2. Derajat kesarjanaan penulis tidak dicantumkan. 3. Nama penulis yang dicantumkan harus sama dengan yang tertera pada buku atau artikel aslinya. 4. Apabila nama penulis terdiri atas lebih dari satu kata, nama terakhir atau nama keluarga ditulis terlebih dahulu. 5. Jika pengarang lebih dari 2 orang, hanya nama penulis pertama yang dibalik. 6. Apabila ada dua atau lebih pustaka yang ditulis oleh penulis yang sama, hanya pustaka yang pertama yang ditulis nama penulisnya; pada pustaka kedua nama penulis diganti dengan garis mendatar sepanjang 1,27 cm. Cara penulisan berbagai nama penulis dicantumkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Berbagai cara penulisan nama penulis dalam daftar pustaka No Variasi nama penulis Nama penulis Penulisan 1 Nama keluarga penulis pertama setelah singkatan nama kecil 2 Nama Indonesia dengan sistem nama keluarga 3. Nama Indonesia yang diikuti nama orang tua, nama suami atau unsur nama paling akhir 35 Gilbert M. Smith Constantine J. Alexopoulus & Charles W. Mims Simon Sadok Siregar Suminar Setiati Ahmadi Nur Farida Abdul Gafur Smith, G. M. Alexopoulus, C. J & C.W. Mims Siregar, S.S. Ahmadi, S.S. Farida, N. Gafur, A. 4 Nama yang terdiri atas satu kata Faisal Faisal 5 Nama pangkat kekeluargaan atau John Doc, Sr Doc, J., Sr. nama keluarga majemuk H. Vanden- Brink Vanden-Brink, H. 6 Nama dengan garis hubung M.M Purbo-Hadiwijoyo Purbo-Hadiwijoyo, M.M 7 Nama yang diikuti oleh singkatan Mawardi A. I Mawardi A. I William D. Ross Jr Ross Jr., W. D 8 Nama Perancis dengan kata le, la, les, du, de, la, serta les J. le Beau V. du Bary Le Beau, J. Du Bary, V. 9 Nama Perancis dengan kata de A. de Bary Bary, A. de 10 Nama dengan kata van, van der, van den, serta de pada nama Belanda, von pada nama Jerman, do pada nama Brazil, atau dos pada nama Portugis Kees de Vries A. van der Haar Herbert von Karajan Vries, K. de Haar, A. van der Karajan, H. von

11 Nama Arab seperti Abdel, Abu, dan Ibn yang dinilai sebagai bagian dari nama keluarga 12 Nama India dengan kata Sew dan Das 13 Nama Cina dan Hungaria selalu dimulai dengan nama keluarga 14 Nama Vietnam dan Thailand digabung dengan tanda penghubung; nama tengah dimulai huruf kecil. Ali Abdel Aziz Ali Ibn Saud Hassan Fathmy Khalil B.C. Sew Gupta A.D. Das Gupta Go Tan Kong Farkas Karoly Nguyen Cao Ky Abdel-Aziz, A. Ibn-Saud, A. Khalil, H.F. Sew Gupta, B.C. Das Gupta, A.D. Go, T.K. Farkas, K. Nguyen-cao-ky 3.2.3 Judul Judul yang dikutip harus sama dengan judul pada publikasi asli dan diketik dengan huruf miring. Awal kalimat dan setiap kata dalam judul dimulai dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan kata sambung. Apabila judul disertai dengan subjudul, penulisan judul utama diakhiri tanda titik atau titik dua lalu diikuti dengan penulisan subjudul. Huruf pertama subjudul ditulis dengan huruf kapital. 3.2.4 Contoh Penulisan Pustaka (1) Buku: Mayr, E. & P.D. Ashlock.1991. Principle of Systematic Zoology. Edisi ke-5. MacMillan, New York. Sneath, P.H.A. & R.R Sokal. 1973. Numerical Taxonomy:The Principles and practice of numerical classification. W. H. Freeman and Co., San Fransisco. Waterhouse, D. F. (penyunting). 1970. The Insects of Australia. A textbook for students and reasearch workers. Melbourne University Press, Carleton, Victoria. (2) Buku terjemahan Draper, N & H. Smith. 1992. Analisis Regresi Terapan. Edisi ke-2 Terjemahan Bambang Sumantri. Gramedia, Jakarta. (3) Buku yang terdiri atas beberapa jilid: Wright, S. 1978. Evolution and The Genetics of Populations. Jilid 4: Variability Within and Among Natural Populations. University of Chicago Press, Chicago. (4) Disertasi/Tesis/Skripsi: Gafur, A. 1996. Pembandingan Profil Komponen Kutikula Aedes aegypti (Linnaeus) (Diptera: Culicidae) dari Banjarmasin dan Yogyakarta. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyokarta. (tidak dipublikasikan). (5) Jurnal/majalah ilmiah Phillips, A., A. Sabatini, P.J.M. Milligan, D. Boccolini, G. Broomfield, & D.H. Molyneux. 1990. The Anopheles macullipennis Complex (Diptera: Cullicidae): comparison of the cuticular hydrocarbon 36

