HUBUNGAN PERILAKU PATUH DIET DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALISAT KABUPATEN JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ovulasi, migrasi sperma dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

ABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KEPATUHAN PELAYANAN RUJUKAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DENGAN KASUS PREEKLAMSPAI BERAT DAN EKLAMPSIA

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI SAAT ANTENATAL DAN INTRANATAL DENGAN BOUNDING ATTACHMENT PADA IBU POST PARTUM DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PALIYAN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

68 Healthy Tadulako Journal (Pesta, Elifah, Juwita, Fani: 68-75)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

PENDAHULUAN Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280 sampai 300 hari atau 39

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANC DI KLINIK DINA BROMO UJUNG LINGKUNGAN XX MEDAN TAHUN 2013

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KEPATUHAN IBU HAMIL TERHADAP KEBERHASILAN PENANGANAN PREEKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK RESTU IBU MEDAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

1

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

Pelaksanaan Antenatal Care Berhubungan dengan Anemia pada Kehamilan Trimester III di Puskesmas Sedayu I Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. normal. Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah kotamadya Salatiga. Lokasi puskesmas Sidorejo

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANC DI KLINIK DINA BROMO UJUNG LINGKUNGAN XX MEDAN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

PENGARUH USIA KEHAMILAN TERHADAP RISIKO PRE EKLAMSI EKLAMSI PADA KEHAMILAN

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG SIKAP TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN IBU PERIKSA HAMIL DI PUSKESMAS I GROGOL SUKOHARJO SKRIPSI

Kata kunci :Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Fe, Anemia, Ibu Hamil

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (FE) DI KECAMATAN TARERAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pukesmas Induk yang ada di kota semarang salah satunya yaitu

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI POLI KIA PUSKESMAS TUMINTING

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEYER I KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mitos dan Fakta Kolesterol

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. I. DATA PRIBADI : Mahdalin Husna Tempat/Tanggal lahir : Banda Aceh/ 15 Oktober 1993 : 2 dari 4 bersaudara

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, pereklamsi/eklamsi, dan infeksi ( Saifuddin, 2001 ).

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah di lakukan pada bulan Maret 2013 Juli 2013 di

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

RELATIONSHIP BETWEEN THE CONSUMPTION OF TABLETS FE COMPLIANCE OF EVENTS Anemia HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE TERHADAP KEJADIAN ANEMIA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP RISIKO 4T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran preterm, dan intrauterine growth restriction (IUGR) (Sibai, 2005;

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

Transkripsi:

HUBUNGAN PERILAKU PATUH DIET DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALISAT KABUPATEN JEMBER Oleh: Syifana Hajarul Istiqomah 1), Awatiful Azza 2), Siti Kholifah 3) 1) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember 2,3) Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember Email: syifanaistiqomah@gmail.com Jl. Karimata 49 Jember Telp : (0331) 332240 Fax : (0331) 337957 ABSTRAK Preeklampsia merupakan hipertensi kehamilan yang biasanya dijumpai pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih yang ditandai oleh proteinuria positif dan edema. Preeklampsia diketahui berhubungan dengan kepatuhan diet ibu hamil. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan pendekatan Cross Sectional yang bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku patuh diet dengan kejadian preeklampsia. Populasi penelitian ini terdiri dari 151 ibu hamil trimester III yang diambil dengan menggunakan teknik cluster sampling. Teknik pengambilan data menggunakan kuisioner yang berisi 15 butir pertanyaan dan juga menggunakan buku KIA milik responden. Hasil analisis didapatkan bahwa 128 responden (84,8%) patuh diet,sisanya tidak patuh diet sebanyak 23 (15,2%), sedangkan ibu hamil yang tidak preeklampsia sebanyak 132 (87,4%) sisanya 19 responden (12,6%) mengalami preeklampsia. Hasil uji korelasi Chi Square sehubungan adanya 1 cell (25%) terdapat nilai expected count <5 sehingga hasil penelitian menggunakan Fisher Exact Test dengan menggunakan sistem computerized diperoleh p value pada tabel diatas 0,000 < 0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan perilaku patuh diet dengan kejadian preeklampsia di wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember. Rekomendasi bagi ibu hamil untuk mematuhi diet kehamilan guna mencegah preeklampsia dan rutin menjalani pemeriksaan kehamilan ANC (Antenatal Care) guna mendeteksi lebih dini apabila terjadi komplikasi kehamilan khususnya preeklampsia. Kata kunci : preeklampsia, perilaku, patuh Daftar Pustaka : 27 (2006-2016) 1

