BAB I PENDAHULUAN. pemerhati Baitul Maal Wa Tamwil dalam format Koperasi), Yogyakarta: Debeta, 2008, H.15.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan koperasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Baitul mal wa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan telah berperan besar dalam pengembangan dan. pertumbuhan masyarakat modern.baik kegiatan usaha yang berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

1 Zainuddin Ali,Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sianar Grafiak, 2007, h.1

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan. Perusahaan yang berada dalam lingkungan bisnis tertentu harus

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB I PENDAHULUAN. dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Secara harfiah baitul maal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. dan menengah seperti pasar tradisional, wilayah usaha kecil dan menegah,

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2005, h Edy wibowo& Untung hendi, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. Bekasi Gramata Publising, 2014.hml 9. 1 Rahma Hidayat, Efesiensi Perbankan Syariah: Teori dan Prakteik,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM KJKS BMT WALISONGO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI AKAD WADI AH DAN RISIKO OPERASIONAL PADA PRODUK TABUNGAN SIMPANAN SUKARELA LANCAR (SIRELA) DI KJKS BMT AL-HIKMAH MIJEN

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm.3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang paling berperan dalam menunjang kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB II GAMBARAN UMUM KJKS BMT AL- HIKMAH. A. Sejarah Berdirinya KJKS BMT AL- HIKMAH. Koperasi KJKS BMT AL- HIKMAH adalah sebuah lembaga swadaya

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam skala industri kecil, menengah sampai besar dengan peraturan pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan dorongan fitrah yang mutlak dan tidak bisa dihilangkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara muslim mulai mengenal sistem perbankan modern pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. syariah, dalam menjalankan bisnis dan usahanya juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Jakarta: RajawaliPers, 2007, h Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB 1 PENDAHULUAN. hlm.15. Press, 2008,hlm. 61

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Aziz A, Pedoman Pendirian BMT. Jakarta: Pinbuk Press, 2004, h. 6.

BAB I. 2015, h Irham Fahmi, Manjemen Perbankan: Konvensional dan Syariah, Jakarta: Mitra Wacaa Media,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Strategi Penghimpunan Dana dalam Upaya Meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Perbankan Syariah dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa sekarang ini perkembangan usaha jasa keuangan semakin maju, tidak terkecuali dengan perkembangan Baitul Maal Wa Tamwil/BMT. BMT kian maju terus menerus berkembang jumlahnya, khususnya didaerah Jawa tengah yang hampir tidak terhitung jumlah keberadannya. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat sudah mulai mengenal tentang BMT, dimana kita banyak ketahui bahwa sebagian masyarakat hanya mengenal dan tahu bahwa Bank-lah yang dapat melayani mereka di dalam melakukan transaksi keuangan baik menyimpan (menabung) ataupun pembiayaan. Banyaknya lembaga keuangan makro ataupun mikro yang tersebar keberbagai pelosok tanah air, rupanya belum mencapai kondisi yang ideal jika diamati secara teliti. Hal ini Nampak dari banyaknya lembaga keuangan yang hanya mengejar target pendapatan masing-masing, sehingga tujuan yang lebih besar terabaikan, Khususnya dalam pengembangan ekonomi masyarakat bawah. Padahal, lembaga keuangan mikro mempunyai posisi strategis dalam pengembangan ekonomi masyarakat kelas bawah. Dalam kondisi yang demikian inilah Baitul Maal Wa Tamwil/BMT. Muncul dan mencoba menawarkan solusi bagi masyarkat kelas bawah. 1 Sistem keuangan islam yang bebas dari prinsip bunga diharapkan mampu menjadi alternatif terbaik dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Penghapusan prinsip bunga ini memiliki dampak makro yang cukup signifikan, karena bukan hanya prinsip investasi langsung saja yang harus bebas dari bunga, namun prinsip investasi tak langsung juga harus bebas dari bunga. Perbankan, sebagai lembaga keuangan utama dalam sistem keuangan 1 Ahmad Sumiyanto, Menuju koperasi Modern (Panduan untuk pemilik, Pengelola dan pemerhati Baitul Maal Wa Tamwil dalam format Koperasi), Yogyakarta: Debeta, 2008, H.15. 1

