BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. peradapan bangsa yang bermartabat. untuk terus-menerus belajar. Seorang mahasiswa dalam meraih tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas. tertanam dalam diri pribadi sangatlah berperan penting.

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

I. PENDAHULUAN. dipenuhi sepanjang masa. Pendidikan menjadi perhatian yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I 1.1 Latar Belakang UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Bab II Pasal 3 dikemukakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang dapat menunjang masa depan menjadi lebih baik. Pendidikan dalam hidup manusia berlangsung seumur hidup dan di laksanakan dimana saja. Hal ini menunjukkan bahwa manusia harus berkembang sepanjang masa hidupnya baik melalui pendidikan formal maupun informal. Pendidikan di sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh warga negara Indonesia. Maka dari itu pemerintah telah merancangkan wajib belajar 9 tahun. Hal ini sejalan dengan Undang- undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa : Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada dunia pendidikan, belajar merupakan proses belajar mengajar yang sangat penting karena menentukan sejauh mana tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar mengajar di bangku sekolah, peserta didik dan guru mutlak memerlukan keterlibatan secara langsung. Guru sebagai pengajar, sedangkan peserta didik sebagai objek dari kegiatan pengajaran supaya memperoleh tujuan belajar yang diinginkan serta mampu menghadapi segala bentuk kesulitan belajar yang dihadapi. Kesulitan belajar merupakan kondisi dimana proses belajar ditandai dengan adanya hambatan- hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar tidak dapat mencapai hasil yang optimal. Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda- beda untuk mencapai tujuan belajar. Ada peserta didik yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, namun banyak pula peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang dialami peserta didik tidak selalu disebabkan oleh tingkat intelegensi yang dimiliki peserta didik. Banyak 1

2 peserta didik dengan intelegensi yang tinggi belum tentu menjamin dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialami. Akan tetapi juga tidak dapat disanggah bahwa intelegensi yang tinggi dapat memberi peluang yang besar bagi peserta didik untuk meraih prestasi belajar yang tinggi serta terhindar dari kesulitan belajar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdurrahman (2009:10), menunjukkan bahwa sebanyak 16,52 % siswa SMA di DKI Jakarta mengalami kesulitan belajar dari total 3.215 siswa yang diteliti, datta tersebut juga menunjukkan bahwa kesulitan belajar lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Menurut Mulyadi (2010:12), seseorang dikatakan berhasil mengatasi kesulitan belajar apabila dapat menguasai sekurang-kurangnya 60% dari tujuan yang harus dicapai, dalam hal ini adalah mampu menguasai materi sekurang-kurangnya 60%. Teknik yang dapat dipakai adalah dengan menganalisis prestasi belajar dalam bentuk nilai hasil belajar. Tingkat pengetahuan yang rendah, gangguan neurologist, sulitnya untuk memahami materi yang sudah diajarkan, masih kurangnya pengulangan materi yang sudah diajarkan, kurangnya konsentrasi serta terlalu banyak kegiatan diluar sekolah, dan kurangnya latihan soal merupakan beberapa faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Kesulitan belajar harus diidentifikasi agar peserta didik mampu membenahi cara belajar mereka. Dalam hal ini lingkungan sekolah dan motivasi belajar bisa membantu mengurangi kesulitan belajar peserta didik khususnya mata pelajaran ekonomi. Mata pelajaran ekonomi dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami, karena mata pelajaran ini berangkat dari fakta atau gejala ekonomi yang nyata. Selain itu, mata pelajaran ekonomi terdapat banyak teori dan disertai dengan pengerjaan soal sehingga sulit untuk dipahami. Seperti mata pelajaran yang lainnya bahwa mata pelajaran ekonomi membutuhkan cara belajar yang baik agar dapat memperoleh hasil yang optimal dan dapat mengurangi kesulitan belajar yang dialami. Menurut Gunarsa (2000: 133) faktor sekolah sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan seorang anak, karena hampir sepertiga dari kehidupan anak sehari- harinya berada di dalam gedung sekolah. Dalam penelitian ini, kondisi lingkungan sekolah menjadi perhatian karena faktor ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta

3 didik. Lingkungan sekolah dapat berupa metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, siswa dengan siswa, alat pelajaran, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung dan metode belajar. Menurut Yusuf (2011:30) : Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek moral- spritual, intelektual, emosional, sosial, maupun fisik-motoriknya. Lingkungan sekolah merupakan salah satu tempat atau wahana yang paling umum digunakan sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar di Indonesia. Kenyamanan dan ketenangan peserta didik dalam belajar dipengaruhi oleh kondisi dan sistem sosial di sekolah dalam menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif. Lingkungan sekolah selalu berpengaruh besar terhadap pencapaian prestasi peserta didik di bidang akademik maupun non akademik. Selain lingkungan sekolah faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar adalah motivasi belajar. Motivasi belajar menjadi faktor yang penting untuk mewujudkan keberhasilan pendidikan. Menurut Djamarah (2011:149), motivasi hanya dibentuk dari dua sudut pandang, yaitu motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar pribadi seseorang disebut motivasi ekstrinsik. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai. Dorongan yang kuat akan menumbuhkan gairah, semangat dan perasaan senang untuk belajar. Seseorang akan menampakkan minat, perhatian, konsentrasi penuh, ketekunan tinggi, serta berorientasi pada prestasi tanpa mengenal perasaan bosan apabila mempunyai motivasi belajar. Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Menurut Djamarah (2002:114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

4 Motivasi pada dasarnya sangat diperlukan karena adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang baik. Secara sederhana dapat dikatakan apabila peserta didik yang memiliki usaha tekun dan didasari dengan motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik. Begitu sebaliknya apabila motivasi rendah, dapat diasumsikan bahwa prestasi yang bersangkutan akan rendah dan besar kemungkinan ia tidak akan mencapai tujuan belajar. Secara garis besar kesulitan belajar diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu 1) kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan dan 2) kesulitan belajar akademik. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan- kegagalan pencapaian prestasi akademik sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Dari kedua klasifikasi kesulitan belajar tersebut, yang menjadi fokus dalam pembahasan penelitian ini adalah kesulitan belajar akademik yang menunjuk pada adanya kegagalan dalam pencapaian prestasi akademik dan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul KESULITAN BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2017/2018. B. Identifikasi Masalah Banyak faktor yang menjadi penyebab siswa SMA mengalami kesulitan pada saat mengerjakan soal ujian akhir semester mata pelajaran ekonomi. Faktor-faktor tersebut diantaranya, yaitu: kurangnya persiapan siswa ketika akan menghadapi ujian, kurangnya memahami soal ujian yang diberikan, kurangnya pemahaman tentang materi yang digunakan untuk ujian, kurangnya latihan soal, kurangnya rasa percaya diri pada saat mengerjakan soal, dan kurangnya motivasi untuk mempelajari mata pelajaran ekonomi yang masih rendah.

5 C. Pembatasan Masalah Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitiannya, maka perlu adanya pembatasan masalah. Sehingga tujuan penelitian tersebut dapat tercapai. Maka masalah-masalah dalam penelitian ini dibatasi pada : 1. Kesulitan belajar ekonomi siswa SMA Negeri 2 Wonogiri kelas XI tahun ajaran 2017/2018. 2. Lingkungan sekolah SMA Negeri 2 Wonogiri. 3. Motivasi belajar siswa SMA Negeri 2 Wonogiri kelas XI tahun ajaran 2017/2018. 4. Subyek penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI tahun ajaran 2017/2018, sedangkan obyek penelitian ini adalah mata pelajaran ekonomi. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah lingkungan sekolah memiliki pengaruh terhadap kesulitan belajar ekonomi pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Ajaran 2017/2018? 2. Apakah motivasi belajar memiliki pengaruh terhadap kesulitan belajar ekonomi pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Ajaran 2017/2018? 3. Apakah lingkungan sekolah dan motivasi belajar memiliki pengaruh terhadap kesulitan belajar ekonomi pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Ajaran 2017/2018? E. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap kesulitan belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Wonogiri. 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap kesulitan belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Wonogiri. 3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah dan motivasi belajar terhadap kesulitan belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Wonogiri. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat antara lain sebagai berikut

6 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan untuk kepentingan pendidikan dan menambah kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya. 2. Secara praktis a. Bagi Guru Sebagai informasi bagi guru pengampu mata pelajaran ekonomi agar lebih teliti dan hati-hati dalam penyampaian materi sehingga materi mudah dimengerti dan sebagai refleksi dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan baik agar tidak terjadi kesulitan siswa dalam mengerjakan soal pada saat ujian semester. b. Bagi peneliti Dapat mengembangkan pengetahuan, menambah pengalaman dan wawasan mengenai menganalisis butir soal serta dapat digunakan sebagai bekal apabila menjadi pendidik di masa yang akan datang. c. Bagi lembaga Sebagai pertimbangan dalam evaluasi proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. d. Bagi pembaca Penelitian diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi penelitian berikutnya.