2 Abstract Preeclampsia is hypertension of pregnancy which usually meet in 20 weeks pregnant or more that signed by proteinuria positive and edema. Preeclampsia is known has relationship with the compliance diet pregnant women. This research is used correlational design through cross section approach in which has aim to analyze the relationship of compliance diet pregnant women with preeclampsia case. The population in this research are 151 of trimester III pregnant women by which taken technic cluster sampling. Technic of data reservation is used 15 quisoner of asking and KIA book s from respondent. The analysis result is acquired that 128 respondents of compliance diet 84,8%, 23 (15,2%) were not, whereas pregnant women who was not preeclampsia are 132 (87,4%) and 19 respondents (12,6) was preeclampsia. The result test chi square correlation in 1 cell(25%) is expected count score <5 so that the research result is used fisher exact test through computerized system with p value on table 0,000<0,05. The conclusion of this research there is a relationship of diet behavior with preeclampsia case at health community center kalisat jember district. Recommendation for pregnant women to compliance diet pregnant in order to prevent preeclampsia case also routine to follow anc (antenatal care) checkup to detect earlier if there is an complication of pregnancy especially preeclampsia. Keywords : Preeclampsia, behavior, compliance Bibliography : 27 (2006-2016)

3 PENDAHULUAN Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang biasa ditemui pada kehamilan trimester III yang dibagi menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat. Preeklampsia ringan ditandai dengan tekanan darah <160/110 mmhg, dan proteinuri positif <2, sedangkan preeklampsia berat ditandai dengan tekanan darah 160/110 mmhg dan protenuri positif > 2. Proteinuria merupakan penanda objektif, yang menujukkan kebocoran endotel yang luas, suatu ciri khas preeklampsia (Cunningham, 2011, dalam Wulandari 2015). Tahun 2012 di Jawa Timur preeklampsia/eklampsia adalah faktor dominan penyebab kematian ibu yaitu sebesar (34,88%), sedangkan hasil laporan rutin program kesehatan ibu Dinas Kesehatan Kabupaten Jember tahun 2016, angka kejadian preeklampsia terbesar terjadi di Puskesmas Kalisat dengan jumlah sebanyak 46 ibu hamil dari jumlah keseluruhan ibu hamil sebanyak 1308. (Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, 2016). Pola makan yang rendah energi, protein, dan kalsium, serta pelayanan antenatal care berhubungan dengan preeklampsia pada ibu hamil (Nuryani, 2012 dalam Sihotang 2016). Risiko preeklampsia dapat diturunkan dengan mengkonsumsi sumber makanan antioksidan. Makanan tinggi daging olahan dan makanan tinggi garam meningkatkan risiko preeklampsia (Nuryani, 2013). WHO (Purnasari, 2016) menganjurkan suplementasi kalsium 1500-2000 mg/hari bagi ibu hamil sebagai bagian dari ANC untuk pencegahan preeklampsia, namun program suplementasi kalsium di Indonesia saat ini belum sepenuhnya mengikuti anjuran tersebut. Belum banyak informasi mengenai faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam mengonsumsi suplemen kalsium maupun informasi kecukupan kalsium pada ibu hamil di Indonesia. Hasil wawancara dengan bidan di wilayah Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember bahwa ibu dengan riwayat kehamilan preeklampsia yang rutin menjalani ANC (Antenatal Care) mengaku mengkonsumsi makanan tinggi garam dan penyedap rasa atau MSG (Mononatrium Glutamat). Hal ini

4 sesuai dengan pernyataan dari ibu dengan riwayat kehamilan preeklampsia yang mengaku bahwa konsumsi garam berlebih dan penyedap rasa atau MSG (Mononatrium Glutamat) setiap hari merupakan hal yang umum dikarenakan masyarakat Indonesia pada umumnya memang menyukai masakan gurih sehingga memerlukan kedua bahan makanan tersebut. MATERIAL DAN METODE Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan rancang bangun cross sectional. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Juli 2017 di wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember. Populasi Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah Ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember yang berjumlah 310 orang. Sampel Penelitian Sampel penelitian ini sejumlah 151 orang. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster Sampling. Pengumpulan Data Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuisioner dan buku KIA milik responden. Analisa Data 1. Analisa Univariate Hasil penelitian analisis univariat merangkum data umum responden antara lain pendidikan, usia, kehadiran ANC (Antenatal Care), yang menemani responden periksa dan pekerjaan responden. 2. Analisa Bivariat Hasil uji korelasi Chi Square sehubungan adanya 1 cell (25%) terdapat nilai expected count <5 sehingga hasil penelitian menggunakan Fisher Exact Test dengan menggunakan sistem computerized diperoleh p value pada tabel diatas 0,000 < 0,05 dengan demikian H1 diterima yang berarti ada hubungan perilaku patuh diet dengan kejadian preeklampsia.