2 dewasa ini tidak hanya berperan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary), namun juga sebagai industri penyedia jasa keuangan (financial industry) dan instrument kebijakan moneter yang utama. 2 Sebagai lembaga bisnis, BMT mengembangkan usahanya pada sektor keuangan yakni simpan pinjam. Sebagai lembaga intermediasi, BMT menghimpun dana dari anggota atau nasabah serta menyalurkan kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan. BMT AL-Hikmah memiliki produk penghimpunan dana yang beragam yaitu simpanan Sukarela Lancar (SIRELA), Simpanan Pelajar (SIMPEL), Simapan Sukarela Qurban (SISUQUR), Simpanan Sukarela Berjangka (SISUKA), Simpanan Haji (SIHAJI), Simpanan Umroh (SIUMROH), Dari sekian produk simpanan, produk Simpanan Suka Rela Lancar (SIRELA) memiliki nasabah yang paling tinggi dan memiliki nasabah yang cukup pesat. Produk Simpanan Sukarela Lancar (SIRELA) merupakan simpanan yang menggunakan prinsip wadi ah yad dhamanah. Yang dimaksud wadi ah yad dhamanah yaitu penitipan barang atau uang, pihak yang dititipi boleh memanfaatkan barang atau uang tersebut. 3 Tujuan Sirela (Simpanan Sukarela Lancar) adalah penghimpunan dana dari pihak ketiga dalam hal ini merupakan untuk menambah kas yang ada di BMT AL Hikmah. Dana yang dihimpun juga bertujuan untuk cadangan ketika mitra mengambil simpanan secara besar-besaran. Serta untuk meningkatkan pelayanan kepada mitra karena menggunakan system jemput bola yang dilakukan oleh petugas penghimpun dana yang berlangsung mendatangi mitra yang hendak menabung setiap hari. Jemput bola dilakukan untuk mempermudah mitra dalam menabung karena tidak semua mitra mempunyai banyak waktu untuk menabung di kantor BMT AL Hikmah. Dengan menggunakan akad wadiah yad dlomanah, para anggota akan mendapatkan 2 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet.I, (Yogyakarta: Ekonomi,2003),hal.5. 3 Ridwan,Muhammad, Manajemen baitul Maal Wa Tamwil, Yogyakarta: UII Press, 2004,hlm 108.

3 bonus yang akan ditambahkan secara otomatis sesuai naik turunya pendapatan BMT AL Hikmah Ungaran. Hal ini Menambah daya tarik mitra untuk menabung dan meningkatkan pelayanan kepada mitra. 4 Data perkembangan anggota simpanan koperasi BMT AL Hikmah pada tahun 2015-2016, bagaimana dijelaskan dalam tabel1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1 Jumlah Anggota BMT AL Hikmah Ungaran JENIS SIMPANAN DAFTAR ANGGOTA JUMLAH UANG 2015 2016 2015 2016 SI RELA 14,251 15,422 11,179,827,777.55 12,626,794,405 SI SUKA 47 58 1,366,000,000.00 1,385,800.00 SISUQUR 104 110 45,682,366.96 65,309,560.43 SARAS 721 721 128,823,763.22 150,432,213.86 SIMPEL 257 278 160,890,357.94 146,211,913.97 SI HAJI 21 25 54,711,040.39 101,543,357.60 Sumber : Data Sekunder Tahun 2017 Dari table 1.1 pada tahun 2015-2016 anggota yang menggunakan produk SIRELA (Simpanan Sukarela Lancar) mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebanyak %. Produk SISUKA (Simpanan Sukarela Berjangka)pada tahun 2015-2016 mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu sekitar %. Produk SISUQUR pada tahun 2015-2016 mengalami peningkatan sebanyak %. Produk SARAS pada tahun 2015-2016 tidak mengalami peningkatan sama sekali. Produk SIMPEL (Simpanan Pelajar) pada tahun 2015-2016 persentase peningkatan sebesar %. Produk SI Haji pada tahun 2015-2016 Mengalami peningkatan yang paling sedikit dari produk lain yaitu sebanyak %. 5 4 Hasil wawancara dengan layanan di BMT Al Hikmah, Burhanudin, tanggal 11 April 2017 5 Buku Rapat Anggota Tahunan (RAT) BMT AL Hikmah Ungaran