profiles determined in adults of five Palaeartic spesies. Bulletin of Entomological Reasearch. 80: 459-464. Simanjuntak, P., H. Hutampea, B.R. Sembiring, T.M. Hanafiah, N. Thaher, A. Burhan, H.R. Lubis, & Yusar. 1982. Masalah Bakteriuria Asimptomatik pada Kehamilan. Cermin Dunia Kedokteran. 28: 66-69. (6) Prosiding/makalah seminar Carlson, D. A. 1982. Chemical Taxonomy: analysis of cuticular hydrocarbons for identification of Simulium, Anopheles and Glossina sp, hlm.131-150. Dalam B.N. Newton & F. Micheal (penyunting). New Approaches to the Identification of parasites and Their Vectors. Proceedings of a Symposium on Application of Biochemical and Molecular Biology Techniques to Problems of Parasite and Vector Identification. UNDP/WORLD BANK/WHO Special Programme for Reasearch and Training in Tropical Diseases, Geneva. Sugita, E.H. & W. Wibisono. 1979. Pemeriksaan Hitung Koloni dengan Cara Slide Agar Berlapis Dibandingkan dengan Cara Kwantitatif Pelat Tuang. Kongres Nasional VI I.A.I.P., Denpasar. Werry, L., M.I. Sudirman, A.W. Gunawan.1994. Pertumbuhan dan Perkembangan Schizophyllum commune in vitro dan in vivo, hlm.170-177. Dalam Peranan Mikrobiologi dalam Industri Pangan. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 1994. Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia Cabang Bogor, Bogor. (7) Abstrak: Darnaedi, D. 1991. Rheofite di Sepanjang Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, abstr. 244, hlm. 122. Dalam Seminar Ilmiah dan Kongres Nasional Biologi X, 1991. Perhimpunan Biologi Indonesia & Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor, Bogor. (8) Suatu bab dalam sebuah buku: Tabachnick, W.J. 1993. Patterns of Genetic Variation and The Ecology of The Yellow Fever Mosquito, Aedes aegypti. Dalam K.C. Kim & B.A. McPheron (Penyunting). Evalution of Insect Pests: patterns of variation. John Wiley & Sons, Inc., New York. (9) Makalah yang tidak dipublikasikan: Moeliono, A. M. 1995. Bahasa yang Efisien dan Efektif dalam Iptek. Makalah dalam Penataran Calon Penulis Buku Ajar Perguruan Tinggi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta (tidak dipublikasikan). (10) Publikasi oleh Perusahaan/Lembaga: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. 1996. Katalog Program Sarjana FMIPA IPB 1995-1999. FMIPA IPB, Bogor. (11) Internet: Adsavakulchai, S., V. Baimai, W. Prachyabrued, P.J. Grote, & S. Lertlum. 1998. Morphometric study using wing image analysis for identification of Bactrocera dorsalis complex (Diptera: Tephritidae). 37

The World Wide Web Journal of Biology. http://epress.com/w3jbio/vol3/adsavakulchai/index.html. Diakses tanggal 17 juli 2008 (12) Lebih dari satu pustaka oleh dua penulis yang sama: Gaspersz, V. 1990. Metode Perancangan Percobaan. Armico, Bandung. ----------------.1992. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Jilid 1 dan 2. Tarsito, Bandung. 38

FORMAT LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) RUMAH SAKIT i. Halaman Judul ii. Halaman Pengesahan iii. Kata Pengantar iv. Daftar Isi v. Daftar Gambar vi. Daftar Tabel vii. Daftar Lampiran viii. Ringkasan BAB I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Manfaat BAB II. Tinjauan Pustaka 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Pengertian Rumah Sakit 2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit 2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit 2.2.1 Pengertian Instalasi Farmasi Rumah Sakit 2.2.2 Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit 2.3 Panitia Farmasi dan Terapi 2.3.1 Pengertian Panitia Farmasi dan Terapi 2.3.2 Organisasi dan Kegiatan 2.3.3 Fungsi dan Ruang Lingkup 2.3.4 Kewajiban Panitia Farmasi dan Terapi 2.3.5 Peranan Khusus Panitia Farmasi dan Terapi 2.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi 2.4.1 Seleksi/Pemilihan 2.4.2 Perencanaan 2.4.3 Pengadaan 39

2.4.4 Penerimaan 2.4.5 Penyimpanan 2.4.6 Distribusi 2.4.7 Pemusnahan 2.4.8 Pencatatan dan Pelaporan 2.5 Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alkes 2.5.1 Distribusi Eksternal Obat dan Alkes 2.5.2 Distribusi Internal Obat dan Alkes 2.6 Pelayanan Farmasi Klinis 2.6.1 Pengertian 2.6.2 Jenis Pelayanan Farmasi Klinis 2.7 Pusat Sterilisasi Perlengkapan Medik 2.7.1 Definisi 2.7.2 Tugas CSSD 2.7.3 Aktifitas Fungsional Pusat Sterilisasi 2.7.4 Struktur Organisasi 2.7.5 Lokasi Instalasi Pusat Sterilisasi 2.8 Advanced Clinical Pharmacy 2.8.1 Total Parenteral Nutrition (TPN) 2.8.2 Penanganan Sitostatika 2.9 Sanitasi Rumah Sakit 2.9.1 Limbah Klinis 2.9.2 Limbah Non Klinis BAB III. Pembahasan 3.1 RS XXXXX 3.2 Instalasi Farmasi RS XXXXX 3.3 Panitia Farmasi dan Terapi/Komite Farmasi dan Terapi 3.4 Gudang Farmasi 3.5 Pelayanan Farmasi Rawat Inap 3.6 Pelayanan Farmasi Rawat Jalan 3.7 Pelayanan Farmasi Rawat Intensif 3.8 Pelayanan Farmasi Gawat Darurat 3.9 Pelayanan Farmasi di Instalasi Bedah Sentral 40