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan perilaku patuh diet dengan kejadian preeklampsia di wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember Juli 2017. N o Pendidika n Jumlah (Orang) Persenta se 1 SD 33 21,9% 2 SMP 46 30,5% 3 SMA 54 35,8% 4 Perguruan 18 11,9% Tinggi Jumlah 151 100% Tabel 5.1 menunjukkan bahwa responden diwilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember memiliki pendidikan paling banyak SMA dengan jumlah 54 responden atau sekitar 30,5%. Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Wanita usia Subur di Wilayah Puskesmas Pakusari Kabupaten Jember April 2017. No Usia Jumlah Perse (Orang) ntase 1 <20 tahun 21 13,9% 2 20-35 129 85,4% tahun 3 >35 tahun 1 7% Jumlah 151 100% Menurut tabel 5.2 usia responden di wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember mayoritas berusia 20-35 tahun (85,4%) Tabel 5.3 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan kehadiran Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember Juli 2017 No Kehadiran ANC Jumlah (Orang) Pers enta se 1 Hadir 127 84,1 % 24 15,9 % 2 Tidak Hadir Jumlah 151 100 % Jumlah terbanyak kehadiran responden pada saat ANC adalah di Polindes dengan jumlah 99 atau sekitar 44%.

6 Tabel 5.4 Distribsi Frekuensi Responden Berdasarkan Yang Menemani Ibu Hamil Periksa di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember Juli 2017 N o Yang Menemani Jumlah (Orang) Persenta se 1 Sendiri 38 25,2% 2 Saudara 3 2,0% 3 Suami 110 72,8% 4 Teman 0 0,0% Jumlah 151 100% Tabel distribusi frekuensi 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden ditemani suami saat menjalani pemeriksaan ANC dengan jumlah 110 atau sekitar 72,8%. Tabel 5.5 Distribsi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember Juli 2017 N o Yang Menemani Jumlah (Orang) Persenta se 1 PNS 0 0,0% 2 Swasta 13 8,6% 3 Buruh 14 9,3% Tani 4 Ibu 124 82,1% Rumah Tangga Jumlah 151 100% Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa mayoritas responden bekrja sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah 124 atau sekitar (82,1%) Tabel 5.7 Hubungan Sosialisasi Program Kesehatan Reproduksi Dengan Pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Wilayah Puskesmas Pakusari Kabupaten Jember April 2017 Patuh Di et Tidak Patuh Tabel 5.7 menunjukkan hasil uji Chi Square pada 151 responden untuk melihat adakah hubungan antara perilaku patuh diet dengan kejadian preeklampsia. P value pada tebel di atas diperoleh 0,000 < 0,05 dengan demikian H 1 di terima yang berarti ada hubungan antara perilaku patuh diet dengan kejadian preeklampsia pada Ibu Hamil di Wilyah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember. Tidak Preeklampsia PEMBAHASAN 1. Perilaku Patuh Diet Preeklampsia preeklampsia Hasil analisa data yang dilakukan kepada 151 responden menunjukkan bahwa selisih antara responden patuh diet dan tidak patuh diet sangat jauh sekali. Hal ini dapat dibuktikan pada tabel 5.7 diketahui Total n % n % N % 5 3,31% 19 12,5% 24 100% Patuh 127 84,1% 0 0,00% 127 100% Total 132 87,4% 19 12,5% 151 100% P value 0.000