4 Dari latar belakang tersebut, penulis sangat tertarik dengan akad Wadi ah yang disertai dengan bonus yang diterima oleh anggota Si Rela di BMT AL Hikmah Ungaran. Sehingga penulis mengambil judul tugas akhir IMPLEMENTASI AKAD WADIAH PADA PRODUK SI RELA (SIMPANAN SUKARELA LANCAR) DI BMT AL HIKMAH UNGARAN. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat disimpulkan satu rumusan masalah yakni : 1. Bagaimana implementasi akad wadi ah pada produk Si Rela? 2. Apa saja kelebihan dan kekurangan pada produk Si Rela? Dengan adanya permasalahan diatas diharapkan tugas akhir ini dapat terarah dan bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca. C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian Dari permasalahan diatas, maka secara keseluruhan tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui implementasi akad wadi ah pada produk si rela? 2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada produk si rela? Adapun kegunaan dari penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Bagi penulis : a) Memberikan pemahaman pada mahasiswa untuk mengetahui produk tabungan si rela di BMT AL Hikmah. b) Lebih memahami dan mengetahui tentang implementasi akad dan kelebihan dan kekurangan wadi ah pada produk si rela di BMT AL Hikmah Ungaran. c) Sebagai tambagan ilmu bagi penulis. d) Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan (D3) perbankan syari ah 2. Bagi pihak yang terkait : a) Dapat dijadikan koreksi pada BMT AL Hikmah Ungaran

5 b) Dapat mempermudah BMT AL Hikmah dalam mengetahui implementasi akad dan mengetahui kelebihan dan kekurangan akad wadiah pada tabungan si rela. 3. Bagi pembaca : a) Sebagai salah satu sarana untuk sosialisasi atau pengenalan kepada masyarakat tentang produk tabungan si rela yang ada pada BMT AL Hikmah Ungaran. b) Sebagai tambahan referensi dan informasi khususnya bagi mahasiswa mengenai produk tabungan Si Rela di BMT AL Hikmah Ungaran. D. Tinjauan Pustaka 1. Menurut Martono (2004) Produk Simpanan berjangka (Si Jangka) ini didasarkan pada prinsip syari ah dengan akad wadi ah yad dhamanah. Akad wadi ah yad dhamanah, 6 merupakan penyimpan dengan atau tanpa izin pemilik barang dapat memanfaatkan barang yang dititipkan dan bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang yang disimpan biasanya produk berbentuk giro yang merupakan titipan murni. Persamaan penelitian penulis adalah menggunakan akad wadi ah yad dhamanah tetapi berbeda implementasi. Implementasi akad wadi ah yad dhamanah penulis adalah terhadap produk tabungan si rela. 2. Tugas Akhir yang berjudul, Strategi Pengelolaan Simpanan wadi ah Yad Dhamanah Pada Produk SAHARA di KJKS Bahtera yang ditulis oleh Illailazatus Zakkiya tahun 2012 yang berisi SAHARA merupakan tabungan yang menggunakan akad wadi ah yad dhamanah yaitu pihak penitip memberikan izin kepada pihak yang diberi titipan untuk mempergunakan barang yang dititipi baik berupa uang ataupun barang untuk diambil manfaatnya. Tentu pihak BMT mendapatkan hasil dari 6 Martono, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain, (Yogyakarta: Ekonosia, 2004),Cet. 3, H.96.

