BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya rumusan visi Indonesia sehat tahun 2010 maka lingkungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

BAB I PENDAHULUAN. bagus dan sehat. Kualitas air meliputi sifat air dengan segala komponen yang ada di

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan zat penting kedua untuk hidup setelah oksigen. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber energi yang sangat penting di dunia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air adalah zat yang sangat dibutuhkkan oleh semua makhluk hidup termasuk

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, WIB : a. Kadar Fe lantai dasar : Fe = 1000

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. supaya dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. Namun akhir-akhir ini. (Ferri) dan ion Fe 2+ (Ferro) dengan jumlah yang tinggi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

PENURUNAN KADAR BESI (FE) PADA AIR SUMUR SECARA PNEUMATIC SYSTEM ABSTRAK

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan manusia

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

BAB I PENDAHULUAN. diperbolehkan adalah 500 mg/l. Hasil pemeriksaan sampel di Balai Besar

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai Uji kualitas fisik air yang pada sarana air bersih

AIR BERSIH GEDUNG BERTINGKAT

Mengapa Air Sangat Penting?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

Sistem Penyediaan Kebutuhan Air Bersih Untuk Bangunan Gedung

PEMURNIAN EUGENOL MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN MENGGUNAKAN PROSES ADSORPSI HASIL PENELITIAN. Oleh: Ferdinand Mangundap

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air bersih merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi manusia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya rumusan visi Indonesia sehat tahun 2010 maka lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalah lingkungan yang kondusif, bagi terwujudnya keadaan yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa (Depkes RI,2005). Masalah penyediaan air bersih merupakan salah satu tujuan rencana strategi lingkungan sehat 2005-2009 dalam upaya mengembangkan Visi Indonesia sehat 2010 yaitu terselenggaranya penyehatan air dengan sasaran terlaksananya surveilans kualitas air, terlaksananya komunikasi dan pengelolaan penyehatan air, serta terlaksananya kesiapsiagaan dan penanggulangan KLB penyakit melalui air (Depkes RI, 2005). Air merupakan zat yang paling penting dalan kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat dipergunakan bagian tubuh kita terdiri akan air dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, juga air dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan membersihkan kotoran disekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi.

Penyakit- penyakit yang menyerang manusia juga dapat ditularkan dan disebarkan melalui air. Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit dimana-mana. Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya (Budiman, 2007). Pemakaian air yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Oleh karena itu air yang akan di konsumsi harus memenuhi persyaratan kesehatan baik kualitas maupun kuantitasnya. Dari segi kuantitas jumlah air dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dari segi kualitas air haruslah memenuhi persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, serta bebas bahan radioaktif, namun air yang kita konsumsi juga tidak bisa lepas dari pencemaran yang disebabkan oleh ulah manusia. Air yang dikonsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman diantaranya bebas kontaminasi kuman, bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun. Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah tidak keruh, tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan terasa sejuk atau tidak hangat (Soemirat, 2007) Persyaratan kimia air adalah tidak tercemar zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan baik ph, kesadahan, terutama garam garam atau ion-ion logam yang berbahaya bagi kesehatan seperti Fe, Mg, K, Hg, Zn, Mn, Cl,Cr (Kusnaedi, 2006). Kandungan zat-zat kimia atau pun mineral yang maksimum boleh terdapat di air bersih tercantum dalam Kepmenkes RI No. 416 /MENKES/ PER /IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih,

kadar Fe yang diperbolehkan adalah 1,0 mg/l. Kadar Fe yang berlebihan dalam air selain menimbulkan dampak kesehatan juga dapat menimbulkan gangguan ekonomi, dan estetika antara lain menimbulkan warna kuning pada pakaian, wastafel dan lantai pada kamar mandi, rasa yang tidak enak pada air, pengendapan pada dinding pipa kekeruhan pada air Kadar Fe yang berlebihan dalam air selain menimbulkan dampak kesehatan juga dapat menimbulkan gangguan ekonomi, dan estetika antara lain menimbulkan warna kuning pada pakaian, wastafel dan lantai pada kamar mandi, rasa yang tidak enak pada air, pengendapan pada dinding pipa kekeruhan pada air ( Soemirat, 2007). Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Penyakit menular umumnya disebabkan oleh makhluk hidup, Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung dimasyarakat disebut penyakit bawaan air atau water borne disease. Ini terjadi karena air merupakan media yang baik untuk berkembang biak agent penyakit. Selain penyakit menular, penggunaan air dapat juga memicu penyakit tidak menular karena telah terkontaminasi zat-zat berbahaya atau beracun (Mulia, 2005). Menurut beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan pada berbagai tempat di kota Medan didapati rata-rata kadar Fe dalam air tanah berada diatas standar yang telah ditetapkan Depkes. Seperti penelitian yang telah dilakukan di daerah Titi Papan, kadar Fe sebesar 1,06 mg/l(girsang, 2001) dan di kelurahan Bangun Mulia, di dapati kadar Fe sumur bor sebesar 1,21 mg/l (Lesmana, 2004).