7 bahwa mayoritas responden patuh diet sejumlah 127 atau sekitar (84,1%) sisanya tidak patuh diet sebanyak 24 orang (15,89%). Berkaitan dengan perilaku patuh diet pada ibu hamil ada beberapa hasil yang mendukung ditinjau dari data demografi yakni salah satunya pendidikan responden. Latar belakang pendidikan responden beragam mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Berdasarkan data demografi pendidikan responden yang ada di wilayah Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember diketahui sebagian besar berpendidikan SMA dengan jumlah 54 atau sekitar 35,8%. Notoatmojo (2003 dalam Hanifah 2010) berpendapat bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya. Sedangkan menurut Harlock (dalam Hanifah 2010) menyatakan umur menggambarkan kematangan fisik, psikis dan sosial yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Ini berarti bahwa usia merupakan salah satu faktor yang mempegaruhi penangkapan informasi yang pada akhirnya berpengaruh pada peningkatan pengetahuan seseorang, termasuk pengetahuan tentang pola konsumsi makanan ibu hamil, pendidikan merupakan hal yang penting karena tingkat pendidikan ibu hamil dapat mendukung pengetahuan dan informasi yang didapat dan dimilikinya. Hal ini juga selaras dengan hasil penelitian yang diketahui bahwa mayoritas usia responden berkisar antara 20-35 tahun dengan jumlah 129 orang atau sebanyak 85,4% dalam kategori ini usia responden telah matang secara fisik, psikis maupun sosial. Informasi seputar kehamilan salah satunya dapat diperoleh melalui Program ANC (Antenatal Care). Program ini sangat dianjurkan untuk di ikuti oleh ibu hamil dikarenakan faktor risiko dalam kehamilan dapat dideteksi lebih dini khususnya kejadian preeklampsia karena kejadian ini dapat dideteksi pada usia kehamilan 20 minggu. Berdasarkan data demografi kehadiran ANC responden didominasi dengan hadir sebanyak 127 responden atau 84,1% sedangkan tidak hadir sebanyak 24 orang atau 15,9%.

8 Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lukman Ali, 1999 (dalam Ningsih 2016) yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan patuh bila mau datang ke petugas kesehatan yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, serta mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh petugas. Adanya pemeriksaan ANC dapat memberikan informasi pada ibu hamil tentang diet kehamilan yang akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil. Penelitian ini juga sejalan dengan teori Safirno (1990 dalam Ningsih 2016) yang mendefinisikan kepatuhan (ketaatan) sebagai tingkat penderita melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya atau yang lain. Hal lain yang ditemukan pada data penunjang penelitian adalah banyaknya responden yang datang ke tempat pemeriksaan ditemani oleh suami yaitu sebanyak 110 orang atau sebasar 72,8%. Menurut asumsi peneliti yang apabila dikaitkan dengan data demografi suami responden yang sebagian besar bekerja sebagai buruh tani yaitu sebanyak 112 atau 74,2% bahwasanya pekerjaan buruh tani yang tidak memiliki jadwal khusus dalam pekerjaannya memungkinkan suami responden lebih mempunyai waktu luang untuk menemani istrinya melakukan pemeriksaan kehamilan, sedangkan melakukan pemeriksaan dengan ditemani suami adalah salah satu bentuk dukungan psikologis yang dapat mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam melaksanakan advice yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Hal ini sejalan dengan penelitian Nuryani (2016) yang menyatakan dukungan keluarga dapat menjadi faktor yang dapat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta menentukan program pengobatan yang akan mereka terima. Keluarga juga memberi dukungan dan membuat keputusan mengenai perawatan anggota keluarga. 2. Mengidentifikasi Kejadian Preeklampsia Setelah di lakukan penelitian terhadap 151 ibu hamil trimester III di wilayah Kerja Puskesmas Kalisat

9 Kabupaten Jember diperoleh data mayoritas responden tidak preeklampsia dengan jumlah 132 atau setara dengan (87.4%) sisanya preeklampsia sebanyak 24 responden atau (16,4%). Preeklampsia yaitu timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan. Proteinuria merupakan penanda objektif, yang menujukkan kebocoran endotel yang luas, suatu ciri khas preeklampsia, gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat (Huttabarat, 2016). Pada preeklampsia terjadi kegagalan invasi sel-sel trofoblas sehingga lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis mengalami vasokonstriksi. Hal ini menyebabkan aliran darah utero plasenta menurun dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta. Plasenta yang mengalami hipoksia dan iskemia akan menghasilkan oksidan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan adalah radikal hidroksil. Radikal hidroksil akan merusak membran sel yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi lipid peroksida. Lipid peroksida ini akan merusak membrane sel endotel yang mengakibatkan terganggunya fungsi endotel. Keadaan ini disebut disfungsi endotel. Disfungsi endotel akan menyebabkan gangguan multi organ (Siringoringo, 2016). Hasil penelitian terhadap 151 ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember diperoleh data sebagian besar responden tidak preeklampsia dengan jumlah 132 atau setara dengan (87,41%) dan responden dengan preeklampsia sebanyak 24 responden atau (16,4%). Nuryani (2013) berpendapat bahwa timbulnya preeklampsia berasal dari beberapa faktor, diantaranya adalah pola makan pada ibu hamil. Hal ini terdapat dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Pola Makan, Sosial Ekonomi, Antenatal Care, dan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kasus Preeklampsia di Kota Makassar. Selain membahas mengenai hubungan diet makanan atau konsumsi makanan ibu hamil dengan kasus preeklampsia