6 penggunaan data. BMT dapat memberikan insetif kepada penitip dalam bentuk bonus (Athaya) akan tetapi tidak diperjanjikan sejak awal. 7 Tugas Akhit tersebut hampir sama dengan penelitian penulis sama-sama menggunakan akad wadia ah yad dhamanah pada produknya. Tapi ada perbedaan dalam penelitian penulis dengan tugas akhir tersebut, penulis lebih fokus terhadap aplikasi akad wadi ah yad dhamanah pada produk tabungan si rela. E. Metodelogi Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di BMT AL-Hikmah Jl. Jenderal Sudirman No.12 Lt.2, Mijen Gedanganak Ungaran Timur 50519. Telp atau Fax 024-6924415 E-mail :bmtalhikmahsmg@yahoo.co.id. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field study research) yaitu pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan.penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. 3. Sumber Data a) Data Primer Merupakan data yang diperoleh langsung dari responden atau yang ada hubunganya dengan obyek yang diteliti, 8 dalam penyusunan tugas akhir ini data primer adalah informasi tentang akad wadi ah yad dhamanah dan survey yang dilakukan dalam BMT AL Hikmah Ungaran yang diperoleh dari wawancara dengan Manajer Utama, Marketing dan observasi di BMT AL Hikmah Ungaran. b) Data Sekunder 7 Illailazatus Zakikiya, Strategi Pengelolaan Simpanan Wadiah Yad Dhamanah pada Produk SAHARA di KJKS Bahtera, Tugas Akhir D3 perbankan Syariah IAIN Walisongo semarang, 2012 8 Mohpabundu Tika, Metodelogi Riset Bisnis, Jakarta:Pt. Bumi aksara, Cet ke-1 2006, H. 57.

7 Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpulan data primer atau oleh pihak lain. Data sekunder yang didapat dalam penyusunan tugas akhir ini adalah lampiran dokumen-dokumen dan buku-buku yang berkaitan dengan akad wadi ah yad dhamanah dan survey pada BMT AL Hikmah Ungaran. 4. Metode Pengumpulan Data a) Observasi Metode ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung terhadap cara kerja marketing, droping (menyalur dana pembiayaan) dalam menawarkan atau mempromosikan produk SIRELA di BMT AL Hikmah Ungaran. b) Wawancara Dilakukan penulis secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan berkompeten dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan data yang akurat dengan bapak Burhanudin selaku manajer dan ibu Asroti selaku bendahara BMT AL Hikmah. c) Dokumentasi Dokumkentasi adalah teknik yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, buku, notulen, dan lain sebagainya. 9 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan pada saat penelitian dengan mencatat keterangan dari bahan-bahan, dokumen, dan catatan yang ada di BMT AL Hikmah Ungaran, terutama mengenai implementasi akad wadiah pada tabungan sirela di BMT AL Hikmah Ungaran. 9 Ibid, h.236

8 F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan Tugas Akhir ini akan dibagi menjadi lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang tersusun secara sistematis sehingga mempermudah pembahasan dan pemahaman. Bab pertama adalah Pendahuluan, yang berisikan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori (jika diperlukan), Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat hasil penelitian, tinjaun pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Berisi tentang :pengertian, macam-macam, rukun, syarat, landasan hukum, pendapat ulama. BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Berisi sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, produk-produk pada BMT AL Hikmah Ungaran, dan ruang lingkup usaha BMT AL Hikmah Ungaran. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Mengulas tentang sejarah, pengertian, tujuan, kendala, kelebihan dan kelemahan produk sirela pada BMT AL Hikmah Ungaran. BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab akhir dalam Tugas Akhir ini. Di dalam bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari pembahasan dan akan memberikan saran-saran yang perlu disampaikan.