Berdasarkan hasil observasi di Kelurahan Percut Sei. Tuan pada tanggal 20 April 2010 mendapati air sumur yang terlihat keruh dan berasa logam, dan dari hasil pemeriksaan awal didapati kadar Fe sebesar 2,85 mg/liter. Untuk itu peneliti merasa harus melakukan usaha-usaha penurunannya sehingga tidak menimbulkan gangguan ekonomi dan estetika serta gangguan kesehatan bagi pengguna air tersebut. Air merupakan bahan yang sangat penting bagi hidup dan kehidupan, karena air tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari maka harus diperhatikan dan harus selalu memenuhi syarat kualitas sesuai dengan standart yang telah ditetapkan. Pada zaman serba kompleks seperti sekarang ini, masyarakat di hadapkan pada kebutuhan air bersih yang mulai sulit untuk di dapatkan terutama air minum. Air yang bermasalah dapat ditanggulangi dengan berbagai cara, salah satunya dalah dengan penyaringan. Dalam rangka mengurangi kadar zat besi didalam air sumur bor ini peneliti tertarik menggunakan penyaringan dengan menggunakan zeolit dan karbon aktif. Keduanya merupakan penyerap yang peneliti ketahui melalui beberapa penelitian dan literatur. Menurut Arnelli dkk, 1999 yang dikutif oleh Fatha (2007) Zeolit adalah salah satu mineral yang banyak terkandung di bumi Indonesia yang pemanfaatannya belum maksimal. Bentuk kristal zeolit relatif teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah menyebabkan permukaan zeolit menjadi sangat luas sehingga baik bila digunakan sebagai adsorben. Struktur zeolit yang memiliki pori dengan ukuran tertentu menyebabkan molekul molekul dengan ukuran kecil mampu terjerap dalam struktur zeolit. Struktur zeolit yang mempunyai pori dan saluran-saluran biasanya

diisi oleh molekul air sehingga baik untuk dijadikan salah satu bahan untuk membuat saringan. Karbon berpori atau lebih dikenal dengan nama karbon aktif, digunakan sebagai adsorben untuk menghilangkan warna, pengolahan limbah, pemurnian air. Karbon aktif akan membentuk amorf yang sebagian besar terdiri dari karbon bebas dan memiliki permukaan dalam yang berongga, warna hitam, tidak berbau, tidak berasa, dan mempunyai daya serap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan karbon yang belum menjalani proses aktivasi. Karbon aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing- masing berikatan secara kovalen. Struktur pori juga merupakan faktor yang penting diperhatikan. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar. Dengan demikian kecepatan adsorpsi bertambah (Puspita, 2008). 1.2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, tingginya kadar Fe pada air sumur bor membuat peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana efektifitas penyaringan yang menggunakan zeolit dan penyaringan yang menggunakan karbon aktif untuk menurunkan kadar besi pada air sumur bor. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan kadar Fe pada air sumur bor yang disaring

dengan zeolit dan karbon aktif. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui kadar zat besi pada air sumur bor sebelum dilakukan penyaringan yang menggunakan karbon aktif, zeolit dan saringan pasir tanpa perlakuan. 2. Untuk mengetahui kadar zat besi setelah dilakukan penyaringan dengan zeolit. 3. Untuk mengetahui kadar zat besi setelah dilakukan penyaringan dengan karbon aktif. 4. Untuk mengetahui kadar zat besi setelah disaring dengan saringan pasir tanpa perlakuan. 5. Untuk membandingkan kadar zat besi setelah dilakukan penyaringan dengan karbon aktif, zeolit maupun saringan pasir tanpa zeolit dan karbon aktif dengan standard MenKes RI.No.907/MENKES/ PER/IX/ 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih, kadar Fe yang di perbolehkan adalah 1,0 mg/l. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Dapat menjadi bahan pertimbangan masyarakat dalam hal penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan untuk kebutuhan sehari-hari. 2. Bagi peneliti merupakan pengalaman baru sekaligus menambah wawasan dalam pengelolaan air bersih. 3. Mendapatkan suatu alternatif teknologi yang murah, sederhana, dan mudah pengoperasiannya untuk menurunkan kadar Fe dalam air.

4. Memberikan data informasi tentang kemampuan saringan dengan karbon aktif dan zeolit dalam menurunkan konsentrasi kadar Fe yang terlalu tinggi sehingga untuk selanjutnya air tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih atau air minum. 5. Sebagai bahan kajian dan referensi kepada penelitian berikutnya untuk dapat mengembangkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dan mencoba dengan berbagai variasi yang lebih baik.