10 penelitian Nuryani juga membahas tentang kegiatan rutin ibu hamil dalam mengikuti ANC. Sejalan dengan penelitian Nuryani (2013) peneliti juga mendapatkan pada data demografi dari hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kalisat bahwa ibu hamil yang tidak mengalami preeklampsia didominasi dengan hadir ANC sebanyak 127 responden atau 84,1%. Hal ini sesuai dengan Paramitasari (2005 dalam Sihotang 2015) yang meneliti tentang hubungan gaya hidup selama masa kehamilan dan kejadian preeklampsia diketahui bahwa pola makan sebagai salah bentuk dari gaya hidup yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil. Pekerjaan responden di wilayah kerja puskesmas kalisat menunjukkan bahwa responden sebagian besar menjadi ibu rumah tangga sebanyak 124 orang (82,1%) yang artinya responden yang tidak preeklampsia sebagian besar dari kelompok ibu hamil yang tidak bekerja, penelitian ini selaras dengan penelitian Rozikhan (2007 dalam Wulandari 2012) yang menyatakan bahwa aktivitas pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi kerja otot dan peredaran darah, begitu juga bila terjadi pada ibu hamail dimana peredaran darah seorang ibu hamil akan mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Hal ini akan berdampak pada kerja jantung yang semakin bertambah untuk memenuhi kebutuhan selama proses kehamilan. Ibu hamil masih tetap diperbolehkan untuk bekerja asalkan pekerjaan tersebut tidak melelahkan atau tidak terlalu berat. Selain itu tingkat pendidikan responden didominasi oleh SMA dengan jumlah 54 responden atau sekitar 35.8% berkaitan dengan penelitian Notoatmodjo (2010, dalam Maryanti 2013) bahwa salah satu faktor penyebab preeklampsia adalah faktor pendidikan. Tingkat pendidikan mempengaruhi kesadaran dan pemahaman tentang stimulus. Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka

11 yang tidak berpendidikan (Notoatmodjo, 2010 dalam Maryanti 2013). 3. Mengidentifikasi Perilaku Patuh Diet dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil Kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan disiplin dalam pengobatan atau pemeriksaan (Lukman Ali et al, 1999 dalam Ningsih 2016), sedangkan preeklampsia adalah kejadian yang ditemukan pada saat usia kehamilan >20 minggu ditandai dengan proteinuri positif, edama dan peningkatan tekanan darah (Huttabarat, 2016). Perilaku patuh diet diketahui sangat erat kaitannya dengan kejadian preeklampsia, hal ini telah dibuktikan pada penelitian ini, dimana penilaian dari uji ststistik korelasi Hasil uji korelasi Chi Square sehubungan adanya 1 cell (25%) terdapat nilai expected count <5 sehingga hasil penelitian menggunakan Fisher Exact Test dengan menggunakan sistem computerized diperoleh p value pada tabel diatas 0,000 < 0,05 dengan demikian H1 diterima yang berarti ada hubungan perilaku patuh diet dengan kejadian preeklampsia. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa ibu hamil berperilaku patuh diet sebanyak 119 orang atau setara dengan (78.80%). Ditinjau dari hasil tersebut peneliti berpendapat bahwa dengan mematuhi diet kehamilan dapat menurunkan angka kejadian preeklampsia pada ibu hamil. Hal ini sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh penelitian Nuryani (2013) dengan judul Hubungan Pola Makan, Sosial Ekonomi, Antenatal Care, dan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kasus Preeklampsia di Kota Makassar. Penelitan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar faktor pola makan (asupan energi, protein, lemak, kalsium, dan antioksidan), status sosiai ekonomi (pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan), antenatal care, serta karakteristik ibu hamil terhadap status preekiampsia. Adapun hasil penelitian ini didapatkan bahwa pola makan yang rendah energi, protein, dan kalsium, serta pelayanan antenatal care berhubungan dengan kejadian preeklampsia. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Sihotang (2016)