3.10 Pelayanan Farmasi Klinik 3.11 Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi 3.12 Sanitasi BAB IV. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran Daftar Pustaka Lampiran Ket: 1. Bab III (Pembahasan) memuat penjelasan terkait Rumah Sakit tempat PKPA serta penjelasan kegiatan dan tugas yang dilakukan oleh mahasiswa saat PKPA pada tiap stase/lokasi. 2. Lampiran memuat semua tugas pada masing-masing stase (lokasi), untuk studi kasus dilampirkan kasus per individu mahasiswa (1 kasus) 3. Lampiran laporan individu memuat tugas pada masing-masing stase yang dikerjakan secara individu, missal untuk studi kasus hanya melampirkan kasus yang dikerjakan 41

Format Halaman Judul: (sama untuk semua PKPA, tinggal ganti tempat PKPA) PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT RS. XXXXX Juli Agustus 2017 Disusun oleh : Nama (NIM) Nama (NIM) Nama (NIM) PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2017 42

Format Halaman Pengesahan Laporan Kelompok : (sama untuk semua PKPA) HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT RS. XXXXX Juli Agustus 2017 Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Disetujui oleh : Pembimbing Prodi Profesi Apoteker FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Preceptor RS XXXXX Nama Pembimbing NIP. Nama Preceptor NIP. Mengetahui, Ketua Program Studi Profesi Apoteker FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Difa Intannia, M.Farm-Klin., Apt NIP. 19860919 201212 2 001 43

Format Halaman Pengesahan Laporan Individu : HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER FARMASI RUMAH SAKIT RS. XXXXX Juli Agustus 2017 NAMA (NIM) Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Disetujui oleh : Pembimbing Prodi Profesi Apoteker FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Preceptor RS XXXXX Nama Pembimbing NIP. Nama Preceptor NIP. Mengetahui, Ketua Program Studi Profesi Apoteker FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Difa Intannia, M.Farm-Klin., Apt NIP. 19860919 201212 2 001 44

FORMAT LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) APOTEK i. Halaman Judul ii. Halaman Pengesahan iii. Kata Pengantar iv. Daftar Isi v. Daftar Gambar vi. Daftar Tabel vii. Daftar Lampiran viii. Ringkasan BAB I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Manfaat BAB II. Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Apotek 2.2 Tugas dan Fungsi Apotek 2.3 Pendirian Apotek 2.3.1 Tata Cara Pendirian Apotek 2.3.2 Persyaratan Apotek 2.3.3 Persyaratan Apoteker 2.3.4 Studi Kelayakan Apotek 2.4 Pengelolaan Sumber Daya Apotek 2.4.1 Pengelolaan Sumber Daya Manusia 2.4.2 Pengelolaan Sarana dan Prasarana 2.4.3 Pengelolaan Perbekalan Farmasi 2.4.4 Pengelolaan Administrasi 2.5 Pelayanan Apotek 2.5.1 Pelayanan OTC (Over The Counter) 2.5.2 Pelayanan OWA (Obat Apotek) 2.5.3 Pelayanan Obat Keras 2.5.4 Pelayanan Narkotika 45

2.5.5 Pelayanan Psikotropika 2.5.6 Pelayanan Informasi Obat (PIO) 2.5.7 Konseling 2.6 Perpajakan Apotek BAB III. Kegiatan PKPA dan Pembahasan 3.1 Profil Apotek XX 3.1.1 Sejarah Apotek XX 3.1.2 Visi dan Misi Apotek XX 3.1.3 Struktur Organisasi Apotek XX 3.1.4 Perpajakan Apotek XX 3.2 Kegiatan PKPA 3.2.1 Pengkajian Resep dan Peracikan 3.2.2 Penyerahan Obat dan Konseling 3.2.3 Pelayanan OWA,OTC, Alkes dan Obat Herbal 3.2.4 Pemantauan Terapi Obat (PTO), Monitoring Efek Samping Obat (MESO), Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan Homecare (jika ada) 3.2.5 Pembelian, Penyimpanan dan pengendalian inventori 3.2.6 Administrasi BAB IV. Kesimpulan dan Saran 1.1 Kesimpulan 1.2 Saran Daftar Pustaka Lampiran 1. Dokumentasi (kegiatan pelayanan, etiket, copy resep, dsb) 2. Contoh surat pesanan, dan formulir-formulir lainnya 3. Layout Apotek 4. Tugas-tugas 46