12 berasumsi bahwa seorang ibu hamil akan lebih baik jika mengkonsumsi makanan yang sehat dan mengandung gizi seimbang. Teori diet merupakan salah satu cara yang dapat mengandalikan tekanan darah pada ibu hamil. Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian yang berjudul Perbedaan Rerata Kadar Profil Lipid pada Preeklampsia dengan Kehamilan Normal pada Etnik Minangkabau yang dilakukan oleh Siringoringo (2016) menyimpulkan bahwa pada preeklampsia terjadi salah satunya dikarenakan oleh disfungsi endotel. Pola konsumsi sangat berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah misalnya dengan seringnya mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung serat. Keterbatasan Penelitian Instrumen penelitian dibuat berdasarkan teori terkait dan peneliti melakukan sekali uji validitas pada instrumen yang digunakan sehingga menjadi valid. Hasil uji validitas pada variabel X ada 3 pertanyaan yang belum valid sehingga peneliti melakukan validitas isi. Instrumen pada variabel X atau variabel perilaku patuh diet akan lebih baik jika dilakukan uji validitas kembali. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian tentang hubungan perilaku patuh diet dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Kalisat Kabupaten Jember dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian tentang Hubungan Perilaku Patuh Diet Pada Ibu Hamil di wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember mayoritas masuk dalam kategori patuh diet yaitu sebanyak 128 orang (84,8%) dan sisanya tidak patuh diet sebanyak 23 orang (15,2%). 2. Ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember mayoritas tidak preeklampsia sebanyak 132 orang atau 87,4% sisanya 19 (12,6%) orang mengalami preeklampsia.

13 3. Ada hubungan antara perilaku patuh diet dengan kejadian preeklampsia di wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember. B. Saran Hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan kepada : 1. Ibu Hamil Ibu hamil trimester III diharapkan dapat mematuhi diet kehamilan untuk mencegah terjadinya preeklampsia, serta rutin melakukan pemeriksaan ANC untuk deteksi dini kejadian preeklampsia agar dapat segera ditangani. 2. Keluarga Keluarga sebagai support sistem disarankan untuk memotivasi, mengedukasi, serta memperhatikan konsumsi makanan ibu hamil untuk meningkatkan kepatuhan diet pada masa kehamilan guna mencegah terjadinya preeklampsia. 4. Profesi Keperawatan Disarankan mengaplikasikan temuan yang didapat dari penelitian dengan karakteristik responden yang sama, sehingga dapat memotivasi ibu hamil agar patuh diet guna menekan angka kejadian preeklampsia. 6. Peneliti Selanjutnya Diperlukan penelitian lain dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan karakteristik sampel yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Hanifah,M. (2010) Hubungan Usia dan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Huttabarat. (2016). Karakteristik Psdirn dengan Preeklampsia di RSUP Prof. Dr. RD. Kandou Manado. Maryanti, R. (2013). Hubungan Usia Dan Pendidikan Dengan Kejadian Preeklampsia Berat Pada Ibu Bersalin Di Pt Graha Pusri Medika Rumah Sakit Pusri Palembang Tahun 2012.

14 Ningsih, S. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Ibu Dalam Melakukan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-11 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Nuryani & dkk. (2013). Hubungan Pola Makan, Sosial Ekonomi, Antenatal Care dan Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kasus Preeklampsia di Kota Makassar. Purnasari, G & dkk. (2016). Kepatuhan Konsumsi Suplemen Kalsium Serta Hubungannya Dengan Tingkat Kecukupan Kalsium Pada Ibu Hamil Di Kabupaten Jember. Siringoringo, H & dkk. (2016). Perbedaan Rerata Kadar Profil Lipid pada Preeklampsia dengan Kehamilan Normal pada Etnik Minangkabau. Wulandari, N & dkk. (2015). Hubungan Konsumsi Makanan Sumber Antioksidan Dan Konsumsi Makanan Kaleng Dengan Kejadian Preeklampsia Di Rsud Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2015. http://ojs.akbidylpp.ac.id/i ndex.php/prada/article/vie w/133. Diakses pada 15 Desember 2016. Sihotang, P. (2016). Hubungan Pola Makan Dan Kecukupan Istirahat Tidur Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Biromaru.